Partograf PDF
Partograf PDF
TINJAUAN PUSTAKA
A. Penggunaan Partograf
1. Definisi Penggunaan
menggunakan prosedur yang sudah ada, artinya apa yang dilakukan seseorang
tidak sekedar saja, tetapi sudah dilakukan tepat sesuai dengan prosedur. Jadi
sebagainya.
Faktor yang mendukung adanya perubahan perilaku yaitu tersedia dan tidak
rumah sakit, posyandu, polindes, dokter atau bidan praktik swasta, dan
Faktor penguat yaitu lingkungan sosial yang meliputi sikap dan perilaku tokoh
yaitu perilaku teman seprofesi yang merupakan contoh. Selain itu, adanya
a. Pendidikan
terhadap sesuatu hal agar mereka dapat memahami hal tersebut (Mubarak,
dkk, 2007).
Orang yang mempunyai pendidikan yang lebih tinggi cenderung lebih banyak
dan pendidikan saja tidaklah cukup tetapi harus disertai adanya perubahan
b. Lama bekerja
Menurut Mubarak (2007) mengatakan bahwa lama bekerja atau masa kerja
c. Motivasi
Motivasi adalah semua kondisi yang memberi dorongan dari dalam diri
hanya akan berhasil sempurna jika tujuan yang dimiliki oleh organisasi dapat
diselaraskan dengan tujuan yang dimiliki oleh setiap individu dan atau
setiap manusia mempunyai motivasi yang berbeda antara yang satu dengan
d. Pelatihan
B. Partograf
1. Definisi Partograf
Partograf adalah alat bantu untuk memantau kemajuan kala satu persalinan
kapan ibu harus dirujuk. Partograf telah terbukti efektif dalam mencegah
Pada tahun 1967 Friedman mulai mengembangkan grafik analisa statistik dari
catatan persalinan yang lebih detail yaitu dengan memasukkan keadaan ibu dan
janin pada selembar kertas. Dengan membuat dua garis skrining yaitu garis
waspada (alert line) dan garis tindakan (action line) yang sejajar dan terpisah
partograf dengan menelaah semua jenis partograf yang ada di dunia. Dalam
untuk lebih sederhana dan lebih mudah digunakan. Dimana pada partograf yang
dimulai dari fase aktif yaitu pada saat pembukaan serviks 4 cm (Hidayat dan
Sujiyatini, 2010).
c. Data pelengkap yang terkait dengan pemantauan kondisi ibu, kondisi bayi,
tindakan yang diberikan dimana semua itu dicatat secara rinci pada status atau
rekam medik ibu bersalin dan bayi baru lahir (Depkes RI, 2008).
4. Fungsi Partograf
persalinan.
a. Untuk semua ibu dalam fase aktif kala satu persalinan dan merupakan elemen
persalinan kepada ibu dan proses kelahiran bayi (spesialis obstetri, bidan,
aktif persalinan yang menyediakan lajur dan kolom untuk mencatat hasil-hasil
(keguguran), nomor catatan medik, tanggal dan waktu mulai dirawat (atau
jika di rumah, tanggal dan waktu penolong persalinan mulai merawat ibu),
jika ada tanda-tanda gawat janin). Setiap kotak di bagian atas partograf
menunjukkan DJJ. Catat DJJ dengan memberikan tanda titik pada garis
titik yang satu dengan titik yang lainnya dengan garis tegas dan
bersambung.
Kisaran normal DJJ terpapar pada partograf diantara garis tebal pada
angka 180 dan 100. Sebaiknya penolong harus waspada bila DJJ mengarah
hingga di bawah 120 atau di atas 160 untuk melakukan tindakan segera jika
Nilai kondisi air ketuban setiap kali melakukan periksa dalam dan nilai
warna air ketuban jika selaput ketuban pecah. Catat temuan-temuan dalam
berikut ini:
5. K : selaput ketuban sudah pecah dan air ketuban tidak mengalir lagi
gawat janin. Jika terdapat mekonium, pantau DJJ dengan seksama untuk
tanda-tanda gawat janin (DJJ <100 atau >180 kali per menit), maka ibu
harus segera dirujuk. Tetapi jika terdapat mekonium kental, segera rujuk ibu
Semakin besar derajat penyusupan atau tumpang tindih antar tulang kepala
(WHO, 2002).
Apabila ada dugaan disproporsi kepala panggul, maka penting untuk tetap
sesuai dan rujuk ibu dengan proporsi kepala panggul (CPD) ke fasilitas
kepala janin. Catat temuan yang ada di kotak yang sesuai di bawah lajur air
dipisahkan.
