id
Oleh
ABSTRACT
WHAT THE SEAGRASS IS. Seagrass ecosystem is one ofe the most productive
marine ecosystems in shallow waters. Seagrasses are aquatic angiosperms which
are completely adapted to life in the marine environment. Amongs 58 species of
seagrasses in the world, 12 species have been found in Indonesian waters. This
paper discussed about the seagrasses; what is the seagrass, the seagrass
importancy, the habitat of seagrass, the seagrass commuminity and the role of
seagrass.
1)
Bidang Sumberdaya Laut, Pusat Penelitian Oseanografi-LIPI, Jakarta.
45
Tulisan ini akan membahas sekelumit seagrass bukanlah rumput, bukan pula alga,
tentang lamun, meliputi apakah lamun itu, melainkan tumbuhan akuatik yang berbunga
kenapa lamun itu penting, dimana lamun itu (anthophyta) yang hidup di dalam laut (Den
tumbuh, bagaimanakah komunitas lamun itu HARTOG, 1970).
dan apa peranan lamun. Lamun merupakan tumbuhan yang
mempunyai pembuluh secara struktur dan
fungsinya memiliki kesamaan dengan
APAKAH LAMUN ITU tumbuhan yang hidup di daratan. Seperti
halnya tumbuhan rumput daratan, lamun secara
Padanan kata atau istilah lamun untuk morfologi tampak adanya daun, batang, akar,
seagrass, pertama kali diperkenalkan kepada bunga dan buah, hanya saja karena lamun
para ilmuwan, peneliti dan akademisi di hidup di bawah permukaan air, maka sebagian
perguruan tinggi oleh Dr. Malikusworo besar lamun melakukan penyerbukan di dalam
Hutomo, APU dalam disertasi doktornya yang air. Lamun sebagai tumbuhan berbunga
berjudul “Telaah ekologik komunitas ikan pada sepenuhnya menyesuaikan diri untuk hidup
padang lamun di Teluk Banten (HUTOMO, terbenam dalam laut. Tumbuhan ini terdiri dari
1985). Di Indonesia kata lamun untuk padanan daun, rhizoma (rimpang) dan akar. Rhizoma
kata dari tumbuhan laut, seagrass, dapat merupakan batang yang terbenam dan merayap
dikatakan digunakan dengan “terpaksa” karena secara mendatar serta beruas-ruas. Pada ruas-
seharusnya terjemahan seagrass dalam bahasa ruas tersebut tumbuh cabang-cabang berupa
Indonesianya adalah rumput laut. Kata rumput batang yang panjangnya bervariasi mulai dari
laut sudah digunakan secara umum dan baku beberapa milimeter sampai dengan satu meter
bagi tumbuhan algae (seaweed), baik dalam atau lebih. Batang pendek yang tegak ke atas
dunia perdagangan maupun dalam peng- ini muncul daun, bunga dan buah. Di samping
gunaan bahasa Indonesia yang baku sehari- itu, pada ruas-ruas tersebut juga tumbuh akar,
hari (ATMADJA, 1999). Sehingga untuk dengan rhizoma dan akar, lamun tersebut dapat
menghilangkan kerancuan dari tumbuhan menancapkan diri dengan kokoh di dasar laut
seagrass dan seaweed, melalui kesepakatan hingga tahan terhadap hempasan ombak dan
yang tak tertulis khususnya untuk para ilmuwan arus. Lamun sebagian besar berumah dua yang
dan akademisi, maka istilah lamun dipakai untuk artinya dalam satu tumbuhan hanya ada bunga
tumbuhan seagrass dan rumput laut tetap jantan saja atau bunga betina saja. Sistem
untuk tumbuhan seaweed. Lebih lanjut pembiakan generatifnya cukup khas karena
diinformasikan bahwa di Indonesia, baik dalam mampu melakukan penyerbukan di dalam air
dunia perdagangan maupun dalam penggunaan dan buahnya terendam di dalam air (PHILLIPS
sehari-hari, tumbuhan laut alga sering disebut & MENES, 1988).
