Anda di halaman 1dari 11

sumber:www.oseanografi.lipi.go.

id

Oseana, Volume XXXI, Nomor 3, 2006 : 45 - 55 ISSN 0216-1877

ADA APA DENGAN LAMUN

Oleh

Muhammad Husni Azkab 1)

ABSTRACT

WHAT THE SEAGRASS IS. Seagrass ecosystem is one ofe the most productive
marine ecosystems in shallow waters. Seagrasses are aquatic angiosperms which
are completely adapted to life in the marine environment. Amongs 58 species of
seagrasses in the world, 12 species have been found in Indonesian waters. This
paper discussed about the seagrasses; what is the seagrass, the seagrass
importancy, the habitat of seagrass, the seagrass commuminity and the role of
seagrass.

PENDAHULUAN Berkaitan dengan hal tersebut di atas


adalah masuk akal bila jumlah jenis (spesies)
Lamun (seagrass) adalah tanaman air lamun di dunia diketahui hanya 58 jenis (KUO
yang berbunga (Antophyta) dan mempunyai & COMB, 2002?) yang terdiri dari 12 marga
kemampuan beradaptasi untuk hidup dan (genus), sembilan marga termasuk suku (famili)
tumbuh di lingkungan laut. Menurut PHILLIPS Potamogetonaceae dan tiga marga termasuk
dalam suku Hydrocharitaceae. Kedua suku
& MENES (1988), lamun perlu suatu
tersebut diklasifikasikan dalam bangsa (ordo)
kemampuan berkolonisasi sehingga dapat
dari tumbuhan berbiji satu (monokotil). Secara
hidup sukses di laut yaitu : sepintas lamun kelihatannya kurang begitu ada
a. kemampuan untuk hidup pada media air artinya, namun sesungguhnya lamun
asin (garam). mempunyai fungsi ekologis yang sangat besar.
b. mampu berfungsi normal dalam keadaan Dalam suatu lokasi lamun biasanya terdapat
terbenam. dalam jumlah yang cukup besar dan dapat
membentuk suatu padang lamun (seagrass bed)
c. mempunyai sistem perakaran yang
yang rapat, menutupi suatu area yang luas pada
berkembang dengan baik.
daerah pesisir di daerah subtropis (temperate)
d. mempunyai kemampuan untuk berbiak dan daerah tropis. Padang lamun sama
secara generatif dalam keadaan terbenam pentingnya dengan ekosistem lain di perairan
dan dangkal yaitu ekosistem terumbu karang dan
e. dapat berkompetisi dengan organisme lain ekosistem mangrove. Lamun merupakan
dalam keadaan kondisi stabil ataupun tidak produser primer di laut yang cukup besar bila
stabil pada lingkungan laut. dibandingkan dengan ekosistem lainnya.

1)
Bidang Sumberdaya Laut, Pusat Penelitian Oseanografi-LIPI, Jakarta.

45

Oseana, Volume XXXI No. 3, 2006


sumber:www.oseanografi.lipi.go.id

Tulisan ini akan membahas sekelumit seagrass bukanlah rumput, bukan pula alga,
tentang lamun, meliputi apakah lamun itu, melainkan tumbuhan akuatik yang berbunga
kenapa lamun itu penting, dimana lamun itu (anthophyta) yang hidup di dalam laut (Den
tumbuh, bagaimanakah komunitas lamun itu HARTOG, 1970).
dan apa peranan lamun. Lamun merupakan tumbuhan yang
mempunyai pembuluh secara struktur dan
fungsinya memiliki kesamaan dengan
APAKAH LAMUN ITU tumbuhan yang hidup di daratan. Seperti
halnya tumbuhan rumput daratan, lamun secara
Padanan kata atau istilah lamun untuk morfologi tampak adanya daun, batang, akar,
seagrass, pertama kali diperkenalkan kepada bunga dan buah, hanya saja karena lamun
para ilmuwan, peneliti dan akademisi di hidup di bawah permukaan air, maka sebagian
perguruan tinggi oleh Dr. Malikusworo besar lamun melakukan penyerbukan di dalam
Hutomo, APU dalam disertasi doktornya yang air. Lamun sebagai tumbuhan berbunga
berjudul “Telaah ekologik komunitas ikan pada sepenuhnya menyesuaikan diri untuk hidup
padang lamun di Teluk Banten (HUTOMO, terbenam dalam laut. Tumbuhan ini terdiri dari
1985). Di Indonesia kata lamun untuk padanan daun, rhizoma (rimpang) dan akar. Rhizoma
kata dari tumbuhan laut, seagrass, dapat merupakan batang yang terbenam dan merayap
dikatakan digunakan dengan “terpaksa” karena secara mendatar serta beruas-ruas. Pada ruas-
seharusnya terjemahan seagrass dalam bahasa ruas tersebut tumbuh cabang-cabang berupa
Indonesianya adalah rumput laut. Kata rumput batang yang panjangnya bervariasi mulai dari
laut sudah digunakan secara umum dan baku beberapa milimeter sampai dengan satu meter
bagi tumbuhan algae (seaweed), baik dalam atau lebih. Batang pendek yang tegak ke atas
dunia perdagangan maupun dalam peng- ini muncul daun, bunga dan buah. Di samping
gunaan bahasa Indonesia yang baku sehari- itu, pada ruas-ruas tersebut juga tumbuh akar,
hari (ATMADJA, 1999). Sehingga untuk dengan rhizoma dan akar, lamun tersebut dapat
menghilangkan kerancuan dari tumbuhan menancapkan diri dengan kokoh di dasar laut
seagrass dan seaweed, melalui kesepakatan hingga tahan terhadap hempasan ombak dan
yang tak tertulis khususnya untuk para ilmuwan arus. Lamun sebagian besar berumah dua yang
dan akademisi, maka istilah lamun dipakai untuk artinya dalam satu tumbuhan hanya ada bunga
tumbuhan seagrass dan rumput laut tetap jantan saja atau bunga betina saja. Sistem
untuk tumbuhan seaweed. Lebih lanjut pembiakan generatifnya cukup khas karena
diinformasikan bahwa di Indonesia, baik dalam mampu melakukan penyerbukan di dalam air
dunia perdagangan maupun dalam penggunaan dan buahnya terendam di dalam air (PHILLIPS
sehari-hari, tumbuhan laut alga sering disebut & MENES, 1988).
rumput laut yang merupakan terjemahan yang Di dunia tercatat sekitar 58 jenis lamun
keliru dari istilah Inggris “seaweed”. yang dapat dijumpai dalam skala besar dan
Sebenarnya istilah ini sudah salah kaprah menutupi dasar perairan yang luas untuk
karena secara ilmu tumbuhan, algae (seaweed) membentuk suatu padang lamun (seagrass
tidak termasuk rumput-rumputan (graminae). bed). Di perairan Indonesia tercatat 12 jenis
Tetapi istilah ini sudah terlanjur populer lamun yang tumbuh, yaitu : Halodule pinifolia
digunakan di Indonesia, khususnya dalam (Miki) den Hartog, H. uninervis (Forsskal)
dunia usaha. Ironisnya lagi istilah rumput laut Ascherson, Cymodocea rotundata Ehrenberg
akan lebih membingungkan lagi karena sering & Hemprich ex Ascherson, C. serrulata (R.
digunakan untuk istilah seagrass. Padahal Brown) Ascherson & Magnus, Syringodium

