2 Pencucian Alat
2 Pencucian Alat
“PENCUCIAN PERALATAN”
Dosen Pengajar :
RIJANTI ABDURRACHIM,DCN,.M.Kes
MAGDALENA A.M.Kes
NETTY,SKM,.M
Disusun Oleh :
Kelompok 2
Fitria Rahmaningsih P07131214091
Herizka Rizty Emelia P07131214092
Hijrah Shofia Aziza P07131214093
Hindayanti P07131214094
Irsya Aulia P07131214095
Lintang Aprilla A. P07131214097
Milhannah P07131214098
Monica Esabilita P07131214099
M.Iqbal P07131214100
Muklah Habibah R.H P07131214101
Nana Chairunnisa P07131214102
2. P encuci an
P encucian dilakukan dalam bak pertama yang berisi larutan deterjen
hangat.suhu yang digunakan berkisar antara 43°c- 49°c (gislen, 1983). Pada
tahap ini diperlukan alat bantu sikat atau spon untuk membersihkan semua
kotoran sisa makanan atau lemak. Hal yang penting untuk diperhatikan pada
tahap ini adalah dosis penggunaan deterjen, untuk mencegah
pemborosan dan terdapatnya residu deterjen pada peralatan akibat penggunaan
deterjen yang berlebihan.
2. Pembilasan
P embil asan dil akukan pada bak kedua dengan menggunakan air
hangat.pembilasan dimaksud untuk menghilangkan sisa deterjen dan
kotoran. Air bilasan sering digantikan dan akan lebih baik jika dengan air
mengalir.
5. Desinfeksi peralatan
Peralatan dapur harus segera dibersihkan dan didesinfeksi untuk mencegah
kontaminasi silang pada makanan, baik pada tahap persiapan, pengolahan,
penyimpanan sementara, maupun penyajian.diketahui bahwa peralatan dapur
seperti alat pemotong, papan pemotong, dan alat saji merupakan sumber
kontaminan potensial bagi makanan.
4) rinsing
Mencuci peralatan yang telah digosok detergen sampai bersih dengan cara dibilas
dengan air bersih. Pada tahap ini, penggunaan air harus banyak, mengalir dan selalu
bertukar. Setiap alat yang dibersihkan dibilas dengan cara menggosokgosok dengan
tangan atau sampai terasa kesat (tidak licin). Pembilasan sebaiknya dilakukan dengan air
bertekanan yang cukup sehingga dapat melarutkan sisa kotoran atau sisa bahan pencuci.
Tekanan air yang digunakan dianjurkan dengan tekanan 15 psi (pound per square inches)
atau tekanan air yang digunakan sama dengan 1,2 kg/cm2.
5) sanitizing
Tindakan sanitasi untuk membebashamakan peralatan setelah proses pencucian.
Peralatan yang selesai dicuci perlu dijamin aman dari mikroba dengan cara sanitasi atau
dikenal dengan desinfeksi. Cara desinfeksi yang umum dilakukan ada beberapa macam,
yaitu:
Rendam air panas 100ºc selama 2 menit,
Larutkan chlor aktif (50 ppm),
Udara panas
Sinar ultra violet atau peralatan elektrik yang menghasilkan sinar ultraviolet,
dan uap panas (steam) yang biasanya terdapat pada mesin cuci piring
(dishwashing machine).
6) toweling
Mengeringkan dengan manggunakan kain atau handuk (towel) dengan maksud
menghilangkan sisa-sisa kotoran yang mungkin masih menempel sebagai akibat proses
pencucian, seperti noda detergen, noda chlor. Sebenarnya kalau proses pencucian
berlangsung dengan baik, maka noda-noda itu tidak boleh terjadi. Noda bisa terjadi pada
mesin pencuci, yang sistem desinfeksinya sudah kurang tepat.
Prinsip penggunaan lap pada alat yang sudah dicuci bersih sebenarnya tidak boleh
karena akan terjadi pencemaran sekunder (rekontaminasi). Toweling ini dapat digunakan
dengan syarat bahwa towel yang digunakan harus steril serta sering diganti untuk
sejumlah penggunaan. Yang paling baik adalah sekali pakai (single use).towel yang sudah
digunakan dicuci dan disterilkan dengan outctov sehingga benar-benar steril setiap akan
digunakan.
Dalam pembersihan peralatan yang menggunakan tindakan sanitasi kering (sinar atau
oven), penggunaan towel sebaiknya tidak digunakan.
1. Jangan mencuci benda-benda yang mengandung minyak tanah, cat, baja, puing
besi, kerosif, acidic, atau alkalin didalam dishwasher
2. Jangan membuka pintu dishwasher ketika mesin sedang digunakan, terutama
selama fase mencuci, air panas bisa keluar. Biarpun jika pintu dibuka, alat-alat
pengaman memastikan bahwa mesin berhenti, lebih baik hindari hal ini.
