Anda di halaman 1dari 14

Peradaban Lembah Sungai Indus di India

Peradaban Lembah Sungai Indus

(Puing Mohenjo-daro)pusat dari masyarakat kuno.

Archaeologia di India telah lama menjadi perhatian ahli-ahli


barang kuno. Penggalian yang di dilaksanakan oleh orang India di
pimpin oleh John Marshall, seorang bangsa Inggris, di bantu oleh
Bannerji, seorang ahli benda-benda kuno bangsa India. Penggalian itu
telah dilakukan pada dua tempat, yaitu Mohenjo-Daro dan Harappa.
Harappa letaknya kira-kira ditengah-tengah daerah punsjab dan
waktu diadakan penggalian disana, terbuktilah bahwa peninggalan-
peninggalan kebudayaan kuno itu sudah banyak yang rusak

Peradaban Lembah Sungai Indus berada sepanjang Sungai Indus


di Pakistan sekarang ini.Peradaban Lembah Sungai Indus, 2800 SM–
1800 SM, merupakan sebuah peradaban kuno yang hidup sepanjang
Sungai Indus dan Sungai Ghaggar-Hakra yang sekarang Pakistan dan
India barat. Peradaban ini sering juga disebut sebagai Peradaban
Harappan Lembah Indus, karena kota penggalian pertamanya disebut
Harappa, atau juga Peradaban Indus Sarasvati karena Sungai
Sarasvati yang mungkin kering pada akhir 1900 SM.

Pemusatan terbesar dari Lembah Indus berada di timur Indus,


dekat wilayah yang dulunya merupakan sungai sarasvati kuno yang
pernah mengalir.Sebuah peradaban tinggi bernama Harappa pernah
berada di India pada ribuan tahun yang lalu dengan lay-out kota yang
sangat canggih.

Penemuan kebudayaan di sungai India kuno, berawal pada abad


ke-19 (tahun 1870), dan mulai dieksplorasi oleh bangsa Inggris.
Hingga sekarang, penggalian kebudayaan sungai India kuno tidak
pernah berhenti, bahkan menemukan lagi sebuah aliran sungai kuno
lainnya, pada dua sisi aliran sungai kuno ini tidak sedikit ditemukan
juga peninggalan kuno lainnya.
Di abad 20, awal tahun 1980-an, Amerika dan Pakistan membentuk
Lembaga Arkeologi Amerika-Pakistan, dan dengan demikian pekerjaan
arkeologi semakin maju.

Kebudayaan Lembah Indus

Mohenjo Daro
Mohenjo Daro merupakan salah satu kota terbesar yang berada
di lembah sungai Indus, terletak di provinsi Sindh, Pakistan.
Diperkirakan Mohenjo Daro dibangun sekitar 2600 tahun sebelum
masehi. Untuk dapat meneliti peradaban di kota Mohenjo Daro ini
dilakukan penggalian dalam skala besar yang dimulai pada tahun 1922
sampai 1927 yang dilakukan oleh R. D. Banarjee beserta timnya dan
dilanjutkan oleh M. S. Vats dan K. N. Dikshit dibawah pengarahan Sir
John Marshall, seorang ahli survey arkeologi. Pada tahun 1927-1931,
E. J. H. MacKay melanjutkan penggalian sebelumnya dan pada tahun
1950, Sir Mortimer Wheeler juga melakukan penggalian, tetapi dalam
skala kecil.
Keseluruhan penggalian yang dilakukan itu mencapai satu per
tiga dari seluruh lokasi kota Mohenjo Daro. Hasil yang didapat dari
penggalian tersebut mengungkapkan bagaimana bentuk dari kota
Mohenjo Daro. Tata kotanya dan bangunan-bangunannya dapat
mencerminkan masyarakat Mohenjo Darotelah memiliki peradaban
yang cukup tinggi.
Mohenjo Daro pada saat itu dibangun lebih merupakan suatu
pusat administrative. Hal ini terlihat dari bangunan-bangunan yang
ada, salah satunya assembly halls. Akan tetapi fungsi sebenarnya dari
kota ini belum bisa dipastikan karena dari bukti-bukti peninggalannya
belum bisa menyimpulkan fungsi dari kota Mohenjo Daro.