rumput laut yang merupakan terjemahan yang Di dunia tercatat sekitar 58 jenis lamun
keliru dari istilah Inggris “seaweed”. yang dapat dijumpai dalam skala besar dan
Sebenarnya istilah ini sudah salah kaprah menutupi dasar perairan yang luas untuk
karena secara ilmu tumbuhan, algae (seaweed) membentuk suatu padang lamun (seagrass
tidak termasuk rumput-rumputan (graminae). bed). Di perairan Indonesia tercatat 12 jenis
Tetapi istilah ini sudah terlanjur populer lamun yang tumbuh, yaitu : Halodule pinifolia
digunakan di Indonesia, khususnya dalam (Miki) den Hartog, H. uninervis (Forsskal)
dunia usaha. Ironisnya lagi istilah rumput laut Ascherson, Cymodocea rotundata Ehrenberg
akan lebih membingungkan lagi karena sering & Hemprich ex Ascherson, C. serrulata (R.
digunakan untuk istilah seagrass. Padahal Brown) Ascherson & Magnus, Syringodium
46
47
(1977) dan NIENHUIS et al. (1989), lamun dapat serta Koleksi Referensi Biota Laut Puslit
tumbuh hingga kedalaman yang masih dapat Oseanografi-LIPI, Jakarta.
ditembus cahaya matahari serta menerima
nutrien dari darat dan laut itu sendiri. Lamun
biasanya tumbuh pada substrat pasir, pasir- KOMUNITAS LAMUN
lumpuran, lumpur-pasiran, lumpur lunak dan
karang. Di samping itu, lamun dapat kita Komunitas lamun telah diketahui
temukan tumbuh mulai dari daerah pasang- sebagai komunitas dengan struktur yang cukup
surut terendah sampai pada daerah subtidal sederhana. Secara umum, komunitas lamun
dengan kedalaman hingga 40 m bahkan hingga belum diketahui dengan tepat, apakah
90 m selama masih ada sinar matahari. Menurut komunitas lamun itu adalah komunitas pionir,
Den HARTOG (1970 mengungkapkan bahwa transisi atau puncak. Tetapi telah diketahui
secara geografis, ditemukan ada tujuh marga bahwa struktur komunitas lamun sangat
lamun yang menghuni perairan tropis yaitu berhubungan dengan bentuk pertumbuhan
Halodule, Cymodocea, Syringodium, yang dominan dari jenis yang ada. Berdasarkan
Thalassodendron, Enhalus, Thalassia dan bentuk pertumbuhan lamun tersebut akan
Halophila. Sedangkan lima marga lamun yang terlihat adanya mintakat (zonasi) pada lamun
menghuni perairan subtropis yaitu Zostera, yang diselingi adanya suksesi.
Phyllospadix, Heterozostera, Posidonia dan
Amphibolis. Lamun yang tumbuh di perairan Bentuk Pertumbuhan Lamun
tropis terpusat pada dua wilayah yaitu daerah Lamun menunjukkan adanya bentuk
Indo Pasifik Barat sampai pantai Pasifik Amerika keseragaman yang tinggi pada reproduksi
Tengah, dan Laut Karibia. Di Indo Pasifik Barat, vegetatifnya. Hampir semua marga lamun
semua marga dapat kita temukan, sedangkan memperlihatkan perkembangan yang baik dari
di Karibia hanya didapatkan empat marga yaitu rimpang (rhizome) dan bentuk daun yang pipih
Halodule, Syringodium, Thalassia dan dan memanjang, kecuali pada marga Halophila.
