Anda di halaman 1dari 43

DEPOT AIR MINUM

Kelompok 1 Kelas KL-2


2

ANGGOTA KELOMPOK
Dini Kusumastuti 25010116120013
Wikri Eko Putra 25010116120026
Fatma Nur Suryaningrum 25010116120036
Indira Casheila Anindityo 25010116120046
Amanda Hesti Pratiwi 25010116120054
Auliya Afrikatun 25010116120066
Lutfi Setyowati 25010116120075
Dwi Agustina 25010116120076
Nur Arifah 25010116120086
Nur Asyikin 25010116120101
3

PENDAHULUAN
4

LATAR
BELAKANG
» Air minum merupakan kebutuhan pokok manusia
yang harus selalu ada baik kuantitas maupun
kualitasnya harus terpenuhi sehingga pengaruh buruk
dari air minum yang tidak memenuhi syarat
kesehatan bisa dihindari. Dalam pemenuhan
kebutuhan air minum berbagai produk telah beredar
dipasaran baik yang legal maupun non legal. Salah
satu produk yang tumbuh pesat dikalangan
masyarakat sekarang ini adalah depot air minum isi
ulang hal ini terkait dengan harga yang relatif
terjangkau (sekitar Rp5000/galon) sehingga
keberadaannya bisa cepat diterima oleh
masyarakat.
5
» Salah satu upaya dalam menjaga kualitas air minum
isi ulang adalah hygiene sanitasi yang merupakan
kegiatan untuk mengurangi atau menghilangkan
faktor‐faktor yang menjadi penyebab terjadinya
pencemaran air minum isi ulang dan sarana yang
digunakan untuk proses pengolahan, penyimpanan,
dan distribusi air minum isi ulang.
» Agar air minum yang dikonsumsi masyarakat tidak
mengganggu kesehatan, maka diaturlah persyaratan
air minum yang baik dalam peraturan perundang-
undangan. Pengaturan mengenai persyaratan
kualitas air minum yang baik diatur dalam Peraturan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
492/Menkes/Per/IV/2010 tentang Persyaratan
Kualitas Air Minum. Selain itu juga ada Peraturan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43
Tahun 2014 tentang Higiene Sanitasi Depot Air.
6

RUMUSAN MASALAH
» Apakah persyaratan air » Apakah Pengawasan
minum yang baik dalam Terhadap Izin Usaha
depot air isi ulang Depot Air Minum Isi
tersebut sudah sesuai Ulang sudah sesuai
dengan Peraturan dengan Peraturan
Menteri Kesehatan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Republik Indonesia
Nomor 492/ Menkes/ Nomor 43 Tahun 2014
Per/ IV/ 2010 tentang tentang Higiene
Persyaratan Kualitas Sanitasi Depot Air?
Air Minum?
7

TUJUAN
» Untuk mengetahui » Untuk mengetahui
persyaratan air minum Pengawasan Terhadap
yang sesuai dengan Izin Usaha Depot Air
Peraturan Menteri Minum Isi Ulang yang
Kesehatan Republik sesuai dengan
Indonesia Nomor 492/ Peraturan Menteri
Menkes/ Per/ IV/ 2010 Kesehatan Republik
tentang Persyaratan Indonesia Nomor 43
Kualitas Air Minum. Tahun 2014 tentang
Higiene Sanitasi Depot
Air.
8

METODE
Penelitian ini menggunakan jenis
penelitian deskriptif melalui
wawancara terhadap narasumber.
9

HASIL DAN
PEMBAHASAN
10
11

PRODUKSI DEPOT
AIR MINUM
Berdasarkan Keputusan Menteri
Perindustrian dan Perdagangan Republik
Indonesia Nomor 651/MPP/kep/10/2004
tentang Persyaratan teknis depot air
minum dan perdagangannya depot air
minum (DAM) adalah usaha industri yang
melakukan proses pengolahan air baku
menjadi air minum dan menjual langsung
kepada konsumen. dimana air minum
adalah air baku yang telah diproses dan
aman untuk diminum.
12

