INFORMASI BUKU
Editor: E. Martanto
Layout: Anik S.
Wisma Hijau Jl. Raya Bogor Km. 30 Mekarsari, Cimanggis, Depok 16952
Http://www.penebar-swadaya.com
E-mail: ps@penebar-swadaya.com
Alasan utama orang membuka usaha adalah faktor ekonomi. Ada juga yang membuka
usaha dengan motivasi karena hobi, tapi kebanyakan orang membuka usaha justru karena
faktor ekonomi. Bekerja memang resiko lebih rendah, gaji sudah pasti sesuai apa yang
dikerjakan, sedangkan usaha akan menanggung resiko yang lebih besar bahkan bisa
menimbulkan kerugian. Usaha juga menjadi solusi terakhir bagi orang agar kebutuhan yang
semakin menambah bisa terpenuhi. Namun mereka yang ingin berwirausaha akan mengalami
kendala yang sangat vital, yaitu masalah permodalan. Mayoritas orang mengganggap untuk
membuka usaha Harus bermodal besar, Benarkah demikian?
Dalam Bab pertama ini penulis buku meluangkan kisah temannya yang membuka
usaha dari nol dengan modal yang cukup besar. Begini singkat kisahnya:
Kisah ini menunjukkan bahwasanya usaha dengan modal yang besar belum tentu
sukses dan berjalan lancar, sebaliknya dengan modal yang kecil, bila dibangun dengan kerja
keras dan keuletan, keuntungan pun akan berkembang besar.
Ada resep dari Ir. Henky Eko Sriyantino franchisor Bakso Malang untuk mengatasi
kebimbangan dan kegamangan masalah modal yang pas-pasan, yaitu sebagai berikut:
Dari semua itu yang lebih penting adalah action. Seorang pengusaha harus siap
memulai menjalankan usahanya saat ini juga walaupun hanya memiliki modal yang kecil.
BAB 2 : 99 BISNIS DENGAN MODAL 10 JUTAAN RUPIAH!
Di Bab kedua tercantum 99 bisnis dengan modal hanya 10 jutaan rupiah saja. Setiap
model usaha dijelaskan dengan 4 poin utama, yaitu Memulai bisnis, Hambatan bisnis,
Strategi bisnis, dan Analisis bisnis. Inilah daftar bisnis-bisnis yang bermodal hanya 10
jutaan rupiah saja, yaitu:
Disini saya akan menguraikan salah satu jenis usaha dari 99 Bisnis yang teruraikan di
tabel, menggunakan 4 poin utama yang disebutkan diatas, yaitu Memulai bisnis, Hambatan
bisnis, Strategi bisnis, dan Analisis bisnis. Nama dan bentuk usaha itu adalah:
MENJUAL GORENGAN
Gorengan adalah aneka jajanan yang disukai banyak orang, murah dan digemari warga
indonesia. Biasanya orang-orang membeli tuk sekedar cemilan, ngopi, kumpul-kumpul dsb. Meskipun
usaha gorengan sudah banyak tersebar di indonesia, tapi peluang usaha ini masih terbuka lebar.
A. Memulai Bisnis
1. Pengetahuan dan Keterampilan Membuat Gorengan
Kemampuan mengolah aneka gorengan dan memvariasikannya
Kemampuan mengoptimalkan modal dan menghasilkan keuntungan lebih
B. Hambatan Bisnis
Sudah memiliki banyak pesaing, maka dari itu dibutuhkan kreativitas yang tinggi agar tidak
sama oleh pesaingnya. Juga terkadang sepi pembeli sehingga gorengan yang ada terbuang
percuma.
C. Strategi Bisnis
Meskipun banyak orang yang menggeluti usaha ini, agar usaha gorengan laku dan tidak kalah
saing maka harus memiliki beberapa strategi bisnis yang mumpuni. Berikut beberapa strategi
bisinis yang bisa diterapkan:
Modal Awal:
Peralatan: Kompor gas + tabung Rp 750.000,00
Peralatan masak Rp 500.000,00
Gerobak Rp 1.000.000,00
______________
Jumlah Rp 1.600.000,00
Peralatan mengalami penyusutan selama 2 tahun dan memiliki nilai residu sebesar Rp
1.000,00 dengan menggunakan metode penyusutan garis lurus. Biaya penyusutan per tahun =
(Rp 1.600.000,00 – Rp 1.000,00) / 2 = Rp 799.500,00 per tahun atau sama dengan Rp
66.625,00 per bulan.
Perlengkapan:
Kantong plastik Rp 50.000,00
Kertas bekas Rp 50.000,00
____________
Jumlah Rp 100.000,00
Bahan Baku:
Bahan baku Rp 50.000,00
Minyak goreng Rp 50.000,00
_____________
Jumlah Rp 100.000,00
Biaya-biaya:
Biaya bahan baku Rp 750.000,00
Biaya perlengkapan Rp 100.000,00
Biaya penyusutan peralatan Rp 66.625,00
Biaya lain-lain Rp 50.000,00
______________
Jumlah biaya Rp 966.625,00
______________
Laba Bersih Rp 1.283.375,00
BAB 3 : KISAH SUKSES PEBISNIS BERMODAL 10 JUTAAN RUPIAH
Dari berbagai kisah para pebisnis sukses yang tertuang di bab ketiga ini, saya akan
menyampaikan kisah satu orang sukses yang menggeluti bisnis perbukuan, yaitu:
Bapak chairil chalik sejak muda termasuk remaja yang kritis dan anti pemeritah.
Sejak tahun 1974 ia sudah sering mengkritisi pemerintah dan anti dengan jepang. Dengan
idealismeya yang sangat tinggi, pria kelahiran padang yang sudah hijrah ke Bandung sejak
SMP lebih memilih menjadi pegawai swasta atau membuka bisnis sendiri. Ia pernah menjadi
guru honorer di SMP dan SMA selama 8 tahun sembari mencari peluang lain. Chairil yang
sudah lama akrab dengan buku dan juga sering membaca sejarah negara-negara maju di mana
mereka maju karena budaya membaca. Namun, ketika melihat negaranya sendiri, ternyata
minat baca masyarakat indonesia masih rendah. Dari situlah terbesit keinginan untuk
berbisnis di dunia buku.
Dengan bantuan kakaknya yang sudah lebih dulu menjadi agen majalah di Bandung,
ia mulai ikut berjualan majalah sembari merambah ke usaha buku. Sejak tahun 1980 ia
menjadi agen utuk beberapa toko buku. Baru di tahun 1983, bersama dua temannya membuka
kios buku di samping IAIN Bandung yang saat ini menjadi UIN Bandung. Dengan modal
awal Rp 75 ribu, ia dan rekannya menyewa kios di jalan Raya Cipadung tersebut. Lokasi ini
dipilih karena lokasinya yang dekat dengan kampus dan saat itu belum ada toko buku lain di
sekitarnya. Untuk mengisi buku-bukunya, ia mengandalkan kepercayaan dari para penerbit
sembari membeli buku dengan sistem kredit. Penerbit yang bekerjasama dengannya memberi
diskon antara 20-30 %, sementara konsumen diberikan diskon 10%. Sisanya digunakan untuk
modal dan kebutuhan sehari-harinya.
Meski pesaing di sekitar kampus tidak banyak, bukan berarti memiliki keuntungan
yang maksimal. Maka dari itu bapak chairil memiliki beberapa strategi bisnis, diantaranya:
Dari usaha penjualan buku ini, ia bisa membeli rumah di daerah permai tepat di
belakang kampus UIN SGD Bandung dan menghidupi ketujuh anaknya. Satu hal yang patut
sangat ia syukuri.