Anda di halaman 1dari 46

Pembuatan Pulp Dan Kertas Dari Kertas Koran Dan Kertas Bekas

I. Tujuan Percobaan : Untuk mengetahui bagaimana proses pembuatan Pulp dan


kertas dengan pemanfaatan kertas Koran dan kertas bekas

II. Tanggal Percobaan :


III. Dasar Teori :
Secara sederhana sampah dalam rumah tangga dapat kita bagi menjadi 3
katagori yakni, sampah beracun seperti, batre bekas, bola lampu dan barang-
barang yang mengandung zat kimia.Kemudian sampah padat yang tidak dapat
diurai seperti, plasti, botol, kaleng dan seterusnya.Dan yang terakhir barang-
barang yang dapat diurai oleh tanah seperti sisa sayuran, daun-daunan dan
seterusnya gaya hidup ramah lingkungan dikenal juga dengan semboyan 3R
:Reduce, Reuse, dan Recycle. Artinya mengurangi tingkat kebutuhan akan
sampah menggunakan kembali sampah-sampah yang telah ada dan mendaur
ulang sampah-sampah yang telah terpakai didalam pembuatan kertas dari Koran
dan kertas bekas.
Kertas merupakan barang yang banyak digunakan oleh masyarakat dengan
berbagai usia. Seiring dengan pertambahan jumlah penduduk dunia, permintaan
akan kertass juga meningkat. Produksi kertas yang banyak tentu saja sebagai
akibat dari konsumsi kertas dunia yang juga meningkat (Anonim, 2010).
Penggunaan kertas yang banyak akan menyebabkan peningkatan jumlah limbah
kertas. Limbah kertas, meskipun mudah hancur namun sampah-sampah tersebut
akan menimbulkan masalah yang dapat mengganggu kebersihan dan keindahan
lingkungan. Oleh sebab itu perlu dilakukan penanganan yang serius untuk
mengatasi limbah kertas tersebut.Salah satunya pengolahan limbah kertas
menjadi kertas kembali.
Sampah kertas adalah sampah yang termasuk sampah anorganik yang
sangat sulit diuraikan dan membutuhkan waktu yang lama untuk terurai bahkan
sampai puluhan tahun.sampah kertas selain mengganggu lingkungan juga
menimbulkan berbagai masalah yang lain seperti pencemaran lingkungan.
Daur ulang adalah proses untuk menjadaikan suatu bahan bekas menjadi
bahan baru dengan tujuan mencegah adanya sampah yang sebenarnya dapat
menjadi sesuatu yang berguna, mengurangi penggunaan bahan yang baru,
mengurangi penggunan energi jika dinbandingkan dengan proses pembuatan
barang baru.
Kertas daur ulang adalah kertas yang terbuat dari kertas-kertas bekas yang
diproses kembali sehingga bias digunakan kembali. Karena tekstur yang
dihasilkan lebih kasar dan terkesan alami sehingga produk yang dihasilkan bisa
diterima dengan baik oleh masyarakat. Untuk mendapatkan kertas daur ulang
yang baik maka harus melewati proses, yaitu merobek-robek kertas, perendaman,
penghalusan, pencetakan, penjemuran dan pemisahaan.

IV. Alat Dan Bahan Yang Digunakan:


a. Alat yang digunakan :
1. Ember : 1 buah
2. Screnn : 2 buah
3. Serbet : 1 buah
4. Blender : 1 buah
5. Gunting : 1 buah
6. Baskom : 1 buah
7. Spatula : 1 buah
b. Bahan yang digunakan :
1. Kertas Bekas : 1 kg
2. Lem Sagu : 250 gr
3. Lem Fox : 250 gr
4. Air : 30 gr
V. Prosedur Percobaan
1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2. Kemudian menggunting kertas Koran dan kertas bekas hingga sekecil
mungkin lalu meletakkan potongan yang telah di potong kecil kedalam
baskom,
3. Merendam Kertas Bekas Tersebut kedalam ember yang terah berisi air
selama 24 jam.
4. Setelag 24 jam kertas bekas tersebut berubah menjadi bubur kertas yang
mungkin masih bertekstur kasar sehingga perlu diperhalus lagi dengan cara
diblender
5. Setelah diblender Maka akan didapat tekstur bubur yang halus dan
ditambahkan lem kertas ( Semakin banyak lem yang digunakan maka kertas
kertas yang didapat akan semakin kuat) dan aduk hingga rata.
6. Mencetak bubur kertas di atas Screen.
7.

VI. Data Hasil Percobaan :

No Reaksi Hasil Reaksi


1 100 gr pulp + 100 gr lem sagu Berwarna abu-abu pekat, tidak
mudah disobek,sedikit susah
dilepas dan bertekstur kasar.
2 100 gr pulp+ 100 gr lem fox Berwarna sedikit abu-abu, mudah
disobek, susah dilepas, bertekstur
halus
3 100 gr pulp + 50 gr lem fox + 50 gr Berwarna abu-abu, tidak mudah
lem sagu sobek,sedikit susah dilepas dan
bertekstur kasar
4 100 gr pulp + 25 gr lem sagu + 75 Berwarna putih, mudah
gr lem fox disobek,mudah dilepas dan
bertekstur agak halus

Setelah Di Oven :
No Reaksi Kadar Air Hasil Fisik
1 100 gr pulp + 100 gr lem 2,43 % Menjadi berwarna putih
sagu setelah dioven.
2 100 gr pulp+ 100 gr lem 2,43 % Berwarna sedikit
fox kecokelatan
3 100 gr pulp + 50 gr lem 1,30 % Berwarna sedikit
fox + 50 gr lem sagu kecokelatan
4 100 gr pulp + 25 gr lem 1,53 % Lebih putih setelah dioven
sagu + 75 gr lem fox

VII. Analisa Percobaan :


Pada saat percobaan Praktikan Meyiapkan alat dan Bahan Yang digunakan
untuk melakukan percobaan mengenai pembuata pulp dari kertas bekas dan
kertas Koran. Praktikan melakukan percobaan sesuai dengan prosedur yang
ada, hal yang pertama ialah menggunting kertas dan mengjancurkan kertas
menggunakan air sebelum diblender, setah kertas hancur lalu kertas diblender
hingga dapat tekstur yang halus dan mencampurkan lem kertas lalu
mencampurnya hingga rata.Setelah rata lalu dicetak (screen) dan ratakan hingga
rata dan kandungan air hilang. Proses terakhir ialah mengeringkan kertas yang
telah di screen dibawah sinar matahari.
Dari percobaan yang dilakukan, didapat kertas daur ulang dengan kertas
yang tebal yang diakibatkan karena kertas bekas yang telah dihancurkan kurang
begitu halus karena tidak adanya perendaman selama 24 jam. Tekstur kertas
pun keras yang diakibatkan karena kertas tebal dan temperature panas yang ada
pada saat pengeringan. Warna kertas Abu-abu buram yang diakibatkan oleh
warna dari kertas Koran dan tidak ada warna tambahan, dan hasil kertas tidak
rata yang diakibatkan kurangnya lem yang diberikan saat pencampuran.

VIII. Kesimpulan :
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa kehalusan tekstur
saat pnghancuran kertas Koran dan kertas bekas sangat diperlukan dalam
terbentuknya ketebalan kertas, dan tekstur kertas sangat bergantung pada
ketebalan kertas.Pada saat pencampuran kertas yang telah diblender dengan lem
sangat pempengaruhi hasil dari percobaan, semangkin banyak lem yang di
gunakan maka semangkin bagus hasil yang didapatkan.

