Anda di halaman 1dari 11

Journal of EST, Volume 1 Nomor 3 Desember 2015 hal 47 - 57

p-ISSN:2460-1497
e-ISSN: 2477-3840

PROFIL DISPOSISI MATEMATIS SISWA PEMENANG OLIMPIADE


PADA TINGKAT PROVINSI SULAWESI SELATAN

Andi Trisnowali
Program Studi Pendidikan Matematika, Program Pascasarjana
Universitas Negeri Makassar. Makassar, Indonesia
email: anditrisnowali@gmail.com

ABSTRACT
The purpose of this study was to describe the Disposition of Student Mathematical
Olympiad winner in South Sulawesi Provincial Level. Subjects of this study there are two
people, each of which is a 2 champions and Olympic champion Maths level 4 South
Sulawesi province in 2014. The instruments in this study is the researchers themselves as
the main instrument guided by students' mathematical disposition questionnaire, and
guidelines wawacara. After assessing the data it was concluded that the subject has a
positive disposition related to: (1) Interest and curiosity, both subjects happy asking
questions and the first subject more enthusiastic than the second subject, (2) Confidence,
two subjects challenged with situations-with the situation complicated and retain
mathematical ideas, (3) Diligent, both subjects have seriousness in learning and not
easily discouraged, (4) Flexible, two subjects often share knowledge and produce a wide
range of ideas. The factors that affect the mathematical disposition is the school
environment by applying the discipline of the school and the parents who often provide
encouragement and motivation to become outstanding students in the field of education.

Keywords: Disposition Mathematically, Student Math Olympiad winner.

ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendiskripsikan Disposisi Matematis Siswa pemenang
Olimpiade pada Tingkat Provinsi Sulawesi Selatan. Subjek Penelitian ini ada 2 orang
yang masing-masing merupakan juara 2 dan juara 4 Olimpiade Matematika tingkat
Propinsi Sulawesi Selatan pada tahun 2014. Instrumen dalam penelitian ini adalah
peneliti sendiri sebagai instrumen utama yang di pandu oleh angket disposisi matematis
siswa, dan pedoman wawacara. Setelah melakukan penafsiran data maka disimpulkan
bahwa subjek memiliki disposisi positif terkait : (1) Minat dan Rasa ingin tahu, kedua
subjek senang mengajukan pertanyaan dan subjek pertama lebih antusias disbanding
subjek kedua, (2) Percaya Diri, kedua subjek tertantang dengan situasi-situasiyang rumit
dan mempertahankan gagasan matematika, (3)Tekun, kedua subjek memiliki kesung-
guhan dalam belajar dan tidak mudah putus asa, (4) Fleksibel, kedua subjek sering
berbagi pengetahuan dan menghasilkan berbagai macam ide. Adapun faktor yang
mempengaruhi disposisi matematis adalah lingkungan sekolah dengan menerapkan
disiplin sekolah serta orang tua yang sering memberikan dorongan maupun motivasi
agar menjadi siswa berprestasi didalam bidang pendidikan.

Kata Kunci : Disposisi Matematis, Siswa Pemenang Olimpiade Matematika.

PENDAHULUAN karena melalui pendidikan diyakini akan dapat


mendorong mamaksimalkan potensi siswa
Usaha-usaha yang intensif dalam sebagai sumber daya manusia yang handal unuk
meningkatkan kualitas proses dan hasil dapat bersikap dan berprilaku kritis, kreatif, logis
pendidikan sudah selayaknya lebih diperhatikan, dan inovaif dalam menghadapi serta

47
Program Pascasarjana Universitas Negeri Makassar Copyright©2016 – JEST
Journal of EST, Volume 1 Nomor 3 Desember 2015 hal 47 - 57 48

menyelesaikan setiap permasalahan. Memper- Dalam pembelajaran matematika pembi-


siapkan sumber daya manusia yang benar-benar naan komponen ranah afektif memerlukan
unggul dan dapat diandalkan dalam menghadapi kemandirian belajar yang kemudian akan
persaingan bebas disegala bidang kehidupan membentuk kecenderungan yang kuat yang
yang kian ketat sebagai akibat globalisasi dunia. dinamakan pula dengan disposisi matematik.
Olimpiade Sains Nasional Tingkat SMP Menurut Katz (2009), disposisi adalah
merupakan langkah awal bagi siswa-siswa SMP kecenderungan untuk secara sadar, teratur, dan
yang berbakat dan diharapkan terus mengikuti sukarela untuk berperilaku tertentu yang
olimpiade di tingkat SMA. Olimpiade Sains mengarah pada pencapaian tujuan tertentu.
Nasional tingkat SMP yang telah dirintis sejak Dalam konteks matematika, disposisi matematis
tahun 2003 juga merupakan salah satu wadah (mathematical disposition) berkaitan dengan
strategis untuk merealisasikan paradigma yang bagaimana siswa memandang dan menyelesaikan
telah disebutkan di atas. Pelaksanaan olimpiade masalah; apakah percaya diri, tekun, berminat,
secara berkelanjutan akan berdampak positif dan berpikir fleksibel, dan Menurut Boaler,
pada pelaksanaan proses pembelajaran sehingga 1997; Burton, 2004; Povey & Burton, 2004;
menjadi lebih kreatif dan inovatif. Pada Schoenfeld, 1992 (dalam NCTM, 2007)
gilirannya, siswa akan memiliki kesempatan mengakui bahwa disposisi matematis dari orang
mengembangkan seluruh aspek kepribadian dan dewasa dan anak-anak dapat berpengaruh pada
kemampuannya melalui pembelajaran yang lingkungan matematika mereka dan belajar
kreatif, efektif dan menyenangkan. seperti penguasaan konten. Dari penelitian
Bagi para siswa yang mulai menyukai (Gresalfi, 2009) bahwa pengembangan disposisi
matematika, mereka diberikan kesempatan untuk dapat dipahami sebagai hasil yang dibentuk oleh
mengikuti berbagai even kompetisi baik yang keterkaitan antara unsur-unsur dari sistem kelas
diselenggarakan di tingkat kota, wilayah, sampai yang mempengaruhi satu sama lain dan siswa
nasional. Kegiatan ini bertujuan untuk menjajal yang pada gilirannya dipengaruhi oleh partisipasi
kemampuan para siswa selain tentunya untuk siswa itu sendiri. Dengan demikian, disposisi
mencari bibit unggul untuk dipilih menjadi duta yang memberlakukan siswa tidak hanya
pada jenjang kompetisi yang lebih tinggi. Salah kemampuan yang melekat, atau yang dipelajari,
satu even yang diharapkan dapat memberikan melainkan adalah hasil dari kedua dengan kata
motivasi bagi para siswa penggemar matematika lain kekuatan kesempatan untuk berpartisipasi.
dan sains adalah diselenggarakannya program Sedangkan (Sumarmo, 2013) mengatakan
Olimpiade Sains Nasional (OSN). Di tingkat bahwa dalam disposisi matematik termuat sikap
SMP, OSN yang telah dirintis sejak tahun 2003 positif yang mendukung tumbuhnya budi pekerti
ini yang diprakarsai langsung oleh Direktorat yaiu sikap kritis, kreatif dan cermat, obyektif dan
Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah. terbuka, rasa percaya diri, fleksibel, tekun,
. Tujuan tersebut dewasa ini lebih curiosly, menujukan minat belajar, menilai diri
dikenal dengan tujuan pendidikan menurut sendiri, berapresiasi terhadap kultur, nilai, dan
taksonomi bloom yaitu di mana tujuan belajar keindahan matematika, serius dan bergairah
harus mencangkup tiga ranah: kognitif, afektif dalam belajar, gigih, dan berbagi pendapat
serta psikomotorik. Reaksi afektif sebenarnya dengan orang lain.
selalu menjadi bagian yang tidak terpisahkan Sehingga dari penjelasan tersebut dapat
dengan aspek kognitif seseorang.Saat siswa dipahami bahwa disposisi matematis sangat
mengerjakan tugasnya dan mempelajari menunjang keberhasilan belajar matematika yang
bagaimana menyelesaikan tugas tersebut mereka berimplikasi prestasi yang diperolehnya.Siswa
secara bersamaan mempelajari apakah mereka memerlukan disposisi matematis untuk bertahan
suka atau tidak melakukakannya. Siswa dalam menghadapi masalah, mengambil
mengatasi tugas-tugas sulit dengan lebih efektif tanggung jawab dalam belajar, dan
ketika mereka menikmati apa yang mereka mengembangkan kebiasaan kerja yang baik
kerjakan, dan kesuksesan tersebut kemudian dalam matematika.Karakteristik demikian sangat
membuat mereka gembira dan bangga terhadap penting dimiliki siswa khususnya yang
dirinya sendiri apalagi kesuksesan tersebut mengikuti Olimpiade Matematika. Kelak, siswa
diajang olimpiade belum tentu akan menggunakan semua materi
yang mereka pelajari, tetapi dapat dipastikan

