Anda di halaman 1dari 9

UNIVERSITAS INDONESIA

PRAKTIKUM ADVANCED CHARACTERIZATION


LAPORAN AKHIR

MODUL FTIR & AAS

MUFFAZA RAFFIKY
1706986624
KELOMPOK 18
GELOMBANG 2

LABORATORIUM KIMIA DASAR


DEPARTEMEN TEKNIK METALURGI DAN MATERIAL
FAKULTAS TEKNIK

DEPOK
MARET 2019
ATOMIC ABSOPTION SPECTOSCOPY
A. Tujuan Praktikum
1. Mengetahui prinsip kerja metode spektroskopi serapan atom (AAS)
2. Menentukan kadar Au dalam sampel uji menggunakan metode
spektroskopi serapan atom (AAS)

B. Alat dan Bahan:


1. Alat:
 1 beaker glass 100ml
 1 beaker glass 400ml
 1 labu takar 1000ml
 1 labu takar 100 ml
 4 labu takar 25ml
 1 pipet volumetric 10ml
 1 batang pengaduk
 1 corong
 1 pipet tetes
 1 magnetik stirrer
 1 gelas ukur
2. Bahan:
 Padatan sampel
 HNO3 pekat
 HCl pekat
 Kertas Saring
 Larutan Stock Au
 Aquades

C. Prinsip Kerja
Spektometri absorbansi atom (AAS) merupakan suatu teknik
analisis unsur yang didasarkan pada absorbansi sinar oleh atom bebas.
Dalam teknik ini, partikel logam akan diubah kedalam bentuk atom-
atomnya didalam nyala api (gas asetilen), yang selanjutnya atom-atom
tersebut akan menyerap radiasi elektromagnetik yang dipancarkan dari
sumber sinar berupa Hollow Cathode Lamp (HCl) yang merupakan cahaya
UV atau VIS yang penggunaannya hanya untuk analisis satu unsur saja.
Metode AAS berprinsip pada absorbsi cahaya oleh atom. Atom-
atom menyerap cahaya tersebut pad panjang gelombang tertentu,
tergantung pada sifat unsurnya. Metode serapan atom hanya tergantung
pada perbandingan komposisi oksida dengan fuel dan tidak tergantung pada
temperatur.
Absorpsi atom dan spektra emisi memiliki pita yang sangat
sempit di bandingkan spektrometri molekuler. Emisi atom adalah proses
di mana atom yang tereksitasi kehilangan energi yang disebabkan oleh
radiasi cahaya. Misalnya, garam garam logam akan memberikan warna di
dalam nyala ketika energi dari nyala tersebut mengeksitasi atom yang
kemudian memancarkan spektrum yang spesifik. Sedangkan absorpsi atom
merupakan proses di mana atom dalam keadaan energi rendah menyerap
radiasi dan kemudian tereksitasi. Energi yang diabsorpsi oleh atom
disebabkan oleh adanya interaksi antara satu elektron dalam atom dan
vektor listrik dari radiasi elektromagnetik. Ketika menyerap radiasi,
elektron mengalami transisi dari suatu keadaan energi tertentu ke keadaan
energi lainnya. Misalnya dari orbital 2s ke orbital 2p. Pada kondisi ini,
atom-atom di katakan berada dalam keadaan tereksitasi (pada tingkat
energi tinggi) dan dapat kembali pada keadaan dasar (energi terendah)
dengan melepaskan foton pada energi yang sama. Atom dapat
mengadsorpsi atau melepas energi sebagai foton hanya jika energi foton
(hν) tepat sama dengan perbedaan energi antara keadaan tereksitasi (E) dan
keadaan dasar (G). Modul Praktikum Karakterisasi Kimia Material
Kuantitatif 2018. Panjang gelombang yang diserap oleh atom dalam
keadaan dasar akan sama dengan panjang gelombang yang diemisikan
oleh atom dalam keadaan tereksitasi, apabila energi transisi kedua
keadaan tersebut adalah sama tetapi dalam arah yang yang berlawanan.
D. Pengolahan Data
No. X Y X2 y2 XY
1 0 0.0008 0 0.00000064 0
2 1 0.0303 1 0.00091809 0.0303
3 2 0.0615 4 0.00378225 0.123
4 3 0.0928 9 0.00861184 0.2784
5 4 0.1244 16 0.01547536 0.4976
∑ 10 0.3098 30 0.02878818 0.9293
∑2 100 0.095976 900 0.00082876 0.86359849
X: konsentrasi larutan
Y: rata-rata absorban

