Oleh :
LINTANG MUNTIAS PUTRI
05.1.4.17.0863
IV D
KEMENTERIAN PERTANIAN
BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN
POLITEKNIK PEMBANGUNAN PERTANIAN YOGYAKARTA-MAGELANG
JURUSAN PERTANIAN YOGYAKARTA
2019
KATA PENGANTAR
1
Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT. Karena atas limpahan rahmat dan
karunia nya penyusun dapat menyelesaikan tugas penyususunan Makalah Administrasi
Penyuluhan Pertanian ini tepat pada waktunya.
Dalam penyusunan makalah ini penyusun banyak mendapatkan dukungan dan bantuan
berupa materi dan moral, untuk itu ungkapan rasa terimakasih penyusun sampaikan kepada
semua pihak yang telah banyak membantu dalam penyusunan makalah ini.
Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih banyak terdapat kekurangan, untuk itu
kritik dan saran yang mendukung sangat penyusun harapkan demi perbaikan dalam penyusunan
makalah selanjutnya. terimakasih
Penyusun,
Lintang Muntias
Putri
DAFTAR ISI
2
DAFTAR ISI ...................................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................. 4
A. Latar Belakang ......................................................................................................... 4
B. Tujuan ...................................................................................................................... 5
C. Manfaat ................................................................................................................... 5
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
3
baik karena dinilai dari dampak penyuluhan tersebut yang mampu mencapai tujuan bagi
para petani yang ada.
Dalam makalah ini akan dibahas berbagai hal yang dapat dipelajari dan dipahami
yang berkaitan dengan kegiatan pendokumentasian penyuluhan pertanian. Hal-hal
penting ini akan membantu para pelaku pendomentasian agar dapat lebih memahami hal
apa saja yang perlu diterapkan sebelum melakukan pendokumentasian atau hal apa saja
yang perlu dilakukan saat sedang dan setelah proses pendokumentasian selesai dilakukan.
B. Rumusan Masalah
4
C. Tujuan
5
BAB II
ISI
MATERI I
6
demikian, penyuluhan yang merupakan salah satu pendidikan nonformal, administrasi/
pendokumentasian penyuluhan memiliki kesamaan persepsi sebagai berikut.
Administrasi penyuluhan adalah kerja sama antara dua orang atau lebih yang
didasarkan atas rasionalitas tertentu untuk mencapai tujuan penyuluhan yang telah
ditentukan sebelumnya. Terdapat dua (2) hal penting dari pengertian di atas.
8
Fungsi-fungsi administrasi yang harus diperhatikan adalah:
1. Administrasi personalia,
3. Administrasi keuangan,
1. Ketua suatu kelompok tani atau yang dikenal dengan kontak tani atau KTNA.
2. Ketua LSM tertentu yang memiliki hubungan kegiatan penyuluhan di suatu lokasi.
5. Pemimpin formal lainnya seperti penyuluh, kepala BPP, BIPP, FKPPI, dan
sebagainya.
Administrasi suatu kegiatan pada dasarnya terdiri dari sub-subsistem. Satu sistem
dengan lainnya merupakan tatanan yang terintegrasi sehingga merupakan suatu kesatuan
(unity), keutuhan (wholeness), dan keseluruhan (totality) yang mempunyai tujuan dan
mempunyai eksistensi yang teratur (Anonimous, 1997). LUHT4343/MODUL 1 1.11
Administrasi termasuk administrasi penyuluhan sebagai suatu total sistem harus dapat
bergerak sebagai suatu kesatuan yang bulat menuju sasaran dan tujuan, di mana harus
terdapat:
1. kesatuan bahasa,
3. kesatuan tindakan,
4. kesatuan gerak,
F. Prinsip-prinsip Pendokumentasian
Berdasarkan teori yang dikemukakan oleh Wildan dan Hidayat (2009), Prinsip-
prinsip pendokumentasian harus memenuhi prinsip lengkap, teliti, berdasarkan fakta,
logis, dan dapat dibaca. Masing-masing prinsip tersebut akan dijelaskan sebagai berikut :
1. Lengkap
2. Teliti
3. Berdasarkan Fakta
10
4. Logis
5. Dapat di Baca
Selain prinsip tersebut diatas, Wildan dan Hidayat (2009) juga menyebutkan bahwa
ketika melakukan pendukumentasian, ada persyaratan dokumentasi yang perlu diketahui
antara lain:
1. Kesederhanaan
2. Keakuratan
Data yang diperoleh harus benar akurat berdasarkan informasi yang telah
dikumpulkan. Selain itu, terdapat kejelasan bahwa data yang diperoleh berasal dari
petani. Dngan demikian, dapat ditarik kesimpulan yang otentik dan akurat serta
terhindar dari kesimpulan yang menyimpang.