IX. Daftar Pustakan :

Diktat praktikum Proses Industri Kimia Universitas Muhammadyah Palembang


Abwaba.co/2010/09/cara-membuat-kertas-daur-ulang.html (diakses pada
tanggal 11 April 2016)
Yenisetia23.blogspot.com/2012/12/laporan-praktikum-daur-ulang kertas.html
(diakses pada tanggal 11 April 2016)
Lampiran

A) Lampiran Perhitungan
Berat Sampel awal−Berat sampel akhir
% Air = x 100 %
Berat Sampel Akhir

Sampel 1 : Sampel 3 :
2 gr−1,89 gr 2 gr−1,91 gr
= x 100 % = x 100 %
1.89 gr 1,91 gr
0,09 gr
= 0,0582 x 100 % = 1,91 gr x 100 %

= 5, 82 % = 0,0471 x 100 %
Sampel 2 : = 4,71 %
2 gr−1,99 gr
= x 100 % Sampel 4 :
1,99 gr
0,01 2 gr−1,94 gr
= 1,99 𝑔𝑟 x 100 % = x 100%
1,94 gr
0,06 gr
= 0,00502 x 100 % = 1,94 gr x 100%

= 0,502 % = 3,09 %
Sampel 5 :
2 gr−1,87 gr
= x 100%
1,87 gr
0,13 gr
= x 100%
1,87 gr

= 0,0695bx 100%
= 6,95 %
B) Lampiran Gambar Alat

Ember Screen

Serbet Blender

C) Lampiran Gambar Dokumentasi

Pembuburan Kertas Pencetakan Kertas Kertas Daur Ulang


I. Judul Percobaan : Pembuatan Tinta Stampel
II. Tujuan Percobaan :Untuk mengetahui bagaimana cara pembuatan tinta
stempel.
III. Dasar Teori :
Tinta adalah salah satu jenis alat tulis kantor yang penting. Tinta ada yang
encer dan ada yang kental tinta stampel sebelum digunakan, biasanya dibubuhi
pada bantalan stampel terlebih dahulu.Tinta stampel yang baik terlihat jelas dan
cepat kering.Sehingga tidak mengotori kertas/dokumen.Tinta berpigmen berisi
unsure-unsur lain yang memperkuat peresapan dari pigmen pada permukaan dan
menghindarkan tinta dari terhapus oleh gesekan mekanis.
Tinta adalah bahan berwarna yang mengandung pigmen warna yang
digunakan untuk mewarnai suatu permukaan. Tinta adalah sebuah media yang
sangat komplek, berisikan pelarut, pigmen, celupan, resin dan pelumas,
sollubilizer (semacam senyawa yang membentuk ion-ion polimer polar dengan
resin tahan air). Selain itu ada surfaktan yang merupakan unsure basah yang
menurunkan tekanan permukaan dari sebuah cairan yang memungkinkan
penyebaran dengan mudah, selain itu surfaktan juga menurunkan tekanan antar
permukaan antara dua cairan.
Dalam tinta juga terdapat materi-materi partikuler, pemijar dan material-
material lainya.Komponen-komponen tinta tersebut menjalankan banyak fungsi
seperti unsure pembawa tinta, pewarna dan bahan-bahan tambahan lainnya yang
digunakan untuk mengatur aliran, ketebalan dan bentuk tinta ketika kering.Tinta
ada yang encer dan ada juga yang agak kental.Selain itu tinta juga mempunyai
banyak varian warna.
Stempel adalah alat yang sering digunakan dikantor-kantor.Dimana tinta
stempel sebelum digunakan, biasanya dibubuhi pada bantalan stempel terlebih
dahulu.Tinta stempel yang baik terlihat jelas dan cepat kering sehingga tidak
mengotori dokumen.Pada pembuatan tinta stempel, perbandingan bahan-bahan
yang dipakai selalu berbeda-beda sesuai dengan selera pembuatnya.
Adapun bahan-bahan yang dapat digunakan dalam pembuatan tinta stempel
cair ini yaitu, alkohol, methyl blue, gliserin dan air suling.

IV. Alat Dan Bahan


a. Alat yang digunakan :
1. Beacker Glass : 3 buah
2. Spatula : 2 buah
3. Gelas Ukur : 1 buah
4. Neraca Analitik : 1 buah
5. Kaca Arloji : 1 buah
6. Pipet Tetes : 1 buah
7. Kertas Saring

b. Bahan yang digunakan :


1. Etanol : 10 ml
2. Gliserin : 10 ml
3. Methyl Blue : 2 ml
4. Air : 10 ml

V. Prosedur Percobaan :
1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2. Menimbang 0,2 gr methyl blue
3. Membuat larutan I, melarutkan methyl blue 0,2 gr kedalam 2 ml air,dan
mengaduk hingga homogen
4. Selanjutnya, membuat larutan II memasukan gliserin 10 ml ke dalam
beacker glass yang telah berisi 10 ml etanol.
5. Kemudian mencampurkan larutan. II kedalam larutan I, sambil mengaduk
hingga homogen. Dan selesai sudah proses pembuatan tinta stempel.
VI. Data Hasil Percobaan :
Secara fisik
Sample Larutan I Larutan II
1 0,2 methyl blue + 2 ml aquadest 5 ml etanol + 5 ml gliserin (1 : 1)
2 0,2 methyl blue + 2 ml aquadest 2 ml etanol + 8 ml gliserin (1 : 4)
3 0,2 methyl blue + 2 ml aquadest 4 ml etanol + 6 ml gliserin (2 : 3)
4 0,2 methyl blue + 2 ml aquadest 6 ml etanol + 4 ml gliserin (3 : 2)
5 0,2 methyl blue + 2 ml aquadest 8 ml etanol + 2 ml gliserin (4 : 1)

Sampel Larutan Warna Aroma Tekstur Waktu Kering


I + II
Sampel I (1 : 1) Pekat Sedikit Kental 14,18 menit
Menyengat
Sampel 2 (1 : 4) Sangat Pekat Sedikit Lebih Kental 16,10 menit
Menyengat
Sampel 3 (2 : 3) Kurang Pekat Tidak Terlalu Sedikit Kental 15,48 menit
Menyengat
Sampel 4 (3 : 2) Kurang Pekat Menyengat Cair 8,01 menit
Sampel 5 (4 : 1) Sangat Sangat Cair 4,16 menit
Menyengat Menyengat

Secara Kromatografi
Percobaan Cara Kerja Hasil
1 Ambil setetes sampel 1,2 dan 3 lalu *Sampel 1 naik 2 cm
teteskan masing-masing ke kertas saring *Sampel 2 naik 4 cm
dan celupkan ke pelarut aquadest *Sampel 3 naik 5 cm
2 Ambil Setetes Sampel 1,2 dan 3 lalu *Sampel 1 Tidak naik
teteskan masing-masing ke kertas saring *Sampel 2 Tidak naik
dan celupkan ke pelarut kloroform *Sampel 3 naik 1 cm
3 Ambil Setetes Sampel 1,2 dan 3 lalu *Sampel 1 naik 3 cm
teteskan masing-masing ke kertas sarimg *Sampel 2 naik 2 cm
dan celupkan ke pelarut alkohol *Sampel 3 naik 1 cm
4 Ambil Setetes Sampel 4 dan 5 lalu teteskan *Sampel 4 naik 1 cm
ke masing-masing kertas saring dan *Sampel 5 naik 2 cm
celupkan ke pelarut aquadest
5 Ambil Setetes Sampel 4 dan 5 lalu teteskan *Sampel 4 Tidak naik
ke masing-masing kertas saring dan *Sampel 5 Tidak naik
celupkan ke pelarut kloroform
6 Ambil Setetes Sampel 4 dan 5 lalu teteskan *Sampel 4 Tidak naik
ke masing- masing kertas saring dan *Sampel 5 Tidak naik
celupkan ke pelarut alkohol

