Anda di halaman 1dari 19

INSTRUMEN EVALUASI

MATERI ISI TEKS ANEKDOT


KELAS X SEMESTER GANJIL

Disusun Oleh:
CHAIRANI SYAHRAWATI

PROGRAM PPG DALAM JABATAN


PENDIDIKAN BAHASA, SASTRA INDONESIA DAN DAERAH
UNIVERSITAS MATARAM
2019
KOMPONEN KOGNITIF
KISI-KISI SOAL PILIHAN GANDA

Jenjang Pendidikan : SMA/ SMK


Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kurikulum : 2013
Kelas/ Program : X IPA/IPS
Semester : Ganjil
Jumlah Soal : 10
Bentuk Soal : Pilihan Ganda

Tingkat
Kompetensi Nomor Jenis Level Progres Kognitif
IPK Indikator Soal Kesukaran
Dasar Soal Tes
C2 C3 C4 C5 C6 M SD SK
3.6 Menganalisis 3.6.1.Mengidentifikasi 2  Menentukan koda dalam kutipan PG v v
struktur dan struktur teks anekdot teks anekdot.
kebahasaan teks 8  Menentukan abstraksi dalam PG v v
anekdot. kutipan teks anekdot.
9  Menentukan orientasi dalam PG v v
kutipan teks anekdot.
10  Menentukan reaksi dalam kutipan PG v v
teks anekdot.
3.6.2. Mengenal berbagai 1  Menyusun teks anekdot acak PG v v
pola penyajian menjadi teks anekdot yang runtut.
anekdot
5  Melengkapi teks anekdot yang PG v v
rumpang
3.6.2. Menganalisis 3  Menentukan PG v v
kebahasaan teks kelucuan/kekonyolan dalam teks
anekdot anekdot
4  Menentukan sudut pandang PG v v
dalam teks anekdot
6  Menentukan makna tersirat dalam PG v v
teks anekdot
7  Menentukan konjungsi yang tepat PG v v
untuk melengkapi teks anekdot
SOAL TEKS ANEKDOT

Jenjang Pendidikan : SMA/ SMK


Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kurikulum : 2013
Kelas/ Program : X IPA/IPS
Semester : Ganjil
Jumlah Soal : 10
Bentuk Soal : Pilihan Ganda

Pilihlah jawaban yang tepat!

1. Cermati pernyataan-pernyataan berikut!


1) “Emas jenis terbaru ini kami berikan sebagai hadiah kepada Bapak,” kata
pemilik pabrik ketika mendampingi si pejabat tinggi.
2) Seorang pejabat tinggi negara dari Jakarta mendapat undangan untuk
meresmikan sekaligus memberi sambutan atas dibangunnya pabrik emas di
pedalaman Papua.
3) “Nah, kalau begitu saya beli sepuluh kilo gram,” kata si pejabat dengan
wajah berseri-seri.
4) Setelah acara sambutan selesai, pejabat itu diajak berkeliling melihat proses
penambangan biji emas sampai dengan pengolahannya, yaitu dari bahan
mentah sampai barang jadi berupa perhiasan emas berkilauan.
5) “Bagaimana kalau saya tawarkan harga spesial buat Bapak, Rp10.000,00 per
gramnya?” kata pemilik pabrik.
6) “Maaf. Saya tidak bisa menerima emas ini. Nanti dikira saya menerima
suap,” kata si pejabat.

