Praktikum PIK (Sem 4
Praktikum PIK (Sem 4
Setelah Di Oven :
No Reaksi Kadar Air Hasil Fisik
1 100 gr pulp + 100 gr lem 2,43 % Menjadi berwarna putih
sagu setelah dioven.
2 100 gr pulp+ 100 gr lem 2,43 % Berwarna sedikit
fox kecokelatan
3 100 gr pulp + 50 gr lem 1,30 % Berwarna sedikit
fox + 50 gr lem sagu kecokelatan
4 100 gr pulp + 25 gr lem 1,53 % Lebih putih setelah dioven
sagu + 75 gr lem fox
VIII. Kesimpulan :
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa kehalusan tekstur
saat pnghancuran kertas Koran dan kertas bekas sangat diperlukan dalam
terbentuknya ketebalan kertas, dan tekstur kertas sangat bergantung pada
ketebalan kertas.Pada saat pencampuran kertas yang telah diblender dengan lem
sangat pempengaruhi hasil dari percobaan, semangkin banyak lem yang di
gunakan maka semangkin bagus hasil yang didapatkan.
A) Lampiran Perhitungan
Berat Sampel awal−Berat sampel akhir
% Air = x 100 %
Berat Sampel Akhir
Sampel 1 : Sampel 3 :
2 gr−1,89 gr 2 gr−1,91 gr
= x 100 % = x 100 %
1.89 gr 1,91 gr
0,09 gr
= 0,0582 x 100 % = 1,91 gr x 100 %
= 5, 82 % = 0,0471 x 100 %
Sampel 2 : = 4,71 %
2 gr−1,99 gr
= x 100 % Sampel 4 :
1,99 gr
0,01 2 gr−1,94 gr
= 1,99 𝑔𝑟 x 100 % = x 100%
1,94 gr
0,06 gr
= 0,00502 x 100 % = 1,94 gr x 100%
= 0,502 % = 3,09 %
Sampel 5 :
2 gr−1,87 gr
= x 100%
1,87 gr
0,13 gr
= x 100%
1,87 gr
= 0,0695bx 100%
= 6,95 %
B) Lampiran Gambar Alat
Ember Screen
Serbet Blender
V. Prosedur Percobaan :
1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2. Menimbang 0,2 gr methyl blue
3. Membuat larutan I, melarutkan methyl blue 0,2 gr kedalam 2 ml air,dan
mengaduk hingga homogen
4. Selanjutnya, membuat larutan II memasukan gliserin 10 ml ke dalam
beacker glass yang telah berisi 10 ml etanol.
5. Kemudian mencampurkan larutan. II kedalam larutan I, sambil mengaduk
hingga homogen. Dan selesai sudah proses pembuatan tinta stempel.
VI. Data Hasil Percobaan :
Secara fisik
Sample Larutan I Larutan II
1 0,2 methyl blue + 2 ml aquadest 5 ml etanol + 5 ml gliserin (1 : 1)
2 0,2 methyl blue + 2 ml aquadest 2 ml etanol + 8 ml gliserin (1 : 4)
3 0,2 methyl blue + 2 ml aquadest 4 ml etanol + 6 ml gliserin (2 : 3)
4 0,2 methyl blue + 2 ml aquadest 6 ml etanol + 4 ml gliserin (3 : 2)
5 0,2 methyl blue + 2 ml aquadest 8 ml etanol + 2 ml gliserin (4 : 1)
Secara Kromatografi
Percobaan Cara Kerja Hasil
1 Ambil setetes sampel 1,2 dan 3 lalu *Sampel 1 naik 2 cm
teteskan masing-masing ke kertas saring *Sampel 2 naik 4 cm
dan celupkan ke pelarut aquadest *Sampel 3 naik 5 cm
2 Ambil Setetes Sampel 1,2 dan 3 lalu *Sampel 1 Tidak naik
teteskan masing-masing ke kertas saring *Sampel 2 Tidak naik
dan celupkan ke pelarut kloroform *Sampel 3 naik 1 cm
3 Ambil Setetes Sampel 1,2 dan 3 lalu *Sampel 1 naik 3 cm
teteskan masing-masing ke kertas sarimg *Sampel 2 naik 2 cm
dan celupkan ke pelarut alkohol *Sampel 3 naik 1 cm
4 Ambil Setetes Sampel 4 dan 5 lalu teteskan *Sampel 4 naik 1 cm
ke masing-masing kertas saring dan *Sampel 5 naik 2 cm
celupkan ke pelarut aquadest
5 Ambil Setetes Sampel 4 dan 5 lalu teteskan *Sampel 4 Tidak naik
ke masing-masing kertas saring dan *Sampel 5 Tidak naik
celupkan ke pelarut kloroform
6 Ambil Setetes Sampel 4 dan 5 lalu teteskan *Sampel 4 Tidak naik
ke masing- masing kertas saring dan *Sampel 5 Tidak naik
celupkan ke pelarut alkohol
VIII. Kesimpulan :
Dari percobaan dapat disimpulkan bahwa pencampuran antara larutan I dan
II berhasil membentuk tinta dengan warna biru dongker dan tinta tidak berbau,
larutan juga tercampur sempurna (Homogen). Pada saat uji coba pada kertas
tinta cepat mongering dengan waktu 0,2 detik.