3. Kesabaran
11
4. Ketepatan
5. Kelengkapan
Dokumentasi penyuluhan diperlukan kejelasan dan keobjektifan dari data yang ada,
bukan merupakan data fiktif dan samar yang dapat menimbulkan kesalahan dalam
kegiatan penyuluhan yang akan dilaksanakan selanjutnya. Data untuk
pendokumentasian penyuluhan harus logis, jlas, rasional, kronologis serta
mencantumkan nama dan nomor register.
MATERI II
12
Menurut Abdul Kadir pengertian database atau basis data adalah suatu
pengorganisasian sekumpulan data yang saling terhubung sehingga memudahkan
aktivitas untuk memperoleh informasi
3. S. Atte
Menurut S. Atte pengertian database atau basis data adalah sebuah koleksi data-
data yang saling berhubungan yang ada dalam suatu organisasi atau enetrprise dengan
berbagai penggunaan.
4. Fabbri dan Schwab
Menurut Fabbri dan Schwab definisi database atau basis adalah suatu sistem
berkas terpadu yang dirancang khusus untuk dapat meminimalkan pengulangan atau
redundancy data.
5. Toni Fabbri
Menurut Toni Fabbri pengertian database atau basis data adalah suatu sistem file-
file dan data yang terintegrasi dimana file (baca: pengertian file) dan data tersebut
yang mempunyai sebuah primary key untuk melakukan pengulangan data.
6. Gordon C. Everest
Menurut Gordon C. Everest, definisi database adalah suatu kumpulan data yang
bersifat mekanis, terbagi, terdefinisi secara formal, dan terkontrol. Pengontrolan
tersebut terpuasat pada suatu organisasi.
7. C.J. Date
Menurut C.J. Date pengertian basis data adalah koleksi data/ informasi
operasional yang sengaja disimpan dan juga digunakan oleh sistem aplikasi sebuah
organisasi.
B. Fungsi Database
Setelah memahami pengertian database, tentunya kita juga harus mengetahui apa fungsi
dari database. Berikut ini adalah beberapa fungsi database:
1. Mengelompokkan data dan informasi sehingga lebih mudah dimengerti
2. Mencegah terjadinya duplikat data maupun inkonsistensi data
3. Mempermudah proses penyimpanan, akses, pembaharuan, dan menghapus
data
4. Menjaga kualitas data dan informasi yang diakses sesuai dengan yang di-
input.
5. Membantu proses penyimpanan data yang besar
6. Membantu meningkatkan kinerja aplikasi yang membutuhkan
penyimpanan data
C. Manfaat Database
13
Sebelum mengetahui apa saja jenis perangkat lunak yang bisa digunakan untuk
menyusun database, berikut ini beberapa manfaat yang bisa didapatkan jika bekerja
dengan sistem database:
1. Tidak Terjadi Redudansi Basis Data
Seperti yang sudah disinggung pada pengertian database sebelumnya, database bisa
membantu meminimalkan redudansi data. Redudansi sendiri merupakan terjadinya
data-data ganda dalam berkas-berkas yang berbeda.
14
6. Real time database; yaitu sistem pengolahan yang dirancang dalam menangani beban
kerja suatu negara yang bisa berubah-ubah, mengandung data terus menerus dan
sebagian tidak berpengaruh terhadap waktu.
7. Document oriented database; yaitu salah satu perangkat lunak komputer yang dibuat
untuk sebuah aplikasi dan berorientasi pada dokumen.
8. In memory database; yaitu database yang tergantung pada memori untuk menyimpan
informasi/ data pada computer
9. Navigational database; pada navigasi database, queries menemukan benda bagi yang
mengikuti referensi dari objek tertentu
10. Hypermedia database on the web; sekumpulan halaman multimedia yang saling
berhubungan dalam sebuah website, yang terdiri dari homepage dan hyperlink dari
multimedia (gambar, teks, grafik audio, dan lain-lain)
11. External database; database yang menyediakan akses ke luar, dan data pribadi online
12. Relational database; merupakan standar komputasi bisnis, dan basis data yang paling
umum dipakai saat ini.
15
Kelebihan lainnya dar MySQL yaitu tersedia gratis, query data yang cepat dan
berlisensi resmi.
5. Firebird
Bisa dibilang software database ini memiliki fitur sistem yang standar dan ringan
yaitu fitur ANS SQL-99 dan SQL – 2003. Kompatibel untuk digunakan pada sistem
operasi Windows, Linux maupun Unix.
6. Postgre SQL
Menawarkan sistem database opensource dengan lisensi GPL/ General Public
License. Software ini menggunakan bahasa pemograman C++, C, SQL, PHP dan
lainnya. Jika digunakan untuk pekerjaan pribadi, maka software ini sangat
recommended digunakan.
