Anda di halaman 1dari 160

ASUHAN KEPERAWATAN PADA An.

R (USIA 12 BULAN)
DENGAN DIARE DI RUANG ADE IRMA SURYANI
RSUD ARJAWINANGUN KABUPATEN CIREBON

KARYA TULIS ILMIAH

Oleh:

NUUR HAYYU LULA SAVITRI


NIM. P2.06.20.2.16.066

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLTEKKES KEMENKES TASIKMALAYA
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN
CIREBON
2019
ASUHAN KEPERAWATAN PADA An.R (USIA 12 BULAN)
DENGAN DIARE DI RUANG ADE IRMA SURYANI
RSUD ARJAWINANGUN KABUPATEN CIREBON

KARYA TULIS ILMIAH


Diajukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Ahli Madya Keperawatan
Pada Program Studi KeperawatanCirebon

Oleh:

NUUR HAYYU LULA SAVITRI


NIM. P2.06.20.2.16.066

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLTEKKES KEMENKES TASIKMALAYA
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN
CIREBON
2019

i
LEMBAR PERSETUJUAN

JUDUL : ASUHAN KEPERAWATAN PADA An.R (USIA 12


BULAN) DENGAN DIARE DI RUANG ADE IRMA
SURYANI RSUD ARJAWINANGUN KABUPATEN
CIREBON
PENYUSUN : NUUR HAYYU LULA SAVITRI
NIM : P2.06.20.2.16.066

Karya Tulis Ilmiah ini telah diperiksa dan disetujui


Oleh Pembimbing untuk diujikan

Cirebon, 17 Mei 2019

Pembimbing I Pembimbing II

Zaitun, APP, MPH Ns. Ayu Yuliani S. MKep, Sp.Kep.An


NIP. 196609261988032001 NIP. 197107251993032002

Mengetahui :
Ketua Program Studi D III Keperawatan
Cirebon

Komarudin, SKp, MKep


NIP. 196911271993121001

ii
LEMBAR PENGESAHAN

JUDUL : ASUHAN KEPERAWATAN PADA An.R (USIA 12


BULAN) DENGAN DIARE DI RUANG ADE IRMA
SURYANI RSUD ARJAWINANGUN KABUPATEN
CIREBON
PENYUSUN : NUUR HAYYU LULA SAVITRI
NIM : P2.06.20.2.16.066

Karya Tulis Ilmiah ini telah diujikan dan dipertanggungjawabkan


Pada tanggal 23 Mei 2019

Penguji

Ketua Anggota Anggota

Zaitun, APP, MPH. Ns. Ayu Yuliani S. MKep, Sp.Kep.An. Hj. Santi Wahyuni, SKp, MKep, Sp.Mat.
NIP. 196609261988032001 NIP. 197107251993032002 NIP. 197701052001122005

Mengetahui: Disahkan oleh:


Ketua Jurusan Keperawatan Ketua program Studi DIII Keperawatan
Tasikmalaya Cirebon

Dudi Hartono, SKep, Ns, MKep. Komarudin, SKp, MKep.


NIP. 197105121992031002 NIP. 196911271993121001

iii
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:


Nama : NUUR HAYYU LULA SAVITRI
NIM : P2.06.20.2.16.066
Program Studi : Prodi Keperawatan Cirebon
Judul : ASUHAN KEPERAWATAN PADA An.R (USIA 12
BULAN) DENGAN DIARE DI RUANG ADE
IRMA SURYANI RSUD ARJAWINANGUN
KABUPATEN CIREBON

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Karya Tulis Ilmiah yang saya


susun ini benar-benar hasil karya saya sendiri, bukan pengambilan tulisan
atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran saya
sendiri

Apabila dikemudian hari dapat dibuktikan bahwa Karya Tulis Ilmiah ini
adalah hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan
tersebut

Cirebon, 20 Mei 2019


Yang Membuat Pernyataan,

NUUR HAYYU LULA SAVITRI


NIM. P2.06.20.2.16.066

iv
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta’ala karena


rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang
berjudul ASUHAN KEPERAWATAN PADA An.R (USIA 12 BULAN)
DENGAN DIARE DI RUANG ADE IRMA SURYANI RSUD
ARJAWINANGUN KABUPATEN CIREBON
Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini, penulis tidak lepas dari arahan,
bimbingan, dan motivasi dari berbagai pihak, untuk itu pada kesempatan ini
penulis ingin menyampaikan terimakasih kepada:
1. Ayah dan ibu yang selalu memberi dukungan baik materil maupun moril
berupa do’a, semangat dan motivasi pada penulis.
2. Hj. Betty Suprapti, S.Kp, M.Kes, selaku Direktur Politeknik Kesehatan
Tasikmalaya.
3. Dudi Hartono, S.Kep, Ns, M.Kep, selaku Ketua Jurusan Keperawatan.
4. Komarudin S.Kp, M.Kep, selaku Ketua Program Studi Keperawatan Cirebon
5. Zaitun, APP, MPH, selaku dosen pembimbing Utama dalam penyusunan
Karya Tulis Ilmiah yang senantiasa bersedia membimbing, memberi saran
dan arahan serta semangat pada penulis.
6. Ns. Ayu Yuliani S. MKep, Sp.Kep.An selaku dosen pembimbing pendamping
dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah sekaligus sebagai dosen Pembimbing
Akademik yang memberikan saran dan masukan.
7. Seluruh dosen dan civitas akademika Program Studi Keperawatan Cirebon
yang turut membantu dan memotivasi penulis dalam menyelesaikan Karya
Tulis Ilmiah.
8. Teman-teman III B Keperawatan Cirebon dan teman hidup yang tidak dapat
disebutkan namanya yang telah membantu dan turut berkontribusi dalam
penyusunan Karya Tulis Ilmiah.

v
Penulis menyadari dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini masih belum
sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkan masukan guna perbaikan ke
depannya.
Semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak,
terutama bagi penulis khususnya dan mahasiswa Program Studi Keperawatan
Cirebon pada umumnya.

Cirebon, 20 Mei 2019

Penulis

vi
POLITEKNIK KESEHATAN TASIKMALAYA
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN CIREBON

Karya Tulis Ilmiah, 20 Mei 2019

Asuhan Keperawatan pada An.R (Usia 12 Bulan) dengan Diare di ruang Ade Irma
Suryani RSUD Arjawinangun Kabupaten Cirebon

Nuur Hayyu Lula Savitri1, Zaitun2, Ayu Yuliani S3

ABSTRAK

Latar Belakang: Penyakit diare masih menjadi masalah kesehatan dunia, khususnya
di negara berkembang dan salah satunya adalah Negara Indonesia. Berdasarkan Riset
Kesehatan Dasar kejadian diare pada balita di Jawa Barat tahun 2018 sebanyak
17.228 anak. Sedangkan di Kota Cirebon berjumlah 6.303 anak, dan di Kabupaten
Cirebon mencapai 1.552 anak. Tujuan: penulis mampu mengaplikasikan asuhan
keperawatan pada anak usia toddler dengan diare melalui proses keperawatan.
Metode: penulis menggunakan metode deskriptif, dengan subyek studi kasus anak
usia toddler dengan kasus diare di ruang Ade Irma Suryani RSUD Arjawinangun.
Hasil: an.R mencret ≥3 kali dalam 24 jam, nafsu makan menurun, terdapat tanda
dehidrasi, dan muncul demam pada hari ke-2 setelah pengkajian, dari 7 diagnosa
terdapat 4 masalah keperawatan aktual yang ditemukan pada kasus diare an.R
diantaranya diare, kekurangan volume cairan, defisit nutrisi dan hipertermi.
Perencanaan dilakukan berdasarkan teori dan memodifikasi intervensi sesuai
kebutuhan pasien. Implementasi dilakukan sesuai dengan intervensi yang dibuat,
an.R diberikan cairan Ringer Laktat sebagai pengganti rehidrasi oral. Setelah
dilakukan asuhan keperawatan selama 4 hari terdapat 3 masalah teratasi dan 1
masalah teratasi sebagian yaitu masalah defisit nutrisi karena dilihat dari 3 indikator
keberhasilan, selama an.R sakit belum menunjukan adanya peningkatan berat badan.

Kata Kunci : Asuhan Keperawatan, Diare, Toddler


5 BAB +115 halaman + 18 tabel + 1 gambar + 2 bagan + 14 lampiran
Daftar pustaka 18 buku + 8 jurnal + 3 website

vii
TASIKMALAYA HEALTH POLITECHNIC
CIREBON NURSING STUDY PROGRAM

Scientific Writing, May 20, 2019

Nursing care for An. R (Age 12 Months) with Diarrhea in Ade Irma Suryani Room
Arjawinangun Hospital Cirebon Regency

Nuur Hayyu Lula Savitri 1 , Zaitun 2 , Ayu Yuliani S 3

ABSTRACT

Background: Diarrhea is still a world health problem, especially in developing


countries and one of them is Indonesia.Based on Basic Health Research the
incidence of diarrhea in infants in West Java in 2018 was 17,228 children. Whereas
in Cirebon City there are 6,303 children, and in Cirebon Regency there are 1,552
children. Objective: the author is able to apply nursing care to toddler age
children with diarrhea through the nursing process. Method: the writer uses
descriptive method, with case study subjects under toddler age with cases of
diarrhea in Ade Irma Suryani room at Arjawinangun General
Hospital. Results: an.R diarrhea ≥3 times in 24 hours, decreased appetite, signs of
dehydration, and fever on day 2 after assessment, of the 7 diagnoses there were 4
actual nursing problems found in diarrhea cases. R including diarrhea, lack of fluid
volume, nutritional deficits and hyperthermia. Planning is based on theory and
modifies interventions according to patient needs. Implementation is carried out in
accordance with the intervention made, the difficulty of oral rehydration fluid into
the mouth an.R, children are given Ringer Lactate fluid as a substitute for oral
rehydration. After doing nursing care for 4 days there were 3 problems resolved and
1 problem resolved in part, namely the problem of nutritional deficits because it was
seen from 3 indicators of success, during an. R pain has not shown an increase in
body weight.

Keywords: Nursing Care, Diarrhea, Toddler


5 CHAPTER + 115 pages + 18 tables + 1 picture + 2 charts + 14 attachments
References to 18 books + 8 journals + 3 websites

viii
DAFTAR ISI

SAMPUL DEPAN
SAMPUL DALAM ................................................................................................. i
LEMBAR PERSETUJUAN ................................................................................. ii
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................. iii
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ........................................... iv
KATA PENGANTAR ........................................................................................... v
ABSTRAK ........................................................................................................... vii
ABSTRACT ........................................................................................................ viii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ............................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xiii
DAFTAR BAGAN ............................................................................................. xiv
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang ...................................................................................... 1
1.2. Rumusan masalah ................................................................................. 3
1.3. Tujuan ................................................................................................... 4
1.4. Manfaat ................................................................................................. 5

BAB II TINJAUAN TEORI


2.1 Konsep Dasar Penyakit ....................................................................... 7
2.1.1 Definisi ...................................................................................... 7
2.1.2 Etiologi .................................................................................... 8
2.1.3 Anatomi Fisologi ................................................................... 10
2.1.4 Patofisiologi ........................................................................... 11
2.1.5 Manifestasi Klinis .................................................................. 14
2.1.6 Komplikasi ............................................................................ 16
2.1.7 Pemeriksaan Diagnostik ........................................................ 19
2.1.8 Penatalaksanaan ..................................................................... 21

ix
2.2. Konsep Dasar Tumbuh Kembang Anak............................................. 25
2.2.1 Definisi tumbuh kembang ..................................................... 25
2.2.2 Pertumbuhan anak .................................................................. 25
2.2.3 Perkembangan anak ................................................................ 25
2.3 Konsep Asuhan Keperawatan ........................................................... 26
2.3.1 Pengkajian ............................................................................. 26
2.3.2 Diagnosa Keperawatan .......................................................... 32
2.3.3 Intervensi Keperawatan ......................................................... 33
2.3.4 Implementasi Keperawatan ................................................... 41
2.3.5 Evaluasi Keperawatan ........................................................... 41

BAB III METODOLOGI KARYA TULIS ILMIAH


3.1 Desain Karya Tulis Ilmiah ................................................................ 42
3.2 Subyek Karya Tulis Ilmiah ............................................................... 42
3.3 Batasan Istilah .................................................................................... 42
3.4 Lokasi dan Waktu Studi kasus .......................................................... 43
3.4.1 Lokasi Karya Tulis Ilmiah ..................................................... 43
3.4.2 Waktu Karya Tulis Ilmiah ...................................................... 43
3.5 Prosedur Penulisan Karya Tulis Ilmiah ............................................. 43
3.6 Teknik Pengumpulan data .................................................................. 44
3.7 Instrumen Pengumpulan data ............................................................. 45
3.8 Keabsahan Data .................................................................................. 45
3.9 Analisis Data ...................................................................................... 45

BAB IV HASIL STUDI KASUS DAN PEMBAHASAN


4.1 Hasil studi kasus ................................................................................. 46
4.1.1 Pengkajian ............................................................................. 46
4.1.2 Analisa data ........................................................................... 64
4.1.3 Diagnosa Keperawatan .......................................................... 65
4.1.4 Intervensi Keperawatan ......................................................... 66
4.1.5 Implementasi Keperawatan ................................................... 71
4.1.6 Evaluasi Keperawatan ........................................................... 73

x
4.2 Pembahasan ........................................................................................ 80
4.2.1 Pengkajian ............................................................................. 80
4.2.2 Diagnosa Keperawatan .......................................................... 85
4.2.3 Intervensi Keperawatan ......................................................... 88
4.2.4 Implementasi Keperawatan ................................................... 90
4.2.5 Evaluasi Keperawatan ........................................................... 93
4.3 Keterbatasan Studi Kasus ................................................................... 94
4.4 Implikasi untuk Keperawatan............................................................. 94

BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan......................................................................................... 95
5.2 Saran ................................................................................................... 96
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN

xi
DAFTAR TABEL

Tabel
2.1. Manifestasi diare .......................................................................................... 15
2.2. Derajat dehidrasi .......................................................................................... 17
2.3. Penatalaksanaan anak Diare ........................................................................ 22
2.4. Pemberian oralit terapi B ............................................................................. 23
2.5. Pemberian oralit terapi C ............................................................................. 24
2.6. Intervensi keperawatan ................................................................................ 34
3.1 Batasan istilah .............................................................................................. 42
4.1 Imunisasi usia 18 bulan ............................................................................... 51
4.2 Pola perubahan nutrisi ................................................................................. 52
4.3 Aktivitas sehari-hari..................................................................................... 53
4.4 KPSP pada anak umur 12 bulan .................................................................. 60
4.5 Hasil lab darah lengkap ............................................................................... 62
4.6 Hasil lab pemeriksaan feses ......................................................................... 63
4.7 Analisa data ................................................................................................. 64
4.8 Intervensi keperawatan ................................................................................ 66
4.9 Implementasi keperawatan .......................................................................... 71
4.10 Evaluasi keperawatan .................................................................................. 73
4.11 Catatan perkembangan................................................................................. 75

xii
DAFTAR GAMBAR

GAMBAR
2.1 Anatomi sistem pencernaan ..........................................................................10

xiii
DAFTAR BAGAN

Bagan
2.1. Patofisiologi Diare ........................................................................................13
4.1 Genogram keluarga an.R ..............................................................................50

xiv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Informed consent


Lampiran 2 Penjelasan Sebelum pelaksanaan Karya Tulis Ilmiah
Lampiran 3 Jadwal Kegiatan
Lampiran 4 Format Pengkajian anak
Lampiran 5 Standar berat badan menurut umur
Lampiran 6 Lembar bimbingan
Lampiran 7 Format Observasi intake output cairan
Lampiran 8 Format pengkajian tumbuh kembang anak toddler
Lampiran 9 SAP Cuci tangan 6 langkah
Lampiran 10 Leaflet Cuci tangan 6 langkah
Lampiran 11 SAP Water Tepid Sponge
Lampiran 12 Leaflet Water Tepid Sponge
Lampiran 13 SAB Krincingan
Lampiran 14 Daftar Riwayat Hidup

xv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Berdasarkan tahap perkembangan psikoseksual yang dikemukaan oleh

Sigmund freud, masa balita merupakan fase dimana anak-anak sedang

mengalami fase oral dan fase anal pada keadaan tersebut anak akan

memasukan apapun kedalam mulut serta anak akan lebih suka untuk buang

air besar disembarangan tempat. Sikap tersebutlah yang dapat menyebabkan

bakteri atau virus masuk kedalam tubuh balita, dimana balita sangat rentan

sekali terpapar penyakit salah satunya adalah diare.

Penyakit diare merupakan salah satu penyakit menular, sampai saat ini

diare masih menjadi masalah kesehatan di dunia. Diperkirakan 1,7 milyar

kasus diare terjadi setiap tahun dan membunuh sekitar 525.000 balita

(WHO, 2017). Kejadian Diare dapat terjadi di seluruh dunia dan

menyebabkan 4% dari semua kematian dan 5% dari kehilangan kesehatan

yang menyebabkan kecacatan. Diare tetap menjadi penyebab utama

kematian pada anak-anak di bawah usia 5 tahun Berhe dkk. (2016)

Berdasarkan data yang diperoleh dari Survey Kesehatan Rumah

Tangga (SKRT), Studi Mortalitas dan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas)

Jumlah kejadian diare tahun 2018 terdapat 12,3 % atau 93.619 balita di

indonesia mengalami diare. Berdasarkan data (Riskesdas, 2018), kejadian

diare pada balita di Jawa Barat tahun 2018 adalah 14,4 % atau sebanyak

1
2

17.228 penduduk, angka kejadian diare tertinggi terjadi pada kelompok

umur 12-23 bulan dengan prevalensi 16,6%.

Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon (2017) menjelaskan bahwa

kunjungan anak sakit ke pelayanan kesehatan baik rumah sakit atau

puskesmas terbanyak di tahun 2017 adalah anak dengan kasus diare

sebanyak 6.303 balita. Diare pada tahun 2017 merupakan penyakit yang

menempati urutan pertama pada golongan umur 1-4 tahun, dengan

prevalensi kejadian diare di rawat inap rumah sakit mencapai 22,2% atau

sebanyak 1.552 balita.

Masih tingginya angka morbiditas dan mortalitas akibat diare

merupakan salah satu bukti bahwa diare masih membutuhkan perhatian

khusus. Sesuai hasil penelitian (Arimbawa dkk) dari beberapa faktor, mulai

dari penggunaan filtrasi air tradisional, kepemilikan jamban keluarga, dan

akses sumber air, kebiasaan memasak air minum menjadi hal yang

berpengaruh terhadap kejadian diare pada balita.

Dampak dari diare yang tidak ditangani dengan baik dapat

menyebabkan dehidrasi, gangguan elektrolit, dan gangguan keseimbangan

asam basa akibat dari kehilangan air dan elektrolit, serta dapat

menyebabkan kehilangan nutrisi yang dibutuhkan anak untuk tumbuh,

sehingga diare merupakan penyebab utama malnutrisi. Gangguan gizi dapat

menyebabkan diare menjadi lebih parah, lebih lama dan lebih sering terjadi,

dan akan berujung pada kematian (Faure, 2013).


3

Pengobatan dengan pemberian oralit dan zinc terbukti efektif dalam

menurunkan tingginya angka kematian akibat diare sampai 40 persen. Oralit

dibutuhkan sebagai rehidrasi yang penting saat anak banyak kehilangan

cairan akibat diare dan kecukupan zinc di dalam tubuh balita akan

membantu proses penyembuhan diare. (Riskesdas, 2013).

Pengetahuan keluarga dalam hal pengobatan diare yang masih rendah

terlihat dari masih adanya sekitar 15%-24% orang tua balita penderita diare

yang memberi makan dan minum lebih sedikit/tidak, data tersebut

menunjukkan perilaku keluarga tentang perawatan balita diare masih sangat

rendah di Indonesia. Arvero dkk. (2013) menjelaskan bahwa tatalaksana

penderita diare yang tepat dan efektif merupakan pemberantasan penyakit

diare khsususnya dalam upaya menurunkan angka kematian diare dan

mengurangi komplikasi akibat diare

1.2. Rumusan masalah

Penyebab utama kematian akibat diare adalah tata laksana yang tidak

tepat di rumah maupun di sarana kesehatan. Untuk menurunkan kematian

karena diare atau mengurangi angka kejadian diare dengan komplikasi maka

diperlukan tatalaksana yang cepat dan tepat. Dapat disimpulkan masalah

yang terbentuk dari fenomena-fenomena yang ada mengenai permasalah

balita dengan diare adalah “Bagaimana asuhan keperawatan pada anak usia

toddler dengan diare

di ruangan Ade Irma Suryani RSUD Arjawinangun Kabupaten

Cirebon?”
4

1.3. Tujuan

1.3.1. Tujuan umum

Mampu mengaplikasikan asuhan keperawatan pada anak usia

toddler dengan diare di ruangan Ade Irma Suryani RSUD

Arjawinangun Kabupaten Cirebon

1.3.2. Tujuan khusus

Setelah mengaplikasikan asuhan keperawatan penulis dapat:

1.3.2.1. Melaksanakan pengkajian keperawatan pada anak usia

toddler dengan diare di ruangan Ade Irma Suryani RSUD

Arjawinangun Kabupaten Cirebon

1.3.2.2. Merumuskan diagnosa keperawatan pada anak usia

toddler dengan diare di ruangan Ade Irma Suryani RSUD

Arjawinangun Kabupaten Cirebon

1.3.2.3. Menyusun perencanaan asuhan keperawatan pada anak

usia toddler dengan diare di ruangan Ade Irma Suryani

RSUD Arjawinangun Kabupaten Cirebon

1.3.2.4. Melaksanakan implementasi keperawatan pada anak usia

toddler dengan diare di ruangan Ade Irma Suryani RSUD

Arjawinangun Kabupaten Cirebon

1.3.2.5. Mengevaluasi hasil tindakan keperawatan pada anak usia

toddler dengan diare di ruangan Ade Irma Suryani RSUD

Arjawinangun Kabupaten Cirebon


5

1.3.2.6. Mendokumentasikan hasil asuhan keperawatan pada anak

usia toddler dengan diare di ruangan Ade Irma Suryani

RSUD Arjawinangun Kabupaten Cirebon

1.3.2.7. Menganalisa kesenjangan antara teori dan situasi nyata

dalam melakukan asuhan keperawatan pada anak usia

toddler dengan diare di ruangan Ade Irma Suryani RSUD

Arjawinangun Kabupaten Cirebon

1.4. Manfaat

1.4.1. Manfaat Teoritis

Menambah pengetahuan dan keterampilan dalam

pengaplikasian asuhan keperawatan pada anak usia toddler dengan

diare di ruangan Ade Irma Suryani RSUD Arjawinangun Kabupaten

Cirebon.

1.4.2. Manfaat Praktis

1.4.2.1. Bagi Penulis

Menambah keterampilan dalam melaksanakan asuhan

keperawatan pada anak usia toddler dengan diare

1.4.2.2. Bagi Institusi Pendidikan

Menambah referensi terkait pelaksanaan asuhan

keperawatan pada anak usia toddler dengan diare


6

1.4.2.3. Bagi Rumah Sakit

Menambah informasi dan masukan dalam proses

peningkatan mutu pada anak usia toddler dengan diare

1.4.2.4. Bagi Keluarga

Memberikan asuhan keperawatan secara mandiri guna

meningkatkan kualitas hidup anak di usia toddler.


BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1 Konsep Dasar Penyakit

2.1.1 Definisi

Diare adalah keluarnya 3 atau lebih feses yang longgar atau cair

per hari, atau lebih sering daripada yang normal untuk individu. Ini

biasanya merupakan gejala infeksi gastrointestinal, yang dapat

disebabkan oleh berbagai organisme bakteri, virus, dan parasit. Infeksi

menyebar melalui makanan atau air minum yang terkontaminasi, atau

dari orang ke orang sebagai akibat dari kebersihan yang buruk (WHO,

2017).

Diare adalah peningkatan pengeluaran tinja dengan konsistensi

lebih lunak atau lebih cair dari biasanya, dan terjadi paling sedikit 3

kali dalam 24 jam dengan pengeluaran tinja anak >10 g/kg/24 jam

(Juffrie, 2010).