Program Pascasarjana Universitas Negeri Makassar Copyright©2016 – JEST


Trisnowali. Profil Disposisi matematis ……49

bahwa mereka memerlukan disposisi positif Menurut Pearson Education (2000),


untuk menghadapi situasi problematik dalam disposisi matematis mencakup minat yang
kehidupan mereka sehingga pentingnya sungguh-sungguh (genuine interest) dalam
mengutamakan disposisi matematis siswa dalam belajar matematika, kegigihan untuk menemukan
mengembangkan kemampuan matematis. solusi masalah, kemauan untuk menemukan
Pengutamaan tersebut menjadi semakin penting solusi atau strategi alternatif, dan apresiasi
manakala dihubungkan dengan tuntutan terhadap matematika dan aplikasinya pada
kemajuan IPTEKS dan suasana bersaing yang berbagai bidang. Menurut NCTM (Pearson
semakin ketat terhadap lulusan semua jenjang Education, 2000), disposisi matematis mencakup
pendidikan. kemauan untuk mengambil risiko dan
Berdasarkan penjelasan diatas, maka mengeksplorasi solusi masalah yang beragam,
penulis mengemukakan pertanyaan penelitian kegigihan untuk menyelesaikan masalah yang
sebagai berikut: menantang, mengambil tanggung jawab untuk
1. Bagaimanakah profil disposisi matematis merefleksi pada hasil kerja, mengapresiasi
siswa pemenang olimpiade pada tingkat kekuatan komunikasi dari bahasa matematika,
Provinsi Sulawesi Selatan ? kemauan untuk bertanya dan mengajukan ide-ide
2. Faktor apa saja yang mempengaruhi matematis lainya, kemauan untuk mencoba cara
disposisi matematis siswa pemenang berbeda untuk mengeksplorasi konsep-konsep
olimpiade pada tingkat Provinsi Sulawesi matematis, memiliki kepercayaan diri terhadap
Selatan? kemampuannya, dan memandang masalah
Salah satu faktor yang mempengaruhi sebagai tantangan.
proses dan hasil belajar matematika siswa adalah Sejalan dengan hal di atas wardani
disposisi mereka terhadap matematika. Apa itu (Sumarmo, 2013) mendefinisikan disposisi
disposisi? Katz (2009) mendefinisikan disposisi matematis adalah ketertarikan dan apresiasi
sebagai kecenderungan untuk berperilaku secara terhadap matematika yaitu kecendrungan untuk
sadar (consciously), teratur (frequently), dan berpikir dan bertindak dengan positif, termasuk
sukarela (voluntary) untuk mencapai tujuan kepercayaan diri, keingintahuan, ketekunan,
tertentu.Perilaku-perilaku tersebut diantaranya antusias dalam belajar, gigih menghadapi
adalah percaya diri, gigih, ingin tahu, dan permasalahan, fleksibel, mau berbagi dengan
berpikir fleksibel. orang lain. Sedangkan menurut
Dalam konteks matematika, menurut Katz (Mulyana, 2009) disposisi terhadap matematika
(2009), disposisi matematis (mathematical adalah perubahan kecendrungan siswa dalam
disposition) berkaitan dengan bagaimana siswa memandang dan bersikap terhadap
menyelesaikan masalah matematis; apakah matematika, serta bertindak ketika belajar
percaya diri, tekun, berminat, dan berpikir matematika. Misalnya, ketika siswa dapat
fleksibel untuk mengeksplorasi berbagai menyelesaikan permasalahan non rutin, sikap
alternatif penyelesaian masalah.Dalam konteks dan keyakinannya sebagai seorang pelajar
pembelajaran, disposisi matematis berkaitan menjadi lebih positif. Makin banyak konsep
dengan bagaimana siswa bertanya, menjawab matematika dipahami, makin yakinlah bahwa
pertanyaan, mengkomunikasikan ide-ide matematika itu dapat dikuasainya.
matematis, bekerja dalam kelompok, dan Menurut silver (dalam sumarmo, 2013)
menyelesaikan masalah. menguraikan disposisi matematik ke dalam
Polking (1998), mengemukakan bahwa beberapa komponen yaitu: rasa percaya diri (self
disposisi matematika menunjukkan (1) rasa confident), rasa diri mampu (self efficacy), rasa
percaya diri dalam menggunakan matematika, ingin tahu (curiousity), senang mengerjakan
memecahkan masalah, memberikan alasan tugas matematik, rajin dan tekun (diligence).
mengkomunikasikan gagasan, (2) fleksibilitas Rasa percaya diri (self confident), dan rasa diri
dalam menyelediki gagasan matematik dan mampu (self efficacy) adalah sikap positif yang
berusaha mencari metode alternative dalam merupakan bagian penting dalam pembelajaran
memecahkan masalah, (3) tekun mengerjakan rasa percaya diri sedangkan sikap positif
tugas matematika, (4) minat, rasa ingin tahu ditunjukan dengan semangat belajar, penuh
(curiousity), dan daya temu dalam melaksanakan perhatian, saling sumbang saran dan saling
tugas matematika. menghormati terhadap sesama sebaliknya sikap