𝑦 = 𝑎 + 𝑏𝑥

(∑ 𝑦)(∑ x2)−(∑ 𝑥)(∑ 𝑥𝑦) (0.3098)(30)−(10)(0,9293)


𝑎= = = 0,00002
𝑛(∑x2)−(∑x)2 5(30)−(100)
𝑛(∑ 𝑥𝑦)−(∑ 𝑥)(∑ 𝑦) (4)(0,309)−(10)(0.9293)
𝑏= = = 0.03097
𝑛(∑x2)−(∑x)2 4(30)−(100)

Maka 𝒚 = 0,00002+ 0.03097x

1 ((30𝑥0.095976) − (2𝑥10𝑥0,3098𝑥0,9293) + (5𝑥0.863598))


∆𝑦 2 = [0.02878818 − ]
5−2 (5𝑥30) − (100)
∆𝑦 2 = 0.777285768
∆𝑦 = 0,8816381162
𝑁
∆𝑏 = ∆𝑦√𝑁 ∑ 𝑥𝑖 2 −(∑ 𝑥𝑖)²

5
∆𝑏 = 0,8816381162√(5𝑥30)−(100) = 0,2787984519
∆𝑏
𝑇𝐾 = = 9,002210265 % → 100% − 9,002210265% = 𝟗𝟎, 𝟗𝟗𝟕𝟕𝟖𝟗𝟕𝟒%
𝑏
Pengaruh Konsentrasi Terhadap Perubahan Absorbansi
0.14
Rata-rata absorbance 0.12
0,1244
0.1 0,0928
0.08

0.06 0,0615
0.04

0.02
0,0303
0 0,0008
0 1 2 3 4
Konsentrasi

E. Kesimpulan
Dari data yang telah didapat, konsentrasi dan tingkat absorbance, semakin
tinggi konsentrasinya, semakin tinggi absorbancenya. Artinya semakin
panjang pula gelombang yang diserap oleh suatu zat.

F. Referensi
Modul Praktikum Kimia Analitik Kuantitatif Departemen Teknik Metalurgi
dan Material. 2018. Universitas Indonesia, Depok.
FOURIER TRANSFORM INFRARED SPECTROSCOPY
A. Tujuan Praktikum
1. Praktikan mampu memahami prinsip kerja spektrofotometer FTIR
2. Praktikan mengetahui tujuan kalibrasi alat spektrometer FTIR sebagai
dasar menjamin keakuratan pembacaan frekuensi / panjang gelombang
yang diukur atau dihasilkan

