BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
pohon kehidupan. Karena mulai dari akar, batang, daun, bunga, dan buah
pembuatan minyak nabati yang utama, daging buah kelapa kaya akan
ٍ ات ِم أن أ َ أعنَا
ب َوزَ أرعٌ َون َِخي ٌل ٌ َّات َو َجن
ٌ ط ٌع ُمتَ َجا ِو َر ِ َو ِفي أاْل َ أر
َ ض ِق
علَ ٰى َ ض ُل َب أع
َ ض َها ِ َاح ٍد َونُف ٍ ص أن َو
ِ ان يُ أسقَ ٰى ِب َماءٍ َو ِ غي ُأر ٌ ص أن َو
َ ان َو ِ
ٍ ض فِي أاْل ُ ُك ِل ۚ إِ َّن فِي ٰذَ ِل َك ََليَا
َت ِلقَ أو ٍم يَ أع ِقلُون ٍ بَ أع
Terjemahan ayat :
yang tidak bercabang, disirami dengan air yang sama. Kami melebihkan
2
sebagai antimikroba (Ketaren, 2008). Selain itu, manfaat lain dari minyak
terdapat pada minyak kelapa lebih tinggi daripada minyak sawit, minyak
minyak kelapa murni buatan industri rumah tangga asal desa Pasarwajo,
FTIR.
B. Rumusan Masalah
1. Maksud penelitian
2. Tujuan Penelitian
a. Tujuan Umum
b. Tujuan Khusus
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
(SNI 7381:2008).
2. Manfaat Praktis
7381:2008).
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
pantai yang datar sampai ke daerah pegunungan yang agak tinggi. Kelapa
buahnya, tetapi seluruh bagian tanaman mulai dari akar, batang, sampai
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Monocotyledoneae
Ordo : Palmales
Family : Palmae
Genus : Cocos
sagu (Metroxylon sp), salak (Salaca edulis), dan aren (Arenga pinata).
perbedaan umur pohon mulai berbuah, bentuk dan ukuran buah, warna
Pada umumnya, batang kelapa tumbuh lurus ke atas dan tidak bercabang,
kecuali jika ditanam di tepi sungai atau tebing. Tinggi batang kelapa dapat
pelepah daun yang terdapat pada anak-anak daun pada sis kiri dan
kanannya. Pada pohon yang sudah dewasa, panjang anak daun 100- 300
jantan yang sangat banyak sekitar 200 kuntum ke arah ujung cabang
(Warisno, 2003).
7
B. Minyak Kelapa
dipengaruhi oleh tingkat ketuaan buah, semakin tua buah semakin tinggi
kadar minyaknya. Buah kelapa yang sudah tua atau matang umumnya
senyawa trigliserida yang tersusun atas asam lemak dan 90% diantaranya
yaitu asam lemak jenuh. Setiap minyak nabati memiliki sifat dan ciri yang
Minyak kelapa kaya akan asam lemak berantai sedang (C8 – C14),
a. Cara Tradisional
Hal ini karena suhu pada saat pemanasan, selain itu antioksidannya
c. Cara Fermentasi
digunakan umumnya adalah ragi tape, ragi roti dan ragi tempe. Proses
d. Cara pancingan
minyak kelapa murni yang telah jadi. Ikatan lemak-protein pada santan
e. Cara enzimatis
papaya, enzim bromelin dari nenas dan enzim protease dari kepiting
(Baswardojo, 2005).
f. Cara Sentrifugasi
protein pada santan. Minyak kelapa yang dihasilkan dengan cara ini
2006).
asam lemak tak jenuh menjadi gugus peroksida dan senyawa radikal
10
bebas lainnya, hal ini dapat menimbulkan kanker. Selain itu menggunakan
golongan lipid. Suatu sifat yang khas dan mencirikan golongan lipid
(pelarut non polar) dan sebaliknya ketidaklarutannya dalam pelarut air dan
5. Karotenoid
hasil kondensasi satu molekul gliserol dengan tiga molekul asam lemak
tertentu (Rohman dan Sumantri, 2013). Lemak yang secara alami banyak
jumlah atom karbon 2-40 tetapi yang paling dominan adalah C18 dan C20
(Winarno, 1992).
