Anda di halaman 1dari 15

1

PENDAHULUAN 4 tugas pokok silvikultur


Manfaat hutan tropika basah  Kontrol : Pembangunan hutan, Komposisi dan
-sumber kayu Pertumbuhannya.
-retensi tanah  Fasilitasi: Pemanenan, Managemen dan
-regulasi aliran permukaan tanah Pemanfaatan
-tarbilitas iklim  Perlindungan :
-sumber HHBK a. Tapak
-sumber terbentuknya jenis-jenis baru - Menjaga kelangsungan penutupan vegetasi
-sumber material genetik - Menjaga kestabilan tanah
-habitat dan sumber makanan binatang dan - Menjaga bentuk lahan
mikroorganisme b. Pohon
-matrik evolusi - Dari insek, penyakit, api dan agen lain
-sumber ilmu pengetahuan - Dari deteriorasi
-pendidikan dan rekreasi 4. Penyelamatan
- Pohon dan tegakan mati dan berpenyakit
Deforestasi: perubahan hutan menjadi non hutan - Potensi kematian sebelum terjadi kematian.
Degradasi: pengrusakan/penghacuran SD yg Peran silvikultur dalam pembagunan dan pegelolaan
mengakibatkan menurunnya produktifitas hutan

silvikulturilmu dan seni menumbuhkan dan


memelihara tegakan hutan

Silvikultur memfokukuskan terhadap produksi


komoditas hutan atas dasar kelestarian yang
berdasarkan pada ecology dan ekonomi. Menurut
Society of American Forester, Silvikultur didefinisikan
sebagai :
 Seni memproduksi dan memelihara tegakan
hutan dengan menerapkan ilmu pengetahuan
Kontrol Struktur Tegakan melalui Manipulasi
untuk mengontrol pembangunan tegakan hutan,
Silvikultur
komposisi dan pertumbuhannya.
 Penggunaan berbagai perlakuan untuk membuat
hutan lebih produktif dan lebih berguna
 Mengintegrasikan konsep-konsep biologi dan
ekonomi untuk merencanakan dan melakukan
perlakuan yang paling sesuai dalam rangka
memuaskan tujuan dan pemilik hutan.

Tujuan khusus silvikultur


 Meningkatkan nilai yang dicari atau memperbaiki
nilai sehingga pemilik hutan dapat mengambil
manfaat dari hutan.
 Mendapatkan cara yang efektif dan tepat untuk
mengelola tegakan sehingga mendapatkan
Kendala: ekologis, teknis dan kebijakan, sosial
manfaat yang dicari dan untuk kelestariannya
dalam jangka panjang.
 Menjaga pengelolaan yang tepat terhadap
keterbatasan tapak dari segi fisik dan biologi
 Memelihara atau meningkatkan produktivitas
dasar dari lahan
2

EKOFISIOLOGI POHON
Pohon :
 Sumber kehidupan (bahan bakar, papan, pangan)
 Objek ornament untuk keindahan
 Sebuah pabrik biokimia yang rumit mulai dari biji
menjadi Pohon TUMBUH
Produk Proses Fisiology :
 20 metrik ton berat kering per ha per tahun di
hutan temperate
 100 metrik ton berat kering per ha per tahun di
hutan tropis
keberhasilan pertumbuhan pohon tergantung pada:
 Efisiensinya dalam membuat karbohidrat melalui
fotosintesis
 Kemampuannya mengkonversi karbohidrat ke
dalam jaringan baru yang meliputi : translokasi
produk fotosintesa ke berbagai jaringan pohon,
konversi ke senyawa lain seperti protein dan
lemak dan penggunaannya untuk asimilasi dan
respirasi.
Peran Ekofisiology :
menerangkan bagaimana pohon tumbuh karena Reaksi terang
adanya proses internal dan lingkungannya yang akan
mempengaruhi pertumbuhannya
Fotosintesis

