Disusun oleh :
Segala puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, yang telah
Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “Asuhan Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir
tidak terlepas dari bimbingan dan dorongan serta semangat dari pembimbing,
Penulis menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari
sempurna, oleh karena itu penulis membuka saran dan kritik demi kemajuan
penelitian selanjutnya. Semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi
semua pihak.
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN PERSETUJUAN............................................................................... ii
MOTTO ................................................................................................................. iv
PERSEMBAHAN................................................................................................... v
DAFTAR ISI........................................................................................................... ix
INTISARI................................................................................................................ xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang............................................................................. 1
B. Perumusan Masalah..................................................................... 3
F. Sistematika Penulisan.................................................................. 6
ix
BABII TINJAUAN TEORI
C. Data Perkembangan..................................................................... 34
D. Landasan Hukum......................................................................... 36
3. Diagnosa Potensial..................................................................... 52
5. Perencanaan ............................................................................... 53
6. Pelaksanaan................................................................................ 54
7. Evaluasi...................................................................................... 55
x
B. Pembahasan .................................................................................... 64
BAB V. PENUTUP
A. Kesimpulan..................................................................................... 70
B. Saran ............................................................................................... 72
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1. Hasil Nilai Apgar Score, Pada Tanggal 23 April 2013
Tabel 4.2. Hasil Nilai Tanda – Tanda Vital, Pada Tanggal 23 April 2013
Tabel 4.3 Hasil Nilai Tanda – Tanda Vital, Pada Tanggal 24 April 2013
Tabel 4.4 Hasil Nilai Tanda – Tanda Vital, Pada Tanggal 25 April 2013
Tabel 4.5 Hasil Nilai Tanda – Tanda Vital, Pada Tanggal 26 April 2013
xii
DAFTAR LAMPIRAN
xiii
ASUHAN KEBIDANAN
PADA BAYI BARU LAHIR NY. K DENGAN ASFIKSIA SEDANG
DI RSUD KARANGANYAR
TAHUN 2013
INTISARI
Kepustakaan : 24 (2002-2013)
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Malaysia, Thailand, dan Filipina. Tahun 2010 per 1000 kelahiran hidup
tahun 2005 sekitar 54 per kelahiran hidup (Depkes RI, 2007). Walaupun pada
tahun 2004 angka tersebut mengalami penurunan yaitu menjadi 32 per 1000
kelahiran hidup, akan tetapi angka ini masih jauh dari target pencapaian tahun
hidup. Dari hasil survey demografi kesehatan Indonesia pada tahun 2007
penyebab utama kematian neonatal dini adalah Berat Badan Lahir Rendah
1
2
baru dilahirkan tidak segera bernapas secara spontan dan teratur setelah
dilahirkan. Hal ini disebabkan oleh hipoksia janin dalam rahim yang
yang lebih berat. Keadaan ini akan mempengaruhi fungsi sel tubuh dan bila
panas dan mengeringkan tubuh bayi, meletakan posisi bayi sedikit ekstensi,
Sehingga tindakan bidan dalam memberikan asuhan pada bayi baru lahir
dengan asfiksia adalah bidan harus dapat mengenali dengan baik pada bayi
baru lahir dengan asfiksia dan melakukan tindakan yang di mulai dari
dengan benar serta memberikan perawatan lanjutan pada bayi secara tepat
Januari 2012 sampai Oktober 2012 terdapat Bayi Baru Lahir sebesar 1090
Orang. Bayi Baru Lahir Normal Sebesar 298 orang (27,33%), Asfiksia Ringan
3
441 bayi (40,45%), Berat Badan Lahir Rendah 170 bayi (15,59%), bayi
dengan caput 170 bayi (15,59%), Asfiksia Sedang 95 bayi (8,71%), bayi
dari itu Asfiksia Sedang memerlukan penanganan yang segera supaya bayi
bisa diselamatkan dan tidak berlanjut menjadi Asfiksia Berat. Oleh karena itu
penulis tertarik mengambil judul “Asuhan Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir
B. Perumusan Masalah
1. Tujuan Umum
Varney.
2. Tujuan Khusus
a. Penulis mampu :
Asfiksia Sedang.
Asfiksia Sedang.
1. Bagi penulis
Sedang.
