Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PRAKTIKUM

PINDAH PANAS

ACARA I
NERACA PERPINDAHAN PANAS DAN PENGUKURAN
PANAS HILANG MELALUI RUANG PENDINGINAN

OLEH
TITIN INDRAWATI
J1B 013 116

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTANIAN


FAKULTAS TEKNOGI PANGAN DAN AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MATARAM
HALAMAN PENGESAHAN

Laporan praktikum Pindah Panas ini disusun dan disyahkan sebagai salah
satu syarat untuk membuat laporan tetap.

Mataram, 18 Desember 2015


Mengetahui,
Co. Ass Pindah Panas Praktikan,

Riski Hasmi Titin Indrawati


NIM.J1B 012 115 NIM.J1B 013 116

Septani Nirmala Sari


NIM. J1B 012 123
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perpindahan panas adalah salah satu dari displin ilmu teknik termal yang
mempelajari cara menghasilkan panas, menggunakan panas, mengubah panas, dan
menukarkan panas di antara sistem fisik. Perpindahan panas diklasifikasikan
menjadi konduktivitas termal, konveksi termal, radiasi termal, dan perpindahan
panas melalui perubahan fasa (adimsyah, 2010).
Konduksi termal adalah pertukaran mikroskopis langsung dari energi
kinetik partikel melalui batas antara dua sistem. Ketika suatu objek memiliki
temperatur yang berbeda dari benda atau lingkungan di sekitarnya, panas mengalir
sehingga keduanya memiliki temperatur yang sama pada suatu titik
kesetimbangan termal. Perpindahan panas secara spontan terjadi dari tempat
bertemperatur tinggi ke tempat bertemperatur rendah, seperti yang dijelaskan oleh
hukum kedua termodinamika (Sears, 2014)
Konveksi terjadi ketika aliran bahan curah atau fluida (gas atau cairan)
membawa panas bersama dengan aliran materi. Aliran fluida dapat terjadi karena
proses eksternal, seperti gravitasi atau gaya apung akibat energi panas
mengembangkan volume fluida. Konveksi paksa terjadi ketika fluida dipaksa
mengalir menggunakan pompa, kipas, atau cara mekanis lainnya. Oleh karena itu
berdasarkan uraian tersebut perlu dilakukan praktikum mengenai neraca
perpindahan panas dan pengukuran panas hilang melalui ruang pendingin.

1.2 Tujuan Praktikum


Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui panas yang
hilang pada bahan dengan menggunakan termos es, Saeinless steel, dan
Kalorimeter.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Pindah Panas


Panas suatu benda tergantung pada suhu benda tersebut. Semakin tinggi suhu
benda, maka benda semakin panas. Panas berpindah dari tempat yang bersuhu
tinggi ke tempat bersuhu rendah. Bahan yang dapat menghantarkan kalor disebut
konduktor kalor, misalnya besi, baja, tembaga, seng, dan aluminium (jenis
logam). Adapun penghantar yang kurang baik/penghantar yang buruk disebut
isolator kalor, misalnya kayu, kaca, wol, kertas, dan plastic (jenis bukan
logam). Apabila ditinjau dari cara perpindahannya, ada tiga cara dalam
perpindahan kalor yaitu; konveksi (aliran), radiasi (pancaran), dan konduksi
(hantaran) dll (Anonim1 , 2010)
Perpindahan kalor secara konveksi terjadi pada zat cair dan gas. Perpindahan
kalor secara konveksi terjadi karena adanya perbedaan massa jenis dalam zat
tersebut. Perpindahan kalor yang diikuti oleh perpindahan partikel-partikel zatnya
disebut konveksi/aliran. Selain perpindahan kalor secara konveksi terjadi pada zat
cair, ternyata konveksi juga dapat terjadi pada gas/udara. Peristiwa konveksi kalor
melalui penghantar gas sama dengan konveksi kalor melalui penghantar air.
Perpindahan panas secara konveksi terjadi melalui aliran zat. Misalnya, es batu
yang mencair dalam air panas. Panas dari air panas berpindah ke es batu. Panas
berpindah bersama mengalirnya air panas ke es batu. Panas tersebut menyebabkan
es batu meleleh. Peristiwa konveksi juga terjadi pada proses terjadinya angin darat
dan angin laut.(anonim2 , 2014)