3) Kemajuan Persalinan
Kolom dan lajur kedua pada partograf adalah untuk pencatatan kemajuan
persalinan. Angka nol sampai sepuluh yang tertera di kolom paling kiri
adalah besarnya dilatasi serviks. Nilai setiap angka sesuai dengan besarnya
dilatasi serviks dalam satuan centimeter dan menempati lajur dan kotak
tersendiri. Perubahan nilai atau perubahan lajur satu ke lajur yang lain
dan kotak yang mencatat penurunan bagian terbawah janin tercantum angka
satu sampai lima yang sesuai dengan metode perlimaan. Setiap kotak segi
pemeriksaan, denyut jantung janin, kontraksi uterus, dan frekuensi nadi ibu.
a) Pembukaan Serviks
penyulit). Saat ibu berada pada fase aktif persalinan, catat setiap temuan dan
di garis waktu yang sesuai dengan lajur besarnya pembukaan serviks dengan
1. Pilih angka pada tepi kiri luar kolom pembukaan serviks yang sesuai
dari hasil periksa dalam harus dicantumkan pada garis waspada. Pilih
angka yang sesuai dengan pembukaan serviks dan cantumkan tanda “X”
3. Hubungkan tanda “X” dari setiap hasil pemeriksaan dengan garis utuh
centimeter.
Tulisan turunnya kepala janin dan garis tidak putus dari nol sampai lima
tertera di sisi yang sama dengan angka pembukaan serviks. Berikan tanda
“O” yang ditulis pada garis waktu yang sesuai. Sebagai contoh, jika hasil
“O” di garis angka tiga. Hubungkan tanda “O” dari setiap pemeriksaan
Gambar 2.2: Cara Mengisi Penurunan Bagian Terbawah Janin pada Partograf
kegawatdaruratan obstetrik.
kanan garis bertindak, maka hal ini menunjukkan perlu dilakukan tindakan
terbawah janin) tertera kotak-kotak yang diberi angka 1 sampai 16. Setiap
kotak menyatakan satu jam sejak dimulainya fase aktif persalinan (Depkes
RI, 2008).
Di bagian lajur kotak untuk waktu mulai fase aktif, tertera kotak-kotak
menyatakan waktu 1 jam penuh dan berkaitan dengan dua kotak waktu 30
ini di kotak waktu yang sesuai. Sebagai contoh, jika hasil pemeriksaan
cantumkan tanda “X” di garis waspada yang sesuai dengan lajur angka
enam yang tertera di sisi luar kolom paling kiri dan catatan waktu aktual di
kotak pada lajur waktu di bawah lajur pembukaan (kotak ketiga dari kiri)
5) Kontraksi Uterus
“kontraksi per 10 menit” di sebelah luar kolom kiri. Setiap kotak menyatakan
satu kontraksi. Setiap 30 menit, raba dan catat jumlah kontraksi dalam 10
yang terjadi dalam waktu 10 menit dengan cara mengisi kotak kontraksi yang
tersedia dan disesuaikan dengan angka yang mencerminkan temuan dari hasil
dalam waktu satu kali 10 menit, maka lakukan pengisian pada tiga kotak
a) Oksitosin
menit jumlah unit oksitosin yang diberikan per volume cairan intravena dan
dalam kotak yang sesuai dengan kolom waktunya (Depkes RI, 2008).
7) Kondisi Ibu
Pada bagian terbawah lajur dan kolom pada halaman depan partograf
terdapat kotak atau ruang untuk mencatat hasil kondisi kesehatan dan
Angka di sebelah kiri bagian partograf ini berkaitan dengan nadi dan
1. Nilai dan catat nadi setiap tiga puluh menit selama fase aktif persalinan
●) pada
(lebih sering jika diduga adanya penyulit). Beri tanda ( kolom
2. Nilai dan catat tekanan darah ibu setiap 4 jam selama fase aktif persalinan
↕) pada
(lebih sering jika diduga adanya penyulit). Beri tanda panah (
3. Nilai dan catat temperatur tubuh ibu setiap dua jam (lebih sering jika
Ukur dan catat jumlah produksi urin ibu sedikitnya setiap dua jam (setiap
yang dilakukan sejak kala satu hingga kala empat dan bayi baru lahir.
Berbeda dengan pengisian halaman depan (harus segera didisi setiap akhir
Data dasar terdiri dari tanggal, nama bidan, tempat persalinan, alamat
tempat persalinan, catatan dan alasan merujuk, tempat rujukan dan pendamping
2) Kala Satu
penatalaksanaan tersebut.