Halophila. Pada daerah substropis, ada dua Jadi umumnya lamun akan menjadi kelompok
marga dari lima marga yang mempunyai sebaran homogen dengan tipe pertumbuhan “enhalid”
bipolar yaitu Zostera dan Posidonia. Zostera (ikat pinggang). Menurut Den HARTOG (1976).
sebarannya cukup luas, sedangkan Posidonia karakteristik pertumbuhan lamun dapat dibagi
penyebarannya hanya terbatas di Laut Tengah enam kategori yaitu;
dan Australia Selatan. Satu marga,
1. Parvozosterids, dengan daun memanjang
Phyllospadix penyebarannya terbatas di
dan sempit : Halodule, Zostera sub-marga
parairan Pasifik Utara. Sedangkan dua marga
Zosterella.
yaitu Heterozostera dan Amphibolis
penyebarannya terbatas pada perairan 2. Magnozosterids, dengan daun memanjang
subtropis di belahan bumi selatan. Untuk dan agak lebar : Zostera sub-marga Zostera,
sebaran geografis lamun di Indonesia, sampai Cymodocea dan Thalassia.
saat ini telah tercatat 12 jenis lamun. Informasi
3. Syringodiids, dengan daun bulat seperti lidi
sebaran lamun di Indonesia masih sangat
dengan ujung runcing : Syringodium.
minim, hanya berdasarkan pada koleksi
herbarium yang tersimpan di Herbarium 4. Enhalids, dengan daun panjang dan kaku
Bogoriense, Bogor; Rijksherbarium; Leyden; seperti kulit atau berbentuk ikat pinggang
Herbarium of ther Royal Botanic Gardens, Kew; yang kasar : Enhalus, Posidonia,
Botanish Museum and Herbarium, Copenhagen Phyllospadix.
48
5. Halophilids, dengan daun bulat telur, elips, daerah sublittoral. Lamun ini memasuki daerah
berbentuk tombak atau panjang, rapuh dan litoral yang lebih dangkal tetapi lebih terbatas
tanpa saluran udara : Halophila. sampai batas air surut rata-rata perbani. Batas
kedalaman sebagian besar jenisnya adalah 10
6. Amphibolids, daun tumbuh teratur pada kiri
sampai 12 m, tetapi pada perairan yang sangat
dan kanan : Amphibolis, Thalassodendron,
jernih dapat dijumpai pada tempat yang lebih
dan Heterozostera.
dalam. Zostera marina pernah dijumpai pada
Walaupun pada marga Halophila, kedalaman 30 m. Syringodiid didapatkan sampai
daunnya berpasangan, tetapi ditemukan batas kedalaman sublittoral atas (upper
beberapa variasi seperti Halophila spinulosa sublittoral).
yang mempunyai tangkai panjang dengan daun Enhalid dan amphibolid juga terbatas
yang membujur. Ada beberapa transisi antara pada bagian atas dari sublitoral, tetapi dengan
pertumbuhan parvoazosterids dan beberapa pengecualian. Posidonia oceania
magnozosterids. Bentuk lebar daun dari dapat mencapai kedalaman paling sedikit 60 m.
Halodule uninervis persis dengan Kisaran kedalaman dimana Phyllospadix tumbuh
magnozosterids; memiliki bentuk yang sama agak besar yaitu mulai dari litoral sampai pada
dengan Zostera capricorni dan Z. capensis. Di keadaan yang sangat baik pada kedalaman 30
lain pihak, bentuk beberapa daun sempit dari m. Jenis Thalassodendron dilaporkan pernah
Zostera marina, sama dengan Cymodocea ditemukan tumbuh pada kedalaman 30 m,
nodosa, C. rotundata dan Thalassia sedangkan T. pachyrhizum dapat mencapai
hemprichii. Untuk itu, dapat dikatakan bahwa kedalaman 40 m. Enhalid dan amphibolid hidup
parvozosterids dan magnozosterids sebagai pada substrat pasir dan karang, kecuali
kategori yang terpisah. Jika bentuk Enhalus acoroides didapatkan pada habitat
pertumbuhan lamun dibandingkan dengan pasir-lumpuran. (Den HARTOG, 1970).