Tata Kota
Semua bangunan yang ada di Mohenjo Daro ditata dengan
systemgrid pattern plan, yaitu memiliki jalan-jalan yang parallel dan
saling bertemu untuk membagi kota menjadi blok-blok yang
berbentuk kotak dan memiliki system drainase. Para penduduk
membangun rumah di tiap-tiap blok.

Fasilitas Kota
Kota Mohenjo Daro dibagi menjadi dua bagian, yaitu bagian
bawah, sebelah timur kota (lower town) dan bagian lain yang disebut
“Citadel”. Pada bagian bawah, terdapat suatu jaringan jalan yang
membentang dari utara ke selatan dan dari timur ke barat dimana
dibagi per blok yang ditempati oleh rumah-rumah. Rumah-rumah
tersebut disusun seperti suatu lingkungan perumahan seperti pada
zaman modern ini.
Sebagian merupakan rumah yang kecil, sebagian yang lain
memiliki ukuran yang lebih besar dengan halaman di dalamnya. Setiap
rumah memiliki kamar tidur dan kamar mandi kecil. Beberapa rumah
merupakan berlantai dua dengan tangga terbuat dari batu bata,
bahkan dari hasil penggalian reruntuhan, sudah ada bangunan
berlantai tiga.
Untuk saluran air pada setiap rumah, biasanya terdapat sumur
dalam ruangan kecil untuk mendapatkan air dan pipa dari tanah liat
untuk mengalirkan air ke ruangan lain. Sedangkan saluran pembuangan
airnya dari setiap rumah mengalir di dalam saluran air yang mengikuti
jalur jalan..
Bagian lain dari kota Mohenjo Daro ini adalah apa yang disebut
“Citadel”. Pada bagian Citadel ini terdapat bangunan seperti kolam
yang dibuat dari batu bata dan berukuran 12 m x 7 m dan
kedalamannya sekitar 2,4 meter. Bangunan ini disebut The Great
Bath. Bangunan ini memiliki tangga dari batu bata untuk turun ke
bawahnya. Diperkirakan bangunan ini digunakan untuk upacara
keagamaan, seperti pemandian. Hal ini dapat dibuktikan dari
ditemukannya artifak, seperti batu di sekitar The Great Bathyang
digunakan untuk menggosok. Ritual pemandian memang salah satu
bagian dari kepercayaan Hindu. Bisa jadi kegiatan ritual pemandian
yang dilakukan oleh penduduk lembah sungai Indus merupakan bagian
dari tradisi dari Hindu.
Selain The Great Bath, ada bangunan bagi para penduduk untuk
menyimpan hasil pangan yang disebut The Granary dan bangunan
dengan area terbuka yang cukup luas yang disebut Assembly Halls

Konstruksi
Dalam membangun bangunan-bangunan seperti rumah,The Great
Bath, dan Granary, penduduk Mohenjo Daro menggunakan dua jenis
batu bata, yaitu batu bata lumpur (mud bricks) dan batu bata kayu
(wood bricks) yang keduanya terbuat dari kayu yang terbakar.
Mereka juga menggunakan pohon kayu untuk membuat atap datar
rumah mereka. Batu bata yang digunakan masyarakat Mohenjo Daro
juga memberikan durability yang lebih baik terhadap bangunan
daripada batu bata pada peradaban Mesopotamia.
Dari peninggalannya yang ditemukan, dapat disimpulkan tingkat
peradaban kota Mohenjo Daro cukup tinggi. Sistem tata kota yang
teratur, system drainase, serta teknologi yang mereka gunakan telah
menunjukkan ilmu ketekniksipilan telah diterapkan sejak 2600 tahun
sebelum masehi