cabang yang mengandung atom karbon genap mulai dari C-4, tetapi yang
paling banyak adalah C-16 dan C-18. Asam lemak dapat dikelompokkan
rantai pendek (short chain fatty acids, SCFA) yang mengandung jumlah
atom karbon C-4 sampai C-8, asam lemak rantai sedang (medium chain
13
fatty acids, MCFA) mengandung atom karbon C-10 dan C-12, dan asam
lemak rantai panjang (long chain fatty acids, LCFA) mengandung jumlah
lemak jenuh dapat dibagi tiga golongan, asam lemak jenuh (saturated fatty
acid; SFA) karena tidak mempunyai ikatan rangkap, asam lemak tak jenuh
tunggal (mono unsaturated fatty acids; MUFA) hanya memiliki satu ikatan
rangkap dan asam lemak tak jenuh jamak (polyunsaturated fatty acids,
1. Organoleptik
warna, bau dan rasa. Jika tidak terlihat warna lain atau kuning pucat
alamiah dan normal dianggap berbau tengik. Bau tengik timbul karena
murni adalah normal. Ini semua gejala normal dan bukan minyak
2. Cara Fisika
a. Kadar Air
(Sudarmadji, 1989).
b. Bobot Jenis
minyak atau lemak pada suhu 250C dengan berat air pada volume
dan suhu yang sama (Rohman dan Sumantri, 2013). Cara ini dapat
3. Cara Kimia
a) Bilangan Asam
b) Bilangan Penyabunan
c) Bilangan Iodium
banyaknya iodium yang diserap oleh 100 gram minyak, lemak, atau
jenuh, baik dalam bentuk bebas atau dalam bentuk ester, yang
Sumantri, 2013).
vibrasi ada 2 yaitu ada vibrasi regangan atau stretching dan vibrasi
a. Sumber radiasi
b. Sampel kompartemen
ataupun gas.
18
c. Interferometer
komponen-komponen frekuensi.
d. Detektor
sampel (padat, cair, dan gas). Hasil berupa spektra dapat digunakan
1990).
melebihi batas tersebut, permukaan prisma dan sel alkali halida akan
(Khopkar, 1990).
(Khopkar, 1990).
20
Amida 1670-1700
CN Oksim 1640-1690
CO Β-diketon 1540-1640
C=O Ester 1650
C=C Alkena 1620-1680
N – H (b) Amina 1575-1650 1538-1667
- N=N– Azo 1575-1630 (6,5-7,5 µ ) Daerah sidik jari
- C – NO2 Nitro 1550-1570 1538-1667
- C – NO2 Nitro aromatik 1300-1570
C–O–C Eter 1230-1270 1053-1333
(7,5-9,5 µ )
- (CH2)n Senyawa lain ~ 722 666-900
(11-15,0 µ )
21
BAB III
METODE PENELITIAN
rumah tangga, sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah minyak
C. Metode Kerja
menggunakan metode analisis minyak dan lemak secara fisika, kimia dan
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain alat gelas,
waterbath.
22
baku HCl 0,4768 N, larutan baku KOH 0,0993 N, larutan baku natrium
E. Prosedur Penelitian
3. Prosedur Pengujian
a. Organoleptik
(Soekarto, 1990).
23
b. Cara Fisika
a) Kadar Air
2009).
b) Bobot Jenis
Sumantri, 2013).
(𝑎−𝑏)
Bobot jenis minyak = (𝑐−𝑏)
a) Bilangan Asam
Keterangan :
N = Normalitas
b) Bilangan Penyabunan
atau minyak.