Susunan teks anekdot acak tersebut agar menjadi anekdot runtut adalah...
a. 2) – 1) – 3) – 6) – 5) – 4)
b. 2) – 4) – 1) – 6) – 5) – 3)
c. 2) – 3) – 1) – 4) – 5) – 6)
d. 2) – 5) – 3) – 1) – 6) – 4)
e. 2) – 6) – 1) – 4) – 5) – 3)
Teks anekdot berikut untuk soal nomor 2 – 4.
Becak Dilarang Masuk
Saat menjadi Presiden, Gus Dur pernah bercerita kepada Menteri Pertahanan
saat itu, Mahfud M.D., tentang orang madura yang katanya banyak akal dan cerdik.
Ceritanya, ada seorang tukang becak asal Madura yang pernah dipergoki oleh
polisi ketika melanggar rambu “becak dilarang masuk”.
Tukang becak itu masuk ke jalan yang ada rambu gambar becak disilang dengan
garis hitam yang berarti jalan itu tidak boleh dimasuki oleh becak.
“Apa kamu tidak melihat gambar itu? Itu kan gambar becak tidak boleh masuk
jalan ini,” bentak polisi.
“Oh, saya melihat, Pak, tapi itu kan gambar becak kosong, tidak ada
pengemudinya. Becak saya kan ada yang mengemudi, tidak kosong, berarti boleh
masuk,” jawab si tukang becak.
“Apa kamu tidak bisa baca? Di bawah gambar itu kan ada tulisan bahwa becak
dilarang masuk,” bentak polisi lagi.
“Tidak, Pak, saya tidak bisa baca. Kalau saya bisa membaca, saya jadi polisi
seperti sampeyan, bukan jadi tukang becak seperti ini,” jawab si tukang becak sambil
cengengesan.

2. Struktur koda dalam teks anekdot tersebut terdapat pada...


a. Tukang becak masuk ke jalan yang ada rambu gambar becak disilang dengan
garis hitam yang berarti jalan itu tidak boleh dimasuki oleh becak.
b. Polisi membentak tukang becak dan tukang becak memberi pernyataan
bahwa gambar itu tidak ada pengemudinya, sedangkan becak miliknya ada
pengemudinya.
c. Polisi membentak tukang becak dan tukang becak memberikan pernyataan
kalau dia bisa membaca pasti akan menjadi polisi bukan menjadi tukang
becak.
d. Gus Dur bercerita ada seorang tukang becak asal Madura yang pernah
dipergoki oleh polisi ketika melanggar rambu “becak dilarang masuk”.
e. Gus Dur pernah bercerita kepada Menteri Pertahanan saat itu, Mahfud M.D.,
tentang orang Madura yang katanya banyak akal dan cerdik.

3. Kelucuan atau kekonyolan dalam teks anekdot tersebut adalah...


a. Perbincangan antara Gus Dur dan Menteri Pertahanan.
b. Tukang becak asal Madura pernah dipergoki oleh polisi.
c. Gambar rambu-rambu yang dipasang di pinggir jalan.
d. Pernyataan yang diucapkan oleh tukang becak kepada polisi.
e. Polisi menilang dan membentak tukang becak asal Madura.

4. Sudut pandang yang digunakan dalam teks anekdot tersebut adalah...


a. Orang pertama terbatas
b. Orang pertama serbatahu
c. Orang kedua terbatas
d. Orang ketiga terbatas
e. Orang ketiga serbatahu

5. Perhatikan teks anekdot berikut!


Suatu ketika anak nyamuk belajar terbang. Kemudian, induk nyamuk
bertanya kepada anak nyamuk.
Induk nyamuk : Bagaimana rasanya terbang?
Anak nyamuk : Sangat menyenangkan, Bu!
Induk nyamuk :[....]
Anak nyamuk : Sewaktu aku terbang, banyak orang bertepuk tangan, Bu.

Dialog tepat mengisi bagian rumpang teks anekdot tersebut adalah...


a. Mengapa bisa begitu?
b. Kau anak pintar.
c. Ayo, kita terbang lagi!
d. Apa kau sudah bisa terbang?
e. Kita beruntung memiliki sayap.