Kondisi Kota
Kota Harappa dibagi menjadi 2 bagian berdasarkan fungsi
masing-masing, yakni bagian pemerintahan dan bagian administratif.
Bagian pemerintahan adalah area dimana terdapat kantor
pemerintahan kota. Adanya pagar tembok yang tinggi di sekeliling
gedung tinggi merupakan simbol kekuasaan dan kewibawaan Raja
(atau pemimpin kota). Bagian ini terpisah dan memiliki jarak cukup
jauh terhadap bagian administratif.
Sedangkan bagian administratif digunakan sebagai permukiman
penduduk kota Harappa. Bagian ini memiliki jalur jalan raya yang
membentuk pola grid, yakni jalan-jalan yang ada saling bersilangan
membentuk kotak-kotak kosong di tengahnya. Di kedua sisi jalan,,
terdapat banyak sekali rumah tempat tinggal, toko, dan tempat
pembuatan tembikar. Jarak antar-bangunan sangat dekat shingga
tata kota terlihat sangat padat. Saluran air kota yang digunakan
sebagai pembuangan air dibangun di bawah tanah dengan
menggunakan bahan batu bata

Kota Harappa hilang menjadi kota mati sekitar tahun 1750 SM.
Beberapa faktor yang mengakibatkan penduduknya meninggalkan kota
Harappa adalah adanya invansi yang dilakukan oleh bangsa Arya ke
daerah peradaban Hindustan pada sekitar tahun itu. Pada tahun itu
hingga 1000 tahun setelahnya, tidak ada pembangunan kota dengan
peradaban tinggi lagi di wilayah tersebut.

Puing-puing bekas bangunan yang masih berada di kota Harappa


tampak sangat teratur dalam penataannya. Puing-puing tersebut
terbuat dari bahan yang sama, yakni batu bata tanah liat. Kondisi
masa lalu memperlihatkan bahwa sistem tata kota yang diterapkan di
kota Harappa sudah sangat maju dengan adanya teknik penataan kota
seperti masa sekarang, yakni adanya pola jalan raya dan adanya
saluran air bawah tanah
Sistem Pemerintahan

Mohenjodaro dan Harappa merupakan kota terbesar yang berada


di lembah sungai Indus. Mohenjo-daro dan harappa merupakan
peradaban yang tinggi nilainya, yang ditandai dengan adanya kota
yang teratur penataannya. Rancangan kota mohenjodaro dan harappa
termasuk kota pertama di dunia yaitu menggunakan sanitasi sistem.
Didalam kota rumah-umah individu atau kelompok dibangun dalam
suatu pemukiman dengan memungkinkan sirkulasi udaranya, dengan
jalan agar selau mendapatkan udara yang segar. Dengan kata lain
sisrem sirkulasi udara di Mohenjodaro pada waktu itu sudh ada. Air
yang berada dirumah-rumah bersal dari sumur. Dari sebuah ruangan
yang tampaknya terlah disishkan untuk mandi, air limbanh diarahkan
kesaluran tertutup yang berbasis di jalan utama. Indus kuno sistem
pembuangan air kotor dan saluran air yang dikembangkan dan
digunakan dikota-kota deseluruh wilayah Indus jauh lebih maju
daripada yang ditemukan di lokasi perkotaan kontemporer di Timur
Tengah dan bahkan lebih efiien daripada yang ada di banyak daerah
di Pakistan dan India. Mohenjodaro dan harappa juga menggunakan
sisrem irigasi, hal ini dilihat dari pembuatan pemukiman sudah
diperrtimbangkan agar rumah-rumah tidak terkena banjir dengan
membuat jalan air. Semua rumah memiliki fasiliras air dan saluran air.

Kota dibagi menjadi dua bagian yaitu kota pemerintahan dan


adminisrtatif. Kota administrastif adalah daerah pemukiman, tempat
tinggal Yang padat dan jalan raya yang saling menyilang, disisi jalan
banyak sekali toko serta barang-barang tembikar. Kota pemerintahan
adalah wilayah istana kerajaan. Fondasi bangunan yang luas mebuat
jarak terhadap penduduk, agar tembok yang tinggi besar disekeliling
dan menara gedung memcerminkan kewibawaan raja. Dengan
menetahui sistem irigasi dapat disimpulkan bahwa di Mohenjodaro
dan harappa menggunakan sistem desa atau wilayah dimana dipimpin
oleh kepala suku.
Hasil Kebudayaan