• Aliran elektron melalui sistem transpor


menghasilkan ATP dan NADPH.
• Aliran elektron dari Fotosistem I –-
• Aliran elektron dari Fotosistem II --
• Energi matahari diubah oleh klorofil menjadi
energi kimia, ATP, dan senyawa pereduksi
NADPH
• Atom hidrogen dari molekul H2O dipakai
untuk mereduksi NADP+ menjadi NADPH, dan
produk sampingan (O2 )
• Membentuk ATP dari ADP + Pi (reaksi
endergonik)fotofosforilasi
• Energi cahaya memacu pelepasan elektron
dari fotosistem di dalam membran tilakoid.
3

Berdasarkan kemampuan fiksasi CO2, tanaman


terbagi :

Molekul NADPH2 dan ATP berenergi tinggi yang


dihasilkan dari reaksi ini selanjutnya digunakan pada
reaksi gelap (Siklus Calvin-Benson)
Reaksi gelap

Perbedaan C3, C4 dan CAM


Sifat C3 C4 CAM

Anatomi Kranz Tidak Ya Tidak

Akseptor CO2 RuBp PEP PEP

Produk fiksasi CO2 3-PGA OAA & C4 OAA & C4 lain


lain

Carboxylase RuBP PEP, RuBP PEP, RuBP

Fixasi CO2 Cahaya Cahaya Gelap: Siklus C4


Cahaya:Siklus C3

O2 menghambat FS Ya Tidak Ya

Chloroplast 1 struktur 2 struktur ?


1. CO2 diikat oleh RuBp (5 karbon)senyawa 6
Photorespirasi Tinggi Rendah Sangat rendah
karbon labil memecah menjadi 2 fosfogliserat
(PGA). Transpirasi Tinggi Rendah Sangat rendah

2. Masing-masing PGA menerima gugus phosfat Produktivitas Rendah - Tinggi Rendah - Tinggi
Tinggi
dari ATP dan menerima hidrogen serta e- dari
NADPH dihasilkan PGAL (fosfogliseraldehida). Ttk compensasi CO2 Tinggi (25- Rendah (0, Rendah (0, - 5 ppm)
100 ppm) -10 ppm)
3. Tiap 6 molekul CO2 yang diikat dihasilkan 12
PengaruhSuhu (30 – Menghamb Mendoron Mendorong
PGAL 40o C) dalam at g
4. Dari 12 PGAL, 10 molekul kembali ke tahap awal pengambilan CO2

menjadi RuBp, dan seterusnya RuBp akan


mengikat CO2 yang baru. Respirasi
5. Dua PGAL lainnya akan berkondensasi menjadi Reaksi pembongkaran glukosa sampai menjadi H20 +
glukosa 6 fosfat CO2 + Energi, melalui tiga tahap :
Variasi dalam kecepatan fotosintesa GlikolisisDaur KrebsTranspor elektron respirasi.
1. Variasi species dan Genetik 1. Glikolisis:
2. Variasi diurnal Peristiwa perubahan :
3. Variasi musiman GlukosaGlulosa - 6 - fosfatFruktosa 1,6 difosfat
4. Sunflecks dan Fotosintesa 3 fosfogliseral dehid (PGAL) / Triosa fosfatAsam
5. Kedalaman tajuk dan Fotosintesa piravat.
6. Ketinggian Tajuk dan Fotosintesa Jadi hasil dari glikolisis :
Allocation of Photosynthate  2 molekul asam piravat.
1. Respiration by living cells 2 molekul NADH yang berfungsi sebagai sumber
2. Produce new foliage & fine roots elektron berenergi tinggi
3. Reproduction (flowers, fruits, seed)  2 molekul ATP untuk setiap molekul glukosa.
4. Re-orientation (reaction wood to orient) 2. Daur Krebs (daur trikarbeksilat):
5. Primary growth (elongation of shoots & roots) Daur Krebs (daur trikarboksilat) atau daur asam sitrat
6. Secondary growth (thickening of shoots & merupakan pembongkaran asam piravat secara aerob
roots) menjadi CO2 dan H2O serta energi kimia
7. wood & inner bark formation
4