Program Pascasarjana Universitas Negeri Makassar Copyright©2016 – JEST


Journal of EST, Volume 1 Nomor 3 Desember 2015 hal 47 - 57 50

negative ditunjukkan dengan rasa tidak suka, anak dan mereka belajar matematika dan
tidak tertarik, tidak berminat dan cemas terhadap keyakinan sendiri tentang matematika semua
matematik. mempengaruhi cara siswa memahami dan belajar
NCTM (dalam Sumarmo, 2013) matematika. Orang tua biasanya menginginkan
menjelaskan bahwa anaknya mencapai prestasi yang sangat baik
…Disposisition can be assessed by using sehingga dari bimbingan orang tua memengang
observation on students’ acivity during peranan yang penting anak/siswa yang
discussion, solving problem, doing their mengalami kesulitan dalam mengerjakan tugas
individual tasks, and presenting students’ work dirumah dapat ditolong dengan memberikan
in small group discussion, or by using bimbingan belajar yang sebaik-baiknya, tentu
disposition scale” saja keterlibatan orang tua akan sangat
Menurut mempengaruhi keberhasilan bimbingan tersebut.
(Maxwell,2001),disposisi terdiri dari (1) Suasana atau lingkungan belajar merupakan
inclination (kecenderungan), yaitu bagaimana situasi tempat berlangsungya belajar siswa, serta
sikap siswa terhadap tugas-tugas; (2) mengembangkan daya dan disposisi matematik
sensitivity (kepekaan), yaitu bagaimana siswa.
kesiapan siswa dalam menghadapi tugas; dan Berdasarkan pertanyaan penelitian yang
(3) ability (kemampuan), yaitu bagaimana dikemukakan di atas, maka penelitian ini
siswa fokus untuk menyelesaikan tugas secara bertujuan :
lengkap; dan (4) enjoyment (kesenangan), 1. Menjelaskan profil diposisi matematis
yaitu bagaimana tingkah laku siswa dalam siswa pemenang olimpiade pada tingkat
menyelesaikan tugas. Provinsi Sulawesi Selatan
Disposisi matematis siswa dikatakan 2. Menjelaskan faktor apa saja yang
baik jika siswa tersebut menyukai masalah- mempengaruhi disposisi matematis siswa
masalah yang merupakan tantangan serta pemenang olimpiade pada tingkat Provinsi
melibatkan dirinya secara langsung dalam Sulawesi Selatan
menemukan/menyelesaikan masalah. Selain itu
siswa merasakan dirinya mengalami proses METODE PENELITIAN
belajar saat menyelesaikan tantangan tersebut.
Dalam prosesnya siswa merasakan munculnya Penelitian ini merupakan penelitian
kepercayaan diri, pengharapan dan kesadaran eksploratif dengan pendekatan kualitatif.yang
yang positif. bertujuan untuk menjelaskan secara faktual
Menurut Carr (dalam Maxwell, 2001), mengenai disposisi matematis siswa pemenang
disposisi dan kemampuan adalah dua hal yang olimpiade pada tingkat provinsi Sulawesi selatan.
berbeda.Seorang siswa mungkin saja Fokus penelitian diberikan agar menghindari
menunjukkan disposisi matematis tinggi, tetapi kesalahpahaman dalam penelitian ini:
tidak memiliki cukup pengetahuan atau 1. Profil disposisi matematis yang dimaksud
kemampuan terkait substansi materi. Meski dalam penelitian ini adalah gambaran
demikian, bila ada dua siswa yang mempunyai secara faktual yang terstruktur tentang
potensi kemampuan sama, tetapi memiliki disposisi matematis siswa.
disposisi berbeda, diyakini akan menunjukkan 2. Disposisi matematis siswa dalam penelitian
kemampuan yang berbeda. Siswa yang memiliki ini adalah sikap positif yang terdiri dari
disposisi tinggi akan lebih gigih, tekun, dan beberapa aspek, dari aspek tersebut
berminat untuk mengeksplorasi hal-hal baru. Hal memiliki indikator masing-masing yang
ini memungkinkan siswa tersebut memiliki dapat diukur pada disposisi matematis
pengetahuan lebih dibandingkan siswa yang siswa sebagai berikut:
tidak menunjukkan perilaku a. Kepercayaan diri dengan indikator
demikian.Pengetahuan inilah yang menyebabkan percaya diri yaitu
siswa memiliki kemampuan-kemampuan 1) Mengatasi masalah matematika yang
tertentu. sulit
(Slameto, 2010) percaya bahwa latar 2) Tertantang dengan situasi-situasi
belakang budaya, lingkungan rumah tangga dan yang rumit dan tidak cenderung
status social-ekonomi, orang tua tentang anak- mencari jalan tergampang terhadap
matematika

