Anda di halaman 1dari 2

A.

KRITIK SASTRA SECARA ETIMOLOGI DAN TERMINOLOGI

Suatu tinjauan akademisi memang harus berdasar pada pengertian terhadap setiap kata sebelum
mendeskripsikannya secara gamblang. Oleh karena itu, penulis akan memaparkan pengeritan
dari kritik sastra baik secara etimologi maupun terminology.

Pengertian kritik sastra secara etimologi adalah penelitian, analisis, pengecekan, pembedaan
yang baik dan yang buruk, penampakan hal yang buruk dan diskusi. Dalam bahasa yunani, kata
kritik berasal dari kata krities (hakim) berarti menghakimi, membandingkan atau menimbang.1
Sebuah apresiasi diberikan kepada sebuah karya dengan berbagai pertimbangan secara analisis
structural dengan metode-metode dalam sebuah penelitian. Hasil dari proses itulah yang akan
dijadikan dasar penilaian terhadap sebuah karya baik dikategorikan baik ataupun buruk
sekalipun. Namun demikian penyempitan makna dalam bahasa Indonesia, yang penulis kutip
dalam “Kamus Ilmiah Populer” karya M. Dahlan Al Barry, kritik disana bermakna “ cela; celaan;
kecam; kupas (masaolah masalah).

Sedangkan sastra sendiri secara etimologi sastra berasal dari kata “sas” dan “tra” (sansekerta)
‘sas’ berarti mengarahkan, mengajar, member petunjuk, sedangkan ‘tra’ berarti alat, sarana.
Secara luas (teeuw, 1988: 23) sastra berarti sekumpulan alat untuk mengajar, member petunjuk
yang baik,.2

Diatas penulis telah memaparkan pengertian dari kritik dan sastra secara etimologi. Demikan
halnya kerena setalah kita memahami satu persatu dari pengertian kata, maka baru kita akan
menemukan titik temu dari pengetian kritik dan sastra dalam sebuah kritik sastra. Secara
etimologis kritik sastra berasal dari bahasa Yunani kuno krites yang berarti hakim. Bentuk aktif
krites adalah krinein yang berarti menghakimi.(Partini Sardjono Pradotokusumo, 2005: 55).
Berdasarkan pandangan bahwa kritik sastra adalah sebuah penghakiman, maka dalam proses
penghakiman diperlukan syarat-syarat untuk menghakimi karya sastra. Ini berarti sebuah karya
sastra bisa dikatakan memenuhi standar sebagai sebuah karya seni harus berdasarkan kriteria
tersebut.

1
Sukron kamil, “Teori kritik sastra arab”(Rajawali pers: Jakarta, 2009) hal. 51.
2
Nyoma Kutha Ratna, “Antropologi Sastra” (Pustaka Pelajar: Yogyakarta, 2011) hal. 189
Seiring dengan pengertian tersebut diatas, ada beberapa pendapaat para ahli tentang kritik
sastra itu sendiri, diantaranya:3

1). Menurut M.H Abrahams

Berpendapat bahwa kritik sastra adalah studi yang berhubungan dengan Pendefinisian ,
penggolongan, penguraian (analisis) dan penilain (evaluasi) karya sastra.

2). Menurut Rene Wellek.

Berpendapat bahwa kritik sastra merupakan studi sastra yang langsung berhadapan dengan
karya sastra, secara langsung membicarakan karya sastra dengan penekanan pada peniaian.

3). Menurut Racmat Djoko Pradopo.

Berpendapat bahwa kritik sastra adalah bidang study sastra untuk menghakimi karya sastra,
untuk memberi penilaian dan keputusan mengenai bermutu atau tidaknya suatu karya sastra yang
sedang dihadapi kritikus.

B. PENUTUP

Kritik sastra merupakan sebuah apresiasi bagi seorang sastrawan terhadap karya-karyanya guna
mengetahui kualitas dan kuantitas karya secara teoritis.

3
Yasmika Devi “Kritik sastra” (Akses 20 desember 2011)
http://yasmikadeviuir.blogspot.com/2011/12/kritik-sastra.html

Anda mungkin juga menyukai