3. Gunakan hanya produk-produk (deterjen, garam,& bantuan mencuci) yang
secara spesifik dirancang untuk penggunaan dalam dishwasher
4. Pisau panjang yang disimpan dengan posisi tegak bisa berbahaya.
5. Alat-alat rumah tangga yang tajam dan panjang, seperti pisau daging, harus
diletakkan secara mendatar dikeranjang atas
6. Ketika selesai memasukkan alat-alat rumah tangga, tutuplah pintu mesin, karena
pintu yang terbuka bisa berbahaya
7. Jangan duduk atau berdiri dipintu yang terbuka
8. Jauhkan dishwasher dari sumber daya listrik dan matikan sumber air setelah
penggunaan
9. Dishwasher harus diservis oleh tukang servis yang resmi dan hanya boleh
menggunakan suku cadang asli
10. Jangan mencoba memperbaiki sendiri mesin anda. Perbaikan yang dilakukan
oleh orang-orang yang tidak berpengalaman dapat menyebabkan luka atau
kesalahan fungsi yang serius.
Pencucian Dapur
Pembersihan lantai dapur dilakukan rutin setiap hari setelah selesai memasak, dengan
menggunakan desinfektan
Dinding, langit-langit, jendela/ventilasi dan lainnnya, dibersihkan sekurang-
kurangnya satu bulan sekali
Pengawasan dan pembersihan terhadap binatang pengerat, dilakukan rutin, sekurang-
kurangnya sebulan sekali
7. Tes kebersihan
Untuk menguji apakah pencucian itu berlangsung dengan baik dan benar, dilakukan
pengukuran kebersihan pencucian dengan cara tes kebersihan sebagai berikut. Tes
kebersihan secara fisik dapat dilakukan sebagai berikut.
1) dengan menaburkan tepung pada piring yang sudah dicuci dalam keadaan kering.
Bila tepungnya lengket pertanda pencucian belum bersih.
2) menaburkan garam pada piring yang kering. Bila garam yang ditaburkan tadi lengket
pada piring, pertanda pencucian belum bersih.
3) penetesan air pada piring yang kering. Bila air jatuh pada piring ternyata
menumpuk/tidak pecah pertanda pencucian belum bersih.
4) penetesan dengan alkohol, jika terjadi endapan pertanda pencucian belum bersih.
5) penciuman aroma, bila tercium bau amis pertanda pencucian belum bersih.
6) penyinaran, bila peralatan kelihatannya kusam/tidak cemerlang berarti pencucian
belum bersih. Tes kebersihan secara bakteriologis dapat dilakukan dengan cara:
1) pengambilan usapan kapas steril (swab) pada peralatan yang disimpan. Nilai
kebersihan dihitung dengan angka-angka sebagai berikut.
A. Angka kuman sebanyak-banyaknya 100/cm dari permukaan alat yang diperiksa.
B. Angka kuman e coli harus 0/cm2.
2) pengambilan usapan kapas steril pada peralatan dilakukan segera setelah pencucian.
Hal ini untuk menguji proses pencucian karena semakin lama akan semakin banyak
terjadi pencemaran bakteri yang berasal dari udara dan akan memberikan
penyimpangan lebih tinggi dari keadaan yang sebenarnya.
8. Inventarisasi
Sebenarnya mengelola inventaris adalah kegiatan yang sulit, karena harus mencatat
bahan yang ada di dalam refrigerator dan bahan yang ada di gudang.namun,
inventarisasi penting dilakukan karena merupakan salah satu kegiatan manajemen
yang dapat meningkatkan keuntungan. Penimbunan bahan makanan yang berlebihan
akan mendorong terjadinya kontaminasi. Kegiatan inventarisasi makanan, meliputi
produk makanan, produk minuman, dan non makanan, seperti lenan, alat pembersih,
obat-obat kimia, dan sebagainya.Pengertian pencucian alat makan
DAFTAR PUSTAKA
Depkes RI. 2013. Pedoman Pelayanan Gizi Rumah Sakit. Jakarta.
Swadaya
http://books.google.co.id/books?id=6ktgJjJK5M4C&pg=PA33&lpg=PA33&dq=penc
ucian+alat+makan+secara+manual
http://id.scribd.com/doc/155640949/Aspek-K3-pada-pekerja-pencuci-piring-docx
http://teknologi.kompasiana.com/terapan/2012/08/18/cara-paling-aman-
menggunakan-tabung-gas-lpg-486617.html
http://www.forumsains.com/artikel/daya-kerja-deterjen/?wap2
http://www.okefood.com/read/2013/08/27/304/856398/agar-tidak-celaka-saat-masak-
di-dapur
http://www.riaugreen.com/2013/01/memilah-sampah-pengelolaan-sampah-
rumah.html
(http://jelajahindonesiasehat.blogspot.co.id/2014/04/analisa-manajemen-pencucian-