MATERI III
D. Prapenulisan Ilmiah
Dalam bagian prapenulisan ilmiah, dibagi atas beberapa hal antara lain :
1. Tahapan-tahapan Penulisan Ilmiah
16
a. Menentukan Topik dan Judul
b. Menyusun Karangan
c. Menetapkan dan Mengumpulkan Data ( Primer dan Sekunder)
d. Menetapkan Metode Pembahasan
e. Menjadwalkan Pelaksanaan
2. Langkah-Langkah
a. Inventarisasi ide tau gagasan
b. Memilih idea tau gagasan
c. Ubah ide menjadi topic dan judul tulisan
d. Buat rancangan penulisan
e. Berdasarkan kerangka tulisan, himpun sumber bacaan yang sesuai
f. Buat intisari-intisari sumber bacaan yang dapat berupa fakta, data atau informasi
g. Susun intisari ke dalam sub judul yang sesuai pada kerangka tulisan
h. Pengolah data. Fakta atau informasi
i. Metode analisis dan sintesis
E. Penulisan
Dalam tahapan penulisan, dibagi menjadi beberapa bagian antara lain sebagai
berikut :
1. Bagian Pelengkap Pendahuluan
a. Judul
Judul ditulis dalam satu halaman penuh dan diletakkan dihalaman depan. Judul
ditulis dengan huruf capital dielngkapi dengan informasi tentang keberadaan
laporan.
b. Abstrak
Abstrak adalah ringkasan isi laporan yang ditulis dengan amat singkat dan padat
(tidak melebihi 400 kata). Abstrak berisi pokok masalah, tujuan, metode, data, dan
kesimpulan dalam bentuk paragraf. Melalui abstrak pembaca dapat memahami
garis besar isi laporan dan apabila berkehendak memahami lebih jauh dapat
membaca dan mempelajari bab-bab laporan.
c. Kata Pengantar
Kata pengantar artinya pengantar laporan, diletakkan dibagian laporan sebelum
daftar isi, dan sebaiknya tidak melebihi satu halaman. Kata pengantar ditulis oleh
penanggung jawab penelitian.
d. Daftar Isi
Daftar isi menyatakan keseluruhan isi naskah laporan mulai dari halaman, judul,
kata pengantar, daftar isi, abstrak, bab-bab, dan sub-bab, daftar pustaka hingga
17
lampiran disertai petunjuk halaman. Daftar isi memperlihatkan secara singkat
garis besar isi laporan disebut juga kerangka laporan.
18
Pembahasan merupakan isi atau tubuh utama laporan yang memuat seluruh
pengamatan, percobaan, dan penelitian.
g. Penutup
Bagian ini mengakhiri laporan penelitian yang menguraikan kaitan antara hasil-
hasil penelitian, tujuan dan kegunaan penelitian.
1) Kesimpulan
Kesimpulan adalah pernyataan dari hasil setiap satuan dan keseluruhan
analisis.
2) Saran
Saran adalah saran-saran yang diberikan dan implikasi kebijaksanaan atas
temuan/hasil penelitian.
h. Daftar Pustaka
Bagian ini memuat semua sumber yang dipakai, baik yang berupa buku meupun
jurnal atau terbitan lain yang digunakan sebagai acuan.
i. Lampiran
Lampiran pada umumnya berupa data pendukung tulisan. Dapat berupa daftar
pertanyaan, table grafik atau tulisan lain yang berbeda.
MATERI IV
IDENTIFIKASI DOKUMEN
B. Syarat identifikasi
1. Adanya dokumen yang akan di jadikan bahan identifikasi
2. Adanya data atau dokumen yang digunakan sebagai acuan dalam proses identifikasi
3. Adanya seseorang yang lebih dari 1 orang yang berperan sebagai saksi dalam proses
identifikasi berlangsung
19
1. Adanya suatu perubahan tata aturan atau perubahan undang-undang yang berlaku
sehingga memaksakan dokumen tersebut harus di identifikasi dan di ganti menjadi
yang lebih baru sesuai uandang-undang yang berlaku.
2. Adanya revisi
Untuk melakukan suatu kegiatan revisi maka tahap sebelumnya yaitu di adakan
identifikasi dokumen guna mencari tahu bagian-bagian yang harus di revisi.
3. Terjadinya suatu masalah
Dalam peristiwa sehari-hari biasanya banyak terdapat suatu masalah yang
melibatkan dokumen penting yang terdapat di suatu kelembagaan, baik itu
kelembagaan pemerintahan atau kelembagaan nonpemerintah. Biasanya dokumen
seringkali dijadikan barang bukti dalam suatu masalah tersebut maka dari itu untuk
menyesuaikan apa yang di omongkan pelaku yang bermaslah garus di sesuaikan
dengan dokumen yang ada sehingga di perlukan tindakan identifikasi dokumen.
20
MATERI V
PENOMORAN DOKUMEN
Sistem nomor adalah sistem penyimpanan dan penemuan kembali arsip yang
disusun dengan menggunakankode angka / nomor. Adapun sistem nomor yang digunakan
berdasarkan peraturan yang sudah lazim digunakan yakni.
