Anda di halaman 1dari 4

Slide 1 Perkembangan anggaran sektor publik

Anggaran dalam sektor publik meenjadi kebijakan yg multifungsi. Instrumen kebijakan multifungsi sebagai alat
mencapai tujuan organisasi. Alat perencanaan kegiatan publik. Alat pengendalian. Dinyatakan dalam moneter.

Telah mengalami perkembngan sesuai dinamika yg terjadi pada sektor publik. Dua pendekatan utama : anggaran
tradisional dan NPM.

Slide 2 anggaran tradisional

Angaran tradisional banyak digunakan di negara berkembang ciri nya ada di slide. Nah kekurangannya adallah liat di
slide. Sehingga satu2nya jalan sebagai tolok ukurnya adalah dengan memperkkuat pengawasan

Slide 3 anggaran tradisional

Incremental, hanya menambah atau mengurangi jumlah moneter pada item dari angggaran tahun sebelumnya tanpa
menganalisis lebh dalam, sehingga tidak diketahui dgn jelas apakah item yg sama msh diperlukan. Dan menyebabkan
timbul berbagai masalah.

Yg pertama adalah value of money. Pembuatan anggaran tidaak memperhatikan apakah anggaran itu udah efektif
efisien dn benaar2 dibutuhkan shg mengabaikan value for money. Juga seringkali ada penghabisan anggaran pada
akhir tahun dgn kegiatan susulan yang tdk dinggarkan sebelumnya.

Knp ada penghabisan angaran? Karena pada anggaran tradisional penghabisannya menandaakan kinerja yg baik,
bukan berdasarkan output ataupun outcome.

Melihat anggaran tahun sebelumnya jg merupakan sifat tradisional yaitu Historic cost of service, fokusnya historis
terus shg mengabaikan : apakah pelayanan ttt yg dibiayai pemerintah msh dibutuhkan? Apakah pelayanan sudah adil
dan merata? Apakah pelayanan ekonomis dan efisien? Apakah pelayanan memenuhi harapan publik?

Historic ini menyebabkan item kegiatan atau barang muncul lagi dlm anggaran thn ii padahal dah ga dibuthkan.
Perubahan hanya dalam jumlah moneter yg disesuaikan dgn kondisi dan inflasi

Line item, tidak mungkin menghilankan item penerimaan atau pengeluaran yg ada pada struktur anggaran,
walaupun udah ga relevan lg tp ttp digunakan. Baca slide

Slide c. anggaran NPM. ada perkembbangan manajemen sektor publik dari sistem tradisional yg awalnya kaku
menjadi fleksibel dan lebih mengakomodasi pasar. paradigma baru inilah yg dinamakan NPM. Baca slide
1. pemerintah katalis, pemerintah yg memberi arahan, ga perlu lagi terlibat langsung dalam proses pengadaannya
pada pihak ketiga, swasta, lembaga, masyarakat, dll. Penyediaan layanan publik dilkukan pemerintah jika sudah gada
pihak yg memang bisa menyelenggarakan selain pemerntah

2. pemerintah milik masyarakat, memerikan wewenang pada masyarakat untuk pengembangan dan
pemberdayaannya sendiri. Misal untuk meningkatkan kesehatan ga perlu memperbanyak dokter, bisa dengan
pemberian penyuluhan untuk penanganan pertama misalnya kek gitu

3. pemerintah kompetitif, memberikan motivasi shg pemberi layanan lebih maksimal dlm pelayanan tanpa perlu
memberikan biaya tambahan. Misal pos skg mau gamau hrs meningkatkan layanannya karena bermunculan pesaing
yg bisa mengantarkkan lebih ceopat

4. pemerintah digerakkan dgn misi, digerakkan berdasarkaan misi yg udah dibentuk shg tujuan tercapai