2.2 Proses Perpindahan Panas


Konveksi adalah proses perpindahan kalor dari satu bagianfluida ke bagian
lain fluida oleh pergerakan fluida itu sendiri.Konveksi dibedakan menjadi dua
jenis, yaitu konveksi alamiah dan konveksi paksa. Konveksi alamiah merupakan
pergerakan fluidayang terjadi akibat perbedaan massa jenis. Bagian fluida
yangmenerima kalor/dipanasi memuai dan massa jenisnya menjadi lebihkecil,
sehingga bergerak ke atas. Kemudian tempatnya akandigantikan oleh bagian
fluida dingin yang jatuh ke bawah karenamassanya jenisnya lebih besar.
Sedangkan pada konveksi paksa, fluida yang telah dipanasi akan langsung diarahkan
tujuannya olehsebuah blower atau pompa (Masyithah, 2009).
Konduksi ialah pemindahan panas yang dihasilkan dari kontak langsung
antara permukaan-permukaan benda. Konduksi terjadi hanya dengan menyentuh
atau menghubungkan permukaan-permukaan yang mengandung panas. Setiap
benda mempunyai konduktivitas termal (kemampuan mengalirkan panas) tertentu
yang akan mempengaruhi panas yang dihantarkan dari sisi yang panas ke sisi
yang lebih dingin. Semakin tinggi nilai konduktivitas termal suatu benda, semakin
cepat ia mengalirkan panas yang diterima dari satu sisi ke sisi yang lain (Darwish,
2010).
Radiasi ialah pemindahan panas atas dasar gelombang-gelombang
elektromagnetik. Misalnya tubuh manusia akan mendapat panas pancaran dari
setiap permukaan dari suhu yang lebih tinggi dan ia akan kehilangan panas atau
memancarkan panas kepada setiap obyek atau permukaan yang lebih sejuk dari
tubuh manusia itu. Panas pancaran yang diperoleh atau hilang, tidak dipengaruhi
oleh gerakan udara, juga tidak oleh suhu udara antara permukaan-permukaan atau
obyek-obyek yang memancar, sehingga radiasi dapat terjadi di ruang hampa.
Jumlah keseluruhan panas pindahan yang dihasilkan oleh masing-masing cara
hampir seluruhnya ditentukan oleh kondisi-kondisi lingkungan. Umpamanya,
udara yang jenuh tak dapat menerima kelembaban tubuh, sehingga pemindahan
panas tak dapat terjadi melalui penguapan. Pengondisian suatu ruang seharusnya
meningkatkan laju kehilangan panas bila para penghuni terlalu panas dan
mengurangi laju kehilangan panas bila mereka terlalu dingin. Tujuan ini tercapai
dengan mengolah dan menyampaikan udara yang nyaman dari segi suhu, uap air
(kelembaban), dan velositas (gerak udara dan pola-pola distribusi). Kebersihan
udara dan hilangnya bau (melalui ventilasi) merupakan kondisi-kondisi
kenyamanan tambahan yang harus dikendalikan oleh sistem penghawaan buatan
(agusalim, 2010).
2.3 Pinsip Kerja Kalorimeter
Prinsip kerja kalorimeter adalah hukum kekekalan energi yaitu kalor yang
hilang sama dengan kalor yang diterima. Teknik yang digunakan dikenal sebagai
“metode campuran”, suatu sampel zat dipanaskan sampai temperatur tinggi yang
diukur secara akurat, dan dengan cepat ditempatkan pada air dingin kalorimeter.
Kalor yang hilang pada sampel tersebut akan diterima oleh air dan kalorimeter.
Dan dengan mengukur temperatur akhir campuran tersebut, kalor jenis dapat
ditimbang. Jadi, kekekalan energi memiliki peranan penting untuk kita.
Kehilangan kalor sebanyak satu bagian sistem sama dengan kalor yang didapat
oleh bagian lain (tripler, 2009)