46

Oseana, Volume XXXI No. 3, 2006


sumber:www.oseanografi.lipi.go.id

isoetifolium (AScherson) Dandy, satu ekosistem laut terkaya dan paling


Thalassodendron ciliatum (Forsskal), Enhalus produktif, bila dibandingkan dengan
acoroides (Linnaeus f.) Royle, Thalassia produktifitas dari hasil usaha pertanian tropis
hemprichii (Ehrenberg) Ascherson, Halophila (Den HARTOG, 1976). Adanya produksi primer
ovalis (R. Brown) Ascherson, H. decipiens yang tinggi ini, maka salah satu fungsi lamun
Ostenfeld, H. minor (Zollinger) den Hartog dan adalah menjaga atau memelihara produktifitas
H. spinulosa (R. Brown) Ascherson. dan stabilitas pantai pesisir dan ekosistem
estuaria. Selanjutnya lamun bersama-sama
dengan mangrove dan terumbu karang
Definisi lamun, padang lamun dan merupakan satu pusat kekayaan plasma nutfah
ekosistem lamun dan keanekaragaman hayati, khususnya di
Indonesia dan perairan tropis pada umumnya.
Untuk menghindari kasalahfahaman Di samping itu, keberadaan lamun dapat
antara lamun dan rumput laut, berikut ini merupakan sumber makanan bagi banyak
disajikan istilah atau definisi tentang lamun, hewan laut seperti duyung, penyu, ikan, udang
padang lamun dan ekosistem lamun. dan bulu babi. Banyak jenis tumbuhan dan
Lamun (seagrass) : adalah tumbuhan air hewan mengggunakan lamun sebagai tempat
berbunga (Anthophyta) yang hidup dan tinggal dan berlindung dari hewan-hewan
tumbuh terbenam di lingkungan laut, pemangsa (KIKUCHI & PERES, 1977). Manfaat
berpembuluh, berimpang (rhizome), berakar, lain lamun adalah dapat merupakan suatu
dan berkembang biak secara generatif (biji) dan komoditi yang sudah banyak digunakan oleh
vegetatif. Rimpangnya merupakan batang yang masyarakat baik secara tradisional maupun
beruas-ruas yang tumbuh terbenam dan modern. Secara tradisional, lamun telah
menjalar dalam substrat pasir, lumpur dan dimanfaatkan antara lain untuk, pembuatan
pecahan karang. keranjang, dibakar untuk diambil garamnya,
soda atau penghangat, untuk pengisi kasur,
Padang lamun (seagrass bed) : adalah
sebagai atap rumbia, untuk kompos dan pupuk,
hamparan vegetasi lamun yang menutupi suatu
digunakan untuk isolasi suara dan suhu, dapat
area pesisir/laut dangkal yasng terbentuk oleh
sebagai pengganti benang dalam membuat
satu jenis lamun (monospecific) atau lebih
nitrosellulosa, dan sebagainya. Sedangkan
(mixed vegetation) dengan kerapatan tanaman
pemanfaatan secara modern adalah sebagai
yang padat (dense) atau jarang (sparse).
penyaring limbah, penstabilitasi pantai, bahan
Ekosistem lamun (seagrass ecosystem) : untuk kertas, pupuk dan makanan ternak, serta
adalah satu sistem (organisasi) ekologi padang sebagai bahan obat-obatan.
lamun yang di dalamnya terjadi hubungan
timbal balik antara komponen abiotik (air dan
sedimen) dan biotik (hewan dan tumbuhan). HABITAT LAMUN
Lamun tumbuh dan tersebar pada
sebagian besar perairan pantai di dunia.
LAMUN ITU PENTING
Tumbuhan ini dapat hidup dan berkembang
Lamun cukup penting keberadaannya, baik pada lingkungan perairan laut dangkal,
khususnya di perairan laut dangkal. Lamun estuaria yang mempunyai kadar garam tinggi
yang membentuk padang lamun kemudian dan daerah yang selalu mendapat genangan
menjadi suatu ekosistem yang merupakan salah air pada saat air surut. Menurut Den HARTOG

