Gas & Titik Nol Absolut
Gas & Titik Nol Absolut
I. Tujuan :
Setelah melakukan percobaan, dapat menerangkan kelakuan gas pada volume
konstan dengan kondisi tekanan dan temperatur yang berbeda.
Dapat mengerti prinsip kerja Hg-U manometer dan termometer gas.
Dapat membedakan antara skala Celcius dan skala Kelvin, dan memperkirakan
temperatur nol absolut.
Dengan menggunakan data dari contoh khusus nampak bahwa perkalian tekanan
dan volume adalah konstan:
1.480 mm x 50 ml = 74.000 mm.ml
740 mm x 100 ml = 74.000 mm.ml
Untuk menyatakan bahwa suatu variabel tidak berubah, ditulis lambang k, yang
menunjukkan suatu tetapan (konstanta). Mentabelkan informasi itu akan
memperjelas bahwa hanya tekanan dan volume berubah, dan karena itu hukum
Boyle dapat diterapkan.
Pengaruh Temperatur
Jika kuantitas tertentu gas dikurung pada tekanan konstan dalam sebuah bejana,
volume gas akan berubah dengan temperatur. Gas terkurung diatas cairan dalam
suatu silinder berskala yang diselubungi suatu selubung lewat mana dapat dialirkan
suatu cairan pada temperatur tertentu. bila temperatur dinaikkan, volume gas
bertambah, bila diturunkan volume berkurang. Dengan menaik turunkan labu
pengatur permukaan cairan, permukaan dalam labu ; dengan cara ini tekanan gas
yang terkurung dapat dijaga agar konstan dan sama dengan tekanan udara luar
(tekanan gas dapat juga dibuat konstan dibawah atau diatas tekanan udara luar,
dengan meletakkan labu itu pada posisi yang benar).
Katakan suatu silinder mengandung 100 ml udara kering pada 0C. Tabel 4-1
mencantumkan volume udara itu pada pelbagai temperatur lain. Untuk mengurung
udara dibawah –38,87C, haruslah digunakan cairan lain pengganti merkurium,
karena merkurium membeku pada dan dibawah temperatur itu ; juga diatas 100C
penguapan merkurium mulai menambah volume gas yang terkurung.
Pada skala Kelvin itu, nol mutlak diberi harga 0K. suatu perubahan 1K sama
besarnya dengan perubahan 1C, sehingga titik beku air, yang 273,15 derajat diatas
nol mutlak, mempunyai harga sebesar 273,15K pada skala Kelvin. Mengubah 0C
ke K, 273 (lebih tepat 273,15) harus ditambahkan ke temperatur Celcius.
Tak terdapat temperatur tertinggi yang dapat dihitung karena tak dikenal data
atas teoritis untuk temperatur. Temperatur didalam matahari diperkirakan setinggi
30.000.000 K ; temperatur yang dicapai dalam ledakan bom hidrogen diperkirakan
100.000.000 K.
Hukum Charles
Dalam gambar 4.3 grafik garis lurus temperatur suatu gas versus volumenya
menunjukkan bahwa perubahan dalam besaran – besaran ini berbanding lurus satu
sama lain. Namun, angka banding langsung antara volume dan temperatur tak
diperoleh jika temperatur yang digunakan diambil dari skala Celsius atau
Fahrenheit. Bilangan dalam skala-skala ini hanyalah harga relatif. Baik 0C maupun
0F tidak menyatakan ketiadaan temperatur, karena pada masing-masing skala ini
masih dapat dibaca temperatur “dibawah nol”.
Karena hanya dalam skala mutlak nol berarti tak ada temperatur, rujukan apa
saja ke angka banding langsung antara volume dan temperatur haruslah menyebut
bahwa digunakan harga-harga mutlak. Pernyataan hubungan ini dikenal sebagai
hukum Charles. Jika tekanan tak berubah, volume gas dengan massa tertentu,
berbanding lurus dengan temperatur mutlak. Secara matematis,
VαT
Dengan menggunakan data dari tabel dan mengubah ke temperatur mutlak,
nampak bahwa koefisien volume dibagi oleh temperatur mutlak suatu konstanta :
155 ml
0,366 ml/K
150 273 K
100 ml
0,366 ml/K
0 273 K
82 ml
0,368 ml/K
- 50 273 K
V1 V2 V T ……………. (2)
atau 1 1
T1 T2 V2 T2
Hubungan antara Tekanan dan Temperatur
Terutama dinegeri subtropis, setelah diukur pada pagi hari yang dingin, tekanan
udara dalam ban ditengah hari dimusim panas dapat naik secara menyolok setelah
mobil dikendarai beberapa jam. Sementara itu volume ban praktis tidak bertambah.
Hubungan antara tekanan dan temperatur pada volume konstan tidak lazim dirujuk
ke nama penemunya, agaknya karena hubungan ini dikenal secara bertahap oleh
beberapa penyelidik. Kadang-kadang diberi nama menurut nama Joseph Gay-
Lussac dan kadang-kadang menurut nama Guillaume Amontons, yang
menghubungkan tekanan gas ke temperaturnya dan membuat suatu termometer gas
atas dasar ini dalam tahun 1703. sumbangan kedua ilmuan ini akan kita hargai
dengan menyebut hubungan itu hukum Gay Lussac dan Amontons. Tekanan gas
dengan massa tertentu berbanding lurus dengan temperatur mutlak, bila volume
tidak berubah. Dinyatakan secara matematis:
Pα T
Atau P/T = suatu konstanta. Pernyataan yang setara adalah
P1 P P T ……………. (3)
2 atau 1 1
T1 T2 P2 T2
P0 = P1 P1 = Tekanan pada T1
T0 T1 T1 = 1C atau 274K
P1 P0 P0
T1 273 t 0 CatauK
t 0
CatauK
T0 273 = Po 1
273
Untuk tujuan-tujuan praktis dapat kita asumksikan bahwa pada temperatur dan
tekanan lingkungan, H2, helium dan udara berkelakuan mendekat gas ideal sebab jauh
dari titik cairnya (embunnya). Pada percobaan ini udara ditentukan dengan persamaan
(4) :
Pt1 = Po (1 + γ Δt1) atau Po = Pt / (1 + γ Δ t1)
Pt2 = Po (1+ γ Δt2) atau Po = Pt / (1 + γ Δ t2)
Dari dua persamaan diatas diperoleh :
Pt2 Pt1
P1t2 P2 t1
Untuk T = 30 C
V = Vlabu – π / 4 . d2 . t
= 1.140 cm3 – 3,14 / 4 x 0,82 x ½ 0 cm
= 1.140 cm3 – 0,785 x 0,64 x 0 cm
= 1.140 cm3 – 0 cm
= 1.140 cm3 = 1.140 ml
P30 . V30 P .V
1 1
T30 T1
Untuk T = 40 C
V = Vlabu – π / 4 . d2 . t
= 1.140 cm3 – 3,14 / 4 x 0,82 x ½ 6 cm
= 1.140 cm3 – 0,785 x 0,64 x 3 cm
= 1.140 cm3 – 1,5072 cm
= 1.138,4928 cm3 = 1.138,4928 ml
P40 . V40 P .V
1 1
T40 T1
P1 .V1 .T40 746 mmHg x 1140 cm 3 x 313K
P40
T1 .V40 304K x 1.138,4928 cm 3
266.187.720
346.101,8112
769,1024 mmHg
Untuk T = 50 C
V = Vlabu – π / 4 . d2 . t
= 1.140 cm3 – 3,14 / 4 x 0,82 x ½ 12,4 cm
= 1.140 cm3 – 0,785 x 0,64 x 6,2 cm
= 1.140 cm3 – 3,1149 cm
= 1.136,8851 cm3 = 1.136,8851 ml
P50 . V50 P .V
1 1
T50 T1
Untuk T = 60 C
V = Vlabu – π / 4 . d2 . t
= 1.140 cm3 – 3,14 / 4 x 0,82 x ½ 19,4 cm
= 1.140 cm3 – 0,785 x 0,64 x 9,7 cm
= 1.140 cm3 – 4,8733 cm
= 1.135,1267 cm3 = 1.135,1267 ml
P60 . V60 P .V
1 1
T60 T1
Pt 2 Pt1
820,6727 671,1107 mmHg
Pt1 t 2 Pt 2 t 1 (671,1107 mmHg x 29K ) (820,6727 mmHg x ( 31K ))
149,562 mmHg
19462, 2103mmHgK ( 25440,8537) mmHgK
149,562 mmHg
0,003331 K 1
44903,064 mmHgK
Dari hasil percobaan disimpulkan bahwa Koefisien ekspansi dari udara dalam
ruangan pada saat praktikum adalah 0,003331 K 1