1. Sistem penyimpanan arsip berdasarkan nomor Dewey
2. Sistem penyimpanan arsip berdasarkan terminal digit
3. Sistem penyimpanan arsip berdasarkan nomor seri (urut)
21
Adapun kelemahannya, di antaranya.
1. Lebih banyak waktu dipergunakan untuk mengindeks.
2. Banyaknya map untuk surat-surat beraneka ragam, dapat menimbulkan kesulitan.
3. Perlu ruangan yang luas dan memadai untuk menyimpan arsip yang banyak.
1. File Utama
Untuk penyimpanan surat yang memerlukan map, dapat dipergunakan 2(dua)
macam map, yaitu map campuran dan map individu. Surat masuk dan surat keluar
satu koresponden individu dan disimpan pada file nomor (file utama). Map campuran
adalah map yang berisikan surat-surat dari berbagai macam koresponden (nama) yang
masing-masing jumlahnya belum mencapai 5 (lima). Map individu deisimpan
pada file (laci) individu yang susunannya adalah numerik atau menurut nomor.
2. Indeks
Indeks adalah suatu alat bantu untuk mengetahui nomor file yang diberikan
kepada sesuatu koresponden atau nama bilamana nomor bersankutan tidak diketahui.
Indeks ini disusun secara alfabetis sehingga mudah dicari.
Setiap koresponden (nama) mempunyai kartu indeks. Untuk file kartu maka
setiap nama akan langsung dibuatkan indeksnya. Sedangakan untuk file surat, kartu
indeksnya ada 2 (dua) macam, yaitu: kartu indeks campuran dan kartu indeks nomor.
Umumnya kartu indeks terbuat dari kertas karton manila berukuran 12,5 cm panjang
dan 7,5 cm lebar. Ukurang kotak indeks pun dapat disesuaikan dengan kartu
indeksnya.
3. Buku Nomor
Buku nomor adalah buku yang berisi nomor-nomor yang sudah dipergunakan
sebagai nomor koresponden (nama) dalam file sistem nomor.
C. Cara menyimpan arsip pada sistem nomor
Seperti dijelaskan diatas bahwa penyimpanan arsip dengan sistem nomor
menggunakan penyimpanan dengan metode nomor tertentu, berikut akan dijelaskan
metode-metode tersebut.
22
1. Penyimpanan arsip berdasarkan nomor Dewey
Filing sistem ini diciptakan oleh Malvile Dewey.Sistem ini disebut juga sistem
desimal dengan menggunakan notasi angka 0-9. Untuk menyusun arsip dengan sistem
nomor kita perlu membuat daftar klasifikasi, daftar klasifikasi ini adalah daftar yang
memuat segala persoalan kegiatan yang ada di dalam kantor/perusahaan.
a. Filing cabinet, yang berlaci 10. Tiap laci diberi nomor kode, seperti tercantum
di bawah ini:
000 500
100 600
200 700
300 800
400 900
24
Berdasarkan daftar klasifikasi, judul laci berpedoman kepada nomor dari
pembagian utama (kelompok besar) mulai nomor 000 sampai 900. Demikian pula
isi pokok masalah perlu disesuaikan dengan daftar indeks.
b. Guide, untuk tiap laci diperlukan 10 guide sehingga dibutuhkan guide sebanyak
100 buah. Misalnya, untuk laci 100 di belakangnya disusun guide bernomor 000,
010, 020, … sampai 090. Untuk laci 100 dibelakangnya disusun guide bernomor
100, 110, 120, … sampai 190. Dan seterusnya sampai pada laci 900. Di
belakangnya disusun guide bernomor 900, 910, 920, 920, … sampai 990.
c. Map folder, yang diperlukan 10 buah untuk tiap guide. Jadi, folder yang
dibutuhkan sebanyak 1000 buah. Folder disusun di belakang guide, untuk guide
bernomor 000 di belakangnya disusun folder berkode 000, 001,002, … sampai
009. Di belakang guide bernomor 010 disusun folder berkode 010, 011, 012, …
sampai 019, dan seterusnya sampai guide bernomor 990 yang belakangnya
disusun folder berkode 990, 991, 992, … sampai 999. Di dalam folder inilah
terdapat surat-surat yang disusun secara berurutan dengan surat paling baru
memakai nomor paling besar, misalnya terdapat urutan surat 011.4, 011.3, 011.2,
011.1. Hal ini berarti surat bernomor 011.4 merupakan surat terbaru.
d. Kartu indeks, yang berisi identitas surat seperti nama, tanggal, nomor, perihal, dan
kode surat. Kartu indeks berfungsi untuk mempermudah dalam penemuan
kembali surat.
5. Penyimpanan Surat
Dalam system Dewey ini langkah-langkah menyimpan surat adalah sebagai berikut.
a. Baca surat dengan teliti dan cermat untuk mengetahui perihal pokok surat.
b. Beri nomor kode pada surat berdasarkan daftar klasifikasi. Misalnya, surat
mengenai lamaran pekerjaan berkode 201, jika surat merupakan yang pertama
maka kodenya adalah 201.0, surat kedua berkode 201.1 dan seterusnya.