47

Oseana, Volume XXXI No. 3, 2006


sumber:www.oseanografi.lipi.go.id

(1977) dan NIENHUIS et al. (1989), lamun dapat serta Koleksi Referensi Biota Laut Puslit
tumbuh hingga kedalaman yang masih dapat Oseanografi-LIPI, Jakarta.
ditembus cahaya matahari serta menerima
nutrien dari darat dan laut itu sendiri. Lamun
biasanya tumbuh pada substrat pasir, pasir- KOMUNITAS LAMUN
lumpuran, lumpur-pasiran, lumpur lunak dan
karang. Di samping itu, lamun dapat kita Komunitas lamun telah diketahui
temukan tumbuh mulai dari daerah pasang- sebagai komunitas dengan struktur yang cukup
surut terendah sampai pada daerah subtidal sederhana. Secara umum, komunitas lamun
dengan kedalaman hingga 40 m bahkan hingga belum diketahui dengan tepat, apakah
90 m selama masih ada sinar matahari. Menurut komunitas lamun itu adalah komunitas pionir,
Den HARTOG (1970 mengungkapkan bahwa transisi atau puncak. Tetapi telah diketahui
secara geografis, ditemukan ada tujuh marga bahwa struktur komunitas lamun sangat
lamun yang menghuni perairan tropis yaitu berhubungan dengan bentuk pertumbuhan
Halodule, Cymodocea, Syringodium, yang dominan dari jenis yang ada. Berdasarkan
Thalassodendron, Enhalus, Thalassia dan bentuk pertumbuhan lamun tersebut akan
Halophila. Sedangkan lima marga lamun yang terlihat adanya mintakat (zonasi) pada lamun
menghuni perairan subtropis yaitu Zostera, yang diselingi adanya suksesi.
Phyllospadix, Heterozostera, Posidonia dan
Amphibolis. Lamun yang tumbuh di perairan Bentuk Pertumbuhan Lamun
tropis terpusat pada dua wilayah yaitu daerah Lamun menunjukkan adanya bentuk
Indo Pasifik Barat sampai pantai Pasifik Amerika keseragaman yang tinggi pada reproduksi
Tengah, dan Laut Karibia. Di Indo Pasifik Barat, vegetatifnya. Hampir semua marga lamun
semua marga dapat kita temukan, sedangkan memperlihatkan perkembangan yang baik dari
di Karibia hanya didapatkan empat marga yaitu rimpang (rhizome) dan bentuk daun yang pipih
Halodule, Syringodium, Thalassia dan dan memanjang, kecuali pada marga Halophila.
Halophila. Pada daerah substropis, ada dua Jadi umumnya lamun akan menjadi kelompok
marga dari lima marga yang mempunyai sebaran homogen dengan tipe pertumbuhan “enhalid”
bipolar yaitu Zostera dan Posidonia. Zostera (ikat pinggang). Menurut Den HARTOG (1976).
sebarannya cukup luas, sedangkan Posidonia karakteristik pertumbuhan lamun dapat dibagi
penyebarannya hanya terbatas di Laut Tengah enam kategori yaitu;
dan Australia Selatan. Satu marga,
1. Parvozosterids, dengan daun memanjang
Phyllospadix penyebarannya terbatas di
dan sempit : Halodule, Zostera sub-marga
parairan Pasifik Utara. Sedangkan dua marga
Zosterella.
yaitu Heterozostera dan Amphibolis
penyebarannya terbatas pada perairan 2. Magnozosterids, dengan daun memanjang
subtropis di belahan bumi selatan. Untuk dan agak lebar : Zostera sub-marga Zostera,
sebaran geografis lamun di Indonesia, sampai Cymodocea dan Thalassia.
saat ini telah tercatat 12 jenis lamun. Informasi
3. Syringodiids, dengan daun bulat seperti lidi
sebaran lamun di Indonesia masih sangat
dengan ujung runcing : Syringodium.
minim, hanya berdasarkan pada koleksi
herbarium yang tersimpan di Herbarium 4. Enhalids, dengan daun panjang dan kaku
Bogoriense, Bogor; Rijksherbarium; Leyden; seperti kulit atau berbentuk ikat pinggang
Herbarium of ther Royal Botanic Gardens, Kew; yang kasar : Enhalus, Posidonia,
Botanish Museum and Herbarium, Copenhagen Phyllospadix.