Program Pascasarjana Universitas Negeri Makassar Copyright©2016 – JEST


Trisnowali. Profil Disposisi matematis ……51

3) Menyelesaikan masalah matematika dalam lingkungan sekolah subjek ditempatkan


tanpa bantuan dari orang lain dan pada kelas khusus yaitu kelas bakat khusus
tidak mudah dipengaruhi oleh orang dimana didalamnya terdapat siswa-siswa yang
lain memiliki bakat khusus termasuk subjek yang
4) Tidak takut gagal dan berani memiliki bakat khusus dibidang matematika dan
mempertahankan gagasan terhadap dalam pembelajaran dikelas khususnya subjek
matematika sering menggantikan gurunya seolah sebagai
b. Minat dan Rasa ingin tahu dengan guru matematika. Sedangkan subjek yang
indikator yaitu: sekolah di swasta memiliki keadaan ekonomi
1) Sering mengajukan pertanyaan yang lebih dibanding subjek yang sekolah di
2) Berusaha keras dalam belajar, negeri, subjek hanya memiliki satu saudara dan
banyak membaca/menjajaki buku- masih sekolah dibangku SD, subjek tidak begitu
buku untuk mencari gagasan baru dekat dengan orang tua dikarenakan kesibukan
3) Terdorong untuk mengetahui lebih orang tuanya sebagai dokter spesialis yang lebih
banyak tentang matematika dan banyak menghabiskan waktunya di tempat kerja,
mencari jawaban yang sulit dari pada sehingga orang tua subjek memberikan tanggung
yang mudah jawab penuh dari sekolahnya dalam hal belajar,
c. Tekun dengan indikator yaitu: sehingga subjek menghabiskan banyak waktu
1) Kesungguhan dalam belajar belajarnya disekolah dengan mengikuti
2) Tekun dalam mengerjakan tugas bimbingan-bimbingan belajar dan mengikuti
3) Tidak cepat putus asa dalam karantina bimbingan belajar khusus disekolah.
mencapai tujuan Kedua subjek sejak di SD sampai sekarang SMP
d. Flesibilitas yang dengan indikator sangat sering mengikuti dalam hal ajang lomba-
yaitu: lomba olimpiade baik tingkat kampus maupun
1) Menemukan dan menghasilkan olimpiade sains nasional dibidang yang sama
berbagai macam ide, jawaban dan yaitu bidang matemtika.
pertanyaan yang bervariasi Instrumen utama dalam penelitian ini
2) Kerjasama/berbagi pengetahuan adalah peneliti sendiri.Dalam hal ini peneliti
3) Menghargai pendapat yang berbeda merupakan perencana, pelaksana pengumpul
Penelitian ini dilaksanakan di Propinsi data, penganalisis, penafsir data, dan menjadi
Sulawesi Selatan yaitu di Kota Makassar. Subjek pelapor hasil penelitian. Peneliti sebagai
penelitian ditentukan berdasarkan hasil seleksi instrumen akan mempermudah menggali
Olimpiade Matematika tingkat SMP tahun 2014, informasi yang menarik meliputi informasi lain
subjek dipilih dengan cara purposive langsung dari yang lain (temuan-temuan yang menarik),
yaitu peringkat 2 dan peringkat 4 dalam yang tidak direncanakan sebelumnya, yang tidak
olimpiade matematika pada tingkat provinsi terduga terlebih dahulu atau yang tidak lazim
Sulawesi Selatan dengan alasan bahwa peringkat terjadi. Pada penelitian ini juga digunakan
2 berasal dari sekolah negeri dan peringkat 4 instrumen pendukung lainnya yaitu angket
berasal dari sekolah swasta. Selain kedua subjek, disposisi matematis dan pedoman wawancara.
kerabat seperti orangtua, guru dan sahabat yang Sebelum digunakan, instrumen penelitian
dimintai keterangan yang disusun ditelaah atau dinilai oleh ahli, yaitu
Subjek yang berasal dari sekolah negeri dosen pendidikan matematika yang bergelar
merupakan keluarga dengan keadaan ekonomi doktor atau sedang menempuh pendidikan doktor
yang cukup dan memiliki hubungan yang cukup pendidikan matematika, terkait validitas muka
dekat dengan orang tua dan saudara-saudaranya dan validitas isi instrumen ini. Validitas muka
yang terlebih dahulu berhasil sampai sekarang, mencakup aspek-aspek (1) kejelasan dan
sehingga subjek ini sering diberikan motivasi kekomunikatifan bahasa yang digunakan dan (2)
kepada orang tua untuk tetap selalu belajar dan kemenarikan penampilan sajian instrumen.
berprestasi seperti saudara-saudaranya, orang tua Sedangkan validitas isi mencakup kesesuaian
subjek memfasilitasi tiga tempat bimbingan butir-butir instrumen dengan aspek-aspek
belajar yang bagus demi keberhasilan subjek, disposisi matematis.
subjek menghabiskan waktunya untuk belajar Berikut diuraikan masing-masing hasil
dengan mengikuti bimbingan belajar tersebut dan validasi instrumen penelitian ini

