EKOFISIOLOGI POHON
Pohon :
Sumber kehidupan (bahan bakar, papan, pangan)
Objek ornament untuk keindahan
Sebuah pabrik biokimia yang rumit mulai dari biji
menjadi Pohon TUMBUH
Produk Proses Fisiology :
20 metrik ton berat kering per ha per tahun di
hutan temperate
100 metrik ton berat kering per ha per tahun di
hutan tropis
keberhasilan pertumbuhan pohon tergantung pada:
Efisiensinya dalam membuat karbohidrat melalui
fotosintesis
Kemampuannya mengkonversi karbohidrat ke
dalam jaringan baru yang meliputi : translokasi
produk fotosintesa ke berbagai jaringan pohon,
konversi ke senyawa lain seperti protein dan
lemak dan penggunaannya untuk asimilasi dan
respirasi.
Peran Ekofisiology :
menerangkan bagaimana pohon tumbuh karena Reaksi terang
adanya proses internal dan lingkungannya yang akan
mempengaruhi pertumbuhannya
Fotosintesis
O2 menghambat FS Ya Tidak Ya
2. Masing-masing PGA menerima gugus phosfat Produktivitas Rendah - Tinggi Rendah - Tinggi
Tinggi
dari ATP dan menerima hidrogen serta e- dari
NADPH dihasilkan PGAL (fosfogliseraldehida). Ttk compensasi CO2 Tinggi (25- Rendah (0, Rendah (0, - 5 ppm)
100 ppm) -10 ppm)
3. Tiap 6 molekul CO2 yang diikat dihasilkan 12
PengaruhSuhu (30 – Menghamb Mendoron Mendorong
PGAL 40o C) dalam at g
4. Dari 12 PGAL, 10 molekul kembali ke tahap awal pengambilan CO2
Untuk melindungi kerusakan biji dari binatang Grafting : Teknik menyatukan dua bagian tanaman
pengerat, burung dan serangga yang hidup bersama-sama sehingga membentuk satu
Sebagai cadangan pada saat panen raya dan unit dan fungsional dari tanaman
digunakan pada saat tidak musim panen Scion : Bagian atas pohon yang akan membentuk
Bedakan Jenis Recalsitran (perlu kondisi khusus dalam tajuk tanaman baru. Bagian ini berisi tunas dorman.
penyimpanan) dan orthodox (tidk perlu kondisi khusus, Budding : Bentuk khusus dari grafting dimana
butuh dormansi) scionnya terdiri dari satu atau beberapa tunas dorman
Rootstock : Bagian bawah dari Pohon, terdiri dari
Pembiakan Vegetatif batang dan kadang-kadang cabang, yang akan menjadi
Tujuan : bagian sistem akar dari tanaman baru. Bagian ini
1. Menjaga genotipa yang unggul dapat juga terdapat tunas, tapi tidak dibenarkan untuk
2. Problem perkecambahan dan penyimpanan tumbuh.
biji
3. Waktu siklus reproduksi yang pendek Teknik rejuvenilisasi untuk grafting dengan cara
4. Mengkombinasikan lebih dari satu genotypa mengambil bagian pohon kemudian ditanam, setelah
yang diinginkan ke dalam satu tanaman tumbuh diambil lagi bagian pohon itu begitu
