Anda di halaman 1dari 3

Laporan Praktikum Struktur Perkembangan Hewan II

PEMBUATAN PREPARAT EMBRIO PUYUH (Coturnix-coturnix japonica


L.) DAN PENGHITUNGAN PANJANG TULANG YANG MENULANG
1,1
Hizkia Puspa Pertiwi, 1,1Tinra Ayu, 1,1Lusiana Suryaningsih, 1,1Yofaldo Umara Al Sidiq
1Laboratorium Struktur Perkembangan Hewan Jurusan Biologi FMIPA Universitas Bengkulu
1Kelompok Praktikum

ABSTRAK
Praktikum ini bertujuan untuk membuat preparat awetan embrio puyuh. Telur puyuh
yang telah diinkubasi umur 11 hari dipecahkan dan dibersikan dari bulu-bulunya, dimasukan
kedalam botol film yang berici alcohol 96% untuk difiksasi selama 7 hari. Kemudian embrio
dipindahkan kedalam botol film yang berisi alician blue selama 3 hari. Kemidian dilakukan
rehidrasi menggunakan etanol 1%, 2%, 3%, 4% masing-masing selama 3 jam, dan direhidrasi
dengan aquades selama 15 menit. Selanjutnya dilakukan transparansi I dengan KOH 1%
selama 2 hari. Embrio diwarnai dengan alizarin red selama 3 hari. Dilakukan transparansi II
dengan KOH 1% selama 2 hari. Kemudian dilakukan penjernihan dengan KOH dan gliserin
dengan perbandingan 3:1, 1:1, dan 1:3 masing-masing 1 hari. Terakhir penyimpanan dengan
menggunakan gliserin murni selama 1 hari.

Kata kunci: embrio, puyuh, prepara dan tulang.

PENDAHULUAN dengan mesin tetas juga dapat

Embriologi merupakan ilmu yang meningkatkan skala produksi dan daya

mempelajari tentang perkembangan tetas telur karena aspek lingkungan yang

embrio sejak dari masa pembuahan telur dibutuhkan dalam proses penetasan seperti

sampai dengan pembentukan janin. suhu dan kelembaban dapat diatur secara

Penetasan merupakan proses tepat.

perkembangan embrio didalam telur Suhu dan kelembaban merupakan


sampai menetas. Penetasan telur puyuh faktor penting untuk perkembangan
dapat dilakukan secara alami atau buatan. embrio. Suhu yang terlalu tinggi akan
Penetasan buatan lebih praktis dan efisien menyebabkan kematian embrio ataupun
dibandingkan penetasan alami, dengan abnormalitas embrio, sedangkan
kapasitasnya yang lebih besar. Penetasan kelembaban mempengaruhi pertumbuhan
normal dari embrio. Suhu dan kelembaban Bahan
dalam mesin tetas harus stabil untuk
Bahan yang digunakan adalah telur
mempertahankan kondisi telur agar tetap
puyuh yang telah diinkubasi umur 11 hari,
baik selama proses penetasan (Wulandari,
2002).

Parkust dan Moutney (1998) alcohol 96%, KOH 1%, gliserin, alizarin
menyatakan bahwa telur akan banyak red, aquades, etanol, gliserin murni, dan
menetas jika berada pada suhu antara 94- preparat embrio puyuh.
104°F (36-40°C). Embrio tidak toleran
Waktu pelaksanaan praktikum
terhadap perubahan suhu yang drastis.
Kelembapan mesin tetas untuk penetasan Praktikum pembuatan preparat
telur berbagai jenis unggas relatif sama, embrio puyuh dilakukan pada hari selasa, 3
yaitu sekitar 60-79% RH. Kelembapan Oktober 2017 pukul 14.00 WIB sampai
juga memegang peranan penting dalam dengan selesai di laboratorium Struktur
menetas. Kelembapan berfungsi untuk Perkembangan Hewan II, gedung Basic
mengurangi kehilangan cairan dari dalam Science, Jurusan Biologi, Fakultas
telur selama proses penetasan, membantu Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,
pelapukan kulit telur pada saat akan Universitas Bengkulu.
menetas sehingga anak unggas mudah
Prosedur kerja
memecahkan kulit telur. Selama persiapan
ventilasi atas mesin tetas ditutup sampai a. Pembuatan Preparat
hari penetasan ketiga (Suprijatna et al.,
Telur puyuh yang telah
2005).
diinkubasi umur 11 hari dipecahkan di
dalam petridis dan dibersikan dari bulu-
bulunya, dimasukan kedalam botol film
MATERIAL DAN METODOLOGI
yang berisi alcohol 96% untuk difiksasi
Alat selama 7 hari. Kemudian embrio
dipindahkan kedalam botol film yang
Alat yang digunakan adalah botol
berisi alician blue selama 3 hari. Kemidian
film, cawan petri, lebel dan pinset, dan
dilakukan rehidrasi menggunakan etanol
jangka sorong.
1%, 2%, 3%, 4% masing-masing selama 3
jam, dan direhidrasi dengan aquades menghitung panjang tulang yang menulang
selama 15 menit. Selanjutnya dilakukan maka di dapat hasil sebagai berikut.
transparansi I dengan KOH 1% selama 2
a. Preparat puyuh
hari. Embrio diwarnai dengan alizarin red
b. Table perhitungan tulang
selama 3 hari. Dilakukan transparansi II
dengan KOH 1% selama 2 hari. Kemudian
dilakukan penjernihan dengan KOH dan PEMBAHASAN
gliserin dengan perbandingan 3:1, 1:1, dan
KESIMPULAN
1:3 masing-masing 1 hari. Terakhir
dilakukan penyimpanan dengan Setelah mendapatkan hasil
menggunakan gliserin murni selama 1 hari. praktikum maka dapat dikatakan bahwa
pembuatan preaparat puyuh
b. Pengukuran panjang dan
diameter tulang DAFTAR PUSTAKA

Pengukuran panjang tulang Parkust, CR and Mountney. 1998. Poultry


Meat and Egg Production. New
dilakukan dengan menggunakan jangka York: Van Nostrand Reinhold.
sorong. Jangka sorong diletakkan pada Suprijatna, E., U. Atmo marsono dan R.
Kartasudjana. 2005. Ilmu Dasar
bagian tulang yang akan dihitung, Ternak Unggas. Jakarta: Penebar
dilihat pada skalat utama dan ditambah Swadaya.
Wulandari, A. 2002. Pengaruh Indeks dan
dengan skala nonius yang sudah di kali Bobot Telur Itik Tegal Terhadap
0,001. Kemudian satuan diubah ke Daya Tetas, Kematian Embrio dan
Hasil Tetas. Purwokerto: Skripsi
dalam mm (millimeter) dengan dikali Fakultas Peternakan Universitas
10. Tulang yang dihitung panjangnya Jendral Soedirman.
adalah tulang mandibulla, femur,
humerus, palanges. Dihitung jumlah
tulang ekor, tulang rusuk, tulang
belakang, dan tulang

HASIL

Setelah melakukan praktikum


pembuatan preparat embrio puyuh dan

Anda mungkin juga menyukai