Bab 9 Mekanika Benda Tegar PDF
Bab 9 Mekanika Benda Tegar PDF
BAB IX
Benda tegar adalah sistem benda yang terdiri dari sistem-sistem benda
titik yang tak hingga banyaknya dan jika ada benda yang bekerja padanya jarak
antara titik anggota sistem selalu tetap. Jadi perbedaan antara benda titik dan
benda tegar adalah adanya perubahan jarak pada sistem benda titik yang
mengalami gaya.
Gerak sistem benda titik terdiri atas dua macam :
- Gerak pusat massa
- Gerak relatif
Gerak relatif yang sederhana adalah memilih pusat massa sebagai pusat
sistem koordinat, sedangkan gerak relatif yang mungkin terjadi adalah
gerak benda tegar dalam sistem koordinat pusat massa adalah roatsi
terhadap pusat massa dalam keadaan diam
θ = ω .t
1 2
θ = θ0 +ω0.t + α.t
2
ω = ω 0 + α .t
ω = ω 0 + 2 .α .∆ t
2 2
r m
ω
Pada saat gaya mesin dipadamkan bekerja gaya tangen sial F = 2 N, tang
mengasilkan torsi τ, yang memberikan perlambatan sudut α, sehingga
memberhentikan gerinda
Momen inersia silinder karena berbentuk pejal :
1
I = m.r2
2
1
= (2)(0,1)2
2
= 0,01 kg.m2
Torsi yang dihasilkan :
τ = - rF
= -( 0,1)(2)
= -0,20 m.N
Torsi akan menghasilak percepatan sudut :
τ = I.α
τ
α =
I
− 0,2
=
0,01
= -20 rad/s
diperlambat oleh percepatan sudut : -20 rad/s
Pergunakan persamaan gerak rotasi :
ωt = ω0 + α.t
ω − ω0
t = t
α
0 − (120)
=
− 20
=6s
jadi butuh waktu 6 s sampai bantu berhenti
ω
O m
r
I = m.r2
Kareana momen inersia pada gerak rotasi analog dengan massa pada gerak
translasi, maka fungsi massa sama dengan fungsi momen inersia. Jika massa
pada gerak translasi menyatakan ukuran kemampuan benda untuk
mempertahahankan kecepatan liniernya, maka momen inersia benda pada gerak
rotasi adalah kemampuan benda untuk mempertahankan kecepatan sudut
rotasinya.
m1 r1
m2 r3 m3
r2
Sebuah benda tegar disusun oleh banyak partikel terpisah yang massanya
masing-masing : m1,m2,m3,….,mn . Jika porosnya masing-masing adalah : r12 , r22 ,
r32 , ….., rn2 . Maka momen inersianya adalah :
I = Σ m1 r12 + m2 r22 + m3 r32 +….+mn rn2
I = Σ mi .ri 2
i
Contoh :
1. Seorang mahasiswa teknik mesin mendesaian suatu bagian mesin yang
terdiri dari tiga bagian penyambungan yang dihubungkan oleh tiga
topangan. Ketiga penyambung dapat dianggap partikel yang dihubngkan
oleh batang-batang ringan (lihat gambar). Hitunglah :
a. Berapa momen inersia bagian mesin terhadap poros melalui A
b. Berapa momen inersia terhadap oros yang bertepatan dengan batang
BC?
Jawab :
B
mB = 0,1 kg
0,5 m
0,3 m
mC = 0,2 kg
A C
mA = 0,3 kg
I = Σ mi .ri 2
i
= mA rA2
= (0,3)(0,4)2
= 0.048 kg.m2
2. Tentukanlah momen inersia dari dua buah bola pejal identuk masing-
masing dengan massa 5 kg, yang dihubungkan dengan tongkat tak
bermassa yang panjangnya 1 m
Penyelaesaian :
Pm rB
rA
Deketahui :
m1 = 5 kg
m2 = 5 kg
r1 = 0,5 m
r2 = 0,5 m
Ditanya : I ?