Diare adalah peningkatan frekuensi atau penurunan konsistensi

feses. Diare pada anak dapat bersifat akut atau kronik (Kyle dan

Carman, 2016, 748).

Dari pengertian diatas disimpulkan bahwa diare adalah suatu

keadaan dimana seseorang mengalami Buang Air Besar (BAB)

dengan konsistensi lembek atau cair yang berlangsung tiga kali atau

lebih selama 24 jam.

7
8

2.1.2 Etiologi

Faktor penyebab diare (Kemenkes, 2011, hlm, 104)

2.1.2.1. Faktor infeksi

a. Infeksi enternal adalah infeksi saluran pecernaan,

yang merupakan penyebab utama diare pada anak

(Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), 2015)

diantaranya :

1) Infeksi bakteri : Aeromonas, Salmonella,

Bacillus cereus, Shigella, Campylobacter jejuni,

Staphylococcus aureus, Clostridium

perfringens, Vibrio cholera, Clostridium

defficile, Vibrio parahaemolyticus, Escherichia

coli, Yersinia enterocolitica, Plesiomonas

shigeloides

2) Infeksi virus : Astrovirus, Rotavirus, Calcivirus

(Norovirus), Norwalk virus, Enteric adenovirus,

Herpes simplex virus, Coronavirus,

Cytomegalov

3) Infeksi parasit : Giardia lamblia dan Entamoeba

histolytica

b. Infeksi parenteral adalah infeksi di luar alat

pencernaan seperti : Otitis Media Akut (OMA),

tonsillitis atau tonsilofaringitis, bronkhopneumona,


9

ensefalitis, dan sebagainya. Keadaan ini terutama

terdapat pada bayi dan anak berumur dibawah 2

tahun.

2.1.2.2. Faktor malabsorbsi

Merupakan kerusakan mukosa usus yang

menyebabkan terjadinya perubahan tekanan osmotic dalam

rongga usus yang selanjutnya terjadi maldigesti karbohidrat

dan menyebabkan gangguan sekresi pankreas dimana

hormone usus menurun, seperti lipase pankreas, protease

pankreas, amilase pankreas dan pepsin mengalami

penurunan sehingga terjadi maldigesti protein dan lemak

yang berakibat terjadinya malabsorbsi makanan

2.1.2.3. Faktor makanan

Adanya reaksi hipersensitivitas pada tipe I. Pada

reaksi tipe I, alergen yang masuk tubuh menimbulkan

respon imun dengan dibentuknya IgE. Bila terjadi aktivasi

akibat pajanan berulang dengan antigen yang spesifik, sel

mast akan melepaskan mediator seperti histamin, dan

prostaglandin.
10

2.1.3 Anatomi Fisiologi

Susunan saluran pencernaan terdiri dari oris (mulut); faring

(tekak); esophagus (kerongkong); ventrikulus(lambung), intestinum

minor(usus halus); yang terbagi menjadi duodenum (usus 12 jari),

ileum(usus penyerapan), jejunum; intestinum mayor(usus besar) yang

terbagi menjadi kolon asendens(usus besar vertikal ke atas), kolon

transversum(usus besar horizontal), kolon desendens(usus besar

vertikal ke bawah), kolon sigmoid; rectum; dan anus. Sistem

pencernaan yang menerima makanan, mencerna untuk dijadikan

energi dan nutrient, serta mengeluarkan sisa proses tersebutmelalui

proses penghancuran makanan yang terjadi dalam mulut, proses

penyerapan sari makanan yang terjadi didalam usus, dan proses

pengeluaran sisa makanan melalui anus (Syaifuddin, 2012).

Gambar 2.1
Anatomi sistem pencernaan anak
11

Sistem pencernaan yang mengalami gangguan pada masalah

diare adalah usus dimana diare terjadi karena adanya iritasi pada

selaput dinding usus. Feses penderita diare berbentuk encer.

Penyebabnya adalah penderita memakan makanan yang mengandung

bakteri atau kuman. Akibatnya gerakan peristaltic dalam usus tidak

terkontrol. Sehingga, laju makanan meningkat dan usus tidak dapat

menyerap air. Namun, apabila fases yang dikeluarkan bercampur

dengan darah dan nanah, kemudian perut terasa mulas, gejala tersebut

menunjuk pada penyakit disentri.

2.1.4 Patofisiologi

Ikatan Dokter Anak Indonesia (2015), menjelaskan bahwa

terjadinya diare merupakan akibat dari adanya gangguan absorpsi

yaitu volume cairan yang berada di kolon lebih besar daripada

kapasitas absorpsi, diare terjadi akibat kelainan di usus halus dan

mengakibatkan absorpsi menurun atau sekresi yang bertambah akibat

dari masuknya pathogen ke dalam tubuh. Apabila fungsi usus halus

normal, diare dapat terjadi akibat absorpsi di kolon menurun atau

sekresi di kolon meningkat. Diare dapat juga dikaitkan dengan

gangguan imunologi (allergen makanan).

Setelah anak diare anak akan mengalami distensi abdomen atau

bahkan kram perut akibat dari menumpuknya bakteri dalam usus, anak

menjadi merasakan nyeri dan mual muntah, nafsu makan anak

berkurang, sehingga anak menjadi defisit atau kurang nutrisi.


12

Seringnya defekasi, anak menjadi merasa sangat terganggu.

Selain itu anus dan sekitarnya lecet karena feses semakin lama

menjadi asam sehingga integritas kulit anak menjadi buruk. Frekuensi

BAB yang meningkat pula dapat menyebabkan anak kehilangan

cairan elektrolit yang berakibat anak kekurangan volume cairan

selanjutnya memungkinkan tejadinya dehidrasi sehingga terjadi

peningkatan suhu tubuh karena tubuh tidak bisa mengatur suhu akibat

dari kehilangan cairan elektrolit.

Akibat dari dehidrasi yang tidak segera ditangani kondisi ini

akan menyebabkan terjadinya asidosis metabolik atau terjadi

ketidakseimbangan asam basa dimana tubuh menjadi lebih asam,

keadaan asidosis yang berlanjut tubuh akan mengalami gangguan

sirkulasi darah dan beresiko terjadinya syok.


13

Bagan Patofisiologi 2.1

Infeksi Malabsorbsi Alergi


• Interal makan
• parenteral an
Volume usus Kompensasi
meningkat,
tubuh
hiperperistaltik
Sekresi dan usus
elektrolit meningkat

DIARE

Frekuensi BAB Nyeri akut Distensi abdomen

Mual muntah
Risiko kerusakan Kekurangan
integritas kulit Volume cairan Nafsu makan

Gangguan
Defisit Nutrisi
keseimbangan
cairan
&elektrolit
Malnutrisi
i
Dehidrasi

Hipertermi Asidosis Perubah ph


Metabolilk darah

Risiko syok Gangguan


hipovolemik sirkulasi
darah
Kemenkes(2011); IDAI(2015);Kyle dan carman (2016); PPNI(2017)
14

2.1.5 Manifestasi Klinis


Ikatan Dokter Anak Indonesi (2015) menjelaskan bahwa gejala

gastrointestinal bisa berupa diare, kram perut dan muntah. Sedangkan

manifestasi sistemik bervariasi tergantung pada penyebabnya

2.1.5.1. Penderita dengan diare mengeluarkan tinja cair yang

mengandung sejumlah ion natrium, klorida, dan bikarbonat.

2.1.5.2. Dehidrasi merupakan keadaan yang paling berbahaya

karena dapat menyebabkan hipovolemia, kolaps

kardiovaskuler dan kematian bila tidak diobati dengan tepat.

Karena kehilangan cairan seseorang merasa haus, berat

badan berkurang, mata menjadi cekung, lidah kering, tulang

pipi menonjol, turgor kulit menurun serta suara menjadi

serak.

2.1.5.3. Demam karena proses peradangan atau akibat dehidrasi.

Panas badan umum terjadi pada penderita dengan diare.

2.1.5.4. Nyeri perut yang lebih hebat dan tenesmus yang terjadi

pada perut bagian bawah serta rektum menunjukkan

terkenanya usus besar.

2.1.5.5. Mual dan muntah adalah simptom yang non spesifik akan

tetapi muntah disebabkan oleh karena organisme yang

menginfeksi saluran cerna


15

Tabel 2.1
Manifestasi diare infeksius akut

Virus Bakteri Parasit


Rotavirus: ditandai dengan Salmonella: biasanya Giardia lamblia: parasit
awitan demam dan dari daging unggas, yang paling umum
muntah akut, diikuti daging atau produk di Amerika Serikat,
dengan feses encer dan susu. Bakteri di transisi oral-fekal,
berair sekresikan hingga 1 awitan tiba-tiba
tahun. Kasus akut feses berair dan
ditangani dengan berbau busuk, sering
antibiotic menyebabkan gas
dan sendawa.
Ditangani dengan
medikasi antiparasit
Adenovirus 40 dan 41: Escherichia coli 0157: Entamoeba histolytica:
penyebab diare kedua H7: paling sering transisi oral-fekal,
akibat virus, berkaitan dengan lebih umum di luar
karakteristik serupa feses berdarah yang Amerika Serikat,
dengan rotavirus sangat banyak dan gejala kolitis umum
kram abdomen, dapat terjadi
mengarah ke sindrom
hemolitik uremik
Virus Norwalk: lebih Kampilobakter: gejala
sering terjadi pada anak beragam dari diare
yang lebih tua dan ringan hingga
dewasa, disentri, kasus berat
dikarakteristikan dapat ditangani
dengan muntah, dan dengan antibiotic
nyeri kram abdomen
Kalisivirus: biasanya Shigella: demam tinggi
terjadi pada anak yang dan feses berdarah
berusia 3 bualan hingga umum terjadi, dapat
6 tahun, ditemui dalam menyebabkan kejang
tatanan perawatan disertai demam.
harian Terapi dengan
antibiotic
(direkomendasikan)
Astovirus: biasanya terjadi Clostridium difficile:
pada anak yang berusia biasanya berkaitan
1 hingga 3 tahun, dengan penggunaan
menyebabkan muntah, antibiotic, dapat
diare, demam, dan menyebabkan colitis
nyeri abdomen pseudomembranosa
pada kasus berat.
16

Terapi dengan obat


anti-infeksi mungkin
membantu, terapi
probiotik biasanya
direkomendasikan
Sitomegalovirus (CMV): Yersinia enterocolitica:
Penyeabab masalah biasanya mengenai
medis lain, tetapi dapat anak yang berusia
menyebabkan diare kurang dari 5 tahun,
disertai colitis umum terjadi diare
berair atau berlendir,
terkadang disertai
dengan darah yang
terlihat jelas
Sumber: (Kyle dan Carman, 2016: 749)

2.1.6 Komplikasi
Jenis diare ada dua, yaitu Diare akut, Diare persisten atau Diare

kronik. Diare akut adalah diare yang berlangsung kurang dari 14 hari,

sementara diare persisten atau diare kronis adalah diare yang

berlangsung lebih dari 14 hari. Sebagai akibat dari diare akut dapat

terjadi hal-hal sebagai berikut (Depkes RI, 2011, hlm, 2):

2.1.6.1. Kehilangan air dan elektrolit menyebabkan anak mengalami

dehidrasi. Tingkat dehidrasi dapat diklasifikasikan sebagai

berikut:
17

Tabel 2.2
Derajat Dehidrasi

Gejala atau Diare dengan Diare dengan dehidrasi Diare dengan


derajat dehidrasi tanpa dehidrasi ringan atau sedang dehidrasi berat

Lesu lunglai
Keadaan umum Baik, sadar Gelisah, rewel
atau tidak sadar
Mata Tidak cekung Cekung Cekung
Keinginan untuk Normal, tidak Ingin minum terus, ada
Malas minum
minum ada rasa haus rasa haus
Kembali sangat
Turgor kulit Kembali segera Kembali lambat
lambat
Sumber : buku saku petugas kesehatan lintas diare (2015)

Kondisi tubuh dalam keadaan dehidrasi dapat

mengakibatkan gangguan keseimbangan asam basa

(Metabolik asidosis), karena:

a. Kehilangan natrium bikarbonat bersama tinja

b. Terjadi penimbunan asam laktat karena adanya

anoksia jaringan

c. Produk metabolisme yang bersifat asam meningkat

karena tidak dapat dikeluarkan oleh ginjal (terjadi

oligur atau anuria).

d. Pemindahan ion natrium dan cairan ekstraseluler

kedalam cairan intraseluler

Secara klinis asidosis dapat diketahui dengan

memperhatikan pernafasan yang bersifat cepat, teratur dan

dalam (pernafasan kusmaul)


18

2.1.6.2. Hipoglikemia, gejala hipoglikemia akan muncul jika kadar

glukosa darah menurun sampai 40% pada bayi, dan 50%

pada anak-anak. Hal tersebut dapat berupa lemas, apatis,

peka rangsang, tremor, berkeringat, pucat, syok, kejang

sampai koma.

2.1.6.3. Malnutrisi, saat anak diare, sering terjadi gangguan gizi

sehingga terjadi penurunan berat badan. Hal ini disebabkan:

a. Makanan sering dihentikan oleh orang tua karena

beranggapan memberikan makan akan memperburuk

keadaan diare

b. Makanan yang diberikan sering tidak dicerna atau

diabsorbsi dengan baik, karena adanya gangguan

motilitas usus atau peristaltik meningkat

2.1.6.4. Renjatan hipovolemik, terjadi akibat perfusi jaringan

berkurang dan terjadi hipoksia, asidosis bertambah berat

sehingga mengakibatkan perdarahan

2.1.6.5. Kejang terjadi pada dehidrasi hipertonik, Mangku G (2010)

dehidrasi hipertonik adalah terjadinya kehilangan air yang

lebih banyak dibandingkan natrium yang hilang. Karena

kadar natrium tinggi, air di kompartemen ekstravaskuler

berpindah ke kompartemen intravaskuler, sehingga

penurunan intravaskuler minimal.


19

2.1.6.6. Bakterimia, Bakteremia adalah kondisi ketika terdapat

bakteri dalam aliran darah. Pada keadaan normal, jumlah

bakteri yang masuk ke dalam aliran darah sedikit dan sistem

imunitas tubuh dapat dengan cepat bertindak

menghilangkan bakteri tersebut. Namun, jika bakteri

bertahan cukup lama dalam jumlah banyak dalam aliran

darah, kondisi ini bisa menyebabkan infeksi serius hingga

sepsis.

2.1.7 Pemeriksaan Diagnostik


Ikatan Dokter Anak Indonesia (2011, hlm, 54-55)

mengemukakan pemeriksaan yang perlu dilakukan pada anak dengan

diare adalah:

a. Pemeriksaan darah, pemeriksaan darah lengkap, hitung jenis

lekosit, serum imunoglobulin untuk mengevaluasi adanya

defisiensi imun, HIV testing, KED (Kecepatan Endap Darah),

CRP(C-Reactif Protein), albumin, ureum darah, elektrolit, tes

fungsi hati, vitamin B12, vitamin A, D, dan E, folat, kalsium,

feritin, waktu protrombin (petanda untuk defisiensi vitamin K)

untuk mengevaluasi gangguan nutrisi akibat diare yang

berkepanjangan.

b. Pemeriksaan tinja

1) Kultur feses: patogen yang sering ditemukan pada diare

persisten adalah E.coli, (Salmonella, enteroaggregative


20

E.Coli, Klebsiella, Aeromonas, Amebiasis,

Campylobacter, Shigella, Giardiasis dan Cryptosporidium

(antigen testing), Rotavirus (ELISA: Enzyme-Linked

immunosorbent Assay).

2) Tes enzim pankreas seperti tes fecal elastase untuk kasus

yang diduga sebagai insufisiensi pankreas. pH tinja < 5,5

atau adanya substansi yang mereduksi (glukosa, fruktosa,

laktosa) pada pemeriksaan tinja, membantu mengarahkan

kemungkinan intoleransi laktosa.

3) Osmolalitas feses dan elektrolit feses untuk menghitung

osmotik gap dapat membantu membedakan antara diare

osmotik dengan diare sekretorik. Osmotic gap dihitung

dengan rumus: 290 – 2 (Na+ + K+). Osmotic gap > 50

mOsm menunjukkan diare osmotik.

4) Pemeriksaan radiologi digunakan pada kasus diare

persisten, barium meal dapat menunjukkan nodularitas,

struktur dengan dilatasi proksimal usus yang bisa

merupakan tempat small bacterial overgrowth yang dapat

menyebabkan diare.

5) Endoskopi dapat digunakan untuk mengevaluasi beberapa

kasus diare persisten. Endoskopi dan kolonoskopi dengan

biopsi digunakan untuk mengevaluasi pasien yang

dicurigai mengalami inflammatory bowel disease.


21

6) Breath hydrogen test atau pemberian susu bebas laktosa

sementara waktu dapat dikerjakan pada pasien yang

dicurigai intoleransi laktosa

Sedangkan Pemeriksaan laboratorium dan diagnostik umum

yang di programkan untuk pengkajian diare menurut Kyle dan

Carman (2016, hlm, 750-751) antara lain :

a. Kultur feses : dapat mengindikasikan adanya bakteri

b. Feses untuk adanya ovum dan parasit (O&P): dapat

mengindikasikan adanya parasit

c. Feses untuk panel atau kultur virus : untuk menentukan adanya

rotavirus atau virus lain

d. Feses untuk darah samar : dapat positif jika inflamasi atau

ulserasi terdapat di saluran pencernaan

e. Feses untuk leukosit : dapat positif pada kasus inflamasi atau

infeksi

f. PH feses : untuk melihat apakah diare disebabkan oleh

intoleransi karbohidrat

g. Panel elektrolit : dapat mengindikasikan dehidrasi

2.1.8 Penatalaksanaan

Menurut Kementrian kesehatan Republik Indonesia (2015)

dalam Buku Bagan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS),

penanganan pada anak dengan diare berdasarkan klasifikasi atau jenis

diare dilakukan sebagai berikut :


22

Tabel 2.3
Penatalaksanaan pada anak dengan Diare
Klasifikasi Penatalaksanaan
Diare dehidrasi berat Beri cairan untuk diare dengan
dehidrasi berat (rencana terapi C, di
Rumah Sakit)
Diare dehidrasi ringan atau sedang Beri cairan dan makanan untuk
menangani diare dengan dehidrasi
ringan atau sedang (rencana terapi B).
Setelah rehidrasi, nasehati orang tua
untuk penanganan dirumah dan kapan
segera kembali
Diare tanpa dehidrasi Beri cairan dan makanan untuk
menangani diare tanpa dehidrasi (terapi
A)
Sumber : Kementrian Kesehatan Republik Indonesia (2015)

a. Diare tanpa dehidrasi (Rencana terapi A)

Edukasi ibu tentang perawatan di rumah seperti :

1) Berikan cairan tambahan sebanyak yang anak mau.

Jelaskan kepada ibu:

a) Berikan ASI lebih lama dan lebih sering pada setiap

kali pemberian

b) Berikan air tambahan berupa oralit atau air matang

pada anak yang memperoleh ASI eksklusif

c) Jika anak tidak memperoleh ASI, berikan 1 atau

lebih cairan oralit dirumah, jika:

(1) Anak telah diobati dengan rencana terapi B atau

C dalam kunjungan ini

(2) Anak tida dapat kembali ke klinik jika diarenya

tambah parah

2) Ajari ibu cara mencampur dan memberikan oralit


23

3) Tunjukan kepada ibu berapa banyak oralit yang diberikan

setiap kali anak BAB

a) Sampai umur 1 tahun : 50-100 ml setiap kali BAB

b) Umur 1-5 tahun : 100-200 ml setiap kali BAB

4) Beri tablet zink selama 10 hari (kecuali pada bayi muda)

5) Lanjutkan pemberian makan

Berikan tablet zinc pada semua anak yang mengalami

diare dengan dosis (1 tablet = 20 mg), umur lebih dari 6 bulan

berikan 1 tablet perhari. Berikan selama 10 hari berturut-turut

b. Diare dehidrasi ringan atau sedang (Rencana terapi B)

Berikan oralit sesuai yang dianjurkan selama periode 3 jam

Table 2.4
Pemberian oralit terapi B
Umur ≤ 4 bulan 4 - ≤ 12 bulan 1 - < 2 tahun 2 - < 5 tahun
Berat badan (BB) <6 Kilogram (Kg) 6 - <10Kg 10 - <12Kg 12 – 19 Kg
Jumlah (ml) 200 – 400 400 – 700 700 – 900 900 – 1400
Sumber : Kementrian Kesehatan Republik Indonesia (2015)

1) Tentukan oralit untuk 3 jam pertama. Gunakan umur jika

berat badan anak tidak diketahui

2) Tunjukan cara memberikan oralit

a) Minum sedikit-sedikit tapi sering dari cangkir,

mangkuk atau gelas

b) Jika anak muntah tunggu 10 menit, dan berikan

kembali

c) Lanjutkan ASI selama anak mau


24

d) Bila kelopak mata bengkak, hentikan oralit berikan

air matang atau ASI

3) Berikan tablet Zinc selama 10 hari : Setelah 3 jam periksa

anak, dan klasifikasi kembali tentukam terapi yang harus

diberikan. Lalu mulai memberikan makan

c. Diare dehidrasi berat (Rencana terapi C)

Segera berikan cairan intravena, jika anak bisa minum

berikan oralit melalui mulut sementara persiapkan infuse. Beri

100 ml/Kg cairan Ringer Laktat (RL), jika tidak tersedia berikan

cairan Natrium Klorida (NaCl) yang terbagi sebagai beriut :

Tabel 2.5
Pemberian oralit terapi C

Umur Pemberian pertama 30 ml/Kg Pemberian selanjutnya


selama 70ml/Kg selama
Bayi < 12 bulan 1 jam 5 jam
Anak (12 bulan – 5 tahun) 30 menit 2 1/2 jam
Sumber : Kementrian Kesehatan Republik Indonesia (2015)

Periksa kembali anak setiap 15 – 30 menit. Jika nadi

belum teraba, beri tetesan lebih cepat. Beri oralit 5 – ml/Kg/jam

segera setelah anak mau minum. Biasanya sesudah anak minum

1 – 2 jam dan beri juga tablet Zinc. Klasifiksi diare, berikan

terapi sesuai rencana pengobatan

Jika tidak dapat meberikan cairan intravena dalam 30

menit dan anak masih bisa minum berikan ASI dan larutan oralit

sebanyak 20 ml/Kg/Jam selama 6 jam. Periksa kembali anak

setiap 1 – 2 jam, jika anak muntah terus atau perut semakin


25

kembung beri cairan lebih lambat. Sesudah 6 jam, observasi

kembali anak. Klasifikasikan dehidrasi dan tentukan rencana

terapi A, B, atau C.

2.2. Konsep Dasar Tumbuh Kembang Anak

2.2.1 Definisi tumbuh kembang

Whaley dan Wong (2009) mengemukakan pengertian tumbuh

kembang anak sebagai terjadinya peningkatan ukuran jumlah yang

menitikberatkan pada suatu perubahan yang terjadi secara per tahapan

dari tingkatan yang terendah sampai tingkatan yang paling tinggi dan

begitu kompleks dengan melalui proses pembelajaran dan maturasi

yang terjadi di dalamnya.

2.2.2 Pertumbuhan Anak

Berat badan rata-rata 1,4 sampai 2,3 kg pertahun. Sedangkan tinggi

badan mencapai rata-rata bertumbuh 7,5 per tahun. Lingkar kepala

saat usia 1 dan 2 tahun sekitar 2,54 cm dan bertambah 1,27 cm per

tahun sampai anak berumur 5 tahun (Kyle dan Carman, 2015).

2.2.3 Perkembangan Anak

2.2.3.1. Gerak kasar atau motorik kasar adalah aspek yang

berhubungan dengan kemampuan anak melakukan

pergerakan dan sikap tubuh yang melibatkan otot-otot

besar seperti duduk, berdiri, dan sebagainya.


26

2.2.3.2. Gerak halus atau motorik halus adalah aspek yang

berhubungan dengan kemampuan anak melakukan

gerakan yang melibatkan otot-otot kecil, tetapi

memerlukan koordinasi yang cermat seperti mengamati

sesuatu, menjimpit, menulis, dan sebagainya

2.2.3.3. Kemampuan bicara dan bahasa adalah aspek yang

berhubungan dengan kemampuan untuk memberikan

respons terhadap suara, berbicara, berkomunikasi,

mengikuti perintah dan sebagainya.

