Shintia Friska Wulandari Reaksi Oksidasi Reduksi 2 Pengaruh Asam Dan Basa Terhadap Logam
Shintia Friska Wulandari Reaksi Oksidasi Reduksi 2 Pengaruh Asam Dan Basa Terhadap Logam
Oleh :
Kelompok : 3 (Tiga)
PENDIDIKAN KIMIA
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2018
I. Nomor Percobaan : IV
II. Judul Percobaan : Reaksi Oksidasi Reduksi (2)
Pengaruh Asam dan Basa Terhadap Logam
III. Tujuan Percobaan : Mempelajari Pengaruh Asam dan Basa
Terhadap Logam
Ingat bahwa angka yang ditulis di atas unsur adalah bilangan oksidasi dari
unsur tersebut. Dilepasnya eletron oleh suatu unsur selama oksidasi ditandai dengan
meningkatnya bilangan oksidasi unsur itu. Dalam reduksi, terjadi penurunan
bilangan oksidasi karena diperolehnya elektron oleh unsur tersebut. Dalam reaksi
yang ditunjukkan di sini, logam Mg dioksidasi dan ion H+ direduksi; ion Cl- adalah
ion pengamat.
A. Reaksi Oksidasi dan Reduksi Berdasarkan Penggabungan dan
Pelepasan Oksigen.
Penggabungan dan pelepasan oksigen adalah konsep awal pada defenisi
reaksi redoks. Hal ini didasarkan pada kemampuan gas oksigen untuk bereaksi
dengan berbagai unsur membentuk suatu oksida. (Krisnandi, 2014)
Oksidasi adalah peristiwa penggabungan suatu zat dengan oksigen. Zat
yang member oksigen pada reaksi oksidasi disebut oksidator.
Contoh reaksi oksidasi:
2Cu(s) + O2(g) → 2CuO(s)
2 Fe(s) + O2(g) → 2FeO(s)
CH4(g) + 2O2(g) → CO2(g) + 2H2O(l)
Reduksi adalah proses pelepasan oksigen dari suatu zat. Zat yang menarik
oksigen pada reaksi oksidasi disebut reduktor.
Contoh reaksi reduksi:
CuO(s) → Cu(s) + O2(g)
2SO3(s) → 2SO2(s) + O2(g)
PbO(s) → Pb(s) + O2(g)
+6 +3
Reduksi: Cr2O72- → Cr3+
Tahap 3. Setarakan atom yang bukan O dan H disetiap setengah reaksi secara
terpisah
Setengah reaksi oksidasi sudah setara untuk atom Fe. Untuk setengah reaksi reduksi
kita kalikan Cr3+ dengan 2 untuk menyetarakan atom Cr.
Cr2O72- → 2Cr3+
Tahap 4. Untuk reaksi dalam medium asam, tambahkan H2O untuk menyetarakan
atom O dan tambahkan H+ untuk, menyetarakan ataom H.
Karena reaksi berlangsung dalam lingkungann asam, kita tambahan 7 molekul H2O
di sebelah kanan setengah reaksi reduksi untuk menyetarakan atom O:
Cr2O72- → 2Cr3+ + 7H2O
Untuk menyetarakan atom H, kita tambahkan 14 ion H+ sebelah kiri:
14H+ + Cr2O72- → 2Cr3+ + 7H2O
Tahap 5. Tambahkan elektron pada salah satu sisi dari setiap setengah reaksi untuk
menyetarakan muatan. Jika perlu, samakan jumlah elektron di kedua setengah
reaksi dengan cara mengalikan satu atau kedua setengah reaksi dengan koefisien
yang sesuai.
Tahap 6. Jumlahkan kedua setengah reaksi dan setarakan persamaan akhir dengan
pengamatan. Elektron-elektron di kedua sisi harus saling meniadakan.
Kedua setengah reaksi dijumlahkan sehingga diperoleh:
14H+ + Cr2O72- + 6Fe2+ + 6e- → 2Cr3+ + 6Fe3+ + 7H2O + 6e-
Elektron pada kedua sisi saling meniadakan, dan kita mendapatkan persamaan ionik
bersih yang sudah setara:
14H+ + Cr2O72- + 6Fe2+ → 2Cr3+ + 6Fe3+ + 7H2O
Tahap 7. Periksa kembali apakah persamaan ini mengandung jenis dan jumlah
atom yang sama serta periksa juga apakah muatan pada kedua sisi persamaan
sudah sama.