• Proses keluarnya uap air dari dalam tanaman


• Merupakan faktor yang dominan dalan
Hubungan Pohon Air, karena penguapan air dari
permukan daun menghasilkan gradient energi
yang mengakibatkan pergerakan air di dalam
tanaman
• Mengontrol kecepatan penyerapan air dan
naiknya cairan dan menyebabkan defisit air
harian dalam daun.
• Satu pohon yang terisolasi dapat kehilangan air
200 – 400 liter per hari dan hutan kayu daun
Rantai transport elektron lebar di USA kehilangan air per tahun 42 – 45 cm
Hasil oksidasi gula menghasilkan : (Hoover 1944).
- ATP
- NADH dan FADH2

• Hanya sekitar 5 % air yang diserap digunakan


Rantai transport elektron untuk memproduksi bahan organic yang 95 %
Energi maksimum hasil oksidasi 1 molekul glukosa hanya melewati tanaman kemudian hilang lewat
Tempat proses Produk Setara Total transpirasi.
ATP ATP
• Kecepatan transpirasi yang tinggi pada tanaman
Dalam sitoplasma
Glikolisis 2 ATP 2 ATP 2 ATP mengakibatkan daun-daun muda pada cabang
Dalam mitokondria kehilangan turgor dan layu, stomata menutup,
dari glikolisis 2 NADH 6 ATP 6 ATP mengurangi fotosintesa dan pertumbuhan
dari respirasi asam 1 NADH 3 ATP (2 6 ATP terganggu.
piruvat-Asetil KoA X)
• Transpirasi tidak bisa dihindari karena struktur
Siklus Krebs 3 NADH 9 ATP
1 FADH2 2 ATP (2 daunnya terdapat stomata dan banyak argumen
X) 24 ATP bahwa transpirasi menguntungkan karena dapat
1 ATP 1 ATP mendinginkan daun, mempercepat naiknya
cairan dan meningkatkan penyerapan mineral
Jumlah Karbohidrat Yang digunakan untuk Respirasi tapi juga merugikan karena dapat menyebabkan
• 30 – 60 % produk harian fotosintesa defisit air, menurunkan pertumbuhannya dan
(Kozlowski, 1992) menyebabkan luka dan kematian tanaman
• Di daerah temperature sedang berkisar melalui dehydrasi.
antara 25 – 50 % (Lansberg (1986) Proses transpirasi
• Di Carolina utara, Pohon Pinus 14 th Transpirasi terdiri dari dua tahap (1) penguapan air
mengabiskan 58 % KH (Kinerson, 1975) dari permukaan sel ke ruang interseluler dan (2) Difusi
• Di daerah tropis 65 % (Kira, 1975; Sprugel dan uap air keluar dari jaringan tanaman terutama melalui
Benecke, 1991) stomata, kutikula, lentisel
Produk samping Respirasi Kekuatan pendorong dan resistensi
• Senyawa Terpenoid Kecepatan transpirasi tergantung pada .
• Senyawa Flavanoid  Suplai air pada permukaan sel (evaporating
• Lilin surface)
• Siberin  Suplai energi untuk menguapkan air
• Kutin  Besarnya kekutan pendorong
Transpirasi
5

 Resistensi atau konductansi dari lintasan

Faktor-faktor lain yang mempengaruhi transpirasi


1. Luas Daun
Kecepatan Lobloly Yellow Northem
pine poplar red oak

Transpirasi 508 976 1245


(g/hari/m2)

Transpirasi 106.70 59.10 77.00


(g/hari/seedling)