B. Alat dan Bahan


1. Spektrofotometer FTIR (1 Set)
2. Etanol (50 ml)
3. Plastik bening
4. Botol sampel

C. Prinsip Kerja
Prinsip kerja spektrofotometer infra merah adalah sama dengan
spektrofotometer yang lainnya yakni interaksi energi dengan suatu materi.
Spektroskopi inframerah berfokus pada radiasi elektromagnetik pada
rentang frekuensi 400-4000cm-1, di mana cm1 yang dikenal sebagai
wavenumber (1/wavelength), yang merupakan ukuran unit untuk
frekuensi. Untuk menghasilkan spektrum inframerah, radiasi yang
mengandung semua frekuensi di wilayah IR dilewatkan melalui sampel.
Mereka frekuensi yang diserap muncul sebagai penurunan sinyal yang
terdeteksi. Informasi ini ditampilkan sebagai spektrum radiasi.
Spektroskopi inframerah sangat berguna untuk analisis kualitatif
(identifikasi) dari senyawa organik karena spektrum yang unik yang
dihasilkan oleh setiap organik zat dengan puncak struktural yang sesuai
dengan fitur yang berbeda. Selain itu, masingmasing kelompok fungsional
menyerap sinar inframerah pada frekuensi yang unik. Sebagai contoh,
sebuah gugus karbonil, C = O, selalu menyerap sinar inframerah pada
1670-1780 cm-1, yang menyebabkan ikatan karbonil untuk meregangkan
(Silverstein, 2002).
Atom-atom di dalam suatu molekul tidak diam melainkan bervibrasi
(bergetar). Ikatan kimia yang menghubungkan dua atom dapat dimisalkan
sebagai dua bola yang dihubungkan oleh suatu pegas. Bila radiasi
inframerah dilewatkan melalui suatu cuplikan maka molekul-molekulnya
dapat menyerap (mengabsorpsi) energi dan terjadilah transisi di antara
tingkat vibrasi dasar dan tingkat tereksitasi. Contoh suatu ikatan C-H yang
bervibrasi 90 triliun kali dalam satu detik harus menyerap radiasi
inframerah pada frekuensi tersebut untuk pindah ketingkat vibrasi
tereksitasi pertama. Pengabsorpsian energi pada frekuensi dapat dideteksi
oleh spektrofotometer infra merah yang memplot jumlah radiasi infra
merah yang akan memberikan informasi enting tentang tentang gugus
fungsional suatu molekul (Blanchard, A Arthur, 1986).
Spestroskopi inframerah merupakan salah satu teknik spektroskopi
yang didasarkan pada penyerapan inframerah oleh senyawa. Karena
spectrum IR memiliki panjang gelombang yang lebih panjang dari
panjang gelombang yang lain maka energi yang dihasilkan oleh spectrum
ini lebih kecil dan hanya mampu menyebabkan vibrasi atomatom pda
senyawa yang menyerapnya. Daerah radisai sinar inframerah terbagi
menjadi 3 antara lain:
1. Daerah IR dekat (13000-4000 cm-1)
2. Daerah IR tengah (4000-200 cm-1)
3. Daerah IR jauh (200-10 cm-1)
Berikut adalah Tabel Analisa FTIR:
4 daerah dalam spektrum IR:
1. Strong (Kuat) : puncaknya tinggi, transmisi rendah (0-35 %)
2. Medium (Sedang) : puncaknya dan transmisi sedang (75-35%)
3. Weak (Lemah) : puncak rendah, transmisi tinggi (90-75%)

D. Pengolahan Data
1. Grafik
100

95

2127.20cm-1
90

85 1307.86cm-1

80

75

70
1635.25cm-1
%T

65

491.01cm-1
60
479.01cm-1
55
435.76cm-1
50
3306.81cm-1
45 423.38cm-1

40
414.45cm-1
35

30
4000 3500 3000 2500 2000 1500 1000 500 400
cm-1
Name Description
Administrator 12 Sample 012 By Administrator Date Wednesday, March 13 2019

2. Hasil Data

No. Nomor Gelombang %T Kategori Spektrum Gugus Fungsi


(cm-1)
1. 3306.81 49.01 Sedang Amina, Amida
(N-H)
2. 2127.20 95.10 Lemah Alkuna (C=C)
3. 1635.25 71.18 Sedang Alkena (C=C)
4. 1307,86 88,68 Lemah Senyawa Nitro
(NO2)

E. Kesimpulan
Dari percobaan FTIR tersebut, hasil percobaan didapatkan hasil
dimana kandungan gugus sampe tersebut adalah N-H, C=C, C=C, dan NO2.

F. Referensi
Modul Praktikum Kimia Analitik Kualitatif Departemen Teknik Metalurgi
dan Material. 2019. Universitas Indonesia, Depok.

Anda mungkin juga menyukai