tanaman air tawar, maka keragaman morfologi Sebagai konsekuensi adanya perbedaan
pada tumbuhan air tawar jauh lebih besar. ekologis tersebut, maka terlihat adanya pola
Beberapa bentuk pertumbuhan tersebut lebih mintakat pertumbuhan lamun menurut
luas distribusinya pada habitat air tawar yang kedalaman. Mintakat tersebut terutama terlihat
tidak ditemukan pada habitat air laut (Den di perairan tropik dan subtropik dimana jumlah
HARTOG, 1976). jenisnya lebih besar dari yang ditemukan di
perairan ugahari (temperate). Pada daerah
antara air pasang rata-rata perbani dan air surut
Mintakat (Zonation) rata-rata perbani didominasi oleh parvozosterid
Berbagai bentuk pertumbuhan dari dan sering diikuti oleh halophilid. Pada daerah
lamun mempunyai kaitan dengan perbedaan antara surut rata-rata perbani dan surut rata-
ekologinya (Den HARTOG, 1977). rata purnama akan didominasi oleh
Parvososterid dan halophilids dapat ditemukan magnozosterid. Pada daerah sublittoral,
pada hampir semua habitat mulai dari pasir kasar magnozosterid digantikan oleh enhalid dan
sampai ke lumpur lunak, mulai dari pasang- amphibolid. Lamun yang dapat tumbuh di
surut sampai tempat yang cukup dalam, dan tempat yang cukup dalam diwakili oleh
mulai dari laut terbuka sampai ke daerah kelompok halophilid dan enhalid.
estuaria. Halophilid dapat ditemukan pada Bentuk umum mintakat yang biasanya
kedalaman 90 m. rumit dari komunitas lamun dan sudah
Magnozosterid dapat dijumpai pada dijelaskan di atas sering tidak seperti yang kita
berbagai substrat, tetapi lebih terbatas pada bayangkan. Hal ini karena adanya kondisi
49
perairan setempat, dan tidak adanya bentuk hidup pada pantai batu karang sepanjang
pertumbuhan pada suatu area atau karena bagian utara Pasifik tidak dapat diganti oleh
adanya gangguan terhadap komunitas lamun jenis lain jika jenis lamun tersebut tidak ada.
oleh alam dan manusia, sehingga mintakat Adanya perbedaan ekologis dari bentuk
biasanya cukup sederhana. variasi pertumbuhan memungkinkan suksesi
Marga Thalassia dan Cymodocea akan mengikuti pola yang sama, misal
sebarannya sangat terbatas, mulai dari surut parvozosterid dan halophilid akan digantikan
rendah rata-rata sampai kedalaman 10–12m. oleh magnozosterid dan syringodiid dan
Syringodium juga agak terbatas kemudian akan diikuti oleh amphibolid atau
penyebarannya karena bentuk daunnya kurang enhalid. Beberapa contoh tersebut dapat
begitu dapat beradaptasi terhadap kekeringan mendukung suksesi ini, tetapi tidak berlaku
yang temporer. Enhalus tumbuh terbatas pada pada ogranisme lain dalam proses suksesi
daerah littoral dan surut rendah karena
tersebut, seperti avertebrata dan algae bentik.
penyerbukaannya tergantung pada arus.
Pada perairan dangkal bentuk alami dari
Thalassia testudinum merupakan jenis
beberapa komunitas telah diteliti jauh
yang dominan di atas sublittoral di Karibia.
sebelumnya, dan cukup waktu untuk
Sedangkan pada daerah Indo-Pasifik Barat
mengamati suksesi alam tersebut. Perubahan
lebih kompleks komunitasnya, karena
pola vegetasi yang dapat ditelaah telah cukup
Thalassia hemprichii, Cymodocea serrulata
dan C. rotundata merupakan jenis yang sangat luas berdasarkan campur tangan manusia.