5. pemerintah berorientasi hasil, dulu ada pandangan bahwa semakin berat dan rumit hasil kerja yg akan dicapai
maka dana anggaran makn besar, shg banyak yg membesar2kan dan melama2kan waktu yg digunakan untuk
menyelesaikan maslah shg dana yg didapatkan tinggi. Sistem ini harus diganti, pemerintah membiayai hasil yg
dicapai dgn ukuran kinerja yg baik, samkin baik kinerja, semakin efektif hasil, semakin singkat waktu, anggaran
semakin tinggi

6. pemerintah berorientasi pelanggan, pelayanan untuk masyarakat, untuk publik. Tp butuh persetujuan dr lembaga
misal, dpr dprd. Nah kadang salah orientasi. Lebih cenderung ke lembaga, ya gpp nek lembaga jg kerja untuk publik,
tp kalo ada self interest pasti jd susah. Nah ada baiknya pemerintah memperhatikan 2 sisi jd lembaga iya sbg
persetujuan dan publik utnutk fokus pelayanannya

7. pemerintah yang wirausaha, menciptakan dan mengembangkan pusat pendapatan, jd dlm pelayanannya jg bisa
menghasilkan pendapatan. Misal jual data pada orang yg butuh. Atau mengumpulkan biaya rs untuk membuat
pemenuhan kesehatan lainnya.

8. pemerintah antipatif, mencegah bukan mengobati, jd jgn nunggu kejadian baru ada tanggapan, tp harus bisa
mencegahnya serta memberikan cara antisipasi untuk jangka panjang kedepannya

Misalnya, untuk menghadapi sakit, mereka mendanai perawatan kesehatan. Untuk menghadapi kejahatan, mereka
mendanai lebih banyak polisi. Untuk memerangi kebakaran, mereka membeli lebih banyak truk pemadam
kebakaran. Pola pemerintahan semacam ini harus diubah dengan lebih memusatkan atau berkonsentrasi pada
pencegahan. Misalnya, membangun sistem air dan pembuangan air kotor, untuk mencegah penyakit; dan membuat
peraturan bangunan, untuk mencegah kebakaran

9. pemerintah desentralisasi, keputusan ditangan masyarakat, pelanggan, swadaya masyarakat. Dulu pengambilan
keputusan secara terpusat ya gpp, karena kondisi, komunikasi susah dan lamabat, teknologi minim. Tp skg kan
teknologi dah maju, komunikasi mudah, kebutuhan masyarakat yg makin kompleks, dan banak orang dgn pendidikan
dn kemampuan tinggi

10. berorientasi pasar, perhatikn pasar, bukn hanya administrasinya. Udah gabisa nek skg pemerintah hanya
membuat aturan2 baku dan kaku untuk mengatur publik, tp bisa dengan pengembngan2 dan pemenuhan kebutuhan
pasar, sehingga meminimalisir tindakan ygg meminimalisir kerugian Pemerintahan entrepreneur merespon
perubahan lingkungan bukan dengan pendekatan tradisional lagi, seperti berusaha mengontrol lingkungan, tetapi
lebih kepada strategi yang inovatif untuk membentuk lingkungan yang memungkinkan kekuatan pasar berlaku. Pasar
di luar kontrol dari hanya institusi politik, sehingga strategi yang digunakan adalah membentuk lingkungan sehingga
pasar dapat beroperasi dengan efisien dan menjamin kualitas hidup dan kesempatan ekonomi yang sama.

Beberapa keuntungan yang dilaporkan ketika menggunakan Zero Base Budgeting (ZBB) antara lain:
1. Terbentuknya tahap perencanaan keuangan sebelum persiapan anggaran tahunan.
2. Peningkatan dalam mutu informasi manajemen.
3. Peningkatan keterlibatan personalia dalam proses penganggaran negara bagian.

Sedangkan beberapa kerugiannya adalah:

1. Persiapan anggaran memakan lebih banyak waktu.


2. Kurang efektifnya perankingan paket keputusan untuk memaksa perubahan-perubahan dalam tingkat
pendanaan.
3. Anggapan bahwa sistem baru tersebut belum secara nyata meningkatkan efisiensi alokasi sumber
daya dalam negara bagian.

Definisi Zero Base Budgeting (ZBB) secara umum adalah suatu proses penganggaran di mana anggaran
diasumsikan mulai dari nol (zero based), sehingga seolah-olah proses anggaran dimulai dari hal yang baru
sama sekali. ZBB atau istilahnya Penganggaran Dasar Nol (PDN)timbul dari upaya untuk mengetatkan
gabungan antara pembenaran (justification) dan pengalokasian.

Peler pyhn mendefinisikan ZBB sebagai berikut:

“Suatu proses operasi, perencanaan, dan penganggaran yang meminta setiap manajer untuk memberikan
atasan bagi seluruh permohonan anggarannya secara terperinci sejak awal mula dan mengalihkan beban
pembuktian kepada para manajerdalam memberikan atasan mengapa ia harus mengeluarkan sesuatu biaya.
Ancangan ini meminta agar semua kegiatan diidentifikasikan dalam paket-paket keputusan yang akan dinilai
melalui analisis sistematis dalam urutan yang sesuai dengan kepentingannya.”

Proses Planning Programming Budgeting System (PPBS), sesuai dengan namanya, mempunyai tiga
tahapan pokok yang menghubungan perencanaan dengan penganggaran melalui program-program.

 Tahap perencanaan (planning phase) mengidentifikasi tujuan sekarang dan masa datang serta berbagai
cara yang mungkin untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut.
 Tahap pemrograman (programming phase) menggunakan usulan hasil tahap perencanaan untuk
menetapkan program-program berdasarkan skala prioritas sesuai tingkatan hirarki pengambil keputusan.
 Tahap penganggaran (budgeting phase) menerjemahkan masing-masing program ke dalam rencana
tahunan dengan menentukan siapa melakukan apa dan menetapkan sumberdaya yang dibutuhkan (Diamond,
2003).

Dari ketiga tahap tersebut, tahap pemrogramanlah untuk pertama kali mencoba untuk membuat hubungan
yang jelas antara komponen-komponen perencanaan dan penganggaran pada proses anggaran (McNab,
2001).

Planning Programming Budgeting System (PPBS) muncul sebagai koreksi terhadap kelemahan sistem Line-
Item Budgeting terutama dalam hal tidak adanya hubungan yang rasional antara besaran anggaran yang
ditetapkan dengan hasil atau tujuan yang ingin diwujudkan dengan pengeluaran anggaran tersebut
(Diamond, 2003)

Keunggulan :
1. Memudahkan dalam mendelegasikan tanggung jawab dari manajemen puncak ke manajemen
menengah.
2. Dalam jangka panjang dapat mengurangi beban kerja.
3. Memperbaiki kualitas pelayanan melalui pendekatan standar biaya dalam perencanaan progam.
4. Bersifat lintas departemen, sehingga dapat meningkatkan komunikasi, koordinasi, dan kerja sama
antar departemen.
5. Menghilangkan program tumpang tindih atau bertentangan dengan tujuan organisasi.
6. Menggunakan teori utilitas marjinal sehingga mendorong alokasi sumber daya secara optimal.

Kelemahan :

1. PPBS membutuhkan sistem informasi yang canggih, ketersediaan data, adanya sistem pengukuran,
dan staf yang memiliki kapabilitas tinggi.
2. Pengimplementasian PPBS membutuhkan dana yang besar.
3. PPBS bagus secara teori, namun sulit dilaksanakan.
4. PPBS mengabaikan realitas politik dan realitas organisasi sebagai kumpulan manusia yang
kompleks.
5. PPBS sangat berorientasi pada statistik.
6. Pengaplikasian PPBS menghadapi masalah teknis dalam pengalokasian biaya karena melibatkan
lintas-departemen.

Anda mungkin juga menyukai