BAHAN BAKU
Bahan baku yang digunakan DAM harus terjamin
dan memenuhi persyaratan kualitas air bersih
sesuai Peraturan Menteri Kesehatan
416/Menkes/Per/IX/1990 tentang Syarat-syarat
kesehatan dan pengawasan kualitas air bersih.
Untuk menjamin hal tersebut maka ada
beberapa hal yang harus dilakukan yaitu
» Sumber air baku harus terlindungi dari
cemaran kimia dan mikrobiologi yang
bersifat merusak/mengganggu kesehatan
» Air baku diperiksa secara berkala terhadap
pemeriksaan organoleptik (bau, warna,
rasa), fisika, kimia, dan mikrobiologi
13

MESIN DAN ALAT


PRODUKSI
Seluruh alat dan mesin produksi harus terbuat dari bahan tara pangan (food grade), tahan
korosi dan bahan kimia. adapun beberapa jenis alat dan mesin dalam proses produksi Depot
Air Minum :
» Bak atau tangki penampung air
» Unit pengolahan air
1) Pre-filter, terdiri dari saringan pasir (sand filter) yang berfungsi untuk
menyaring partikel-partikel yang kasar, dengan bahan dari pasir atau jenis lain
yang efektif dan fungsinya sama
2) Karbon filter, berfungsi untuk menyerap bau, rasa, warna, sisa khlor dan
bahan organik
3) Filter lain, saringan halus berukuran maksimal 10 micron untuk memenuhi
persyaratan tertentu
4) alat desinfektan (ozonisasi dan atau UV dengan panjang gelombang 254 nm
atau 2537 0 A), untuk membunuh kuman patogen
» Alat pengisian
Untuk memasukkan air minum kedalam wadah
14

PROSES PRODUKSI
a. Penampungan air baku
Air baku diambil dari sumbernya diangkut menggunakan tangki dan selanjutnya ditampung di bak
atau tangki penampung (reservoir). Bak ini harus sesuai dengan higiene pewadahan berdasarkan Peraturan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2014 tentang Higiene Sanitasi Depot Air Minum.
Tangki pengangkutan mempunyai persyaratan yang terdiri atas:
» khusus digunakan untuk air minum
» mudah dibersihkan serta di desinfektan dan diberi pengaman
» harus mempunyai manhole
» pengisian dan pengeluaran air harus melalui kran
Selang dan pompa yang dipakai untuk bongkar muat air baku harus diberi penutup yang baik,
disimpan dengan aman dan dilindungi dari kemungkinan kontaminasiAir baku harus diambil sampelnya, yang
jumlahnya cukup mewakili untuk diperiksa terhadap standar mutu yang telah ditetapkan oleh Menteri Kesehatan,
sesuai dengan ketentuan pada BAB III pasal 3 ayat (2) dalam Surat Keputusan ini. Dokumen pengadaan air baku
harus tersedia dalam depot air minum yang isinya antara lain adalah nama pemasok/pemilik sumber air, jumlah
air dan tanggal pengadaan.
15

PROSES PRODUKSI
b. Penyaringan Bertahap
» Saringan berasal dari pasir atau bahan lain yang efektif dengan fungsi yang sama. fungsi dair
saringan ini yaitu menyaring aprtikel-partikel yang kasar. Bahan yang dipakai adalah butir-butir
silica (SiO2) minimal 80%.
» Saringan karbon aktif yang berasal dari batu bara atau batok kelapa berfungsi sebagai penyerap
bau, rasa, warna, sisa khlor dan bahan organik. daya serap terhadap Iodine (12) minimal 75%.
» Saringan/filter lainnya yang berfungsi sebagai saringan halus berukuran maksimal 10 micron
c. Desinfeksi
Desinfeksi berfungsi untuk membunuh kuman patogen. Proses desinfeksi dengan
menggunakan ozon (O3) berlangsung dalam tangki atau alat pencampur ozon lainnya dengan
konsetrasi ozon minimal 0,06-0,1 ppm. tindakan desinfeksi selain menggunakan ozon, dapat
dilakukan dengan cara penyinaran Ultra Violet (UV) dengan panjang gelombang 254 nm atau
kekuatan 2537 0 A dengan iontensitas minimum 10.000 mw detik per c,2.
16
17