Sebagan besar penduduk kota telah bermata pencaharian


sebagai pedagang, pengrajin dan petani. Bahkan dari daerah jauh
digunakan dikota-kota untuk membangun segel, menak-menik dan
objek lain. Beberapa segel yang digunakan untuk cap tanah liat pada
perdagangan barang dan mungkin memilik kegunaan lain juga. Dan
beberapa kerajinan ini masih diprektekan di India sampai saat ini
Hasil kebudayaan yang teerdapat dimohenjodaro dan harappa
berupa seni pahat atau ukir kerajinan. Banyak kerajinan seperti
keramik dan batu akik dan menak-menik mengilap digunakan dalam
pembuatan kalung, gelang dan ornamen lain.

Sistem Religi dan Kepercayaan

Mengingat banyaknya patung-patung ditemukan di lembah


Indus telah secara luas menyatakan bahwa orang-orang mohenjodaro
dan harappa menyembah patung yang di sebut ibu dewi yang
melabangkan kesuburan. Beberapa lembh indus menunjukan swastika
yang dikemudian hari, agama dan mitologi, khususnya di india agama-
agama hinduisme an jainisme. Bukti paling awal unsur-unsur Hindu
yang ada sebelum dan sesudah awal periode harappa ditemukan
simbol-simbol Hindu yang berupa siva lingam.

Bangsa asli India

Dravida
Ciri-ciri fisik
Bangsa Dravida merupakan bangsa asli India kuno yang berada
di lembah sungai Indus, bangsa Dravida mempunyai ciri-ciri fisik
yaitu warna kulit hitam, poster tubuh pendek, bentuk hidung pesek,
rambut keriting, dan warnabola mata coklat. Bangsa Dravida
mempunyai kemajuan di berbagai bidang yaitu syistem pertanian
bangsa dravida berbentuk agraris, sistem irigasi, hidupnya menetap,
kehidupa dengan sistem tata kota, memiliki tingkat pengetahuan yang
tinggi dalam bidang matematika dan mengenal tulisan dalam bentuk
naskah.

Sistem Kepercayaan.
Bangsa dravida melahirkan budaya pertapaan menyiksa diri yang
beranggapan bahwa jiwa itu tidak sama dengan badan, jika mereka
apan menytukan badan dengan jiwa maka itu dianggap sebagai bentuk
kekekalan.

- Orang meditasi
- Pertapa mengembara
- Selibat (tidak menikah)
- Melatih pikiran
- Berbusana minim atau tanpa pakaian yang membuat bangsa arya jijik
- Mencari jalan kematian dan kelahiran (mencapai kebebasan)

Kedatangan Bangsa Arya

Bangsa arya bersal dari asia tengah yang kemudian menyebar ke


iran, mezopotamia dan Eropa selatan. Sebagian dari bangsa ini pindah
dari iran melalui pegunungan hindu kush dan mendesak bangsa asli di
punjab dan negeri lami sungai, bangsa arya termasuk ras austroasia
(keturunan bangsa australia dan asia).
Ciri-ciri fisik
Bangsa arya berkulit putih, postur tubuh tinggi, bentuk hidung
mancung, rambut pirang, bola mata biru. Bangsa arya
bermatapencaharian sebagai penggembala, hidup berpindah-pindah
atau nomaden, tidak terbiasa dengan kehidupan kota, menyukai
perang dan ekspensi dan hidup dari rampasan.
Sistem Kepercayaan
Bangsa Arya mengenal kepercayaan dengan brahmanisme atau
emuasan nafsu mereka beranggapan bahwa suatu jiwa dengan badan
adalah kosong atau nihilisme.
- Mirip agama yunani kuno
- Menjadi pendeta atau brahmana
- Menekankan menikah
- Kurban sebagai sarana komunikasi dengan dewa-dewa
- Memiliki kepercayaan jika menang dalam peperangan akan memiliki
anak laki-laki.

