1. Kesahihan
Kesahihan menggantikan kata validitas (validity) yang dapat diartikan sebagai ketepatan evaluasi
mengevaluasi apa yang seharusnya dievaluasi. Dapat diterjemahkan pula sebagai kelayakan
interpretasi terhadap hasil dari suatu instrument evaluasi atau tes, dan tidak terhadap instrument itu
sendiri (Gronlund, 1985:57). Kesahihan juga dapat dikatakan lebih menekankan pada hasil/ perolehan
evaluasi, bukan pada kegiatan evaluasinya.
Kesahihan instrument evaluasi diperoleh melalui hasil pengalaman. Dari dua cara tersebut, diperoleh
empat macam kesahihan yang terdiri dari:
kesahihan isi (content validation)
kepentingan konstruksi (construction validity)
kesahihan ada sekarang (concurrent validity), dan
kesahihan prediksi (prediction validity) (Arikunto, 1990:64).
Faktor-faktor yang mempengaruhi kesahihan hasil evaluasi meliputi:
Faktor instrumen evaluasi itu sendiri
Faktor-faktor administrasi evaluasi dan penskoran juga merupakan faktor-faktor yang
mempunyai suatu pengaruh yang mengganggu kesahihan interpretasi hasil evaluasi
Faktor-faktor dalam respons-respons siswa merupakan faktor-faktor yang lebih banyak
mempengaruhi kesahihan daripada faktor yang ada instrumental evaluasi atau
pengadministrasiannya.
2. Keterandalan
Keterandalan evaluasi berhubungan dengan masalah kepercayaan, yakni tingkat kepercayaan
bahwa suatu instrument evaluasi mampu memberikan hasil yang tepat (Arikunto, 1990:81).
Keterandalan menunjukkan kepada konsistensi (keajekan) pengukuran yakni bagaimanakah keajegan
skor tes atau hasil evaluasi lain yang berasal dari pengukuran yang satu ke pengukuran yang lain. Juga
berhubungan erat dengan kesahihan, karena keterandalan menyediakan (Arikunto, 1990: 81;
Gronlund, 1985:87). Tidak selalu menjamin bahwa hasil evaluasi yang andal (reliable) akan selalu
menjawab bahawa hasil evaluasi sahih (valid).
Untuk memperjelas tentang faktor-faktor yang mempengaruhi keterandalan akan diuraikan berikut
ini:
Panjang tes (length of test)
Tes ini dilakukan dengan tidak banyak menebak, maka keterandalan hasil evaluasi semakin tinggi
Sebaran skor (spread of scores)
Karena koefisien keterlandan yang lebih besar dihasilkan pada saat orang perorangan tetap pada
posisi yang relative sama dalam satu kelompok dari satu pengujian ke pengujian lainnya, itu berarti
selisih yang dimungkinkan dari perubahan posisi dalam kelompok juga menyumbang memperbesar
koefisien keterandalan
Tingkat kesulitan tes (difficulty of tes)
Tes acuan norma (norm reference test). Tingkat kesulitan tes yang ideal untuk meningkatkan
koefisien keterandalan adalah tes yang menghasilkan sebaran skor berbentuk atau kurva normal
Objektivitas (objectivity)
Objektivitas suatu tes menunjuk kepada tingkat skor kemampuan yang sama (yang dimiliki oleh
siswa satu dengan siswa yang lain) memperoleh hasil yang sama dalam mengerjakan tes
Uraian faktor-faktor yang mempengaruhi keterandalan yang disadur dari Ground Lund (1985 : 100-
104) mencakup juga faktor-faktor yang mempengaruhi keterandalan yang dikemukakan oleh
Arikunto.
3. Kepraktisan
Kepraktisan evaluasi dapat diartikan sebagai kemudahan-kemudahan yang da pada
instrument evaluasi baik dalam mempersiapkan, menggunakan, menginterpretasikan memperoleh
hasil, maupun kemudahan dalam menyimpannya. Faktor-faktor yang mempengaruhi kepraktisan
instrument evaluasi meliputi:
Kemudahan mengadministrasi
Waktu yang disediakan untuk melancarkan evaluasi
Kemudahan menskor
Kemudahan interpretasi dan aplikasi
Tersedianya bentuk instrument evaluasi yang ekuivalen