48

Oseana, Volume XXXI No. 3, 2006


sumber:www.oseanografi.lipi.go.id

5. Halophilids, dengan daun bulat telur, elips, daerah sublittoral. Lamun ini memasuki daerah
berbentuk tombak atau panjang, rapuh dan litoral yang lebih dangkal tetapi lebih terbatas
tanpa saluran udara : Halophila. sampai batas air surut rata-rata perbani. Batas
kedalaman sebagian besar jenisnya adalah 10
6. Amphibolids, daun tumbuh teratur pada kiri
sampai 12 m, tetapi pada perairan yang sangat
dan kanan : Amphibolis, Thalassodendron,
jernih dapat dijumpai pada tempat yang lebih
dan Heterozostera.
dalam. Zostera marina pernah dijumpai pada
Walaupun pada marga Halophila, kedalaman 30 m. Syringodiid didapatkan sampai
daunnya berpasangan, tetapi ditemukan batas kedalaman sublittoral atas (upper
beberapa variasi seperti Halophila spinulosa sublittoral).
yang mempunyai tangkai panjang dengan daun Enhalid dan amphibolid juga terbatas
yang membujur. Ada beberapa transisi antara pada bagian atas dari sublitoral, tetapi dengan
pertumbuhan parvoazosterids dan beberapa pengecualian. Posidonia oceania
magnozosterids. Bentuk lebar daun dari dapat mencapai kedalaman paling sedikit 60 m.
Halodule uninervis persis dengan Kisaran kedalaman dimana Phyllospadix tumbuh
magnozosterids; memiliki bentuk yang sama agak besar yaitu mulai dari litoral sampai pada
dengan Zostera capricorni dan Z. capensis. Di keadaan yang sangat baik pada kedalaman 30
lain pihak, bentuk beberapa daun sempit dari m. Jenis Thalassodendron dilaporkan pernah
Zostera marina, sama dengan Cymodocea ditemukan tumbuh pada kedalaman 30 m,
nodosa, C. rotundata dan Thalassia sedangkan T. pachyrhizum dapat mencapai
hemprichii. Untuk itu, dapat dikatakan bahwa kedalaman 40 m. Enhalid dan amphibolid hidup
parvozosterids dan magnozosterids sebagai pada substrat pasir dan karang, kecuali
kategori yang terpisah. Jika bentuk Enhalus acoroides didapatkan pada habitat
pertumbuhan lamun dibandingkan dengan pasir-lumpuran. (Den HARTOG, 1970).
tanaman air tawar, maka keragaman morfologi Sebagai konsekuensi adanya perbedaan
pada tumbuhan air tawar jauh lebih besar. ekologis tersebut, maka terlihat adanya pola
Beberapa bentuk pertumbuhan tersebut lebih mintakat pertumbuhan lamun menurut
luas distribusinya pada habitat air tawar yang kedalaman. Mintakat tersebut terutama terlihat
tidak ditemukan pada habitat air laut (Den di perairan tropik dan subtropik dimana jumlah
HARTOG, 1976). jenisnya lebih besar dari yang ditemukan di
perairan ugahari (temperate). Pada daerah
antara air pasang rata-rata perbani dan air surut
Mintakat (Zonation) rata-rata perbani didominasi oleh parvozosterid
Berbagai bentuk pertumbuhan dari dan sering diikuti oleh halophilid. Pada daerah
lamun mempunyai kaitan dengan perbedaan antara surut rata-rata perbani dan surut rata-
ekologinya (Den HARTOG, 1977). rata purnama akan didominasi oleh
Parvososterid dan halophilids dapat ditemukan magnozosterid. Pada daerah sublittoral,
pada hampir semua habitat mulai dari pasir kasar magnozosterid digantikan oleh enhalid dan
sampai ke lumpur lunak, mulai dari pasang- amphibolid. Lamun yang dapat tumbuh di
surut sampai tempat yang cukup dalam, dan tempat yang cukup dalam diwakili oleh
mulai dari laut terbuka sampai ke daerah kelompok halophilid dan enhalid.
estuaria. Halophilid dapat ditemukan pada Bentuk umum mintakat yang biasanya
kedalaman 90 m. rumit dari komunitas lamun dan sudah
Magnozosterid dapat dijumpai pada dijelaskan di atas sering tidak seperti yang kita
berbagai substrat, tetapi lebih terbatas pada bayangkan. Hal ini karena adanya kondisi