2.2.3.4. Sosialisasi dan kemandirian adalah aspek yang

berhubungan dengan kemampuan mandiri anak (makan

sendiri, membereskan mainan selesai bermain}, berpisah

dengan ibu/pengasuh anak, bersosialisasi dan berinteraksi

dengan lingkungannya, dan sebagainya

2.3 Konsep Asuhan Keperawatan

Judith M. Wilkinson (2014) mengemukakan bahwa Asuhan

keperawatan adalah kerangka kerja untuk praktek yang dilakukan perawat

dalam mengekspresikan human caring.

2.3.1 Pengkajian

Pengkajian adalah proses pengumpulan data secara sistematis

yang bertujuan untuk menentukan status kesehatan, fungsional dan

pola respon klien pada saat ini dan waktu sebelumnya (Potter dan

Perry, 2010).
27

2.3.1.1. Identitas pasien : Meliputi nama lengkap, tempat tanggal

lahir, jenis kelamin, tanggal lahir, umur, tempat lahir, asal

suku bangsa, nama orang tua dan pekerjaan orangtua.

2.3.1.2. Keluhan utama : Feses semakin cair, muntah bila

kehilangan banyak air dan elektrolit terjadi gejala dehidrasi,

berat badan menurun. Tonus dan turgor kulit berkurang,

mulutdan bibir kering, frekwensi BAB lebih dari 4 kali

dengan konsistensi cair

2.3.1.3. Riwayat Kesehatan sekarang : Kaji riwayat sakit saat ini,

informasi yang berkaitan dengan riwayat diare seperti,

jumlah dan frekuensi defekasi lebih dari 3 kali dalam 24

jam, lama gejala untuk melihat apakah diare anak akut atau

diare persisten, volume feses biasanya lembek atau bahkan

cair, gejala terkait (nyeri abdomen, kram, mual, muntah,

dan demam).

2.3.1.4. Riwayat kesehatan dahulu : Kaji riwayat kesehatan

sebelumnya seperti riwayat bepergian, adanya alergi obat

atau alergi makanan dan atau riwayat pembedahan usus

yang dapat mengakibatkan terjadinya small bowel bacterial

overgrowth yang merupakan faktor risiko terjadinya diare

persisten. Kaji riwayat prenatal, intranatal dan post natal

anak.
28

2.3.1.5. Riwayat kesehatan keluarga : Kaji riwayat kesehatan

keluarga anak seperti riwayat keluarga dengan gejala

penyakit serupa, biasanya anak tertular dari anggota

keluarga yang mengalami diare sebelumnya.

2.3.1.6. Riwayat Imunisasi : Kaji riwayat pemberian imunisasi

lengkap yang terdiri dari imunisasi dasar (BCG, polio,

hepatitis, DPT, campak) dan imunisasi tambahan.

2.3.1.7. Riwayat Nutrisi : Kaji riwayat pemberian nutrisii seperti

pemberian ASI ekslusif atau pemberian makanan tambahan

lainnya.

2.3.1.8. Riwayat Tumbuh Kembang : Kaji pertumbuhan dan

perkembangan anak seperti pertumbuhan fisik dan gigi

geligi, perkembangan motorik halus, kasar, dan sosial anak

menggunakan format pengkajian tumbuh kembang.

2.3.1.9. Riwayat psiko, sosial dan spiritual : Gunakan format

pengkajian emosional untuk mengkaji psikologi anak

seperti adanya tekanan pada anak dengan melihat hubungan

anak dengan orang tua atau dengan lingkungannya. Kaji

riwayat spiritual kelurga bagaimana menanggapi hal yang

dialami anak.

2.3.1.10. Pola Aktifitas dan kebiasaan : Kaji pola nutrisi, pola

istirahat tidur, pola eliminasi, personal hygiene dan pola

aktifitas anak
29

2.3.1.11. Pemeriksaan fisik

a. Keadaan umum

1) Diare tanpa dehidrasi: baik, sadar

2) Diare dehidrasi ringan atau sedang: gelisah,

rewel

3) Diare dehidrasi berat: lesu, lunglai, atau tidak

sadar

b. Antropometri : Pengkajian yang terdiri dari

pemeriksaan BB, TB, LLA (Lingkar Lengan Atas),

lingkar Kepala, lingkar dada, dan lingkar perut.

Biasanya terjadi perubahan yang signifikan pada BB

dan lingkar perut

1) Berat badan

(a). Diare dengan dehidrasi ringan pada bayi

kehilangan berat badan 5% (50ml/kg),

pada anak 3% (30ml/kg)

(b). Diare dengan dehidrasi sedang pada bayi

kehilangan berat badan 5-10% (50-

100ml/kg), pada anak 6% (60ml/kg)

(c). Diare dengan dehidrasi berat pada bayi

kehilangan berat badan 10-15% (100-

150ml/kg), pada anak 9% (90ml/kg)


30

2) Lingkar perut : Distensi abdomen yang terjadi

pada anak diare menyebabkan anak akan

memiliki nilai lingkar perut yang lebihi tinggi

dibandingkan dengan lingkar dadanya

c. Kepala : Anak berusia di bawah 2 tahun yang

mengalami dehidrasi, ubun-ubunnya biasanya cekung,

ukuran lingkar kepala saat lahir sampai 2 tahun

berkisar antara 35-49cm

d. Mata : Anak yang mengalami diare tanpa dehidrasi,

bentuk kelopak matanya normal. Apabila mengalami

dehidrasi ringan atau sedang kelopak matanya

cekung. Sedangkan apabila mengalami dehidrasi

berat, kelopak matanya sangat cekung.

e. Mulut dan Lidah

1) Diare tanpa dehidrasi: Mulut dan lidah basah

2) Diare dehidrasi ringan: Mulut dan lidah kering

3) Diare dehidrasi berat: Mulut dan lidah sangat

kering

f. Jantung : Pada diare tanpa dehidrasi denyut jantung

normal, diare dehidrasi ringan atau sedang denyut

jantung pasien normal hingga meningkat, diare

dengan dehidrasi berat biasanya pasien mengalami

takikardi atau bradikardi.


31

g. Paru-paru : Diare tanpa dehidrasi biasanya pernapasan

normal, diare dehidrasi ringan pernapasan normal

hingga melemah, diare dengan dehidrasi berat

pernapasannya dalam.

h. Abdomen : Anak akan mengalami distensi

abdomen,kram dan terjadi peningkatan peristaltik

usus, turgor kulit pada pasien diare tanpa dehidrasi

baik, pada pasien diare dehidrasi ringan kembali < 2

detik, pada pasien dehidrasi berat lambat kembali > 2

detik dan bising usus anak mengalami peningkatan

saat diare

i. Anus : Ada atau tidaknya kemerahan iritasi pada kulit

2.3.1.6. Data penunjang : Pemeriksaan tambahan yang di lakukan

untuk memastikan keadaan anak dengan melakukan

pemeriksaan Laboratorium, USG


32

2.3.2 Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan merupakan sebuah label singkatan yang

menggambarkan kondisi klien yang diobservasi dalam praktik.

Kondisi ini dapat berupa masalah actual, potensial atau diagnosis

sejahtera (Wilkinson, 2014, hlm. 5)(SDKI, 2017)

Masalah yang mungkin muncul pada anak dengan diare adalah:

a. Diare berhubungan dengan proses infeksi, malabsorbsi,

kecemasan dan tingkat stress yang tinggi ditandai dengan

defekasi lebih dari tiga kali dalam 24 jam dengan konsistensi

feses lembek atau cair.

b. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan diare dan

muntah.

c. Defisit nutrisi berhubungan ketidakmampuan mencerna dan

mengabsorbsi nutrien ditandai dengan nyeri atau kram abdomen,

penurunan asupan makanan dan penurunan berat badan.

d. Hipertermi berhubungan dengan dehidrasi dan proses penyakit

ditandai dengan peningkatan suhu tubuh, takikardi kulit

kemerahan.

e. Nyeri akut berhubungan dengan masuknya agen pencedera

fisiologis ditandai dengan ekspresi wajah yang merintih dan

penuruanan nafsu makan.


33

f. Risiko syok hipovolemia berhubungan dengan kekurangan

volume cairan ditandai dengan asupan dan haluan cairan

tidak seimbang.

g. Risiko kerusakan integritas kulit berhubungan dengan

perubahan status nutrisi dan kekurangan cairan akibat dari

defekasi berlebih.

2.3.3 Intervensi Keperawatan

Intervensi keperawatan atau perencanaan keperawatan adalah

langkah ketiga dalam proses keperawatan, pada langkah ini perawat

menentukan tujuan dan hasil yang diharapkan bagi klien dan

merencanakan tindakan yang akan dilakukan (Potter dan Perry, 2010)


Tabel 2.6
Intervensi keperawatan

Diagnosis keperawatan Tujuan (NOC) dan kriteria hasil Intervensi (NIC) Rasional
1. Diare berhubungan Setelah dilakukan asuhan Mandiri :
dengan proses keperawatan selama 3x 24 jam. 1. Identifikasi penyebab 1. Penyebab diare dari
infeksi, malabsorbsi, Diare dapat dihilangkan dengan diare (infeksi, beberapa bakteri atau
kecemasan dan dibuktikan oleh indicator: malabsorbsi atau faktor virus bersifat sangat serius
tingkat stress yang 1. Frekuensi defekasi yang peyebab lain) bagi keselamatan anak
tinggi ditandai normal, tidak lebih dari 3 2. Kaji feses mengenai 2. Jumlah defekasi, dan
dengan defekasi kali dalam sehari frekuensi, warna keadaan feses anak dapat
lebih dari tiga kali 2. Mempertahankan konsistensi dan bau feses menentukan jenis diare
dalam 24 jam dengan keseimbangan elektrolit
konsistensi feses dalam batas normal 3. Kaji tanda-tanda 3. Kulit perut, turgor kulit
lembek atau cair 3. Terhidrasi dengan baik dehidrasi seperti yang buruk atau tidak
(membrane mukosa kesadaran, pernafasan, elastic, penurunan tingkat
lembab, turgor kulit nadi, turgor kulit, kesadaran dan membrane
kembali <2 detik dan mata mukosa mulut ukosa mengidentifikasi
tidak cekung) Kolaborasi : dehidrasi
4. Berikan terapi rehidrasi 4. Pemberian cairan oralit
oral sesuai program dapat mencegah terjadinya
dehidrasi

2. Kekurangan volume Setelah dilakukan asuhan Mandiri :


cairan berhubungan keperawatan selama 3x 24 1. Kaji keluhan anak dan 1. Menggali informasi

34
dengan diare dan jam. Tidak terjadi tanda – tanda vital sebagai data untuk
muntah ketidakseimbangan cairan menentukan intervensi
dengan indikator : keperawatan
1. Memiliki keseimbangan
asupan cairan dan haluan 2. Kaji intake (makan, 2. Jumlah caiaran yang
yang seimbang minum, infuse, obat hilang dapat menentukan
2. Menampilkan hidrasi parenteral dan air status hidrasi anak dan
yang baik metabolisme) dan output melakukan intervensi
3. Tidak mengalami haus (urine, feses, iwl, dan selanjutnya
yang tidak normal muntah) cairan anak
4. Berat badan tidak turun dalam 24 jam
atau stabil
5. Memiliki asupan cairan 3. Kaji tanda-tanda 3. Kulit pucat, turgor kulit
oral atau intravena yang dehidrasi meliputi yang buruk, penurunan
adekuat mukosa bibir, berat tingkat kesadaran dan
badan, turgor kullit, membrane mukosa
frekuensi nadi dan mata kering mengidentifikasi
dehidrasi
4. Timbang berat badan 4. Berat badan secara
langsung untuk
mengatasi dehidrasi
5. Hitung kebutuhan cairan 5. Pemberian cairan yang
harian anak berdasarkan sesuai dengan kebutuhan
berat badan tubuh dapat mencegah
dehidrasi dan terjadinya
edema
Kolaborasi :
6. Berikan terapi oral atau 6. Anak membutuhkan

35
IV sesuai program cairan intravena jika
mengalami dehidrasi
3. Defisit nutrisi Setelah dilakukan asuhan Mandiri :
berhubungan dengan keperawatan selama 3x 24 1. Kaji status nutris anak 1. Mengkaji berat badan
ketidakmampuan jam. Anak memperlihatkan dengan menimbang berat dan asupan makanan
mencerna dan status nutrisi baik yang badan dan ligkar lengan menentukan status
mengabsorbsi nutrien dibuktikan dengan indicator: atas anak serta kaji nutrisi
ditandai dengan nyeri 1. Menunjukan berat badan asupan nutrisi dalam 24
atau kram abdomen, dalam batas normal jam
penurunan asupan 2. Melaporkan tingkat 2. Anjurkan keluarga untuk 2. Pemberian nutrisi yang
makanan dan energy yang adekuat memberikan makanan sedikit dan sering dapat
penurunan berat 3. Asupan makanan yang dalam porsi sedikit tapi mengatasi kekurangan
badan kuat sering nutrisi
3. Anjurkan anggota 3. Meningkatkan nafsu
keluarga untuk makan dapat dilakukan
membawa makanan dengan pemberian
kesukaan pasien dari makan yang disukai
rumah anak
4. Ajarkan orang tua dan 4. Makanan selingan
anak pentingnya dilakukan untuk
kehidupan yang sehat meningkatkan asupan
(telur rebus, makan buah nutrisi anak
dan sayur segar)
Kolaborasi :
5. Menentukan diet anak 5. Asupan makanan yang
diare yang baik dengan sesuai dengan kebutuhan
ahli gizi dapat meningkatkan

36
status nutrisi anak
4. Hipertermi Setelah dilakukan asuhan Mandiri :
berhubungan dengan keperawatan selama 3x 24 jam, 1. Kaji penyebab hipertermi 1. Hipertermi merupakan
dehidrasi dan proses Hipertermi teratasi dibuktikan (dehidrasi, terpapar akibat atau respon tubuh
penyakit ditandai dengan indicator : lingkungan panas, terhadap gangguan atau
dengan peningkatan 1. Suhu tubuh normal (36,6 infeksi) adanya pathogen dalam
suhu tubuh, takikardi – 37,5 ̊ C) tubuh
kulit kemerahan 2. Tidak ada kemerahan 2. Ukur tanda-tanda vital 2. Suhu tubuh diatas
pada kulit atau tidak anak 37,5 ̊C, takikardi (nadi
teraba panas >90x/menit), takipneu
3. Denyut nadi normal (80- (>30 x/menit)
90 x/menit) menandakan anak
4. Frekuensi nafas normal demam atau hipertermi
(20-30 x/menit) 3. Monitor haluan urine 3. Pengeluaran urin yang
5. Berkeringat saat panas dengan mengobservasi berlebih dapat memicu
keluaran urin dalam 24 terjadinya dehidrasi
jam yang berakibat tubuh
melakukan kompensasi
dengan meningkatkan
suhu tubuh
4. Lakukan dan anjurkan 4. Pemberian kompres
keluarga untuk hangat memberikan
melakukan kompres reaksi fisiologis berupa
hangat vasodilatasi dari
pembuluh darah besar
dan meningkatkan

37
evaporasi panas dari
permukaan kulit
5. Lepas pakaian anak, 5. Pakaian yang tipis dan
gunakan baju yang tipis menyerap keringat
dan menyerap keringat memberikan rasa
nyaman pada anak
6. Anjurkan orang tua 6. Pemberian ASI dan air
untuk melanjutkan putih pada anak demam
pemberian ASI atau dapat memberikan
anjurkan untuk minum hidrasi yang baik
air putih

5. Nyeri akut Setelah dilakukan asuhan Mandiri :


berhubungan dengan keperawatan selama 3x 24 1. Kaji penyebab nyeri 1. Membantu anak dalam
masuknya agen jam. Rasa nyeri berkurang yang dirasakan anak memilih cara yang
pencedera fisiologis dengan menunjukan: (lokasi, durasi, frekuensi, nyaman untuk
dan distensi abdomen 1. Tidak merintih dan kualitas, intensitas nyeri) mengurangi nyeri
ditandai dengan menangis
ekspresi wajah yang 2. Mempertahankan selera 2. Kaji nyeri pada anak 2. Untuk
merintih dan makan dengan baik dengan menggunakan mengklasifikasikan
penuruanan nafsu 3. Skala nyeri berkurang skala wajah atau skala nyeri pada anak lebih
makan atau ringan bergambar efektif menggunakan
skala wajah
3. Lakukan dan anjurkan 3. Membantu mengurangi
orang tua melakukan rasa nyeri anak atau rasa
perubahan posisi miring yang menyakitkan
kiri dan massage pada

38
perut anak
4. Anjurkan orang tua 4. Cara distraksi dapat
untuk memberikan mengurangi nyeri dan
metode distraksi dalam ketegangan yang
mengurangi nyeri seperti dirasakan
bercerita, mengajak anak
bernyanyi dan relaksasi
nafas
6. Resiko syok Setelah dilakukan asuhan Mandiri :
hipovolemik keperawatan selama 3x 24 jam. 1. Pantau kondisi yang 1. Mendeteksi dan
berhubungan dengan Tidak terjadi syok pada anak dapat mengarah ke menangani anak yang
kekurangan volume dengan indikator: hipovolemik (diare dan beresiko syok
cairan ditandai 1. Pengisian ulang kapiler muntah yang lama)
dengan asupan dan (CRT) normal <2 detik 2. Observasi intake dan
haluan cairan tidak 2. Tidak ada sianosis output cairan 2. Pemantauan cairan untuk
seimbang 3. Asupan dan haluan cairan mendeteksi kekurangan
seimbang cairan yang beresiko
terjadinya syok
3. Pantau tanda-tanda vital
3. Mengumpulkan, dan
menganalisis data
kardiovaskuler,
pernapasan, dan suhu
tubuh untuk
Kolaborasi : mementukan dan
4. Mempersiapkan mencegah komplikasi

39
pemberian cairan , 4. Mengurangi terjadinya
elektrolit, koloid hipovolemik atau
kekurangan cairan
7. Risiko kerusakan Setelah dilakukan asuhan Mandiri :
integritas kulit keperawatan selama 3x 24 jam, 1. Observasi tanda-tanda 1. Saat anak dehidrasi kulit
berhubungan dengan tidak terjadi kerusakan kerusakan integritas kulit menjadi kering sehingga
perubahan status integritas kulit dilihat dari: meliputi kulit yang mudah lecet
nutrisi dan 1. Mukosa kulit tidak ruam kering, ruam dan lecet
kekurangan cairan dan lecet warna kemerahan pada
2. Kulit yang tidak kering anus anak, kekeringan
3. Tidak ada kemerahan yang berlebihan sehari
pada area kulit sekali
2. Bersihkan perineal 2. Area kulit yang lecet
dengan air hangat, saat terkena kotoran
terutama selama periode dapat beRisiko infeksi
diare
3. Anjurkan orang tua 3. Popok atau pakaian yang
untuk mengganti popok basah dapat mengiritasi
setiap jam atau basah kulit
4. Anjurkan ibu 4. Produk yang
menggunakan produk mengandung petrolium
berbahan petrolium atau dapat memberikan
minyak pada kulit kering kelembaban pada kulit
yang kering

40
41

2.3.4 Implementasi Keperawatan

Rosdahl&Kowalski (2017, hlm, 483) mengemukakan bahwa,

setelah mengumpulkan data, mengidentifikasi diagnosis keperawatan,

mengembangkan tujuan, dan menulis rencana asuhan keperawatan,

langkah selanjutnya adalah melaksanakan atau mengimplementasikan

rencana asuhan keperawatan

2.3.5 Evaluasi Keperawatan

Evaluasi adalah pengukuran keefektifan pengkajian, diagnosa,

perencanaan dan implementasi. Langkah-langkah dalam mengevaluasi

asuhan keperawatan adalah menganalisis respon klien,

mengidentifikasi faktor yang berkontribusi terhadap keberhasilan atau

kegagalan, dan perencanaan untuk asuhan di masa depan

(Rosdahl&Kowalski, 2017, hlm, 485)


BAB III

METODE KARYA TULIS ILMIAH

Metode Karya Tulis Ilmiah mencakup rancangan Karya Tulis Ilmiah yang

direncanakan untuk melakukan laporan kasus

3.1 Desain Karya Tulis Ilmiah

Desain Karya Tulis Ilmiah adalah kualitatif dengan pendekatan studi

kasus untuk mengeksplorasi masalah keperawatan dan teknik penyelesaian

masalah klien.

3.2 Subyek Karya Tulis Ilmiah

Subyek Karya Tulis Ilmiah yang digunakan adalah individu anak usia

toddler dengan masalah diare dan keluarga. Adapun subyek Karya Tulis

Ilmiah yang diberikan asuhan keperawatan berjumlah satu kasus dengan

masalah keperawatan yang komprehensif dan holistik.

3.3 Batasan Istilah

Tabel 3.1
Batasan Istilah

DEFINISI
NO ISTILAH

Asuhan keperawatan merupakan proses pemberian


perawatan pada klien dimulai dari pengkajian,
1. Asuhan Keperawatan
diagnosa, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi
untuk membantu kllien

42
43

Saluran pencernaan adalah kumpulan organ yang


berpartisipasi dengan beberapa cara dalam
2. Sistem Pencernaan
mencerna atau menyerap makanan (Ross dan
Wilson, 2010)

3. Toddler Anak berusia 12- 36 bulan (Wikipedia, 2016)

Diare adalah suatu kondisi dimana seseorang buang


air besar dengan konsistensi lembek atau cair,
bahkan dapat berupa air saja dan frekuensinya lebih
4. Diare
sering (biasanya tiga kali atau lebih) dalam satu
hari (Kemenkes, 2011)

3.4 Lokasi dan Waktu Studi kasus

3.4.1 Lokasi Karya Tulis Ilmiah

Karya Tulis Ilmiah dilaksanakan di Ruang Ade Irma Suryani

RSUD Arjawinangun Kabupaten Cirebon yang beralamat di Jl. By

Pass Palimanan – Jakarta Km.2 No.1, Kebonturi, Arjawinangun,

Cirebon, Jawa Barat Kode pos 45122.

3.4.2 Waktu Karya Tulis Ilmiah

Lama waktu pengelolaan studi kasus dilaksanakan selama

minimal tiga hari perawatan sejak klien pertama kali masuk Rumah

Sakit sampai pulang dan atau klien yang dirawat minimal 3 hari. Jika

sebelum 3 hari klien sudah pulang, maka perlu penggantian klien

lainnya.

3.5 Prosedur Karya Tulis Ilmiah

Karya tulis ilmiah diawali dengan proses penyusunan proposal dan

dikonsulkan mulai dari tanggal 5 februari 2019-14 maret 2019, kemudian

dilakukan ujian siding proposal mulai dari tanggal 18 maret 2019-22 maret
44

2019. Dilanjutkan pengambilan data melalui intership nursing dari tanggal

25 maret-13 april 2019 dengan melakukan permohonan ijin pada pihak

rumah sakit untuk pengambilan data, menjelaskan tujuan pada keluarga,

memberikan inform consent, membina hubungan saling percaya dengan

anak dan keluarga dan melakukan proses asuhan keperawatan mulai dari

pengkajian sampai dengan evaluasi. Kemudian akan dilaksanakan ujian

sidang tugas akhir pada tanggal 20-24 mei 2019 setelah mendapatkan

persetujuan dari pembimbing.

3.6 Teknik Pengumpulan data

Metode pengumpulan data yang diperlukan:

3.6.1 Wawancara adalah hasil anamnesis berisi tentang identitas anak,

keluhan utama, riwayat penyakit sekarang, riwayat penyakit dahulu

dan riwayat penyakit keluarga, riwayat psikologi, riwayat sosial,

riwayat spiritual, kebiasaan sehari-hari. Sumber data diperoleh dari

perawat yang bertanggung jawab dan wawancara pada anak

dilakukan dengan keluarga kien.

3.6.2 Observasi dan pemeriksaan fisik dengan pendekatan inspeksi,

palpasi, perkusi, auskultasi pada sistem tubuh anak.