HIGIENE SANITASI
DEPOT AIR MINUM
Peraturan Depot Air Minum diatur dalam Peraturan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2014 tentang Higiene
Sanitasi Depot Air Minum. Dalam permenkes ini dikatakan bahwa depot air
minum atau DAM adalah usaha yang melakukan proses pengolahan air
baku menjadi air minum dalam bentuk curah dan menjual langsung kepada
konsumen. Dimana air minum merupakan air yang melalui proses
pengolahan atau tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat
kesehatan dan dapat langsung diminum.
Faktor SDM yang terdiri dari pengetahuan, sikap, perilaku,
kepatuhan, serta kesadaran menjadi penting dalam menjaga kualitas air
minum isi ulang yang diproduksinya, pengawasan kualitas air diharapkan
mampu melindungi masyarakat dari banyak penyakit atau gangguan
kesehatan yang berasal dari air minum isi ulang. melalui pengawasan
internal itu, diharapkan agar para pengelola DAM memperhatikan proses
produksi air minum agar yang dihasilkan sehat dan layak dikonsumsi
masyarakat
18

HIGIENE SANITASI
DEPOT AIR MINUM
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43
Tahun 2014 tentang Higiene Sanitasi Depot Air Minum setiap DAM wajib
» menjamin air minum yang dihasilkan memenuhi standar baku mutu
dan persyaratan kualitas air minum sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan
» memenuhi persyaratan higiene sanitasi dalam pengelolaan air
minum
Kualitas air minum yang dikelola DAM harus sesuai dengan standar baku
mutu atau persyaratan kualitas air minum berdasarkan Peraturan Menteri
Kesehatan Nomor 492/Menkes/Per/IV/2010 tentang Persyaratan Kualitas
Air Minum. Begitu pula bahan baku yang dipakai sebagai bahan produksi
air minum yang harus memnuhi persyaratan kualitas air bersih sesuai
Peraturan Menteri Kesehatan 416/Menkes/Per/IX/1990 tentang Syarat-
syarat kesehatan dan pengawasan kualitas air bersih
19
1. TEMPAT
Adapun persyaratan higiene sanitasi dalam pengelolaan air minum berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2014
tentang Higiene Sanitasi Depot Air Minum yaitu
1. Tempat
» lokasi berada di daerah yang bebas dari pencemaran lingkungan dan penularan penyakit
» bangunan kuat, aman, mudah dibersihkan, dan mudah pemeliharaannya
» lantai kedap air, permukaan rata, halus, tidak licin, tidak retak, tidak menyerap debu, dan mudah dibersihkan, serta kemiringan cukup landai
untuk memudahkan pembersihan dan tidak terjadi genangan air
» dinding kedap air, permukaan rata, halus, tidak licin, tidak retak, tidak menyerap debu, dan mudah dibersihkan, serta warna yang terang dan
cerah
» atap dan langit-langit harus kuat, anti tikus, mudah dibersihkan, tidak menyerap debu, permukaan rata, dan berwarna terang, serta mempunyai
ketinggian yang memungkinkan adanya pertukaran udara yang cukup atau lebih tinggi dari ukuran tandon air
» memiliki pintu dari bahan yang kuat dan tahan lama, berwarna terang, mudah dibersihkan dan berfungsi dengan baik
» pencahayaan cukup terang untuk bekerja, tidak menyilaukan dan tersebar secara merata
» ventilasi harus dapat memberikan ruang pertukaran/peredaran udara dengan baik
» kelembaban udara dapat mendukung kenyamanan dalam melakukan pekerjaan/aktivitas
» memiliki akses fasilitas sanitasi dasar, seperti jamban, saluran pembuangan air limbah yang alirannya lancar dan tertutup, tempat sampah
yang tertutup serta tempat cuci tangan yang dilengkapi air mengalir dan sabun
» bebas dari vektor dan binatang pembawa penyakit seperti lalat, tikus, dan kecoa
20