6. Cermati teks anekdot berikut!


Berkas Masih Kurang
Sudah seminggu ini surat izin yang dimohon seorang warga dari sebuah
instansi belum juga keluar. Setiap kali ditanyakan melalui telepon, selalu
dikatakan bahwa surat izin itu masih dalam proses. Karena tidak sabar, warga
tersebut datang ke kantor instansi yang bersangkutan.
“Permohonan Anda belum dapat diproses karena masih ada berkas yang
kurang,” kata seorang staf.
Warga itu pun bingung karena merasa berkasnya sudah lengkap.
“Berkas apa yang belum saya lampirkan, Pak?”
“Amplop,” jawab staf singkat.
Makna tersirat dalam teks anekdot tersebut adalah...
a. Seorang staf instansi tidak memproses surat perizinan yang sudah seminggu
dimasukkan oleh warga.
b. Seorang staf instansi meminta uang suap kepada warga untuk mempercepat
proses surat izin.
c. Seorang warga mendatangi kantor instansi karena tidak sabar menunggu
surat izinnya diproses.
d. Seorang warga berulang-ulang menelepon kantor instansi karena surat
izinnya sudah lama tidak diproses.

7. Cermati teks anekdot berikut.


Sumbangan Sukarela
1) Karena tidak ada biaya, seorang anak terpaksa tidak melanjutkan
sekolahnya dan membantu ayahnya di bengkel tambal ban. Melihat anak yang
masih kecil sudah bekerja, seorang pelanggan bertanya kepada sang ayah.
2) “Anaknya nggak sekolah, Pak?”
“Tidak ada biaya,” jawab sang ayah.
3) “Lho, sekolah kan gratis.”
4) “Memang. Sekarang tidak ada lagi uang SPP seperti dulu. [...], ada
sumbangan sukarela yang besarnya sudah ditentukan. Meskipun sifatnya
sukarela, kalau nggak bisa bayar ya nggak bisa sekolah.”

Konjungsi tepat untuk mengisi bagian rumpang teks anekdot tersebut adalah...
a. Dengan demikian
b. Kemudian
c. Akan tetapi
d. Oleh karena itu
e. Setelah itu

Teks anekdot berikut untuk soal nomor 8 – 10.


Obat Sakit Kepala

1) Suatu hari dibulan puasa, seseorang kakek tinggal bersama cucunya yang
sedang asik menonton televisi.
2) Seperti biasa sang kakek sedang menonton acara favoritnya, yaitu “Ganteng-
Ganteng Serigala”. Pada setiap dua puluh menit sekali muncul iklan, salah satu iklan
yang muncul adalah iklan obat sakit kepala. Iklan tersebut menjelaskan bahwa obat
tersebut dapat diminum kapan saja.
3) Sedang asik-asiknya menonton televisi, tiba-tiba kepala kakek itu merasa
sakit. Sang kakek langsung memanggil cucunya yang sedang bermain di dalam
kamar untuk membeli obat sakit kepala. Setelah cucunya sampai di rumah, dengan
segera kakek meminum obat tersebut.
4) Sang cucu yang melihat kejadian itu langsung bertanya “Kakek kan lagi
puasa, kenapa minum obat ?”
5) Tanpa ragu-ragu dan dengan tampak tidak berdosa, si kakek pun menjawab
“Itulah okenya bodrex cu, bisa diminum kapan saja !!!”

8. Struktur bagian abstraksi pada teks anekdot di atas terdapat pada nomor ...
a. 1)
b. 2)
c. 3)
d. 4)
e. 5)

9. Struktur bagian orientasi pada teks anekdot di atas terdapat pada nomor ...
a. 1)
b. 2)
c. 3)
d. 4)
e. 5)

10. Struktur bagian reaksi pada teks anekdot di atas terdapat pada nomor ...
a. 1)
b. 2)
c. 3)
d. 4)
e. 5)
PEDOMAN PENILAIAN

Jenjang Pendidikan : SMA/ SMK


Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kurikulum : 2013
Kelas/ Program : X IPA/IPS
Semester : Ganjil
Jumlah Soal : 10
Bentuk Soal : Pilihan Ganda