3.6.3 Studi dokumentasi pada asuhan keperawatan ini didapatkan laporan

dari hasil pemeriksaan penunjang, pemeriksaan fisik dan catatan

medik klien.
45

3.7 Instrumen Pengumpulan data

Alat atau instrumen pengumpulan data menggunakan format asuhan

keperawatan anak meliputi pengkajian keperawatan, diagnosa keperawatan,

intervensi, implementasi dan evaluasi keperawatan serta format pengkajian

tumbuh kembang, Standar berat badan, format observasi dan leaflet.

3.8 Keabsahan Data

Keabsahan data dimaksud untuk memverifikasi kualitas data atau

informasi yang diperoleh selama asuhan sehingga menghasilkan data

dengan validitas tinggi. Disamping integritas penulis (karena penulis

menjadi instrument utama), keabsahan data dilakukan dengan

memperpanjang waktu pengamatan atau tindakan, sumber informasi

tambahan menggunakan triangulasi dari tiga sumber data utama yaitu klien,

perawat dan keluarga klien yang berkaitan dengan masalah yang dilaporkan.

3.9 Analisis Data

Analisa data dilakukan dengan mengemukakan fakta, selanjutnya

membandingkan dengan teori atau standar yang ada dan selanjutnya

dituangkan dalam opini pembahasan. Teknik analisis yang digunakan

dengan cara menarasikan informasi yang diperoleh dari hasil interpretasi

wawancara mendalam yang dilakukan untuk menjawab rumusan masalah

Karya Tulis Ilmiah. Teknik analisis digunakan dengan cara observasi oleh

penulis dan studi dokumentasi yang menghasilkan data untuk selanjutnya

diinterpretasikan oleh penulis dibandingkan teori atau standar yang ada

sebagai bahan untuk memberikan rekomendasi dalam intervensi tersebut.


BAB IV

HASIL STUDI KASUS DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Studi Kasus

4.1.1. Pengkajian

1. Biodata

a. Identitas Klien

Nama : An. R

Tempat tgl lahir : Cirebon, 09 Maret 2018

Jenis kelamin : Laki-laki

Agama : Islam

Pendidikan : Belum sekolah

Alamat : Desa Geongan

Tanggal masuk : 04 April 2019 jam 16.00 WIB

Tanggal pengkajian : 05 April 2019 jam 15.57 WIB

Diagnosa medik : Diare Akut Dehidrasi Ringan-

Sedang

b. Identitas Orang Tua/Wali

1) Ayah/wali

Nama : Tn. T

Usia : 33 Tahun

Pendidikan : SLTA

Pekerjaan : Wiraswasta/ buruh pabrik

46
47

Agama : Islam

Alamat : Desa Geongan

2) Ibu

Nama : Ny. S

Usia : 23 Tahun

Pendidikan : SLTP

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Agama : Islam

Alamat : Desa Geongan

c. Identitas saudara kandung

Ibu mengatakan an.R merupakan anak pertama dan

an.R belum memiliki saudara kandung lain.

2. Riwayat Kesehatan

a. Riwayat Kesehatan Sekarang

1) Keluhan Utama

Mencret

2) Riwayat Keluhan Utama

Ibu an.R mengatakan sebelum datang di rumah

sakit, an.R muntah 1 kali berupa cairan seperti susu

tanpa darah dan mulai pukul 21.00 WIB sampai pukul

23.00 WIB anaknya mencret lebih dari 10 kali dengan

feses cair, berlendir tidak ada darah, warna feses kuning

kehijauan dan berbau busuk. Sebelumnya an.R dibawa


48

ke dokter dan diberikan obat amoxilin 500mg dengan

dosis 3x50 mg/hari serta disaranakan mengganti susu

formula yang diberikan ibu kepada an.R dengan susu

low fat.. Tanggal 04 April 2019 orang tua membawa

an.R ke RSUD Arjawinangun, masuk ruang IGD pukul

04.30 WIB ibu an.R mengatakan anaknya diberikan

tindakan pemasangan infus untuk memberikan cairan

parenteral berupa cairan Ringer Laktat sebanyak kurang

lebih 1000ml dan 5ml zink sirup, selanjutnya an.R

didiagnosa oleh dokter mengalami Diare Akut

Dehidrasi ringan-sedang. Dokter menyarankan untuk

dirawat dan pasien dibawa ke ruang Ade Irma Suryani

pukul 16.00 WIB.

3) Keluhan pada saat pengkajian

Berdasarkan data dari hasil pengkajian yang

dilakukan pada tanggal 05 April 2019 pukul 15.57

WIB. Ibu an. R mengeluh anaknya masih mencret,

anaknya sudah BAB >3 kali, tinja berwarna kuning

kehijauan, cair, sedikit ampas, tidak berlendir, tidak ada

darah dan berbau busuk. saat dikaji anak terlihat rewel

mata anak terlihat cekung, mukosa bibir kering dan ibu

mengatakan anaknya jadi sering minum serta tidak mau

makan. Ibu memberikan minyak kayu putih di area


49

perutnya setelah anaknya mencret dan memberikan

susu.

b. Riwayat Kesehatan Dahulu

1) Prenatal care

Ibu an. R mengatakan selama hamil hanya

merasakan keluhan yang umum dirasakan oleh ibu

hamil biasanya seperti mual dan pusing. Ibu an. R juga

melakukan imunisasi TT untuk kehamilan pertamanya.

2) Intranatal care

Persalinan an. R dilakukan secara spontan oleh

bidan dan tidak terjadi komplikasi persalinan, tetapi

setelah melahirkan ibu mengalami kenaikan suhu tubuh

mencapai 38 ̊ C.

3) Postnatal care

Ibu an.R tidak mengetahui skor APGAR terlihat

saat pengkajian, ibu mengatakan saat lahir an.R

menangis kencang. An.R pernah mengalami demam

tinggi pada usia 4 bulan dan ibu memberikan obat

sanmol untuk menurunan demam An. R


50

3. Riwayat Kesehatan Keluarga

Bagan 4.1
Genogram keluarga an.R

Keterangan : : Laki-laki : Meninggal

: Perempuan : Tinggal serumah

: An.R : Keturunan

: Menikah

Ibu an.R mengatakan tidak ada anggota keluarga yang

mengalami penyakit serupa dengan an.R sebelumnya dan dalam

keluarganya juga tidak ada yang memiliki penyakit menular

seperti HIVataupun Tuberculosis Paru.

4. Riwayat Imunisasi

Ibu an.R mengatakan bahwa dirinya selalu rajin membawa

anaknya untuk diimunisasi, tetapi ibu tidak ingat imunisasi apa


51

saja yang telah dilakukan. Ibu hanya mengatakan imunisasi an.R

lengkap mulai dari lahir sampai pada imunisasi terakhir yang

dilakukan saat an.R berusia 10 bulan.

Tabel 4.1
Imunisasi usia 18 bulan
Reaksi setelah
No Jenis Imunisasi Waktu Pemberian Frekuensi
Pemberian
1 Hepatitis An. R lahir 1x -
2 BCG An.R usia 1 bulan 1x -
3 DPT (I, II,III) An.R usia 2,4 dan 6 bulan 3x Demam
4 Polio (I, II, III) An.R usia 2,4 dan 6 bulan 3x -
5 Campak An.R usia 9 bulan 1x -
6 Ipv An.R usia 10 bulan 1x -

5. Riwayat Tumbuh Kembang

a. Pertumbuhan Fisik

Saat dikaji berat badan An.R 8,7 kg, tinggi badan

77cm, lingkar lengan 13 cm, lingkar kepala 44 cm, waktu

tumbuh gigi An.R saat berusia 5 bulan dan jumlah gigi

An.R sebanyak 6 buah.

b. Perkembangan Tiap Tahap

1) Motorik

An. R mampu berguling pada usia 4 bulan, duduk

pada usia 7 bulan, an.R belum mampu merangkak

menggunakan lutut dan telapak tangannya, tetapi an. R

merangkak menggunakan bokongnya. An. R juga

belum mampu berdiri dan berjalan.


52

2) Bicara, sosial dan kemandirian

Ibu An.R mengatakan anaknya mampu berbicara

pertama kali pada usia 7 bulan dengan mengucapkan

kata “mamama“, tersenyum kepada orang lain pertama

kali pada usia 3 bulan dan an.R belum mampu

menggunakan pakaian sendiri.

6. Riwayat Nutrisi

Ibu An.R mengatakan memberikan asi dengan didampingi

susu formula. Alasan ibu memberi susu formula karena asi yang

dikeluarkan ibu sedikit. Susu formula diberikan ± 30ml untuk

sekali minum menggunakan botol susu.

Tabel 4.2
Pola perubahan nutrisi anak

Usia Jenis Nutrisi Lama pemberian


0-4 bulan Asi 4 bulan
2 bulan- usia An.R saat dikaji Susu formula 10 bulan
6bulan - usia An.R saat dikaji Biskuit dan 6 bulan
serelac

7. Psikososial

a. An. R tinggal bersama kedua orang tua dan kakeknya di

rumah kakek atau orang tua dari ayah An.R.

b. Lingkungan : An.R tinggal di rumah dengan lingkungan

dekat dengan polusi udara atau jalan raya dan ibu an.R

mengatakan selalu membersihkan rumahnya 1 kali sehari.


53

c. Rumah ada tangga: Tidak terdapat tangga pada rumah an.R

d. Hubungan antar anggota : An.R memiliki anggota keluarga

yang sayang pada an.R.

e. Pengasuh anak : ibu an.R lebih memilih mengurus sendiri

an.R tanpa bantuan pengasuh anak.

8. Riwayat Spiritual

a. Support sistem dalam keluarga : Keluarga berusaha dan

berdoa untuk kebaikan dan kesembuhan an.R.

b. Kegiatan keagamaan : Keluarga an.R beribadah sholat 5

waktu dan mengaji.

9. Aktivitas sehari-hari

Tabel 4.3
Aktivitas sehari-hari

No Aktivitas Sebelum Sakit Saat Sakit


1. Nutrisi
a. Jenis makanan Bubur/nasi dan Bubur, biskuit,
biskuit wafer
b. Jumlah yang dimakan ½ piring ¼ piring bubur
dan 1-4 keping
biskuit persekali
makan
c. Frekuensi makan 3x sehari 3x sehari
d. Keluhan makan Tidak ada Nafsu makan
menurun
2. Cairan
a. Jenis minuman Susu formula dan Susu formula dan
air putih air putih
b. Frekuensi minum 4-5 x perhari 6-7 x perhari
c. Kebutuhan cairan 900 ml perhari 870 ml perhari
d. Cara pemenuhan Menggunakan Menggunakan
botol susu botol susu
54

3. Eliminasi (BAB dan BAK)


a. Tempat pembuangan Pempers Pempers
b. Frekuensi (waktu) 1 kali/hari ±5 kali/hari
c. Konsistensi Lembek Cair
d. Warna Feses kuning Feses kuning
kecokelatan, urin kehijauan, urin
bening bening kekuingan
kekuningan
e. Keluhan Tidak ada Sering BAB
4. Personal Hygiene
a. Mandi
1) Cara Di siram atau Di lap
diguyur
2) Frekuensi 2x sehari 1x sehari
3) Alat mandi Sabun, gayung Waslap dan air
dan air hangat
b. Cuci rambut
1) Frekuensi 2x seminggu Belum cuci
rambut
c. Gunting kuku
1) Frekuensi Tidak teratur Belum digunting
5. Istirahat tidur

a. Jumlah Jam tidur


1) Siang 2 jam 2 jam
2) Malam 8 jam 6 - 7 jam
b. Pola tidur Terjadwal Tidak menentu
c. Kebiasaan sebelum tidur Menyusu Menyusu
d. Kesulitan tidur Tidak ada Rewel

7. Aktifitas/Mobilitas Fisik
a. Kegiatan sehari-hari Bermain dengan Berbaring di
orang di tempat tidur
sekeliling rumah
an.R
b. Pengunaan alat bantu Samping atau Tidak ada
aktifitas gendongan
c. Kesulitan pergerakan An.R belum An.R harus
tubuh mampu berdiri istirahat
dan berjalan
55

8. Rekreasi
a. Kegiatan hari libur Jalan-jalan atau Tidak ada
bermain dengan
orang di
sekeliling rumah
atau tetangga

1. Pemeriksaan Penunjang

An.R tidak mendapatkan tindakan operasi, hasil

pemeriksaan penunjang laboratorium tidak terdapat bakteri atau

virus pada feses dan tidak dilakukan pemeriksaan rontgn atau

USG pada an.R.

2. Pemeriksaan Fisik

a. Keadaan umum : Rewel

b. Kesadaran : Compos mentis

c. Tanda Vital

1) Tekanan darah : - mmHg

2) Denyut Nadi : 116 x/menit

3) Suhu : 36,7 0C

4) Pernapasan : 28 x/menit

d. Kepala

Rambut an.R lurus berwarna hitam dan lebat, tidak

mudah rontok, sedikit kotor dan berminyak. Keadaan kulit

rambut sedikit kotor, tidak ada lesi, fontanel an.R datar dan

tidak ada benjolan pada daerah kepala.


56

e. Muka

Muka An.R berbentuk bulat dan simetris, saat dikaji

ekspresi muka murung, tidak pucat, tidak ada lesi dan tidak

ada edema.

f. Mata

Mata simetris, mata cekung, keadaan mata bersih, tidak

ada edema pada kelopak mata, tidak ada lesi, sclera tidak

ikterik, conjungtiva anemis, pupil an.R isokor dan tidak ada

benjolan pada kelopak mata.

g. Hidung dan Sinus

Posisi hidung simetris, bentuk hidung mancung, tidak

ada pernapasan cuping hidung, tidak ada lesi, tiak terpasang

alat bantu pernapasan, keadaan hidung bersih tidak ada

sekret atau cairan dan tidak ada benjolan pada hidung.

h. Telinga

Posisi telinga simetris, ukuran atau bentuk telinga

sesuai, aurikel tidak ada kelainan, tidak ada lesi, lubang

telinga sedikit kotor, dan tidak terpasang alat bantu

pendengaran.

i. Mulut

Mukosa bibir kering, tidak sianosis, tidak berbau,

keadaan gigi sedikit kuning, terdapat karang gigi dikedua


57

gigi depan an.R, gusi merah tidak radang, lidah kering dan

sedikit kotor akibat susu.

j. Tengorokan

Tidak ada nyeri telan dan warna mukosa tidak merah.

k. Leher

Leher simetris, tidak ada edema dan tidak teraba

pembesaran kelenjar tiroid.

l. Thorax dan pernapasan

Bentuk dada normal, tidak ada retraksi dinding dada,

frekuensi nafas teratur, tidak ada lesi, tidak ada benjolan,

suara napas vesikuler dan tidak ada suara napas tambahan.

m. Jantung

Tidak ada pembesaran jantung dan tidak terdengar

suara nafas tambahan.

n. Abdomen

Perut an.R kembung, lingkar perut 45 cm, tidak ada

lesi, bunyi abdomen timpani, tidak ada pembesaran hati dan

limfe, peristaltik usus 16x/menit.

o. Genetalia dan Anus

Keadaan genetalia dan anus bersih, tidak ada

kemerahan, ruam dan lecet, tidak ada benjolan, dan tidak

ada edema.
58

p. Ekstremitas

3) Ekstremitas atas

Terpasang infus pada tangan kiri an.R, tidak

terdapat pergerakan yang abnormal, an.R mampu

bergerak bebas, kordinasi gerak an.R baik dengan

mampu memasukan makanan ke mulutnya sendiri,

terdapat rangsang nyeri, suhu dan raba.

2) Ekstremitas bawah

Ekstremitas bawah an.R mampu bergerak bebas,

ibu An.R mengatakan anaknya belum bisa berdiri dan

berjalan akibat terlalu seringnya digendong, refleks

patela an.R (+), terdapat rangsang nyeri, suhu dan raba

pada ekstremitas bawah an.R.

q. Nervus cranial

1) Nervus I (olfactorius) : An.R belum mengungkapkan

perbedaan bau-bauan.

2) Nervus II (optikus) : Refleks pupil dapat mengecil saat

dirangsang cahaya.

3) Nervus III, IV, VI (oculomotorius, trochlearis, abdusen)

: mampu menutup kelopak mata dan menggerakan bola

mata, mampu menggerakan bola mata ke kiri dan ke

kanan serta mampu menggerakan bola mata ke tas dan

kebawah.
59

4) Nervus V (trigeminus) : An.R mampu mengunyah

dengan baik.

5) Nervus VII (fasialis) : mampu mengerutkan dahi dan

dan tersenyum.

6) Nervus VIII (aditory) : mampu mendengar bunyi-

bunyian.

7) Nervus IX, X (glosofaringeus, vagus) : An.R mampu

membedakan makan yang manis dan tidak, menelan

dengan baik dan ada reflek muntah.

8) Nervus XI (assesorius) : An.R mampu mengangkat

bahu dan mampu memalingkan kepala ke kiri dan ke

kanan terlihat saat bermain “ciluk baa“ .

9) Nervus XII (hypoglosus) : An.R mampu menjulurkan

lidah.
60

10. Pemeriksaan Tingkat Perkembangan (0 – 6 tahun)

Dengan menggunakan KPSP

KPSP PADA ANAK UMUR 12 BULAN


Alat dan bahan yang dibutuhkan :
a. Pensil
b. Kismis/benda kecil
c. 2 kubus
Tabel 4.4
KPSP pada anak umur 12 bulan
Ya Tidak
Bayi dipangku ibunya/pengasuh di tepi meja periksa
Letakkan pensil di telapak tangan bayi. Coba ambil Gerak Halus
pensil tersebut dengan perlahan-lahan. Sulitkah anda
1 √
mendapatkan pensil itu
kembali?
Taruh kismis di atas meja. Dapatkah bayi memungut Gerak Halus
dengan tangannya benda-benda kecil seperti kismis,
2 √
kacang-kacangan, potongan biskuit,
dengan gerakan miring atau menggerapai
Tanpa bantuan,apakah anak dapat mempertemukan dua Grak Halus
3 √
kubus kecil yang ia pegang?
Sebut 2-3 kata yang dapat ditiru oleh anak (tidak perlu Bicara dan
4 kata-kata yang lengkap). Apakah ia mencoba meniru bahasa √
menyebutkan kata-kata tadi ?
Tanya ibu/pengasuh
Jika anda bersembunyi di belakang sesuatu/di pojok, Sosialisasi dan
kemudian muncul dan menghilang secara berulang- kemandirian
5 ulang di hadapan anak, apakah ia mencari anda atau √
mengharapkan anda muncul kembali?
61

Apakah anak dapat mengangkat badannya ke posisi Gerak kasar


6 berdiri tanpa bantuan anda? √

Apakah anak dapat membedakan anda dengan orang Sosialisasi dan


yang belum ia kenal? Ia akan menunjukkan sikap malu- kemandirian
7 √
malu atau ragu-ragu pada saat permulaan bertemu
dengan orang yang belum dikenalnya.
8 Apakah anak dapat duduk sendiri tanpa bantuan? Gerak kasar √
Apakah anak dapat mengatakan 2 suku kata yang sama, Bicara dan
misalnya: bahasa
9 “ma-ma”, “da-da” atau “pa-pa”. Jawab YA bila ia √
mengeluarkan
salah satu suara tadi.
Coba berdirikan anak :
Apakah anak dapat berdiri selama 30 detik atau lebih Gerak kasar
10 √
dengan berpegangan pada kursi/meja?
TOTAL

Kesimpulan :

Berdasarkan Kuisioner Pra Skrinning Perkembangan (KPSP) dapat

diinterpretasikan. Jumlah jawaban 'Ya' = 9 , perkembangan anak sesuai dengan

tahap perkembangannya.
62

11. Test Diagnostik

a. Laboratorium an.R pada tanggal 07 April 2019 pukul 09:42

Tabel 4.5
Hasil Laboratorium pemeriksaan Darah

Nama Test Hasil Satuan Nilai Rujuk


HEMATOLOGI
Darah Lengkap :
Hemoglobin L 10.1 g/dL 10.7 – 13.1
Lekosit 13.4 10˄3/uL 6 – 17.5
Trombosit 410 10˄3/uL 217 – 497
Hematokrit L 32.9 % 35 – 43
˄
Eritrosit H 5.69 10 6/uL 3.6 – 5.2
MCV L 57.8 fL 74 – 102
MCH L 17.7 pg 23 – 31
MCHC 30.7 g/dL 28 – 32
RDW H 14.7 % 11.5 – 14.5
MPV L 5.2 fL 7.0 – 11.0
Hitung Jenis (diff) :
Segmen L 22.9 % 28.0 – 78.0
Limfosit 38.5 % 20 – 70
Monosit H 11.7 % 1 – 11
Eosinofil 0.0 % 1–5
Basofil 1.8 % 0–1
Luc 0 % 3–6
63

b. Laboratorium an.R pada tanggal 05 April 2019 pukul 08:21

Tabel 4.6
Hasil Laboratorium Pemeriksaan Feses
Nama Test Hasil Satuan Nilai Rujuk Metode
FAECES
Faeces Lengkap
Makroskopis :
- Warna Kuning hijau Makroskopis
- Bau Khas -
- Konsistensi Lembek
- Lendir Positif
- Darah -
- Nanah - -
Mikroskopis :
- Lekosit (+)2-4 /LPB
- Eritrosit (+)2–4 /LPB
- Amoeba Negatif
- Bakteri Negatif -
- Telur Cacing Negatif
- Parasit Negatif -
- Sel Lemak Negatif
- Sisa Makanan Negatif -
- Lain-lain Negatif -

12. Terapi

IVFD RL 12 tpm 500 ml

Obat Cefotaxime 1g 2 x 400 mg iv

Antrain 250mg/ml 3 x 90 mg iv

Zinc syrp 1 x 5 ml oral


64

4.1.2. Analisa Data


Tabel 4.7
Analisa Data
Data Etiologi Masalah
DS: Ibu an.R mengatakan anaknya Gangguan penyerapan Diare
mencret sebanyak 5 kali, (Malabsorbsi)
cair,sedikit ampas, warna feses
kuning kehijauan, bau busuk, Volume usus
tidak berlendir dan tidak
berdarah Hiperperistaltik
DO:Bakteri (-), an.R rewel,
peristaltik usus meningkat Diare
16x/menit
DS: Ibu an.R mengatakan anaknya Diare Kekurangan volume
mencret, dan ingin minum cairan
terus dengan frekuensi minum Frekwensi BAB
7x
DO: An.R rewel, mata cekung, Hilang cairan berlebih
mukosa bibir kering, ada rasa
haus, turgor kulit kembali Kekurangan volume cairan
lambat. TTV : P: 116x/menit,
R: 28x/menit, S: 36,7 ̊ C,
kebutuhan cairan anak 870,
intake = 853ml dan output =
1142ml
DS: Ibu an.R mengatakan nafsu Mual muntah Defisit nutrisi
makan anaknya menurun
hanya makan 3 suap Nafsu makan
DO: BB an.R sebelum sakit 9 Kg
dan BB saat sakit 8.7 Kg, Berat badan
terlihat makanan yang masih
banyak Defisit Nutrisi
DS: Ibu an. R mengatakan panas Diare Hipertermi
anaknya naik turun
DO: Tubuh anak teraba panas, suhu Frekwensi BAB
38 ̊ C, lab(monosit 11,2 %)
Kekurangan volume cairan

Dehidrasi

Hipertermi
65

4.1.3. Diagnosa Keperawatan

4.1.3.1. Diare berhubungan dengan malabsorbsi ditandai dengan

defekasi lebih dari 3 kali dalam 24 jam dengan konsistensi

cair.

4.1.3.2. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan diare dan

muntah ditandai dengan haus yang berlebih, mukosa bibir

kering dan turgor kulit kembali lambat.

4.1.3.3. Defisit nutrisi berhubungan dengan ketidakmampuan

mengabsorbsi makanan ditandai dengan penurunan nafsu

makan dan penurunan berat badan.

4.1.3.4. Hipertermi berhubungan dengan dehidrasi dan proses

penyakit ditandai dengan peningkatan suhu tubuh.