Rata-rata luas 0.21 0.61 0.62


daun/pohon (m2) Pengertian Pertumbuhan Pohon
• Pertambahan dimensi menurut fungsi waktu dan
Rata-rata tinggi 0.34 0.34 0.20
pohon (m)
tidak kembali lagi ke dimensi awal
• Pada makhluk hidup yang tersusun oleh sel
2. Perbandingan akar Pucuk
sebagai unit terkecil Pertumbuhan merupakan
Perbandingan akar pucuk atau lebih tepatnya adalah
pertambahan volume dan jumlah sel
perbandingan permukaan penyerapan dengan
• Pertumbuhan merupakan suatu aktivitas yang
permukaan transpirasi lebih penting dari pada
sangat penting bagi Pohon karena membuat
permukaan daun itu sendiri karena bila terjadi lag
Pohon menjadi besar, sel menjadi lebih banyak
penyerapan dan transpirasi akan terjadi defisit airm
dan kemampuan untuk berkembang biak
stomata menutup dan transpirasi berkurang.
tergantung dari adanya pertumbuhan ini
3. Ukuran dan bentuk daun
Ukuran dan bentuk daun mempengaruhi kecepaan
Pertumbuhan...
transpirasi per unut permukaan.
• Semua aktivitas metabolisme bermuara kepada
Hambatan perbatasan udara (r udara) pada daun yang
pertumbuhan
luasnya 10 cm lebih besar 3 x dari pada daun 1 cm
• Air memegang peranan utama dalam
4. Orientasi daun
pertumbuhan (lebih dari 80 % komponen
Mempengaruhi exposure sinar matahari
tumbuhan adalah air)
5. Permukaan daun
• Pertumbuhan disebabkan karena ada
Permaukaan daun sangat bervariasi menurut jenis
pembelahan sel dan sel sebelahnya membesar
tanaman, polos, berbulu, berduri, berlilin dll.
sebelum mereproduksi kembali dengan
6. Stomata
pembelahan lagi, tetapi banyak pembesaran sel
• Sebagian besar air yang keluar dari tanaman
berasal dari meningkatnya kandungan air dalam
melalui stomata dan CO2 yang masuk ke dalam
sel.
tanaman juga melalui stomata.
• Hal ini menunjukkan bahwa yang disebut
• Ukuran lobang stomata dikontrol oleh turgor di
Pertumbuhan adalah pada dasarnya peningkatan
guard sel (sel penjaga) dan sel epidermis
kandungan air dalam sel.
sebelahnya; ukuran lobang meningkat dengan
• Namun sel dapat berubah ukurannya tidak hanya
meningkatnya turgor dan menurun dengan
karena adanya pertumbuhan tetapi bisa juga
menurunnya turgor sel penjaga.
karena keluar masuknya air.
• Adanya sifat dinding sel yang elastis
Pertumbuhan dan respirasi pohon
menyebabkan terjadinya perubahan kembang
Pertumbuhan G + E
susut bila terjadi keluar masuknya air
• Karena air mempunyai peranan yang sangat
penting dalam pertumbuhan, maka
ketersediaannya sangat penting dan sering
menjadi faktor pembatas
• Disamping air, biomassa tanaman juga
mengandung mineral
6

Wood Quality What’s Important?


• Knots
• Tree size
• Soundness
• Growth rate
• Stem straightness
• Basic wood properties
• Proximity to processing facilities & markets
Kayu reaksi
• Reaction wood (Compression wood and Tension
wood
• Growth reaction in response to triggering event,
(example leaning due to gravity)
• Formed in response to accelerated growth
• Reaction wood forms differently in softwoods
and hardwoods
– Compression wood is found on underside of
softwoods
– Tension wood is found on upper side of
hardwoods
Kayu Tekan
• Darker in color, can see in cross section
Pertumbuhan Pucuk dan Tajuk • Tracheids 30% shorter
• Dipengaruhi oleh Kondisi tegakan dan • 10% less cellulose, 9% more lignin
Perlakuan Silvikultur yang merubah • Lower strength properties for paper
perbandingan Tajuk aktif • Longitudinal shrinkage greater (7-10%, compared
• Berhubungan dengan proses translokasi to normal .01%)
Karbohidrat • X-section shows rounded cells, not square
• Pola umum Pertumbuhan berbentuk kurva • S2 cell, microfibril angle up to 45degrees
sigmoid Kayu Tarik
• Cellulose content greater
• Good for mechanical pulping in paper
• Lower production of lignin
Bentuk Tajuk • Fuzzy surface upon planing, poor finish
• Dikontrol oleh Genetik dan Lingkungan • Shrinkage is 1% or less
• Mempengaruhi Laju Fotosintesa • Elliptical shaped cells, walls thick, loose
Pertumbuhan Batang • Low microfibril angle, 5 degrees
What causes reaction wood?
Gravity in both softwoods and hardwoods
1. Induces IAA or GA
2. Leaning softwoods have higher concentration of
auxin on lower surface
3. Conclusion: auxin and gravity stimulate reaction
wood formation
Pertumbuhan akar
Fungsi akar:
1. Penopang berdirinya Pohon/Tanaman
2. Penyerap Air
3. Penyerap Hara
4. Produsen hormon
5. Penyimpan cadangan makanan
7