Kunci
No. Soal Skor
Jawaban
1. B 1
2. C 1
3. D 1
4. E 1
5. A 1
6. B 1
7. C 1
8 A 1
9. B 1
10. D 1
Jumlah 10

Nilai =
KISI-KISI SOAL URAIAN

Jenjang Pendidikan : SMA/ SMK


Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kurikulum : 2013
Kelas/ Program : X IPA/IPS
Semester : Ganjil
Jumlah Soal :5
Bentuk Soal : Uraian

Tingkat
Nomor Jenis Level Progres Kognitif
Kompetensi Dasar IPK Indikator Soal Kesukaran
Soal Tes
C2 C3 C4 C5 C6 M SD SK
3.6 Menganalisis 3.6.1.Mengidentifikasi 1  Menganalisis struktur teks Uraian v v
struktur dan kebahasaan struktur teks anekdot anekdot.
teks anekdot. 3.6.3. Menganalisis 3  Menganalisis kaidah Uraian v v
kebahasaan teks kebahasaan teks anekdot.
anekdot
4.6.Menciptakan 4.6.1. Menceritakan 2  Menuliskan kembali teks Uraian v v
kembali teks kembali isi teks anekdot anekdot dengan pola
anekdot dengan dengan pola penyajian penyajian yang berbeda.
memerhatikan yang berbeda
struktur, dan
kebahasaan baik 4.6.2. Menyusun teks 4  Menyusun sebuah teks Uraian v v
lisan maupun tulis anekdot berdasarkan anekdot berdasarkan
kejadian yang menyangkut kejadian yang menyangkut
orang banyak atau perilaku orang banyak atau
seorang tokoh publik perilaku seorang tokoh
publik
PENILAIAN PENGETAHUAN

Jenis/Teknik Penilaian : Tertulis


Bentuk Penilaian : Uraian

Soal
Bacalah teks anekdot berikut dengan seksama untuk menjawab soal nomor 1 – 3!

POLITISI BLUSUKAN BANJIR


Pada malam Jumat, paling banyak ditemukan politisi melakukan blusukan,
termasuk Darman (maaf bukan nama sebenarnya dan bukan sebenarnya nama).
Darman mendatangi 6egener yang diterjang banjir paling parah. Kebetulan di sana
banyak wartawan meliput sehingga dia makin semangat menyerahkan bingkisan.
Darman juga tidak mau menyia-nyiakan sorotan kamera wartawan. Dia
mencari strategi agar tetap menjadi perhatian media. Darman berusaha masuk ke
tempat banjir dan menceburkan diri ke air. Sial baginya, dia terperosok ke selokan
dan terseret derasnya air. Darman berusaha sekuat tenaga melawan arus, tetapi tak
berdaya, dia hanyut.
Untung regu penolong sangat sigap. Meskipun terseret cukup jauh, Darman
masih bisa diselamatkan. Dia dibawa ke posko kesehatan dan dibaringkan di bangsal.
Waktu itu semua bangsal penuh oleh orang pingsan. Darman kaget melihat orang
yang ada di situ. Semuanya dia kenal, para politisi sedang blusukan. Lebih kaget lagi
ketika dia melihat doa tertulis di dinding: “Ya Allah, hanyutkanlah mereka yang tak
ikhlas”. Darman pingsan!