5
2. Bagi profesi
menangani kasus pada bayi baru lahir dengan Asfiksia Sedang sesuai
3. Bagi Institusi
a. Rumah Sakit
b. Pendidikan
Laporan studi kasus tentang asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan
1. Ningsih, TAP (2011), dengan judul “Asuhan kebidanan Pada Bayi Baru
hidung, memberi rangsangan taktil pada telapak kaki dan punggung bayi,
asuhan yang diberikan adalah asfiksia teratasi, keadaan umum: bayi baik,
155 mg/ 12 jam. Hasil dari asuhan yang diberikan adalah asfiksia teratasi,
Kemudian persamaan dan perbedaan dalam kasus ini antara lain ialah
pada tempat dilakukan studi kasus yaitu pada Verawati,W tempat studi
kemudian waktu studi kasus yaitu pada keaslian dilaksanakan pada tahun
kasus yaitu pada RB Restu Sragen dan RSUD Pandan Arang Boyolali
F. Sistematika penulisan
judul “Asuhan Kebidanan Bayi Baru lahir Pada Bayi Ny.K dengan
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisi tentang landasan teori medis dan teori manajemen.
Bab ini berisi tentang jenis studi, lokasi studi kasus, subjek studi
BAB V PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. TEORI MEDIS
a. Pengertian
lahir dari rahim wanita melalui jalan normal atau dengan bantuan
b. Ciri – ciri bayi baru lahir normal menurut Dewi (2011), adalah
sebagai berikut:
8) Pernapasan ± 40 – 60 x/menit.
9
10
yang cukup.
10) Rambut lanugo tidak terlihat dan rambut kepala biasanya telah
sempurna.
16) Reflek suching (isap dan menelan) sudah terbentuk dengan baik.
19) Genetalia
mayora.
1) Pernapasan
2) Peredaran darah
bilik kiri jantung. Dari bilik kiri darah dipompa melalui aorta
arteriosus ke aorta.
Menurut Arief dkk (2009), ketika bayi lahir berada pada suhu
Apabila bayi dibiarkan dalam suhu kamar 25oC maka bayi akan
yaitu:
a) Konduksi
b) Konveksi
c) Radiasi
keadaan telanjang.
d) Evaporasi
(2) Selimuti bayi dengan selimut atau kain bersih yang kering
dan hangat.
lahir.
4) Hati
agak lama. Enzim hati belum aktif benar pada waktu bayi baru
syndrome.
(2011), yaitu:
melakukan tindakan.
a) Asfiksia neonaturum
pada bayi.
15
c) Kejang neonatus
2) Asfiksia
a. Pengertian
(Wiknjosastro, 2004).
bernapas secara spontan dan teratur segera setelah lahir. Keadaan ini
diantaranya:
menyebabkan hipertoni.
c. Patofisiologi
mengatasinya.
lebih berat. Keadaan ini akan mempengaruhi fungsi sel tubuh dan
rangsangan.
sesudah persalinan.
diberikan.
proses persalinan.
e. Penanganan
tanda-tanda asfiksia.
telunjuk.
hidung.
(3) Buka dan tutup mulut serta hidung, dagu keatas dan ke
1. Pengertian
1. Data Subyektif
a) Biodata
yang dilahirkan.
tua bayi.
tingkat kesuburan.
ekonomi.
b) Keluhan utama
(Mufdlilah, 2009).
(Varney, 2007).
2009).
24
(Varney, 2007).
(Stoppard, 2009).
2008).
80x/menit.
<36,5oC.
adalah:
makrochepal, atau
kelainan.
benjolan.
berwarna kebiruan.
kelenjar tyroid.
dan limfe.
kebiruan.
labia minora.
kebiruan.
cekungan.
adakah kelaianan.
lemah.
34 cm).
Keterlambatan
34 cm).
(Dewi, 2011).
2010).
dan trombosit.
1) Diagnosa kebidanan
31
Diagnosa kebidanan :
Data Dasar:
a) Data Subjektif
(Nursalam, 2008).
b) Data Objektif
2) Masalah
3) Kebutuhan
bidan dan klien agar dapat dilaksanakan dengan efektif karena klien
30-60 detik.
4) Buka dan tutup mulut serta hidung gerakan dagu keatas dan
4) Membuka dan tutup mulut serta hidung gerakan dagu keatas dan
normal, tidak hipotermi, tidak infeksi, reflek dan nutrisi bayi baik,
3. Data perkembangan
kebidanan pada bayi baru lahir dengan asfiksia sedang ini menggunakan
S : Subyektif
melalui anamnesa.