49

Oseana, Volume XXXI No. 3, 2006


sumber:www.oseanografi.lipi.go.id

perairan setempat, dan tidak adanya bentuk hidup pada pantai batu karang sepanjang
pertumbuhan pada suatu area atau karena bagian utara Pasifik tidak dapat diganti oleh
adanya gangguan terhadap komunitas lamun jenis lain jika jenis lamun tersebut tidak ada.
oleh alam dan manusia, sehingga mintakat Adanya perbedaan ekologis dari bentuk
biasanya cukup sederhana. variasi pertumbuhan memungkinkan suksesi
Marga Thalassia dan Cymodocea akan mengikuti pola yang sama, misal
sebarannya sangat terbatas, mulai dari surut parvozosterid dan halophilid akan digantikan
rendah rata-rata sampai kedalaman 10–12m. oleh magnozosterid dan syringodiid dan
Syringodium juga agak terbatas kemudian akan diikuti oleh amphibolid atau
penyebarannya karena bentuk daunnya kurang enhalid. Beberapa contoh tersebut dapat
begitu dapat beradaptasi terhadap kekeringan mendukung suksesi ini, tetapi tidak berlaku
yang temporer. Enhalus tumbuh terbatas pada pada ogranisme lain dalam proses suksesi
daerah littoral dan surut rendah karena
tersebut, seperti avertebrata dan algae bentik.
penyerbukaannya tergantung pada arus.
Pada perairan dangkal bentuk alami dari
Thalassia testudinum merupakan jenis
beberapa komunitas telah diteliti jauh
yang dominan di atas sublittoral di Karibia.
sebelumnya, dan cukup waktu untuk
Sedangkan pada daerah Indo-Pasifik Barat
mengamati suksesi alam tersebut. Perubahan
lebih kompleks komunitasnya, karena
pola vegetasi yang dapat ditelaah telah cukup
Thalassia hemprichii, Cymodocea serrulata
dan C. rotundata merupakan jenis yang sangat luas berdasarkan campur tangan manusia.
penting. Sepanjang pantai Afrika Timur, Pembangunan sebuah bendungan atau
komunitas C. rontundata digantikan oleh pengerukan sebuah terowongan dapat
komunitas Thalassodendron ciliatum. menyebabkan terjadinya erosi dengan
Walaupun tidak ada pengamatan tentang penurunan atau perusakan pada padang
suksesi dari komunitas Thalassia ke lamun. Sedangkan pada tempat lain mendapat
Thalassodendron, tetapi ada kemungkinkan efek yang berlawanan dan dapat menstimulir
distribusi Thalassia akan dominan pada suatu sebuah proses suksesi. Polusi bahan organik
area jika Thalassodenron tidak ada. akan menyebabkan penurunan vegetasi dan
akan digantikan vegetasi lain yang terdiri dari
Suksesi jenis dimana pada keadaan normal tidak
termasuk dalam tingkat suksesi tersebut, atau
Magnozosterids dan syringodiids
hanya muncul sebagai jenis yang jarang. Polusi
merupakan bentuk ukuran medium dengan
panas telah diketahui akan mempunyai efek
toleransi yang tinggi terhadap variasi
lingkungan. Konsekuensinya lamun tersebut kerusakan pada vegetasi lamun (ROESSLER &
dapat tumbuh pada habitat yang luas, tetapi ZIEMAN, 1969).
lamun ini harus berkompetisi dengan Sebuah percobaan klasik tentang
amphibolid dan enhalid. Pada akhirnya, dinamika komunitas lamun, menunjukkan
halophilid dan parvozosterid bentuknya kecil adanya suksesi dari komunitas bawah laut
dengan kapasitas kompetisinya rendah. Lamun sepanjang pantai Prancis, Mediterranian pada
ini tumbuh pada semua jenis habitat yang tidak batu karang, pasir, dan lumpur-pasiran
cocok dengan jenis lamun lainnya. Walaupun (Sumber). Semuanya hanya satu tingkat suksesi
hal ini ada kecenderungan benar, tetapi ini yaitu assosiasi Posidonia ocanica. Telah
bukan berarti merupakan sebuah kesimpulan. ditemukan pada daerah littoral dengan substrat
Sebagai contoh, enhalid Phyllospadix yang pasir sampai kedalaman 10 m, Cymodocea

50

Oseana, Volume XXXI No. 3, 2006


sumber:www.oseanografi.lipi.go.id

nodosa merupakan tumbuhan pionir yang Di Karibia dan Tanjung Meksiko,


muncul pada daerah dangkal dimana pasir komunitas Thalassia testudinum merupakan
sangat kaya dengan materi organik. Terjadinya tingkat akhir dari suksesi. Komunitas dengan
stabilitas pada dasar perairan akan berguna lumpur lembut, pasir, Porites, pecahan karang,
untuk pertumbuhan horizontal dari rimpang karang padat semuanya akan berkembang
(rhizome). Padang Posidonia secara umum menjadi sejumlah tingkatan sebagai satu
lebih homogen pada suatu area. Lamun ini komunitas puncak/akhir, dimana T. testudinum
hidup pada kedalaman lebih dari 10 m kecuali adalah faktor utama. Sepanjang pantai Pasifik,
pada muara sungai atau pelabuhan. Vegetasi Amerika Utara, komunitas Phyllospadix
Posidonia yang tumbuh pada kedalaman merupakan satu-satunya tingkat dalam suksesi
antara satu dan 10 m pada laut terbuka ini, vegetasi di bawah permukaan laut.
biasanya akibat adanya erosi. Kehadiran Phyllospadix dapat memelihara dirinya sebagai
komunitas Posidonia oceanica, jika tidak ada tingkat yang permanen pada suatu area dimana
gangguan asosiasiasi puncak (climax) pada mereka dapat berkembang. Sampai saat ini
atas sublittoral di Mediterrania, dan tidak ada belum ada bukti bentuk komunitas lamun
kemampuan untuk berkembang lebih lanjut dan sebagai pendahulu dari tingkat suksesi di darat,
dan juga tidak paralel dengan suksesi pada
akan stabil, tetapi asosiasi puncak ini juga akan
perairan air tawar. Komunitas lamun dibatasi
dipengaruhi oleh gangguan ekologis dan
hanya oleh komunitas payau atau mangrove
mortalitas. Hal ini bisa menyebabkan adanya
(Den HARTOG, 1973).
penurunan padang Posidonia, dan biasanya
Komunitas parvososterid dan
akan diikuti oleh perkembangan baru pada
halophilid umumnya sangat sederhana. Lamun
tingkat tertentu.
ini biasanya membentuk padang lamun yang
Menurut GIACCONE (1970), pada
terdiri dari satu atau dua jenis lamun. Komunitas
kedalaman lebih dari 30 m, komunitas ini berkembang dengan cepat dan akan
Posidonia dapat berasosiasi dengan mengganggu habitat perairan, tempat lamun ini
komunitas puncak pada laut yang lebih dalam tumbuh. Pada komunitas lamun, hampir tidak
di Mediterranian, yang terdiri dari algae, ada tanaman makroskopis yang tumbuh
gorgonia, bryozoa dan porifera. Pada daerah bersama di padang lamun tersebut. Algae
dengan kedalaman antara 30 dan 50 m rhizofitik biasanya tidak ada, dan ada sedikit
kelihatannya ada suatu keseimbangan antara epifit (terutama diatomea). Fauna epifitik
kedua puncak tersebut, yaitu faktor-faktor diketahui sangat miskin. Fauna dasar sangat
abiotis antara lain, sedimentasi dan kuatnya berbeda pada area yang tidak bervegetasi.
arus akan membuat komunitas menjadi Komunitas magnozosterid dan
berkembang. Pada laut yang lebih dalam, syringodiid memperlihatkan banyak perbedaan.
padang Posidonia akan menyatu dengan Komunitas tersebut kadang-kadang hanya
pertumbuhan koral, dimana Posidonia akan terdiri 1 jenis lamun, tetapi pada kasus lain
menjadi kuat oleh substrat sedimentasi dengan dapat terdiri dari beberapa jenis lamun. Pada
sistem rimpang yang padat, sehingga padang lamun yang berkembang baik, epifit
konsekuensinya akan muncul kehidupan flora dapat berkembang dengan baik pada
krustasea, mereka berkembang pada padang bagian ujung dari daun, dapat lebih dari seratus
Posidonia. Suksesi ini berjalan lambat dengan jenis algae. Banyak dari epifit tersebut
formasi pada lapisan tipis 50 cm dari kehidupan merupakan epifit sementara dimana mereka juga
karang pada kedalaman 50 m membutuhkan tumbuh pada karang dan algae, dan beberapa
waktu 2000 tahun (GIACCONE, 1970). dari mereka muncul hanya pada tingkat juvenil.

51

Oseana, Volume XXXI No. 3, 2006


sumber:www.oseanografi.lipi.go.id

Sejumlah epifit banyak yang hidup pada Produsen primer


daun lamun. Pada seludang daun dan rimpang Lamun memfiksasi sejumlah karbon
dari magnozosterid biasanya tanpa organik dan sebagian besar memasuki rantai
pertumbuhan algae. Magnozosterid tropis dan makanan, baik melalui pemangsaan langsung
subtropis sering berassosiasi dengan algae oleh herbivora maupun melalui dekomposisi
hijau (Caulerpa sp. , Halimeda sp., Penicillus sebagai serasah. THAYER et al. (1975)
sp.), mereka menjalar atau membentuk struktur memperkirakan laju produksi Zostera berkisar
antara 300 - 600 g berat kering/m2/tahun. Untuk
seperti akar. Di antara lamun dapat ditemukan
Thalassia, produksinya berkisar antara 15-1500
adanya algae yang melayang karena adanya g berat kering/m2/tahun. Proses dekomposisi
pasang-surut atau arus. Epifit fauna biasanya berlangsung selama dua kondisi, yaitu kondisi
agak bermacam-macam. Kelimpahan dan erobik dan anerobik (FENCHEL, 1977).
keragaman jenis fauna dasar biasanya lebih Menurut RANDALL (1965), di West
besar pada area yang tidak mempunyai Indies terdapat 30 jenis ikan pemakan lamun
vegetasi, dibandingkan dengan area yang ada dari 59 jenis ikan herbivora yang diamati isi
lambungnya. Meskipun demikian proses
padang lamunnya (KIKUCHI & PERES, 1977)
dekomposisi merupakan hal yang penting,
Komunitas jenis enhalid dan amphibolid karena dekomposisi akan menghasilkan materi
memperlihatkan adanya perbedaan, walaupun yang langsung dapat dikonsumsi oleh hewan
mereka secara normal terdiri hanya satu jenis pemakan serasah. Serasah yang mengendap
tumbuhan berbunga (angiospermae). Pada akan dikonsumsi oleh fauna bentik, sedangkan
komunitas lamun ini asosiasi kedua epifit dapat partikel-partikel serasah di dalam kolom air
diketahui, satu terdiri dari algae fotofilus dan merupakan makanan avertebrata yang
mempunyai cara makan dengan penyaring.
satunya terdiri dari algae skifilus. Assosiasi
Pada gilirannya nanti hewan-hewan tersebut
fotofilus epifit lebih mirip dengan asosiasi epifit akan menjadi mangsa dari karnivora lebih tinggi
pada magnozosterid, tetapi terdiri dari jenis tingkatnya yang terdiri dari berbagai jenis ikan
yang berkarakteristik. Vegetasinya cukup padat dan avertebrata lainnya.
dan terdapat algae rhizofitik. Fauna dasar Selain itu, materi lamun berupa daun-
biasanya erat hubungannya dengan fauna daun yang putus dan tanaman yang tercabut
dasar yang berasal dari substrat karang dari akan hanyut ke lingkungan sekelilingnya (Den
HARTOG, 1976). THAYER et al. (1975)
pada fauna bersubstrat pasir atau lumpur.
memperkirakan bahwa 45% dari produksi lamun
di Carolina Utara mungkin dibawa ke sistem di
PERANAN LAMUN sekitarnya. Beberapa peneliti memperkirakan
bahwa padang lamun ini juga memberikan
Beberapa peranan atau fungsi dari sumbangan terhadap produktivitas terumbu
komunitas lamun pada ekosistem perairan karang. Diperkirakan bahwa serasah yang
dangkal telah dikemukakan oleh para peneliti. diproduksi oleh lamun mungkin membantu
Peranan tersebut antara lain, sebagai produsen meningkatkan kelimpahan fito dan zooplankton
di perairan terumbu karang. Sementara itu
primer; sebagai stabilisator dasar perairan,
karang dan seluruh biota yang mempunyai cara
sebagai pendaur hara, sebagai sumber makan dengan penyaring yang hidup di situ
makanan dan sebagai tempat asuhan. makan fito dan zooplankton tersebut. Dengan
(THAYER et al., 1975; KIKUCHI & PERES, cara ini ini, energi yang diambil oleh lamun akan
1977). dialihkan ke ekosistem terumbu karang.

