Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM ENTOMOLOGI

ACARA 1
MORFOLOGI SERANGGA

OLEH:
Nama :Ika Indayati
Nim :18/436647/PBI/01585
Asisten :Dwiyani Anjar Martitik

LABORATORIUM ENTOMOLOGI
FAKULTAS BIOLOGI
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2019
ACARA 1
MORFOLOGI SERANGGA

1. Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui dan mempelajari
morfologi umum serangga dengan metamorphosis sempurna dan metamorphosis tidak
sempurna yang hidup pada habitat akuatik dan terrestrial.
2. Dasar Teori
Serangga dikelompokkan menjadi dua sub kelas yaitu insekta tidak bersayap
dalam sub kelas Apterygota dan insekta bersayap dikelompokkan dalam sub kelas
Pterygota. Serangga dapat berperan sebagai hama dan sumber vektor penyakit
pada manusia. Namun, tidak semua serangga bersifat sebagai hama atau vektor
penyakit. Kebanyakan serangga juga sangat diperlukan bagi manusia. Serangga dari
kelompok lebah, belalang, jangkrik, ulat sutera, kumbang, membantu dalam proses
penyerbukan tanaman dan menghasilkan produk makanan kesehatan, serta berperan
dalam menjaga daur hidup rantai dan jaring-jaring makanan di suatu ekosistem
(Capinera, 2008).
Serangga mudah menyesuaikan diri dengan keadaan sekitarnya. Walaupun
serangga suka pada tanaman tertentu, apabila tanaman itu tidak ada ia masih dapat
hidup dengan memakan jenis tanaman lain. Secara morfologi tubuh serangga dewasa
dapat dibedakan menjadi tiga bagian utama, sementara bentuk pradewasa biasanya
menyerupai moyangnya, hewan lunak beruas mirip cacing. Ketiga bagian tubuh
serangga dewasa adalah kepala (caput), dada (thorax), dan perut (abdomen). Caput
merupakan sebuah konstruksi yang padat dan keras dan terdapat beberapa suture yang
menurut teori evolusi caput tersebut terdiri dari empat ruas yang mengalami
penyatuan. Torak terdiri dari tiga ruas yang jelas terlihat, sedangkan abdomen terdiri
dari 9 ruas. Caput merupakan kepala serangga yang berfungsi sebagai tempat
melekatnya antena, mata majemuk, mata oseli, dan alat mulut. Berdasarkan posisinya
kepala serangga dibagi menjadi tiga bagian yaitu hypognathous, prognathous, dan
ephistognathous. Hypognathous apabila alat mulutnya menghadap ke bawah, contoh
serangganya adalah belalang Acrididae prognathous apabila alat mulutnya menghadap
ke depan, contoh serangganya adalah kumbang Carabidae dan ephistognathous
apabila alat mulutnya menghadap ke belakang, contoh serangga adalah semua
serangga ordo Hemiptera (Engel & Grimaldi, 2004).
Tubuh serangga terdiri tidak kurang 20 ruas. Enam ruas terkonsolidasi
membentuk kepala, tiga ruas membentuk toraks dan 11 ruas membentuk abdomen.
Tidak seperti halnya vertebrata, serangga tidak memiliki kerangka dalam, oleh karena
itu tubuh serangga ditopang oleh pengerasan dinding tubuh yang berfungsi sebagai
kerangka luar (eksoskleton). Proses pengerasan dinding tubuh tersebut dinamakan
sklerotisasi. Dinding tubuh atau kulit serangga disebut integument. Integument terdiri
atas satu lapis epidermis (yang dapat menghasilkan lapisan luar yang keras), selput
(membran) dasar dan kutikula (Stork et al, 2015).
Serangga dewasa dan nimfa kecuali protura memiliki sepasang antena yang
terletak pada bagian anterior kepala, dekat dengan mata majemuk, namun
demikian pada beberapa serangga misal pada bentuk larva, antena sangat tereduksi.
Fungsi utama antena adalah indera (sensori). Berbagai tipe-tipe rambut kecil (sensilia)
yang terletak pada antena bertindak sebagai rangsangan fisik (tactile), pembau, suhu,
kelembapan dan penerima suara. Antena sering memainkan suatu bagian yang penting
pada proses kawin dibanyak serangga, sebagai contoh antena yang menyerupai sisir
pada ngengat jantan, merasakan bau (feromon) yang dipancarkan oleh ngengat betina
pada spesies yang sama. Dimorfisme seksual pada antena adalah umum,
antena serangga jantan sering lebih kompleks/rumit dibandingkan yang betina (Gillot,
1980).
Serangga memiliki otak yang kecil dan sistem saraf pusat relatif terbatas dari
banyak vertebrata namun serangga telah berevolusi belajar dan memiliki kemampuan
memori. Secara khusus, serangga telah memiliki sistem kognisi serangga karena
perilaku, cara pembelajaran yang kompleks dan memori kemampuan kaya dan rumit
mereka, dan aksesibilitas relatif dengan sistem saraf pusat mereka. Salah satu alat
bantu sistem saraf dari serangga adalah antena. Adapun fungsi antena pada setiap
jenis serangga sangat beragam, namun pada umumnya fungsi utama dari antena
tersebut adalah sebagai alat peraba dan pencium. Selain dua fungsi utama antena yang
telah disebutkan diatas beberapa fungsi lain dari antena serangga yang sama
pentingnya adalah sebagai alat untuk mengetahui tempat- tempat makanan (mangsa)
(Rueda, 2004).