6. Penghasil metablit sekunder 6. Kondisi selama Pengangkutan


Penyerapan Hara 7. Penyimpanan sementara
Pemprosesan Benih
1. Pembersihan awal
2. Perawatan Awal
3. Ekstraksi benih
4. Dewinging (Pembuangan Sayap)
5. Pembersihan
6. Pengkelasan benih (Seed grading)
7. Mengatur KA untuk penyimpanan
8. Mempertahankan Identitas selama
pemprosesan
Extraksi benih
Extraksi merupakan proses pengeluaran biji dari dalam
Faktor – faktor yang mempengaruhi pertumbuhan buah dan memisahkannya dari bagian lainnya.
• P=G+E Pemikiran utama perlunya extraksi benih adalah
• E = ABIOTIK + BIOTIK 1. Mengurangi campuran, pengurangan campuran
• ABIOTIK = EDAFIS (Fisik, Kimia, Biologi Tanah), dapat ,membantu mengurangi biaya penyimpanan
KLIMATIS (Sinar matahari, CH, Kelembaban, dan pengangkutan.
Suhu) 2. Mempermudah penanganan benih
• BIOTIK = HEWAN, MIKROORGANISME, 3. Meningkatkan kemampuan penyimpanan
MANUSIA a. Extraksi Buah Berdaging
Sistem produksi pohon • Ekstraksi Manual secara individu
1. Sexual/Generatif:Benih Pohon Hutan • Pencucian dalam mangkuk dalam atau drum
Sumber-Sumber Benih • Pencucian pada ayakan kawat
 Zona Pengumpulan Benih • Pencampur semen dengan bahan abrasif
 Tegakan Benih Teridentifikasi • Pelepasan daging buah secara mekanis
 Tegakan Benih Terseleksi b. Extraksi Buah Kering
 Area Produksi Benih  Buah merekah yang membuka selama
 Tegakan Benih Provenance pengeringan
 Kebun Benih (SSO, CSO)  Buah dan Kerucut berserat
 SSO (ditanam berasald dari benih) CSO *pilih  Buah tidak merekah yang benihnya dapat
pohon plus lalu diambil cangkokannya) diekstraksi
 Kebun Pangkas  Buah tidak merekah yang benihnya tidak
pengunduhan benih dapat diekstraksi
Perlu memperhatikan: Pengujian benih
• Umur Pohon Parameter Fisik
• Kebiasaan Pembungaan 1. Kadar Air
• Penyebaran buah dalam pohon 2. Kemurnian
• Sumber Benih 3. Berat per 1000 butir Benih
• Waktu Pengunduhan Parameter Fisiologis
• Teknik Pengunduhan 1. Daya Kecambah
1. Penebangan khusus 2. Rata-rata hari berkecambah
2. Pengumpulan di bawah Tegakan 3. Vigor Benih
3. Pengumpulan langsung dengan Pemanjatan 4. Energi Kecambah
Penanganan Benih setelah pengunduhan di lapangan Penyimpanan benih
1. Pengurangan Campuran Tujuan
2. Mempertahankan viabilitas  Untuk menjaga kondisi biji agar tetap
3. Mempertahankan Identitas mempunyai viabilitas yang tinggi mulai dari
4. Kesehatan dan kontaminasi pengunduhan sampai penyemaian
5. Proses dan penyimpanan Lapangan
8