Untuk reaksi dalam medium basa, kita biasanya akan menyetarakan atom seperti
yang telah kita lakukan pada tahap 4 untuk medium asam. Lalu, untuk setiap ion H+
biasanya kita tambahkan ion OH- yang sama banyaknya di kedua sisi persamaan.
Jika H+ dan OH- muncul pada sisi yang sama dari persamaan, kita biasanya akan
menggabungkan ion-ion tersebut menjadi H2O.
ASAM
Asam (yang sering diwakili dengan rumus umum HA) secara umum merupakan
senyawa kimia yang bila dilarutkan dalam air akan menghasilkan larutan dengan
pH lebih kecil dari 7. Dalam definisi modern, asam adalah suatu zat yang dapat
memberi proton (ion H+) kepada zat lain (yang disebut basa), atau dapat menerima
pasangan elektron bebas dari suatu basa. (Zulaiha, 2011). Suatu asam bereaksi
dengan suatu basa dalam reaksi penetralan untuk membentuk garam. Contoh asam
adalah asam asetat (ditemukan dalam cuka) dan asam sulfat (digunakan dalam
baterai atau aki mobil). Asam umumnya berasa masam, tapi cairan asam pekat
sangat berbahaya dapat merusak kulit dan hati-hati mata, jika terpercik asam pekat
bisa berakibat kebutaan. Jika kena asam pekat harus langsung dicuci dengan air
mengalir sampai benar-benar bersih.
Penggunaan Asam
Asam klorida adalah larutan akuatik dari gas hydrogen klorida (HCl). Ia adalah
asam kuat, dan merupakan komponen utama dalam asam lambung. Senyawa ini
juga digunakan secara luas dalam industri. Asam klorida harus ditangani dengan
hati-hati karena merupakan cairan yang sangat korosif (dapat menyebabkan
pengikisan) dan berbau menyengat. HCl termasuk bahan kimia berbahaya atau B3.
Asam klorida pernah menjadi zat yang sangat penting dan sering digunakan dalam
awal sejarahnya. Ia ditemukan oleh alkimiawan Persia yang bernama Abu Musa
Jabir bin Hayyan sekitar tahun 800. Senyawa ini digunakan sepanjang abad
pertengahan oleh alkimiawan dalam pencariannya mencari batu filsuf, dan
kemudian digunakan oleh ilmuwan Eropa dalam rangka membangun pengetahuan
kimia modern.
Asam nitrat adalah cairan jernih tidak berwarna jika masih baru, akan menjadi
kekuning-kuningan jika terkena cahaya atau sering terbuka botolnya karena
sebagian kecil memecah :
Oleh karena itu harus selalu disimpan di dalam botol yang berwarna gelap (coklat,
biru, hijau). Sebagai pengoksidasi harus ditangani secara hati-hati, jika tertumpah
dapat membakar kertas, jerami atau kayu. Dapat meledak botolnya jika disimpan di
tempat panas, uapnya beracun. HNO3 pekat memiliki kadar antara 50-75%. Asam
nitrat berasap memiliki kadar 95% dan titik didih 86 oC.
Definisi umum dari basa adalah senyawa kimia yang menyerap ion hydronium
ketika dilarutkan dalam air..Basa adalah lawan (dual) dari asam, yaitu ditujukan
untuk unsur/senyawa kimia yang memiliki pH lebih dari 7. Kostik merupakan
istilah yang digunakan untuk basa kuat. Basa dapat dibagi menjadi basa kuat dan
basa lemah. Kekuatan basa sangat tergantung pada kemampuan basa tersebut
melepaskan ion OH dalam larutan dan konsentrasi larutan basa tersebut.
Natrium hidroksida (NaOH), juga dikenal sebagai soda kaustik alkali dan, adalah
dasar logam kaustik. Hal ini digunakan di banyak industri, terutama sebagai basis
kimia yang kuat dalam pembuatan pulp dan kertas, tekstil, air minum,sabun dan
deterjen dan sebagai pembersih tiriskan. Produksi di seluruh dunia pada tahun 2004
adalah sekitar 60 juta ton,sementara permintaan adalah 51 juta ton.
Natrium hidroksida murni adalah padatan putih yang tersedia dipelet, serpih,
butiran, dan sebagai larutan jenuh 50%. Ini adalah higroskopis dan mudah
menyerap karbon dioksida dari udara,sehingga harus disimpan dalam wadah kedap
udara. Hal ini sangat larut dalam air dengan pembebasan panas. Hal ini jugalarut
dalam etanol dan metanol, meskipun pameran kelarutanrendah dalam pelarut
daripada kalium hidroksida. Natrium hidroksida cair juga merupakan basis yang
kuat, namun suhutinggi yang diperlukan aplikasi batas. Hal ini tidak larut dalameter
dan pelarut non-polar. Sebuah larutan natrium hidroksidaakan meninggalkan noda
kuning pada kain dan kertas.
Larutan natrium tiosulfat (Na2S2O3) termasuk dalam larutan baku sekunder, oleh
karena itu, larutan yang akan digunakan dalam titrasi perlu distandardisasi terlebih
dahulu. Hal ini disebabkan kestabilan larutan ini mudah dipengaruhi oleh pH
rendah (<5), sinar matahari, dan adanya daya bakteri yang memanfaatkan sulfur
(S). Pada pH yang rendah (<5), kestabilan larutan natrium tiosulfat (Na2S2O3) akan
terganggu sebab S2O32- akan mengalami penguraian menurut reaksi berikut :
S2O32- + H+ HS2O3-
Reaksi penguraian yang terjadi pada S2O32- ini berjalan lambat, maka kesalahan
pada waktu titrasi tidak perlu dikuatirkan walaupun larutan yang dititrasi bersifat
cukup asam, asal titrasi dilakukan dengan penambahan titran yang tidak terlalu
cepat. Selain disebabkan adanya reaksi penguraian S2O32- ,ketidakstabilan larutan
natrium tiosulfat (Na2S2O3) juga dipengaruhi oleh adanya aktivitas dari bakteri
yang menyebabkan terjadinya perubahan S2O32- menjadi SO3-, SO42-, dan S↓. S ini
tampak sebagai endapan koloidal yang membuat larutan menjadi keruh ( tanda
bahwa larutan harus diganti ). Untuk mencegah aktivitas dari bakteri, pada
pembuatan larutan natrium tiosulfat (Na2S2O3) hendaknya digunakan air yang
sudah dididihkan atau dapat pula ditambahkan pengawet seperti khloroform,
natrium benzoat, atau HgI2.
LOGAM
Logam adalah unsur kimia yang mempunyai sifat-sifat kuat, liat, keras, penghantar
listrik dan panas, serta mempunyai titik cair tinggi. Bijih logam ditemukan dengan
cara penambangan yang terdapat dalam keadaan murni atau bercampur. Bijih logam
yang ditemukan dalam keadaan murni yaitu emas, perak, bismut, platina, dan ada
yang bercampur dengan unsur- unsur seperti karbon, sulfur, fosfor, silikon, serta
kotoran seperti tanah liat, pasir, dan tanah.
Bijih logam yang ditemukan dengan cara penambangan terlebih dahulu dilakukan
proses pendahuluan sebelum diolah dalam dapur pengolahan logam dengan cara
dipecah sebesar kepalan tangan, dipilih yang mengandung unsur logam, dicuci
dengan air untuk mengeluarkan kotoran, dan terakhir dikeringkan dengan cara
dipanggang untuk mengeluarkan uap yang mengandung air.
Besi (Fe)
Besi mempunyai simbol Fe dan nomor atom 26. Besi merupakan logam
transisi yang berada pada golongan VIII B dan periode 4. Besi adalah logam paling
melimpah nomor dua setelah alumunium. Besi adalah logam yang dihasilkan dari
bijih besi, dan jarang dijumpai dalam keadaan unsur bebas. Besi adalah logam yang
berasal dari bijih besi (tambang) yang banyak digunakan untuk kehidupan manusia
sehari-hari. Besi juga mempunyai nilai ekonomis yang tinggi. Besi adalah logam
yang paling banyak dan paling beragam penggunaannya.
Seng (Zn)
Seng adalah logam yang berwarna putih kebiruan, dan disimbolkan dengan Zn.
Logam ini termasuk ke dalam kelompok logam-logam golongan II-B dalam tabel
periodik unsur kimia, mempunyai nomor atom 30 dan berat atom 65,38. Mineral
yang umum adalah ZnS. Mineral lainnya adalah kompleks produk –oksi dan garam-
garam serta silikat (walaupun jumlahnya lebih sedikit). Mineral-mineral dalam
tanah liat juga dapat menyerap Zn.