5. Keseragaman tanaman seterusnya hingga 6 kali.
Prinsip dan teknik layering
Prinsip dan teknik penyetekan Seperti mencangkok/menundukan tanaman ke tanah
Proses perakaran hingga tanaman itu berakar
Mikropropagasi
Prinsip : Totipotens->isetiap sel mempunyai
kemampuan untuk membentuk individu baru yang
lengkap pada kondisi yang optimum dan membawa
semua informasi genetik
Alasan Mikropropagasi :
1. Memperbanyak tanaman yang tidak dapat
diperbanyak dengan biji atau metode
vegetatif konvensional
2. Memperbanyak bahan tanaman unggul
Prinsip dan Teknik Grafting dan budding dalam jumlah yang banyak dan cepat
Teknik yang memerlukan ketrampilan tinggi dan 3. Untuk membersihkan pathogen yang
banyak pengalaman untuk mendapatkan hasil yang menginfeksi tanaman
memuaskan. 4. Meremajakan/merejuvenilisasi pohon tua
Kenapa Grafting dan budding ? melalui teknik mikrografting yang berulang
1. Untuk memperbanyak pohon yang tidak dapat 5. Memperbanyak bahan tanaman yang bebas
diperbanyak dengan metode sexual atau pathogen untuk masyarakat
aseksual lainnya
2. Untuk mendapatkan pohon yang merupakan Persyaratan Tenaga dan Peralatan
kombinasi sifak terbaik dari masing-masing • Tenaga : Terampil dan sabar
pohon. • Ruang Laboratorium :
3. Untuk memperpendek waktu mencapai 1. Ruang Persiapan
kedewasaan 2. Ruang transfer/Ruang inokulasi
4. Untuk merejuvenil pohon tua melalui 3. Ruang Inkubasi/Kultur
penggunaan bahan muda dari pohon lain yang 4. Greenhouse
telah diimprove. Teknik yg digunakan dalam kultur jaringan: seedlings,
plantlets, somatic embryos
Batasan Istilah
9
penutupan hutan memberikan dampak positif baik 1. Prinsip 19 : Penggantian vegetasi alam
terhadap lingkungan, sosial dan ekonomi. dengan hutan tanaman akan mengubah
Pembangunan hutan tanaman yang didesign dan ekosistem yang ada, karena itu perlu
dikelola dengan baik juga akan memberikan dipertimbangkan aspek konservasi dan
perlindungan dan membantu stabilisasi dan restorasi sumber daya genetik serta resiko rusaknya
daerah-daerah fragil dan daerah yang terdegradasi. keragaman hayati.
Rekomendasi aksi No 14. 2. Prinsip 34 : Pemilihan jenis pohon harus
Lakukan penilaian program penanaman terhadap dilakukan secara seksama yang dapat
kondisi lingkungan seperti tersebut pada prinsip no. 18, beradaptasi dengan kondisi ekologi setempat
terutama terhadap fungsi lingkungannya, berikan 3. Prinsip 40 : Penyiapan Lapangan harus
justifikasi potensi keuntungan dari lingkungan tersebut. dilakukan secara tepat untuk memperbaiki
Penilaian juga diberikan terhadap kendala saat kondisi fisik tanah dan tidak merusak
kegiatan pemanenan yang akan datang, baik kendala lingkungan
teknis maupun alat yang akan digunakan terutama Prinsip 43 : Dalam Pemupukan harus dihindari
pada daerah-daerah yang sensitif. Penilaian terhadap penggunaan pupuk buatan/kimia untuk menghindari
biaya pemanennan dan nilai positif lingkungan juga pencemaran lingkungan
perlu dilakukan.
Kewajiban Pemegang SK HPHTI (PP No 7 1990)
Aspek Sosial Ekonomi 1. Membuat Rencana Karya Pengusahaan HTI
Prinsip No 22 selambat-lambatnya 18 bulan sejak SKHPHTI
Penanaman pohon dapat berdampak terhadap kondisi terbit
soaial dan ekonomi baik pada level nasional, regional 2. Membuat Rencana Karya Tahunan sesuai dengan
maupun lokal. Dampak ini dapat bersifat positif pedoman yang ditetapkan
maupun negatif. 3. Melaksanakan penataan batas areal kerjanya
Rekomendasi aksi No 18 4. Mengelola areal penguahaan HTI berdasar
Lakukan prosedur penilaian dampak sosial dan Rencana Karya serta mentaati segala ketentuan
ekonomi secara komprehensif dalam setiap tahap di bidang kehutanan yang berlaku
perencanaan penanaman. Tingkatkan perubahan 5. Membayar iuran HPHTI dan Iuran Hasil Hutan
dampak positive dan secara simultan minimkan atas hasil hutan yang dipungut dari areal kerjanya
dampak negatifnya, sehingga dapat meningkatkan 6. Selambat-lambatnya dalam jangka waktu lima
semua keuntungan pembangunan hutan tanaman tahun sejak terbitnya SKHPHTI, pemegang sudah
yang direncanakan untuk masyarakat. harus membuat tanaman sedikitnya
sepersepuluh dari luas areal yang diberikan.