Untuk mendapatkan tinta yang berkualitas baik, sebaiknya penambahan
atau pemakain air suling tidak terlalu banyak. Karena semakin banyak air yang
dipakai maka akan semakin lama tinta tersebut mongering.
Lampiran
A) Lampiran Perhitungan
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑡𝑒𝑟𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡
Konsentrasi (%) = x 100%
𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑝𝑒𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡
0,2 𝑔𝑟
= x 100%
12 𝑚𝑙
= 0,0167 g/ml x 100 %
= 1,67
𝑛
Konsentrasi (M) =
𝑣
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎𝑡𝑒𝑟𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡
(𝑀𝑟 𝑚𝑒𝑡ℎ𝑦𝑙 𝑏𝑙𝑢𝑒
=
𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑝𝑒𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡
0,2 𝑔𝑟
3,19,85 𝑔𝑟/𝑚𝑜𝑙
=
0,012 𝑙
0,000625 𝑚𝑜𝑙
=
0,812 𝑙
= 0,05 M
B) Lampiran Gambar Alat
Spatula Timbangan
V. Prosedur Percobaan :
a. Pembuatan Roti
1. Mencampurkan tepung terigu, gula pasir, ragi roti, susu bubuk, garam dan
diaduk rata.
2. Menambahakan telur dan air, diaduk rata dan diuleni, memasukkan
margarine dan diuleni hingga kalis dan lembut.
3. Mencampurkan tepung terigu, gula pasir, ragi roti, susu bubuk, garam dan
diaduk rata.
4. Membentuk adonan yang telah kalis tersebut dangan kreativitas masing-
masing.
5. Menambahkan isi cokelat didalamnya bila ingin diberi isian.
6. Menunggu adonan mengembang ± 20 menit
7. Menyiapkan alat-alat penggorengan, kemudian memanaskan minyak
goreng yang akan digunakan untuk menggoreng adonan roti.
8. Menggoreng adonan roti yang telah mengembang.
Identifikasi Keterangan
Adonan Roti Kalis, lembut, mudah dibentuk
Tekstur Roti - Bagian luar lembut
- Bagian dalam padat
Warna Roti Putih
Rasa Roti Manis
Bentuk Roti Mengembang
A. Lampiran Perhitungan
--
B. Lampiran Gambar Alat
Tisu Plastik
Pembuatan Roti
I. Judul Percobaan :Pembuatan Roti
II. Tujuan Percobaan : Untuk mengetahui jamur yang tumbuh pada roti.
III. Dasar Teori :
Bentuk jamur mirip dengan tumbuhan, tetapi tidak memiliki daun dan akar
yang sejati, dan juga tidak memiliki klorofil sehingga dia tidak dapat melakukan
fotosintesis oleh karena itu, jamur diklasifikasikan tersendiri karena tidak dapat
digolongkan dalam tumbuhan ataupun hewan.
Pada umumnya jamur mempunyai sel banyak (multiseluler) misalnya
jamur merang dan tempe, tetapi ada juga yang bersel tunggal (uniseluler) seperti
ragi atau yeast / saccharomyces. Jamur multiseluler tersusun atas benang-benang
yang disebut hifa.
Jalinan atau kumpulan hifa akan membentuk suatu miselium dan miselium
yang tumbuh menyebar diatas substrat dan berfungsi sebagai penyerap makanan
dari lingkungan. Makanan yang diserap jamur adalah makanan yang masih
berbentuk senyawa-senyawa kompleks akan diuraikan terlebih dahulu diluar sel
jamur, yaitu dengan menghasilkan enzim-enzim hidrolitik ekstraseluler.
Makanan jamur bisa berasal dari sumber-sumber seperti tanah subur, produk
makanan buatan pabrik, tumbuhan dan hewan. Jamur memiliki haustorium yaitu
suatu hifa yang khusus digunakan untuk menyerap sari-sari makanan tempat
jamur tesebut hidup.
Jenis-jenis jamur yang dapat tumbuh pada roti :
a. Penicilium
b. Zygomycota
c. Aspegillus
V. Prosedur Percobaan :
1. Menyiapkan alat dan bahan
2. Menempatkan roti yang sudah disimpan selama seminggu di kaca preparat.
3. Mengamati roti tersebut pada mikroskop.
A) Lampiran Perhitungan
--
B) Lampiran Gambar Alat
O O
O O
Jika minyak dan lemak dipanaskan dengan H2O pada tekanan 10 atm dan
temperature 180oC maka akan mengalami hidrolisa, terurai menjadi glyserol
dan asam-asam lemak. Glyserol larut dalam air dan asam lemak mengapung
diatas air.
Minyak yang mengandung asam-asam yang tidak jenuh dengan bantuan
katalis serbuk nikel dapat mengatasi hydrogen, sehingga menjadi lemak
pedat. Proses ini digunakan untuk membuat mentega atau margarine tiruan.
Margarine jauh lebih murah dari mentega, sehingga margarine dipakai untuk
menggantikan mentega.
Margarine dapat dibuat dari lemak nabati maupun lemak hewani, yakni
salah satunya diproduksi dari lemak beef yang disebut oleo-margarine.
Margarine sedikitnya mengandung 80% lemak dari total beratnya. Sisanya
(kurang lebih 17-18%) terdiri dari turunan susu skim, air atau protein kedelai
cair. Dan sisanya (1-3%) merupakan garam, yang ditambahkan sebagai flavor.
V. Prosedur Percobaan :
1. Memasukkan 6,5 gram asam stearat kedalam 20 gram minyak kelapa dan
dipanaskan pada suhu 100oC sampai stearatnya mencair, kemudian
didinginkan dalam air pendingin sampai terjadi serpihan halus.
2. Melarutkan susu bubuk dalam air, lalu ditambahkan garam dapur dan asam
benzoate, dipanaskan sebentar agar larut (40oC).
3. Mencampurkan prosedur 1 dan 2 sambil diaduk-aduk sampai rata dan
didinginkan dengan menggunakan batu es sampai terbentuk margarine.
A) Lampiran Perhitungan
--
B) Lampiran Gambar Alat
V. Prosedur Percobaan :
1. Menyiapkan seluruh bahan dan alat yang akan digunakan.
2. Menyiapkan minyak jelantah.
3. Mengukur minyak jelantah sebanyak 100 ml. Menyaring minyak jelantah
sehingga bebas dari impurities.
4. Menyiapkan larutan metoksi.
a. Mengukur methanol sesuai perbandingan sebanyak 300 ml dengan
perbandingan 1 : 3.
b. Menimbang NaOH sebanyak 2 gram.
c. Melarutkan NaOh kedalam methanol.
5. Memanaskan minyak jelantah hingga suhu 65oC
6. Memasukkan larutan metoksi.
7. Memanaskan hingga satu jam dengan suhu 65oC sambil diaduk konstan.
8. Menuangkan larutan kedalam corong pemisah.
9. Kemudian didiamkan hingga terbentuk dua lapisan terdiri dari gliserol dan
metal ester.
10. Memisahkan etil ester dengan air hangat 55oC dengan penambahan satu tetes
CH3COOH pada cucian pertama
11. Memanaskan etil ester pada suhu 110oC untuk menghilangkan kadar air.
12. Kemudian uji fisik dan flame etil ester yang dihasilkan.
VI. Data Pengamatan :
No Reaksi Hasil Reaksi
1 50 ml minyak jelantah + 300 ml Setelah didiamkan selama semalam
metanol + 0,5 ml H2SO4 pekat 2 lapisan pada corong pemisah
dipanaskan selama 2,5 jam pada yaitu gliserol berada dibawah dan
suhu 65 ℃ lalu diendapkan di metil ester berada diatas.
corong pemisah selama semalam
2 35 ml metil ester + 3 gr NaOH + Setelah didiamkan selama semalam
300 ml metanol dipanaskan selama terbentuk 2 lapisan lagi pada
1 jam pada suhu 65℃ lalu corong pemisah yaitu gliserol dan
diendapkan lagi dicorong pemisah metil ester, kemudian diambil metil
selama semalam ester.
3 13, 8 ml metil ester + 6,9 ml Terbentuk 2 lapisan dimana gliserol
aquadest panas, lalu didiamkan sisa yang berwarna kuning pucat
didalam corong pemisah selama berada dibagian bawah dan
semalam biodiesel yang berwarna kuning
bening dibagian bawah.
4 10 ml asam oksalat + 3 tetes Larutan yang awalnya berwarna
indikator pp 0,1 ml + 15 ml NaOH bening berubah menjadi berwarna
0,1 ml pada saat titrasi. pink pada saat titrasi NaOH ke 15
ml.
5 8 ml biodiesel dari tahap pemurnian Larutan yang awalnya bening
+ 50 ml metanol + 3 tetes indikator menjadi berwarna pink bening pada
pp + 1 ml larutan NaOH pada saat titrasi Naoh ke 1 ml.
titrasi.
Lapisan yang terbentuk :
Lapisan atas : Cairan berwarna kuning kental berlemak(gliserin)
Lapisan bawah : Cairan berwarna kuning jernih (biodiesel)
VIII. Kesimpulan
Pada praktikum pembuatan biodiesel , didapatkan larutan berwarna
kuning kental ± 4 ml yang kemudian dilakukan uji coba pembakaran dengan
hasil nyala api sangat kecil.
IX. Daftar Pustaka
Diktat Praktikum Proses Industri Kimia Univesitas Muhammadiyah
Palembang.
http://www.academia.edu/8725196/PEMBUATAN_BIODIESEL_DARI_MIN
YAK_JELANTAH
http://chemeng2301.blogspot.com/2013/05/laporan-praktikum-
biodiesel.html?m=1
Lampiran
A. Lampiran Perhitungan
H𝟐 C𝟐 O𝟒 0,1 m, 250 ml
= 90 gr/mol 0,1 mol /
A. Lampiran Gambar Alat
Pembuatan biodiesel
I. Judul Percobaan : Pembuatan VCO Secara Fermentasi
II. Tujuan Percobaan : Untuk mengetahui bagaimana proses pembuatan
minyak kelapa (VCO) secara fermentasi
III. Dasar Teori :
Minyak kelapa dapat dibuat dengan berbagai cara diantaranya tradisional,
melalui pemanasan terhadap santan kelapa. Tetapi cara tersebut kurang efisien
untuk industry kecil disebabkan beberapa factor seperti rendimennya minyak
yang relative rendah dan kebutuhan bahan bakar yang cukup besar. Untuk
mengatasi kendala tersebut maka cara fermentasi merupakan cara yang sangat
efisien dan cocok untuk industry kecil atau home industry, karena cara
fermentasi merupakan proses yang hemat energy.
Pembuatan minyak kelapa merupakan tindakan paska panen yang sangat
penting untuk buah kelapa.Minyak kelapa adalah bagian paling penting dan
berharga dari buah kelapa.Kelapa merupakan tanaman perkebunan kelapa berupa
batang pohon urus dari family palame.Tanaman kelapa memiliki banyak manfaat
mulaidari akar, batang, daun hingga pelepahnya.
Buah kelapa merupakan minyak nabati bermanfaat didunia, karena
banyak sekali kegunaannya yaitu, sebagai bahan makanan seperti minyak,
industry sabun, lilin dan ramuan obat-obatan (Setyanidjaja,1995). Buah kelapa
memiliki komposisi kimia seperti air, kalori dan fosfor yang tinggi, dan
mengandung sedikit protein, lemak, karbohidrat.Kalsium, besi serta vitamin.