Jawab :
Jari-jari girasi adalah jarak radial dari sumbu putar kesuatu titik tempat massa
benda dikonsentrasikan. Jika momen inersianya adalah :
I = m.K2
Maka :
I
K=
m
Dimana : K = jari-jari girasi
m = massa benda
I = momen Inersia
K m
9.4. Perhitungan momen inersia untuk benda tegar yang kontiniu dan
teratur
Jika suatu benda tegar tidak dapat ditampilkan dalam kumpulan partikel –
partikel, melainkan merupakan ditribusi massa yang kontiniu, maka penjumlah
dengan tanda sigma Σ, harus diganti dengan tanda integral ∫. Kita membagi
benda dengan elemen massa kecel dm yang berjarak r dari poros rotasi (lihat
gambar). Sehingga momen inersia :
∫r
2
I = .dm
dm
poros O X
Untuk menghitung integral ini kita harus menyatakan r dan dm dalam peubah-
peubah integral yang sama. Untuk suatu benda yang tidak terdiri dari titik-titik
massa tetapi sutu distribusi materi yang kontiniu, penjumlahan dalam definisi
momen inersia I = Σ mi .ri 2 , biasanya dihitung dengan inegrasi I = ∫ r 2 .dm .
i
9.4.1. Batang
Sebuah batang dengan panjang l dan massa m, berputar melalui pusat massa.
Ambil dm dengan panjang dx yang terletak sejauh x dari sumbu putar. Bila λ
adalah rapat massa perstuan panjang maka :
dx
1 1
.l x .l
2 2
m = λ. l
∫ r .dm
2
I =
= ∫ x .dm 2
l
2
= ∫ λ.x 2 .dx
l
2
l
2
= 2 ∫ λ.x 2 .dx
0
l
1 2
= 2. λ. x 3
3 0
1 1
= 2. λ. ( l ) 3
3 2
1
= λ .l 3
12
karena : m = λ. l
maka :
1
I = .m.l 2
12
Misal kan R1 jari-jari dalam silinder, R2 jari-jari luar, ρ rapat jenis cicin, jika daerah
yang diarsir adalah dm yang berjari-jari r, lebarnya dr dan tebal t maka :
dm = ρ. dV
= ρ. 2.π r. dr.t
= ρ. 2.π t. r dr
m = π ρ. t ( R22 − R12 )
∫r
2
maka : I = .dm
R1
R2
= 2.π .ρ .t ∫ r 3 .dr
R1
1
= π .ρ .t ( R24 − R14 )
2
1
= π .ρ .t ( R22 − R12 ) ( R22 + R12 )
2
karena : m = π ρ. t ( R22 − R12 )
maka :
1
I = m. ( R22 + R12 )
2
9.4.3. Silinder berdinding tebal
Silinder berdinding tebal adalah cicin tebal yang ditumpuk-tumpuk dengan jari-jari
luar R2 dan jari-jari dalam R1, cara mencarinya sama dengan cincin tebal. Dimana
harhga momen inersianya adalah :
1
I = m. ( R22 + R12 )
2
dengan cara yang sama dengan diatas maka didapatkan momen inersia untuk
beberapa benda tegar kontiniu sebagai berikut :
1 Batang 1
.m.l 2
12
2 Silinder berongga 1
m ( R22 + R12 )
2
3 Silinder berdinding tebal 1
m ( R22 + R12 )
2
4 Cicin tipis m.R2
5 Piringan 1
m.R2
2
6 Bola Kosong 2
m.R2
3
7 Bola Pejal 2
m.R2
5
Jika sumbu putar tidak terletak pada pusat massa, tapi sejajar dengan sumbu
melalui pusat massa, maka momen inersia terhadap sumbu tersebut dapat
dihitung. Dengan memisalkan Titik 0 adalah pusat massa dan P adalah titik yang
berjarak a dari pusat massa. Buat sumbu putar melalui P dan sejajar dengan
sumbu putar melalui O.