4.1.4. Intervensi Keperawatan

Tabel 4.8
Intervensi Keperawatan studi kasus
Diagnosis keperawatan Tujuan (NOC) dan kriteria hasil Intervensi (NIC) Rasional
1. Diare berhubungan Setelah dilakukan asuhan Mandiri :
dengan malabsorbsi keperawatan selama 3x 24 jam. 1. Kaji feses mengenai 1. Jumlah defekasi, dan
ditandai dengan Diare dapat dihilangkan dengan frekuensi, warna keadaan feses anak dapat
defekasi lebih dari 3 dibuktikan oleh indikator: konsistensi dan bau feses menentukan jenis diare
kali dalam 24 jam 1. Frekuensi defekasi yang
dengan konsistensi normal, tidak lebih dari 3 2. Kaji tanda-tanda 2. Turgor kulit yang buruk,
cair. kali dalam sehari dehidrasi seperti penurunan tingkat
2. Terhidrasi dengan baik kesadaran, pernafasan, kesadaran, takikardi,
(kesadaran kompos mentis, nadi, mukosa bibir dan takipneu dan mukosa
pernafasan, nadi normal, turgor kulit bibir yang kering
mukosa bibir lembab dan mengidentifikasi
turgor kulit kembali cepat) dehidrasi
3. Peristaltik usus normal 5-
12x/menit 3. Kaji peristaltik usus 3. Mengetahui aktivitas
dalam usus dan evaluasi
perkembangan
Kolaborasi :
4. Berikan terapi rehidrasi 4. Pemberian cairan dapat
oral atau parenteral mengganti cairan yang
sesuai program hilang dan dapat
mengurangi

66
bertambahnya derajat
dehidrasi
Pendidikan kesehatan :
5. Berikan pendidikan
kesehatan mengenai 5. Memberikan pengetahuan
pencegahan diare untuk dapat merubah
dengan mencuci tangan kebiasaan yang kurang
yang baik dan benar baik serta mencegah
dengan 6 langkah serta terjadinya penyakit
cara mencuci botol susu
yang baik dan benar
2. Kekurangan volume Setelah dilakukan asuhan Mandiri :
cairan berhubungan keperawatan selama 3x 24 1. Kaji keluhan anak dan 1. Menggali informasi
dengan diare dan jam. Kekurangan cairan tanda – tanda vital sebagai data untuk
muntah ditandai teratasi dengan indikator : menentukan intervensi
dengan haus yang 1. Memiliki keseimbangan keperawatan
berlebih, mukosa asupan cairan dan haluan
bibir kering dan yang seimbang 2. Kaji intake dan output 2. Jumlah caiaran yang
turgor kulit kembali 2. Menampilkan hidrasi cairan anak dalam 24 hilang dapat menentukan
lambat. yang baik jam status hidrasi anak dan
3. Tidak mengalami haus jumlah pemberian cairan
yang tidak normal yang harus diberikan

3. Kaji tanda-tanda 3. Takikardi, takipneu,


dehidrasi turgor kulit yang
kembali lambat,
penurunan tingkat
kesadaran dan
membrane mukosa

67
kering mengidentifikasi
dehidrasi

4. Timbang berat badan 4. Berat badan secara


langsung untuk
mengatasi dehidrasi

5. Hitung kebutuhan cairan 5. Pemberian cairan yang


anak berdasarkan berat sesuai dengan kebutuhan
badan tubuh dapat mencegah
dehidrasi dan terjadinya
edema
Kolaborasi :
6. Berikan terapi oral atau 6. Mengurangi dan
IV sesuai program mengatasi masalah yang
terjadi pada anak seperti
dehidrasi dan demam
Pendidikan kesehatan:
7. Berikan informasi 7. Memberikan informasi
mengenai manfaat mampu merubah pola
pemberian ASI pikir ibu mengenai
kesehatan anaknya

3. Defisit nutrisi Setelah dilakukan asuhan Mandiri :


berhubungan dengan keperawatan selama 3x 24 1. Kaji status nutris anak 1. Mengkaji berat badan
ketidakmampuan jam. Anak memperlihatkan dengan menimbang berat dan asupan makanan
mengabsorbsi status nutrisi baik yang badan dan ligkar lengan menentukan status
makanan ditandai dibuktikan dengan indicator: atas anak nutrisi

68
dengan penurunan 1. Menunjukan status nutrisi
nafsu makan dan dalam batas normal 2. Kaji asupan nutrisi 2. Mengetahui intake anak
penurunan berat 2. Berat badan anak dalam 24 jam dan mengontrol
badan. meningkat makanan yang masuk
3. Meningkatnya nafsu
makan anak 3. Anjurkan keluarga untuk 3. Pemberian nutrisi yang
memberikan makanan sedikit dan sering dapat
dalam porsi sedikit tapi mengatasi kekurangan
sering nutrisi

4. Anjurkan anggota 4. Meningkatkan nafsu


keluarga untuk makan dapat dilakukan
memodifikasi makanan dengan pemberian
kesukaan pasien makan yang disukai
anak
Kolaborasi :
5. Menentukan diet anak 5. Asupan makanan yang
diare yang baik dengan sesuai dengan kebutuhan
ahli gizi dapat meningkatkan
status nutrisi anak

4. Hipertermi Setelah dilakukan asuhan Mandiri :


berhubungan dengan keperawatan selama 3x 24 jam, 1. Ukur tanda-tanda vital 1. Suhu tubuh diatas
dehidrasi dan proses Hipertermi teratasi dibuktikan anak 37,5 ̊C, takikardi (nadi
penyakit ditandai dengan indikator : >90x/menit), takipneu
dengan peningkatan 1. Suhu tubuh normal (36,5 (>30 x/menit)
suhu tubuh, takikardi – 37,5 ̊ C) menandakan anak

69
kulit kemerahan. 2. Tidak teraba panas demam atau hipertermi
3. Denyut nadi normal (90-
120 x/menit) 2. Lakukan dan anjurkan 2. Pemberian kompres
4. Frekuensi nafas normal keluarga untuk hangat atau water tepid
(20-40 x/menit) melakukan kompres sponge memberikan
hangat atau water tepid reaksi fisiologis berupa
sponge vasodilatasi dari
pembuluh darah besar
dan meningkatkan
evaporasi panas dari
permukaan kulit
3. Lepas pakaian anak, 3. Pakaian yang tipis dan
gunakan baju yang tipis menyerap keringat
dan menyerap keringat memberikan rasa
seperti bahan katun nyaman pada anak
4. Anjurkan orang tua 4. Pemberian ASI dan air
untuk melanjutkan putih pada anak demam
pemberian ASI atau dapat memberikan
anjurkan untuk minum hidrasi yang baik
air putih sesuai
kebutuhan

Kolaborasi:
5. Berikan obat antipiretik 5. Membantu menurunkan
panas

70
71

4.1.5. Implementasi Keperawatan

Tabel 4.9
Implementasi Keperawatan studi kasus
Diagnosa Waktu Implementasi dan hasil Tanda
Tanggal
Keperawatan (jam) tangan
Diare 16.00 WIB T:Mengkaji feses an.R mengenai
berhubungan frekuensi, konsistensi, warna dan
dengan bau feses
malabsorbsi
R: Ibu an.R mengatakan anaknya
masih mencret. 5x BAB, cair, Lula
sedikit ampas, warna feses kuning
kehijauan, tidak ada lendir atau
darah dan bau busuk
16.05 WIB T: Mengkaji tanda dehidrasi
05 April (kesadaran, pernafasan,
2019 nadi,mukosa bibir dan turgor kulit)
R: Kesadaran kompos mentis, RR : Lula
28x/menit, nadi : 116x/menit,
mukosa bibir kering, turgor kulit
kembali lambat
16.07 WIB T: Mengkaji peristaltik usus
R: Bising usus 16x/menit Lula
16.35 WIB T: Memberikan terapi rehidrasi
R: Ringer Laktat 12 tpm dan 5ml zink
Lula
Kekurangan 16.10 WIB T: Mengkaji keluhan dan tanda-tanda
volume cairan vital an.R
berhubungan R: Ibu an.R mengatakan anaknya
dengan diare mencret ≥3x dan cair, anaknya jadi
Lula
sering minum. P: 116x/menit,
R:28x/ menit, S: 36,7 ̊ C
05 April 16.15 WIB T: Mengkaji tanda dehidrasi meliputi
2019 mukosa bibir, turgor kulit dan rasa
haus, mata cekung
R: Mukosa bibir an.R kering, turgor Lula
kulit kembali lambat, ada rasa haus
anak rewel dan mata cekung
16.20 WIB T: Menimbang berat badan
R: Berat badan an.R 8,7 Kg Lula
72

16.30 WIB T: Menghitung kebutuhan cairan an.R


R: (10Kg pertama x 100)
8,7kg x 100 = 870 ml/hari
Lula
16.45 WIB T: Mengkaji intake dan output cairan
anak dalam 24 jam
R: Balance cairan (intake - output):
853-1142 = - 289 ml Lula
18.00 WIB T: Memberikan terapi obat parenteral
R: Cefotaxime 1x400mg
Antrain 3x90mg
Lula

Defisit nutrisi 16.25 WIB T: Mengkaji status nutrisi dengan


berhubungan mengukur lingkar lengan dan berat
dengan badan sebelum dan selama sakit
ketidakmampuan R: Lingkar lengan an.R 13cm, bb saat
mengabsorbsi ini 8,7 Kg dan ibu an.R mengatakan Lula
makanan bb anaknya sebelum sakit yaitu 9
Kg
16.40 WIB T: Mengkaji asupan nutrisi dalam 24
05 April jam
2019 R: Ibu an.R menyebutkan makanan
dan minuman yang di konsumsi Lula
anaknya selama sakit
16.55 WIB T:Menganjurkan ibu untuk
memberikan makanan dalam porsi
sedikit tapi sering
R: Ibu mengangguk dan mengatakan
akan mencobanya Lula
73

4.1.6. Evaluasi Keperawatan

Tabel 4.10
Evaluasi Keprawatan studi kasus
No Hari, tanggal, Tanda
Evaluasi hasil
Diagnosa jam tangan
Jum’at, 05 S: Ibu mengatakan anaknya masih mencret
April 2019 5x, cair, sedikit ampas, warna feses
pukul 21.00 kuning kehijauan, tidak berlendir dan
berbau busuk
O: Masih terlihat tanda dehidrasi
- Mukosa bibir an.R kering Lula
- Peristaltik usus 16x/menit
- Turgor kulit kembali lambat
- Mata cekung
- Fontanel datar
P: 116x/menit
1 A: Masalah belum teratasi
P: Lanjutkan intervensi
1. Kaji Feses
2. Kaji tanda dehidrasi
3. Kaji peristaltik usus
4. Berikan terapi oral
5. Berikan pendidikan kesehatan
mengenai pencegahan penyakit
dengan mencuci tangan yang baik
dan benar dengan 6 langkah cuci
tangan serta cara mencuci botol
susu yang baik dan benar

Jum’at, 05 S: Ibu an.R mengatakan anaknya masih


April 2019 minum dengan lahap, biasa minum 4x
pukul 21.00 sehari menjadi 7x sehari
O: Belum meunjukan hidrasi yang baik
- Mata Cekung
- Mukosa bibir kering Lula
2 - Turgor kulit kembali lambat
- An.R terlihat rewel
- Ada rasa haus berlebih
- Jumlah yg diminum 210ml
- Balance cairan : -289 ml
Tanda vital:
P: 116x/menit, R: 28x/menit, S: 36,7 ̊ C
74

A: Masalah belum teratasi


P: Lanjutkan intervensi
1. Kaji keluhan dan tanda vital
2. Kaji intake dan output dalam 2
jam
3. Kaji tanda dehidrasi
4. Berikan Terapi oral /iv sesuai
program
5. Berikan manfaat pemberian ASI
6. Ajak anak bermain sesuai usia

Jum’at, 05 S: Ibu mengatakan anaknya terlihat kurang


April 2019 berenergi
pukul 21.00 O: Status nutrisi anak normal –O,9 SD,
berat badan anak belum mengalami
kenaikan BB: 8,7Kg, anak masih
terlihat tidak nafsu makan Lula
3 A: Masalah belum teratasi
P: Lanjutkan intervensi
1. Kaji asupan nutrisi selama 24 jam
2. Anjurkan memberi makanan
kesukaan anak
3. Menentukan diet anak diare
75

4.1.7. Catatan Perkembangan

Tabel 4.11
Catatan perkembangan an.R
No Hari, tanggal, Tanda
Catatan Perkembangan
Diagnosa jam tangan
Sabtu, 06 April S:Ibu mengatakan anaknya masih mencret.
2019 pukul 4x BAB, lembek, sedikit cair, warna
21.00 feses kuning, tidak berlendir dan tidak
berbau busuk. Ibu mengatakan jadi
mengerti penyebab dan cara
pencegahan diare dengan mencuci
tangan 6 langkah dan mencuci botol
susu yg baik Lula
O: Masih terlihat tanda dehidrasi
- Mukosa bibir an.R kering
- Turgor kulit kembali lambat
- Peristaltik usus 13x/menit
1
- Ibu terlihat mengerti dan mampu
mendemonstrasikan kembali cara
mencuci tangan 6 langkah dan cara
mencuci botol yang baik dan benar
P: 98x/menit R: 25x/menit
A: Masalah belum teratasi
P: Lanjutkan intervensi
1. Kaji Feses
2. Kaji tanda dehidrasi
3. Kaji peristaltik usus
4. Berikan terapi oral/parenteral

Sabtu, 06 April S: Ibu an.R mengatakan anaknya masih


2019 pukul minum dengan lahap
21.00 O: Belum meunjukan hidrasi yang baik
- Mata Cekung berkurang
- Mukosa bibir kering
- Turgor kulit kembali lambat Lula
2 - An.R terlihat tidak terlalu rewel
- Ada rasa haus berlebih
- Balance cairan : -152 ml
Tanda vital:
P: 98x/menit, R: 25x/menit, S: 38,0 ̊ C
A: Masalah belum teratasi
P: Lanjutkan intervensi
76

1. Kaji keluhan dan tanda vital


2. Kaji intake dan output dalam 24
jam
3. Kaji tanda dehidrasi
4. Berikan Terapi oral /iv sesuai
program

Sabtu, 06 April S: Ibu mengatakan anaknya mulai mau


2019 pukul makan sedikit lebih banyak dari
21.00 sebelumnya
O: Berat badan anak belum mengalami
kenaikan, anak terlihat ada peningkatan Lula
nafsu makan dan status nutrisi anak
3 normal
A: Masalah teratasi sebagian
P: Lanjutkan intervensi
1. Kaji asupan nutrisi selama 24 jam
2. Anjurkan memodifikasi makanan
kesukaan anak

Sabtu, 06 April S: Ibu mengatakan anaknya panas naik


2019 pukul turun
21.00 O: Tanda vital:
P: 98x/menit, R: 25x/menit, S: 38,0 ̊ C
- Tubuh anak teraba hangat Lula
- Ibu an.R mau mengganti pakaian
anaknya dengan memakai baju
yang menyerap keringat
A: Masalah teratasi sebagian
P: Lanjutkan intervensi
4
1. Ukur tanda vital
2. Lakukan dan anjurkan water tepid
sponge
3. Anjurkan untuk melanjutkan
pemberian asi
4. Beri obat antipireutik sesuai
program
77

1 Minggu, 07 S:Ibu mengatakan anaknya sudah tidak


April 2019 mencret. 2x BAB, lembek, warna feses
pukul 14.00 kuning dan tidak berlendir atau
berdarah.
O: Tidak terlihat tanda dehidrasi
- Mukosa bibir an.R lembab Lula
- Turgor kulit kembali cepat
- Peristaltik usus 9x/menit
P: 86x/menit R: 24x/menit
A: Masalah teratasi
P: Intervensi dihentikan, discharge
planning
1. Anjurkan ibu memberikan cairan
rehidrasi oral seperti oralit atau
cairan rumah tangga seperti larutan
gula garam dengan takaran ½ gula
dan ¼ garam dalam 200 ml air
putih

2 Minggu, 07 S: Ibu an.R mengatakan anaknya sudah


April 2019 tidak sering minum, kini minumnya
pukul 14.00 kembali 4x sehari
O: Meunjukan hidrasi yang baik
- Mata tidak cekung
- Mukosa bibir lembab Lula
- Turgor kulit kembali cepat
- An.R terlihat tidak rewel
- Tidak ada rasa haus berlebih
- Balance cairan : -74 ml
Tanda vital:
P: 86x/menit, R: 24x/menit, S: 37,1 ̊ C
A: Masalah teratasi sebagian
P: Lanjutkan intervensi 1,2 dan 6
1. Kaji keluhan dan tanda vital
2. Kaji intake dan output dalam 24
jam
6. Berikan Terapi oral /iv sesuai
program

3 Minggu, 07 S: Ibu mengatakan anaknya mau makan


April 2019 lebih banyak dari sebelumnya
pukul 14.00 O: Berat badan anak belum mengalami
78

kenaikan BB: 8,7Kg, anak terlihat ada Lula


peningkatan nafsu makan dan status
nutrisi anak normal
A: Masalah teratasi sebagian
P: Lanjutkan intervensi
1. Kaji Berat badan anak
2. Kaji asupan nutrisi selama 24 jam
3. Anjurkan memberi makanan
kesukaan anak

4 Minggu, 07 S: Ibu mengatakan anaknya panas naik


April 2019 turun
pukul 14.00 O: Tanda vital:
P: 86x/menit, R: 24x/menit, S: 37,1 ̊ C
- Tubuh anak tidak teraba hangat Lula
- Ibu an.R mengerti bagaimana
caranya menurunkan panas
anaknya dengan melakukan water
tepid sponge tubuh anak dengan air
hangat
A: Masalah teratasi
P:Intervensi dihentikan, discharge
planning
1. Anjurkan ibu melakukan water
tepid sponge kepada anak bila
anak mengalami demam kembali

2 Senin, 08 April S: Ibu an.R mengatakan anaknya sudah


2019 pukul tidak minum terus menerus dan lahap
14.00 O: Meunjukan hidrasi yang baik
- Mata tidak cekung
- Mukosa bibir lembab Lula
- Turgor kulit kembali cepat
- An.R terlihat tidak rewel
- Tidak ada rasa haus berlebih
- Balance cairan : +26 ml
Tanda vital:
P: 87x/menit, R: 24x/menit, S: 36,6 ̊ C
A: Masalah teratasi
P: Intervensi di hentikan, Discharge
79

planning
1. Anjurkan ibu membawa anak
kepelayanan kesehatan jika terlihat
lebih dari 2 tanda dehidrasi seperti
mata cekung, anak rewel dan
merasa ingin minum terus menerus
3 Minggu, 07 S: Ibu mengatakan anaknya mau makan
April 2019 lebih banyak dari sebelumnya
pukul 14.00 O: Berat badan anak belum mengalami
kenaikan, anak terlihat ada peningkatan
nafsu makan dan status nutrisi anak Lula
normal
A: Masalah teratasi sebagian
P: Discharge planning pasien pulang
1. Anjurkan ibu memberi makan
sedikit tapi sering
2. Anjurkan ibu memodifikasi
makanan untuk meningkatkan
nafsu makan anak
3. Anjurkan ibu untuk memeriksakan
perkembangan anak setiap
bulannya ke pelayanan kesahatan
80

4.2. Pembahasan

Bagian BAB ini penulis menjelaskan kesesuain ataupun kesenjangan

yang terjadi pada proses keperawatan mulai dari pengkajian sampai evaluasi

dengan membandingkan antara teori dengan hasil temuan pada studi kasus

dan dituangkan dalam opini penulis.

4.2.1. Interpretasi dan diskusi hasil

4.2.2.1. Pengkajian

Pengkajian adalah proses pengumpulan data secara sistematis

yang bertujuan untuk menentukan status kesehatan, fungsional

dan pola respon klien pada saat ini dan waktu sebelumnya (Potter

dan Perry, 2010).

Penulis melakukan pengkajian pada An.R yang berusia 12

bulan 27 hari. Saat melakukan pengkajian penulis mendapatkan

data dari hasil pemeriksaan fisik, catatan medik pasien dan data

dari hasil aloanamnesa atau sumber data diperoleh selain dari

pasien seperti orang tua, keluarga, teman sejawat dan perawat

yang bertanggung jawab menangani an.R. Pengkajian dilakukan

pada tanggal 05 April 2019 pukul 15.57 WIB, hasil dari

aloanamnesa didapatkan data dari ibu an.R yang mengatakan

anaknya mencret lebih dari 3 kali dalam 24 jam dengan

konsistensi feses cair, sedikit ampas, berwarna kuning kehijauan,

bau busuk dan tidak berlendir ataupun terdapat darah dalam feses,

ibu an.R juga mengeluhkan anaknya tidak nafsu makan dan


81

mengeluh anaknya rewel ingin minum terus menerus. Anak

terlihat rewel, mata cekung, mukosa bibir kering terlihat sangat

lahap saat diberikan minum dan terlihat wadah makan yang masih

penuh.

Sedangkan hasil dari pemeriksaan fisik didapatkan data

kesadaran anak kompos mentis, tanda vital anak P: 116x/menit,

R: 28x/menit dan S: 36,7 ̊ C, turgor kulit kembali lambat, bising

usus 16x/menit dan berat badan anak 8,7 Kg, an.R mengalami

demam pada hari kedua perawatan 06 april 2019 dengan suhu

38.0 ̊ C. Data rekam medik pasien dilihat dari pemeriksaan

laboratorium hematologi Hb menurun 10.1 g/dL, Lekosit dan

trombosit normal 13.4 10˄3/uL dan 410 10˄3/uL, hematokrit

menurun 32.9 %, eritrosit meningkat 5.69 10˄6/uL, MCV (Mean

Corpuscular Volume) menurun 57.8 fL, MCH(Mean Corpucular

Hemoglobin) menurun 17.7 pg, RDW(Red Cell Distribution

Width) meningkat 14.7% , MPV menurun 5.2 fL dan monosit

meningkat 11.7%, sedangkan pada pemeriksaan makroskopis

tidak ditemukan bakteri, virus, cacing atau parasit penyebab diare.

Jadi kesimpulan dari hasil pengkajian yang dilakukan pada an.R

mulai dari wawancara sampai dengan rekam medis pasien,

masalah yang terjadi pada an.R adalah Diare, kekurangan volume

cairan, deficit nutrisi dan hipertermi.


82

Hasil dari pengkajian yang didapat dari kasus an.R sesuai

dengan teori yang dikemukakan oleh Juffrie (2010) bahwa

meningkatnya pengeluaran tinja dengan konsistensi lebih lunak

atau cair dari biasanya dan terjadi paling sedikit 3 kali dalam 24

jam menunjukan seseorang tersebut mengalami diare. Teori ini

sejalan dengan yang dikemukakan oleh World Health

Organization (2017) dimana diare adalah keluarnya 3 atau lebih

feses yang longgar atau cair per hari, atau lebih sering daripada

yang normal untuk individu.

Berdasarkan teori yang dikemukakan oleh Ikatan Dokter

Indonesia (2015) dan Kementerian Kesehatan (2011) penyebab

diare terjadi bisa melalui virus atau bakteri yang menginfeksi

saluran cerna, akibat dari reaksi alergi dan akibat dari adanya

gangguan penyerapan pada saluran pencernaan penderita, pada

kasus ini an.R mengalami diare akibat dari gangguan penyerapan

dibuktikan dari hasil laboratorium pemeriksaan makroskopis tidak

ditemukannya bakteri, virus, jamur atau cacing penyebab diare,.

Menurut penelitian Rusepno (dalam Sukut dan Arif, 2015)

mengemukakan bahwa diare juga dapat terjadi akibat dari faktor

penyebab diare yaitu faktor lingkungan, sosial ekonomi dan

tingkat pengetahuan ibu.


83

Tanda gejala yang mungkin ditemukan pada penderita diare

menurut IDAI (2015) bisa berupa BAB yang cair, adanya tanda

dehidrasi berupa penurunan kesadaran, nafas cepat, nadi cepat

atau melebihi nilai normal, mata cekung, mukosa bibir kering,

dan turgor kulit yang kembali dengan lambat, dapat ditemukan

pula demam, nyeri perut dan mual muntah, sedangkan menurut

Kyle dan carman (2016) tanda gejala mencul berdasarkan bakteri

atau virus yang masuk kedalam tubuh, berdasarkan teori tersebut

tanda gejala yang ditemukan pada an.R sesuai dngan teori

dibuktikan dari masalah yang muncul pada anak berupa mencret,

demam dan mual muntah.

Terjadi beberapa komplikasi diare pada an.R yang tidak

sesuai dengan yang dikemukakan oleh Departemen kesehatan

(2011) dimana komplikasi pada diare terdiri dari dehidrasi,

hipoglikemia, malnutrisi renjatan hipovolemik, beberapa

diantaranya tidak terjadi pada an.R seperti renjatan hipovolemik

berdasarkan tanda gejala hipovolemi yang dijelaskan dalam buku

SDKI (2017) terjadi peningkatan nadi, nadi lemah, volume urine

menurun, hematokrit naik, akibat dari kehilangan volume darah,

perubahan elekrolit dan adanya kejang. Dari beberapa tanda

gejala tersebut tidak ditemukannya kejang, nilai hematokrit yang

naik, peningkatan nadi dan tidak terjadinya perdarahan. An.R juga

tidak mengalami hipoglikemia dimana berdasarkan konsep teori


84

tanda gejala hipoglikemi adalah lemas, apatis, tremor,

berkeringat, pucat, syok kejang sampai koma. Sedangkan dari

hasil pengkajian an.R memiliki kesadaran composmentis, rewel

dan tidak ada syok atau kejang pada an.R

Masalah diare yang terjadi pada an.R dapat dikatakan diare

akut dengan dehidrasi ringan-sedang, karena diare terjadi kurang

dari 14 hari. Keadaan ini sesuai dengan teori yang dikemukakan

oleh Departemen Kesehatan Republik Indonesia (2011) diamana

diare akut adalah diare yang berlangsung kurang dari 14 hari,

sementara diare persisten atau diare kronis adalah diare yang

berlangsung lebih dari 14 hari. Untuk derajat dehidrasi dilihat

menggunakan Maurice King score an.R memiliki skor 4 dimana

untuk skor 0-2 tergolong kedalam dehidrasi ringan, 3-6 dehidrasi

sedang dan 7-12 dehidrasi berat, sedangkan menurut buku MTBS

(2015) jika ditemukan 2 atau lebih tanda gejala dehidrasi anak

mengalami dehidrasi berat, sedangkan berdasarkan buku LINTAS

diare berdasarkan tanda gejala yang ditemukan, an.R mengalami

dehidrasi ringan sedang dimana an.R rewel, haus terus menerus,

mata cekung, turgor kulit kembali lambat.

Pemeriksaan yang dilakukan terhadap an.R adalah feses

kultur dan darah lengkap. Dimana berdasarkan IDAI (2011)

pemeriksaan radiologi hanya dilakukan pada anak dengan diare

persisten sedangkan diare yang dialami an.R tergolong kedalam


85

diare akut, an.R juga tidak dilakukan pemeriksaan berdasarkan

teori yang dikemukakan oleh Kyle dan carman (2016)

pemeriksaan serum elektrolit, pemeriksaan tersebut tidak

dilakukan dikarenakan an.R yang mengalami haus terus menerus

dapat menggantikan cairan yang hilang ditambah an.R

mendapatkan terapi intravena yaitu cairan RL yang mengandung

natrium, klorida, kalium, kalsium dan laktat yang berguna untuk

menggantikan cairan yang hilang.

4.2.2.2. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa Keperawatan merupakan pernyataan mengenai

masalah kesehatan klien yang bersifat aktual atau potensial.

Dengan pernyataan yang ringkas, jelas, spesifik dan berpusat

pada klien Rosdahl & Kowalski (2016).

Penulis menegakkan 4 diagnosa keperawatan berdasarkan data

dari hasil pengkajian yaitu:

a. Diare berhubungan dengan malabsorbsi ditandai dengan

defekasi lebih dari 3 kali dalam 24 jam dengan konsistensi

cair.

b. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan diare dan

muntah ditandai dengan haus yang berlebih, mukosa bibir

kering dan turgor kulit kembali lambat.


86

c. Defisit nutrisi berhubungan dengan ketidakmampuan

mengabsorbsi makanan ditandai dengan penurunan nafsu

makan dan penurunan berat badan.

d. Hipertermi berhubungan dengan dehidrasi dan proses

penyakit ditandai dengan peningkatan suhu tubuh

Diagnosa yang ditegakkan oleh penulis sesuai dengan konsep

teori menurut Wilkinson (2016) dan Standar Diagnosa

Keperawatan Indonesia (2017) masalah yang muncul pada anak

dengan diare adalah:

a. Diare berhubungan dengan proses infeksi, malabsorbsi,

kecemasan dan tingkat stress yang tinggi ditandai dengan

defekasi lebih dari tiga kali dalam 24 jam dengan konsistensi

feses lembek atau cair.

b. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan diare dan

muntah.

c. Defisit nutrisi berhubungan ketidakmampuan mencerna dan

mengabsorbsi nutrien ditandai dengan nyeri atau kram

abdomen, penurunan asupan makanan dan penurunan berat

badan.

d. Hipertermi berhubungan dengan dehidrasi dan proses

penyakit ditandai dengan peningkatan suhu tubuh, takikardi

kulit kemerahan.
87

e. Nyeri akut berhubungan dengan masuknya agen pencedera

fisiologis ditandai dengan ekspresi wajah yang merintih dan

penuruanan nafsu makan.

f. Risiko syok hipovolemia berhubungan dengan kekurangan

volume cairan ditandai dengan asupan dan haluan cairan

tidak seimbang.

g. Risiko kerusakan integritas kulit berhubungan dengan

perubahan status nutrisi dan kekurangan cairan akibat dari

defekasi berlebih.

Penulis menegakan 4 masalah keperawatan aktual dari

beberapa masalah keperawatan yang di kemukakan oleh

wilkinson dan SDKI, berdasarkan pengkajian yang di dapatkan

untuk masalah keperawatan nyeri akut tidak di tegakkan karena

tidak di temukan tanda-tanda nyeri baik abdomen atau anus dari

an.R dan tidak terlihat dari wajah an.R meringis sakit ataupun

tidak ada gerakan yang menunjukan an.R merasakan nyeri.

Resiko gangguan integritas kulit tidak ditegakan karena

kerusakan integritas kulit terjadi akibat dari adanya perubahan

nutrisi, pada saat dilakukan pemeriksaan fisik pada anus an.R

tidak ditemukan tanda kerusakan integritas kulit berupa

kemerahan, lecet atau bahkan perdarahan. Hasil pengkajian status

nutrisi anak -0,9 SD, sedangkan rentang normal status nutrisi

adalah (-2SD sampai dengan 2SD). Risiko syok tidak ditegakan


88

karena data yang ditemukan pada saat pengkajian an.R yaitu P:

116x/menit R: 28x/menit S: 36,7 ̊ C dengan status hidrasi 2,8%,

keadaain ini sesuai dengan teori yang telah dikemukakan oleh

Departemen Kesehatan (2011) bahwa hipoksia, kejang atau

renjatan merupakan tanda dari adanya syok hipovolemik akibat

dari terjadi dehidrasi berat didukung juga oleh teori yang

dikemukakan olah Kementerian kesehatan RI (2015) anak dapat

dikatakan dehidrasi berat jika kehilangan cairan lebih dari

9%/kgbb.

4.2.2.3. Intervensi Keperawatan

Intervensi keperawatan atau perencanaan keperawatan adalah

langkah ketiga dalam proses keperawatan, pada langkah ini

perawat menentukan tujuan dan hasil yang diharapkan bagi klien

dan merencanakan tindakan yang akan dilakukan (Potter dan

Perry, 2010)

Perencanaan keperawatan pada kasus an.R dibuat

berdasarkan prioritas masalah keperawatan, dengan tujuan dan

hasil yang diharapkan dan memilih tindakan mandiri serta

tindakan kolaborasi sesuai konsep teori yang ada perencanaan

tersebut adalah:

a. Diare berhubungan dengan malabsorbsi

Perencanaan tindakan untuk masalah utama mandiri

seperti Kaji feses mengenai frekuensi, warna konsistensi dan


89

bau feses, kaji tanda-tanda dehidrasi seperti kesadaran,

pernafasan, nadi, mukosa bibir dan turgor kulit, mengkaji

peristaltik usus, berikan pendidikan kesehatan mengenai cuci

tangan yang baik dan benar dengan 6 langkah dan cara

mencuci botol yg benar, sedangkan tindakan kolaborasi

berupa berikan terapi rehidrasi oral sesuai program.

b. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan diare

Perencanaan yang dibuat oleh penulis terdiri dari

tindakan mandiri berupa Kaji keluhan anak dan tanda – tanda

vital, kaji intake dan output cairan anak dalam 24 jam,

kaji tanda-tanda dehidrasi, timbang berat badan, hitung

kebutuhan cairan harian anak berdasarkan berat badan dan

berikan informasi mengenai manfaat ASI, untuk tindakan

kolaborasi meliputi berikan terapi oral atau IV sesuai

program.

c. Defisit nutrisi berhubungan dengan ketidakmampuan

mengabsorbsi makanan

Penulis merencanakan tindakan keperawatan mandiri

yaitu Kaji status nutris anak dengan menimbang berat badan

dan ligkar lengan atas anak, kaji asupan nutrisi dalam 24 jam,

anjurkan keluarga untuk memberikan makanan dalam porsi

sedikit tapi sering, anjurkan anggota keluarga untuk

membawa makanan kesukaan pasien dari rumah, untuk


90

tindakan kolaborasi yaitu menentukan diet anak diare yang

baik dengan ahli gizi.

d. Hipertermi berhubungan dengan dehidrasi dan proses

penyakit

Tindakan keperawatan mandiri yang direncanakan oleh

penulis adalah Ukur tanda-tanda vital anak, lakukan dan

anjurkan keluarga untuk melakukan kompres hangat, lepas

pakaian anak, gunakan baju yang tipis dan menyerap keringat

seperti bahan katun, anjurkan orang tua untuk melanjutkan

pemberian ASI atau anjurkan untuk minum air putih sesuai

kebutuhan sedangkan untuk tindakan kolaborasi pada

masalah keperawatan hipertermi yaitu berikan obat

antipiretik.

4.2.2.4. Implementasi Keperawatan

Rosdahl&Kowalski (2017, hlm, 483) mengemukakan bahwa,

setelah mengumpulkan data, mengidentifikasi diagnosis

keperawatan, mengembangkan tujuan, dan menulis rencana

asuhan keperawatan, langkah selanjutnya adalah melaksanakan

atau mengimplementasikan rencana asuhan keperawatan

Tindakan yang dilakukan mengikuti jadwal shift yang telah

ditentukan oleh institusi yaitu selama pemberian asuhan jadwal

shift penulis adalah siang,siang, pagi dan pagi. Pada pelaksanaan

asuhan keperawatan sebelum dinas penulis melakukan operan


91

tindakan pasien kelolaan pada teman sejawat dinas pagi, siang

dan malam serta melihat catatan timbang terima perawat untuk

berkolaborasi dalam pelaksanaan tindakan keperawatan sesuai

dengan teori yang dikemukakan oleh Nursalam (2011) bahwa

Timbang terima adalah suatu cara dalam menyampaikan dan

menerima sesuatu laporan yang berkaitan dengan keadaan pasien.

Timbang merupakan kegiatan yang harus dilakukan sebelum

pergantian dinas.

Tindakan keperawatan yang dilakukan pada an.R

dilaksanakan selama 4 hari terhitung dari tanggal 05-08 April

2019. Tindakan dilakukan sesuai intervensi yang telah

direncanakan seperti pada diagnosa utama diare memberi

tindakan rehidrasi. Selama perawatan an.R diberikan cairan infus

Ringer Laktat sebagai rehidrasi, meskipun menurut Kementerian

Kesehatan RI (2015) dalam buku bagan MTBS pada dehidrasi

ringan-sedang dilakukan pemberian terapi rehidrasi peroral saja

seperti oralit dan zink. sedangkan menurut Ruslie dan Darmdi

(2012) rehidrasi cairan parenteral dapat diberikan jika

pengeluaran tinja cair dengan jumlah pengeluaran

≥100ml/kgbb/hari. Teori tersebut di perkuat oleh penelitian

Korompis (2012) dimana cairan rehidrasi intravena merupakan

pertolongan pertama pada penderita diare yang mengalami

kehilangan cairan saat masuk dan selama perawatan.


92

Tindakan yang dilakukan pada diagnosa kekurangan cairan

adalah mengkaji intake dan output yang bertujuan untuk

mengetahui jumlah caiaran yang hilang dan untuk menentukan

jumlah pemberian cairan yang harus diberikan agar tidak terjadi

menambah keparahan kekurangan volume cairan atau menambah

masalah menjadi edema atau kelebihan cairan, tindakan ini sesuai

dengan yang dikemukakan oleh Haryanti dan Nisa (dalam

Prajayanti dan Sari, 2018) pentingnya mengontrol masukan cairan

yang masuk dan keluar, karena jika asupan terlalu bebas dapat

menyebabkan kelebihan beban sirkulasi dan edema, sedangkan

jika terjadi kekurangan dapat mengakibatkan dehidrasi, hipotensi

dan gangguan pada organ lain.

Tindakan yang dilakukan untuk masalah defisit nutrisi salah

satunya adalah mengkaji status nutrisi atau gizi anak tujuannya

untuk mengetahui keadaan anak. Tindakan ini sesuai dengan

penelitian yang dikemukan oleh Hidayat (dalam Isnaniah dan

Nirwana, 2015) dimana anak yang menderita gizi kurang akan

menunjukan BB/TB yang tidak sesuai dengan usianya, BB yang

kurang dari normal dapat menggambarkan pula keadaan kronis

balita.

Implementasi yang dilakukan untuk menangani masalah

an.R dengan melakukan dan menganjurkan ibu untuk melakukan

Water Tepid Sponge. Ini sesuai dengan beberapa penelitian yang


93

dilakukan oleh Wardiyah dan Setiawati (2016) yang menunjukan

bahwa water tepid sponge efektif menurunkan suhu tubuh 15

menit pertama lebih cepat dibandingkan dengan kelompok

antipiretik.

4.2.2.5. Evaluasi Keperawatan

Evaluasi adalah pengukuran keefektifan pengkajian,

diagnosa, perencanaan dan implementasi. Langkah-langkah dalam

mengevaluasi asuhan keperawatan adalah menganalisis respon

klien, mengidentifikasi faktor yang berkontribusi terhadap

keberhasilan atau kegagalan, dan perencanaan untuk asuhan di

masa depan (Rosdahl&Kowalski, 2017, hlm, 485)

Setelah mengkaji masalah, merencanakan tindakan dan

melaksanakan tindakan selama 4 hari, an.R mengalami

perkembangan kesehatan yang baik. Diagnosa utama diare

teratasi pada tanggal 07 April 2019 dengan frekuensi BAB

2x,lembek, warna kuning, tidak ada darah atau lendir serta

perstaltik usus yang normal. Kekurangan volume cairan teratasi

pada tanggal 08 April 2019 dengan terhidrasinya tubuh dengan

baik dilihat dari tidak adanya tanda dehidrasi berupa mukosa bibir

yang kering, turgorkulit yang kembali lambat, anak yang

rewel/gelisah, serta di buktikan dengan intake dan output yang

seimbang. Diagnosa hipertermi teratasi paa tanggal 07 April 2019

dibuktikan dengan tdak terjadi peningkatan suhu, tidak teraba


94

panas pada tubuh anak dan tanda vital dalam rentang normal.

Diagnosa deficit nutrisi teratasi sebagian pada tanggal 08 April

2019 dilihat dari status nutrisi normal, adanya peningkatan nafsu

makan, belum ada peningkatan Berat badan dan intervensi

dihentikan karena pasien pulang.

4.2.2. Keterbatasan Studi Kasus

Keterbatasan yang dialami penulis adalah subyek karya tulis

ilmiah itu sendiri yaitu an.R dan keluarga, dimana penulis kesulitan

melakukan pendekatan pada anak, karena anak yang rewel dan

keluarga yang kurang terbuka, sehingga kurang efektifnya proses

pengumpulan data dan penulis perlu memberikan berberapa

penjelasan yang mampu meyakinkan keluarga bahwa keberadaan

penulis untuk membantu kesembuhan dan kesehatan anak.

4.2.3. Implikasi untuk keperawatan

Kaitan hasil studi kasus dengan tatanan pelayanan kesehatan

adalah dapat lebih dini menangani pasien diare khususnya pada anak

dan dapat mencegah terjadinya peninkatan kasus diare. Karena di

Indonesia kasus diare masih menjadi masalah kesehatan dengan

angka tertinggi pada penyakit menular khususnya pada usia anak-

anak. Kaitan untuk profesi keperawatan untuk agar lebih mampu

teliti dan cermat dalam melaksanakan asuhan keperawatan

berdasarkan standar operasional agar mendapatkan hasil yang

maksimal.
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Masalah diare disebabkan oleh beberapa faktor yaitu melalui makanan

yang terkontaminasi, pola hidup yang tidak sehat serta melalui lingkungan

yang kotor sehingga menyebabkan masuknya virus, bakteri atau jamur

kedalam tubuh dan dapat menyebabkan gangguan penyerapan atau

malabsorbsi.

1. Pengkajian utama yang dilakukan pada anak dengan kasus diare

adalah mengkaji feses serta mengkaji status hidrasi anak.

2. Diagnosa yang ditegakan oleh penulis berdasarkan data dari hasil

pengkajian pada kasus an.R dengan diare adalah 4 diagnosa aktual

yaitu diare, kekurangan volume cairan,defisit nutrisi dan hipertermi.

3. Tindakan yang direncanakan untuk anak dengan kasus diare sesuai

dengan teori dan disesuaikan dengan kebutuhan pasien.

4. Implementasi dilakukan sesuai dengan intervensi yang telah

direncanakan sebelumnya dengan melibatkan pasien, keluarga,

perawat ruangan dan teman sejawat.

5. Evaluasi keperawatan berdasarkan kasus an.R pasien menunjukan

perkembangan yang baik. Dari 4 diagnosa terdapat 3 masalah yang

teratasi diantaranya diagnosa diare, kekurangan volume cairan dan

hipertermi serta 1 masalah teratasi sebagian yaitu defisit nutrisi.

95
96

5.2. Saran

5.2.1. Orang tua pasien

Untuk mengatasi terjadinya diare berulang anjurkan keluarga

merubah kebiasaan dengan menerapkan perilaku hidup bersih dan

sehat seperti membiasakan, bab di jamban, mengkonsumsi makanan

yang bersih, serta anjurkan ibu untuk memberikan ASI eksklusif,

membersihkan botol susu anak dengan bersih dan benar, mencuci

tangan anak pakai sabun setelah bermain atau memegang mainan,

setelah memegang binatang dan sebelum memegang makanan.

5.2.2. Institusi Rumah Sakit

Melengkapi fasilitas diruangan dengan menambah permainan

atau alat-alat untuk menunjang dilakukannya terapi bermain pada

anak seperti buku cerita, kricingan atau bunyi-bunyian, boneka,

benda-benda berwarna cerah dan lain sebagainya atau disediakannya

ruangan khusus bermain untuk mendistraksi keluhan yang dirasakan

anak.
DAFTAR PUSTAKA

Arimbawa, I. W., Dewi, K. A., & Ahmad, Z. b. (2016). Hubungan Faktor


Perilaku dan Faktor Lingkungan terhadap Kejadian Diare pada Balita
di Desa Sukawati, Kabupaten Gianyar Bali Tahun 2014. Intisari Sains
Medis Vol 6 No.1 , 8-15.

Badan Pusat Statistik. (2018, April 16). Berita Resmi Statistik. Indeks
Pembangunan Manusia (IPM) Tahun 2017 , 1-8.

Berhe, H., Mihret, A., & Yitayih, G. (2016). Prevalence Of Diarrhea And
Associated Factors Among Children Under-Five Years Of Age In
Enderta Woreda, Tigray, Northernethiopia,2014. International
Journal of Therapeutic Applications, Volume 31 , 32-37.

Depkes RI. (2011). Buku Saku Petugas Kesehatan Lintas Diare (Lima
Langkah Tuntaskan Diare). Jakarta: Departemen Kesehatan RI

Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon, D. (2017). Dinas Kesehatan


Kabupaten Cirebon. PROFIL KESEHATAN 2017 .

Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon. (2017). Profil Kesehatan 2017.

Faure, C. (2013). Role of Antidiarrhoeal Drugs ad Adjunctive Therapies for


Acute Diarrhoea in Children. International Journal of Pediatrics , 14
pages.

Ikatan Dokter Anak Indonesia DKI. (2014). Pendidikan Kedokteran


Berkelanjutan XI Ikatan Dokter Anak Indonesia Cabang DKI.
JAKARTA: IDAI Cabang DKI.

Ikatan Dokter Anak Indonesia. (2011). Pedoman Pelayanan Medis Ikatan


Dokter Anak Indonesia Edisi 2. Jakarta: Badan Penerbit Ikatan Dokter
Anak Indonesia.

Ikatan Dokter Anak Indonesia. (2015). Buku Ajar Gastroenterologi-


Hepatologi. Jakarta: PT Virtudraft intermedia Telematika.

Ikatan Dokter Anak Indonesia. (2011). Buku Ajar Respirologi Jakarta:


Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia
Isnaniah, & Nirwana. (2015). Hubungan status gizi dengan perkembangan
fisik balita di wilayah kerja puskesmas sebatung kotabaru tahun 2014.
Jurnal Skala Kesehatan Volume 6 No 2 .

Juffrie, M. (2015). Buku Ajar Gastroenterologi-Hepatologi Jilid 1. Jakarta:


Balai Penerbit IDAI.

Juffrie, M. (2018, Juni 26). Saluran cerna yang sehat. Anatomi dan Fisiologi
, pp. 2-13.

Kementerian Kesehatan. (2015). Buku Bagan Manajemen Terpadu Balita


Sakit (Mtbs). Jakarta: Depkes Ri.

Kementerian Kesehatan. (2016). Pedoman Pelaksanaan Stimulasi, deteksi


dan intervensi dini Tumbuh kembang anak. Jakarta: Depkes.

Korompis. (2012). Studi penggunaan obat pada penderita diare akut di


Instalasi Rawat Inap BLU RSUP Prof.Dr.R.D.Kandou Manado
periode januari-juni 2012. Jurnal Ilmiah Farmasi-UNSRAT Vol.2
No.01 .

Kyle, T & Carman, S. (2016). Buku Ajar Keperawatan Pediatri Edisi 2.


Jakarta: EGC

Nursalam. (2011). Manajemen Keperawatan: Aplikasi dalam praktik


keperawatan profesional. Jakarta: Salemba Medika.

Potter, P.A & Perry, A.G. (2010). Buku Ajar Fundamental Keperawatan.
Edisi ketujuh,buku ketiga. Jakarta: EGC

PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Jakarta: DPP


PPNI.

PPNI. (2017). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. Jakarta: DPP


PPNI.
Prajayanti, E. D., & Sari, I. M. (2018). Pojok Baca Balance cairan. Jurnal
Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 2 No. 2 .

Riset Keshatan Dasar. (2018). Laporan Nasional Riskesdas 2018. Jakarta:


Badan Penelitian dan Perkembangan Kesehatan KEMENKES RI.

Riset Kesehatan Dasar. (2013). Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas 2013).


Jakarta: Badan Penelitian Dan Pengembangan Kesehatan Kemenkes
RI.

Rosdahl, C. B & Kowalski, M. (2017). Buku Ajar Keperawatan Dasar.


Jakarta: EGC

Ruslie, R. H., & Darmadi. (2012). Manajemen Nutrisi pada Anak dengan
Diare Akut. Jurnal Kedokteran Meditek Vol.18 No.47 .

Sukut, S. S., & Arif, Y. S. (2015). Faktor Kejadian Diare pada Balita dengan
Pendekatan Teori Nola J Pender di IGD Ruteng. Jurnal pediomaternal
Vol.3 No.2 .

Syaifuddin. (2012). Anatomi Fisiologi. Edisi 4. Jakarta: EGC

Wardiyah, A., & Setiawati. (2016). Perbandingan efektiftas pemberian


kompres hangat dengan Water tepid sponge terhadap penurunan suhu
tubuh anak yang mengalami demam di RSUD dr.H.Abdul Moeloek
provinsi lampung. Jurnal Ilmu Keperawatan Volume 4 No.1 .

Whaley & Wong. (2009). Buku Ajar Keperawatan Pediatrik Edisi 6.


Jakarta: EGC

WHO. (2017, May 2). Diarrhoeal disease. Key Fact .

Wilkinson, J. M. (2014). Diagnosis Keperawatan. Jakarta: EGC


LAMPIRAN
Lampiran 1

INFORMED CONSENT
(Persetujuan menjadi Partisipan)

Yang bertanda tangan di bawah ini, menyatakan bahwa : saya telah mendapat
penjelasan secara rinci dan telah mengerti mengenai KTI / TA yang akan
dilakukan oleh : NUUR HAYYU LULA SAVITRI dengan judul : ASUHAN
KEPERAWATAN PADA ANAK USIA TODDLER DENGAN DIARE DI
RUANG ADE IRMA SURYANI RSUD ARJAWINANGUN KABUPATEN
CIREBON

Saya setuju untuk ikut berpartisipasi pada KTI / TA ini secara sukarela tanpa
paksaan dari siapapun. Apabila selama studi kasus KTI / TA ini saya
mengundurkan diri, maka saya dapat mengundurkan diri sewaktu-waktu tanpa
sanksi apapun.

Cirebon, 5 April 2019

Saksi, Yang memberikan Persetujuan,

__________________________ __________________________

Pelaksana,

Nuur Hayyu Lula Savitri


NIM. P2.06.20.2.16.066
Lampiran 2

PENJELASAN SEBELUM PELAKSANAANKTI / TA

1. Kami adalah mahasiswa dari Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya Program


Studi Keperawatan Cirebon, dengan ini meminta Bapak / Ibu / Saudara untuk
berpartisipasi dengan sukarela dalam Karya Tulis Ilmiah / Tugas Akhir yang
berjudul ASUHAN KEPERAWATAN PADA An.R (USIA 12 BULAN)
DENGAN DIARE DI RUANG ADE IRMA SURYANI RSUD
ARJAWINANGUN KABUPATEN CIREBON.
2. Tujuan dari Karya Tulis Ilmiah/ Tugas Akhir ini adalah Mampu
mengaplikasikan asuhan keperawatan pada an.R (usia 12 bulan) dengan diare
di ruangan Ade Irma Suryani RSUD Arjawinangun Kabupaten Cirebon yang
dapat memberi manfaat berupa Menambah pengetahuan dan keterampilan
dalam pengaplikasian asuhan keperawatan pada an.R (usia 12 bulan) dengan
diare di ruangan Ade Irma Suryani RSUD Arjawinangun Kabupaten Cirebon.
3. Prosedur pelaksanaan berupa asuhan keperawatan (pengkajian / pengumpulan
data, perumusan diagnosis, penetapan rencana intervensi, implementasi dan
evaluasi keperawatan) yang akan berlangsung kurang lebih 20 – 30 menit
setiap kali pertemuan. Cara ini mungkin menyebabkan ketidaknyamanan
tetapi tidak perlu khawatir karena KTI / TA ini tidak akan menimbulkan
masalah kesehatan / memperburuk status kesehatan Bapak/Ibu/Saudara.
4. Keuntungan yang Bapak/Ibu/Saudara peroleh dari keterlibatan dalam KTI /
TA ini adalah Bapak/Ibu/Saudara mendapatkan pelayanan keperawatan ang
lebih baik dan turut terlibat aktif mengikuti perkembangan asuhan yang
diberikan.
5. Nama dan jati diri serta seluruh informasi yang Bapak/Ibu/Saudara
sampaikan akan selalu dirahasiakan.
6. Jika Bapak/Ibu/Saudara membutuhkan informasi terkait dengan KTI / TA ini
silakan menghubungi saya pada nomor HP : -

Cirebon, 05 April 2019


Pelaksana,

Nuur Hayyu Lula Savitri


NIM. P2.06.20.2.16.066
Lampiran 3

JADWAL KEGIATAN

PEMBUATAN KARYA TULIS IMIAH

Februari Maret April Mei


No Kegiatan
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Penyusunan
Proposal Karya Tulis Ilmiah

2. Sidang Proposal Karya Tulis


Ilmiah

3. Internship Nurshing

4. Penyusunan Karya Tulis


Ilmiah

5. Sidang Karya Tulis Ilmiah


Lampiran 4

FORMAT DOKUMENTASI
ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK

Nama Mahasiswa : ______________________________________________


Tempat Praktek : ______________________________________________
Tanggal Praktek : ______________________________________________

A. FORMAT PENGKAJAIN ANAK


1. Biodata
a. Identitas Klien
1) Nama/Nama Panggilan : ...........................................................
2) Tempat tgl lahir/usia : ...........................................................
3) Jenis kelamin : ...........................................................
4) Agama : ...........................................................
5) Pendidikan : ...........................................................
6) Alamat : ...........................................................
7) Tanggal masuk : ..................................jam (.................)
8) Tanggal pengkajian : ...........................................................
9) Diagnosa medik : ...........................................................

b. Identitas Orang Tua/Wali


1) Ayah/wali
a) Nama : .................................................
b) Usia : .................................................
c) Pendidikan : .................................................
d) Pekerjaan/Sumber penghasilan : .................................................
e) Agama : .................................................
f) Alamat : .................................................
2) Ibu
a) Nama : .................................................
b) Usia : .................................................
c) Pendidikan : .................................................
d) Pekerjaan/Sumber penghasilan : .................................................
e) Agama : .................................................
f) Alamat : .................................................

c. Identitas saudara kandung


No Nama Usia Hubungan Status
Kesehatan
2. Riwayat Kesehatan :
a. Riwayat Kesehatan Sekarang
1. Keluhan Utama : ...........................................................
2. Riwayat Keluhan Utama : ...........................................................
3. Keluhan pada saat pengkajian : ...........................................................

b. Riwayat Kesehatan Dahulu (khusus untuk usia 0-5 tahun):


1) Prenatal care
a) Keluhan selama hamil yang dirasakan oleh ibu :
......................................................
b) Imunisasi TT : Ya/Tidak*
2) Intranatal care
a) Jenis persalian : ...........................................................
b) Penolong persalinan : ...........................................................
c) Komplikasi yang dialami oleh ibu pada saat melahirkan dan
setelah melahirkan : ...........................................................
3) Postnatal care
a) Kondisi ibu :
b) APGAR
c) Anak pada saat lahir tidak mengalami (untuk semua usia) :
(1) Klien pernah mengalami penyakit : ...................................
- Pada usia : ...............................................
- Diberikan obat oleh : ...............................................
(2) Riwayat kecelakaan : ...............................................
3. Riwayat Kesehatan Keluarga
Genogram

Keterangan Genogram
4. Riwayat Imunisasi (imunisasi lengkap)
No Jenis Imunisasi Waktu Frekuensi Reaksi
Pemberian setelah
pemberian
1 BCG
2 DPT (I, II,III)
3 Polio (I, II, III)
4 Campak
5 Hepatitis
5. Riwayat Tumbuh Kembang
a. Pertumbuhan Fisik
1) Berat Badan : ...............................kg
2) Tinggi badan : ...............................cm
3) Lingkar Lengan : ...............................cm
4) Lingkar Kepala : ...............................cm
5) Waktu tumbuh gigi : ...............................
Gigi tanggal : ...............................
Jumlah gigi : ............................... buah
b. Perkembangan Tiap Tahap
Usia anak saat :
1) Berguling : ............................... bulan
2) Duduk : ............................... bulan
3) Merangkak : ............................... bukan
4) Berdiri : ............................... bulan
5) Berjalan : ............................... bulan
6) Senyum kepada orang lain pertama kali : ............................... bulan
7) Bicara pertama kali : ............................... bulan,
dengan menyebutkan : .................
8) Berpakaian tanpa dibantu : ...............................

6. Riwayat Nutrisi
a. Pemberian ASI : ..................................................................
b. Pemberian susu formula
1) Alasan pemberian : ..................................................................
2) Jumlah pemberian : ..................................................................
3) Cara pemberian : ..................................................................
c. Pola perubahan nutrisi tiap usia sampai nutrisi saat ini
Usia Jenis Nutrisi Lama pemberian

7. Riwayat Psikososial
a. Anak tinggal bersama : ......................................di ........................
b. Lingkungan berada di : ..................................................................
c. Rumah dekat dengan :...........................tempat bermain...............
d. Kamar klien : ..................................................................
e. Rumah ada tangga : ..................................................................
f. Hubungan antar anggota : ..................................................................
g. Pengasuh anak : ..................................................................
8. Riwayat Spiritual
a. Support sistem dalam kelaurga : .......................................................
b. Kegiatan keagamaan : .......................................................
9. Aktivitas sehari-hari

No Aktivitas Sebelum Sakit Saat Sakit


1 2 3 4
1. Nutrisi
• Jenis makanan
• Jumlah yang dimakan
• Frekwensi makan
• Keluhan makan

2. Cairan
• Jenis minuman
• Frekuensi minum
• Kebutuhan cairan
• Cara pemenuhan
3. Eliminasi (BAB dan BAK)
• Tempat pembuangan
• Frekwensi (waktu)
• Konsistensi
• Warna
• Keluhan

4. Personal Hygiene
a. Mandi
• Cara
• Frekuensi
• Alat mandi

b. Cuci rambut
• Frekuensi
• Cara

c. Gunitng kuku
• Frekuensi
5. Istirahat tidur
• Jam tidur
• Pola tidur
• Kebiasaan sebelum tidur
• Kesulitan tidur
6. Olah Raga
• Program oleh raga
• Jenis kelamin
• Kondisi setelah olah raga

7. Aktifitas/Mobilitas Fisik
• Kegiatan sehari-hari
• Pegaturan jadual harian
• Pengunaan alat bantu
aktifitas
• Kesulitan pergerakan tubuh
8. Rekreasi
• Kegiatan hari libur

2. Penunjang :
a. Tindakan operasi : ..................................................................
b. Obat-obatan : ..................................................................
c. Hasil Pemeriksaan Penunjang
1) Laboratorium : ..................................................................
2) Ronsent/USG : ..................................................................

3. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum : ..................................................................
b. Kesadaran : ..................................................................

c. Tanda Vital
1) Tekanan darah : .....................................mmHg
2) Denyut Nadi : .....................................x/menit
3) Suhu : .....................................0C
4) Pernapasan : ......................................x/menit
d. Kepala
1) Inspeksi
a) Keadaan rambut dan Hygiene : ......................................................
b) Warna rambut : ......................................................
c) Penyebaran : ......................................................
d) Mudah rontok : ......................................................
e) Kebersihan rambut : ......................................................
2) Palpasi
a) Benjolan : ada / tidak ada
b) Nyeri tekan : ada / tidak ada
c) Tekstru kulit : kasar / halus
e. Muka
1) Inspeksi
a) Simetris/Tidak : ..........................................................
b) Bentuk wajah : ..........................................................
c) Gerakan abnormal : ..........................................................
d) Ekspresi wajah : ..........................................................
2) Palpasi
a) Nyeri takan/tidak : ...........................................................
3) Data lain : ...........................................................
f. Mata
1) Inspeksi
a) Palpebra : Edema / tidak
Radang / tidak
b) Sclera : icterik / tidak
c) Conjungtiva : Radang / tidak
Anemis / tidak
d) Pupil : Isokor / anisokor
Muosis / midriasis
e) Posisi mata : Simetris / tidak
f) Gerakan bola mata : ............................................................
g) Penutupan kelopak mata : ............................................................
h) Keadaan bulu mata : ............................................................
i) Keadaan visus : ............................................................
j) Penglihatan : Kabur / tidak
Diplopia / tidak
2) Palpasi
a) Tekanan bola mata : ............................................................
3) Data lain : ............................................................
g. Hidung dan Sinus
1) Inspeksi
a) Posisi hidung : ............................................................
b) Bentuk hidung : ............................................................
c) Keadaan septum : ............................................................
d) Secret/cairan : ............................................................
2) Data lain : ............................................................
h. Telinga
1) Inspeksi
a) Posisi telinga : ............................................................
b) Ukuran / bentuk telinga : ............................................................
c) Aurikel : ............................................................
d) Lubang telinga : Bersih / serumen / nanah
e) Pemakaian alat bantu : ............................................................
2) Palpasi
a) Rinee : ............................................................
b) Weber : ............................................................
c) Swabach : ............................................................
d) Pemeriksaan vestibuler : ............................................................
3) Data lain : ............................................................
i. Mulut
1) Inspeksi
i. Gigi
- Keadaan gigi : ............................................................
- Karang gigi/karies : ............................................................
- Pemakaian kawat gigi : ............................................................
ii. Gusi : Merah / radang
iii. Lidah : Kotor / tidak
iv. Bibir : Cianosis / pucat / tidak
Basah / kering / pecah
Mulut berbau / tidak
v. Kemampuan bicara : ............................................................
2) Data lain : ............................................................
j. Tengorokan
1) Warna mukosa : ............................................................
2) Nyeri tekan : ............................................................
3) Nyeri menelan : ............................................................
k. Leher
1) Inspeksi
a) Kleenjar thyroid : ............................................................
2) Palpasi
a) Kelenjar thyorid : Teraba / tidak
b) Kaku kuduk / tidak : ............................................................
c) Kelenjar limfe :Membesar / tidak
3) Data lain : ............................................................
l. Thorax dan pernapasan
m. Jantung
1) Palpasi
Ictus cordis : ............................................................
2) Perkusi
Pembesaran jantung : ............................................................
3) Auskultasi
a) Bunyi jantung I : ............................................................
b) Bunyi jantung II : ............................................................
c) Bunyi jantung III : ............................................................
d) Bunyi jantung tambahan : ............................................................
4) Data lain : ............................................................
n. Abdomen
1) Inspeksi
a) Membuncit : ............................................................
b) Lingkar perut : ............................................................
c) Adanya luka / tidak : ............................................................
2) Palpasi
a) Hepar : ............................................................
b) Lien : ............................................................
c) Nyeri tekan : ............................................................
3) Auskultasi
Peristatik : ............................................................
4) Perkusi
a) Tympani : ............................................................
b) Redup : ............................................................
5) Data lain : ............................................................
o. Genetalia dan Anus : ............................................................
p. Ekstremitas
1) Ekstremitas atas
a) Motorik
- Pergerakan kanan / kiri : ....................................................
- Pergerakan abnormal : ....................................................
- Kekuatan otot kanan / kiri : ....................................................
- Tonus otot kanan/ kiri : ....................................................
- Koordinasi gerak : ....................................................
b) Refleks
- Bisep kanan / kiri : ............................................................
- Tricep kanan / kiri : ............................................................
c) Sensorik
- Nyeri : ............................................................
- Rangsang suhu : ............................................................
- Rasa raba : ............................................................
2) Ekstremitas bawah
a) Motorik
- Gaya berjalan : ............................................................
- Kekuatan kanan / kiri : ............................................................
- Tonus otot kanan / kiri: ............................................................
b) Refleks
- Patela kanan / kiri : ............................................................
- Ankle kanan / kiri : ............................................................
- Platar (babinski) : ............................................................
c) Sensori
- Nyeri : ............................................................
- Rangsang suhu : ............................................................
- Rasa raba : ............................................................
q. Status Neurologi
1) Saraf kranial
a) Nervus I (olfactorius) ; penghidu : ................................................
b) Nervus II (optikus) ; penglihatan : ................................................
c) Nervus III, IV, VI (oculomotorius, trochlearis, abdusen)
- Kontransi pupil : .........................................................
- Gerakan kelopak mata : .........................................................
- Pergerakan bola : .........................................................
- Pergerakan mata ke bawah dan dalam: ..................................
d) Nervus V (trigeminus)
- Sesibilitas : .........................................................
- Refleks dagu : .........................................................
- Refleks kornea : .........................................................
e) Nervus VII (fasialis)
- Gerakan mimik : .........................................................
- Pegecapan 2/3 lidah bagian depan : .......................................
f) Nervus VIII (acuticus)
- Fungsi pendengaran : .........................................................
g) Nervus IX, X (glosofaringeus, vagus)
- Refleks menelan : .........................................................
- Refleks muntah : .........................................................
- Pengecapan 1/3 lidah bagian belakang : .................................
- Suara : ..........................................................
h) Nervus XI (assesorius)
- Memalingkan kepala ke kiri dan ke kanan : ...........................
- Mengangkat bahu : .........................................................
i) Nervus XII (hypoglosus)
- Deviasi lidah : .........................................................
2) Tanda-tanda perangsangan selaput otak
a) Kaku kuduk : ...........................................................
b) Kernig Sign : ...........................................................
c) Refleks Brudzinski : ...........................................................
d) Refleks Lesegu : ...........................................................
9. Pemeriksaan Tingkat Perkembangan (0 – 6 tahun)
Dengan menggunakan KPSP
1) Motorik : ...........................................................
2) Motorik halus : ...........................................................
3) Bahasa : ...........................................................
4) Personal sosial dan kemadirian : ...........................................................
10. Test Diagnostik (Laboratorium, Foto Rongen, CT Scan, MRI, USG, EEG,
ECG)
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
11. Terapi saat ini (ditulis dengan rinci)
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................

B. FORMAT ASUHAN KEPERAWATAN


1. Analisa Data
Data Klien Etiologi Masalah Keperawatan
DS :
DO:

2. Prioritas Diagnosa Keperawatan


a. __________________________________________________________
b. __________________________________________________________
c. __________________________________________________________
d. __________________________________________________________
e. __________________________________________________________
3. Intervensi Keperawatan

Diagnosa Tujuan dan kreteria Rencana


No
Keperawatan (PES) hasil Keperawatan
(harus terlihat
SMART)

4. Implementasi Keperawatan

Diagnosa Tanda
Tanggal Tindakan Keperawatan dan hasil
Keperawatan tangan

5. Evaluasi Keperawatan
Hari
N0
tanggal Evaluasi Hasil (SOAP) (mengaju pada tujuan) Paraf.
DX.
jam
S: .............................................................

O :..............................................................

A: ..............................................................

P: ..............................................................
Lampiran 5

STANDAR BERAT BADAN MENURUT UMUR (BB/U)

Anak laki-laki umur 0-60 bulan


Lanpiran 6

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN TASIKMALAYA

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN

CIREBON

Nama : Nuur Hayyu Lula Savitri

NIM : P2.06.20.2.16.066

Pembimbing Utama : Zaitun, APP, MPH

Pembimbing Kedua : Ns. Ayu Yuliani S, MKep, Sp.Kep.An

Paraf Pembimbing
Materi Rekomendasi
No Tanggal
Pembimbing Pembimbing I Pembimbing II
PROPOSAL
1. Rabu, 1. Masukan data
13/02/2019 tahun terbaru
2. Masuan jurnal
BAB I yang mendukung
data atau tugas
akhir

2. Senin, 1. Daha harus


18/02/2019 mengerucut
(internasonal,
nasional
(indonesia), jawa
barat, cirebon)
2. Harus diberi
pengantar atau
BAB I pemahaman
tentang balita
dengan diare
3. Penjelasan
mengenai
dampak diare
pada
perkembangan
balita
4. Penulisan tanda
baca pada
rumusan masalah
5. Pada point tujuan
untuk penulisan
mengetahui
diubah menjadi
melaksanakan
asuhan
keperawatan
6. Pada point
manfaat bukan
hanya untuk
mengetahui tapi
untuk menambah
keterampilan
7. Sumber buku
harus dilihat dari
daftar referensi
3. Senin, 1. Penulisan judul
18/02/2019 pada cover yang
mengandung
COVER bahasa asing
(inggris) ditulis
miring (italic)

4. Senin, ACC
BAB I
25/02/2019

5. Rabu, 1. Beri penjelasan


27/02/2019 sebelum atau
sesudah
singkatan
2. Tambahkan
anatomi fisiologi
3. Tambahkan
sumber dari boox
BAB II text
4. Sesuaikan
manifestasi
dengan etiologi
5. Pemeriksaan
diagnostik sesuai
prosedur
kemenkes
6. Penatalaksanaan
sesuai MTBS
7. Fokuskan konsep
tumbuh kembang
anak pada usia
toddler
6. Rabu, 1. Narasikan point
06/03/2019 faktor yang
mempengaruhi
tumbuh kembang
anak
BAB II
2. Tambahkan
pemeriksaan
antropometri
3. Perbaiki diagnosa
dan intervensi

7. Jumat, 1. Perbaiki diagnosa


BAB II & intervensi
08/03/2019

8. Senin, Lengkapi
11/03/2019 BAB II penyususunan
proposal
9. Senin, Lengkapi proposal
11/03/2019 BAB III ditambah sesuai buku
panduan

10. Kamis, ACC


14/03/2019 BAB I,II,III

11. Selasa, 1. Perbaiki latar


26/03/2019 belakang
2. Sinkronkan
patofisiologi
dengan pathway
3. Tambahkan
BAB I,II,III intervensi risiko
syok
4. Perbaiki
penulisan di
intervensi
5. Tambahkan
instrument yang
dibutuhkan untuk
mendukung
pengkajian

12. 28/03/2019 1. Tambahkan


pengkajian
tumbuh kembang
BAB II dan anak
BAB III 2. Tambahkan
lampiran
observasi intake
output 24 jam

13. 29/03/2019 ACC

BAB I,II,II

Mengetahui
Ketua Program Studi

Komarudin, SKp. M. Kep


NIP.196911271993121001
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN TASIKMALAYA

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN

CIREBON

Nama : Nuur Hayyu Lula Savitri

NIM : P2.06.20.2.16.066

Pembimbing Utama : Zaitun, APP, MPH

Pembimbing Kedua : Ns. Ayu Yuliani S, MKep, Sp.Kep.An

Paraf Pembimbing
Materi Rekomendasi
No Tanggal
Pembimbing Pembimbing I Pembimbing II
KTI
Selasa, 1. Perbaiki cover
30/04/2019 2. Masukan kondisi
BAB IV
1. ibu ke dalam
point intranatal

Jumat, 1. Cari tahu


03/05/2019 pengaruh nilai
BAB IV hasil lab
2.
2. Perbaiki tulisan
yang salah

Selasa, 1. Perbaiki
07/05/2019 penulisan hasil di
implementasi
BAB IV 2. Lengkapi
3.
implementasi dan
evaluasi

Jumat, ACC asuhan


BAB IV
4. 10/05/2019 keperawatan
Senin, 1. Rincikan kembali
13/05/2019 setiap hal yang
BAB IV perlu di bahas
5.
2. Lihat kesesuaian
dengan teori

Selasa, Jelaskan 1 tindakan


14/05/2019 mandiri disetiap
BAB IV diagnosa pada
6.
pembahasan
implementasi
Rabu, Kesimpulan harus
15/05/2019 BAB V sesuai dengan tujuan
7.
khusus

Kamis, Saran cukup untuk


16/05/2019 orang tua pasien,
BAB V rumah sakit, atau
8.
boleh untuk penulis
selanjutnya
Jumat, Tambahkan
9. 17/05/2019 BAB IV pembahasan

Jumat, BAB I-BAB Lengkapi BAB I-


10. 17/05/2015 V BAB V

Senin, BAB I-BAB Perbaiki Abstrak dan


11. 20/05/2019 V ACC

Mengetahui
Ketua Program Studi

Komarudin, SKp. M. Kep


NIP.196911271993121001
Lampiran 7

FORMAT OBSERVASI

INTAKE DAN OUTPUT 24 JAM

No Waktu Intake Jumlah Ket Waktu Output Jumlah Ket


05/04/2019
Infus 500 RL 04.30-06.00 110 Feses cair,
Makan 63 Bubur 06.00-10.00 Feses 280 sedikit
Obat 10 Cefotaxime, 10.00-13.30 dan 220 ampas,
antrain dan 13.30-15.00 urin 160 kuning
zink 15.00-16.00 120 kehijauan,
1. Minum 210 Susu tidak
Formula IWL 252 berlendir
Air 70 - dan urin
metabolisme bening
kekuningan
bercampur
feses
06/04/2019
Infus 500 RL 16.00-23.00 Feses 220 Feses
Makan 90 Nasi + 23.00-10.30 dan 260 lembek ,
sayur 10.30-15.30 urin 150 sedikit cair,
Obat 10 Cefotaxime, 15.30-20.00 120 kuning,
antrain dan tidak
2.
zink IWL 252 berlendir
Minum 180 Susu dan urin
Formula bening
Air 70 - kekuningan
metabolisme bercampur
feses
07/05/2019
Infus 250 RL 20.00-11.00 Feses 280 Feses
Makan 168 Serelac 11.00-21.00 dan 210 lembek,
Obat 10 Cefotaxime, urin kuning,
antrain dan tidak
3. zink IWL 252 berlendir
Minum 120 Susu dan urin
Formula bening
Air 70 - kekuningan
metabolisme bercampur
feses
08/05/2019
Infus 250 RL 21.00-11.00 Feses 280 Feses
Makan 168 Bubur dan lembek,
Obat 5 Zink urin kuning,
Minum 60 Susu tidak
4. Formula IWL 252 berlendir
Air 70 - dan urin
metabolisme bening
kekuningan
bercampur
feses

Cirebon, 20 Mei 2019

Nuur Hayyu Lula Savitri


NIM. P2.06.20.16.066
Lampiran 8

KPSP PADA ANAK UMUR 12 BULAN

Alat dan bahan yang dibutuhkan :


a. Pensil
b. Kismis/ benda kecil
c. 2 kubus

Ya Tidak

Bayi dipangku ibunya/pengasuh di tepi meja periksa

Letakkan pensil di telapak tangan bayi. Coba ambil Gerak Halus


pensil tersebut dengan perlahan-lahan. Sulitkah anda
1 mendapatkan pensil itu

kembali?

Taruh kismis di atas meja. Dapatkah bayi memungut Gerak Halus


dengan tangannya benda-benda kecil seperti kismis,
2 kacang-kacangan, potongan biskuit,

dengan gerakan miring atau menggerapai

Tanpa bantuan,apakah anak dapat mempertemukan dua Grak Halus


3
kubus kecil yang ia pegang?

Sebut 2-3 kata yang dapat ditiru oleh anak (tidak perlu Bicara dan
4 kata-kata yang lengkap). Apakah ia mencoba meniru bahasa
menyebutkan kata-kata tadi ?

Tanya ibu/pengasuh

Jika anda bersembunyi di belakang sesuatu/di pojok, Sosialisasi dan


kemudian muncul dan menghilang secara berulang- kemandirian
5
ulang di hadapan anak, apakah ia mencari anda atau
mengharapkan anda muncul kembali?
Apakah anak dapat mengangkat badannya ke posisi Gerak kasar

6 berdiri tanpa bantuan anda?

Apakah anak dapat membedakan anda dengan orang Sosialisasi dan


yang belum ia kenal? Ia akan menunjukkan sikap malu- kemandirian
7
malu atau ragu-ragu pada saat permulaan bertemu
dengan orang yang belum dikenalnya.

8 Apakah anak dapat duduk sendiri tanpa bantuan? Gerak kasar

Apakah anak dapat mengatakan 2 suku kata yang sama, Bicara dan
misalnya: bahasa

9 “ma-ma”, “da-da” atau “pa-pa”. Jawab YA bila ia


mengeluarkan

salah satu suara tadi.

Coba berdirikan anak :

Apakah anak dapat berdiri selama 30 detik atau lebih Gerak kasar
10
dengan berpegangan pada kursi/meja?

TOTAL
1. Hitunglah berapa jumlah jawaban Ya.

a. Jawaban Ya, bila ibu/pengasuh menjawab: anak bisa atau pemah atau sering

atau kadang-kadang melakukannya.

b. Jawaban Tidak, bila ibu/pengasuh menjawab: anak belum pernah melakukan

atau tidak pemah atau ibu/pengasuh anak tidak tahu.

2. Jumlah jawaban 'Ya' = 9 atau 10, perkembangan anak sesuai dengan tahap

perkembangannya.

3. Jumlah jawaban 'Ya' = 7 atau 8, perkembangan anak meragukan.

4. Jumlah jawaban 'Ya' = 6 atau kurang, kemungkinan ada penyimpangan.

5. Untuk jawaban 'Tidak', perlu dirinci jumlah jawaban 'Tidak' menurut jenis

keterlambatan (gerak kasar, gerak halus, bicara dan bahasa, sosialisasi dan

kemandirian).
Lampiran 9

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

CUCI TANGAN 6 LANGKAH

Topik : Cuci tangan 6 langkah

Sub Topik : Menjelaskan cara mencuci tangan 6 langkah

Sasaran : Keluarga An.R

Hari/tanggal : 6 April 2019

Waktu : 30 menit

Tempat : Ruang anak Ade Irma Suryani

Penyuluh : Nuur Hayyu Lula Savitri

A. Tujuan

I. Tujuan Instruksional Umum

Setelah menjelaskan mengenai cuci tangan 6 langkah di Ruang

Anak Ade Irma Suryani diharapkan pasien serta keluarga mampu dan

memahami cara mencuci tangan dengan baik.

II. Tujuan Instruksional Khusus

Setelah dilakukan pendidikan kesehatan pasien di ruang Anak

Ade Irma Suryani, mampu :

a Menjelaskan tentang pengertian mencuci tangan

b Menjelaskan tentang tujuan mencuci tangan

c Menjelaskan tentang kapan kita harus cuci tangan

d Menjelaskan tentang manfaat cuci tangan

e Menjelaskan tentang 6 langkah mencuci tangan


B. Metode

1. Ceramah
2. Tanya jawab

C. Media
1. Leaflet

D. Materi
a Pengertian cuci tangan

b Tujuan dari cuci tangan

c Kapan kita harus cuci tangan

d Manfaat dari cuci tangan

e 6 langkah cuci tangan

E. Kegiatan penyuluhan

No. Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Klien


Pembukaan :
1. Memberi salam dan 1. Menyambut salam
memperkenalkan diri dan mendengarkan
2. Menjelaskan tujuan 2. Mendengarkan
dari penyuluhan 3. Mendengarkan
3. Melakukan kontrak 4. Mendengarkan
1 5 Menit
waktu 5. Menerima leaflet
4. Menyebutkan materi
penyuluhan yang akan
diberikan
5. Membagikan leaflet
Pelaksanaan :
Menjelaskan materi
penyuluhan secara
berurutan dan teratur.
1. Menggali informasi 1. Menyampaikan
yang diketahui peserta informasi yang telah
tentang cuci tangan diketahui
2. Memberikan 2. Mendengarkan dan
penjelasan tentang : memperhatikan
a Pengertian cuci
2 15 Menit tangan
b Tujuan dari cuci
tangan
c Kapan kita
harus cuci
tangan
d Manfaat dari
cuci tangan
e 6 langkah cuci
tangan

Evaluasi :
1. Memberikan 1. Memberikan
kesempatan kepada pertanyaan
3 10 Menit
peserta untuk
bertanya
F. Sumber
Tietjen, Linda, Bossemeyer, Debora, & Melntosh, Noel (2004).
Panduan Pencegahan Infeksi untuk Fasilitas Pelayanan Kesehatan
dengan Sumber Daya Terbatas. Tridasa Printer: Jakarta.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia bekerjasama dengan
PERDALIN, (2007). Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di
Rumah Sakit dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan lainnya. Cetakan
Pertama.
Poter, Patricia, Pery, (2002).Ketrampilan dan Prosedur Dasar.
Mosby:Elsevier Science.

G. Evaluasi

1. Evaluasi Proses
a. Proses penyuluhan dapat berlangsung dengan lancar dan peserta
penyuluhan memahami materi penyuluhan yang diberikan.
b. Peserta penyuluhan memperhatikan materi yang diberikan.
c. Selama proses penyuluhan terjadi interaksi antara penyuluh
dengan sasaran.
2. Evaluasi Hasil
Setelah diberikan penyuluhan peserta dapat menjawab dengan
benar 70% dari pertanyaan yang diajukan
LAMPIRAN MATERI

A. Definisi Mencuci Tangan

Mencuci tangan adalah teknik dasar untuk melakukan pengontrolan

dan pencegahan infeksi bakteri. Mencuci tangan adalah proses pembuangan

kotoran dan debu secara mekanis dari kulit kedua belah tangan dengan

memakai sabun atau pembersih lainnya dan dibilas dengan air bersih

(Azizah, 2011).

Jadi mencuci tangan adalah membasuh kedua telapak tangan dengan

sabun dan air mengalir sebelum dan sesudah melakukan tindakan dengan

tujuan untuk menghilangkan kuman.

B. Tujuan Mencuci Tangan

1. Supaya tangan bersih.

2. Menghilangkan kotoran dan debu

3. Membebaskan tangan dari kuman dan bakteri.

4. Terhindar dari sakit perut dan diare.

C. Waktu Mencuci Tangan

1. Sebelum dan setelah makan

2. Sebelum dan setelah menyiapkan makanan

3. Setelah memegang hewan atau kotoran hewan

4. Setelah mengusap hidung, atau bersin di tangan.

5. Setelah menangani sampah

6. Sesudah buang air besar dan buang air kecil

7. Sesudah bekerja dan beraktifitas


D. Manfaat Cuci Tangan

1. Untuk menghindarkan penularan penyakit melalui tangan (makanan)

2. Untuk menjaga kebersihan diri (perorangan)

3. Untuk membuat tubuh kita tetap sehat dan bugar

4. Supaya tidak menjadi agen penularan bibit penyakit kepada orang lain

E. 6 Langkah Mencuci Tangan

1. Basuh tangan dengan air

2. Tuangkan sabun secukupnya

3. Gosokkan kedua telapak tangan sampai ke ujung jari

4. Telapak tangan kanan menggosok punggung tangan kiri.

5. Gosokkan sela-sela jari tersebut dan lakukan sebaliknya

6. Gosokkan telapak tangan dan sela-sela jari

7. Sisi dalam jari-jari kedua tangan saling mencuci

8. Gosok ibu jari kiri berputar dalam genggaman tangan kanan dan

lakukan sebaliknya

9. Gosokkan dengan memutar ujung jari-jari kanan di telapak tangan kiri

dan lakukan sebaliknya.

10. Bilas kedua tangan dengan air mengalir dan keringkan

Mencuci tangan dengan sabun dan air dengan menuangkan 1-3 ml sabun

dan menggosok-gosokannya selama 45 – 60 detik kemudian keringkan

menggunakan handuk, untuk penggunaan antiseptik hanya memerlukan waktu 20-

30 detik.
Lampiran 11

SATUAN ACARA PENYULUHAN


WATER TEPID SPONGE

PokokBahasan : Penanganan Demam pada Anak

Sub PokokBahasan : Water Tepid Sponge

Sasaran : Keluarga An.R

Tempat : Ruang Ade Irma Suryani

Hari/Tanggal : 6 April 2019

Waktu : 20Menit

Pelaksana/Penyuluh : Nuur Hayyu Lula Savitri

I. TujuanIntruksionalUmum
Setelah dilakukan penyuluhan diharapkan keluarga mampu mengetahui dan
memahami cara menurunkan panas dengan teknik water tepid sponge.

II. TujuanIntruksionalKhusus
Setelah diberikan pendidikan kesehatan selama 1 x 20menit diharapkan
sasaran dapat :
1. Mengetahui tentang pengertian water tepid sponge
2. Mengetahui tentang manfaat water tepid sponge
3. Mengetahui tentang alat dan bahan yang digunakan untuk water tepid
sponge
4. Memahami tentang teknik water tepid sponge

III. Materi(dilampirkan)
A. Pengertian water tepid sponge
B. Manfaat water tepid sponge
C. Alat dan bahan yang digunakan untuk water tepid sponge
D. Teknik water tepid sponge
IV. Metode
Ceramah dan diskusi.

V. Media
Leaflet

VI. Kegiatan Penyuluhan


No Waktu Kegiatan Penyuluh Kegiatan Sasaran

1. a. Mengucapkan salam a. Menjawabsalam


b. Memperkenalkan diri b. Mendengarkan
c. Mengingatkan kontrak c. Audiens ingat dengan
d. Menjelaskan maksud dan kontrak
5menit tujuan d. Audiens mengerti maksud
e. Menanyakan kesediaaan dan tujuan
f. Apersepsi (menanyakan apa e. Audienssiap/bersedia
yang sudah dan belum f. Audien belum mengerti
diketahui audiens)
2. a. Menjelaskan pengertian a. Mendengarkan dan
water tepid sponge memperhatikan
b. Menjelaskan manfaat dari

10menit water tepid sponge


c. Menjelaskan alat dan bahan
yang digunakan untuk water
tepid sponge
d. Teknik water tepid sponge
3. a. Memberikan pertanyaan yang a. Mengajukan pertanyaan

5menit terkait dengan materi yang b. Menjawab pertanyaan


telah diberikan c. Menjawab salam
b. Mengucapkan salam penutup
VII. Sumber
Maling, B. 2012. Pengaruh Kompres Tepid Sponge Hangat Terhadap
Penurunan Suhu Tubuh Pada Anak Usia 1-10 Tahun dengan
Hipotermia (Studi Kasus Di RSUD Tugurejo, Semarang). Portal
garuda.

Isnaeni,M.2014. Efektifitas Penurunan Suhu Tubuh antara Kompres


Hangat dan Water Tepid Sponge pada Pasien Anak Usia 6 Bulan -
3 Tahun dengan Demam di Puskesmas Kartasura Sukuharjo. Jurnal
ums.ac.id

VIII. Evaluasi
a. Jenis tes : Pertanyaan Lisan
b. Butir soal : 4 Soal
Butir – butir pertanyaan :

1) Jelaskan yang dimaksud water tepid sponge?


2) Sebutkan manfaat water tepid sponge?
3) Apa saja alat dan bahan water tepid sponge?
4) Bagaimanan cara /teknik water tepid sponge?
LAMPIRAN MATERI

A. Pengertian
Demam didefinisikan bila suhu tubuh lebih dari normal sebagai akibat
dari penigkatan pusat pengatur suhu di hipotalamus.

Kompres tepid sponge adalah sebuah teknik kompres hangat yang


menggabungkan teknik kompres blok pada pembuluh darah supervisial
dengan teknik seka (Alves, 2008). Kompres tepid sponge ini hampir sama
dengan kompres air hangat biasa, yakni mengompres pada lima titik (leher,
2 ketiak, 2 pangkalpaha) ditambah menyeka bagian perut dan dada atau
diseluruh badan dengan kain. Basahi lagi kain bila kering. Berdasarkan
penelitian dari Isnaeni (2014) kompres tepid sponge hangat lebih efektif dari
kompres hangat.

B. Manfaat
1. Dapat memberikan rasa nyaman
2. Teknik tepid sponge lebih efektif untuk mempercepat penurunan suhu
tubuh disbanding kompres hangat.
3. Adanya perbedaan penurunan suhu tubuh antara kompres hangat dengan
teknik tepid sponge sebesar 0,2oC.

C. AlatdanBahan
1. Ember atau baskom untuk tempat air hangat (37°C)
2. Lap mandi/wash lap
3. Handuk mandi
4. Selimut mandi
5. Perlak
6. Termometer digital.
D. Teknik Water Tepid Sponge
1. TahapPersiapan
a. Persiapan alat meliputi ember atau baskom untuk tempat air hangat
(37°C), lap mandi/wash lap, handuk mandi, selimut mandi, perlak,
termometer digital.
b. Cuci tangan 6 langkah sebelum kontak dengan pasien dan demgan
lingkungan pasien.
2. TahapPelaksanaan
a. Jelaskan prosedur dan demonstrasikan kepada keluarga cara tepid
water sponge.
b. Beri kesempatan klien untuk buang air sebelum dilakukan tepid water
sponge.
c. Ukur suhu tubuh klien dan catat. Catat jenis dan waktu pemberianan
terapeutik pada klien.
d. Buka seluruh pakaian klien dan alas klien dengan perlak.
e. Tutup tubuh klien dengan handuk mandi. Kemudian basahkan wash
lap atau lap mandi, usapkan mulai dari kepala, dan dengan tekanan
lembut yang lama, lap seluruh tubuh, meliputi leher, kedua ketiak,
perut, ekstremitas atas dan lakukan sampai kearah ekstremitas bawah
secara bertahap. Lap tubuh klien selama 15 menit. Pertahankan suhu
air (37°C).
f. Apabila wash lap mulai mengering maka rendam kembali dengan air
hangat lalu ulangi tindakan seperti diatas.
g. Hentikan prosedur jika klien kedinginan atau menggigil atau segera
setelah suhu tubuh klien mendekati normal. Selimuti klien dengan
selimut mandi dan keringkan. Pakaikan klien baju yang tipis dan
mudah menyerap keringat.
Lampiran 13

SATUAN ACARA BERMAIN (SAB)

Pokok Bahasan : Terapi Bermain

Sub Pokok Bahsan : Terapi bermain pada anak sakit yang dirawat di rumah
sakit dengan permainan icik-icik.

1. TUJUAN
a. Tujuan Instruksional Umum
Setelah dilakukan tindakan program bermain peserta terapi bermain dapat
mencapai tugas perkembangan secara optimal sesuai tahap perkembangan
walaupun dalam kondisi sakit.

b. Tujuan Instruksional Khusus


Setelah dilakukan terapi bermain selama 30 menit peserta terapi bermain
diharapkan:

1) Mampu berinteraksi dengan orang lain.


2) Mampu mengeluarkan suara gembira bernada tinggi atau memekik.
3) Tersenyum ketika melihat permainan atau gambar yang menarik.
4) Menggenggam dan menggerakkan Icik-icik.
5) Meraih benda yang ada dalam jangkauannya.

2. KEGIATAN PROGRAM BERMAIN


a. Tempat : Ruang Ade Irma Suryani
b. Waktu : 30 menit
c. Jenis Program Bermain : Meraih benda yang berada dalam jangkauannya
d. Karakteristik Peserta :
1) Anak usia 0-12 Bulan
2) An.R dengan diare
3) Anak berjenis kelamin laki-laki
e. Analisis Tugas Perkembangan :
1) Aspek Kognitif
a) Anak dapat tersenyum ketika melihat mainan yang menarik.
b) Mampu mengeluarkan suara gembira bernada tinggi atau memekik.
2) Aspek Afektif
Anak dapat mengikuti arah stimulus yang diberikan.

3) Aspek Psikomotor
a) Anak dapat meraih benda yang berada dalam jangkauannya.
b) Menggenggam dan menggerakkan Icik-icik.
f. Metode : Menggerakkan alat permainan sehingga menimbulkan bunyi.
g. Media : Permainan Icik-icik
h. Langkah-langkah terapi bermain :
No Jenis Kegiatan Waktu Respon Peserta

1. Pembukaan 10 Orang tua anak


menit menjawab salam
a. Menyiapkan peserta dan ruangan
dan anak
b. Menyiapkan alat/media
memperhatikan
c. Salam pembuka
perawat
d. Memperkenalkan diri pada orang
tua dan peserta terapi bermain
2. Kegiatan inti terapi: 15 anak
menit memperhatikan
a. Menjelaskan pengertian bermain
perawat, mengikuti
suara, tujuan terapi bermain, cara
gerakan mainan
bermain, alat yang digunakan,
yang diberikan dan
waktu yang diperlukan untuk
si anak tampak
terapi bermain, memberikan
senang dengan
kesempatan bertanya sebelum
permainan yang
kegiatan dimulai.
diberikan dalam
b. Memulai kegiatan terapi bermain
terapi bermain serta
dengan memberikan contoh
menggerakkan
terlebih dahulu pada orang tua
peserta Icik-icik.
c. Memulai bermain dengan cara
menggerakkan Icik-icik sehingga
mengeluarkan suara.
d. Memberikan reward atas respon
yang diberikan dan
membangkitkan motifasi jika
anak belum bisa menggerakan
permainan dengan benar
3. Penutup terapi bermain: 5 menit Orang tua
menjawab salam
a. Menyimpulkan hasil terapi
penutup dan anak
bermain
tersenyum
b. Kontrak untuk pertemuan
saatperawat
selanjutnya
berpamitan.
c. Ucapan terimakasih atas
kerjasama selama terapi
bermain
d. Salam penutup

i. Evaluasi :
1) Kriteria
a) Anak dapat mengikuti proses terapi bermain menggerakan icik-icik
tanpa rewel.
b) Anak mampu mengeluarkan suara gembira bernada tinggi atau
memekik.
c) Anak dapat tersenyum ketika melihat permainan atau gambar yang
menarik.
d) Anak dapat menggenggam dan menggerakkan Icik-icik.
e) Anak dapat meraih benda yang ada dalam jangkauannya.
2) Prosedur
a) Secara Observasi: mengobservasi peserta yang cepat dan benar
mengikuti terapi bermain dan anak yang kurang aktif dalam terapi
bermain
b) - Memberikan rangsangan suara kepada anak apakah anak akan
mengikuti arah rangsangan tersebut.
- Apabila icik-icik didekatkan pada anak, apakah anak akan berusaha
untuk meraih dan menggerakan permainan tersebut.
- Apakah anak tersebut akan menggerakan permainan tersebut.
Lampiran materi

1. Pengertian bermain
Menurut Wong, 2009, bermain merupakan kegiatan anak-anak, yang
dilakukan berdasarkan keinginannya sendiri untuk mengatasi kesulitan,
stress dan tantangan yang ditemui serta berkomunikasi untuk mencapai
kepuasan dalam berhubungan dengan orang lain.

2. Karakteristik dan jenis permainan pada usia 0 - 12 bulan.


pada usia 0 – 1 tahun adalah menstimulasi perkembangan anak,
mengalihkan perhatian anak, mengalihkan nyeri dan ketidaknyamanan yang
dirasakan. Pemilihan mainan anak harus aman, bersih dan selalu dalam
pemantauan orang tua. Anak usia 0 – 1 tahun mengalami perkembangan
oral (mulutnya) dimana kepuasan ada dalam mulutnya, jadi anak cenderung
memainkan mulut dan suka memasukkan semua benda kedalam mulutnya.
Permainan permainan yang dapat dilakukan pada anak usia 0 -1 tahun
meliputi : Permainan kerincing, sentuhan , mengamati mainan, meraih
mainan, Bermain bunyi-bunyian, mencari mainan, menyusun donat warna
warni dan mengenal bagian tubuh

3. Pengertian bermain dengan menggunakan alat permainan yang dapat


digoyangkan dan menimbulkan suara.
Permainan ini menggunakan penglihatan dan pendengaran anak yang
berfungsi untuk mengalihkan perhatian anak serta melatih anak untuk
menemukan sumber bunyi yang berasal dari kerincing.

4. Tujuan bermain dengan menggunakan alat yang dapat menimbulkan suara.


Permainan ini bertujuan untuk melatih respon anak pada suara benda
yang digoyangkan serta mengajarkan pada anak benda-benda apa saja yang
dapat menghasilkan bunyi.
5. Alat – alat / media yang digunakan dalam bermain menggunakan alat
permainan yang dapat menimbulkan suara.
Pada permainan ini menggunakan alat musik mainan, baik yang ditiup
atau dipukul yang dapat mengeluarkan suara.

6. Cara bermain dengan menggunakan alat permainan yang dapat digoyangkan


dan menimbulkan suara.
Pelaksanaannya dengan menggoyangkan kerincing hingga anak
menoleh kearah bunyi kerincing, lalu geser kerincing kekiri dan kekanan,
jauh mendekat. Jika anak mencoba untuk meraih, kerincing boleh diberikan
ke anak untuk digenggam dan dimainkan
Lampiran 14

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : NUUR HAYYU LULA SAVITRI


Tempat tanggal lahir : Kuningan, 05 Juli 1999
Alamat : Dusun Kaler RT011/RW003 No.382 Desa Pasayangan
Kecamatan Lebakwangi, Kabupaten Kuningan
Hobi : Mendengarkan musik
Moto hidup : You are not alone! Innallaha ma’ana
Riwayat pendidikan :

1. SDN 1 Pasayangan (2004-2010)


2. SMPN 2 Lebakwangi (2010-2013)
3. SMAN 1 Ciawigebang (2013-2016)
4. Poltekkes Kemmenkes Tasikmalaya Wilayah Cirebon
Program Studi DIII Keperawatan Cirebon (2016-2019)
Riwayat Organisasi :

1. Pengurus inti OSIS SMPN 2 Lebakwangi (2010-2012)


2. Wakil Ketua OSIS SMPN 2 Lebakwangi (2012-2013)
3. Bendahara Pelajar Keamanan Sekolah SMPN 2
Lebakwangi (2011-2013)
4. Bendahara OSIS SMAN 1 Ciawigebang (2014-2015)
5. Bendahara Karangtaruna Desa Pasayangan (2016-2017)
6. Bendahara II HIMA Prodi DIII Keperawatan Cirebon
(2016-2017)

Anda mungkin juga menyukai