3. Hasil
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, diperoleh hasil sebagai berikut:
a. Valanga nigricornis

Keterangan :
12. Membrane tymphanum
1. Caput
13. Sayap depan
2. Antenna
14. Femur
3. Vertex
15. Carina
4. Mata facet
16. Carinula
5. Mata ocelli
17. Pulvilus
6. Frons
18. Tibia
7. Gena
19. Spina
8. Palpus maksilaris
20. Spura
9. Palpus labialis
21. Claw
10. Thorax
22. Arolium
11. Protonum
23. Coxa

b. Dysticus sp
Keterangan :
1. Antenna
2. Mata
3. Femur
4. Central line
5. Tarsus
6. Tarsal claw
7. Sternum
8. Epimeron
9. Coxa
10. Tibia
11. Caput
12. Ventralis spina

c. Eurema sp
Keterangan :
1. Antenna
2. Thorax
3. Abdomen
4. Sayap
5. Kepala
6. Mata
7. Venasi
8. Kaki
9. Proboscis

d. Toxorhynchites splendens
Keterangan :
1. Antenna
2. Proboscis
3. Palpus
4. Mata
5. Mesonotum
6. Femur
7. Sayap
8. Banded abdomen
9. Tarsus
e. Caput Valanga nigricornis
Keterangan:
1. Vertex
2. Mata facet
3. Gena
4. Antenna
5. Clypeus
6. Mandibular
7. Palpus maxilaris
8. Labrum
9. Frons
10. Ocelli
11. Palpus radialis

f. Abdomen jantan Valanga nigricornis


Keterangan:
1. Aedeagus
2. Subgenital plate
3. Epiprock
4. Paraprock
5. Cerci

g. Abdomen betina Valanga nigricornis


Keterangan:
1. Epiprock
2. Paraprock
3. Inner valve
4. Valvula dorsalis
5. Valvula ventralis
6. Cerci
4. Pembahasan
Praktikum ini mengamati morfologi serangga menggunakan awetan Valanga
nigricornis, Dysticus sp, Eurema sp dan Toxorhynchites splendens.
a. Valanga nigricornis
Klasifikasi Valanga nigricornis :
Phylum : Arthropoda
Classis : Insecta
Sub Classis : Pterygota
Ordo : Orthoptera
Family : Acrididae
Genus : Valanga
Species : Valanga nigricornis
Berdasarkan pengamatan anatomi luar belalang (Valanga nigricornis), bahwa
terdapat Kepala (caput), Antena, Dada (Thorax), Tungkai, Sayap dan Perut
(Abdomen). Belalang memiliki 6 enam kaki bersendi, 2 pasang sayap, dan 2 antena.
Kaki belakang yang panjang digunakan untuk melompat sedangkan kaki depan yang
pendek digunakan untuk berjalan. Meskipun tidak memiliki telinga, belalang dapat
mendengar. Alat pendengar pada belalang disebut dengan tympanum dan terletak
pada abdomen dekat sayap. Tympanum berbentuk menyerupai disk bulat besar yang
terdiri dari beberapa prosesor dan saraf yang digunakan untuk memantau getaran di
udara, secara fungsional mirip dengan gendang telinga manusia. Belalang punya 5
mata (2 compound eye, dan 3 ocelli). Belalang betina dewasa berukuran lebih besar
daripada belalang jantan dewasa, yaitu 58-71 mm sedangkan belalang jantan 49-63
mm dengan berat tubuh sekitar 2-3 gram.
Bagian morfologi yang teramati dari belalang adalah bagian sternum (sebuah
sklerit pada sisi ventral dari tubuh atau sklerit ventral dari ruas abdomen), abdomen
(bagian posterior pada tiga pembagian tubuh), thorax (daerah tubuh di belakang
kepala yang mengandung tungkai-tungkai dan sayap-sayap), anrena (sepasang
embelan-embelan beruas yang terletak di kepala di bagian atas bagian mulut dan
berfungsi sebagai sensoris atau alat peraba), caput (bagian tempat melekatnya mulu,
antenna dan mata), mata (organ penglihat pada belalang yang terdiri dari ocellus
untuk mendeteksi perbedaan objek berdasarkan intensitas cahaya dan mata majemuk
sebagai reseptor warna), protoraks (bagian anterior dari tiga ruas-ruas toraks),
mesotoraks (ruas tengah atau kedua toraks), metatoraks (ruas ketiga atau posterior
toraks), coxa (ruas dasar pada tungkai belalang), notum (toraks pada bagian dorsal),
trochanter ( ruas kedua pada tungkai serangga), femur (ruas tungkai ketiga yang
terletak diantara trochanter dan tibia), spiracles (sebuah lubang luar dari system
trachea atau sebuah libang pernapasan), tibia ( ruas keempat tungkai antara femur
dan tarsus), cercus (sepasang embelan yang terdapat pada tergum), tarsus (ruas
tungkai dibelakang tibia), pretarsus (ruas ujung tungkai), palpus maxilaris (satu
struktur kecil seperti prasa yang timbul dari maxilla), palpus labialis (satu dari
sepasang struktur seperti peraba kecil yang timbul dari labium), sayap (pertumbuhan
daerah tergum dan plenura yang terdiri dari dua lapis kutikula yang dihasilkan oleh
sel epidermis yang segera hilang), carina (sebuah garis geligi atau perisai),
membrane rimpanum (membran alat pendengaran), spura ( sebagai sensor panas),
dan arolium (berfungsi untuk membantunya mendarat dipermukaan yang halus).
Adapun bagian-bagian kepala (caput) Valanga nigricornis yang dapat diamati
berdasarkan hasil pengamatan yaitu adanya vertex (bagian atas kepala), mata (organ
penglihat pada belalang yang terdiri dari ocellus untuk mendeteksi perbedaan objek
berdasarkan intensitas cahaya dan mata majemuk sebagai reseptor warna), gena
(bagian kepala di bawah mata majemuk), antena (sepasang embelan-embelan beruas
yang terletak di kepala di bagian atas bagian mulut dan berfungsi sebagai sensoris
atau alat peraba), clypeus (bagian kepala diantara frons dan labrum), mandibula
(rahang pada serangga untuk mengunyah), palps (bagian yang tumbuh dari labium
untuk mendeteksi), labrum (bibir atas pada serangga), frons (bagian kepala di bagian
depan, diantara mata majemuk dan mulut) dan ocelli (mata biasa atau mata
sederhana untuk mendeteksi perbedaan benda berdasarkan intensitas cahaya).