Aspek Institusi 7. Selambat-lambatnya dalam jangka waktu 25
Prinsip No 23. tahun seluruh areal HPHTI yang dibrikan sudah
Untuk mencapai keberhasilan pada tingkat sosial, ditanamai
teknik dan ekonomi serta kelestarian lingkungan, 8. Segera menanam kembali setelah melakukan
program penanaman hutan harus didukung oleh penebangan sesuai ketentuan yang berlaku
institusi lokal dan nasional yang kuat untuk menjamin 9. Memerkerjakan secukupnya tenaga ahli
perencanaan yang terintegrasi, keterlibatan kehutanan yang memenuhi persyaratan menurut
masyarakat dan monitoring kelayakan ekonomi dan penilaian Menteri di bidang Perencanaan Hutan,
teknik dan performan semua kegiatan manajemen. Silvikultur dan Pengelolaan Hutan.
Rekomendasi aksi No 21.
Terapkan penguatan kelembagaan dan kembangkan Jenis Rencana HTI
prosedur partisipasi di semua level, terutama pada Rencana Karya Pengusahaan HTI (RKP-HTI)
level lokal untuk memperbaiki efisiensi dan kepakaran. Merupakan rencana pengelolan HTI jangka panjang
Prinsip perencanaan dalam kurun waktu tertentu, yang memuat rencana
• Pedoman bagi Pembangunan hutan tahapan pelaksanaan untuk jangka waktu lima tahun.
Tanaman Tropis Secara Lestari (ITTO, 1993) RKP-HTI harus memuat segala aspek pengusahaan
• Prinsip-Prinsip dalam Pembangunan Hutan hutan dan lingkungan dengan lingkup perencanaan
Tanaman Secara Lestari : yang komplek
11
Rencana Karya Tahunan HTI (RKT-HTI) 5) 2 (dua) kali kedalaman jurang dari tepi
Disusun berdasarkan RKP-HTI yang telah disyahkan. jurang;
RKT-HTI disyahkan sebelum kegiatan fisik di lapangan 6) 130 (seratus tiga puluh) kali selisih pasang
dilaksanakan tertinggi dan pasang terendah dari tepi pantai.
Persyaratan Areal IUPHHK-HTI f. Kriteria-6, Kawasan penyangga (buffer zone) hutan
• Kawasan hutan produksi tidak dibebani izin/hak, lindung dan/atau kawasan konservasi.
• Kawasan hutan produksi yang tidak produktif g. Kriteria-7, Kawasan Pelestarian Plasma Nutfah
Tata Ruang IUPHHK-HTI (KPPN).
Untuk mengoptimalkan fungsi produksi, dengan tetap h. Kriteria-8, Kawasan Perlindungan Satwa Liar (KPSL).
mempertimbangkan keseimbangan lingkungan dan i. Kriteria-9, Kawasan cagar budaya dan/atau ilmu
social pengetahuan.
Diperlukan identifikasi calon lokasi tentang: j. Kriteria-10, Kawasan rawan terhadap bencana alam.
1. Areal bekas tebangan yang masih ada tegakan k. Kriteria-11, Berdasarkan hasil identifikasi, areal
dipertahankan untuk kawasan perlindungan hutan alam tersebut memiliki karakterisitik
setempat dan kawasan lindung lainnya; sumberdaya hutan untuk diusahakan dengan sistem
2. Areal tidak berhutan/tidak produktif yang dapat silvikultur bukan THPB.
diusahakan;
3. Areal bekas tebangan yang masih ada tegakan Alokasi Pemanfaatan Tata Ruang
dan tidak dapat dihindari untuk diusahakan; 1. Areal tanaman pokok;
4. Areal yang telah digunakan tidak sesuai dengan 2. Areal tanaman kehidupan;
peruntukannya akan dikembalikan fungsinya; dan 3. Kawasan perlindungan setempat dan kawasan
5. Informasi lainnya yang berkaitan dengan keadaan lindung lainnya; dan
areal kerja antara lain sarana dan prasarana, 4. Kawasan Fungsi Lindung Ekosistem Gambut.