Bilangan penyabunan :
Keterangan :
V = Volume titrasi
N = Normalitas
c) Bilangan Iodium
Keterangan :
hilang.
mL tiosulfat x N tiosulfat
= x 1000
berat sampel (g)
27
BAB IV
A. HASIL
1. Organoleptik
Jenis Uji
No. Kode Sampel Bau Rasa Warna
1 A Khas kelapa Normal, khas
segar, tidak minyak kelapa Kekuningan
tengik
2 B Khas kelapa Normal, khas
segar, tidak minyak kelapa Kekuningan
tengik
3 C Khas kelapa Normal, khas
segar, tidak minyak kelapa Kekuningan
tengik
2. Cara Fisika
3. Cara Kimia
Keterangan :
B. PEMBAHASAN
A, B, dan C memiliki aroma khas kelapa segar dan tidak tengik. Rasa
analisis kadar air dan bobot jenis. Jika dalam minyak terdapat air, maka
rasa dan bau tengik pada minyak. Hasil yang diperoleh dalam analisis
sesuai dengan standar SNI:2008 yaitu nilai kadar air maksimal 0,2%.
g, dan 0,91902 g. Berat jenis yang diperoleh sesuai dengan standar mutu
B = 0,6486, dan C = 0,4708. Hal ini tidak sesuai dengan standar SNI:2008
yakni nilai bilangan asam adalah maksimal 0,2. Angka asam yang besar
menunjukkan asam lemak bebas yang berasal dari hidrolisa minyak atau
molekul KOH dan satu molekul minyak. KOH yang tersisa dari reaksi
molekul minyak secara kasar. Dalam hal ini diperoleh nilai penyabunan
yang diperoleh tidak sesuai dengan standar SNI:2008 yakni nilai bilangan
iodin yaitu 4,1-11,0 (g iod/g). Hal ini disebabkan karena sampel tersebut
standar SNI:2008 yaitu maksimal 2,0 (mg ek/kg). Hal ini disebabkan oleh
sejumlah asam lemak tak jenuh yang terdapat pada sampel mengikat
33
dapat berupa alkana dan aldehid (Lampiran 7 dan 8). Hal ini sesuai
diantaranya yaitu asam laurat (C12) dan asam miristat (C14) (Alamsyah,
2005). Selain itu, terdapat puncak yang menandakan adanya gugus C=O
yaitu ester (Lampiran 7 dan 8). Hal ini sesuai dengan literatur yaitu adanya
vibrasi ulur C=O terjadi di 1739 cm-1 dalam ester alifatik. Ester-ester ini
mempunyai dua pita yang kuat disekitar 1200-1100 cm-1 (Lampiran 9).
Era modern saat ini, minyak kelapa telah jarang digunakan karena
minyak sawit hanya sekitar 0,30 (Alamsyah, 2005). Asam lemak jenuh
kolesterol darah (Enig, 1999). Asam laurat dalam tubuh akan diubah
34
(Soerjodibroto, 2005).
35
BAB V
A. Kesimpulan
B. Saran
cemaran mikroba, logam dan arsen (As) terhadap sampel minyak kelapa
murni buatan industri rumah tangga asal desa Pasarwajo, Buton Sulawesi
Tenggara.
36
DAFTAR PUSTAKA
Baswardojo, D., 2005, Seluk Beluk Pembuatan Minyak Kelapa & VICO,
INDO COCO, Jakarta.
Backer, C.A., Van den Brink, B., 1986, Flora of Java (Spermatophytes
Only), Vol. III, Wolter-Noordhoff, NVP, Groningen.
Dede., Zainal, G., Yuni, H., 2005, Bebas Segala Penyakit Dengan VCO,
Puspa Swara, Jakarta.
Dirjen POM., 1995, Farmakope Indonesia edisi IV, Depkes RI, Jakarta.
Estien, Y., 2005, Kimia Fisika Untuk Paramedis, Andi Press, Yogyakarta.