Ajaran-ajaran lokal

Veda
Adalah ajaran asli bangsa Arya, filsafat India ortodoks lahir dari
agama arya kuno yan ajarannya termuat dalam Veda yang berarti
pengetahuan. Veda memakai bahasa sanskerta, Veda terdiri dari
empat himpunan, yaitu ;
1) Rigweda berisi syair-syair pujian terhadap para dewa.
2) Samaweda berisi syair-syair nyanyian untuk para dewa.
3) Yajur weda berisi doa-doa untuk mengantar sesaji yang
disampaikan kepada para dewa.
4) Atharwaweda berisi mantra-mantra dan jampi-jampi untuk sihir
dan ilmu gaib.
Konsep ajaran Veda adalah ajaran yang mengemukakan pemikiran
tentang kesadaran yang maha tinggi, mengenai para dewa yang
dianggap menghidupi kekuatan alam.
Tantra
Tantra adalah ilmu pengetahuan kerohanian untuk pertama
kalinya diajarkan di india 7000 tahun silam. Tan berasal dari akar
kata sanskerta yang berarti “Perluasan” dan Tra berarti
“Pembahasan”, dengan demikian Tantra berarti latihan rohani yang
mengangkat manusia kedalam suatu proses untuk memperluas
piiranya, tantra mengantar manusia dari suatu keadaan yang tidak
sempurna menjadi sempurna.

Sankhya dan Yoga


1) Sankhya
Menyediakan sebuah paparan teoritis mendasar tentang watak
manusia dengan merinci dan mendefinisikan tentang bagian-
bagiannya, menganalisis sifat kerja samanya dalam penghambaan dan
mendeskripsikan keteruraian dalam pelepasan diri.
2) Yoga
Memapakarkan dinamika proses keteruraian secara kusus dan secara
garis besar menjelaskan teknik-teknik praktis untuk mencapai
pelepasan diri.