1. Analisislah struktur dari teks anekdot “Politisi Blusukan Banjir”!


2. Tuliskanlah teks anekdot “Politisi Blusukan Banjir” dengan pola penyajian yang
berbeda!
3. Analisislah kaidah kebahasaan teks anekdot “Politisi Blusukan Banjir” dengan
menggunakan tabel berikut ini!
4. Buatlah sebuah teks anekdot berdasarkan kejadian yang menyangkut orang
banyak atau perilaku seorang tokoh publik!
Kunci Jawaban dan Penskoran Soal Uraian
No.
Kunci Jawaban Skor
Soal
1. Abstraksi 5
Pada malam Jumat, paling banyak ditemukan politisi melakukan
blusukan, termasuk Darman (maaf bukan nama sebenarnya dan
bukan sebenarnya nama).
Orientasi
Darman berusaha masuk ke tempat banjir dan menceburkan diri ke
air.
Krisis
Darman berusaha sekuat tenaga melawan arus, tetapi tak berdaya,
dia hanyut.
Reaksi
Untung regu penolong sangat sigap.
Koda
Darman pingsan!
2. Peserta didik membuat teks anekdot “Politisi Blusukan Banjir” 6
dengan pola penyajian yang berbeda dengan sangat baik
3. Kalimat yang menyatakan peristiwa masa lalu: 6
Waktu itu semua bangsal penuh oleh orang pingsan.
Penggunaan kata kerja aksi:
Darman berusaha masuk ke tempat banjir dan menceburkan diri ke
air. Sial baginya, dia terperosok ke selokan dan terseret derasnya
air. Darman berusaha sekuat tenaga melawan arus, tetapi tak
berdaya, dia hanyut.
Penggunaan kalimat seru:
Darman pingsan!
4. Peserta didik membuat teks anekdot berdasarkan kejadian yang 8
menyangkut orang banyak atau perilaku seorang tokoh publik
dengan sangat baik
Jumlah Skor 25

Nilai =
KOMPONEN AFEKTIF
PENILAIAN SIKAP

Teknik Penilaian : Observasi sikap religius dan sikap sosial


Bentuk Penilaian : Lembar Pengamatan
Instrumen Penilaian : Jurnal

Jurnal Penilaian Sikap Religius dan Sikap Sosial


Butir
No. Tanggal Nama Siswa Catatan Perilaku Ket.
Sikap

Rubrik penilaian sikap religius:


Kriteria Skor Indikator
Sangat Baik 4 Selalu berdoa sebelum dan sesudah menjalankan
sesuatu.
Baik 3 Sering berdoa sebelum dan sesudah
menjalankan sesuatu.
Cukup 2 Kadang-kadang berdoa sebelum dan sesudah
menjalankan sesuatu.
Kurang 1 Tidak berdoa sebelum dan sesudah menjalankan
sesuatu.
Rubrik penilaian sikap Sosial:
Kriteria Skor Indikator
Sangat baik 4 Selalu melaksanakan tugas yang diberikan
dengan baik.
Baik 3 Sering melaksanakan tugas yang diberikan
dengan baik.
Cukup 2 Kadang-kadang melaksanakan tugas yang
diberikan dengan baik.
Kurang 1 Tidak melaksanakan tugas yang diberikan
dengan baik.

Nilai =
KOMPONEN PSIKOMOTOR
PENILAIAN KETERAMPILAN

Teknik Penilaian : Lisan


Bentuk Penilaian : Praktik
Instrumen Penilaian : (terlampir)

Instrumen Penilaian Keterampilan

Kriteria Penilaian
No. Nama Siswa
1 2 3 4 5

Keterangan:
1. Kelancaran
2. Pelafalan
3. Intonasi
4. Ekspresi
5. Gestur

Rentang Skor:
15 – 20 : Bila peserta didik menyampaikan hasil pekerjaan kelompok dengan sangat
baik pada aspek kelancaran, pelafalan, intonasi, ekspresi, dan gestur
10 – 14 : Bila peserta didik menyampaikan hasil pekerjaan kelompok dengan baik
pada aspek kelancaran, pelafalan, intonasi, ekspresi, dan gestur
5–9 : Bila peserta didik menyampaikan hasil pekerjaan kelompok dengan cukup
baik pada aspek kelancaran, pelafalan, intonasi, ekspresi, dan gestur
0–4 : Bila peserta didik menyampaikan hasil pekerjaan kelompok dengan kurang
baik pada aspek kelancaran, pelafalan, intonasi, ekspresi, dan gestur

Nilai =

Anda mungkin juga menyukai