Program Pascasarjana Universitas Negeri Makassar Copyright©2016 – JEST


Journal of EST, Volume 1 Nomor 3 Desember 2015 hal 47 - 57 52

1. Angket disposisi matematis sesuai dengan tujuan penelitian dan menurut


Angket disposisi matematis digunakan analisis peneliti, respon yang diberikan tidak
untuk mengukur disposisi matematis siswa yang menarik untuk diungkapkan, maka diajukan
mencakup aspek-aspek (1) kepercayaan diri, (2) pertanyaan dengan kalimat yang berbeda, namun
minat dan keingintahuan (3) ketekunan dan, (4) tetap dalam inti permasalahan. Namun, jika
fleksibilitas. Angket disposisi matematis ini respon yang diberikan oleh subjek menarik untuk
terdiri atas 28 pernyataan dengan 4 kategori diungkapkan, meskipun tidak sesuai dengan
respon, yaitu Sangat Setuju (SS), Setuju (S), tujuan penelitian, maka peneliti mengajukan
Tidak Setuju (TS), dan Sangat Tidak Setuju pertanyaan bersifat menggali. Hal ini dilakukan
(STS). Angket tersebut diperoleh dengan untuk mendapatkan informasi yang dapat
dikembangkan oleh peneliti, dengan berdasarkan dijadikan temuan menarik atau verifikasi data,
pada indikator-indikator yang ada pada tinjauan (5) pertanyaan yang diajukan bersifat menggali
pustaka, untuk mendapatkan angket disposisi dan menghindari sifat menuntun. Untuk
sebagaimana yang telah disebutkan maka mendapatkan pedoman wawancara sebagaimana
dilakukan validasi isi dan konstruk oleh dua yang telah disebutkan maka dilakukan validasi
orang pakar di bidang pendidikan matematika. isi dan konstruk oleh dua orang pakar di bidang
Lampiran C menunjukkan bahwa angket pendidikan matematika. Lampiran C
disposisi matematis memenuhi validasi isi dan menunjukkan bahwa pedoman wawancara
konstruk. Saran perbaikan berkaitan dengan memenuhi validasi isi dan konstruk. Saran
pernyataan-pernyataan dalam angket disposisi perbaikan berkaitan dengan pertanyaan-
matematis mencakup semua indikator yang pertanyaan dalam pedoman wawancara harus
dicapai disposisi siswa serta penggunaan bahasa lebih spesifik untuk dapat mengungkap indikator
sesuai kaidah bahasa indonesia dengan dari disposisi siswa serta penggunaan bahasa
menggunakan bahasa yang efektif, serta yang mudah dipahami oleh siswa
pernyataan yang bermakna jelas. Miles and Huberman (Sugiyono, 2012)
2. Pedoman Wawancara mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis
Penggalian data melalui wawancara data penelitian kualitatif dilakukan secara
dilakukan dengan penggabungan wawancara interaktif dan berlangsung secara terus menerus
terstruktur dan tak terstruktur. Wawancara sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh.
terstruktur adalah wawancara yang Proses analisis data dimulai sejak
pewawancaranya menetapkan sendiri masalah pengumpulan data sampai pada saat peneliti
dan pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan menyelesaikan tugas di lapangan. Ketika peneliti
dengan harapan dapat mencari jawaban terhadap mulai mengumpulkan data, analisis dilakukan
dugaan. Selanjutnya untuk menemukan terhadap pertanyaan yang diajukan berdasarkan
informasi yang tidak baku dan untuk lebih respon subjek.Misalkan, jika respon subjek
mendalami suatu masalah perlu menekankan terhadap pertanyaan yang diajukan tidak sesuai
pada penyimpangan, penafsiran yang tidak dengan tujuan penelitian dan menurut analisis
lazim, penafsiran kembali, maka dilakukan peneliti, respon yang diberikan tidak menarik
dengan wawancara yang tidak terstruktur. Pada untuk diungkapkan, maka diajukan pertanyaan
wawancara tidak struktur, pertanyaan tidak dengan kalimat yang berbeda, namun tetap
disusun terlebih dahulu tetapi disesuaikan dalam inti permasalahan.Tetapi, jika respon
dengan keadaan dan ciri yang unik dari subjek menarik untuk diungkap, meskipun tidak
responden. Untuk mendapatkan informasi sesuai sesuai dengan tujuan penelitian, maka peneliti
tujuan penelitian, maka pengembangan pedoman mengajukan pertanyaan yang sifatnya
wawancara mengacu pada ketentuan: (1) menggali.Data yang telah terkumpul dan masih
pertanyaan yang diajukan tidak menyebutkan dalam bentuk rekaman, selanjutnya ditrans-
secara langsung indikator penelitian, (2) formasi ke dalam bentuk transkrip wawancara.
pertanyaan yang diajukan bersifat terbuka. Telah dikemukakan bahwa data dalam
Misalnya, “ceritakan kepada saya apa yang ada penelitian ini berupa transkrip hasil wawancara
dalam pikiranmu saat ini!”, (3) pertanyaan yang pada setiap subjek penelitian. Untuk
diajukan disesuaikan dengan respon subjek menganalisis data dilakukan dengan meng-
berupa tulisan atau penjelasan, (4) jika respon gunakan analisis isi kualitatif (qualitatif content
subjek terhadap pertanyaan yang diajukan tidak analysis) dengan pendekatan deduktif (Elo &

Program Pascasarjana Universitas Negeri Makassar Copyright©2016 – JEST


Trisnowali. Profil Disposisi matematis ……53

Kyngas, 2007) dimana langkah-langkahnya HASIL DAN PEMBAHASAN


sebagai berikut :
1. Tahap persiapan (Preparation phase) Hasil
Tahap persiapan dimulai dengan
pengumpulan data kemudian memilih unit Hasil Analisis isi Disposisi Minat dan Rasa
analisis. Unit analisis mengacu pada berbagai ingin tahu Siswa
macam objek studi misalnya orang, program, Subjek sangat senang dan bangga sekali
sebuah organisasi dan lainnya (Graneheim & mengetahui suatu masalah matematika yang
Lundman, 2003). Unit analisis dalam penelitian tidak diketahui oleh orang lain dan membantu
ini adalah siswa beserta dengan keseluruhan orang lain mengetahui masalah matematika.
transkrip wawancara. Langkah selanjutnya yaitu Selain menggali lebih banyak informasi-
menyusun transkrip dari hasil wawancara dengan informasi melalui buku-buku matematika diluar
subjek penelitian kemudian dalam proses sekolah juga menggali informasi melalui internet
analisis, peneliti berusaha untuk memahami data untuk mengetahui sejarah matematika karena
secara keseluruhan. subjek menganggap internet itu adalah jendela
2. Tahap pengorganisasian (Organising dimana disimpulkan bahwa subjek ini selalu
phase) terdorong untuk mengetahui lebih banyak dan
a) Mengembangkan matriks analisis juga menjajaki media social untuk mendapatkan
(Developing analysis matrice) gagasan baru yang sesuai dengan indicator rasa
(1) Menentukan unit makna yaitu ingin tahu pada disposisi matematis siswa. Selain
konstelasi kata-kata atau pernyataan itu subjek juga selalu mengajukan pertanyaan
yang terkait dengan makna sentral tentang suatu masalah matematika pada saat
yang sama. Unit makna dapat berupa pembelajaran tidak hanya memperhatikan dan
kata-kata, kalimat atau paragraf yang mencatat saat guru menjelaskan atau
mengandung aspek yang menerangkan dikelas, meskipun masalah tersebut
berhubungan satu sama lain melalui dia sudah pahami ataupun belum dipahami.
konten dan konteks mereka. Kemudian dia lebih tertarik menyelesaikan yang
(2) Menentukan unit makna kondensasi lebih sulit atau lebih rumit dari pada yang mudah
yaitu mengacu pada proses sehingga subjek merasa bahwa hanya dia yang
memperpendek sambil tetap bisa menyelesaikan masalah tersebut dan
mempertahankan inti. menjadi yang terbaik dan dia juga
b) Mengumpulkan data berdasarkan content memperlihatkan usaha kerasnya dalam pembe-
c) Menentukan kategori. Dalam penelitian lajaran jika guru matematikanya berhalangan
ini, kategori merujuk pada komponen/ masuk mengajar dikelas maka subjek ini tetap
indikator disposisi matematis siswa yang belajar dikelas dan mengerjakan soal-soal yang
dianggap sama dengan sub tema. Untuk ada dibuku matematika selain itu dia menjelajahi
selanjutnya dalam penelitian ini media social internet untuk mendapatkan
menggunakan subtema. masalah-masalah matematika yang lebih rumit
d) Proses abstraksi untuk diselesaikan serta mencari referensi soal-
3. Melaporkan/memaparkan data dan hasil soal matematika yang sulit dan menantang
analisis seperti soal-soal olimpiade untuk dikerjakan dan
Untuk memudahkan peneliti dalam diselesaikan seorang diri.
memaparkan data hasil penelitian maka dibuat
Coding dan dilakukan pengkodean pada petikan Hasil Analisis isi Disposisi Minat dan Rasa
jawaban subjek pada saat wawancara yang ingin tahu Siswa dan teman
bertujuan untuk memudahkan pemaparan data Subjek sering mengajukan pertanyaan-
profil disposisi siswa pemenang olimpiade pertanyaan kepada guru baik yang belum dan
matematika, maka dilakukan coding pada petikan yang sudah dimengerti. Selain itu dia senang
jawaban subjek penelitian saat wawancara. menjajaki buku-buku untuk mencari gagasan-
gagasan baru dengan membawa buku-buku lain
selain buku sekolah dan selalu terdorong untuk
mengetahui lebih banyak lagi sehingga sering
kali mengetahui masalah matematika yang tidak
diketahui oleh orang lain. Juga dia memiliki