 Untuk melindungi kerusakan biji dari binatang Grafting : Teknik menyatukan dua bagian tanaman
pengerat, burung dan serangga yang hidup bersama-sama sehingga membentuk satu
 Sebagai cadangan pada saat panen raya dan unit dan fungsional dari tanaman
digunakan pada saat tidak musim panen Scion : Bagian atas pohon yang akan membentuk
Bedakan Jenis Recalsitran (perlu kondisi khusus dalam tajuk tanaman baru. Bagian ini berisi tunas dorman.
penyimpanan) dan orthodox (tidk perlu kondisi khusus, Budding : Bentuk khusus dari grafting dimana
butuh dormansi) scionnya terdiri dari satu atau beberapa tunas dorman
Rootstock : Bagian bawah dari Pohon, terdiri dari
Pembiakan Vegetatif batang dan kadang-kadang cabang, yang akan menjadi
Tujuan : bagian sistem akar dari tanaman baru. Bagian ini
1. Menjaga genotipa yang unggul dapat juga terdapat tunas, tapi tidak dibenarkan untuk
2. Problem perkecambahan dan penyimpanan tumbuh.
biji
3. Waktu siklus reproduksi yang pendek Teknik rejuvenilisasi untuk grafting dengan cara
4. Mengkombinasikan lebih dari satu genotypa mengambil bagian pohon kemudian ditanam, setelah
yang diinginkan ke dalam satu tanaman tumbuh diambil lagi bagian pohon itu begitu
5. Keseragaman tanaman seterusnya hingga 6 kali.
Prinsip dan teknik layering
Prinsip dan teknik penyetekan Seperti mencangkok/menundukan tanaman ke tanah
Proses perakaran hingga tanaman itu berakar

Mikropropagasi
Prinsip : Totipotens->isetiap sel mempunyai
kemampuan untuk membentuk individu baru yang
lengkap pada kondisi yang optimum dan membawa
semua informasi genetik

Alasan Mikropropagasi :
1. Memperbanyak tanaman yang tidak dapat
diperbanyak dengan biji atau metode
vegetatif konvensional
2. Memperbanyak bahan tanaman unggul
Prinsip dan Teknik Grafting dan budding dalam jumlah yang banyak dan cepat
Teknik yang memerlukan ketrampilan tinggi dan 3. Untuk membersihkan pathogen yang
banyak pengalaman untuk mendapatkan hasil yang menginfeksi tanaman
memuaskan. 4. Meremajakan/merejuvenilisasi pohon tua
Kenapa Grafting dan budding ? melalui teknik mikrografting yang berulang
1. Untuk memperbanyak pohon yang tidak dapat 5. Memperbanyak bahan tanaman yang bebas
diperbanyak dengan metode sexual atau pathogen untuk masyarakat
aseksual lainnya
2. Untuk mendapatkan pohon yang merupakan Persyaratan Tenaga dan Peralatan
kombinasi sifak terbaik dari masing-masing • Tenaga : Terampil dan sabar
pohon. • Ruang Laboratorium :
3. Untuk memperpendek waktu mencapai 1. Ruang Persiapan
kedewasaan 2. Ruang transfer/Ruang inokulasi
4. Untuk merejuvenil pohon tua melalui 3. Ruang Inkubasi/Kultur
penggunaan bahan muda dari pohon lain yang 4. Greenhouse
telah diimprove. Teknik yg digunakan dalam kultur jaringan: seedlings,
plantlets, somatic embryos
Batasan Istilah
9