Bagian-bagian abdomen jantan Valanga nigricornis yang dapat diamati
berdasarkan hasil pengamatan yaitu adanya epiprock (sebuah juluran atau embelan
yang terletak di atas dubur dan kelihatan timbul dari ruas abdomen yang kesepuluh),
paraprock (satu dari sepasang gelambir yang berbatasan dubur sebelah
lateroventral), aedeagus (alat kelamin jantan serangga yang menerobos ke dalam
vagina), cerci (sepasang embelan pada tergum ruas ke sebelas) dan sub genital plate.
Bagian-bagian abdomen betina Valanga nigricornis yang dapat diamati
berdasarkan hasil pengamatan yaitu adanya epiprock (sebuah juluran atau embelan
yang terletak di atas dubur dan kelihatan timbul dari ruas abdomen yang kesepuluh),
valvula dorsalis (juluran yang membentuk selubung yang terletak pada bagian atas),
valvula ventralis (juluran yang membentuk selubung yang terletak pada bagian
bawah), paraprock (satu dari sepasang gelambir yang berbatasan dubur sebelah
lateroventral), cerci (sepasang embelan pada tergum ruas ke sebelas) dan inner
valve.
b. Dysticus sp.
Klasifikasi Dysticus sp:
Phylum : Arthropoda
Classis : Insecta
Sub Classis : Pterygota
Ordo : Coleoptera
Family : Dysticidae
Genus : Dysticus
Species : Dysticus sp
Dysticus sp termasuk ke dalam ordo Coleoptera karena memiliki struktur
elytera seperti perisai yang menutupi sayap sehingga hewan ini juga termasuk
kedalam sub ordo endopterygota. Elytera pada Dysticus sp memiliki struktur keras
secara keseluruhan. Kaki methatorax mengalami modifikasi seperti dayung sehingga
hewan ini dapat berenang cepat di air. Pada bagian tengah ventral terdapat ventral
spina sebagai alat pertahanan diri.
Dysticus sp ini memiliki bagian tubuh berupa caput, toraks, dan abdomen.
Pada bagian caput kumbang air memiliki sepasang antena, sepasang mata, palpus
yang berfungsi untuk membedakan jenis makanan dekat dengan antena berjumlah
sepasang. Pada bagian toraks kumbang air memiliki pronotum yang berfungsi untuk
melindungi kepala kumbang dan membantu untuk menyembunyikannya, scutellum
yang berbentuk segitiga kecil dibagian pangkal toraks, pada bagian toraks juga
sebagai tempat melekatnya 3 pasang kaki yang terdiri dari (coxa, femur, tibia, tarsus
dan tarsal claw) dan di kaki bagian belakang ada rumbai fungsinya untuk renang
disebut juga dengan nata torial. Sayap depan (elytra) memiliki warna cokelat dan
punya penutup keras yang dapat melindungi sayap dari mangsanya. Sayap belakang
(hemielytra) untuk terbang, biasanya berwarna transparan berada di bawah sayap
depan. Pada bagian abdomen kumbang air memiliki ventral spina sebagai alat
pertahanan diri dari mangsanya, dan memiliki segmen dengan jumpah 6 segmen.
c. Eurema sp
Klasifikasi dari Eurema sp :
Phylum : Arthropoda
Classis : Insecta
Sub Classis : Pterygota
Ordo : Lepidoptera
Family : Pieridae
Genus : Eurema
Species : Eurema sp
Eurema sp memiliki bagian tubuh berupa caput, toraks, dan abdomen. Bagian
caput terdiri dari sepasang antena, galea (saat menggulung) atau proboscis (saat
menjulur panjang) yang berfungsi untuk menghisap makanan, sepasang mata
majemuk serta sepasang mata oceli yang tersembunyi karena tertutup rambut-rambut
halus, dan sepasang palpus. Pada bagian toraks terdiri dari prothoraks sebagai tempat
melekatnya sepasang kaki depan, mesothoraks sebagai tempat melekatnya sepasang
kaki tengah dan sepasang sayap depan, metathoraks sebagai tempat melekatnya
sepasang kaki belakang dan sepasang sayap belakang, thail yang berbentuk
bergelombang pada sudut sayap, dan tiga pasang kaki yang terdiri dari (coxa, femur,
tibia, dan tarsus) kadang-kadang atau biasanya dilengkapi dengan spina atau taji yang
berfungsi untuk membantu dalam berjalan. Pada thoraks terdapat sejumlah spirakel
pada sisi-sisinya sebagai tempat masuknya udara. Pada bagian abdomen kupu kupu
memiliki cercus, segmen yang berjumlah 10 segmen, dengan segmen terakhir terdapat
alat kelamin. Pada sisi abdomen terdapat pasangan spirakle.
d. Toxorhynchites splendens
Klasifikasi dari Toxorhynchites splendens :
Phylum : Arthropoda
Classis : Insecta
Sub Classis : Pterygota
Ordo : Diptera
Family : Culicidae
Genus : Toxorhynchites
Species : Toxorhynchites splendens