2. PERALATAN
2. Peralatan
» peralatan dan perlengkapan yang digunakan antara lain pipa pengisian air baku, tandon air
baku, popa penghisap dan penyedot, filter, mikrofilter, wadah/galon air baku atau air minum,
kran pengisian air minum, kran pencucian/pembilasan wadah/galon, kran penghubung, dan
peralatan desinfeksi nharus terbuat dari bahan tara pangan (food grade) atau tidak
menimbulkan racun, tidak menyerap bau dan rasa, tahan karat, tahan pencucian dan tahan
desinfeksi ulang
» mikrofilter dan desinfektor tidak kadaluarsa
» tandon air baku harus tertutup dan terlindung
» wadah/galon untuk air baku atau air minum sebelum dilakukan pengisian harus dibersihkan
dengan cara dibilas terlebih dahulu dengan air produksi paling sedikit selama 10 detik dan
setelah pengisian diberi tutup yang bersih
» wadah/galon yang telah diisi sir minum harus langsung diberikan kepada konsumen dan tidak
boleh disimpan pada DAM lebih dari 1x24 jam
21

3. PENJAMAH
3. Penjamah
o sehat dan bebas penyakit menular serta tidak menjadi pembawa kuman patogen
(carrier)
o berperilaku higienis dan saniter setiap melayani konsumen, antara lain selalu mencuci
tangan dengan sabun dan air yang mengalir setiap melayani konsumen, menggunakan
pakaian kerja yang bersih dan rapi, dan tidak merokok setiap melayani konsumen
Sebelum dijual, untuk pertama kalinya air harus dilakukan pengujian mutu yang dilakukan di
laboratorium terakreditasi atau yang ditunjuk oleh Pemerintah Kabupaten/Kota yang
terakreditasi. pengujian ini wajib memenuhi persyaratan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
907/Menkes/SK/VII/2002 dengan sampel air berasal dari titik keluarnya air minum
(pengisian).
22
23

PERSYARATAN USAHA
DEPOT AIR MINUM
Berdasarkan Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Republik
Indonesia Nomor 651/MPP/kep/10/2004 tentang Persyaratan teknis depot
air minum dan perdagangannya, ada beberapa persayaratan usaha depot
air minum, yaitu:
» Depot Air Minum wajib memiliki Tanda Daftar Industri (TDI) dan
Tanda Daftar Usaha Perdagangan (TDUP) dengan nilai investasi
perusahaan seluruhnya sampai dengan Rp. 200.000.000,- tidak
termasuk tanah dan bangunan tempat usaha
» Depot Air Minum wajib memiliki Surat Jaminan Pasok Air Baku dari
PDAM atau perusahaan yang memiliki izin pengambilan air dari
instansi yang berwenang
» Depot air minum wajib memiliki laporan hasil uji air minum yang
dihasilkan dari laboratorium pemeriksaan kualitas air yang ditunjuk
pemerintah kabupaten/kota atau yang terakreditasi.
24
25

MANFAAT DAN DAMPAK


PENDIRIAN DEPOT AIR MINUM
Manfaat :
» Memenuhi kebutuhan air minum masyarakat yang sangat tinggi
» Menghasilkan keuntungan /omset bagi pemilik Depot Air Minum
» Memudahkan masyarakat yang membutuhkan air minum dengan
harga yang ekonomis/ lebih murah.