25
d. Setelah dicatat, kartu indeks disimpan pada kotak kartu dan surat disimpan pada
tempat yang sesuai kodenya. Misalnya, surat bernomor 201.0disimpan pada laci
nomor 200, di belakang guide 200 dalam folder 201 di urutan pertama
Surat pertama dicatat dalam buku arsip dengan nomor kode 0000,
surat kedua 0001, surat ketiga 0002, dan seterusnya.
2) Filing cabinet, yang mempunyai lacci 10, pada laci dicantumkan kode-
kode berikut.
a) Laci pertama diberi kode 00-09
b) Laci kedua diberi kode 10-19
c) … dan seterusnya sampai …
d) Laci kesepuluh, berkode 90-99
3) Guide. Tiap laci dipasaang guide berkode sesuai urutan nomor. Contoh:
Laci berkode 00-09 di dalamnya dipasang guide bernomor 00, 01, …
sampai 09.
4) Map folder. Tiap folder ditempatkan di belakang guide sebanyak 10 buah
dengan nomor berurutan mulai dari 0, 1, 2, … sampai 9. Agar folder-
folder tidak tertukar satu sama lainnya pada guide berbeda, maka tiap-tiap
folder diberi kode guidenya, contohnya: di belakang guide berkode 00,
foldernya diberi kode 00/0, 00/1, 00/2, … sampai 00/9
5) Kartu indeks, kotak kartu, dan rak sortir.
7. Penyimpanan surat
Prosedur penyimpanan surat dapat dilakukan sebagai berikut.
a. Surat yang masuk dicatat dalam buku arsip.
26
No. Tanggal Asal Surat Nomor Tanggal Perihal Ket.
Urut Penyimpanan Surat Surat Surat
0000
0001
0002
Dst
0173 14 Oktober 2013Koruptor -------- 04 OktoberLamaran
Akil 2013 Pekerjaan
b. Surat diberi nomor kode dan diindeks untuk menentukan pada laci berapa, guide dan
folder mana surat akan disimpan. Cara mengindeks nomor kode dilakukan dengan
mengklasifikasikan nomor tersebut dalam tiga unit.
c. Setelah pemberian nomor dan diindeks, surat disimpan pada laci sesuai dengan nomor
kodenya.
Sistem ini dilakukan jika jumlah arsip yang disimpan berkisar 1.000 sampai 10.000 arsip.
Penomoran dimulai dari nomor 1,2,3, dan seterusnya. Pada sistem ini setiap koresponden
diberi nomor kode sesuai dengan urutan yang berlaku pada Buku Nomor.
Buku Nomor adalah buku yang berisi nomor-nomor yang sudah digunakan sebagai
nomor koresponden (nama) dalam file sistem nomor. Nama koresponden yang dapat
deberi kode nomor adalah jika surat atas nama tersebut sudah lebih dari 5 surat. Tetapi
jika belum mencapai 5 surat, maka belum ditulis pada buku nomor, surat diberi kode
sementara dengan huruf C yang berarti file Campuran.
27
MATERI VI
PENGARSIPAN DOKUMEN
Pengarsipan adalah setiap catatan baik dalam bentuk gambar ataupun bagan yang
memuat keterangan-keterangan mengenai suatu subyek (pokok persolan) ataupun
peristiwa yang dibuat orang untuk membantu daya ingat demi keperluan organisasi atau
perusahaan baik untuk keperluan administrasi maupun kepentingan pembuktian nyata
dari data tersebut.
Manfaat arsip bagi suatu organisasi antara lain berisi informasi yang berguna
dalam pengambilan keputusan dan juga dapat dijadikan sebagai alat bukti apabila terjadi
masalah serta dapat dijadikan alat pertanggungjawaban menajemen. Arsip dapat
bermanfaat secara optimal bagi organisasi apabila dikelola dengan tertib dan teratur,
namun sebaliknya apabila arsip dikelola dengan tidak tertib akan menimbulkan masalah
bagi suatu organisasi. Apabila suatu arsip sulit untuk ditemukan akan menjadi hambatan
28
dalam proses pengambilan keputusan dan akan mempersulit proses hukum dan
pertanggungjawaban
Sistem penyimpanan arsip atau yang sering disebut filing system adalah suatu
rangkaian tata-cara yang teratur menurut sesuatu pedoman tertentu untuk
menyusun/menyimpan warkat-warkat sehingga bilamana diperlukan dapat
diketemukan kembali secara cepat. Cepat atau lambatnya ditentukan oleh tepat atau
tidaknya penggunaan sistem penyimpanan setiap benda arsip.
a. Alat-alat korespondensi, seperti kertas, mesin tik, mesin stensil, stempel,karbon dan
sebagainya.
b. Alat-alat penerimaan surat seperti bak/kotak surat. Meja tulis, rak dan sebagainya
c. Alat penyimpanan surat (setelah diarsipkan) seperti map ordner, folder, lemari,
filing cabinet dan seterusnya
d. Alat-alat lainnya seperti ruangan yang cukup, cahaya, kode pokok soal dan
sebagainya
29
3. Petugas kearsipan yang memenuhi syarat Seorang petugas untuk dapat melaksanakan
tugasnya dengan baik harus memenuhi syarat-syarat tertentu sebagaimana juga
persyaratan untuk petugas tata usaha, umumnya yaitu:
Penyimpanan arsip atau warkat pada suatu perusahaan dapat digunakan beberapa
asas sebagai pedoman pengolahan arsip, menurut Amsyah (2005:16), yaitu terdapat tiga
macam asas yang digunakan untuk menyimpan arsip yaitu:
1. Asas Sentralisasi Yaitu sistem penyimpanan arsip aktif secara terpusat di suatu tempat.
Penyelenggaraan arsip secara sentral ini baik digunakan bagi perusahaan yang masih
sederhana atau organisasi kecil.
2. Asas Desentralisasi Yaitu pelaksanaan dengan dipusatkan pada semua unit kerja untuk
mengolah arsipnya masing-masing. Asas ini sesuai untuk perusahaan yang besar
dengan ruang lingkup kantor yang terpisah-pisah letaknya.
30
3. Asas Gabungan Yaitu pelaksanaan penyimpanan arsip atau pengolahan arsip dapat
dilakukan dengan asas sentralisasi dan desentralisasi. Asas gabungan antara
sentralisasi dan desentralisasi dalam pengurusan atau penyelenggaraan waktu akan
menjawab kelemahan asas sentraslisasi dan desentralisasi.
MELETAKKAN ATAU
MENYIMPAN
31
sudah dipastikan siap untuk disimpan, maka kita dapat memberikan suatu tanda
siap simpan. Tanda atau symbol yang digunakan dapat berupa tulisan File, Arsip,
Dokumen, tanda centang, dan lain-lain.
b. Mengindeks mengindeks adalah pekerjaan menentukan pada nama apa atau subjek
apa, atau kata tangkap lainnya, surat akan disimpan. Penentuan kata tangkap ini
tergantung kepada sistem penyimpanan yang dipergunakan. Pada sistemabjad kata
tangkapnya adalah nama pengirim, yaitu nama badan pada kepala surat atau nama
individu penanda tangan surat untuk jenis surat masuk, dan nama badan atau nama
individu teralamat untuk surat keluar yang disimpan. Pemeriksaan Meletakan atau
menyimpan Menyortir Mengindeks Memberi tanda 12 Dengan demikian surat
masuk dan surat keluar akan tersimpan pada satu map dengan kata tangkap yang
sama. Kata tangkap pada sistem numeric adalah angka, pada sistem geografis
adalah nama tempat asal surat untuk surat masuk dan nama tempat teralamat untuk
surat keluar. Kata tangkap pada sistem subjek adalah perihal atau isi surat.
Bilamana sebuah dokumen dapat diminta melalui beberapa kata tangkap, maka
dokumen tersebut disimpan menurut kata tangkap yang terpenting, sedang untuk
kata tangkap lain bila perlu dibuatkan penunjuk silang. Ini pun bila dipandang benar
perlu, sebab dengan penunjuk silang berarti penambahan pekerjaan.
c. Memberi Tanda
Langkah ini juga disebut pengkodean, dilakukan secara sederhana yaitu dengan
memeberi tanda garis atau lingkaran dengan warna mencolok pada kata tangkap
yang sudah ditentukan pada langkah pekerjaan mengindeks. Dengan adanya tanda
ini maka surat akan mudah disortir dan disimpan. Disamping itu bila suatu saat
nanti surat ini dipinjam atau keluar file, petugas akan mudah menyimpan kembali
surat tersebut berdasarkan tanda (kode) penyimpanan yang sudah ada.
d. Menyortir
32
sehingga untuk memeudahkan penyimpanan perlu dikelompokkan terlebih dahulu
sesuai dengan pengelompokan sistem penyimpanan yang dipergunakan.
Ada 4 sistem standar yang sering dipilih salah satu sebagai sistem penyimpanan,
yaitu sistem abjad, geografis, subjek dan numeric. Langkah ini meurpakan langkah
terakhir atau final dalam prosedur penyimpanan dokumen. Sehingga langkah ini
harus dilakukan secara teliti dan hati-hati. Jangan sampai terjadi kesalahan
peletakan, yang dapat mengakibatkan hilangnya suatu dokumen.