pemukiman, sawah, tegalan, ladang, perkebunan Sistem Silvikultur
dan tambang. 1. Sistem silvikultur pada areal tidak berhutan/tidak
11 Kriteria untuk Identifikasi calon lokasi IUPHHK-HTI: produktif yang dapat diusahakan dalam
a. Kriteria-1, Kawasan hutan yang mempunyai pembangunan hutan tanaman industri dilakukan
kelerengan, kepekaan jenis tanah dan intensitas curah dengan sistem silvikultur THPB.
hujan dengan skoring sama dengan dan/atau lebih 2. Dalam hal pada areal bekas tebangan yang masih
besar dari 175 (seratus tujuh puluh lima). ada tegakan dan tidak dapat dihindari untuk
b. Kriteria-2, Kawasan hutan dengan kelerengan lebih diusahakan dilakukan dengan sistem silvikultur
dari 40% (empat puluh perseratus) dan/atau dengan sesuai dengan karakteristik sumber daya hutan.
kelerengan lebih dari 15% (lima belas perseratus) 3. Penerapan multi sistem silvikultur atau MSS
untuk jenis tanah yang sangat peka terhadap erosi dilakukan gabungan antara areal tidak
yaitu regosol, litosol, organosol dan renzina. berhutan/tidak produktif dengan areal bekas
c. Kriteria-3, Kawasan hutan dengan ketinggian sama tebangan yang masih ada tegakan dan tidak
dengan atau lebih besar dari 2.000 (dua ribu) meter dapat dihindari berdasarkan kesesuaian dan
dari permukaan laut. karakteristik sumberdaya hutan, dan tujuan
d. Kriteria-4, Kawasan hutan dengan fungsi Ekosistem pengelolaannya.
Gambut sesuai dengan ketentuan peraturan Jenis tanaman untuk pemenuhan bahan baku
perundang-undangan. industri
e. Kriteria-5, Kawasan hutan dengan radius atau jarak 1. Pulp dan Kertas
sampai dengan: 2. Pertukangan
1) 500 (lima ratus) meter dari tepi waduk 3. Serat
atau danau; 4. Bioenergi
2) 200 (dua ratus) meter dari tepi mata air Pola Tanam
dan kiri kanan sungai di daerah rawa; 1. Murni
3) 100 (seratus) meter dari kiri kanan tepi 2. Campuran
sungai; Jenis pohon untuk HTI
4) 50 (lima puluh) meter dari kiri kanan tepi • Kayunya sesuai dengan kebutuha industri yang
anak sungai; akan dipasok
12
Pembibitan
13
Kegiatan dimana biji atau bibit yang berasal dari hutan • Berdasarkan luas areal rencana penanaman
dan atau kebun benih dikumpulkan dan dipelihara di tambah 20 % untuk sulaman
pada suatu lokasi yang tertata dengan baik • Perlu ditetapkan jarak tanam
Tipe persemaian • Luas areal/jarak tanam
A. Sementara • + 20 %
Digunakan hanya beberapa kali produksi (1 – 3 tahun)
Lokasi berpindah-pindah Kebutuhan benih
A. Tetap
Digunakan dalam jangka panjang (10 – 15 tahun)
Lokasi tetap
Tipe Keuntungan Kerugian
persemaian
Sementara -Keadaan ekologi mendekati -Biaya produksi
keadaan lapang mahal
-Biaya angkut murah -Tenaga terampil
-Pemeliharaan tanah tidak kurang
kontinyu
Tetap/perma -Pengolahan media dapat -Investasi awal Kebutuhan bedeng sapih
nen secara mekanis besar
Tergantung ukuran polybag, ukuran bedeng & jumlah
-Pemeliharaan tanah dapat -Biaya angkut
dengan rotasi tanaman bawah mahal bibit yang akan diproduksi
-Pengawasan lebih efisien • Ukuran bedeng 5m x 1m
-Pengembangan teknologi • Ukuran polybag 10cm x 15cm, diameter
mudah
6cm
-Tertib administrasi lebih baik
• Kebutuhan bedeng 20000/1389 = 14,4 15
Mengapa Persemaian itu Penting dan Apa Perannya?