VII. Analisa Percobaan :


Secara fisik
Pertama-tama yang harus dilakukan Menyiapkan alat dan bahan yang akan
digunakan bahan utamanya adalah Methty Blue.
Langkah kedua adalah menimbang Methyl Blue sebanyak 2 gram. Lalu
menyiapkan beacker glass setelah itu melarutkan methtyl blue ke dalam 2 ml
air dan mengaduk hingga homogen
Membuat larutan gliserin sebanyak 10 ml kedalam beacker glass yang
telah berisi etanol
Kemudian mencampurkan larutan ke II ke larutan ke I diaduk hingga
homogen lalu didapat warna tinta biru pekat tekstur yang dihasilkan ada yang
kental,Sangat kental, lebih kental dan ada yang cair , sangat cair Bau aromanya
ada yang menyengat,sangat menyengat, lebih menyengat dan tidak terlalu
menyengat.
Secara Kromatografi

VIII. Kesimpulan :
Dari percobaan dapat disimpulkan bahwa pencampuran antara larutan I dan
II berhasil membentuk tinta dengan warna biru dongker dan tinta tidak berbau,
larutan juga tercampur sempurna (Homogen). Pada saat uji coba pada kertas
tinta cepat mongering dengan waktu 0,2 detik.
Untuk mendapatkan tinta yang berkualitas baik, sebaiknya penambahan
atau pemakain air suling tidak terlalu banyak. Karena semakin banyak air yang
dipakai maka akan semakin lama tinta tersebut mongering.

IX. Daftar Pustaka :


Diktat praktikum Proses Industri Kimia Universitas Muhammadyah Palembang
www.wikipedia.com /2010/04/ tinta.html (diakses pada tanggal 01 Mei 2017)
http:// kiostips .blogspot.co.id/2013/02/membuat-tinta-tulis-sendiri-dan. Html/
19:43/01 mei 2017

Lampiran

A) Lampiran Perhitungan
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑡𝑒𝑟𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡
Konsentrasi (%) = x 100%
𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑝𝑒𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡
0,2 𝑔𝑟
= x 100%
12 𝑚𝑙
= 0,0167 g/ml x 100 %
= 1,67

𝑛
Konsentrasi (M) =
𝑣
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎𝑡𝑒𝑟𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡
(𝑀𝑟 𝑚𝑒𝑡ℎ𝑦𝑙 𝑏𝑙𝑢𝑒
=
𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑝𝑒𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡
0,2 𝑔𝑟
3,19,85 𝑔𝑟/𝑚𝑜𝑙
=
0,012 𝑙
0,000625 𝑚𝑜𝑙
=
0,812 𝑙
= 0,05 M
B) Lampiran Gambar Alat

Beacker Glass Gelas ukur

Spatula Timbangan

C) Lampiran Gambar Dokumentasi


 Gambar Hasil

Methyl blue + Air Alcohol + Gliserin Tinta stempel


Pembuatan Roti
I. Tujuan Percobaan : 1. Untuk mengetahui bagaimana cara pembuatan roti
secara fermentasi.
2. Untuk dapat mempelajari proses fermentasi pada
pembuatan roti.
3. Untuk mengetahui struktur jamur pada roti yang
telah dibiarkan selama seminggu menggunakan
mikoskop.
II. Tanggal Percobaan : Rabu, 3 Juli 2019

III. Dasar Teori


Roti adalah makanan yang terbuat dari tepung, air, dan agi yang
pembuatannya melalui tahap pengadonan, fementasi (pengembangan), dan
pemanggangan dalam oven. Dilihat dari cara pengolahan akhirnya roti dapat
dibedakan menjadi tiga macam, yaitu roti kukus, dipanggang, dan yang digoreng.
Bakpao adalah contoh roti yang dikukus. Donat merupakan contoh roti yang
digoreng. Sedangkan aneka roti tawar, roti manis, dan baquette adalah roti yang
dipanggang. Bahan – bahan pembuat roti antara lain tepung terigu, gula, air,
garam, ragi roti, mentega, susu, dan telur. Bahan – bahan pembuatan roti tersebut
memenuhi nutrisi pangan yang dibutuhkan oleh tubuh kita (Sufi, 1999).
Table 1. Komposisi roti tawar dalam 100 gram bahan
Komposisi Jumlah
Protein (gr) 8,0
Karbohidrat (gr) 50,0
Lemak (gr) 1,5
Air (gr) 39,0
Vitamin dan mineral (gr) 1,5
Sumber : Gaman dan Sherington (1992)
Persyaratan mutu roti tawar berdasarkan pada SNI No. 01-3840-1995
disajikan pada table 2.
Table 2. Syarat mutu roti tawar
Kriteria Uji Satuan Pesyaratan
Kenampakan - Normal, tidak berjamur
Bau - Normal
Rasa - Normal
Kadar air % b/b Maksimal 40
Kadar abu % b/b Maksimal 1
Kadar NaCl % b/b Maksimal 2,5
Serangga - Tidak boleh ada
Sumber : SNI (1995)

IV. Alat Dan Bahan Yang Digunakan :


a. Alat yang digunakan :
1. Baskom : 1 buah
2. Baki (nampan) : 1 buah
3. Penggorengan : 1 buah
4. Kompor : 1 buah
5. Spatula : 1 buah
6. Pisau : 1 buah
7. Plastik : 1 bungkus
8. Mikroskop : 1 buah
9. Neraca analitik : 1 buah
b. Bahan yang digunakan :
1. Tepung terigu (cakra) : 300 gram
2. Tepung terigu segitiga : 200 gam
3. Gula : 75 gram
4. Garam : ½ sdt
5. Susu bubuk : 2 sdm
6. Mentega (margaine) : 100 gram
7. Susu cair : 2 sdm
8. Telur : 3 butir
9. Ragi roti : 10 gram
10. Air : 150 ml
11. Cokelat : 1 bungkus

V. Prosedur Percobaan :
a. Pembuatan Roti
1. Mencampurkan tepung terigu, gula pasir, ragi roti, susu bubuk, garam dan
diaduk rata.
2. Menambahakan telur dan air, diaduk rata dan diuleni, memasukkan
margarine dan diuleni hingga kalis dan lembut.
3. Mencampurkan tepung terigu, gula pasir, ragi roti, susu bubuk, garam dan
diaduk rata.
4. Membentuk adonan yang telah kalis tersebut dangan kreativitas masing-
masing.
5. Menambahkan isi cokelat didalamnya bila ingin diberi isian.
6. Menunggu adonan mengembang ± 20 menit
7. Menyiapkan alat-alat penggorengan, kemudian memanaskan minyak
goreng yang akan digunakan untuk menggoreng adonan roti.
8. Menggoreng adonan roti yang telah mengembang.

VI. Data Pengamatan


No Identifikasi Hasil
1 Tepung Cakra 300
2 Tepung Segitiga Biru 200
3 Margarin 100
4 Ragi Instan 10
5 Susu Bubuk 2
6 Bread Improver 1
7 Gula 75
8 Garam 1⁄
2
9 Telur 2 kuning telur. 1 telur utuh
10 Air 250 ml
11 Warna Kuning Pucat
12 Aroma Seperti Tape
13 Tekstur Lembut

Identifikasi Keterangan
Adonan Roti Kalis, lembut, mudah dibentuk
Tekstur Roti - Bagian luar lembut
- Bagian dalam padat
Warna Roti Putih
Rasa Roti Manis
Bentuk Roti Mengembang

VII. Analisa Percobaan


Dari percobaan ini didapatkan hasil adonan roti kalis, mudah dibentuk,
dan lembut. Tekstur roti dibagian luar lembut sedangkan dibagian dalam padat
dengan warna roti berwarna coklat keemasan, bentuk roti mengembang, rasa
roti manis disebabkan oleh adanya penambahan gula di dalam adonan serta
beraroma harum khas roti . Pada proses pembuatan roti semakin lama waktu
fermentasi (adonan didiamkan) maka roti yang dibuat akan semakin
mengembang. Hal ini dikarenakan ragi terus melakukan fementasi dan
menghasilkan karbondioksida yang semakin banyak didalam adonan roti.
Tekstur roti dipengaruhi oleh banyaknya air yang digunakan pada adonan. Jika
air yang digunakan sedikit maka adonan akan menjadi keras dan kering. Karena
air yang terlalu sedikit akan menghambat roti mengembang.
VIII.Kesimpulan
Dari percobaan ini kami berhasil membuat roti yang lembut dan manis
dengan cara pengorengan. Pada saat pembuatan adonan,adonan berbentuk
Kalis, lembut, mudah dibentuk serta bertekstur lembut pada bagian luar dan
padat pada bagian dalam, roti juga memiliki rasa manis dikarekan adanya
penambahan gula di dalam nya. Untuk mengetahui lebih jelas hasil dari
percobaan ini dapat dilihat dari data di bawah :
Identifikasi Keterangan
Adonan Roti Kalis, lembut, mudah dibentuk
Tekstur Roti - Bagian luar lembut
- Bagian dalam padat
Warna Roti Putih
Rasa Roti Manis
Bentuk Roti Mengembang

IX. Daftar Pustaka


Diktat Praktikum Proses Industri Kimia Univesitas Muhammadiyah
Palembang.
http://orenjieculinary.com/awal-mula-roti-dan-gandum/.
http://myblog-auliaramadhani.blogspot.co.id/2016/11/dampak-lingkungan-
pada-pabik-roti.html?m=1
X. Lampiran

A. Lampiran Perhitungan
--
B. Lampiran Gambar Alat

Timbangan Kaca Arloji Baskom Nampan

Kompor Gas Wajan Mikroskop Pipet Tetes

Tisu Plastik

C. Lampiran Gambar Dokumentasi

Pembuatan Roti
I. Judul Percobaan :Pembuatan Roti
II. Tujuan Percobaan : Untuk mengetahui jamur yang tumbuh pada roti.
III. Dasar Teori :
Bentuk jamur mirip dengan tumbuhan, tetapi tidak memiliki daun dan akar
yang sejati, dan juga tidak memiliki klorofil sehingga dia tidak dapat melakukan
fotosintesis oleh karena itu, jamur diklasifikasikan tersendiri karena tidak dapat
digolongkan dalam tumbuhan ataupun hewan.
Pada umumnya jamur mempunyai sel banyak (multiseluler) misalnya
jamur merang dan tempe, tetapi ada juga yang bersel tunggal (uniseluler) seperti
ragi atau yeast / saccharomyces. Jamur multiseluler tersusun atas benang-benang
yang disebut hifa.
Jalinan atau kumpulan hifa akan membentuk suatu miselium dan miselium
yang tumbuh menyebar diatas substrat dan berfungsi sebagai penyerap makanan
dari lingkungan. Makanan yang diserap jamur adalah makanan yang masih
berbentuk senyawa-senyawa kompleks akan diuraikan terlebih dahulu diluar sel
jamur, yaitu dengan menghasilkan enzim-enzim hidrolitik ekstraseluler.
Makanan jamur bisa berasal dari sumber-sumber seperti tanah subur, produk
makanan buatan pabrik, tumbuhan dan hewan. Jamur memiliki haustorium yaitu
suatu hifa yang khusus digunakan untuk menyerap sari-sari makanan tempat
jamur tesebut hidup.
Jenis-jenis jamur yang dapat tumbuh pada roti :
a. Penicilium
b. Zygomycota
c. Aspegillus

IV. Alat Dan Bahan Yang Digunakan :


a. Alat yang digunakan :
1. Mikroskop : 1 buah
2. Kaca Praparat : 1 buah
b. Bahan yang digunakan :
1. Roti yang sudah disimpan selama seminggu : 300 gram

V. Prosedur Percobaan :
1. Menyiapkan alat dan bahan
2. Menempatkan roti yang sudah disimpan selama seminggu di kaca preparat.
3. Mengamati roti tersebut pada mikroskop.

VI. Data Pengamatan :


Identifikasi Keterangan
Bentuk Roti Bulat
Warna Kapang Berwarna Putih
Bentuk Jamur Spora, Berserat, Rhizopus
Warna Jamur Putih
Faktor Penyebab Kapang Suhu, Ph

VII. Analisa Percobaan :


Dari data hasil pengamatan yang telah dilakukan. Didapatkan analisa data :
 Kelompok 1
Pertumbuhan kapang pada kelompok 1 terdapat tiga jenis kapang yaitu
kapang warna putih (Rhizopus), kapang warna hijau (Aspergillus dan
Aspergillus Oryzae), dan kapang warna merah (Nerospora) yang diakibatkan
terkontaminasi oleh udara dengan dan media penyimpanan (plastik) sehingga
seluruh permukaan roti ditumbuhi kapang yang berbentuk koloni.
 Kelompok 2
Pertumbuhan kapang pada kelompok 2 terdapat empat warna jamur seperti
hijau cokelat kehitaman, orange, dan putih. Faktor penyebab kapang adalah
karena plastik yang kurang steril. Pada permukaan roti terdapat bintik hijau
dan putih.
 Kelompok 3
Pertumbuhan kapang pada kelompok 3 bertumbuh dengan banyak hal ini
disebabkan pada saat memasukkan roti, roti masih dalam kondisi hangat
sehingga meyebabkan kelembapan pada permukaan plastik. Terdapat empat
warna jamur seperti hijau lumut, abu-abu, kuning dan hitam. Tekstur rotipun
semakin kears dibandingkan sebelum berjamur.
 Kelompok 4
Pertumbuhan kapang pada kelompok 4 terdapat satu jenis kapang yaitu
kapang yang berwarna putih yang disebabkan sterilnya alat dan bahan yang
digunakan dalam proses pembuatan roti dari ketika roti akan dmasukkan
kedalam plastik memang benar-benar terjaga dan tidak terkontaminasi oleh
tangan dan udara.
 Kelompok 5
Pertumbuhan kapang pada kelompok 5 sangat sedikit yang timbul. Kapang-
kapang yang timbulberwarna putih dan berserat, kapang tersebut timbul
dibagian-bagian tertentu dan tidak menyebar. Ini dikarenakan proses
pembuatan yang cukup steril, dan saat dimasukkan kedalam plastik, roti
terlebih dahulu didinginkan sampai benar-benar dingin, sehingga saat roti
dimasukkan kedalam plastik terjaga.
 Kelompok 6
Pertumbuhan kapang pada keompok 6 cukup banyak karena pada saat
dimasukkan kedalam plastik roti masih dalam keadaan hangat. Sehingga uap
roti dapat mempengaruhipertumbuhan jamur terkontaminasi, dan warna
rotipun tidak berubah. Permukaan atas roti banyak pertumbuhan jamur,
sedangkan pertumbuhan bawah roti tidak ada jamur.
 Kelompok 7
Pertumbuhan kapang pada kelompok 7 terdapat tiga jenis kapang yang terdiri
dari kapang berwarna hijaau, putih, dan hitam dan berserat yang disebabkan
oleh tidak sterilnya dalam proses pembuatan roti, udara, dan media
penyimpanan (plastik) dan permukaan roti banyak ditumbuhi kapang.
VIII. Kesimpulan
Berdasarkan dari data hasil pengamatan yang dilakukan dalam praktikum
yang berlangsung dapat ditarik kesimpulan bahwa banyaknya pertumbuhan
kapang tergantung pada kebersihan ataupun kesterilan alat dan bahan yang
digunakan serta terkontaminasi atau tidaknya dengan tangan dan tingkat
kedinginan roti ketika dimasukkan kedalam media penyimpanan yang
kemudian diperam selama seminggu.

IX. Daftar Pustaka


Diktat Praktikum Proses Industri Kimia Univesitas Muhammadiyah
Palembang.
http://carbonitros.blogspot.co.id/2015/03/laporan-penelitian-jamur-pada-
roti.html?m=1
http://firmansyahuin.blogspot.com/2015/01/penelitian-jamur-pada-roti-pada-
suhu.html?m=1
Lampiran

A) Lampiran Perhitungan
--
B) Lampiran Gambar Alat

Mikroskop Kaca Preparat

C) Lampiran Gambar Dokumentasi

Roti yang telah Berjamur


I. Judul Percobaan :Pembuatan Margarine
II. Tujuan Percobaan : Untuk mengetahui bagaimana proses pembuatan
margarine.
III. Dasar Teori :
Perbedaan antara lemak dan minyak adalah pada titik leburnya. Lemak
pada suhu kamar berupa zat padat yaitu glyserida yang berasal dari asam jenuh.
Sedangkan minyak pada suhu kamar berupa cairan terutama dari asam-asam
yang tidak jenuh.
Beberapa contoh lemak :
O O

CH2 O C C3H7 CH2 O C C17H35

O O

CH2 O C C3H7 CH2 O C C17H35

O O

CH2 O C C3H7 CH2 O C C17H35

Gliseril Tributirat Gliseril Tristearat

Minyak-minyak nabati dengan mudah dapatdiubah menjadi margarine

yaitu melalui proses hidrogenasi. Sifat-sifat dari minyak dan lemak :

 Jika minyak dan lemak dipanaskan dengan H2O pada tekanan 10 atm dan
temperature 180oC maka akan mengalami hidrolisa, terurai menjadi glyserol
dan asam-asam lemak. Glyserol larut dalam air dan asam lemak mengapung
diatas air.
 Minyak yang mengandung asam-asam yang tidak jenuh dengan bantuan
katalis serbuk nikel dapat mengatasi hydrogen, sehingga menjadi lemak
pedat. Proses ini digunakan untuk membuat mentega atau margarine tiruan.
Margarine jauh lebih murah dari mentega, sehingga margarine dipakai untuk
menggantikan mentega.
Margarine dapat dibuat dari lemak nabati maupun lemak hewani, yakni
salah satunya diproduksi dari lemak beef yang disebut oleo-margarine.
Margarine sedikitnya mengandung 80% lemak dari total beratnya. Sisanya
(kurang lebih 17-18%) terdiri dari turunan susu skim, air atau protein kedelai
cair. Dan sisanya (1-3%) merupakan garam, yang ditambahkan sebagai flavor.

IV. Alat Dan Bahan Yang Digunakan :


a. Alat yang digunakan :
1. Erlenmeyer : 2 buah
2. Gelas Ukur : 1 buah
3. Neraca Analitik : 1 buah
4. Hot Plate : 1 buah
5. Thermometer : 1 buah
6. Gelas Kimia : 1 buah
7. Baskom : 1 bungkus

b. Bahan yang digunakan :


1. Minyak Kelapa : 20 gram
2. Tepung Susu : 1,5 gam
3. Garam Dapur : 1,5 gram
4. Asam Benzoat : 1,5 gram
5. Asam Stearat : 6,5 gram
6. Air : 2 ml
7. Batu Es

V. Prosedur Percobaan :
1. Memasukkan 6,5 gram asam stearat kedalam 20 gram minyak kelapa dan
dipanaskan pada suhu 100oC sampai stearatnya mencair, kemudian
didinginkan dalam air pendingin sampai terjadi serpihan halus.
2. Melarutkan susu bubuk dalam air, lalu ditambahkan garam dapur dan asam
benzoate, dipanaskan sebentar agar larut (40oC).
3. Mencampurkan prosedur 1 dan 2 sambil diaduk-aduk sampai rata dan
didinginkan dengan menggunakan batu es sampai terbentuk margarine.

VI. Data Pengamatan :


Identifikasi Margarine Hasil Praktikum Margarine Pasaran
Warna Putih kekuningan Kuning mengkilat
Bau Bau susu menyengat -
Licin, berminyak,
Licin, terdapat butiran-butiran
Tekstur tidak terdapat butiran
jika dioles, berminyak
(emulsi merata)
Bobot 23 gram

VII. Analisa Percobaan :


Dari percobaan yang dilakukan , dimulai dari memasukkan asam stearat
6,5 gram kedalam minyak kelapa 20 gram lalu dipanaskan dengan suhu 100oC.
Selama dipanaskan, aduk cairan sampai stearatnya mencair, selanjutnya cairan
yang telah mencair didinginkan di air es batu sampai muncul serpihan halus,
selanjutnya melarutkan susu bubuk 1,5 gram kedalam air 2 ml, kemudian
tambahkan garam dapur sebanyak 1,5 gram dan asam benzoat 1,5 gram, lalu
panaskan diatas hot plate, namun prosesnya hanya sebentar, dikarenakan pada
psoses ini hanya untuk cairan mencair. Suhu yang dipakai kira-kira 42oC saat
diukur menggunakan termometer. Setelah itu kedua larutan digabungkan
kedalam satu tempat untuk mendapatkan margarine, pada tahap ini kedua
larutan yang telah dicampurkan diaduk sampai rata dan menyatu. Setelah itu
didapatkan margarine yang sesuai, namun margarine yang didapat belum bisa
dikatakan berkualitas karena warnanya yang kuning pucat dan aromanya agak
tengik. Untuk menambah keterangan warna maka ditambahkan pewarna
makanan. Aroma tengik juga disebabkan karena margarine yang didapatkan
dibiarkan dalam air selama satu malam.
VIII. Kesimpulan
Dari praktikum pembuatan margarine ini, didapati margarine, namun
belum bisa dikatakan berkualitas baik karena bentuk fisik margarine masih
belum layak pakai, hal ini bisa dilihat dari warnanya yang kuning pucat.