Program Pascasarjana Universitas Negeri Makassar Copyright©2016 – JEST


Journal of EST, Volume 1 Nomor 3 Desember 2015 hal 47 - 57 54

usaha yang sangat keras dan minat yang baik gagal berkali-kali dia tidak cepat putus asa dalam
karena jika guru berhalangan masuk maka dia mencapai hasil yang maksimal dalam mencapai
berusaha membaca buku matematika dan sering tujuan.
berlatih mengerjakan soal-soal yang ada dibuku
tersebut sehingga dia butuh konsentrasi tinggi Pembahasan
dan latihan-latihan yang banyak. Selain itu dia
juga sangat sering menyelesaikan masalah- Pada bagian ini dibahas keterkaitan dari
masalah berkategori yang sangat sulit sehingga hasil penelitian dengan teori-teori yang relevan
dia lebih mementingkan menyelesaikan masalah- atau pendapat-pendapat para ahli yang sesuai
masalah yang sulit dibanding masalah-masalah dengan penelitian ini yaitu disposisi matematis
yang mudah dengan memanfaatkan media social (mathematical disposition) menurut Katz (2009)
seperti internet dalam menyelesaikan masalah bahwa disposisi matematis berkaitan dengan
dan mencari-cari rumus yang dia tidak ketahui bagaimana siswa menyelesaikan masalah
selain itu juga dia biasa melihat-lihat contoh- matematis apakah dia percaya diri, tekun,
contoh soal untuk memperkaya dan menambah berminat dan berfikir fleksibel. Dari hasil
referensi dan sering sekali membuka internet penelitian ini dilihat dari minat dan rasa ingin
dikelas dan berlatih soal-soal olimpiade tahu kedua subjek cenderung sama dimana kedua
matematika. subjek tertarik mengetahui suatu masalah
matematika yang tidak diketahui oleh orang lain,
Hasil Analisis isi Disposisi Minat dan Rasa dan menggali lebih banyak informasi-informasi
ingin tahu Siswa dan Guru melalui buku dan internet untuk mengeksplorasi
Subjek sangat serius memperhatikan hal-hal yang baru sejalan yang di kemukakan
dalam belajarnya dan sangat sering mengajukan oleh (Ardiyanto, 2013) bahwa munculnya rasa
pertanyaan pada masalah matematika yang ingin tahu dalam matematika akan menga-
kurang jelas dan yang belum maupun sudah dia kibatkan seseorang terus belajar sehingga terus
pahami untuk memperkaya gagasan sendiri. berupaya menggali informasi-informasi terkait
Selain itu dia belajar dengan menggunakan buku- dengan lingkungannya sehingga menjadi kaya
buku selain buku sekolah dan juga menambah akan wawasan dan carr (dalam Maxwell, 2001)
referensi dengan memanfaatkan media social menyatakan bahwa siswa yang memiliki
internet. Dia sangat senang menjajaki buku disposisi tinggi akan lebih tekun dan berminat
maupun internet untuk mendapatkan gagasan untuk mengeksplorasi hal-hal baru. Kedua
baru sehingga dia selalu terdorong mengetahui subjek cenderung mengajukan banyak
lebih banyak dari orang lain dan mengetahui pertanyaan, kemudian tertarik menyelesaikan
masalah matematika yang tidak diketahui oleh masalah-masalah yang menantang seperti
orang lain. masalah yang lebih sulit atau lebih rumit dari
pada yang mudah sesuai yang di jelaskan oleh
Hasil Analisis isi Disposisi Minat dan Rasa NCTM (Pearson Education, 2000) bahwa
ingin tahu Siswa dan Orang Tua disposisi matematis mencakup kamauan untuk
Subjek berusaha sering memanfaatkan mengambil resiko dan mengeksplorasi solusi
media social seperti internet untuk masalah yang beragam dan kegigihan untuk
menyelesaikan masalah-masalah matematika menyelesaikan masalah yang menantang.
selain itu dia terdorong menyelesaikan tugas- Dari segi aspek percaya diri kedua subjek
tugas dan sangat tekun mengerjakan tugas cenderung sama menunjukkan bahwa kedua
dirumah secara mandiri bahkan dia cenderung subjek menyelesaikan masalah yang tidak
resah apabila belum menyelesaikan masalah diketahui orang lain dan mencoba memaparkan
matematika dirumah. Ketekunan subjek sangat didepan kelas sebagai guru dan menyelesaikan
baik. Dia memiliki kesungguhan dalam belajar masalah yang tidak sama dengan yang biasa
yang kuat dengan mengikuti bimbingan- diberikan dan menyelesaikan masalah sesuai
bimbingan belajar matematika diluar sekolah dengan pemikiran sendiri dan juga selalu optimis
dengan keinginan sendiri dan dorongan dari dengan kebenaran jawaban dalam menyelesaikan
orang tua sehingga dari bimbingan tersebut dia masalah matematika meskipun masalah tersebut
sering mengikuti lomba-lomba olimpiade masalah yang sangat sulit (martyanti, 2012)
matematika, dari lomba tersebut meskipun dia menurut Ghuron dan Risnawita, S. bahwa self