=
∫ x.dm = 0
∫ dm
maka :
∫ x. dm = 0
sehingga :
2 R a cos θ dm = 0
Momen inersianya :
IPoros = Ipm + m.a2
Contoh :
1. Sebuah batang dengan massa m, dan panjang l mempunyai sumbu putar
diujung batang A
A pm
Jawab :
1
a = l
2
1 1
IPoros = m. l2 + m. ( l )2
12 2
1
= m. l2
3
maka :
1
IPoros = m.R2 + m. R2
2
3
= m.R2
2
Iz = ∫ dm r2
= ∫ dm ( x2 + y 2 )
= ∫ dm x2 + ∫ dm y 2
= Ix+ Iy
Contoh :
Sebuah piringan berjari-jari R mempunyai sumbu putar melalui
diametarnya (sumbu x dan y)
Jadi :
IZ = 2 .Ix
= 2 . Iy
1
= m.R2
2
maka
IX = IY
1
= m.R2
4
Selain untuk gerak translasi, hukum Newton juga berlaku untuk gerak rotasi
sebagai berikut
Hukum Newton I:
Jika tak ada momen gaya luar yang bekerja pada sebuah benda tegar, maka tidak
ada perubahan rotasi terhadap sumbu putar yang tetap.
v θ
m
r
Jadi momentum angular adalah jumlah momen dari momentum linear jika sumbu
putar sistem berimpit.
t I 2 .ω 2
∫ τ .dt
0
= ∫ d ( I .ω )
I1 .ω1
maka :
∫ τ .dt
0
: adalah impuls angular
9.5.5. Daya
P = F.v (translasi)
Analog dengan
P = τ. ω (rotasi)
Wrotasi = ∫ τ dθ (kerja rotasi)
Contoh-contoh soal :
Penyelesaian :
Diket :
I1 = 4 kg.m2
I2 = 1,2 kg .m2
ω1 = 1,8 putaran/s
Ditanya : ω2 ?
Jawab :
Hukum kekekalan momentum :
I1ω1 = I2ω2
I .ω
ω2 = 1 1
I2
(4).(1,8)
=
1,2
= 6 putaran.s-1
Penyelesaian :
Diketahui :
m = 15 kg
l =1m
r = 0,5 m
vp = 400 m/s
mp = 10 gr
Penyelesaian :
awab :
Karena tidak ada energi yang hilang karena gesekan maka :
Energi kinetik akhir silinder = kerja yang dilakukan gaya
1
I ω2 = F.s
2
Untuk silinder :
1
I = .m.r2
2
Ayunan fisis adalah benda tegar yang diayun (ayunan matematis adalah penyederhanaan
ayunan fisis), berarti gerakannya adalah gerak harmonik sederhanan.
Poros putar berada pada jarak a dari pusat massa. Jika benda ini diberi simpangan θ dan
dilepaskan maka karena adanya :
τ = mga sin θ
maka terjadi gerak harmonik sederhana ini.
τ = l α
Maka
d 2θ
-m g a sin θ = I
dt 2
untuk : θ <<<< 0 , sin θ = θ
maka :
d 2θ
-m g a θ =I 2
dt
d θ
2
m.g .a.θ
2
+ =0
dt I
d 2θ
2
+ ω2. θ =0
dt
maka :
m.g.a
ω =
I
atau :
I
P = 2π
m. g .a
arah rotasi
A B
m 2m m 3m
b b b
A’ B’
2. Pada sebuah roda dengan momen inersia 6 kg.m2, dikerjakan torsi konstan
sebesar 51 m.N . Berakah :
a. percepatan sudutnya?
b. Berapa lama di perlukan sampai mencapai kecepatan 88,4 rad/s
c. Berapa energi kinetik pada kecepatan ini?
6 kg 2 m/s
1m
3 m/s
O 2m 3 kg