Salah satu olahan buah kelapa yang sangat menjanjikan dan mempunyai
peluang yang besar untuk dikembangkan adalah minyak kelapa murni atau sering
dikenal dengan virgin coconut oil (VCO).VCO adalah minyak kelapa yang
terbuat dari daging kelapa.VCO ini dipercaya ampuh untuk memberantas
berbagai penyakit degenerative diantaranya darah tinggi, stroke, diabetes mellitus
dan lain-lain. Pembuatan VCO ada beberapa cara yaitu, tradisional, pemanasan,
pengasaman, sentrifugasi, pancingan dan enzimatis.
Santan adalah cairan yang berwarna putih yang diperoleh dari
pengepresan atau pemeransan daging kelapa dengan atau tanpa penambahan
air.Banyaknya air santan yang diperoleh sangat tergantung pada banyaknya air
yang ditambahkan. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa pemerasan
parutan daging kelapa tanpa air diperoleh emulsi minyak dalam air yang
mengandung minyak sekitar 41-44%, air 46%, zat padat bebas lemak 10% dan
protein 4,8% (M.Qazuin,1993). Jika santan didiamkan akan terpisah menjadi 2
fase yaitu fase skim (protein) yang jernih bagian bawah dank rim (minyak) yang
berwarna putih susu dibagian atas (Winarno,2004).
Kandungan utama minyak kelapa murni adalah asam laurat.Dimana asam
laurat ini memiliki sifat anti biotik, anti bakteri dan jamur. VCO merupakan
modifikasi proses pembuatan minyak kelapa sehingga dihasilkan produk dengan
kadar air dan kadar asam lemak bebas yang rendah, berwarna bening, berbau
harum serta mempunyai daya simpan yang cukup lama.
V. Prosedur Percobaan :
A. Pembuatan Starter
Cairan bibit (stater) yang mengandung saccharomyces cereviseae harus
disiapkan terlebih dahulu sebelum proses fermentasi pembuatan minyak
kelapa.
Langkah kerja:
Memisahkan tempurungnya dari daging kelapa lalu dilubangi dan airnya
ditampung.
memotong- mopotong dan mencuci kelapa, kemudian memarut kelapa
yang telah dipotong dan dicuci.
Selanjutnya menaambahkan air hangat atau air dingin, lalu meremas-
remas dan mensaring sehingga diperoleh air santan
Kemudian mencampurkan satu bagian air kelapa dengan Sembilan bagian
air santan dan menambahkan Ragi. Lalu mengaduk campuran tadi secara
berlahan supaya raginya dapat larut.
Tahap berikutnya memasukan campuran tersebut kedalam corong
pemisah dan memeram campuran tersebut selama satu malam dan akan
tumbuh mikroba saccharomyces cereviseae
Setelah diperam satu malam, maka akan terbentuk dua lapisan yaitu,
lapisan pertama blondo (kental) dan lapisan kedua cairan bibit (starter).
Cairan bibit inilah yang digunakan untuk fermentasi.
Gambar 1. Bagan Pembuatan Cairan Bibit
B. Proses Fermentasi
Pengelolahan daging kelapa sama dengan cara pembuatan cairan bibit, tetapi
pada proses fermentai tidak ditambahkan Ragi.
Tahap-tahap fermentasi ialah sebagai berikut:
mengkupas serabut kelapa, lalu memisahkan ari tempurungnya dan kulit
arinya dibuang.
Selanjutnya memotong-motong lalu mencuci, dan kemudian
memarutpotongan kelapa tersebut.
Setelah itu membiarkan santan sebentar sampai santan kelapa terpisah
dari air santan
Memisahkan santan kelapa, lalu mencampurkan cairan bibit 1:3 dalam
corong pemisah dan mengkocok campuran tadi hingga merata
Tahap selanjutnya, memeram larutan campuran (inkubasi) minimal 8 jam
pada suhu kamar dan dalam keadaan terbuka
Selama fermentasi berjalan, cairan terpisah menjadi 3 lapisan yaitu,
bagian atas blondo, bagian tengah minyak dan bagian bawah cairan.
Kemudian memisahkan larurutan tersebut dengan cara membuka keran
pada corong pemisah.
Cairan bibit Blondo
C. Titrasi
No Sampel VCO Indicator PP NaOH Warna
1 2,5 ml 3 tetes 0,5 ml Pink muda
2 2,5 ml 3 tetes 0,15 ml Pink keputih
3 2,5 ml 3 tetes 0,19 ml Pink keputih
VII.Analisa :
pada pembuatan VCO secara fermentasi langkah pertama ialah pembuatan
starter (cairan bibit) dengan mencampurkan air kelapa dengan santan 1:9. Pada
percobaan praktikan mencampurkan 43,8 ml air kelapa dengan 395 ml santan
lalu dimasukan ragi 0,3 gr lalu dikocok dan didiamkan selama 1 hari didapatkan
tiga lapisan, lalu dipisahkan lapisan tadi diambil larutan starter nya. Didapat
larutan starter 50 ml dengan warna bening jernih memiliki orama minyak
kelapa dengan tekstur licin, tidak lengket dan encer.
Langkah kedua ialah hamper sama dengan langkah pertama. Namun, tanpa
ragi pada langkah kedua ini mengambil larutan starter pada langkah pertama
lalu dicampurka santan 1:3 larutan starter saat dicampurkan santan 150 ml.
pada langkah selanjutnya pemeraman selama dua hari karna waktu praktikum,
dan dengan suhu kamar dan dalam keadaan terbuka. Setelah fermentasi berjalan
didapat tiga lapisan pada pemeraman inkubasi tersebut bagian atas belando,
bagian tengah minyak dan bagian bawah ialah cairan. Lalu dipisahkan dan
didapatkan miyak 50 ml atau 38,70 gr dengan warna putih bening kekuningan
dan aroma berbau minyak kelap dan tekstur nya licin.
Penentuan asam lemak bebas pada proses ini praktikan membagi 3 larutan
yang diletakkan kedalam Erlenmeyer, masing-masing larutan 2,5 ml minyak
kelap lalu ditambahkan 3 tetes larutan indicator PP lalu dititrasi dengan volume
yang berbeda yaitu 0,5; 0,15; 0,19. Pada saat titrasi larutan minyak dengan
NaOH membentuk atau terdapat perubahan warna pink, setelah itu ada
perubahan titrasi cukup dilakukan (titrasi selesai)
VIII. Kesimpulan
Dari percobaan pembuatan minyak kelapa (VCO) secara fermentasi dapat
disimpulkan bahwa, didapatkan larutan starter dalam satu malam pemeraman
setelah proses fermentasi larutan starter dengan santan 1:3 didapat minyak
kelapa sebanyak 50 ml dalam 2 hari pemeraman dengan aroama berbau minyak
kelapa, warnah bening kekunngan, tekstur licin.
Pada saat penentuan asam lemak bebas larutan minyak 2,5 ml ditetes
larutan NaOH didapatkan perubahan warna pink, semangkin banyak Volume
NaOH dititrasi kedalam larutan minyak maka larutan akan berubah menjadi
pink pekat.
Yukupuspitakimia.blogspot.co.id/2014/09/VCO.menggunakanfernipan.html
(diakses pada tanggal 21 Maret 2016)
Erwinalien.blogspot.co.id/2014/07/proses-pembuatan-VCO-virgin-
coconutoil.html (diakses pada tanggal 21 Maret 2016)
Digilbi.unimed.ac.id/publice/UNIMED-article-32578-7.Ramlan-Viv.Pdf
(diakses pada tanggal 21 Maret 2016)
Lampiran
A. Lampiran Perhitungan
Mencari berat PP
BM x N x V
PP =
1000
318,3 x 0,1 x 15
PP =
1000
PP = 0,48 gr
Menghitung N NaOH
gr 1000
N = 𝑥
Mr 200
0,8 1000
N = 𝑥
40 200
N = 0,2 N NaOH
B. Lampiran Alat
1. Sahidah, ST ( )
2. Herawati, A.Md ( ) Abdul Rahman Sayuti
Menyetujui
Kepala Laboratorium
Proses Industri Kimia
Netty Herawati,ST.MT