penting. Sepanjang pantai Afrika Timur, Pembangunan sebuah bendungan atau
komunitas C. rontundata digantikan oleh pengerukan sebuah terowongan dapat
komunitas Thalassodendron ciliatum. menyebabkan terjadinya erosi dengan
Walaupun tidak ada pengamatan tentang penurunan atau perusakan pada padang
suksesi dari komunitas Thalassia ke lamun. Sedangkan pada tempat lain mendapat
Thalassodendron, tetapi ada kemungkinkan efek yang berlawanan dan dapat menstimulir
distribusi Thalassia akan dominan pada suatu sebuah proses suksesi. Polusi bahan organik
area jika Thalassodenron tidak ada. akan menyebabkan penurunan vegetasi dan
akan digantikan vegetasi lain yang terdiri dari
Suksesi jenis dimana pada keadaan normal tidak
termasuk dalam tingkat suksesi tersebut, atau
Magnozosterids dan syringodiids
hanya muncul sebagai jenis yang jarang. Polusi
merupakan bentuk ukuran medium dengan
panas telah diketahui akan mempunyai efek
toleransi yang tinggi terhadap variasi
lingkungan. Konsekuensinya lamun tersebut kerusakan pada vegetasi lamun (ROESSLER &
dapat tumbuh pada habitat yang luas, tetapi ZIEMAN, 1969).
lamun ini harus berkompetisi dengan Sebuah percobaan klasik tentang
amphibolid dan enhalid. Pada akhirnya, dinamika komunitas lamun, menunjukkan
halophilid dan parvozosterid bentuknya kecil adanya suksesi dari komunitas bawah laut
dengan kapasitas kompetisinya rendah. Lamun sepanjang pantai Prancis, Mediterranian pada
ini tumbuh pada semua jenis habitat yang tidak batu karang, pasir, dan lumpur-pasiran
cocok dengan jenis lamun lainnya. Walaupun (Sumber). Semuanya hanya satu tingkat suksesi
hal ini ada kecenderungan benar, tetapi ini yaitu assosiasi Posidonia ocanica. Telah
bukan berarti merupakan sebuah kesimpulan. ditemukan pada daerah littoral dengan substrat
Sebagai contoh, enhalid Phyllospadix yang pasir sampai kedalaman 10 m, Cymodocea
50
51
52
53
54
McROY, C.P. and C. HELFFREICH 1980. RANDALL, J.E. 1965. Grazing effect on
Applied aspects of seagrass. In : seagrass by herbivorous reef fishes in
Handbook of seagrass biology : an the West Indies. Ecology 46 : 225-260.
ecosystem perspective (R.C. Philiiips
and C.P. McRoy, eds.). : 297-343. ROESSLER, M.A. and J.C. ZIEMAN 1969. The
effects of thermal addition on tyhe biota
MENZIES, F.; J.S. ZANEVELD and R.M.
PRATT 1967. Transported turtle grass of southern Biscayne Bay,Florida.
as a sources organic enrichment of Proc.Gulf.Caribb. Fisheries Istitute
abysal sediments of North Carolina. 22 : 136-145.
Deep-Sea Research 14 : 111-112.
THORHAUG, A. and C.B. AUSTIN 1976.
NIENHUIS, P.; J. COOSEN and W. KISWARA Restoration of seagrass with economic
1989. Community structure and biomass analysis. Env. Conserv. 3 (4) : 259-267.
distribution of seagrass and macrofauna
in the Flores Sea, Indonesia. THAYER, G.W.; S.M. ADAMS and M.W. LA
Net.J.Sci.Res. 23 (2) : 187-214. CROIX 1975. Structural and fluctuation
PHILLIPS, R.C. and G. MENEZ 1988. aspects of a recently established
Seagrasses. Smithsonian Inst. Press. Zostera marina community. Estuarine
Washington. 193 pp. Res. 1 : 518-540.
55