3) Kala Dua
4) Kala Tiga
Data untuk kala tiga terdiri dari lamanya kala tiga, pemberian oksitosin,
penegangan tali pusat terkendali, retensio plasenta yang >30 menit, laserasi,
5) Kala Empat
Kala empat berisi data tentang tekanan darah ibu, nadi, temperatur, tinggi
kala empat ini sangat penting terutama untuk mendeteksi dini risiko atau
empat, tuliskan jenis dan cara menangani masalah tersebut secara singkat dan
Pemantauan kala empat dilakukan setiap lima belas menit dalam satu jam
pertama dan setiap 30 menit pada 1 jam berikutnya. Isikan hasil pemeriksaan
pada kolom atau ruang yang sesuai pada tabel pemantauan. Bagian yang
empat persalinan pada tabel bagian bawah halaman dua partograf seperti pada
Informasi yang perlu diperoleh dari bagian bayi baru lahir adalah berat dan
panjang badan, jenis kelamin, penilaian bayi baru lahir, pemberian ASI,
Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan uri) yang telah
cukup bulan atau dapat hidup di luar kandungan melalui jalan lahir atau jalan
belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik pada
yang mengacu kepada asuhan yang bersih dan aman selama persalinan dan
komplikasi selama persalinan dan setelah bayi lahir sehingga akan mengurangi
kesakitan dan kematian ibu serta bayi baru lahir (Depkes RI, 2008).
tinggi bagi ibu dan bayinya melalui berbagai upaya yang terintegrasi dan
serta rujukan yang berkualitas dan sesuai dengan prosedur standar (Depkes
RI, 2008).
3. Sebab-sebab Persalinan
4. Tanda-tanda Persalinan
(Prawirohardjo, 2002).
Kekuatan ibu (power) meliputi kekuatan his atau kontraksi uterus dan otot-
otot abdomen serta tenaga mengejan ibu. Bila terdapat kelainan pada salah satu
Jalan lahir meliputi jalan lahir keras (kerangka panggul) serta jalan lahir
maupun kelainan bentuk panggul, maka bayi tidak bisa lahir secara normal
melalui jalan lahir dan harus dilakukan operasi seksio sesarea (Walsh, 2007).
c. Janin (Passenger)
Kondisi janin meliputi sikap janin dalam rahim, letak, posisi, presentasi
(bagian terbawah) serta besar kecilnya janin. Bila terdapat kelainan pada salah
Psikis Ibu sangat penting dalam kelancaran sebuah proses persalinan. Ibu
Margaret, 2009).
wanita pada saat persalinan. Mereka terlalu sibuk, lelah, dan tegang
dalam keadaan sehat dan kondisi ibu tidak ada kelainan, maka selesailah tugas
e. Penolong
keterampilan kebidanan (bidan , perawat, dan dokter) yang telah dilatih untuk
a) Kala Satu
Menurut Prawirohardjo (2008), kala satu persalinan terdiri dari dua fase
yaitu:
1) Fase Laten
Fase laten pada kala satu persalinan dimulai sejak awal kontraksi yang
hingga serviks membuka kurang dari 4 cm, pada umumnya fase laten
2) Fase Aktif
menuju pembukaan lengkap (10 cm) yang akan terjadi dengan kecepatan rata-
adekuat jika terjadi tiga kali atau lebih dalam waktu 10 menit dan
b) Kala Dua
Kala dua persalinan adalah kala pengeluaran janin. Dimulai pada saat
pembukaan lengkap (10 cm) dan ibu merasakan adanya dorongan untuk
mengejan dan berakhir ketika bayi lahir (Fraser dan Margaret, 2009).
Tanda dan gejala kala dua persalinan yaitu ibu merasa ingin meneran
c) Kala Tiga
Kala tiga persalinan adalah kala pengeluaran plasenta. Kala ini berlangsung
dari lahirnya bayi sampai plasenta dan membran dikeluarkan (Fraser dan
Margaret, 2009).
d) Kala Empat
Kala empat persalinan disebut juga kala pemantauan yang dimulai setelah
lahirnya plasenta dan berakhir 2 jam setelah itu (Cunnningham, dkk, 2006).
D. Bidan
Menurut WHO bidan adalah seorang yang telah diakui secara regular dalam
seseorang yang telah secara teratur mengikuti suatu program pendidikan yang
telah memperoleh kualifikasi yang diperlukan untuk bisa didaftarkan dan/ atau
Menurut Ikatan Bidan Indonesia (IBI), bidan adalah seorang wanita yang
(register), diberi izin secara sah untuk menjalankan praktik (Sofyan, Wastidar,
Sri 2001).
mandiri yang memberi asuhan dalam lingkup praktik kebidanan (Syafrudin dan
Hamidah, 2009).
(Sedyaningsih, 2011).
2. Wewenang Bidan
Tugas, tanggung jawab dan kewenangan profesi bidan telah diatur dalam
(AKP), pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), pelayanan ibu hamil,
a. Kewenangan normal
yang meliputi: