Anda di halaman 1dari 17

Bismillah 

PBL 1 “ANEMIA DEFISIENSI BESI”

Kasus:
Seorang perempuan usia 35 tahun datang dengan keluhan badan lelah seperti tak bertenaga, pucat, dan
sering pusing sejak beberapa bulan yang lalu. Saat ini penderita sedang hamil 24 minggu anak ke-4, sedangkan
anak ke-3 berusia 1,5 tahun. Sejak awal kehamilan ke-4 penderita belum pernah periksa ke dokter kandungan
dan tidak pernah minum vitamin. Akhir-akhir ini penderita merasa selalu ingin makan atau mengunyah es. Selain
itu penderita tidak memiliki keluhan lainnnya. Riwayat penyakit dahulu dan keluarga tidak ada. Penderita tdk
mengkonsumsi alhkohol & rokok. Hasil pemeriksaan fisik menunjukan konjungtiva palpebra pucat, kuku jari
kedua tangan tampak seperti sendok dan rapuh, denyut nadi meningkat.
Pada hasil pemeriksaan penunjang diperoleh Hb 7,1 gr/dL (normalnya 12 – 16 gr/dl), leukosit 5.400 sel/mm3
(normalnya 4.000-11.000 sel/mm3), hitung jenis leukosit dalam batas normal, eritrosit 1,5jt/ mikroL (normalnya 4-
5jt/mikroL), trombosit 350.000 sel/mm3(normalnya 200.000-400.000 sel/mm3), Ht 23% (normal 37-43%), MCV 74
fl (85-95 fl), MCH 23 pg (27-32 pg), MCHC 28% (32-38%). Pemeriksaan feses tidak dijumpai telur sedangkan tes
darah sama pad feses menunjukan hasil negatif.

Learning Objectives (Tutor):


 Identifikasi masalah hematologi berdasarkan hasil anamnesis, PF, dan pemeriksaan penunjang.
 Proses pembentukan eritrosit, Hb, serta peran penting keduanya pada proses anemia.
 Jenis-jenis anemia dan gambaran morfologi eritrosit.
 Definisi, etiologi, faktor risiko, manifestasi klinis, pathogenesis, patofisiologi penyakit anemia defisiensi
besi pada kehamilan.
 Hasil pemeriksaan penunjang anemia defisiensi besi pada kehamilan serta proses yang mendasarinya
 Terapi obat dan non obat untuk anemia defisiensi besi pada kehamilan

Learning Objective +++:


 Komposisi dan fungsi darah
 Kelainan eritrosit
 Perubahan hematologis pada saat kehamilan (fisiologis)
 Hubungan kehamilan dengan anemia defisiensi besi
 Algoritma klasifikasi anemia
 Mikroorganisme Penyebab Anemia
 Apakah yang dapat menyebabkan tidak bertenaga, pucat, sering pusing, badan lelah, konjungtiva palpebra
pucat, kuku jari kedua tangan spti sendok dan rapuh, denyut nadi meningkat dengan hubungannya pada
kasus di atas? Jelaskan patofisiologinya.

Sumber: PBL (dr. Tisna, dr.Mimil, dan dr. Galuh)

2016 –Semangat SOCA, Phalanges. Jangan lupa Doa, Usaha, Ikhtiar, dan Tawakal  1
Brainstorming

 Identifikasi masalah hematologi berdasarkan hasil anamnesis, PF, dan pemeriksaan penunjang.
Anamnesis PF PP
 Pasien hamil 24  Conjungtiva  Hb = 7,1gr/dL
minggu, anak ke-4 palpebra pucat  Eritrosit = 1,5 jt
 Sering merasa lelah  Kuku tampak /mikroliter
 Pusing seperti sendok  Ht = 23%
 Selalu ingin makan dan rapuh  MCH= 23 pg
atau mengunyah es  TD meningkat  MCV = 74 fL
 Saat kehamilan tidak  MCHC = 28%
pernah Penurunan pada Hb, eritrosit,
mengkonsumsi Ht, MCV, MCH, MCHC.
vitamin  Eritrosit mikrositik
hipokromik
 Peningkatan ringan
retikulosit
 Hasil pemeriksaan
serum
 Fe = 25mikrogram/dl
(normal 50 – 150)
 Feritin = 15 g/L (normal
30 g/L)
Penurunan pada Fe dan
feritin

 Komposisi dan fungsi darah


1. Komposisi darah
a. Plasma (46-63%)
1) 92% Air  sbg medium transporter.

2) 7% protein plasma (u/ mengangkut bahan-bahan di darah). Di sintesis dihati kecuali globulin
alfa (o/ limfosit B)
a. Albumin [paling banyak, 60%]
Mengangukut bilirubin, empedu, penisilin; u/ mempertahankan volume darah (dengan
menjaga tek. osmotik koloid dan keseimbangan pH);
b. Globulin (35%)
1) Globulin alfa
Berperan dalam pembentukan antibodi (imunoglobulin)
2016 –Semangat SOCA, Phalanges. Jangan lupa Doa, Usaha, Ikhtiar, dan Tawakal  2
2) Beta, Gamma
c. Fibrinogen
Untuk pembekuan darah (clotting)

3) Other Solutes
 Nutrient Organic (Glukosa, lipid, asam amino)
 Elektrolit (Na+, K+, Ca2+, Mg2+, Cl-, HCO3-, HPO4-, SO42-
 Zat sisa (Urea, asam urat, kreatinin, bilirubin, ammonium)

b. Seluler (37-54%)
1) Eritrosit [99% paling banyak]
2) Trombosit
Fx  Hemostasis atau pembekuan darah
3) Leukosit (bentuknya sel yg punya inti)
Diproduksi oleh sumsum tulang dan jaringan limfoid. N ; 7000/m kubik
Jenis
 Granulosit PMN (polimorfonuklear)
a. Neutrofil (u/ fagosit & penanda infeksi bakteri)
b. Eosinofil (u/ reaksi alergi dan cacing)
c. Basofil (u/ mengeluarkan histamin saat hipersensitivitas; heparin  sbg pembersih
lemak dan mencegah pembekuan)

 Agranulosit mononuklear
d. Monosit (u/ menjadi makrofag)
e. Limfosit
Sebagai pertahanan imun spesifik
1) limfosit B (u/ antibodi  globulin gamma)
2) limfosit T (u/ respon imun seluler)

2. Fungsi Darah
a. Menstabilisasi suhu tubuh  membawa kelebihan panas ke permukaan tubuh utk dieliminasi
b. Pertahanan thdp toksin dan patogen
c. Regulasi komposisi ion pd cairan intertisial  regulasi pH
d. Transport nutrien, hormon utk metabolisme dalam tubuh
e. Menurunkan kehilangan cairan saat cedera dgn cara clotting
f. Proses respirasi  mengedarkan O2 dan CO2
g. Mengatur keseimbangan air dan plasma

 Proses pembentukan eritrosit, Hb, serta peran penting keduanya pada proses anemia.
a. Struktur Eritrosit
 Satu cakram bikonkaf  u/ memperluas difusi
 Tidak memiliki inti & mitokondria
2016 –Semangat SOCA, Phalanges. Jangan lupa Doa, Usaha, Ikhtiar, dan Tawakal  3
 Diameter 8 mikrometer (normositik)
 Central pallor (normalnya 1/3 dari selnya [8 mikrometer]  normokromik
 Warna sitoplasmanya keunguan
 Tebal yang pinggir 2 mikrometer
 Masa hidupnya 120 hari
 Lunak dan lentur
 Permukaan terdapat stroma yg mengandung antigen A, B, dan faktor Rh (yg menentukan gol darah
seseorang)
 Nilai Normal Eritrosit
Perempuan  4,2 juta – 5,5 juta / mm3
Laki-laki  4,5 juta - 6,3 juta / mm3
 Mempunyai Enzim:
1) Glikolitik (energi transport aktif),
HMP shunt  sumber utama u/ terreduksinya NADPH (u/ mempertahankan membran protein
dari kerusakan).
2) Karbonat anhidrase (u/ mengubah membawa CO2 (fungsi Hb nomer 2)

b. Metabolisme Eritrosit
 Glikolisis  ATP, menyediakan energi utk transportasi aktif dari kation
 Embden mayer hoff pathway : 90-95%, katabolisme glukosa  asam laktat
Untuk menghasilkan NADH. NADH diperlukan untuk mereduksi methemoglobin, dengan bantuan
enzim methemoglobin reduktase.
Untuk menghasilkan 2 ATP

c. Hb
 Di dalam eritrosit ada molekul Hb,  2 pasang rantai polipeptida (globin), 4 heme, di dalam
masing masing berikatan dengan Fe (lihat gambar), jd memungkinkan pertukaran gas yg sesuai.
Fungsi Hb:
1) Mengangkut sebagian besar O2
2) Mengangkut sebagian kecil fraksi CO2 (dalam bentuk karboksil hemoglobin)
3) Mempertahankan pH normal
Hb akan berikatanb dgn H+ dan HCO3-
4) Hb berikatan dgn NO (vasodilator) u/ mempertahankan tek. Darah
5) Hb berikatan dengan CO (abnormal)

2016 –Semangat SOCA, Phalanges. Jangan lupa Doa, Usaha, Ikhtiar, dan Tawakal  4
Nilai Normal Hb
Laki-laki  14-18 gr/dl
Perempuan  12-16 gr/dl

d. Pembentukan Eritrosit
 Eritropoiesis terjadi pada:
Saat janin (usia 0-2 bulan) Yolk sac
2- 7 bulan Hati dan limpa
5-9 bulan Sumsum tulang
Bayi - <20 tahun Semua sumsum tulang
Dewasa Vertebrae, tulang iga, sternum, tulang
tengkorang, sakrum dan pelvis, ujung
proximal os femur

Karena sumsum tulangnya tertutup lemak

 Fase
1. Fase pembelahan
Ukuran eritroblas lebih besar dari eritrosit
2. Fase pematangan
3. Fase pembebasan
Ketika eritrosit matang sudah keluar dan memasuki pembuluh darah

2016 –Semangat SOCA, Phalanges. Jangan lupa Doa, Usaha, Ikhtiar, dan Tawakal  5
 Bahan-bahan yang diperlukan
1. As amino untuk sintesis Globin
2. Zat besi untuk sintesis Hemin
3. Vit B12 dan asam folat untuk sintesis asam nukleat  DNA
4. Vit C untuk metabolisme folat
5. Mineral  Cu, Co
6. Growth factor
- Eritropoietin (EPO) yg dihasilkan oleh ginjal  90%, hati  10%
- EPO dikeluarkan karena
 Kekurangan O2
 Kekurangan Hb

Kebutuhan O2

Meningkatkan kapasitas pengangukatn O2

Ginjal sekresi EPO

EPO jd banyak di sumsum tulang

Produksi sel darah merah meningkat

Oksigenisasi jaringan terpenuhi

Ginjal menurunkan sekresi EPO

 Regulasi Eritrosit dan Hb

2016 –Semangat SOCA, Phalanges. Jangan lupa Doa, Usaha, Ikhtiar, dan Tawakal  6
 Kelainan eritrosit
1 Kelainan ukuran  disebut anisositosis
2 Kelainan bentuk  disebut poikilositosis:
3 Kelainan warna :
a. Hipokromasi : sentral palor melebar(CP > 1/3 sel)
b. Hiperkromasi : sentral palor menyempit (CP < 1/3 sel)

Gambar kelainan eritrosit

Kelainan ukuran/anisositosis Kelainan bentuk sel/ poikilositosis

Hiperkromasi Hipokromasi, Anulosit

Sel target Tear drop

Sel Burr Fragmentosit

2016 –Semangat SOCA, Phalanges. Jangan lupa Doa, Usaha, Ikhtiar, dan Tawakal  7
. Schistosit Akantosit

Sel pensil Sferosit

Sel sabit Stomatosit

 Jenis-jenis anemia dan gambaran morfologi eritrosit.


1. Anemia
 Berkurangnya jumlah eritrosit.
 Anemia berdasarkan Morfologi Eritrosit
- Anemia mikrositik hipokromik MCV, MCH, MCHC turun
Contoh  Anemia defisiensi besi, sideroblastik, thalasemia, Hemoglobinopati.

- Anemia normositik normokromik  MCV, MCH, MCHC normal

2016 –Semangat SOCA, Phalanges. Jangan lupa Doa, Usaha, Ikhtiar, dan Tawakal  8
Contoh anemia hemolitik, anemia perdarahan, anemia aplastik, anemia karena penyakit
ginjal kronik.

- Anemia makrositik hiperkromik  MCV, MCH, MCHC naik  anemia defisiensi as. Folat,
anemia defisiensi B12, anemia hemolitik, penyakit hati, karena peningkatan konsumsi alkohol,
hipotiroid.
a. Megaloblastik  pada penyakit yg menyerang lambung, infeksi ccg pita dari ikan
b. Nonmegaloblastik  anemia hemolitik, penyakit hati.
 Anemia berdasarkan berdasarkan etiopatogenesis
a. Anemia karena ggn. pembentukan eritrosit dlm sumsum tulang
1) Karena kekurangan bahan esensial pembentuk eritrosit
b. Anemia defisiensi besi
Gejala: rambut rapuh, Kukunya tipis, mudah patah, bebentuk sendok (koilonikia), atrofi
papil lidah, pucat licin, stromatitis angulasi pecah pecah, berwarna merah, nyeri
c. Kerusakan sumsum tulang
d. Anemia megaloblastik
Etiologi: defisiensi B12 dan as folat; cacing pita dipilobotrium latum. Terjadi pada orang yg
sudah tua, pecandu alkohol, wanita hamil, menyusui.
e. Anemia aplastik
Etiologi: karena kongenital, idiopatik, sekunder (virus)
Gejala: lelah, lemah, nafas pendek saat latihan fisik, adanya defisiensi trombosit (ptekie,
epistaksis, ggn saluran cerna kemih dan ssp) dan leukosit (meningkatnya sel darah putih)
f. Anemia myeloplastik
g. Anemia akibat hemoragik
1) Anemia pasca perdarahan akut
2) Anemia akibat perdarahan kronik
h. Anemia hemolitik
1) Anemia hemolitik intracorpuskuler
2) Anemia hemolitik ekstra korpuskuler
3) Sferositosis herediter
4) Anemia sel sabit
 Karena bentuk sel darah merahnya berbentuk sabit
 Disebabkan o/ ggn. Genetik resesif autosomal, individu yg memiliki hemoglobin
sabit (Hbs)
5) Thalasemia
6) Defisiensi glucose – 6 – phospate dehydrogenase (G6PD)
7) Malaria

 Perubahan hematologis pada saat kehamilan (fisiologis)


1) Anemia fisiologis
 Penurunan konsentrasi Hb selama proses kehamilan yg normal
 Terjadi peningkatan vol plasma darah (besarnya 45% atau 1250 ml)
 Terjadi peningkatan 25% massa sel darah merah

2016 –Semangat SOCA, Phalanges. Jangan lupa Doa, Usaha, Ikhtiar, dan Tawakal  9
 Kedua hal ini nantinya dapat menyebabkan konsentrasi Hb turun
2) Peningkatan kebutuhan eritropoiesis
 Terjadi peningkatan kebutuhan as folat (dibutuhkan untuk mencegah kelainan pada neural
tube)
 Diperlukan sekitar 600mg besi untuk meingkatkan massa sel darah merah dan 300mg untuk
janin
3) Trombositopenia
 Hitng trombositnya turun 10%
 Dibagi menjadi 4
 i. Trombositopenia insidental pada kehamilan
 ii. Trombositopenia apda ggn hipertensi (bersifat sekunder)
 ii. Purpura trombositopenia idiopatik (karena autoimun)
4) koagulasi
 peningkatan faktor koaguulasi
 penurunan fibrinolisis

 Algoritma klasifikasi anemia


- 5L (lemah letih lesu lelah lalai)
- Retikulosit = peningkatan ringan (pada kasus)
- Dilihat morfologi eritrositnya
- Di hitung Hb nya
Laki laki <13 (Normal: 14 – 18 gr/dl)
Perempuan <12 (Normal: 12 – 16 gr/dl)

 Mikroorganisme Penyebab Anemia


- Virussumsum tulanganemia aplastik (HIV, sitomegalovirus, Parvovirus B19)
- BakteriHelicobacter pylori
- Cacing tambangAnchylostoma dudenale  Anemia Def. Besi
- Plasmodium sp.  Memecah eritrosit

 Definisi, etiologi, faktor risiko, pathogenesis, patofisiologi penyakit anemia defisiensi besi pada
kehamilan.
a. Definisi
 Keadaan di mana kadar eritrosit dan atau Hb tidak memenuhi fungsinya untuk mengedarkan O2
dari tubuh
 Penurunan kadar eritrosit akibat kadar besi yang terlalu sedikit.
b. Etiologi
 Kekurangan asupan zat besi
Kurang jumlah besi total
Kurang kualitas besi (bioavailabilitas rendah)
 Kebutuhan zat besi meningkat
Ibu hamil, pertumbuhan, laktasi, prematuritas
 Hemoragik kronis
2016 –Semangat SOCA, Phalanges. Jangan lupa Doa, Usaha, Ikhtiar, dan Tawakal  10
saluran cerna  ulkus peptik, penggunaan NSAID, Ca lambung, hemoroid
saluran genitalia wanita saat menoragia
saluran kemih hematuria
saluran napas  hemoptisis
 Malabsorbsi besi menurunkan absorpsi zat besi
 Gastrectomy
 Konsumsi bersama folat (ex sayuran), tanin  teh dan kopi, polifenol  coklat, kalsium  susu
dan produk susu.
 Hemosiderinuria
 Hemoglobinuria
 Hemosiderosis pulmoner
 Peningkatan kehiangan zat besi
Wanita saat haid
 Infeksi cacing tambang

c. Tanda dan gejala (Anemia Defisiensi Besi)


1. Gejala
 Badan lelah seperti tidak bertenaga
 Pucat
 Sering pusing
 5L
 Berkunang kunang
 Mual / muntah

2. Tanda
 Stomatis angularis
 adanya kerapuhan dan bengkak akibat inflamasi di sudut mulut
 Kuku rapuh / kuku sendok (koilonikia)
karena pertumbuhan lambat dari lapisan kuku
 Glositis tidak nyeri
 Disfagia
nyeri telan akibat terbentuknya jaringan mukosa di antara faring dan esofagus
 Keinginan makan yang tidak biasa (pica)  tdk terkontrol
Pagofagia = es
Tepung = amilofagia
Tanah liat = geofagia
Tepung dan tanah liat meningkatkan penurunan Fe
 Atrofi papil lidah
akibat papil tidak teroksigenisasi dgn baik

Tanda yang tertera pada kasus


i. Konjungtiva palpebrae pucat
ii. Kuku jari kedua tangan tampak seperti sendok dan rapuh
2016 –Semangat SOCA, Phalanges. Jangan lupa Doa, Usaha, Ikhtiar, dan Tawakal  11
iii. Denyut nadi meningkat

d. Faktor risiko
1. Pada bayi
 Karena defisiensi besi pada ibunya
 Ibu dengan riwayat dm
 Asupan besi yang kurang
2. Remaja dan anak anak
 Kekurangan asupan makanan (zat besi)
 Penyerapan besi yg tdk optimal (gastrectomy)
 Malabsorbsi
 Menstruasi
3. Etnis
 Orang afrika lebih rendah Hb nya daripada kulit putih
4. Gaya hidup
 Perokok
 Alkohol
 Tidak sarapan
5. Sosial ekonomi yg rendah
 Kekurangan gizi
6. Pada kasus (ibu hamil)
 Paritas lebih tinggi  lebih berisiko
 Kasus : hamil anak ke-4
 Jarak kehamilan  normalnya >2 tahun sebab secara fungsional belom siap untuk hamil lagi
karena waktu untuk pemulihannya lebih singkat
 Pada kasus 1,5 tahun
 Umur ibu hamil  <20 dan >35 tahun lebih berisiko
 Ibu hamil lebih rentan terkena infeksi

 Hubungan kehamilan dengan anemia defisiensi besi


 Ketika hamil terjadi peningkatan kebutuhan darah agar bisa masuk dalam sawar darah placenta 
Penyumbang volume besar  EPO terstimulasi  EPO menghasilkan eritrosit tanpa Hb  anemia def.
Besi
 Trimester terakhir sblm bayi lahir  zat besi tertumpuk untuk proses perkembangan janin  Fe
maternal disedot terus  anemia def. Besi

e. Patogenesis (dilengkapin dari IPD FK UI)


Etiologi

Kehilangan zat besi dlm darah

Zat besi turun

2016 –Semangat SOCA, Phalanges. Jangan lupa Doa, Usaha, Ikhtiar, dan Tawakal  12
Cadangan besi menurun
Iron depleted state (ditandai dengan penurunan feritin serum,
peningkatan absorbsi besi dalam usus)

Kekurangan besi berlanjut

Cadangan besi kosong sama sekali


Iron deficient
Penyediaan besi untuk eritropoiesis (bentuk eritrosit) terganggu eritopoiesis
(ditandai dgn saturasi transferin menurun,
TIBC meningkat)

Jumlah besi menurun terus

Eritropoiesis semakin terganggu


Iron deficiency
anemia
Kadar Hb mulai menurun karena sintesisnya terhambat

Anemia mikrositik hipokromik

Klasifikasi derajat defisiensi besi : (IPD FK UI jilid II)


1. Iron depleted state  feritin serum/cadangan besi menurun tetapi penyediaan besi untuk
eritropoiesis belum terganggu.
2. Iron deficient eritopoiesis  cadangan besi kosong, penyediaan besi untuk eritropiesis terganggu,
tetapi belum tampak anemia secara laboratorik
3. Iron deficiency anemia  cadangan besi kosong dan sudah ada gejala anemia defisiensi besi. Ggn di
metab besinya berikatan sama transferin

Gangguan Eritropoiesis ADB  di tahap polikromatik eritroblas


karena terjadi gangguan sintesis Hb.

2016 –Semangat SOCA, Phalanges. Jangan lupa Doa, Usaha, Ikhtiar, dan Tawakal  13
 Apakah yang dapat menyebabkan tidak bertenaga, pucat, sering pusing, badan lelah, konjungtiva
palpebra pucat, kuku jari kedua tangan spti sendok dan rapuh, denyut nadi meningkat dengan
hubungannya pada kasus di atas? Jelaskan patofisiologinya.

 Hasil pemeriksaan penunjang anemia defisiensi besi pada kehamilan serta proses yang mendasarinya
a. MCV (Mean Corpuscular Volume)  menentukan ukuran  mikrositik
Untuk menunjukan vol. rata rata eritrosit
Nilai normal = 77 - 93 fL
MCV = HT x 10 (fL)
Eritrosit (juta)

b. MCH (Mean Corpuscular Hemoglobin)  menentukan warna  hipokromik


Untuk meunjukan berat rata rata Hb
Nilai normal = 27 – 32 pg
MCH = hb x 10 pg
Eri (juta)

c. MCHC (Mean Corpuscular Hemoglobin concentration)


Untuk menunjukan konsentrasi rata rata Hb per unit vol eritrosit
Rasio berat Hb thd vol eritrosit
Nilai normal = 31 – 35 %

2016 –Semangat SOCA, Phalanges. Jangan lupa Doa, Usaha, Ikhtiar, dan Tawakal  14
MCHC = Hb x 100 %

Ht

- penurunan MCV, MCH, MCHC  anemia mikrositik hipokromik  Contoh: Anemia Def Besi

 TIBC (Total Iron Binding Capacity)


 Kemampuan tubuh untuk mengikat besi atau jumlah besi yang dapat berikatan dengan
transferin
Normal = 300-360 mg/dL

 Serum Iron
 Jumlah besi dalam peredaran darah
Normal = 50 – 150 mg/dL

 Serum Ferritin
 Cadangan besi yang disimpan dalam sel
Normal =
Laki-laki : 100 g/L
Wanita : 30 g/L

 Saturasi transferin
 Kejenuhan transferin
Normal = 20-50%

 Retikulosit
 Merupakan SDM yg baru saja dikeluarkan oleh sumsum tulang ke peredaran darah. Jumlah
normal hanya sedikit. Akan tetapi, jumlahnya bisa meningkat apabila terjadi perdarahan atau
apabila SDM mengalami hemolisis SDM secara cepat

 Terapi obat dan non obat untuk anemia defisiensi besi pada kehamilan
MEDIKAMENTOSA
1. Terapi Besi Oral
 Ferosulfat  Harus sesudah makan, karena obatnya mengiritasi lambung.
ESO  mual
Untuk mengurangi ESO, pake dosis rendah dulu
Dosis : 3 x 200 mg
 Vit. C  u/ meningkatan absorbsi besi
3 x 100 mg / hari

2. Terapi Besi Parenteral


Indikasi :
- Intoleran terhadap pemberian besi oral
2016 –Semangat SOCA, Phalanges. Jangan lupa Doa, Usaha, Ikhtiar, dan Tawakal  15
- Kepatuhan thd obat rendah
- Gangguan pencernaan (ex. Kolitis ulseratif) yg akan kambuh jika diberi besi
- Penyerapan besi terganggu (ex. Gastrektomi)
- Jika kehilangan banyak darah dan tdk cukup utk dikompensasi dgn besi oral
- Kebutuhan besi yg besar dlm wkt pendek (ex. Kehamilan trisemester 3 / sblm OP)
Absorpsi : IV dan IM
ESO : rx anafilaksis, rasa nyeri, warna kulit hitam, sakit kepala, mual, muntah
Contoh : Iron dextran complex, Iron sorbitol citric acid complex, iron ferric gluconate, iron
sucrose.

3. Pemberian transfusi darah apabila dibutuhkan (Misal Hb: 4)

NON - MEDIKAMENTOSA

 Diet tinggi zat besi  Protein hewani, Daging, Bayam


 Edukasi
 Penyuluhan gizi  mendorong utk konsumsi makanan yg membantu absorpsi besi
 Kesehatan lingkungan ex pemakaian jamban, pemakaian alas kaki  mencegah cacing
tambang
 Suplementasi besi  pemberian besi profilaksis pada penduduk yg rentan (ibu hamil dan anak
balita) dgn pil besi
 Fortifikasi bahan makanan dengan besi mencampurkan besi pada bahan makanan
(mencampur besi dengan tepung untuk roti atau bubuk susu)
 Pemberantasan infeksi cacing dgn pengobatan masal antihelmentik dan perbaikan sanitasi
 Dianjurkan tidak minum teh dan kopi  Mengandung tanin yang dapat menghambat absorpsi
besi
Tambahan:

1. Anemia mikrositik hipokromik


o Anemia def besi
o Anemia sideroblastik
o Anemia penyakit kronik
o Thalasemia

2. Anemia normositik normokromik


- Anemia aplastic
- Anemia gagal ginjal kronik
- Anemia perdarahan
- Anemia hemolitik

3. Anemia makrositik hiperkromik


- Anemia megaloblastik
- Anemia non megaloblastik

2016 –Semangat SOCA, Phalanges. Jangan lupa Doa, Usaha, Ikhtiar, dan Tawakal  16
2016 –Semangat SOCA, Phalanges. Jangan lupa Doa, Usaha, Ikhtiar, dan Tawakal  17

Anda mungkin juga menyukai