Program Pascasarjana Universitas Negeri Makassar Copyright©2016 – JEST


Trisnowali. Profil Disposisi matematis ……55

confidence adalah keyakinan bahwa seseorang soal dengan berbagai macam penyelesaian atau
mampu menanggulangi suatu masalah dengan bervariasi dan jawaban itu cenderung singkat dan
situasi terbaik dan dapat memberikan sesuatu lebih efektif sejalan yang dikemukakan oleh
yang menyenangkan bagi orang lain. Karena (Katz, 2009) yang menyatakan bahwa disposisi
kedua subjek menyukai dan terdorong untuk matematis (mathematical disposition) berkaitan
mengatasi masalah-masalah yang sulit dan dengan bagaimana siswa berfikir fleksibel untuk
merasa tertantang oleh situasi-situasi yang rumit, mengeksplorasi berbagai alternative penyele-
tertarik pada tugas-tugas yang sulit dan mencari saian masalah , bekerja dalam kelompok dan
penyelesaian tanpa bantuan orang lain sehingga menurut (Polking, 1998) menyatakan bahwa
tidak mudah dipengaruhi oleh orang lain ini fleksibilitas dalam menyelidiki gagasan
sejalan yang dikemukakan oleh (Maxwell, 2001) matematik dan berusaha mencari metode
disposisi matematis siswa dikatakan baik jika alternative dalam memecahkan masalah sejalan
siswa tersebut menyukai masalah-masalah yang yang dipikirkan wilson (Kusumaningrum &
merupakan tantangan serta melibatkan dirinya Saefudin, 2012) yaitu kemampuan untuk
secara langsung dalam menemukan/menye- memproduksi atau menghasilkan suatu produk,
lesaikan masalah sehingga dalam prosesnya persepsi atau ide yang bervariasi terhadap
siswa merasakan munculnya kepercayaan diri, masalah. Selain itu kedua subjek mendiskusikan
pengharapan dan kesadaran yang positif terkait masalah sering sekali memiliki tanggapan yang
juga yang di kemukakan oleh (Pearson selalu berbeda tetapi juga tidak menyalahkan
education, 2000) memiliki kepercayaan diri tanggapan orang lain dan subjek cenderung
terhadap kemampuannya, dan memandang memberikan kesempatan untuk mengemukakan
masalah sebagai tantangan. Untuk aspek yang pendapat orang lain lalu mengambil keputusan
ketiga yaitu ketekunan dimana kedua subjek ini yang benar sesuai yang dijelaskan oleh Wardani
memiliki kesamaan dan perbedaan masing- (Sumarmo, 2013) bahwa mendefinisikan
masing berdasarkan hasil penelitian menu- disposisi matematis adalah kecenderungan untuk
njukkan bahwa kedua subjek menyelesaikan bertindak positif dan mau berbagi dengan orang
masalah-masalah matematika yang ada dibuku lain dan juga menurut silver (dalam Sumarmo,
sebelum disuruh atau diperintahkan oleh guru 2013) penuh perhatian, saling sumbang saran dan
untuk diselesaikan dan juga kedua subjek sangat saling menghormati terhadap sesama.
terdorong menyelesaikan tugas-tugas matematika Selain itu kedua subjek ini sangat
terkait yang dikemukakan oleh (polking, 1998) memiliki kesungguhan dalam belajar perlu
yang menyatakan bahwa disposisi matematis diketahui bahwa dia selalu ingin mengikuti
menunjukkan salah satunya adalah ketekunan bimbingan belajar disekolah maupun diluar
mengerjakan tugas dan juga menurut (Maxwell, sekolah hanya saja yang membedakan bahwa
2001) bagaimana sikap siswa terhadap tugas, subjek pertama lebih dominan melakukan
kesiapan dalam menghadapi tugas, bimbingan belajar di luar sekolah karena
menyelesaikan tugas secara lengkap dan tingkah dilingkungan sekolah subjek pertama tidak
laku siswa dalam menyelesaikan tugas, hal yang difasilitasi untuk mengadakan bimbingan belajar
berbeda dari kedua subjek adalah subjek pertama khusus matematika sehingga subjek memiliki
cenderung mengeluh dan merasa bersalah jika keinginan besar untuk mengikuti bimbingan
belum menyelesaikan masalah atau tugas belajar diluar sekolah untuk menambah
dirumah dan cenderung terdorong menyelesaikan kemampuannya dan juga ikut serta dalam
tugas dan belajar mandiri dirumah sedangkan bimbingan olimpiade karena subjek memiliki
untuk subjek kedua sebaliknya dia tidak pernah keinginan besar mengikuti dalam hal bimbingan
merasa mengeluh dan cenderung tidak resah belajar serta berkeinginan menjadi siswa yang
dalam menyelesaikan masalah dirumah karena paling cerdas matematika selain itu juga subjek
subjek lebih tertarik menyelesaikan masalah- sangat didukung oleh orang tua yang
masalah disekolah dan tidak membawanya menginginkan anaknya mencapai prestasi yang
kerumah. sangat baik sehingga diberikan dorongan dan
Dari segi fleksibel bahwa kedua subjek ini memotivasi subjek agar supaya menjadi siswa
menunjukkan bahwa, jika diberi masalah yang berprestasi berbeda dengan subjek kedua
matematika dia memiliki lebih dari satu cara dimana subjek lebih dominan mengikuti
penyelesaian dan juga subjek sering menjawab bimbingan yang memang sudah disiapkan dan

Program Pascasarjana Universitas Negeri Makassar Copyright©2016 – JEST


Journal of EST, Volume 1 Nomor 3 Desember 2015 hal 47 - 57 56

difasilitasi di lingkungan sekolah dan sangat menerus dalam menyelesaikan masalah-masalah


menunjang keberhasilan siswa terlebih lagi matematika yang terdapat dibuku, tekun
dalam hal bimbingan khusus olimpiade yang menyelesaikan masalah matematika yang
memang bimbingan tersebut dikarantinakan dan bervariatif, tekun dan selalu meluangkan waktu
selain itu juga subjek bisa berprestasi juga karena dalam mengerjakan tugas sekolah maupun
lingkungan keluarga terutama orang tua yang dirumah, selalu terpikirkan dan merasa bersalah
sering memberikan semangat dan motivasi jika bekum mengerjakan tugas dirumah, tidak
positif terhadap subjek sejalan yang di cepat putus asa dalam mencapai tujuan.
kemukakan oleh Raymond and Barton (Slameto, Aspek Fleksibel, Subjek cenderung
2010), keduanya percaya bahwa latar belakang memiliki kemampuan untuk menemukan atau
budaya, lingkungan rumah tangga, status social- menghasilkan berbagai macam ide, jawaban serta
ekonomi dan orang tua mempengaruhi cara siswa pertanyaan yang bervariasi, sering menyele-
memahami dalam belajar matematika dan juga saikan masalah matematika lebih dari satu cara
tentu saja keterlibatan orang tua akan sangat penyelesaian, selalu memiliki jawaban yang
mempengaruhi keberhasilan bimbingan tersebut. bervariasi dalam mengerjakan soal-soal
matematika yang sulit, selalu beker-jasa-
SIMPULAN DAN SARAN ma/berbagi pengetahuan dalam berdiskusi,
cenderung sering mempunyai tanggapan yang
Berdasarkan hasil anaslis data yang berbeda dari orang lain, selalu menghargai
mengacu pertanyaan penelitian, maka hasil pendapat orang lain dan mempertimbangkan
penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut: sebelum mengambil keputusan.
Disposisi Matematis Siswa terdiri dari beberapa Factor-faktor yang mempengaruhi dispo-
aspek : sisi matematis khususnya lingkungan sekolah
Aspek Minat dan Rasa Ingin Tahu, subjek Lingkungan sekolah subjek kedua sangat
senang mengajukan pertanyaan yang menantang, menerapkan disiplin sekolah serta menfasilitasi
memiliki dorongan untuk selalu mencari subjek ini dengan bimbingan belajar khususnya
informasi-informasi baru melalui buku-buku bimbingan olimpiade dan mengakarantinakan
sekolah maupun luar sekolah selain buku-buku subjek disekolah agar lebih maksimal dalam
juga senang mencari informasi baru melalui belajarnya. Faktor kedua adalah lingkungan
internet, senang mancari jawaban yang variatif keluarga, Kedua subjek memiliki suasana rumah
dari suatu masalah matematika yang dihadapi, yang hening dan tenang sehingga kedua subjek
senang menyelesaikan masalah-masalah diberi ketenangan kepada subjek dalam
matematika yang menantang, senang melu- belajarnya dan keadaan ekonomi kedua subjek
angkan waktu untuk mempelajari matematika. tergolong diatas rata-rata sehingga subjek
Aspek Percaya Diri,subjek tertantang terpenuhi kebutuhan pokok belajarnya selain itu
untuk mengatasi masalah-masalah matematika hal terpenting sangat dipengaruhi oleh orang tua
yang sulit, sangat yakin bisa menyelesaikan subjek yang sering diberi motivasi kepada subjek
masalah-masalah matematika yang memiliki untuk tetap belajar, dan memperhatikan sama
kategori yang rumit/sulit, yakin memiliki sekali akan kepentingan-kepentingan dan
kemampuan matematika lebih tinggi, bangga kebutuhan-kebutuhan belajarnya sehingga subjek
menyelesaikan masalah matematika tanpa pemenang olimpiade ini disposisinya lebih baik
bantuan dari orang lain, yakin dengan alternative dan bisa berprestasi di dalam bidang pendidikan.
penyelesaiaan yang diperoleh, bangga Mengacu kepada deskripsi pembahasan
menyelesaikan masalah matematika hingga hasil penelitian dan kesimpulan di atas maka
mencapai hasil maksimal, berani memper- berikut akan dikemukakan beberapa saran antara
tahankan gagasan dan tidak mengubah gagasan lain: Hasil penelitian ini diharapkan dapat
terhadap kritikan yang diberikan, optimis akan menjadi rekomendasi bagi para guru untuk
kebenaran jawaban yang diperoleh dan tidak memfasilitasi kegiatan‐kegiatan yang mengarah
mudah dipengaruhi oleh orang lain. pada disposisi matematis siswa dalam bidang
Apek Ketekunan, Subjek sangat memiliki ilmu pengetahuan dan teknologi melalui berbagai
kesungguhan dalam belajar, selalu terdorong lomba, baik yang berskala nasional maupun
mengikuti bimbingan belajar disekolah maupun
internasional. Hasil penelitian ini diharapkan
diluar sekolah, selalu mengikuti bimbingan dapat menjadi sumber informasi untuk para
olimpiade dibidang matematika, berlatih terus-

Program Pascasarjana Universitas Negeri Makassar Copyright©2016 – JEST


Trisnowali. Profil Disposisi matematis ……57

siswa-siswa bahwa sikap disposisi matematis Mathematics.www.education.auckland.ac.


siswa yang kuat dan yang baik akan berperan nz/.../ACE_Paper_3_Issue_11. doc.
dalam menumbuhkan dorongan untuk terus Diakses September 2014.
mencoba sehingga menghasilkan pribadi yang Pearson Education.(2000). Mathematical
ulet sehingga dapat bersaing di dalam ajang Disposition.
olimpiade matematika. http://www.teachervision.fen.com/math/te
acher-training/55328.html?
DAFTAR RUJUKAN for_printing=1.Diakses september 2014
Polking J. (1998). Respon To NCTM’s Round 4
Ardiyanto, Doni Setiyo. 2013. Pembelajaran Questions.
matematika dengan pendekatan http://www.ams.org/goverment/argrpt4.ht
Kontekstual berbantuan hands on problem ml. Diakses september 2014.
Solving untuk meningkatkan rasa ingin NCTM. 2007. The Mathematical Disposition of
tahu dan Prestasi belajar siswa.Makalah Structural Engineers.
jurusan pendidikan matematika FMIPA Journal for Research in Mathematics
UNY Education, Vol. 38, No. 5 (Nov., 2007),
Departemen Pendidikan Nasional. 2008. Kamus pp. 477-
Besar Bahasa Indonesia, Edisi keempat. 506.http://www.jstor.org/stable/30034962.
Jakarta: Gramedia. Diakses september 2014
Elo, S & Helvi Kyngas. 2007. The Qualitative Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-faktor yang
Content Analysis Process. Journal of Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka
Advanced Nursing, 62(1), 107-115. Cipta.
Graneheim, U.H. & B. Lundman. 2003. Sugiyono, 2012.Memahami Penelitian Kualitatif.
Quantitative Content Analysis in Nursing Bandung: PT Alfa Beta.
Research : Concepts, Procedures and Sumarmo.Utari.2013. Kumpulan Makalah
Measures to Achives Trustworthiness. Berpikir dan Disposisi Matematika serta
Pembelajarannya.Bandung : Jurusan
Nurse Education today.24, 105-112.
Pendidikan Matematika FMIPA
Gresalfi. 2009.Taking Up Opportunities to Universitas Pendidikan Indonesia.
Learn: Constructing Dispositions in Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20
Mathematics tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Classrooms.http://www.tandfonline.com/l Nasional-UUSPN
oi/hlns20. Diakses september 2014.
Katz, L. G. (2009). Dispositions as Educational
Goals.
http://www.edpsycinteractive.org/files/edo
utcomes.html.Diakses september 2014.
Kemendikbud. 2013. Kurikulum 2013.
http://kemdikbud.go.id/kemdikbud/artikel
-mendikbud-kurikulum2013.Diakses
oktober 2014.
Kusumaningrum & Saefudin.2012.
Mengoptimalkan Kemampuan Berpikir
Matematika melalui Pemecahan
Masalah Matematika.Seminar nasional
matematika & pendidikan matematika
FMIPA UNY.
Martyanti, Adhetia. 2012. Membangun self-
cofidence siswa Dalam pembelajaran
matematika dengan pendekatanproblem
solving.Makalah jurusan pendidikan
matematika FMIPA UNY
Maxwell, K. (2001). Positive Learning
Dispositions in

Program Pascasarjana Universitas Negeri Makassar Copyright©2016 – JEST

Anda mungkin juga menyukai