Tembaga (Cu)
Tembaga atau cuprum dalam tabel periodik yang memiliki lambang Cu dan nomor
atom 29. Tembaga di alam tidak begitu melimpah dan ditemukan dalam bentuk
bebas maupun dalam bentuk senyawaan. Bijih tembaga yang terpenting yaitu pirit
atau chalcopyrite (CuFeS2), copper glance atau chalcolite (Cu2S), cuprite (Cu2O),
malaconite (CuO) dan malachite (Cu2(OH)2CO3) sedangkan dalam unsur bebas
ditemukan di Northern Michigan Amerika Serikat. Dalam jumlah kecil tembaga
ditemukan pada beberapa jenis tanaman, bulu-bulu burung terutama yang berbulu
terang dan dalam darah binatang-binatang laut seperti udang dan kerang.
Alat : Bahan:
HNO3 5M
HCl 5M
Aquadest
1. Siapkan sepotong kecil logam Fe, Zn, dan Cu. Bersihkan logam tersebut
menggunakan sabut baja (ampelas) dan tempatkan sample tersebut ke dalam
tabung-tabung secara berpisah.
2. Tambahkan 3 ml larutan HCl 5M kedalam tabung tes dan catat perubahan yang
terjadi pada tabel lembar kerja dan tuliskan persamaan reaksinya.
3. Jika tidak terjadi, panaskan tabung-tabung tes tersebut secara hati-hati dan catat
perubahan yang terjadi
6. Ulangi cara kerja pada langkah 1-4 dengan menggunakan larutan HCl. Catat hasil
pengamatan.
Zn
Cu
Larutan (bening) + Na2S2O3 (aq) 3ml
Larutan ditambahkan dengan
(tidak berwarna) larutan tetap
larutan Na2S2O3 sebanyak 3 ml
tidak bereaksi dan berwarna bening
(tidak berwarna)
VIII. Mekanisme Reaksi
Pada percobaan kali ini , kami melakukan percobaan mengenai Reaksi Oksidasi
Reduksi (2) Pengaruh Asam dan Basa Terhadapa Logam. Dengan tujuan percobaan
mempelajari pengaruh asam dan basa terhadap logam. Dimana pada percobaan kali
ini kami menggunakan sebanyak 3 sampel logam yaitu Fe, Cu dan Zn. Sedangkan
juga kami menggunakan beberapa larutan yang digunakan sebagai pelarut (zat
penguji).
Selanjutnya untuk uji yang ketiga adalah uji logam dengan menggunakan
alkali dimana disini menggunakan larutan basa Natrium Hidroksida (NaOH) untuk
perlakuan yang digunakan sama seperti uji pada asam diatas, dimana menggunakan
3 jenis logam yaitu Fe,Cu dan Zn . Pada tahap awal kami menyediakan 3 tabung
reaksi yang sudah diberi label dan memasukkan masing-masing logam diatas ke
dalam tabung reaksi sesuai dengan label, setelah itu ditambhakan dengan NaOH
secara bergantian,setelah itu dipanaskan apabila tidak bereaksi dan diamati dan
setelah itu ditambah lagi larutan Na2S2O3 dan diamati perubahan yang terjadi.
Pada logam yang pertama yaitu Fe, setelah ditambahkan dengan Natrium
Hidroksida tidak terjadi reaksi pada logam , karena tidak bereaksi kemudian larutan
NaOH dan logam dipanaskan dan diamati perbuhan yang terjadi , dan ternyata
masih tidak ada reaksi yang terjadi. Setlah itu campuran larutan ditambahkan
dengan larutan Na2S2O3 dan yang terjadi ,ternyata larutan tetap tidak bereaksi.
Selanjutnya pada logam yang kedua yaitu Cu , dimana setelah ditambahkan dengan
NaOH tidak terjadi reaksi dan setelah itu larutan dipanaskan sambil terus diamati
perubahan yang terjadi,larutan ternyata masih tidak bereakasi dan kemudiana
larutan tersebut ditambahkan dengan larutan Na2S2O3 dan diamati lagi dan ternyata
larutan masih tetap tidak bereaksi.Untuk logam yang ketiga yaitu Zn dimana pada
penambahan dengan NaOH ada sedikit gelembung gas yang dihasilkan,karena
reaksi yang terjadi sedikit sehingga larutan dipanaskan dan yang terjadi larutan
tetap tidak berekasi , setelah itu larutan ditambahkan dengan arutan Na2S2O3 dan
diamati reaksi yang terjadi ternyata larutan tetap bening tanpa ada perubahan yang
signifikaan dari sebelumnya.
X. Kesimpulan