Setiap surat yang diterima atau yang dikeluarkan harus disimpan dan diarsipkan
agar tidak hilang karena surat bertujuan sebagai sumber informasi, alat pembantu ingatan
dan bukti yang nyata bagi organisasi/instansi.
sistem abjad lebih cocok digunakan terhadap arsip yang dasar penyusunannya
dilakukan terhadap nama orang, nama organisasi, nama lokasi/tempat, nama benda
dan masalah/subyek. Dalam menggunakan sistem abjad dibutuhkan mengindeks
yaitu cara menemukan dan menentukan ciri/tanda dari sesuatu dokumen yang akan
dijadikan petunjuk/tanda pengenal untuk memudahkan mengetahui tempat dokumen
disimpan. Contoh: Peraturan mengindeks dalam sistem abjad
33
b. Mengindeks organisasi Bank Mandiri diindeks menjadi Mandiri, Bank
Disebut juga sistem masalah merupakan sistem penyimpanan arsip yang didasarkan
pada pokok masalah surat. Sebelum menerapkan sistem suyek, terlebih dahulu harus
disusun pedomannya yang dijadikan sebagai dasar penataan arsip pada tempat
penyimpanannya. Pedoman tersebut disebut Pola Klasifikasi. Dalam penyusunan
Pola Klasifikasi Kearsipan, unsur fungsi, stuktur dan masalah saling menunjang satu
dengan lainnya. Unsur fungsi tercermin dalam kegiatan operasional dapat dijadikan
sebagai dasar untuk menyusun klasifikasi kearsipan. Klasifikasi kearsipan disusun
berjenjang:
c. Sub Masalah Kecil/Tertier (Sub sub Subject) Ketiga hubungan di atas mempunyai
hubungan logis dan sistematis satu sama lainnya. Misalnya kelompok
kepegawaian harus terdapat masalah yang berhubungan dengan kepegawaian saja,
seperti dibawah ini:
Yaitu tata cara menyusun arsip dengan mempergunakan urutan angkaangka sebagai
pedoman untuk mengaturnya. Nomor dapat diberikan menurut sistem seri (serial
34
numerical) atau menurut sistem persepuluhan atau decimal numeric misalnya: 00. 10,
20, 30 dan seterusnya.
Sistem nomor ini disebut juga sistem kearsipan tidak langsung disebut indirect filling
system karena harus dibuat daftar kelompok masalah-masalah (daftar klasifikasi atau
daftar indeksnya). Contoh:
000 Kepegawaian
100 pendidikan
200 cuti
Sistem penyimpanan surat yang didasarkan kepada tanggal surat diterima (untuk
surat masuk) dan tanggal surat dikirim (untuk surat keluar). Dalam suatu surat
biasanya ada 3 tanggal terdiri dari tanggal surat dibuat, 21 tanggal surat
dikirim/diterima, dan tanggal yang menyebutkan permasalahan surat. Namun
penyimpanan surat dengan sistem ini berdasarkan tanggal penerimaan atau
pengiriman surat bersangkutan. Untuk mengetahuinya sebagai alat pencatat surat-
surat yang akan disimpan saja. Contoh:
1. Sumatera
35
1.1 Sumsel
1.1.1 Palembang
1.1.2 Prabumulih
Filling Cabinet merupakan tempat untuk menyimpan arsip yang disusun secara
vertical. Filling cabinet dilengkapi dengan :
a. Tab Bagian yang menonjol disebelah atas guide/map dengan ukuran lebih kurang:
lebar 1,15 cm, panjang 10 cm. Letak tab bermacam-macam, dari ujung kiri
petunjuk (guide) sampai ke kanan. Guna tab yaitu untuk mencamtumkan pokok
masalah, kode dan tanda penunjuk file lainnya.
b. Sekat (Guide) Merupakan petunjuk dan pemisah antara kelompok masalah yang
satu dengan masalah lain, sesuai pengelompokkan masalah pada klasifikasi arsip.
Guide dibuat dari karton tebal dan memiliki bagian menonjol yang dinamakan
dengan tab.
c. Hang Map (Map Gantung) Sejenis map dilengkapi tembaga bagian atasnya, bisa
menggantungkannya di dalam laci filling cabinet, dan berfungsi untuk meletakkan
tab.
d. Schnelhecter Map Map untuk menyimpan berkas yang telah dilubangi terlebih
dahulu, sehingga berkas tidak lepas dari kaitn.
e. Folder (Sampuk arsip) Map tanpa daun penutup pada sisinya, dilengkapi tab untuk
menempatkan kode arsip.
2. Ordner
Order Adalah semacam map dari karton tebal, dapat menampung banyak arsip dan
didalamnya terdapat besi untuk mengkait arsip yang telah dilubangi pinggirnya.
Adalah semacam baki yang terbuat dari plastic atau mental, untuk
meletakkan/menyimpan surat yang biasanya disimpan di atas meja.
Alat ini Adalah lemari besi dengan ukuran yang bermacam-macam dan dilengkapi
dengan kunci pengaman. Biasanya digunakan untuk menyimpan arsip penting atau
rahasia.