Membangun hutan perlu Modal Besar, dan
Waktu Lama
Banyak Benih yang ukurannya Kecil
Daya Kecambah rendah
Peranan persemaian
Memproduksi bibit berkualitas & tepat waktu Syarat lokasi persemaian (tanah kering)
Memelihara bibit yang berasal dari benih kecil 1. dekat sumber tenaga kerja
Meningkatkan kualitas hutan yang dibangun 2. topografi datar, maks 15 %
Genetik dan lingkungan menentukan bibit yang 3. aksesibilitas baik
berkualitas 4. tanah subur, drainase baik
Perbaikan genetik : pemuliaan, pohon plus 5. dekat dengan sumber air tawar yang cukup
Perbaikan lingkungan : media tumbuh, nutrisi, air, sepanjang tahun
cahaya, mikroorganisme Syarat lokasi persemaian (mangrove)
Kualitas Bibit tergantung pada: 1. dekat sumber tenaga kerja
1. Kualitas Benih 2. tidak relatif padat
2. Kemampuan memproduksi akar secara cepat 3. dekat pasang surut air laut
3. Kecepatan bibit menancap di tanah dan memulai 4. akumulasi garam tidak terlalu tinggi
tumbuh setelah di tanam di lapangan 5. bebas ombak, angin kencang & banjir
4. Akar berkembang dengan baik 6. aksesibilitas bagus
5. Diameter pangkal batang 7. dekat sumber benih & areal penanaman
6. Perbandingan Pucuk:Akar Pengukuran, pemetaan & pembuatan lay out
7. Cadangan Karbohidrat 1. pemancangan batas
8. Kandungan Nutrisi 2. pemagaran lapangan
9. Simbiosis Mikoriza dan Rhizobium 3. pembersihan lapangan
Berapa luas persemaian yang harus dibuat? 4. pengukuran lapangan
Perencanaan persemaian 5. pemetaan
• Kebutuhan bibit 6. pembuatan lay out
14
Metode reproduksi
Generatif: biji
Vegetatif: stek, cangkok, grafting, kultur jaringan
metode kelebihan Kekurangan
reproduksi
3. Metode reproduksi benih (generatif dan vegetatif keturunan -tidak semua jenis pohon dapat
vegetatif) sama dilakukan pembiakan vegetatif
Bendengan dengan -perlu ketrampilan tinggi
induknya -lebih mahal
• Bedeng tabur
• Bedeng sapih Reproduksi bibit secara generatif
1. Shading area Sifat benih kehutanan: ortodok (butuh dormansi) dan
2. Open area rekalsitran yang mempengaruhi proses
Media dan wadahnya perkecambahan benih
1. Media Tabur Faktor yg memperngaruhi perkecambahan
Syarat : Bebas penyakit, Porous Faktor dalam
2. Media Sapih Dormansi :
Syarat : Subur, Porous, Kompak, Ringan, Bebas a) Fisiologis
penyakit, Tidak Beracun b) Kulit biji
Pengayaan nutrisi pada media Faktor luar
Pupuk c) Kelembaban
• P (TSP) d) Suhu
• N (NPK, UREA) e) Oksigen
• K (KCl) f) Cahaya
• Cl (KCl) g) Faktor lain
Kompos Proses perkecambahan
Pupuk biologi : mikoriza 1. Imbibisi (masuknya air ke jaringan benih)
Peranan Mikoriza untuk Pertumbuhan Tanaman 2. Pembelahan & pembesaran sel
1. Meningkatkan Penyerapan Hara 3. Aktivasi enzim
2. Meningkatkan Penyerapan Air di daerah 4. Hidrolisa karbohidrat, lemak & pati (di
kering endosprema)
3. Meningkatkan ketahanan terhadap Penyakit 5. Peningkatan respirasi
4. Meningkatkan Pertumbuhan dan kesehatan 6. Peningkatan pembelahan & pembesaran sel
tanaman 7. Diferensiasi jaringan & organ
8. Perkecambahan sempurna
15