PENINGGALAN KEBUDAYAAN

Imam Raja dan the dancing girl


Dari hasil penggalian di kota Harrapa ditemukan beberapa arca
yang masih sempurna bentuknya dan dua buah torso yang salah
satunya berbentuk manusia bertangan empat, berkepala tiga dan
berdiri di ataskaki kanan dengan kaki kiri terangkat, patung ini mirip
dengan patung Siva Nataraya dari zaman kesenian Cola, India
Selatan. Di kota Mohenjo Daro ditemukan arca seorang pendeta
berjanggut yang memakai pita dan berpakaia dengan kain yang
berhiaskan gambar-gambar yang menyerupai daun semanggi. Hiasan
ini juga lazim digunakan di daerah Mesopotamia, Mesir, dan Kreta.
Arca lain yang juga ditemukan berbentuk gadis penari yang terbuat
dari perunggu yang disebut the dancing girl.
Peradaban Lembah Sungai Indus
1. Pusat Peradaban
Peradaban Lembah Sungai Indus diketahui melalui penemuan-penemuan
arkeologi-di Kota Harappa dan Mohenjodaro. Kota Mohenjodaro diperkirakan
sebagai ibukota daerah Lembah Sungai Indus bagian selatan dan Kota Harappa
sebagai ibukota Lembah Sungai Indus bagian utara. Mohenjodaro dan Harappa
merupakan pusat peradaban bangsa India pada masa lampau.
2. Tata Kota
Di Kota Mohenjodaro dan terdapat gedung-gedung dan rumah tinggal serta
pertokoan dibangun secara teratur dan berdiri kukuh. Gedung-gedung dan rumah
tinggal dan pertokoan itu sudah terbuat dari batu bata lumpur.
Wilayah kota dibagi atas beberapa bagian atau blok yang dilengkapi jalan
yang ada aliran airnya.
3. Sistem Pertanian dan Pengairan
Daerah Lembah Sungai Indus merupakan daerah yang subur. Pertanian
menjadi mata pencaharian utama masyarakat India. Pada perkembangan
selanjutnya, masyarakat telah berhasil menyalurkan air yang mengalir dari Lembah
Sungai Indus sampai jauh ke daerah pedalaman.
Pembuatan saluran irigasi dan pembangunan daerah-daerah pertanian
menunjukkan bahwa masyarakat Lembah Sungai Indus telah memiliki peradaban
yang tinggi. Hasil-hasil pertanian yang utama adalah padi, gandum, gula/tebu, kapas,
teh, dan lain-lain.
4. Sanitasi (Kesehatan)
Masyarakat Mohenjodaro dan Harappa telah memperhatikan sanitasi
(kesehatan) lingkungannya. Teknik-teknik atau cara-cara pembangunan rumah yang
telah memperhatikan faktor-faktor kesehatan dan kebersihan lingkungan yaitu
rumah mereka sudah dilengkapi oleh jendela.
5. Teknologi
Masyarakat Lembah Sungai Indus sudah memiliki ilmu pengetahuan dan
teknologi, Kemampuan mereka dapat diketahui melalui peninggalan-peninggalan
budaya yang ditemukan, seperti bangunan Kota Mohenjodaro dan Harappa,
berbagai macam patung, perhiasan emas, perak, dan berbagai macam meterai
denganlukisannya yang bermutu tinggi dan alat-alat peperangan seperti tombak,
pedang, dan anak panah
6. Pemerintahan
Raja-raja yang pernah memerintah Kerajaan Maurya antara lain sebagai
berikut :
a. Candragupta Maurya
Setelah berhasil menguasai Persia, pasukan Iskandar Zulkarnaen melanjutkan
ekspansi dan menduduki India pada tahun 327 SM melalui Celah Kaibar di
Pegunungan Himalaya. Pendudukan yang dilakukan oleh pasukan Iskandar
Zulkarnaen hanya sampai di daerah Punjab. Pada tahun 324 SM muncul gerakan di
bawah Candragupta. Setelah Iskandar Zulkarnaen meninggal tahun 322 SM,
pasukannya berhasil diusir dari daerah Punjab dan selanjutnya berdirilah Kerajaan
Maurya dengan ibu kota di Pattaliputra.
Candragupta Maurya menjadi raja pertama Kerajaan Maurya. Pada masa
pemerintahannya, daerah kekuasaan Kerajaan Maurya diperluas ke arah timur,
sehingga sebagian besar daerah India bagian utara menjadi bagian dari
kekuasaannya. Dalam waktu singkat, wilayah Kerajaan Maurya sudah mencapai
daerah yang sangat iuas, yaitu daerah Kashmir di sebelah barat dan Lembah Sungai
Gangga di sebelah timur.
b. Ashoka
Ashoka memerintah.Kerajaan Maurya dari tahun 268-282 SM. Ashoka
merupakan cucu dari Candragupta Maurya. Pada masa pemerintahannya, Kerajaan
Maurya mengalami masa yang gemilang. Kalingga dan Dekkan berhasil dikuasainya.
Namun, setelah ia menyaksikan korban bencana perang yang maha dahsyat di
Kalingga, timbul penyesalan dan tidak lagi melakukan peperangan.
Mula-mula Ashoka beragama Hindu, tetapi kemudian menjadi pengikut
agama Buddha. Sejak saat itu Ashoka menjadikan agama Buddha sebagai agama
resmi negara. Setelah Ashoka meninggal, kerajaan terpecah-belah menjadi kerajaan
kecil. Peperangan sering terjadi dan baru pada abad ke-4 M muncul seorang raja
yang berhasil mempersatukan kerajaan yang terpecah belah itu. Maka berdirilah
Kerajaan Gupta dengan Candragupta I sebagai rajanya.
7. Kepercayaan
Sistem kepercayaan masyarakat Lembah Sungai Indus bersifat politeisme
atau memuja banyak dewa. Dewa-dewa tersebut misalnya dewa kesuburan dan
kemakmuran (Dewi Ibu).
Masyarakat lembah Sungai Indus juga menyembah binatang-binatang seperti
buaya dan gajah serta menyembah pohon seperti pohon pipal (beringin). Pemujaan
tersebut dimaksudkan sebagai tanda terima kasih terhadap kehidupan yang
dinikmatinya, berupa kesejahteraan dan perdamaian
Tugas sejarah

Oleh:
Agustina
Andini Aulia
Belva Van Rossa
Cherly Selarasati
Denada Tamara
Dini Puji Lestari
Dira Sabrina

SMA Negeri 16 Palembang

Anda mungkin juga menyukai