52

Oseana, Volume XXXI No. 3, 2006


sumber:www.oseanografi.lipi.go.id

Stabilisator dasar perairan dalam sistem tumbuh-tumbuhan , baik oleh


algae biru-hijau epifitik atau bakteri rhizofora
Sebagai akibat dari pertumbuhan daun
akan dapat dipergunakan oleh jenis algae
yang lebat dan sistem perakaran yang padat,
epifitik, baik melalui inangnya atau dari
maka vegetasi lamun dapat memperlambat
pengayakan terhadap air laut. Telah diketahui
gerakan air yang disebabkan oleh arus dan
bahwa nitrogen yang diserap oleh akar Zostera
ombak serta menyebabkan perairan di ditranslokasikan melalui daun ke dalam epifit.
sekitarnya tenang, oleh karena itu komunitas (McROY & GOERING, 1974).
lamun dapat bertindak sebagai pencegah erosi
dan penangkap sedimen (RANDAL, 1965;
KIKUCHI & PERES, 1977). THORHAUG & Sumber makanan
AUSTIN (1976) mengatakan bahwa rimpang Lamun dapat dimakan oleh beberapa
dan akar lamun dapat menangkap dan organisme. Avertebrata hanya bulu babi yang
menggabungkan sedimen sehingga memakan langsung lamun, sedangkan dari
meningkatkan stabilitas permukaan di vertebrata yaitu beberapa ikan (Scaridae,
bawahnya dan pada saat yang sama menjadikan Acanthuridae), penyu dan duyung, sedangkan
air lebih jernih. bebek dan angsa memakan lamun jika lamun
tersebut muncul pada surut terendah (McRPOY
Pendaur zat hara & HELFFERICH, 1980). Telah diketahui bahwa
sejumlah avertebrata memakan lamun sedikit
Lamun memegang fungsi yang utama sekali, tetapi jika lamun tersebut hanyut dan
dalam daur berbagai zat hara dan oleh elemen- terdampar di pantai maka mulai terjadi
elemen langka di lingkungan laut. Hubungan dekomposisi sehingga lamun akan dimakan
kimiawi antara lamun dan algae epifitik baru oleh beberapa larva dan Talitridae
diteliti beberapa tahun yang lalu. HARLIN (Amphipoda). Selanjutnya telah diketahui
(1975) telah mendemonstrasikan bahwa fosfat bahwa makanan yang diproduksi oleh lamun
yang diambil oleh daun-daun Phyllospadix dan berguna untuk fauna dasar pemakan detritus.
Zostera dapat bergerak sepanjang helai daun Hanya sedikit sekali pengetahuan tentang
dan masuk ke dalam algae epifitik. Lebih lanjut proses dekomposisi lamun. Deposit Thalassia
McROY & BERSDATE (1970) telah sering ditemukan di laut dalam (MENZEIS et
ditunjukkan bahwa akar Zostera dapat al., 1967). Mungkin dekomposisi lamun terjadi
mengambil fosfat yang keluar dari daun yang pada keadaan aerobik, dimana pada keadaan
membusuk yang terdapat pada celah-celah ini lamun akan diawetkan. Nilai detritus lamun
sedimen. Zat hara tersebut secara potensial sebagai sumber makanan masih diperdebatkan
dapat digunakan oleh epifit apabila mereka oleh beberapa biolog karena tingginya
berada dalam medium yang miskin fosfat. kandungan pentosan.
Beberapa jenis algae biru-hijau yang Pentingnya lamun sebagai makanan
bersifat epifitik pada Thalassia, memfiksasi untuk burung/unggas yang bermigrasi telah
nitrogen dan menyebabkan nitrat yang terlarut dipertunjukkan pada tahun 1930-an ketika
mendapatkan jalan masuk ke inangnya Zostera marina telah musnah oleh penyakit
(GOERING & PARKER, 1972). Bakteri-bakteri “wasting” dan menghilang atau menurun
rhizofora dari Thalassia, Syringodium, jumlahnya di perairan Atlantik. Berkurangnya
Halodule dan Zostera juga memfiksasi nitrogen lamun tersebut diikuti oleh menurunnya
dengan cara yang sama seperti yang dilakukan populasi angsa, Branta bernicl dan B.
di ekosistem darat. Nitrogen yang dibawa ke canadensis.