Hof, M., 2003, Basic of Optical Spectroscopy, dalam Gauglitz, G, dan Vo-
Dinh, T., (Eds.), Handbook of Spectroscopy, 41-42, Willey-VCH
Verlag GmbH & Co. KGaA, Weinheim.
37
Pavia, D.L., Lampman, G.M., and Kriz-jr, G.S., 2009, Introduction Into
Spectroscopy: A Guide For Students Of Organic Chemistry, W.B.
Saunders Company, Philadelphia, USA.
Rindengan, B.A., Lay, H., Novarianto, H., Kembuyan dan Mahmud, Z.,
1995, Karakterisasi daging buah Kelapa Hibrida untuk bahan baku
industri makanan, Laporan Hasil Penelitian, Kerjasama Proyek
Pembinaan Kelembagaan Penelitian Pertanian nasional, Badan
Litbang.
Setiaji, B., Prayugo, S., 2006, Membuat VCO Berkualitas Tinggi, Penebar
Swadaya, Jakarta.
Suastuti, D.A., 2009, Kadar Air dan Bilangan Asam dari Minyak Kelapa
yang dibuat dengan cara Tradisional dan Fermentasi, Jurusan
KimiaFMIPA, Universitas Udayana, Bukit Jimbaran.
Suryani, A.D., 2005, Analisis Mutu Minyak Kelapa Tradisional asal desa
Sidodadi Kabupaten Polmas, UMI, Makassar.
Tuminah, S., 2009, Efek Asam Lemak Jenuh Dan Asam Lemak Tak Jenuh
“Trans” Terhadap Kesehatan”, Media Peneliti dan Pengembang
Kesehatan Volume XIX, Suplemen II, Biomedis Dan Farmasi.
Wahab, A.W., Dewang, S., Armynah, B., Ponganan, K., 2011, Analisis
Spektrum Infra Merah dari Minyak Goreng Kelapa untuk Identifikasi
perubahan Panjang Gelombang akibat Variasi Temperatur, Jurusan
Kimia FMIPA UH, Universitas Hasanuddin.
Winarno, F.G., 1992, Kimia Pangan dan Gizi,. PT. Gramedia Pustaka
Utama, Jakarta.
39
jam. Larutkan dalam 100 mL air dan tambahkan 2 tetes merah metil.
mendidih, dan titrasi lagi bila perlu hingga warna merah muda pucat
jam dan larutkan dengan 100 mL air dalam labu bersumbat kaca 500
gelap selama 10 menit. Bilas tutup dan dinding labu sebelah dalam
40
dengan air dan titrasi iodum yang dibebaskan dengan larutan natrium
sampai serbuk kalium iodida tidak larut lagi sehingga berbentuk larutan
gelas kimia dan ditambah aquades sebanyak 100 mL. Gelas kimia
57,5279 − 57,5136
= x100%
57,5279
= 0,0248%
(77,6553−32,2049) 45,4504
Bobot Jenis = (81,6504−32,2049) = 49,4455 = 0,9192 𝑔
(7−6,75)
Bilangan Iodin = x 0,0982 x 12,691 = 1,3605 (g iod/100g)
0,229
60,8631 − 60,8600
= x100%
60,8631
= 0,005224832941%
(77,36325−31,74544) 45,61781
Bobot Jenis = = 49,63771 = 0,9190 𝑔
(81,38315−31,74544
N HCl = 0,4768 N
(7−6,75)
Bilangan Iodin = x 0,0982 x 12,691 = 1,1578 (g iod/100g)
0,2691
60,5806 − 60,5767
= x100%
60,5806
= 0,00633866078%
(77,4111−31,8716) 45,5395
Bobot Jenis = = 49,5520 = 0,9190 𝑔
(81,4237−31,8716)
N HCl = 0,4768 N
(7−6,85)
Bilangan Iodin = x 0,0982 x 12,691 = 0,911 (g iod/100g)
0,2052
Keterangan :
Alkana (2921,29)
Keterangan :
Alkana (2919,36)
Keterangan :
Alkana (2924,18)
cm-1