Dampak :
» Beberapa perusahaan air minum bermerek kalah saing karena air
minum isi ulang murah dan mudah didapatkan.
» Adanya ketidaksesuaian antara iplementasi jual beli air minum isi
ulang dengan peraturan / undang undang yang berlaku.
» Beberapa masyarakat terkena masalah kesehatan karena air isi
ulang yang dijual di depot air minum kurang/ tidak memperhatikan
hygiene dan kebersihan.
26
27

DAFTAR PERTANYAAN UNTUK SURVEY


DEPOT AIR MINUM (DAM)

» Nama DAM : Depot Air Minum Azzura


» Nama pemilik/penanggung jawab : Pak Chris
» Alamat DAM : Jl. Timoho Raya no 228, Tembalang
» Tanggal/Bulan/Tahun beroperasi : Tahun 2012
» Lokasi/tempat sumber air baku : Air Gunung Ungaran
» Luas bangunan : 4 x 5 meter
28

PERSYARATAN USAHA
29

TEMPAT
30

PERALATAN
31

PENJAMAH
32

PROSES PRODUKSI
33
AIR BAKU DAN AIR MINUM
34

PENJUALAN
35

KETERANGAN
Saat kami melakukan observasi ke Depot Air Minum Azzura beberapa hari
yang lalu, terdapat beberapa permasalahan yang tidak sesuai dengan peraturan serta
hygiene dan sanitasi yang seharusnya. Adapun permasalahan yang ada dalam depot air
minum Azzura antara lain :

1. Pak chris mengakui mempunyai surat tanda daftar industri dan tanda daftar usaha
namun tidak dibuktikan karena dibawa oleh pemilik. Seharusnya surat di tempel
sebagai bukti. Ditambah surat jaminan pasok air baku dari perusahaan air minum
Gunung Ungaran. Hal ini dimaksudkan untuk membuktikan adanya lisensi jika
diperlukan dan diragukan oleh masyarakat.
36

KETERANGAN
2. Pengujian lab terakhir tahun 2017, oleh FKM undip. Namun demikian pengujian tidak filakukan
secara rutin. Sebaiknya dilakukan pengujian air minum isi ulang dilakukan setiap satu/dua bulan
sekali agar bisa dimonitoring /dipantau secara berkala.

3. Pekerja tidak memiliki SOP Kerja dan tidak berperilaku sesuai dengan hygiene sanitasi (pakaian
tidak rapi, memakai kaos, celana pendek, tidak ada sabun cuci tangan). Sebaiknya pemilik Depot Air
Minum lebih mempertegas dan membuat aturan bagi pegawai yang bekerja di Depot Air Minum
tersebut.

4. Pembersihan galon dilakukan secara cepat dan tidak dilengkapi sikat, melainkan hanya di semprot air.
Pembersihan galon dalam depot air minum isi ulang memang hanya perlu dibilas dan dicuci dengan
air, namun demikian harus sesuai dengan hygiene dan sanitasi pembersihan air galon.
37

PENUTUP
38

KESIMPULAN
1. Pengawasan terhadap kualitas air minum isi ulang.
Untuk pelaksanaan pengawasan kualitas air minum isi ulang melalui Permenkes RI Nomor
492/MENKES/PER/IV/2010 Tentang Persyaratan Kualitas Air Minum dan Kepmenperindag RI Nomor
651/MPP/Kep/10/2004 Tentang Persyaratan Teknis Depot Air Minum Dan Perdagangannya. Dalam
Kepmenperindag RI Nomor 651/MPP/Kep/10/2004 Tentang Persyaratan Teknis Depot Air Minum Dan
Perdagangannya pada Pasal 12 masih ada sanksi pidana padahal menurut Undang Undang Nomor 10 Tahun
2004 Tentang Pembentukan Peraturan Perundang Undangan pada Pasal 14 yaitu: Materi muatan mengenai
ketentuan pidana hanya dapat dimuat dalam Undang Undang dan Peraturan Daerah. Disamping itu perlu Perda
yang khusus tentang air minum isi ulang agar konsumen air minum isi ulang benar‐benar terlindungi. Bagi
konsumen air minum isi ulang agar berhati‐hati waktu membeli produk air minum isi ulang dengan melihat
sertifikat laik hygiene dan hasil pemeriksaan laboratorium yang biasanya dipampang di dinding tempat air
minum isi ulang itu berada. Jadi untuk pengawsan terhadap kulitas air minum isi ulang masih belum memenuhi
syarat sesuai dengan Undang Undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan terutama Pasal 111 dan Pasal
112 dan Permenkes RI Nomor 492/MENKES/PER/IV/2010 Tentang Persyaratan Kualitas Air Minum terutama
pada Pasal 2 dan Pasal 3 karena Kepmenperindag RI Nomor 651/MPP/Kep/10/2004 Tentang Persyaratan
Teknis Depot Air Minum Dan Perdagangannya
39