53

Oseana, Volume XXXI No. 3, 2006


sumber:www.oseanografi.lipi.go.id

Tempat asuhan dan tempat tinggal FENCHEL, T. 1977. Aspects of the


decomposition of seagrass. In :
Padang lamun merupakan daerah
asuhan untuk beberapa organisme. Sejumlah Seagrass ecosystem; a scientific
jenis fauna tergantung pada padang lamun, perspective (C.P. McRoy and C.
walaupun mereka tidak mempunyai hubungan Helfferich, eds.) Martin Dekker, Inc. New
dengan lamun itu sendiri. Banyak dari York. 123-245.
organisme tersebut mempunyai kontribusi
GIACCONE, G. 1970. The climax problem in the
terhadap keragaman pada komunitas lamun,
deep regions of the Mediterranean Sea.
tetapi tidak berhubungan langsung dengan nilai
Thalassia Jugoslavica 6 : 195-199.
ekonomi. Beberapa organisme hanya
menghabiskan sebagian dari siklus hidupnya GOERING, J.J. and P.L. PARKER 1972. Nitrogen
di padang lamun dan beberapa dari mereka fixation by ephyphytes on seagrasses.
adalah ikan dan udang yang mempunyai nilai Limnol. Oceanogr. 17 : 320-323.
ekonomi penting. Telah diketahui bahwa
pengerukan terhadap padang lamun di Florida HARLIN, M.M. 1975. Epiphyte-host
mengakibatkan hilangnya udang komersil, relationship in seagrass communities.
Penaeus duorarum. Aquatic Bot. 1(2) : 125-131.

HUTOMO, M. 1985. Telaah ekologi kominitas


ikan pada padang lamun (seagrass,
DAFTAR PUSTAKA
Anthophyta) di perairan Teluk Banten.
Thesis Doktor. Fak. Pasca Sarjana-IPB,
ATMADJA, W.S. 1999. Perkembangan dan
Bogor, 271 hal.
makna penelitian rumput laut (algae
makro) di Indonesia. Pidato KIKUCHI, T and J.M. PERES 1977. Consumer
Pengukuhan Ahli Peneliti Utama, Jakarta ecology of seagrass beds. In : Seagrass
7 Desember 1999. P3O-LIPI, Jakarta, 42 ecosystem; a scientific perspective.
hal.
Marcel Dekker, Inc. New York. 147-194.
Den HARTOG, C. 1970.The seagrasses of the
world. North-Holland, Amsterdam,275 KUO, J. and A.J. McCOMB 1989. Seagrass
pp. taxonomy, structure and development.
In : Biology of seagrasses : a treatise on
Den HARTOG, C. 1973. The dynamic aspect in the vbiology of seagrasses with special
the ecology of seagrass communities. reference to Australian region (A.W.D.
Thalassia jugoslavica 7 : 101-112.
L:arkum, A.J. Comb & S.A. Shephered,
Den HARTOG, C. 1976. The role of seagrass in eds.) Elsier, Amstredam, 6-73.
shallow coastal waters in the Caribbean.
Stinapa 11 : 84-86. McROY, C.P. and R.J. BARSDATE 1970.
Phosphate absorbtion in eelgrass.
Den HARTOG, C. 1977. Structure, function and Limnol.Oceanogr. 51 : 6-13.
classification in seagrass communities.
In : Seagrass ecosystems: a scientific McROY, C.P. and GOERING 1974. Nutrient
perspective (C.P. McRoy and C. transfer between the seagrass Zostera
Helfferich, eds.). Marcel Dekker, Inc. marina and its ephiphythes. Nature
New York. 89-121. 248 : 105-144.

54

Oseana, Volume XXXI No. 3, 2006


sumber:www.oseanografi.lipi.go.id

McROY, C.P. and C. HELFFREICH 1980. RANDALL, J.E. 1965. Grazing effect on
Applied aspects of seagrass. In : seagrass by herbivorous reef fishes in
Handbook of seagrass biology : an the West Indies. Ecology 46 : 225-260.
ecosystem perspective (R.C. Philiiips
and C.P. McRoy, eds.). : 297-343. ROESSLER, M.A. and J.C. ZIEMAN 1969. The
effects of thermal addition on tyhe biota
MENZIES, F.; J.S. ZANEVELD and R.M.
PRATT 1967. Transported turtle grass of southern Biscayne Bay,Florida.
as a sources organic enrichment of Proc.Gulf.Caribb. Fisheries Istitute
abysal sediments of North Carolina. 22 : 136-145.
Deep-Sea Research 14 : 111-112.
THORHAUG, A. and C.B. AUSTIN 1976.
NIENHUIS, P.; J. COOSEN and W. KISWARA Restoration of seagrass with economic
1989. Community structure and biomass analysis. Env. Conserv. 3 (4) : 259-267.
distribution of seagrass and macrofauna
in the Flores Sea, Indonesia. THAYER, G.W.; S.M. ADAMS and M.W. LA
Net.J.Sci.Res. 23 (2) : 187-214. CROIX 1975. Structural and fluctuation
PHILLIPS, R.C. and G. MENEZ 1988. aspects of a recently established
Seagrasses. Smithsonian Inst. Press. Zostera marina community. Estuarine
Washington. 193 pp. Res. 1 : 518-540.

55

Oseana, Volume XXXI No. 3, 2006

Anda mungkin juga menyukai