Toxorhynchites splendens memiliki bagian tubuh berupa caput, toraks, dan


abdomen. Bagian caput terdiri dari proboscis, sepasang antena yang berambut
panjang dan lebat (pada jantan) yang berfungsi dalam memikat betina, tetapi pada
betina berambut pendek, disamping proboscis terdapat sepasang palpus yang
berfungsi untuk mendeteksi atau sensor kelembaban, sepasang mata dan occiput.
Bagian thoraks terdiri dari dua pasang sayap yang melekat pada bagian mesothoraks,
sepasang halter sebagai alat keseimbangan pada waktu terbang di bagian
metathoraks, tiga pasang kaki yang dimana kakinya terdiri dari (coxa, femur, tibia
dan tarsus), lyre yang berfungsi sebagai alat penyeimbang serta. Pada bagian
abdomen terdapat 8 segmen dimana segmen terakhirnya berakhir dengan cerci jika
pada nyamuk betina dan hypopygium pada nyamuk jantan.

5. Tugas evaluasi
1. Caput
a) Pada Valanga nigricornis terdapat tiga mata ocelli, pada Eurema sp, Dysticus sp
dan Toxorhynchites splendens tidak terdapat mata ocelli
b) Jumlah ruas atau segmen dari palpus maxillaris dan palpus labialis adalah 3
c) Tipe alat mulit dari Valanga nigricornis adalah penggigit dan pengunyah
2. Thorax
a) Pada thorax terdapat 2 pasang sayap, sepasang kaki prothorax, sepasang kaki
mesothorax dan sepasang kaki metathorax
b) Stigma pada thorax hanya 1 pasang
3. Abdomen
a) 10 segmen pada abdomen Valanga nigricornis
b) Ada, tergum 10 segmen dan sterna 8 segmen
c) Membrane tympanum berada di atas kaki metathorax dan di bawah sayap
belakang
d) 8 pasang stigma pada abdomen dan 2 pasang stigma pada thorax. Stigma
berfungsi sebagai lubang system pernapasan trakea.

DAFTAR PUSTAKA

Capinera, J.L. 2008. Encyclopedia of Entomology 2nd Edition. Springer. Heidelbeg. Pp: 625-
637.

Engel, M.S.& D.A. Grimaldi. 2004. New Light Shed on the Oldest Insect. Nature. 427: 627-
630.

Gillot, C. 1980. Entomology. Plenum Press. London. Pp: 171-182.

Rueda, L. M. 2004. Pictorial Keys for the Identification of Mosquitoes (Diptera: Culicidae)
Associated with Dengue Virus Transmission. Zootaxa. 586: 1-60

Stork, N. E., J. McBrom, C. Gely, A. J. Hamilton. 2015. New Approaches Narrow Global
Species Estimates for Beetles, Insect and Terrestrial Arthropods. PNAS. 112 (24)
7519-7523

Anda mungkin juga menyukai