JUDUL PERCOBAAN
Analisis Vitamin C
II. TANGGAL PERCOBAAN
Senin, 10 September 2018 Pukul 09.30 WIB
III. TANGGAL SELESAI PERCOBAAN
Senin, 10 September 2018 Pukul 12.00 WIB
IV. TUJUAN PERCOBAAN
Menentukan kadar vitamin C di dalam sampel tomat
V. DASAR TEORI
A. Vitamin
Vitamin (bahasa inggris, vitalamine) adalah sekelompok senyawa
organik amino berbobot molekul kecil yang memiliki fungsi vital dalam
metabolisme setiap organism, yang tidak dapat dihasilkan oleh tubuh.
Nama ini berasal dari gabungan kata bahan lain yang artinya hidup dan
amina mengacu pada suatu gugus organik yang memiliki atom nitrogen
(N). Vitamin adalah kofaktor dalam reaksi kimia yang dikatalisasi oleh
enzim. Terdapat 13 jenis vitamin yang dibutuhkan oleh tubuh untuk
dapat tumbuh dan berkembang. Vitamin tersebut antara lain A, C, D, E,
K, dan B. Tubuh hanya dapat memproduksi vitamin D dan K dalam
bentuk provitamin aktif (Challen, 1997). Vitamin dapat larut di dalam
air dan lemak. Vitamin yang larut dalam lemak adalah vitamin A, D, E,
dan K, dan yang larut dalam air adalah vitamin B dan C (Dorland
2006).
C. Titrasi Iodimetri
Titrasi iodimetri merupakan titrasi langsung terhadap zat-zat yang
potensial oksidasinya lebih rendah dari sistem iodium – iodide,
sehingga zat tersebut akan teroksidasi oleh iodium. Pada titrasi
iodimetri menggunakan larutan iodium yang digunakan untuk
mengoksidasi reduktor-reduktor yang dapat dioksidasi secara kuantitatif
pada titik ekuivalennya (Harjadi, 1990). Iodimetri terdiri dari dua yaitu:
1. Iodimetri metode langsung, bahan pereduksi langsung dioksidasi
dengan larutan baku Iodium. Contohnya pada penetapan kadar Asam
Askorbat.
2. Iodimetri metode residual (titrasi balik), bahan pereduksi dioksidasi
dengan larutan baku iodium dalam jumlah berlebih, dan kelebihan
iod akan dititrasi dengan larutan baku natrium tiosulfat. Contohnya
pada penetapan kadar Natrium Bisulfit.
(Kar, 2005)
Metode analisis dengan reaksi reduksi-oksidasi (redoks) adalah
analisis yang terdiri dari perubahan valensi dari bahan-bahan yang
bereaksi. Reaktan yang mengalami kehilangan elektron dalam reaksi
redoks adalah bahan pereduksi dan dapat diidentifikasi dari persamaan
untuk reaksi dimana atom reaktan dikonversi ke tingkat yang lebih
tinggi (Knevel 1959).
I2 (aq) + 2e → 2I- (aq)
Maka, bahan pengoksidasi adalah reaktan yang menerima elektron
dalam reaksi redoks. Reaksi yang reversible dari 2I-↔ I2 + 2e dapat
diaplikasikan dalam analisis bahan-bahan pereduksi seperti tiosianat
dan arsenit. (Knevel 1959).
Indikator yang digunakan dalam praktikum ini yaitu amilum.
Amilum merupakan indikator redoks khusus yang digunakan sebagai
petunjuk telah terjadi titik ekuivalen pada titrasi iodimetri. Hal ini
disebabkan warna biru gelap dari kompleks iodin-amilum merupakan
warna yang spesifik untuk titrasi iodimetri. Mekanismenya belum
diketahui dengan pasti namun ada asumsi bahwa molekul iodin tertahan
dipermukaan β-amilosa. Larutan amilum mudah terdekomposisi oleh
bakteri, sehingga biasanya ditambahkan asam borat sebagai pengawet
(Puspitasari, 2014)
Harga vitamin C (asam askorbat) sering ditentukan kadarnya
dengan titrasi ini. Vitamin C dengan iod akan membentuk ikatan
dengan atom C nomer 2 dan 3 sehingga ikatan rangkap hilang
(Harjadi,1990).