O : Obyektif
P : Planning
C. Landasan Hukum
36
3. Perawatan bayi.
6. Pemberian imunisasi.
7. Pemberian penyuluhan.
(Kepmenkes, 2010)
D. Informed Concent
klien atau walinya (bagi bayi, anak di bawah umur dan klien yang tidak sadar
METODOLOGI
Jenis laporan ini adalah laporan studi kasus dengan metode deskriptif.
secara obyektif. Studi kasus adalah studi yang dilakukan dengan cara
mengkaji suatu permasalahan melalui suatu proses yang terdiri dari unit
tunggal.
mengambil kasus (Notoatmodjo, 2010). Subyek pada studi kasus ini adalah
37
38
dengan menggunakan format asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan
1. Data Primer
a. Wawancara
b. Observasi
denyut jantung, reflek, intake dan output pada bayi baru lahir, dan
adakah infeksi.
c. Pemeriksaan fisik
cara :
1) Inspeksi
gerakan.
2) Palpasi
3) Perkusi
4) Auskultasi
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang didapat tidak secara langsung dari
RSUD Karanganyar.
berbagai ahli dari buku – buku sumber yang ada (Notoatmojo, 2010).
41
Pada studi kasus ini menggunakan studi kepustakaan dari tahun 2002
sampai 2013.
Alat dan bahan yang dibutuhkan dalam teknik pengumpulan data antara lain :
1. Wawancara
Menggunakan alat :
c. Bolpoin
2. Observasi
Menggunakan alat :
a. Termometer
b. Stetoskop
c. Jam tangan
3. Resusitasi
Menggunakan alat :
b. Bahan ganjal bahu bayi. Bahan ganjal dapat berupa kain, kaos,
d. Tabung oksigen.
A. TINJAUAN KASUS
I. Pengkajian
a. Data subyektif
1) Identitas bayi
b) Umur : 10 menit.
42
43
Pada ibu
d) Keluhan-keluhan pada
e) ANC:
g) Imunisasi TT :
4 bulan.
44
d) Placenta :
(2) Panjang : 50 cm
3) Riwayat penyakit
minggu.
140/100mmHg.
mulut.
penyakit lainnya.
46
(1) Menular
(2) Menurun
kembar.
e) Riwayat operasi :
c. Pemeriksaan fisik
2) Pemeriksaan Umum
a) Suhu : 36OC
b) Pernafasan : 28x/menit
d) Keaktifan : lemah
hematoma
putih.
d) Kulit : Sianosis
labiopalatoskisis.
terdapat retraksi.
punggung.
mekonium
4) Reflek
akan terkejut.
akan menoleh.
49
benar
kuat.
5) Antropometri
a) Lingkar kepala : 33 cm
b) Lingkar dada : 31 cm
d) LILA : 12 cm
6) Eliminasi
d. Pemeriksaan penunjang:
a. Diagnosa kebidanan
Data Dasar :
1) Data subyektif
2) Data obyektif
b) Pemeriksaan fisik:
labiopalatoskisis.
terdapat retraksi
c) Vital sign
S : 36O C
R : 28 x/menit
d) Pemeriksaan reflek:
b. Masalah
c. Kebutuhan
4) Infus RL 12 tpm.
52
V. Rencana tindakan
b. Keringkan tubuh bayi dengan cara ganti kain yang basah dan
lee.
8) Infus RL 12 tpm.
VI. Pelaksanaan
dokter.
kering.
4 jam.
4) Infus RL 12 tpm.
steril.
VII.Evaluasi
b. Tubuh bayi telah dikeringkan dan bayi sudah diganti dengan kain
f. Telah diberikan rangsanga taktil pada telapak kaki dan punggung bayi
dengan cara menepuk dan pernafasan mulai teratur serta bayi sudah
menangis kuat.
h. Setelah diberikan terapi: oksigen 2 liter/ menit per nasal, injeksi Vit.
36,6o C maka suhu tubuh bayi sudah mulai meningkat yaitu 36,2° C
steril
±25 cc/4 jam melalui dot bayi sudah bisa menelan susu sedikit demi
sedikit.
a) BAK
c) BAB
Konsistensi : padat
DATA PERKEMBANGAN I
S : Subyektif
O : Obyektif
R : 42 x/ menit
S : 36,6oC
5. Pemeriksaan reflek:
A : Assasment
Bayi Ny. K Umur 1 hari dengan Riwayat Asfiksia Sedang perawatan 1 hari.
