KELOMPOK IV
DISUSUN OLEH :
NURUL AFIAH
GAPENAIL HARAHAP
RISKY PRAKOSO
JURUSAN AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS RIAU
2020
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat,taufiq dan
hidayah-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Peraturan dan Undang-Undang Penyuluhan Pertanian”
Makalah ini diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Penyuluhan Pertanian pada
Jurusan Agroteknologi Fakultas Pertanian. Dalam penulisan makalah ini penulis menyadari
masih jauh dari kesempurnaan mengingat kemampuan penulis sangat terbatas, oleh karena itu
kritik dan saran membangun akan penulis terima.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................................................................i
DAFTAR ISI.....................................................................................................................................................ii
BAB I............................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN...........................................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.................................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.............................................................................................................................1
1.3 Tujuan................................................................................................................................................2
BAB II...........................................................................................................................................................3
RUANG LINGKUP KELEMBAGAAN................................................................................................................3
2.1 Ruang Lingkup Identifikasi.................................................................................................................3
2.2 Pengertian.........................................................................................................................................3
2.3 Landasan Hukum...............................................................................................................................4
2.4 Identifikasi Kelembagaan...................................................................................................................4
2.5 Hasil Identifikasi Kelembagaan..........................................................................................................5
BAB III..........................................................................................................................................................7
PENUTUP.....................................................................................................................................................7
3.1 Kesimpulan........................................................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................................8
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.3 Tujuan
1. Mengetahui pengertian dari penyuluhan pertanian
2. Mengetahui landasan hukum dalam penyuluhan pertanian
3. Mengetahui landasan hukum kelembagaan dalam penyuluhan pertanian
4. Mengetahui identifikasi kelembagaan dalam penjelasannya kepada BPP
2
BAB II
2.2 Pengertian
Seperti halnya yang terdapat dalam Undang-undang No. 16 tahun 2006 ini; yang dimaksud
dengan :
1. Penyuluhan Pertanian adalah proses pembelajaran bagi pelaku utama serta pelaku usaha agar
mereka mau dan mampu menolong dan mengorganisasikan dirinya dalam mengakses informasi
pasar, teknologi, permodalan, dan sumberdaya lainnya, sebagai upaya untuk meningkatkan
produktivitas, efisiensi usaha, pendapatan, dan kesejahteraannya, serta meningkatkan kesadaran
dalam pelestarian fungsi lingkungan hidup.
4 Kelembagaan penyuluhan swasta sebagaimana dimaksud dapat dibentuk oleh pelaku usaha
dengan memperhatikan kepentingan pelaku utama serta pembangunan pertanian.
3
5. Kelembagaan penyuluhan swadaya sebagaimana dimaksud dibentuk atas dasar kesepakatan
antara pelaku utama dan pelaku usaha. Kelembagaan penyuluhan pada tingkat desa/kelurahan
berbentuk pos penyuluhan desa/kelurahan yang bersifat nonstructural
Undang-undang Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan N0. 16 tahun 2006;
Pasal 8 sampai dengan Pasal 19. Dalam Undang-undang SP3K No. 16 tahun 2006, telah dengan
jelas mengemukakan bahwa kelembagaan penyuluhan dan kinerja penyuluh, terbagi menjadi 3
yaitu Kelembagaan penyuluh Pemerintah, Swasta dan Swadaya, agar penyuluhan dapat
diselengarakan dengan efektif dan efisien, serta Pemerintah menyediakan payung hukum
penyuluhan diatur sesuai dengan peraturan menteri, gubernur, bupati atau walikota.
4
melakukan identifikasi dan menyusun draf analisis sesuai pembagian tugas masing-
masing kelompok fungsional.
8. Tim Pelaksana Kegiatan Balai penyuluhan, staf fungsional dan Penyuluh mereview,
merevisi dan menfinalkan dokumen analisis setiap komponen dari draf analisis.
9. TPK merangkum hasil analisa dan identifikasi dari dokumen analisa setiap
komponen dan menyusun draf laporan analisis standar penyuluhan secara
menyeluruh untuk satuan kerja Badan Penyuluhan Pertanian Kecamatan.
10. TPK Balai Penyuluhan menggandakan dokumen laporan hasil analisa dan
mendistribusikan kepada pihak yang selanjutnya diperlukan guna menyiapkan
pemenuhan kebutuhan penyuluhan pertanian tersebut.
Kelembagaan penyuluhan swadaya dapat dibentuk atas dasar kesepakatan antara pelaku
utama dan pelaku usaha. Kelembagaan penyuluhan pada tingkat desa/kelurahan berbentuk pos
penyuluhan desa/kelurahan yang bersifat nonstruktural.
5
Inilah kelemahan sistem pemerintahan otonomi daerah dimana pengambilan keputusan menjadi
otoritas daerah masing-masing yang membuat sektor pertanian kurang mendapat perhatian lebih
karena dampak dari programa tersebut tidak bisa langsung terlihat pada saat itu juga namun
butuh waktu dan proses yang nantinya akan kelihatan dampak dari terpenuhinya kebutuhan
dalam programa penyuluhan perrtanian tersebut.
6
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kelembagaan penyuluhan merupakan salah satu wadah organisasi yang terdapat
dalam dinas pertanian, perikanan serta kehutanan. Kelambagaan penyuluhan pertanian
menyesuaikan dengan perubahan-perubahan yang ada antara lain:
7
DAFTAR PUSTAKA
1. Tjokrowinoto, Moeljarto, 1993, Politik Pembangunan Sebuah Analisis, Konsep, Arah dan
Strategi, Yogyakarta : Tiara Wacana.
2. Undang-undang Sistim Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan N0. 16 tahun 2006;
3. Peraturan Menteri Pertanian No. 52 tahun 2009. Tentang Metoda Penyuluhan Pertanian