Kadar vitamin C ditentukan dengan Cara Iodometri, dimana
vitamin C mereduksi I2 menjadi I-. titik akhir titrasi ditentukan dari
warna biru amilum. Kadar vitamin C dapat dihitung sebagai berikut:
Kadar (mg)
𝑉𝐼2 𝑥 𝑁𝐼2
𝑎 (𝑚𝑔/𝑚𝐿) = 𝑥 0,88 (𝑚𝑔)
0,01
𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑒𝑛𝑐𝑒𝑟𝑎𝑛
𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 (𝑚𝑔) = 𝑎 𝑥
𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙
100 (𝑔𝑟𝑎𝑚)
𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 (𝑚𝑔/100 𝑔𝑟𝑎𝑚) = 𝑘𝑎𝑑𝑎𝑟(𝑚𝑔) 𝑥
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 (𝑚𝑔)
Kadar (%)
𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 (%)
𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑒𝑛𝑐𝑒𝑟𝑎𝑛 𝑎
= 𝑥 𝑥 100%
𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 (𝑚𝑔)
(Tim Dosen Biokim, 2018)
20 mL aquades
Volume I2
2. Titrasi pada larutan sampel
Volume I2
VIII. HASIL PENGAMATAN
Hasil Pengamatan
No. Prosedur Percobaan Dugaan/ Reaksi Kesimpulan
Sebelum Sesudah
1. Larutan blanko - Aquades: - Aquades + 3 I2 (aq)+ 2e- → 2e- (aq) Berdasarkan
tidak tetes amilum: hasil
20 mL aquades berwarna larutan tidak Reaksi Amilum + nI2 → kompleks pengamatan
- Amilum: berwarna Iod-Amilum berwarna biru dapat
- Diambil dengan menggunakan tidak - Aquades + keunguan disimpulkan
pipet volum berwarna amilum+ CH2OH CH2OH bahwa titik
- Dimasukkan ke dalam erlenmeyer - Larutan I2: iodium: H O H H O H akhir titrasi
- Ditambahkan 3 tetes amilum 1% larutan berwarna biru O OH H O OH H O berwarna biru
berwarna keunguan OH keunguan
- Dititrasi dengan larutan standar H OH H OH
kuning - Volume I2 : 0,9 dengan volume
iodium 0,01N kecoklatan mL 0,9 mL. larutan
+ nI2 →
ini sebagai
Volume iodium
larutan blanko
CH2OH CH2OH
O O
atau
I H H H H I
O H O H O
pembanding
OH OH
OH
H OH H OH
2. Persiapan Sampel - Slurry tomat: - Sampel + Reaksi reduksi oksidasi Berdasarkan
berwarna aquades: A:C6H8O6 (aq)→ C6H8O7 (aq)+ 2e- hasil
10 gram oranye larutan + 2H+ (aq) pengamatan
tomatDiambil
- Dihancurkan buah dengan mortal - Aquades: berwarna K: I2 (aq)+ 2e- →2I- (aq) dapat
dengan tidak oranye keruh disimpulkan
sampai memperoleh slurry
menggunakan pipet berwarna - Didiamkan 15 I2 + C6H8O6 → C6H8O7 + 2H+ + 2I- bahwa kadar
- Dimasukkan kedalam labu ukur - Amilum: menit: vitamin C pada
Dimasukkan ke
100 mL tidak berwarna Reaksi Amilum + I2 → kompleks tomat adalah
dalam erlenmeyer
- Ditambahkan aquades sampai tanda berwarna oranye pudar Iod-Amilum berwarna biru 0,096
Ditambah 3 tetes
batas - Larutan I2: - Disaring: keunguan mg/100gram.
amilum 1% larutan Filtrat: tak Persen kadar
- Ditunggu 15 menit sambil kadang-
Dititrasi dengan berwarna berwarna vitamin C pada
kadang dikocok CH2OH CH2OH
larutan standar kuning Residu: H O H H O H tomat adalah
iodium 0,01N kecoklatan oranye keruh O OH H O OH H O 0,391%. Hal
- Berat sampel - Filtrat + OH ini tidak sesuai
tomat: amilum: tidak H OH H OH dengan teori
Filtrat Residu 10,0564 gram dikarenakan
berwarna + nI2 →
10g - Ditambah 20 adanya faktor
- Diambil filtratnya sebanyak 10 mL
sampel mL aquades: pengenceran.
- Dimasukkan kedalam erlenmeyer CH2OH CH2OH
(tomat) tidak berwarna O H O H I
- Ditambahkan 3 tetes amilum 1% I H H
- Dititrasi O OH H O OH H O
- Ditambahkan 20 mL aquades dengan I2: OH
- Dititrasi dengan larutan standar Erlenmeyer H OH H OH
iodium 0,01N 1: biru
- Dilakukan pengulangan keunguan
Erlenmeyer
Volume iodium Residu 2: biru Kadar vitamin C secara teori 29
Filtrat keunguan mg/100 gram
Erlenmeyer (R.I 1981)
3: biru
keunguan
- Volume I2
V1 : 1,2 mL
V2 : 1,2 mL
V3 : 1,1 mL
IX. ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Pada percobaan yang telah dilakukan dengan judul Analisis Vitamin
C, bertujuan untuk menentukan kadar vitamin C di dalam tomat. Vitamin C
adalah salah satu vitamin yang larut dalam air,dapat berbentuk L-asam
askorbat (bentuk tereduksi) dan asam dehidroskorbat (bentuk teroksidasi).