Rak Adalah rak untuk menyimpan buku-buku, seperti di perpustakaan atau untuk
menyimpan odner dan sejenisnya
Rotari Filling System Adalah sistem file bertingkat atau vertical yang dilengkapi
dengan sistem kode, angka, abjad dan warna serta berpola tingkatan bentuknya
bundar dan dapat berputar, serta dapat mendeteksi lebih awal bila terjadi kekeliruan.
Alat ini Adalah alat untuk menyimpan gambar, kartu-kartu, map cetakan dan lain-lain
secara vertical. Mobilphan mudah dipindahkan karena ringan dan dilengkapi dengan
roda sehingga dapat mempercepat dan mempermudah pelaksanaan tugas.
Alat ini Adalah lemari terbuat dari besi plat untuk menyimpan gambar dengan sistem
penyimpanan yang digantungkan.
37
Alat ini Adalah mesin tik yang menyediakan tempat untuk menyimpan data dengan
kapasitas terbatas. Untuk menuimpan dan menemukan kembali data, maka kunci
tertentu ditekan.
10. Microfilm
Alat ini Adalah suatu alat untuk memproses fotografi, dimana arsip direkam pada
film dalam ukuran yang diperkecil, untuk memeudahkan penyimpanan dan
penggunaa.
11. Computer
Alat ini Adalah rangkaian peralatan elektronik yang dapat melakukan pekerjaan
secara sistematis, berdasarkan insturksi/program yang diberikan, serta dapat
menyimpan dan menampilkan keterangan bilamana diperlukan.
1. Penyekat
2. Map (Folder)
3. Penunjuk (Guide)
4. Map Ordner
5. Kotak (box)
6. Kartu Kendali
38
Menurut Abubakar (1996:75), menyatakan bahwa supaya sistem penemuan kembali
arsip ini mudah dapat terlaksana, maka beberapa syarat haruslah ditaati, yaitu:
1. Kebutuhan si pemakai arsip harus diteliti terlebih dulu dan sistemnya harus mudah
diingat.
2. Harus didasarkan atas kegiatan nyata instansi yang bersangkutan, maka disusunlah
kata tangkap atau index sebagai tanda pengenal.
3. Kemudian sistem penemuan kembali harus logis, konsisten dan mudah diingat.
4. Sistem penemuan harus didukung oleh peralatan dan perlengkapan harus sesuai
dengan penataan berkas.
5. Syarat yang paling penting adalah harus didukung oleh personil yang terlatih dan
harus mempunyai daya tangkap yang tinggi, cepat, tekun, suka bekerja, senang
bekerja secara details tentang informasi.
Menurut The Liang Gie (2007:125), Syarat pokok penyimpanan arsip yang
baik adalah kemungkinan ditemukannya kembali secara cepat seuatu arsip yang
dibutuhkan. Untuk mengetahui apakah suatu arsip merupakan arsip yang berguna,
dapatlah dinilai berdasarkan kecermatan dan jangka waktu dalam menemukan kembali
suatu arsip. Ketetapan sistem kearsipan yang ditetapkan perusahaan menurut The Liang
Gie (2007:224) untuk mengetahui apakan sistem kearsipan yang diterapkan sudah baik,
dapat dilakukan dengan cara:
Angka Kecermatan (%) = Jumlah arsip yang tidak ditemukan X 100% Jumlah arsip
yang ditemukan
39
Dengan rumus diatas maka ratio kecermatan dapat dipergunakan untuk mengukur
arsip, dimana semakin tinggi persentase kecermatan, berarti bahwa penyelenggaraan arsip
semakin kurang baik dan perlu ditinjau kembali.
Pada umumnya oleh para ahli kearsipan telah diterima bahwa jangka waktu yang
baik dalam menemukan kembali suatu arsip ialah tidak lebih dari pada waktu 1 menit
BAB III
PEMBAHASAN
40
data berbasis it ini memiliki keunggulan antara lain dapat menjamin data yang disimpan
sehingga jika suatu waktu dibutuhkan dapat mudah ditemukan dan terjamin
keamanannya. Pendomentasian berbasis it ini dapat mulai diterapkan di penyuluhan
pertanian untuk menyimpan data-data di lapangan dalam setiap tahunnyaa. Sehingga saat
beberapa tahun yang akan diperlukan data tersebut akan mudah ditemukan dan mudah
dalam diolah kembali.
41
dokumen dilakukan dalam suatu ruangan arsip yang memang khusus untuk menyimpan
arsip dokumen tersebut.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
42
DFTAR PUSTAKA
Agustuti, Handayani. 2017. Materi Penyuluhan Manajemen Arsip dan Arsip Elektronik.
Universitas Bandar Lampung.
43
LLDIKTI Wilayah XI. 2016. Panduan Penulisan Karya Ilmiah&Proposal Penelitian.
https://lldikti12.ristekdikti.go.id/2011/01/29/panduan-penulisan-karya-ilmiah-
proposal-penelitian-untuk-mahasiswa.html. diakses pada 25 maret 2019.
44
45