2.4 Perubahan frasa Panas


Bila panas diberikan pada suatu zat pada tekanan kostan, maka biasanya,
hasilnya adalah kenaikan temperatur zat. Namun, kadang-kadang zat dapat
menyerap panas dalam jumlah besar tanpa mengalami perubahan apapun dalam
temperaturnya. Ini terjadi selama perubahan fasa, artinya ketika kondisi fisis zat
itu berubah dari satu bentuk ke bentuk lain. Jenis perubahan fasa adalah
pembekuan (perubahan cairan menjadi padatan), penguapan (perubahan cairan
menjadi uap atau gas), sublimasi (perubahan padatan menjadi gas). Ada juga
perubahan fasa lain, seperti bila padatan berubah dari satu bentuk kristalin ke
bentuk lain (Foster, 2010)
Perubahan fasa dapat dimengerti dengan teori molekuler. Kenaikan
temperatur zat menggambarkan kenaikan energi kinetik gerakan molekul-
molekul. Bila suatu zat berubah dari cairan menjadi bentuk gas, molekul-
molekulnya yang dekat dalam bentuk cairan digerakkan saling menjauh. Ini perlu
usaha untuk melawan gaya-gaya tarik yang mempertahankan molekul berdekatan,
artinya diperlukan energi untuk memisahkan mereka. Energi ini beralih menjadi
energi potensial molekul. Karena itu, temperatur zat yang merupakan ukuran
energi kinetik rata-rata molekulnya tidak berubah (Tipler, 2009)
2.5 Kalor dalam Proses Perpindahan Panas
Kalor lebur adalah jumlah kalor yang diperlukan untuk melebur zat
persatuan massa pada suhu tetap. Kalor ini sama dengan kalor yang dilepas satu
satuan massa lelehan sewaktu membeku pada suhu tetap tadi. Kalor uap cairan
adalah jumlah kalor yang diperlukan untuk menguapkan satu satuan massa cairan
pada suhu tetap. Sedangkan kalor sublimasi adalah jumlah kalor yang diperlukan
untuk mengubah satu satuan massa padatan menjadi uap pada suhu tetap (Bueche,
2012).
BAB III
PELAKSANAAN PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat Praktikum


Praktikum ini dilaksanakan pada hari Sabtu, 12 Desember 2015 di
Laboratorium Tekni Bioproses Fakultas Teknologi Pangan dan Agroindustri
Universitas Mataram.

3.2 Alat dan Bahan Praktikum


a. Alat-alat praktikum
Adapun alat-alat yang digunakan dalam praktikum adalah termos es,
stainless steel, kalorimeter, stopwatch, penggaris, isolasi, gunting, thermometer.
b. Bahan-bahan praktikum
Adapun bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah batu es
dan air biasa.

3.3 Proseur Kerja


Adapun langkah-langkah kerja yang dilakukan pada praktikum adalah
sebagai berikut :
a. Disiapkan air es yang mempunyai suhu 5 o C
b. Diukur dimensi termos, stainless steel, dan kalorimeter.
c. Diisi air dingin ke dalam termos es, stainless steel, dan kalorimeter, dipasang
thermometer dan pengaduk, ditutup termos, stainless steel, dan kalorimeter
serapat-rapatna.
d. Diukur temperatur awal untuk air pada ketiga tabung dinding serta temperatur
lingkungan. Kemudian setiap interval waktu 5 menit suhu diukur dan dicatat
sampai selama 30 menit.
e. Dicatat pada tabel pengamatan dan dihitung koefisien pindah panas
gabungannya.
BAB IV
HASIL PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN

4.1.Hasil Pengamatan

Tabel1. Hasil Pengamatan Pengukuran Dimensi Termos, Stainless Steel, dan


Kalorimeter.
No. Dimensi Termos (m) Stainless steel (m) Kalorimeter(m)
1. Tinggi 0,193 0,93 0,06
2. Diameter dalam 0,18 0,107 0,68
3. Diameter luar 0,22 0,112 0,81
4. Tebal dinding 0,11 0,004 0,007
5. Tebal dinding luar 0,013 - 0,013

Tabel2. Hasil Pengamatan Perubahan Suhu


Waktu (menit) Suhu air dalam (o C) Suhulingkungan (o C)
Termos Stainless steel Kalorimeter
0 5 5 5 29
5 4 5 7 30
10 3 6 8 30
15 4 5 6 30
20 10 8 11 30
25 14 9 13 30
30 12 10 13 30

Tabel 3. Hasil perhitungan Panas Hilang


Koefisien Pindah Panas
No. Nama Alat Panas Yang Hilang (Joule)
Gabungan U
1. Stainless Steel 5,514 24,66
2. Kalorimeter 5,626 46,13
3. Termos 2,723 44,65

4.2.Hasil Perhitungan
Keterangan:
U = koefisien pindah panas gabungan
Tu = suhu rata-rata lingkungan
Ta = suhu awal
d = diameter luar
dd = tebal dinding luar
dg = tebal dinding gelas
di = diameter dalam
hd = 3500 J/s.m².°C
ki = 20,92 J/s.m².°C
hi = 5,81 J/s.m².°C
kg = 0,039 J/s.m².°C
kd = 0,46 J/s.m².°C
d = 0,088 m
dd = 0,013 m

4.2.1. Koefisien Pindah Panas Gabungan


a. Stainless steels
1 1 d 1
= + +
U hd ki hi
1 1 0,112 m 1
= + +
U 3500 j/s .m2 ℃ 20,92 j/s .m2 ℃ 5,81 j/s .m2 ℃

U =5,626
b. Kalorimeter
1 1 dd dg 1
= + + +
U hd kd kg hi
1 1 0,013 m 0,007 m 1
= + + +
U 3500 j/s .m2 ℃ 0,46 j/s .m2 ℃ 0,039 j/s .m2 ℃ 5,81 j/s .m2 ℃

U = 2,63

c. Termos
1 1 dd di 1
= + + +
U hd hd ki hi
1 1 0,013 m 0,186 m 1
= + + +
U 3500 j/s .m2 ℃ 3500 j/s .m2 ℃ 20,92 j/s .m2 ℃ 5,81 j/s .m2 ℃

U = 5,56
4.2.2.Menghitung panas yang hilang
a. Stainless steel
Diameter luar
r =
2

0,112
=
2

= 0,056 m

A = πr2 +2πrt

= 3,14 x 0,0562 + 2 x 3,14 x 0,056 x 0,93

= 0,33 m2

𝛿 = U x A (Tu – Ta)

= 5,626 x 0,33 x (29,85 – 5)

= 46,13Joule

b. Kalorimeter
Diameter luar
r =
2

0,81
=
2

= 0,405 m

A = πr2 +2πrt

= 3,14 x 0,4052 + 2 x 3,14 x 0,405 x 0,06

= 0,66 m2

𝛿 = U x A (Tu – Ta)

= 2,723 x 0,66 x (29,85 – 5)

=44,65Joule
c. Termos
Diameter luar
r =
2

0,226
=
2

= 0,113 m

A = πr2 +2πrt

= 3,14 x 0,1132 + 2 x 3,14 x 0,113 x 0,193

= 0,177 m2

𝛿 = U x A (Tu – Ta)

= 5,51 x 0,177 x (29,85 – 5)

= 24,23Joule
BAB V
PEMBAHASAN

Panas telah diketahui dapat berpindah dari tempat dengan temperatur lebih
tinggi ketempat dengan tempeatur lebih rendah. Hokum percampuran panas juga
terjadi karenapanas itu berpindah, sedangkan pada kalorimeter, perindahan panas
dapat terjadi dalam bentuk pertukaran panas dengan luar sistem. Jadi pemberian
atau pengurangan panas tidak saja mengubah temperatur atau fasazat suatu benda
secara lokal, melainkan panas itu merambat ke atau dari bagian lainbenda atau
tempat lain. Peristiwa ini disebut perindahan panas.
Perpindah panas adalah suatu proses yang dinamis, yaitu panas
dipindahkan secara spontan dari satu kondisi ke kondisi lain yang suhunya lebih
rendah. Kecepatan pindah panas ini akan bergantung pada perbedaan suhu antar
kedua kondisi. Semakin besar perbedaan, maka semakin besar kecepatan pindah
panasnya. Perpindahan Panas ada tiga macam atau jenis, yaitu Konveksi, Radiasi
dan Konduksi. Konveksi adalah perpindahan panas yang disertai dengan
perpindahan zat perantaranya. Radiasi adalah perpindahan panas tanpa melalui
perantara. Untuk memahami ini, dapat kita lihatkehidupan kita sehari-hari.
Konduksi adalah perpindahan panas melalui zat perantara. Namun, zat tersebut
tidak ikutberpindah ataupun bergerak.
Percobaan ini dilakukan pada perpindahan panas secara Konveksi yaitu
terjadi melalui aliran zat. Contoh yang sederhana adalah proses mencairnya es
batu yang dimasukkan ke dalam tiga jenis alat untuk memperlambat panas dan
dingin hilang. Panas pada air berpindah bersamaan dengan penyimpanan es batu.
Panas tersebut kemudian menyebabkan esbatunya meleleh. Tiga jenis alat
tersebut memperoleh nialai koefisien gabungan diantaranya yaitu termos 5,56
Stainless steel 5,56 dan kalorimeter diperoleh nilai 2,63 ini membuktikan bahwa
kehilangan gabungan yang paling sedikit didapat dari alat penyimpanan
kalorimeter.
Pengamatan untuk memperoleh nilai panas yang hilang dari ketiga alat
diperoleh nilai masing-masing panas yang hilang pada alat stainless stell sebesar
46,13Joule, kemudian panas hilang pada kalorimeter sebesar 44,65Joule, dan
panas hilang pada termos sebesar 24,23Joule, dapat dijelaskan bahwa nilai yang
paling rendah atau paling lama menghilangkan panas ada pada termos es.
Sehingga dapat dilihat faktor-faktor penyebab lamanya suatu alat tersebut
menghilangkan panas diantaranya yaitu diameter luar dan diameter dalam , tebal
dinding luar dan dalam dan suhu rata-rata lingkungan. Berbeda dengan nilai panas
hilang pada kedua alat lain yaitu stainless steel dan kalorimeter tidak berbeda jauh
sehingga kedua alat ini dikatakan cepat menghilangkan panas karena beberapa
faktor diantaranya yaitu diameter dalam dan luar juga nilai suhu rata-rata
lingkungannya .
Nilai koefisien pindah panas gabungan (U) dan panas yang hilang pada
ketiga jenis alat (termos, kalorimeter dan stainless steel) dipengaruhi oleh
berbagai faktor yang diantranya yaitu bentuk dan bahan komposisi pembentuk
alat tersebut, cara melakukan pengukuran suhu pada saat melakukan pengukuran,
kerapatan tutupan disetiap alat yang digunakan juga mempengaruhi hasil
perhitungan. Selain itu, semakin besar luas penampang suatu alat maka akan
semakin banyak panas yang akan hilang, disebabkan karena semakin lebar atau
besar penampang maka penguapan atau aliran panas akan semakin cepat. Hal ini
berbeda dengan yang di amati dalma percobaan kelompok kami, Nilai panas yang
hilang yang paling banyak terjadi pada Kalorimeter ini terjadi faktor kesalahan
dalam percobaan sehingga yang seharsnya termos memiliki nilai panas hilang
yang paling besar karena luas penampangnya paling besar, sedangkan kalorimeter
luas penampang lebih kecil dan penutupnya yang sangat rapat.
BAB VI
PENUTUP

6.1 Kesimpulan

Adapun kesimpulan yang dapat diperoleh dari hasil pengamatan dan


pembahasan diantaranya yaitu sebagai berikut.
1. Perpindahan panas yaitu suatu aktifitas panas dipindahkan secara spontan dari
satu kondisi ke kondisi lain yang suhunya lebih rendah
2. Alat yang paling lama menghilangkan panas ada pada termos es yaitu sebesar
24,23 joule.
3. Perconbaan Aktivitas panas hilang ini yaitu jenis proses perpindahan panas
secara konveksi
4. Alat yang digunakan dalam praktikum perpindahan panas diantaranya yaitu
termos es, stailess steel, dan kalorimeter. Yang menurut percobaan perpindahan
panas hilang paling cepat pada stainles steel.
5. Dari hasil pengamatan yang paling cocok digunakan sebagai ruang pendingin

adalah termos es, pindah panas secara konduksi terjadi antara air es dengan

dinding ketiga alat dan pindah panas konveksi terjadi pada dinding luar yang

dingin dengan udara sekitar yang lebih hangat.

6.2 Saran
Diharapkan mahasiswa pada saat praktikum dapat menperhatikan proses
hilangnya panas dalam hitungan waktu.
DAFTAR PUSTAKA

Adimsyah. S . 2010 .Perpindahan Panas. Gramedia. Jakarta


Agusalim H. 2010. Analisa Perpindahan Secara Konveksi.https://royin
dralesmana.word press.com/2008/01/15/analisa-perpindahan-panas-secara-
konveksi/ (diakses 12 desember 2015)

Anonim1 . 2010 . Perpindahan Panas https://id.wikipedia.org/wiki/


pindahan_panas. (diakses 12 desember 2015)

Anonim2 , 2014. Laporan Praktikum Pindah Panas. http://menger


jakantugas.blogspot.co. id. (diakses 12 desember 2015)

Bouche, 2012. Teknik Perpindahan Panas. ITB press. Bogor

Darwish .N,SH. 2010. Perpindahan Panas. http://mastino.blogspot.co.id


/2012/07/ perpindahan-panas.html (diakses 12 desember 2015)

Foster, 2010. Kalorimeter dan Kapasitas Kalor.


http://choalialmu89.blogspot.co.id/2010/11/percobaan-4-kalorimeter-dan-
kapasitas.html. (diakses 17 desember 2015)

Masyithah, Z dan Haryanto, B. 2009. Perpindahan Panas. USU. Medan.


Sears, Z. 2014 Fisika Universitas. Erlangga. Jakarta.
Tripler, 2009. Fisaka Jilid II. Erlangga. Jakarta

Anda mungkin juga menyukai