Keduanya mempunyai keaktivan vitamin C. Vitamin C disintesis secara
alami baik dalam tanaman ataupun hewan. Vitamin C mudah teroksidasi,
yang dapat dipercepat dengan adanya panas, sinar, alkali, enzim oksidator
serta katalis tembaga dan besi. Vitamin C dapat terserap sangat cepat dari
alat pencerna, masuk kedalam saluran darah dan dibagikan keseluruh tubuh
(Tim Dosen Biokim, 2018).
Titrasi iodimetri merupakan titrasi langsung terhadap zat-zat yang
potensial oksidasinya lebih rendah dari sistem iodium – iodide, sehingga zat
tersebut akan teroksidasi oleh iodium. Pada titrasi iodimetri menggunakan
larutan iodium yang digunakan untuk mengoksidasi reduktor-reduktor yang
dapat dioksidasi secara kuantitatif pada titik ekuivalennya (Harjadi, 1990).
Metode analisis dengan reaksi reduksi-oksidasi (redoks) adalah analisis
yang terdiri dari perubahan valensi dari bahan-bahan yang bereaksi. Reaktan
yang mengalami kehilangan elektron dalam reaksi redoks adalah bahan
pereduksi dan dapat diidentifikasi dari persamaan untuk reaksi dimana
atom reaktan dikonversi ke tingkat yang lebih tinggi (Knevel 1959).
1. Titrasi pada larutan blanko
Percobaan yang pertama yaitu titrasi pada larutan blanko yang
bertujuan sebagai larutan pembanding dengan larutan sampel tomat.
Langkah pertama yang dilakukan yaitu menyiapkan aquades tidak
berwarna sebanyak 20 mL dan dimasukkan ke dalam erlenmeyer.
Kemudian ditambahkan amilum 1% tidak berwarna sebanyak 5 tetes
dan menghasilkan larutan tak berwarna. Fungsi ditambahkannya
amilum yaitu sebagai indikator redoks khusus yang digunakan sebagai
petunjuk telah terjadi titik ekuivalen dan titik akhir pada titrasi
iodimetri. Amilum yang digunakan dalam percobaan ini sebelumnya
disimpan di dalam suhu dingin. Hal tersebut dilakukan agar larutan
amilum tidak mudah terhidrolisis menjadi gula karena bercampur
dengan air, selain itu larutan amilum mudah terdekomposisi oleh
bakteri sehingga biasanya ditambahkan pengawet, pengawet yang
digunakan pada amilum ini yaitu HgI2 yang berbentuk serbuk merah di
dasar botol, selain itu juga bisa menggunakan pengawet lain seperti
asam borat, asam furoat, dan lain-lain. Selanjutnya campuran tersebut
dititrasi dengan larutan standar iodium 0,01 N yang berwarna kuning
kecokelatan. Larutan iod disimpan di dalam buret yang berwarna gelap,
yang bertujuan untuk mencegah terjadinya penguraian HIO oleh cahaya
karena senyawa tersebut sensitif terhadap cahaya. Titik akhir titrasi
dapat ditentukan setelah terjadi perubahan warna pada larutan blanko
yang merupakan larutan tidak berwarna menjadi larutan berwarna biru
keunguan dan volume I2 yang dibutuhkan sebanyak 0,9 mL. Reaksi
yang terjadi:
CH2OH CH2OH
H O H H O H
O OH H O OH H O
OH
H OH H OH + nI2 (aq) →
CH2OH CH2OH
I H O H H O H I
O OH H O OH H O
OH
H OH H OH
CH2OH CH2OH
H O H H O H
O OH H O OH H O
OH
H OH H OH + nI2 (aq) →
CH2OH CH2OH
I H O H H O H I
O OH H O OH H O
OH
H OH H OH
100 1,056
Kadar (%) = 𝑥 100%
10 10056,4 𝑚𝑔
= 0,105 %
Titrasi pengulangan ke-3
𝑉𝐼2 𝑥 𝑁𝐼2
Kadar vitamin C = 𝑥 0,88 𝑚𝑔
0,01
1,1 𝑥 0,01
= 𝑥 0,88 𝑚𝑔
0,01
100 𝑚 𝐿
= 0,968 𝑚𝑔 = 9,68 𝑚𝑔
10 𝑚𝐿
𝑚𝑔 100 𝑔
Kadar ( ⁄100 𝑔 ) = 10,560 𝑚𝑔 𝑥 9, 68 𝑚𝑔
𝑚𝑔
= 0,0917 ⁄100 𝑔
100 9,68
Kadar (%) = 𝑥 100%
10 10056,4 𝑚𝑔
= 0,963 %
Rata-rata kadar vitamin C
0,105 %+0,105 %+0,963%
Rata – rata kadar vitamin C pada tomat (%) = 3
= 0,391%
0,1+0,1+0,09
Rata – rata kadar vitamin C pada tomat (mg/100 g) = 3
= 0,096 mg/100 g
2. Gambarkan struktur vitamin C!
Jawab: