Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PENDAHULUAN

PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR MANUSIA

TERMOREGULASI

Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi mata kuliah praktik Keperawatan Dasar
Manusia

Dosen pengampu :Liya Novitasari, S.Kep., Ns

Oleh :

PIANIKE WIDIAWATI

TANGGUH SOFA NURYAT

ANNISA RAHMATIKA

IDA I DEWA ADI PRAMANA

WARNI WAHYUNI

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

NGUDI WALUYO UNGARAN

2013
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Tubuh dapat berfungsi secara normal dalam rntang temperatur yang samapi
lebih dari 37̊C, temperatur diluar rentang ini dapat menyebabkan kerusakan, efek
yang permanen seperti kerusakan otak atau kematian. Tubuh dapat secara sementara
mengatur temperatur melalui mekanisme tertentu. Terpajan pada panas yang
berkepanjangan meningkatka aktifiotas metabolik tubuh dan meningkatkan kebutuhna
oksigen dijaringan. Pemajanan pada panas yang lama dibawah matahari dapat
menyebabkan heatstroke yang ditandai dengan demam tinggi, konvulsi, koma.
B. Tujuan Penulisan
1) Mampu mengetahui tentang pengertian termoregulasi
2) Mampu mengetahui tentang fungsi fisiologis dari termoregulasi
3) Mampu mengetahui tentang faktor-faktor yang mempengaruhi termoregulasi
4) Mampu memahami perubahan suhu manusia
5) Mampu mengetahui tentang gangguan pemenuhan kebutuhan suhu manusia
6) Mampu mengetahui tentang penatalaksanaan dari kompres dan pengukuran
termoregulasi
7) Mampu melakukan asuhan keperawatan pada pasien dengann termoregulasi.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. KONSEP TEORI GANGGUAN ATAU PERUBAHAN KEBUTUHAN DASAR


MANUSIA
1. DEFINISI
Termoregulasi adalah suatu pengaturan fisiologis tubuh manusia mengenai
keseimbangan produksi panasa dan kehilangan panas, sehingga panas dalam tubuh
dipertahankan secara konstan. Termoregulasi manusia berpusat pada hipotalamus
anterior. Terdapat 3 komponen pengatur atau penyusun sistem pengatura panas.
Suhu atau termoregulasi merupakan suau perbedaan antara jumlah panas yang
dihasilkan oleh tubuh dengan jumlah panas yang hilang ke lingkungan eksternal
atau substansi panas dingin atau permukaan kulit tubuh.
Hipertermi atau peningkatan suhu tubuh merupakan keadaan dimana
seseorang individu mengalami kenaikan suhu tubuh.
Adapun lokasi untuk pengukuran temperatur tubuh adalah :
a) Ketiak (Aksila)
b) Anus (Rektal)
c) Dibawah lidah (liblingual)
Usia Suhu ̊̊̊̊ C usia Suhu ̊̊̊C
3 bulan 37,5 11 tahun 36,7
6 bulan 37,7 13 tahun 36,6
1 tahun 37,3 Dewasa 36,4
3 tahun 37,2  70 tahun 36,0
5 tahun 37,0
7 tahun 36,8
9 tahun 36,7
(Potter and Perry, 1999)

2. FUNGSI FISIOLOGIS
a. Produksi panas
Panas diproduksi didalam tubuh melalui metabolisme yang merupakan
reaksi kimia pada se;l tubuh. Makanan merupakan sumber bahan bakra yang
utama bagi metabolisme. Termoregulasi membutuhkan fungsi normal dari
proses produksi panas. Reaksi kimia selular memerlukan bila metabolisme
meningkat, panas tubuh meningkat dan diproduksi. Produksi panas terjadi
selama istirahat, gerakan otot polos, gerakan otot dan termogenesis.
1) Metabolisme basal merupakan penghasil panas yang diproduksi tubuh saat
istirahat. Jumlah rata-rata metabolisme (BMR) bergabtung pada luas
perukaan tubuh. Hormon tyroid juga mempengaruhi BMR dengan cara
meningkatkan pemecahan glukosa dan lemak tubuh. Hormon tyroid
meningkatkan laju reaksi kimia yang hampir seluruh sel tubuh.
2) Gerakan volunter seperti aktivitas otot selama latihan membutuhkan
tambahan energi. Laju energi dapat meningkatkna diatas 2000 kali
normal. Produksi panas dapat meningkat diatas 50 kali normal.
3) Menggigil
Merupakan respon tubuh involunter terhadap suhu yang berbeda dalam
tubuh. Menggigil dapat meningkatkan produksi panas 4-5 kali lebih besar
dan normal Panas diproduksi untuk mempertahankan suhu tubuh (Potter
and perry,1999).
Pengeluaran dan produksi panas terjadi secara stimultan. Struktur kulit
dan paparan terhadap lingkungan secara konstan. Pengeluaran panas
secara normal melalui radiasi, konduksi konveksi dan evaporasi.
1) Radiasi
Merupakan perpindahan panas dari permukaan suatu objek Ke
permukaan objek lain tanpa bersentuhan. Panas terpindah
melalui gelombang elektromagnetik.
2) Konduksi
Merupakan perpindahan panas dari satu objek ke objek lain ke
kontak langsung. Ketika kulit hangat menyentuh objek yang
lebih dingin, panas akan hilang.
3) Konveksi
Merupakan perpindahan panas karena gerakan udara. Panas
diproduksi pertama kali pada molekul udara secara langsung
dalam kontak dengan kulit.
4) Evaporasi
5) Merupakan perpindahan panas karena gerakan udara menjadi
gas. Tubuh secara kontinue kehilangan panas melallui
evaporasi kira-kira 1000 kali sampai 9000 ml sehari, yang
menguap dari kulit dan paru yang mnegakibatkan kehilangan
panas dan air (Wikipedia, org)
3. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPERNGARUHI SUHU TUBUH
a) Usia
Regulasi suhu tidak stabil dari anak-anak sampai mencapai pubertas. Rentang
suhu normal turun secara berangsur sampai seseorang mendekati lansia.
Lansia mempunyai rentang suhu tubuh yang lebih sempit daripada dewasa
awal.
Suhu oral 35̊C tidak lazim pada lansia sekitar 36̊C, lansia terutama sensitif
terhadap suhu ekstrem karena kemunduran mekanisme kontrol terutama pada
kontrol vasometer (kontrol vasokontriksi dan vasodilatasi) penurunan curah
jumlah jaringan subkutan, penurunan aktivitas kelenjar keringat dan
penurunan metabolisme.
b) Olahraga
Aktivitas otot memerlukan peningkatan suplai darah dan pemecahan KH, dan
lemak. Haliin meneybabkan peningkatan metabolis me dan produksi panas.
Segala jenis olahrag dapat meningkatkan produksi panas, akibatnya
meningkatkan suhu tubuh. Olahrag yang lama seperti lari jarak jauh, adapat
meningkatkan suhu tubuh untuk sementara sampai 41̊C.
c) Kadar Hormon
Secara umum, wanita fluktuasi suhu tubuh yang lebih besra dibandingkan pria.
Variasi hormonal selama siklus menstruasi menyebabkan fluktuasi suhu
tubuh. Kadar progesteron meningkat dan menurun secara bertahap selama
siklus menstruasi. Bila kadar progesteron rendah suhu tubuh beberapa derajat
dibawah kadar batas (Bobak, 1993)
d) Stres
Stres fisik dan emosi meningkatkan suhu tubuh melalui stimulasi hormonal
dan persyarafan. Perubahan fisiologis tersebut meningkatkan panas. Klien
yang cemas saat masuk RS atau tempat praktik dokter suhu tubuhnya lebih
tinggi dari batas normal. (Adanya kerja hormon epinefrin dan non epinefrin
yang memecah glikogen menjadi energi dan megnhasilkan panas).

4. PERUBAHAN SUHU MANUSIA


a) Hipertermi
Keadaan dimana ketika seseorang individu mengalami atau beresiko
mengalami kenaikan suhu tubuh terus-menerus lebih tinggi dari 37,8̊C per
rectal karena faktor eksternal:
 Pola hipertermi
1) Terus menerus
Merupakan pola demam yang tingginya menetap lebih
dari 24 jam bervariasi 1̊C -2̊C
2) Intermiten
Demam memuncak secara berseling dengan suhu
normal , suhu akan kembali normal paling sedikit sekali
24 jam.
3) Relaps
Periode episode demam diselingi dengan tingkat suhu
normal episode demam.
4) Remiten
Dimana demam memuncak dan turun tanpa kembali
kesuhu normal.
b) Hipotermi
Suatu kondisi dimana mekanisme tubuh untuk pengaturan suhu kesulitan
mengatasi normal (suhu dingin), suhunya berada dibawah 35 ̊̊̊C.
 Gejalanya :
1) Penderita berbicara ngelantur
2) Kulit sedikit berwarna abu-abu
3) Detak jantung melemah
4) Tekanan darah menurun dan terjadi kontraksi otot sebagai usaha
untuk menghasilkan panas
5) Irama sirkadia (siklus 24 jam gelap dan terang)Suhu tubuh berubah
secara normal (0,5̊ C - 1̊C selama periode 24 jam). Bagaimanapun
suhu merupakan irama paling stabil pada manusia. Suhu tubuh
biasanya paling rendah pada jam 01.00-04.00 dini hari dan
meningkat pada waktu pagi-siang hari. Namun perlu diketahui
puncak suhu meningkat pada usia lansia yaitu pada dini hari (Lenz,
1987).
6) Lingkungan
Lingkungan mempengaruhi suhu tubuh jika suhu dikaji dalam
ruangan yang sangat hangat, klien mungkin tidak mampu
meregulasi suhu tubu melalui mekanisme pengeluaran panas dan
suhu tubuh akan naik. Jika klien berada dilingkungan luar tanpa
baju hangat, suhu tubuh mungkin rendah karena penyebaran yang
efektif dan pengeluaran panas yang efektif dan pengeluaran panas
yang konduktif. Bayi dan lansia paling sering dipengaruhi oleh
suhu lingkungan karena mekanisme suhu mereka kurang efisien.
Pada pasien hipotermi pasien tidka sadarkan diri, badan
menjadi sangat kaku, pupil mengalami dilatasi dan pernafasan
sangat lambat hingga tidak terlihat. Mekanisme tubuh kerja suhu
tubuh menjadi menurun:
1) Vasokontriksi kulit diseluruh tubuh
Karena rangsangan pada pusat simpatis hipotalamus posterior.
2) Piloereksi
Rangsangan simpatis menyebabkan otot erektor pili yang
melekat pada folike rambut berdiri.
3) Peningkatan pembentukan panas
Sistem metabolisme meningkat melalui mekanisme menggigil,
pembentukan panas akibat rangsangan simpatis, serta
penigkatan sekresi tiroksin.
c) Demam (Hiperpireksia)
Demam merupakan temparatur tubuh dari atas batas normal, penyebab
tersering yaitu karena bakteri, tumor, dan keadaan lingkungan. Pengaturan
temparatur hipotalamus pada penyakit demam efek pirogen. Hasil pemecahan
protein dan zat tertentu terutama toksin lipopolisakarida dapat menngkatkan
sel point termostat hipotalamus. Zat yang menimbulkan efek seperti ini
disebut pirogen. Pirogen yang dilepaskna oelh baktero atau pirogen
dilepaskan dari degenerasi jaringan tubuh dapat menyebabkan demam dan
peranan interleukin-I.
Apabila bakteri atau hasil pemecahan bakteri terdapat dalam jaringan
atau daka darah keduanya akan difagositosis oleh leukosit darah, makrofag
jaringan, dan limposit. Selulruh sel ini selanjutnya mencerna haisl pemecahan
bakteri dan melepaskan zat interleukin-II ke dalam cairan tubuh yang juga
disebut pirogen leukosit atau pirogen endogen. Interleukin –I saat mencapai
hipotalamus segera menimbulkan demam.
 Hiperpireksia atau demam adalah kegagalan mekanisme pengeluaran
panas untuk mempertahankan kecepatan pengeluaran kelebihan
produksi panas
d) Kelelahan akibat panas
Kelelahan akibat panas terjaid bila diaforesis yang bannyak mengakibatkan
kehilangan cairan dan elektrolit secara berlebihan, disebabkan oleh lingkungan
yang terpajan dengan panas. Tindakan yang dapat dilakukan yaitu
memindahkan pasien ketempat yang lebih dingin serta memperbaiki
keseimbangna cairan dan elektrolit.
e) Heatstroke
Pajanan yang lama terhadap sinar matahari atau lingkungan sengan suhu tinggi
dapat memperngaruhi mekasnisme pengeluaran panas. Kondisi ini disebut
heatstroke, klien dengann resiko tinggi pada penyakit kardiovaskuler,
hipertiroidisme, diabetes dan alkoholik dan klien yang mengonsumsi obat-
obatan yang menurunkan kemampuan tubuh untuk mengeluarkan panas dan
mereka yang menjalani olahraga berat.
 Tanda-gejalanya :
1) Gamang
2) Konvulsi
3) Delirium
4) Mual
5) Kram otot
6) Gangguan visual
7) Inkontinensia urine
Gejala-gejala yang lebih penting adalah adalah kulit hangat dan kering.
Penderita heat stroke banyak kehilangan cairan dan elektrolit dan malfungsi
hipotalamus. Heatstroke yang besar pada suhu 40,5̊C mengakibatkan
kerusakan jaringan pada sel dan semua jaringan organ tubuh. Jika kondisi
terus berlanjut, klien menjadi tiodak sadar, pupil tidak reaktif, dan terjadi
kerusakan neuroligis yang permanen terkecuali dapat tindakan pendinginan
yang cepat.

5. GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN SUHU


a. Serangan Demam
Apabila temperatur tubuh meningkat melebihi temperatur krisis.
Hyperpireksi sangat merusak jaringan tubuh terutama otak. efek yang
membahayakan dari temperatur suhu tubuh adalah perdarahan lokal dan
degenerasi. Perenkimatosa sel diseluruh tubuh, terutama otak, kerusakn pada
hati, dan ginjal, dan organ tubuh lainnya yang sering akan memperburuk
keadaan.
b. Demam
Demam merupakan titik patokan atau peningkatan suhu tubuh diatas
normal. Dengan peningkatan titik patokan (sel point) tersebut, maka
hipotalamus mengirim sinyal untuk meningkatkan suhu tubuh. Tubuh
berespon dengan menggigil dan meningkatkan metabolisme basal.
 Karakteristik demam
 Menggigil atau kedinginan
 Krisis atau kematian
 Mekanisme demam
 Demam timbul sebagai respon terhadap pembentukan interleukin
I yang disebut pirogen endogen
 Interleukin I dibebaskan oleh neutrofil aktif, makrofag dan sel-
sel myang mengalami cidera
 Interleukin, tampaknya menyebabkan panas dengan
menghasilkan prostaglandin yang merangsang hipotalamus
6. PENATALAKSANAAN
Selama menggigil berikan tidakan untuk merangsang selera makan dan
tawarkan menu hidangan yang seimbang, berikan cairan tambahan (cairan RL, D5
%, cifofloxacin). Kurangai penutuupan tubuh luar, namun jangan sampai
menyebabkangemetar, berikan pengobatan antipireutuk sesuai pesan dokter,
sediakna cairan setidaknya 3L/hari bila fungsi ginjal dan jantung normal.
B. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
a) Pengkajian
 Mengidentifikasi klien yang memiliki pengkatan suhu diatas batas normal
 Mengkaji tanda dan gejala perubahan suhu dan faktor yang secara normal
mempengaruhi suhu tubuh
b) Diagnosa Keperawatan
 Resiko terjadi hipertermi berhubungan dengan proses infeksi
 Kekurangan volume cairan berhubungan dengan hipertermi
c) Perencanaan Intervensi
 Berikan obat penurun suhu tubuh sesuia dengan anjuran dokter
 Perbanyak memberikan cairan
 Anjurkan posisi yang nyaman pada pasien
 Observasi kulit (warna, tugor, elastisitas)
d) Evaluasi
Mengidentifikasi hasil keefktivan perawatan yang telah diberikan pada pasien
yang menderita peningkatan suhu tubuh berdasarkan hasil akhir yang diharapkan
yaitu:
 Vital sign normal
 Volume cairan seimbang
 Hipertermi negatif

Prosedur/Cara Memeriksa Suhu Tubuh


a) Termometer
 Alat dan Bahan
1) Termometer
2) 3 buah botol
 Botol peretama berisi larutan sabun
 Botol kedua bberisi larutan lysol atau antiseptik
 Botol ketiga berisi air bersih
3) Bengkok
4) Kertas/tisue
5) Vaseline
6) buku catatan
7) Sarung tangan
 Prosedur Kerja
1) Pemeriksaan suhu secara oral
 cuci tangan
 Gunakan sarung tangan
 Jelaskan prosedur pada pasien
 Tentukan letak bawah lidah
 Letakkan termometer dibawah lidah sejajar dengan gusi
 Anjurkan mulut diketupkan selama 3-5 menit
 Angkat termometer dan baca hasilnya
 Catat hasil
 Bersihkan termometer dengan tisue
 Cuci dengan air sabun, desinfektan, lalu bilas dengan air bersih dan
keringkan
2) Pemeriksaan Suhu Secara Rektal
 Cuci tangan
 Gunakan sarung tangan
 Jelaskan prosedur pada pasien
 Atur posisi pasien dengan posisi sim/miring
 Pakaian ekstermitas diturunkan
 Letakkan termometer standar nilai 0, lalu oleskan vaseline
 Setelah 3-5 menit baca jasilnya
 Bersihkan
3) Pemeriksaan suhu secara aksila
 Siapkan posisi pasien supinasi/duduk
 Letakkan termometer yang telah dibersihkan darilarutan antiseptikbilas
dengan air berih
 Bersihkan aksila lalu letakkan
 Tunggu hasil 5-10 menit
 Baca hasil
 Bersihkan

Kompres
a) Pengertian kompres
Metode peralihan suhu tubuh dengan menggunakan cairan atau alat yang dapat
menimbulkan hangat atau dingin pada bagian tubuh yang memerlukan.
b) Jenis kompres
 Kompres panas
1) Memperlancar sirkulasi darah
2) Mengurangi rasa sakit
3) Memberi rasa hangat, nyaman
4) Merangsang peristaltik usus
 Kompres dingin
1) Pasien dengan tubuh dingin
2) Pasien dengan batuk
3) Radang atau memar
c) Prosedur dan penatalaksanaan
 Kompres panas basah
1) Kom berisi air hangat sesuia kebutuhan (40-50°C)
2) Bak sterilberisi dua buah kassa beberapa potong dengan ukurang yang sesuai
3) Kassa perban/kain sepertiga
4) pengalas
5) Sarung tangan bersih ditempelnya
6) Bengkok dua buah (! bersih, 1 lysol 3%)
7) Washlap 4 buah /tergantung kebutuhan
8) Pinset anatomi
9) Korentang
Prosedur
1) Dekatkan alat
2) Perhatikan prifacy pasien
3) Cuci tangan
4) Atur posisi klien yang nyaman
5) Pasang pengalas dibawah daerah yang akan dikompres
6) Kenakan sarung tangan, buka perban bila diperban
7) Ambil beberapa potong kasa dan pinset dibak steril lalu masukkan kedalam
kom yang berisi air hangat
8) Kkemidian ambil kassa lalu letakakan kebagian yang akan dikompres
9) Bila klien menoleransi kompres hangat, lalu ditutup lagi dengan kasa kering
10) Selanjutnya dibalut dengan perban atau kain segitiga
11) lakukan selama 15-30 menit
12) lepaskan sarung tanagn
13) Atur kembali posisi pasien denga posisi yang nyaman
14) Bereskan alat
15) Cuci tangan
16) Dokumentasi tindakan ini dan responnya
 Kompres dingin
1) Persiapan alat
 Mangkok
 Bak steril berisikan 2 buah pinset anatomi
 Kassa sesuia kebutuhan
 Cairan antiseptik berupa betadine
 Pembalut bila perlu
 Perlak dan pengalas
 Sampiran bila perlu
2) Prosedur pelaksanaan
 Dekatkan alat
 Pasang sampiran
 Cuci tangan
 Pasang perlak pada area yang akan dikompres
 Mengocok cairan bila ada endapan
 Tuangkan cairan pada mangkok steril
 Masukkan beberapa kassa kedalam mangkok tersebut
 Peras kassa dengan pinset
 Bentangkan kain kasa dan bentangkan kassa diatas area yang akan
dikompres
 Rapikan posisi pasien
 Bereskan alat
 Cuci tangan
 Dokumentasi
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Setelah dilakukan pembahasan tentang apa yang telah dituliskan dalam laporan ini,
penulis mengharapkan pembaca dapat memahami isi laporan yang meliputi pengertian,
fisiologi, gangguan, jenis, penatalaksanaan dan asuhan keperawatannya.

B. Saran
Setelah dilakukan penulisan dalam laporan ini, penulis menyadari betul laporan ini
masih jauh dari kesempurnaan, maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari
pembaca dalam menyempurnakan laporan ini.
DAFTAR PUSTAKA

Potter & Perry. 2006. Fundamental Of Nursing Konsep, Proses dan Praktik. Jakarta: EGC
Doenges. 2003. Rencana Asuhan Keperawatan. Edisi 3. Jakarta: EGC
Wikipedia. org/ wiki/ barel. Body. Temperature. com. 12-06-2011
Http: 11 Werkudoro jakra-word press. com/ 2010/06/22 prosedur kompres

Anda mungkin juga menyukai