IX. Daftar Pustaka


Diktat Praktikum Proses Industri Kimia Univesitas Muhammadiyah
Palembang.
http://inueds.blogspot.co.id/2012/10/proses-pembuatan-margarin.html?m=1
http://rafifbaihaqi21.blogspot.co.id/2016/05/perbedaan-margarine-mentega-
dan-butter.html?=m1
Lampiran

A) Lampiran Perhitungan
--
B) Lampiran Gambar Alat

Hot Plate Beacker Glass Erlenmeyer

Spatula Thermometer Timbangan

Kaca Arloji Baskom Cawan Petri

C) Lampiran Gambar Dokumentasi

Stearat + minyak Susu + air + NaCI + asam Margarine


benzoat
I. Judul Percobaan :Pembuatan Biodiesel Dari Minyak Jelantah
II. Tujuan Percobaan : 1. Untuk mengetahui proses pembuatan biodiesel
dari minyak jelantah.
2. Untuk menguji sifat fisik biodiesel seperti
densitasnya.
III. Dasar Teori :
Minyak goreng dapat dikatakan sebagai minyak jelantah, jika sudah
digunakan dua kali menggoreng. Selain itu, minyak tidak dapat lagi dugunakan
mengingat minyak sudah mengandung zat karsinogenik yang dapat menimbulkan
berbagai keluhan dan penyakit seperti menimbulkan penyakit kanker, penyakit
jantung, dan menghambat atau menurunkan kecerdasan generasi berikutnya.
Pada prinsipnya minyak jelantah menjadi biodiesel adalah proses konversi
trigliserida menjadi multieter ester. Proses konversi ini biasanya disebut
transesterifikasi. Proses transesterifikasi merupakan reaksi antara minyak dengan
allkohol untuk memutuskan tiga rantai gugus ester dari tiap cabang trigliserida.

IV. Alat Dan Bahan Yang Digunakan :


a. Alat yang digunakan :
1. Corong Pemisah : 1 buah
2. Becker Glass : 3 buah
3. Erlenmeyer : 2 buah
4. Gelas Ukur : 1 buah
5. Statif : 1 buah
6. Kaca Arloji : 1 buah
7. Labu Leher Dua : 1 buah
8. Hot Plate Stirrer : 1 buah
9. Magnet Stirrer : 1 buah
10. Piknometer : 1 Buah
11. Neraca Analitik : 1 Buah
12. Thermometer : 1 Buah
b. Bahan yang digunakan :
1. Minyak Jelantah : 50 ml
2. Methanol 70% : 650 ml
3. CH3COOH : 1 tetes
4. NaOH : 2 gram
5. Air (Aquadest) : 506,9 ml
6. Pp : 7,95 gr
7. H2 SO4 : 0,5 ml
8. H2 C2 O4 : 2,25 gr

V. Prosedur Percobaan :
1. Menyiapkan seluruh bahan dan alat yang akan digunakan.
2. Menyiapkan minyak jelantah.
3. Mengukur minyak jelantah sebanyak 100 ml. Menyaring minyak jelantah
sehingga bebas dari impurities.
4. Menyiapkan larutan metoksi.
a. Mengukur methanol sesuai perbandingan sebanyak 300 ml dengan
perbandingan 1 : 3.
b. Menimbang NaOH sebanyak 2 gram.
c. Melarutkan NaOh kedalam methanol.
5. Memanaskan minyak jelantah hingga suhu 65oC
6. Memasukkan larutan metoksi.
7. Memanaskan hingga satu jam dengan suhu 65oC sambil diaduk konstan.
8. Menuangkan larutan kedalam corong pemisah.
9. Kemudian didiamkan hingga terbentuk dua lapisan terdiri dari gliserol dan
metal ester.
10. Memisahkan etil ester dengan air hangat 55oC dengan penambahan satu tetes
CH3COOH pada cucian pertama
11. Memanaskan etil ester pada suhu 110oC untuk menghilangkan kadar air.
12. Kemudian uji fisik dan flame etil ester yang dihasilkan.
VI. Data Pengamatan :
No Reaksi Hasil Reaksi
1 50 ml minyak jelantah + 300 ml Setelah didiamkan selama semalam
metanol + 0,5 ml H2SO4 pekat 2 lapisan pada corong pemisah
dipanaskan selama 2,5 jam pada yaitu gliserol berada dibawah dan
suhu 65 ℃ lalu diendapkan di metil ester berada diatas.
corong pemisah selama semalam
2 35 ml metil ester + 3 gr NaOH + Setelah didiamkan selama semalam
300 ml metanol dipanaskan selama terbentuk 2 lapisan lagi pada
1 jam pada suhu 65℃ lalu corong pemisah yaitu gliserol dan
diendapkan lagi dicorong pemisah metil ester, kemudian diambil metil
selama semalam ester.
3 13, 8 ml metil ester + 6,9 ml Terbentuk 2 lapisan dimana gliserol
aquadest panas, lalu didiamkan sisa yang berwarna kuning pucat
didalam corong pemisah selama berada dibagian bawah dan
semalam biodiesel yang berwarna kuning
bening dibagian bawah.
4 10 ml asam oksalat + 3 tetes Larutan yang awalnya berwarna
indikator pp 0,1 ml + 15 ml NaOH bening berubah menjadi berwarna
0,1 ml pada saat titrasi. pink pada saat titrasi NaOH ke 15
ml.
5 8 ml biodiesel dari tahap pemurnian Larutan yang awalnya bening
+ 50 ml metanol + 3 tetes indikator menjadi berwarna pink bening pada
pp + 1 ml larutan NaOH pada saat titrasi Naoh ke 1 ml.
titrasi.
Lapisan yang terbentuk :
 Lapisan atas : Cairan berwarna kuning kental berlemak(gliserin)
 Lapisan bawah : Cairan berwarna kuning jernih (biodiesel)

VII. Analisa Percobaan :


Pada percobaan biodiesel, bahan baku yang digunakan adalah minyak
jelantah. Pembuatan biodiesel ini menggunakan NaOH yang berfungsi sebagai
katalis pada reaksi transesterifikasi. Proses ini melalui pemanasan dengan suhu
55oC. Setelah suhu mencapai 55oC, larutan kemudian diangkat kemudian
larutan dimasukkan kedalam corong pemisah. Pada pemisahan dalam corong
pemisah, waktu pendiaman adalah selama satu minggu. Setelah satu minggu,
larutan terbagi menjadi dua lapisan. Lapisan atas berupa cairan berwarna
kuning kental berlemak (gliserin) dan lapisan bawah berupa cairan berwarna
kuning jernih (biodiesel). Lapisan bawah kemudian diambil untuk dilakukan
pencucian dengan air panas dengan suhu 80oC dan ditambahkan satu tetes
CH3COOH kedalamnya. Larutan kemudian disimpan lagi selama kurang lebih
satu minggu. Setelah satu minggu larutan kemudian dipanaskan diatas hot plate
sampai suhunya mencapai 110oC untuk menghilangkan airnya. Setelah airnya
hilang karena menguap didapatkanlah larutan berwarna kuning kental.
Kemudian larutan dilakukan uji coba dengan cara membakarnya. Saat
pembakaran nyala apinya, dan ini membuktikan bahwa larutan tersebut
bukanlah biodiesel.

VIII. Kesimpulan
Pada praktikum pembuatan biodiesel , didapatkan larutan berwarna
kuning kental ± 4 ml yang kemudian dilakukan uji coba pembakaran dengan
hasil nyala api sangat kecil.
IX. Daftar Pustaka
Diktat Praktikum Proses Industri Kimia Univesitas Muhammadiyah
Palembang.
http://www.academia.edu/8725196/PEMBUATAN_BIODIESEL_DARI_MIN
YAK_JELANTAH
http://chemeng2301.blogspot.com/2013/05/laporan-praktikum-
biodiesel.html?m=1

Lampiran

A. Lampiran Perhitungan
 H𝟐 C𝟐 O𝟒 0,1 m, 250 ml
= 90 gr/mol 0,1 mol /
A. Lampiran Gambar Alat

Hot Plate Thermometer Spatula

Beacker Glass Corong Pemisah Gelas Ukur


Timbangan Erlenmeyer Magnetic Stirre

B. Lampiran Gambar Dokumentasi

Pembuatan biodiesel
I. Judul Percobaan : Pembuatan VCO Secara Fermentasi
II. Tujuan Percobaan : Untuk mengetahui bagaimana proses pembuatan
minyak kelapa (VCO) secara fermentasi
III. Dasar Teori :
Minyak kelapa dapat dibuat dengan berbagai cara diantaranya tradisional,
melalui pemanasan terhadap santan kelapa. Tetapi cara tersebut kurang efisien
untuk industry kecil disebabkan beberapa factor seperti rendimennya minyak
yang relative rendah dan kebutuhan bahan bakar yang cukup besar. Untuk
mengatasi kendala tersebut maka cara fermentasi merupakan cara yang sangat
efisien dan cocok untuk industry kecil atau home industry, karena cara
fermentasi merupakan proses yang hemat energy.
Pembuatan minyak kelapa merupakan tindakan paska panen yang sangat
penting untuk buah kelapa.Minyak kelapa adalah bagian paling penting dan
berharga dari buah kelapa.Kelapa merupakan tanaman perkebunan kelapa berupa
batang pohon urus dari family palame.Tanaman kelapa memiliki banyak manfaat
mulaidari akar, batang, daun hingga pelepahnya.
Buah kelapa merupakan minyak nabati bermanfaat didunia, karena
banyak sekali kegunaannya yaitu, sebagai bahan makanan seperti minyak,
industry sabun, lilin dan ramuan obat-obatan (Setyanidjaja,1995). Buah kelapa
memiliki komposisi kimia seperti air, kalori dan fosfor yang tinggi, dan
mengandung sedikit protein, lemak, karbohidrat.Kalsium, besi serta vitamin.
Salah satu olahan buah kelapa yang sangat menjanjikan dan mempunyai
peluang yang besar untuk dikembangkan adalah minyak kelapa murni atau sering
dikenal dengan virgin coconut oil (VCO).VCO adalah minyak kelapa yang
terbuat dari daging kelapa.VCO ini dipercaya ampuh untuk memberantas
berbagai penyakit degenerative diantaranya darah tinggi, stroke, diabetes mellitus
dan lain-lain. Pembuatan VCO ada beberapa cara yaitu, tradisional, pemanasan,
pengasaman, sentrifugasi, pancingan dan enzimatis.
Santan adalah cairan yang berwarna putih yang diperoleh dari
pengepresan atau pemeransan daging kelapa dengan atau tanpa penambahan
air.Banyaknya air santan yang diperoleh sangat tergantung pada banyaknya air
yang ditambahkan. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa pemerasan
parutan daging kelapa tanpa air diperoleh emulsi minyak dalam air yang
mengandung minyak sekitar 41-44%, air 46%, zat padat bebas lemak 10% dan
protein 4,8% (M.Qazuin,1993). Jika santan didiamkan akan terpisah menjadi 2
fase yaitu fase skim (protein) yang jernih bagian bawah dank rim (minyak) yang
berwarna putih susu dibagian atas (Winarno,2004).
Kandungan utama minyak kelapa murni adalah asam laurat.Dimana asam
laurat ini memiliki sifat anti biotik, anti bakteri dan jamur. VCO merupakan
modifikasi proses pembuatan minyak kelapa sehingga dihasilkan produk dengan
kadar air dan kadar asam lemak bebas yang rendah, berwarna bening, berbau
harum serta mempunyai daya simpan yang cukup lama.

IV. Alat Dan Bahan Percobaan :


a. Alat yang digunakan :
1. Baskom : 1 buah
2. Serbet : 1 buah
3. Saringan kelapa : 1 buah
4. Corong Pemisah : 1 buah
5. Corong : 1 buah
6. Beacker Glass : 2 buah
7. Gelas Ukur : 1 buah
8. Erlenmeyer : 2 buah
9. Timbangan : 1 buah
10. Pipet Tetes : 1 buah
11. Statif + Buret : 1 buah
12. Kertas Saring : 3 buah

b. Bahan yang digunakan :


1. Kelapa parut : 600 gr
2. Air Kelapa : 43,8 ml
3. Ragi : 0,3 gr
4. Air : 500 ml
5. NaOH : 0,8 gr
6. Phenolphthalein : 0,48 gr

V. Prosedur Percobaan :
A. Pembuatan Starter
Cairan bibit (stater) yang mengandung saccharomyces cereviseae harus
disiapkan terlebih dahulu sebelum proses fermentasi pembuatan minyak
kelapa.
Langkah kerja:
 Memisahkan tempurungnya dari daging kelapa lalu dilubangi dan airnya
ditampung.
 memotong- mopotong dan mencuci kelapa, kemudian memarut kelapa
yang telah dipotong dan dicuci.
 Selanjutnya menaambahkan air hangat atau air dingin, lalu meremas-
remas dan mensaring sehingga diperoleh air santan
 Kemudian mencampurkan satu bagian air kelapa dengan Sembilan bagian
air santan dan menambahkan Ragi. Lalu mengaduk campuran tadi secara
berlahan supaya raginya dapat larut.
 Tahap berikutnya memasukan campuran tersebut kedalam corong
pemisah dan memeram campuran tersebut selama satu malam dan akan
tumbuh mikroba saccharomyces cereviseae
 Setelah diperam satu malam, maka akan terbentuk dua lapisan yaitu,
lapisan pertama blondo (kental) dan lapisan kedua cairan bibit (starter).
Cairan bibit inilah yang digunakan untuk fermentasi.
Gambar 1. Bagan Pembuatan Cairan Bibit

B. Proses Fermentasi
Pengelolahan daging kelapa sama dengan cara pembuatan cairan bibit, tetapi
pada proses fermentai tidak ditambahkan Ragi.
Tahap-tahap fermentasi ialah sebagai berikut:
 mengkupas serabut kelapa, lalu memisahkan ari tempurungnya dan kulit
arinya dibuang.
 Selanjutnya memotong-motong lalu mencuci, dan kemudian
memarutpotongan kelapa tersebut.
 Setelah itu membiarkan santan sebentar sampai santan kelapa terpisah
dari air santan
 Memisahkan santan kelapa, lalu mencampurkan cairan bibit 1:3 dalam
corong pemisah dan mengkocok campuran tadi hingga merata
 Tahap selanjutnya, memeram larutan campuran (inkubasi) minimal 8 jam
pada suhu kamar dan dalam keadaan terbuka
 Selama fermentasi berjalan, cairan terpisah menjadi 3 lapisan yaitu,
bagian atas blondo, bagian tengah minyak dan bagian bawah cairan.
Kemudian memisahkan larurutan tersebut dengan cara membuka keran
pada corong pemisah.
Cairan bibit Blondo

Kelapa Santan Kelapa santan Pemeraman Minyak


kelapa

Air santan Cairan

Gambar 2.bagan proses pembuatan minyak kelapa cara fermentasi

C. Proses Titrasi Untuk Menentukan Kadar FFA


 Menimbang dengan teliti 2,5 ml sampel dengan gelas Erlenmeyer
 Menambahkan 3 tetes idikator PP dan menitrasi dengan NaOH 0,1
 Mengakhiri titrasi dengan di tandai terbentuknya warna merah muda yang
tetap ( tidak berubah kurang dari 15 menit )
 Melakukan titrasi sebanyak 3 kali

D. Pembuatan Larutan NaOH 0,1 N


Menimbang Kristal NaOH sebanyak 0,8 gr larutkan dengan air sebanyak
200 ml didalam gelas kimia kemudian mengencerkan hingga 200 ml

VI. Data Hasil Percobaan :


A. Pembuatan Starter
Identifikasi Hasil
Santan 395 ml
Air Kelapa 43,8 ml
Ragi 0,3 gram
Jumlah Starter 50 ml
Warna Starter Bening Jernih
Aroma Aroma khas minyak kelapa
Tekstur Licin, tindak lengket dan encer
B. Fermentasi
Identifikasi Hasil
Starter yang digunakan 50 ml
Santan kelapa (krim) 150 ml
Jumlah VCO 50 ml
Aroma Berbau Minyak kelapa
Warna Bening / jernih
Tekstur Licin
Berat VCO 38,70 gr
Berat Jenis -
Kadar FFA 0,0132 %

C. Titrasi
No Sampel VCO Indicator PP NaOH Warna
1 2,5 ml 3 tetes 0,5 ml Pink muda
2 2,5 ml 3 tetes 0,15 ml Pink keputih
3 2,5 ml 3 tetes 0,19 ml Pink keputih

VII.Analisa :
pada pembuatan VCO secara fermentasi langkah pertama ialah pembuatan
starter (cairan bibit) dengan mencampurkan air kelapa dengan santan 1:9. Pada
percobaan praktikan mencampurkan 43,8 ml air kelapa dengan 395 ml santan
lalu dimasukan ragi 0,3 gr lalu dikocok dan didiamkan selama 1 hari didapatkan
tiga lapisan, lalu dipisahkan lapisan tadi diambil larutan starter nya. Didapat
larutan starter 50 ml dengan warna bening jernih memiliki orama minyak
kelapa dengan tekstur licin, tidak lengket dan encer.
Langkah kedua ialah hamper sama dengan langkah pertama. Namun, tanpa
ragi pada langkah kedua ini mengambil larutan starter pada langkah pertama
lalu dicampurka santan 1:3 larutan starter saat dicampurkan santan 150 ml.
pada langkah selanjutnya pemeraman selama dua hari karna waktu praktikum,
dan dengan suhu kamar dan dalam keadaan terbuka. Setelah fermentasi berjalan
didapat tiga lapisan pada pemeraman inkubasi tersebut bagian atas belando,
bagian tengah minyak dan bagian bawah ialah cairan. Lalu dipisahkan dan
didapatkan miyak 50 ml atau 38,70 gr dengan warna putih bening kekuningan
dan aroma berbau minyak kelap dan tekstur nya licin.
Penentuan asam lemak bebas pada proses ini praktikan membagi 3 larutan
yang diletakkan kedalam Erlenmeyer, masing-masing larutan 2,5 ml minyak
kelap lalu ditambahkan 3 tetes larutan indicator PP lalu dititrasi dengan volume
yang berbeda yaitu 0,5; 0,15; 0,19. Pada saat titrasi larutan minyak dengan
NaOH membentuk atau terdapat perubahan warna pink, setelah itu ada
perubahan titrasi cukup dilakukan (titrasi selesai)

VIII. Kesimpulan
Dari percobaan pembuatan minyak kelapa (VCO) secara fermentasi dapat
disimpulkan bahwa, didapatkan larutan starter dalam satu malam pemeraman
setelah proses fermentasi larutan starter dengan santan 1:3 didapat minyak
kelapa sebanyak 50 ml dalam 2 hari pemeraman dengan aroama berbau minyak
kelapa, warnah bening kekunngan, tekstur licin.
Pada saat penentuan asam lemak bebas larutan minyak 2,5 ml ditetes
larutan NaOH didapatkan perubahan warna pink, semangkin banyak Volume
NaOH dititrasi kedalam larutan minyak maka larutan akan berubah menjadi
pink pekat.

IX. Daftar Pustaka


Diktat Praktikum Proses Industri Kimia I Universitas Muhammadyah
Palembang

Yukupuspitakimia.blogspot.co.id/2014/09/VCO.menggunakanfernipan.html
(diakses pada tanggal 21 Maret 2016)

Erwinalien.blogspot.co.id/2014/07/proses-pembuatan-VCO-virgin-
coconutoil.html (diakses pada tanggal 21 Maret 2016)

Digilbi.unimed.ac.id/publice/UNIMED-article-32578-7.Ramlan-Viv.Pdf
(diakses pada tanggal 21 Maret 2016)
Lampiran

A. Lampiran Perhitungan
 Mencari berat PP
BM x N x V
PP =
1000
318,3 x 0,1 x 15
PP =
1000
PP = 0,48 gr

 Membuat larutan NaOH


N x BM xV
gram =
1000
0,1 x 40 x200
=
1000
= 0,8 gr NaOH

 Menghitung N NaOH
gr 1000
N = 𝑥
Mr 200
0,8 1000
N = 𝑥
40 200
N = 0,2 N NaOH

 Mencari kadar FFA


Diketahui :
NNaOH : 0,2
VNaOH : 0,28 ml
BM asam laurat : 200
Berat VCO (W): 5 ml
N x V x BM
FFA = x 100%
W x 1000
0,2 x 0,28 ml x 200
FFA = x 100%
47,38 ml x 1000
11,2
= x 100%
47380
= 0,0236%

B. Lampiran Alat

Baskom Saringan Kelapa Corong Pemisah

Corong Serbet Beacker Glass

Gelas Ukur Pipet Tetes Timbangan

Erlenmeyer Piknometer Statif + Buret


C. Lampiran Dokumentasi
 Gambar Pembuatan Starter dan Fermentasi

Starter Fermentasi VCO yang didapat

 Gambar Hasil Titrasi

Bagian (1) Bagian (2) Bagian (3)


Pink Muda Pink keputihan Pink keputihan

Palembang, Juli 2017


Mengetahui,
Asisten Laboratorium; Praktikan,

1. Sahidah, ST ( )
2. Herawati, A.Md ( ) Abdul Rahman Sayuti

Menyetujui
Kepala Laboratorium
Proses Industri Kimia

Netty Herawati,ST.MT

Anda mungkin juga menyukai