P : Planning
Evaluasi
1. Telah dilakukan observasi tanda – tanda vital pada bayi setiap 4 jam
dengan hasil :
a) BAK
Frekuensi : 7-8x/hari
b) BAB
Konsistensi: padat
4. Telah diberikan kebutuhan cairan pada bayi berupa susu formula sebanyak
5. Ibu bersedia untuk menyusui bayinya secara on demand pada saat keadaan
DATA PERKEMBANGAN II
O : Obyektif
R : 42x/menit.
S : 36,6oC
A : Assesment
Bayi Ny.K Umur 2 hari dengan Riwayat Asfiksia Sedang perawatan hari
kedua.
60
P : Planning
5. Menganjurkan ibu untuk tetap memberikan ASI pada saat keadaan ibu
Evaluasi
2. Telah dilakukan observasi tanda-tanda vital setiap 4 jam pada bayi dengan
hasil:
a) BAK
Frekuensi : 7-8x/hari
b) BAB
Frekuensi : 2-3x/hari
Konsistensi : padat
4. Telah diberikan kebutuhan cairan pada bayi berupa susu formula sebanyak
S : Subyektif
ASI.
O : Obyektif
R : 48 x/menit.
62
S : 36,6oC
A : Assesment
Bayi Ny. K Umur 3 hari dengan Riwayat Asfiksia Sedang perawatan hari
ketiga.
P : Planning
steril.
6. Menganjurkan ibu untuk tetap memberikan ASI pada saat keadaan ibu
Evaluasi
dengan hasil:
a. BAK
Frekuensi : 8-9x/hari
Warna : kuning jernih.
b. BAB
Frekuensi : 2-3 x/hari
Konsistensi : padat
Warna : kuning
4. Telah diberikan kebutuhan cairan pada bayi berupa susu formula
5. Ibu sudah mengerti dan paham bagaimana cara memandikan bayi dan
6. Ibu bersedia untuk memberikan ASI pada saat keadaan ibu sudah mulai
membaik.
B. PEMBAHASAN
Pada bab ini penulis akan membahas kesenjangan yang ada antara
penatalaksanaan kasus dengan konsep teori yang telah diuraikan pada Bab II.
dari varney, maka pembahasan akan diuraikan langkah demi langkah sebagai
berikut:
1. Pengkajian
studi dokumentasi.
keadaan pada bayi baru lahir yang mengalami gagal bernafas secara
spontan dan teratur segera setelah lahir. Sehingga bayi tidak dapat
Sedang diperoleh data subyektif dengan keluhan bayi lemah, dan bayi
Apgar Score diperoleh hasil nilai Apgar Score 5-6-7, pemeriksaan umum
neck pada bayi diperoleh hasil positif tetapi masih lemah, pemeriksaan
2. Interpretasi Data
masalah, dan kebutuhan pada bayi baru lahir dengan Asfiksia Sedang.
pengkajian atau yang menyertai diagnosa masalah pada bayi baru lahir
pada bayi baru lahir Ny. K adalah hipotermi. Kebutuhan yang diberikan
adalah pemberian lampu sorot kepada bayi agar bayi tetap merasa hangat.
3. Diagnosa Potensial
66
potensial bila bayi masih belum bisa bernafas spontan maka potensial
terjadi Asfiksia Berat (Hasan, 2005). Namun pada kasus bayi Ny. K
dengan Asfiksia Sedang ini tidak terjadi diagnosa potensial karena dapat
4. Antisipasi
pemberian O2, menjaga agar suhu tetap hangat, kolaborasi dengan tim
medis. Jadi pada langkah ini tidak terdapat kesenjangan antara teori dan
praktik dilapangan.
