DM Pada TBC-regina Lestari
DM Pada TBC-regina Lestari
Oleh:
dr. Regina Lestari
Supervisor
dr. Rochsismandoko, SpPD, KEMD
Keluhan Utama
Sesak memberat sejak 5 hari sebelum masuk rumah sakit.
Riwayat Sosial-ekonomi
Pembiayaan dengan BPJS, saat ini tidak bekerja. Sebelumnya pasien mampu menjaga toko
sendiri. Pasien menikah 2 kali, dengan 1 orang anak (anak dari suami pertama), cerai karena
selingkuh. Pasien merokok, 2 bungkus per hari. Stop sejak 3 bulan yang lalu.
Pasien bertato karena suka, sudah pernah cek HIV 10 tahun yang lalu, tato terbaru 6 tahun
yang lalu
AGD: 7,43/34/77/22,6/23,6
GDS: 510
Na/K/Cl: 135/3,9/94
Ureum/kreatinin: 15/0,5
Aseton: negative
HbA1C: 13,4
Kol. Total/LDL/TG/HDL: 256/188,6/259/33
Mikroalbumin uria: 665, Kreatinin urin: 95,31; Aseton urin:698
DPL:
Hb 12,2 11,5
Ht 35 35
Leu 14.690 9810
Trom 516.000 359000
Hitung jenis 0,7/0,5/71,3/18,1/9,4 0,5/3,4/69,3/18,8/9
GDS 511
Na/K/Cl 134/3,3/91 142/3,0/96
Ureum 64
Kreatinin 1,3
eGFR 53,1
Albumin 3,1
Analisa Gas Darah: O2 NRM 10 liter/menit
pH 7,474 7,42 7,44
pCO2 28,1 47,2 48,9
PO2 116 68,4 127
HCO3 20,4 29,9 33
Sat O2 98,6 93,5 98,7
SGOT/SGPT 13/11 18/24
Aceton negatif Negatif
Kol Total 190
Kol HDL 29
Kol LDL 132
Trigliserida 144
Alb/Creatinin ratio 386
HbA1C 8,9
UL: kuning tua, jernih, BJ 1.015, pH 6,5, protein positif +++, keton -, bilirubin -, darah samar +, leukosit
5-10, eritrosit 5-10, sel epitel positif, silinder 1-2, hyaline 0-1
Ca: 7,9
P: 2,9
Mg: 2,6
Kurva Gula darah:
EKG:
Sinus ritme, LAD, QRS rate 112 x/menit, PR interval 0,16 s, QRS duration 0,08 s, P wave
normal, LBBB (-), RBBB (-), LVH (-), RVH (-)
Rumusan Masalah
1. Acute Respiratory Distress Syndrome
2. TB paru dengan infeksi sekunder
3. CHF functional class IV
4. DM tipe 2, obese, Gula darah dalam regulasi insulin
5. Acute Kidney Injury
6. Dislipidemia
7. Hipokalemia
Pengkajian
1. Acute Respiratory Distress Syndrome
Atas dasar: adanya keluhan sesak napas yang semakin bertambah, pasien sudah
menggunakan masker non-rebreathing. Pada pemeriksaan fisik didapatkan rhonki basah
kasar bilateral. Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan PO2 127 mmHg walau sudah
mendapatkan oksigen 10 liter/menit dengan non-rebreathing mask (PaO2/FiO2: 127
(<200 mmHg)).
Dipikirkan ARDS akibat infeksi paru perburukan.
Rencana Diagnosis:
Analisa gas darah serial
Rencana terapi:
O2 on ventilator, saat ini O2 10 liter/menit, NRM
Atasi pemicu
Rencana Diagnosis:
Kultur sputum, kultur mycobacterium
Rencana terapi:
4FDC 1x4 tablet
Meropenem 3x1 gram IV
N-acetylsistein 3x15 ml po
Rencana diagnosis:
Echocardiografi
Balans cairan minus 1000 cc/hari
Rencana terapi:
Furosemid drip 5 mg/jam
Rencana Diagnosis:
Mencari komplikasi kronik
Kurva gula darah harian
Rencana terapi
Diet DM 1305 kkal/hari, na
Insulin basal: Drip insulin 1 unit/jam
Insulin prandial: 3x8 unit subkutan sebelum makan
6. Dislipidemia
Atas dasar: Pada pemeriksaan fisik didapatkan IMT 32,05, achantosis nigricans. Pada
pemeriksaan laboratorium didapatkan hipertrigliserida, hipoHDL.
Rencana diagnosis:
Pemeriksaan profil lipid serial setiap 3 bulan
Rencana terapi
Simvastatin 1x20 mg po
7. Hipokalemia
Atas dasar: adanya penggunaan insulin, inhalasi. Pada pemeriksaan laboratorium
didapatkan kalium 3,0
Dipikirkan hypokalemia akibat penggunaan inhalasi dd/insulin
Rencana Diagnosis:
Pemeriksaan kalium berkala
Rencana terapi:
KSR 3x600 mg po
Pembahasan Diabetes Mellitus pada Critically Ill
Pada keadaan perawatan kritis, pemberian insulin intravena adalah cara terbaik untuk
mencapai target glukosa. Terapi insulin sebaiknya dimulai untuk terapi pada hiperglikemia
persisten (gula darah di atas 180 mg/dL), targetnya adalah 140-180 mg/dL.
In the critical care setting, continuous intravenous
insulin infusion is the best method for achieving glycemic
targets. Intravenous insulin infusions should be administered
on the basis of validated written or computerized
protocols that allow for predefined adjustments
in the infusion rate, accounting for glycemic fluctuations
and insulin dose
Insulin therapy should be initiated for treatment of persistent hyperglycemia
starting at a threshold $180 mg/dL (10.0 mmol/L). Once insulin therapy is
started, a target glucose range of 140–180 mg/dL (7.8–10.0 mmol/L) is recommended
for the majority of critically ill patients