KESIMPULAN

2. Pengawasan terhadap kualitas air minum isi ulang dan asas perlindungan
hukum bagi masyarakat dalam mengkonsumsi air minum isi ulang
Pengawasan terhadap kualitas air minum isi ulang bertujuan untuk memelihara
kualitas air minum isi ulang agar tetap memenuhi syarat‐syarat kesehatan, dan
aman bagi kesehatan sehingga masyarakat terhindar dari penyakit / gangguan
kesehatan yang bersumber atau ditularkan melalui air minum isi ulang. Secara
khusus tujuan pengawasan terhadap kualitas air minum isi ulang merupakan
upaya kesehatan preventif dan menetapkan cara mengatasi apabila terjadi
penyimpangan kualitas air minum isi ulang untuk pengelola air minum isi ulang
40

SARAN
Bagi Pemerintah Bagi Pengelola Bagi Masyarakat
Membuat Perda tentang Untuk pengelola agar Bagi masyarakat sebagai
perijinan depot air minum isi melaksanakan ketentuan konsumen air minum isi
ulang dengan memasukan persyaratan kualitas air ulang hendaknya berhati‐hati
ketentuan‐ketentuan yang minum isi ulang supaya dan teliti sebelum
melindungi konsumen / masyarakat sebagai menjatuhkan pilihan
masyarakat pengguna air konsumen terhindar dari membeli air minum isi ulang
minum isi ulang dan penyakit / gangguan dengan cara menanyakan
menjatuhkan sanksi yang kesehatan yang bersumber Sertifikat Laik Hygiene, hasil
berat bagi pengelola air atau ditularkan melalui air pemeriksaan laboratorium
minum isi ulang yang minum isi ulang berdasarkan dan tentunya ijin serta lokasi
melanggar ketentuan yang kepada Undang Undang depot air minum isi ulang
berlaku dengan sangsi yang harus jauh dari sumber
administrasi, pidana, dan pencemar.
perdata.
41

DAFTAR PUSTAKA
» Budiman Chandra, Pengantar Kesehatan Lingkungan, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta, 2006
» Rido W, Netty S, Yuniar L. Kualitas Air Minum Yang Diproduksi Depot Air Minum Isi Ulang Di Kecamatan Bungus
Padang Berdasarkan Persyaratan Mikrobiologi. Jurnal FK UNAND. 2012
» Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2014 tentang Higiene Sanitasi Depot Air
Minum
» Gebauer H, Saul CJ. Business model intervention in the water sector in developing countries. Sci Total Environ.
2014;488-9: 512-20
» Alegantina S, Isnawati A, Raini M. Pengembangan model proses filtrasi dan disinfeksi yang mempengaruhi
kualitas air minum isi ulang. media litbang kesehatan. 2008;18(3): 144-50
» Baharuddin, Alfina, Laode Rangga. 2017. kualitas air minum isi ulang pada depot di wilayah kerja puskesmas
dahlia Kota Makassar. Higiene. Volumne 3 No 2. Universitas Muslim Indonesia
» Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Republik Indonesia Nomor 651/MPP/kep/10/2004 tentang
Persyaratan teknis depot air minum dan perdagangannya
» http://www.hukumonline.com/berita/baca/lt511e2fbaecccb/ribuan-depot-air-minum-isi-ulang -belum-
berizindiakses pada tanggal 25 Agustus 2014 pada pukul 11.25 WIB
» Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 492/Menkes/Per/IV/2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum
42
43

Anda mungkin juga menyukai