5. Perencanaan
keluarga pasien, keringkan tubuh bayi, berikan lampu sorot pada bayi,
ganti kain basah dengan kain kering dan bersih, bungkus tubuh bayi,
posisikan kepala bayi sedikit ekstensi, bersihkan jalan napas dari mulut
secara IM; cefotaxim 1 x125 mg per IV, pemberian oksigen per nasal tiap
pada bayi baru lahir dengan Asfiksia Sedang adalah sebagai berikut:
tim medis dalam pemberian terapi berupa: infus D 10% 550 cc/24jam,
tiap 4 jam. Pada langkah ini terdapat kesenjangan antara teori dan praktik
yaitu dalam pemberian terapi kepada klien. Jika pada teori, terapi yang
hanya membutuhkan cairan tubuh bayi supaya bayi dapat bergerak aktif
6. Pelaksanaan
diberikan tidak sesuai dengan teori yang ada yaitu pada pemberian terapi
1x125 mg, bayi masih dirawat dalam inkubator dengan suhu 36,6 C
sedangkan di teori terapi yang diberikan adalah Infus D 10% 550 cc/24
hanya membutuhkan cairan tubuh bayi supaya bayi dapat bergerak aktif.
7. Evaluasi
dengan Asfiksia Sedang adalah bayi bisa bernapas dengan normal, tidak
hipotermi, tidak infeksi, reflek dan nutrisi bayi baik, vital sign normal.
(Arief dan Sari, 2009). Setelah dilakukan asuhan kebidanan selama 3 hari
maka hasil asuhan yang di dapat yaitu keadaan umum bayi baik, bayi
bernapas normal, reflek moro, rooting, suching, tonick neck, dan reflek
PENUTUP
Dalam bab terakhir penyusunan karya tulis ilmiah yang berjudul ”Asuhan
Kebidanan pada Bayi Baru Lahir Bayi Ny. K dengan Asfiksia Sedang Di RSUD
A. Kesimpulan
pada pasien keluhan bayi tidak menangis segera setelah lahir, dan tidak
5-6-7.
3. Diagnosa potensial pada Bayi Baru Lahir dengan Asfiksia Sedang adalah
secara intensif.
4. Tindakan segera yang dilakukan pada Bayi Baru Lahir dengan Asfiksia
69
70
5. Dalam menyusun suatu rencana asuhan kebidanan pada bayi baru lahir
berikan lampu sorot pada bayi, ganti kain basah dengan kain kering dan
jalan napas dari mulut hingga hidung, berikan rangsangan taktil pada
6. Pelaksanaan asuhan yang diberikan pada bayi baru lahir dengan Asfiksia
lampu sorot pada bayi, mengganti kain basah dengan kain kering dan
7. Evaluasi dari asuhan kebidanan pada Bayi Ny. K dengan riwayat Asfiksia
keadaan umum bayi baik, bayi bernapas normal, reflek moro, rooting,
71
suching, tonick neck, dan reflek swallowing ada dan kuat, serta bayi
teori yang ada, sehingga terdapat kesenjangan antara teori dengan praktik
dilapangan yaitu pada pemberian terapi dan itu tidak menjadi suatu
masalah.
diteori terapi diberikan adalah oksigen 2 liter / menit, injeksi vit. K 1mg,
mengingat keadaan pasien yang kekurangan cairan pada saat itu. Hal ini
atau terapi pada pasien harus disesuaikan dengan kondisi pasien tersebut.
B. Saran
Dari adanya kesimpulan tersebut diatas maka penulis dapat memberikan saran
sebagai berikut:
1. Bagi pasien
2. Bagi profesi
72
pada pasien.
3. Bagi RSUD
4. Bagi pendidikan
DAFTAR PUSTAKA
Arief, dkk. 2009. Neonatus Dan Asuhan Keperawatan Anak. Yogyakarta : Nuha
Medika
Depkes RI. 2007. Angka Kematian Bayi Baru Lahir. (AKB). http: // Cetak.
Kompas. Com / r ead / xml / 2007 / 29 / 0051226 // Stimulusosial.
Dewi, V. 2011. Asuhan Neonatus Bayi Dan Anak Balita. Jakarta : Salemba
Medika.
Saifuddin. 2004. Manajemen Kebidanan. hal 34. Jakarta :Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo.
.
–––––––––––. 2005. Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta :
Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Sulistyowati, N. 2008. Asuhan Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir Dengan Asfiksia
Sedang Di Ruang Perinatologi RSUD Pandan Arang Boyolali. Karya
Tulis Ilmiah.Akbid Kusuma Husada.
Verawati, W. 2010. Asuhan Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir Dengan Asfiksia
sedang Di Ruang Perinatologi RSUD Karanganyar. Karya Tulis Ilmiah.
Akbid Kusuma Husada.