PEMBAGUNAN HUTAN TANAMAN 3. Mewujudkan program pemerataan


pembangunan sekaligus menciptakan
Pengertian hutan tanaman lapangan kerja dan peluang berusaha
Hutan tanaman adalah hutan yang dalam proses 4. Keterbatasan hutan alam dalam mewujudkan
pembuatannya melalui penanaman target 1-3
Ciri Hutan Tanaman : Dasar Hukum Dan Tujuan Pembangunan HTI
a. Jarak tanam teratur Peraturan Pemerintah No. 7 tahun 1990 tentang
b. Stratum hampir seragam untuk hutan tanaman Pengusahaan Hutan Tanaman Industri (HPHTI),
seumur P.12/MENLHK-II/2015, Jo
c. Umumnya tanaman murni P.17/MENLHK/SETJEN/KUM.1/2/2017 tentang
Tipe Hutan Tanaman: PEMBANGUNAN HUTAN TANAMAN INDUSTRI
HT Konservasi, HT Rehabilitasi lahan Kritis, HT Rakyat, Dalam kebijakan tersebut dinyatakan: HPHTI adalah
HT Industri, HKm, Hutan Rakyat hak untuk mengusahakan hutan di dalam suatu
HTI diperlukan? kawasan hutan yang kegiatannya terdiri dari
• Kesadaran Pemerintah untuk mewujudkan penanaman, pemeliharaan, pemungutan, pengelolaan
kelestarian SDH sekaligus keberlanjutan peran hingga pemasaran
sosal ekonominya Tujuan HTI
• Sumbangan SDH dari hutan alam terhadap 1. Meningkatkan produktivitas, potensi dan kualitas
pembangunan nasional sangat signifikant selama kawasan hutan produksi yang tidak produktif
2 dekade (1967 – 1980-an) (rusak)
• Sisi negatif : banyak terjadi kerusakan hutan di 2. Memenuhi kebuthan bahan baku industri
sisi lain industri kayu telah dibangun besar- 3. Menunjang pengembangan industri hasil hutan
besaran guna meningkatkan nilai tambah dan devisa
• Tahun 1984 di Fakultas Kehutanan IPB diadakan 4. Memperbaiki mutu lingkungan hidup
lokakarya “Kini Menanam Esok Memanen” 5. Memperluas kesempatan usaha dan kesempatan
dihadiri seluruh komponen rimbawan usaha
• Kekhawatiran cukp rasional “ Asumsi produksi Prasyarat : Aspek-aspek yang harus dipertimbangkan
kayu hutan alam 47 juta m3/tahun, pertumbuhan sebelum membangun HTI
industri perkayuan nasional rata-rata 2 – 20 %, Berdasarkan IITO Polycy development No 4 tahun
maka akan terjadi defisit bahan baku pada tahun 1993 tentang ITTO Guide Line for Establishment and
1988/1989 sebesar 1,92 juta m3/tahun untuk Sustainable Management of Planted Tropical Forest,
kayu perukangan dan 0.7 juta m3/tahun untuk 1. Aspek lingkungan,
pulp dan kertas 2. Aspek Sosial Ekonomi
3. Aspek Institusi.
Konsepsi Pembangunan HTI di Indonesia Aspek Lingkungan
HTI: suatu hutan tanaman yang dibangun dalam Prinsip No 17:
rangka meningkatkan potensi dan kualitas hutan Penanaman pohon eksotik pada umumnya dapat
produksi dengan menerapkan silvikultur intensif untuk menyebabkan perubahan lingkungan fisik dan biologi
memenuhi kebutuhan bahan baku industri hasil hutan lokal. Perubahan ini berpotensi menguntungkan,
 Terjadi pergeseran kegiatan rehabilitasi kawasan merugikan atau keduanya.
hutan dari sekedar meningkatkan produktivitas Rekomendasi aksi No 13:
hutan yang telah rusak menjadi penyeimbang Lakukan kajian dampak lingkungan secara
pasokan dan kebutuhan bahan baku komprehensif dalam tahap perencanaan penanaman.
 Konsep Pembangunan HTI dilatarbelakangi 4 Dampak positif perlu di dorong dan secara simultan
faktor: meminimkan dampak negatifnya, sehingga akan
1. Komitment Indonesia untuk menjadi salah meningkatkan keuntungan dari jenis-jenis pohon yang
satu negara yang menguasai pasar kayu diusulkan untuk ditanam.
Internasional Prinsip No 18.
2. Mempertahankan sektor kehutanan sebagai Di berbagai kondisi lingkungan yang penting seperti
tulang punggung pembangunan Nasional daerah jurang, daerah tangkapan air dan Daerah
Aliran Sungai yang terdegradasi, pembangunan
10

penutupan hutan memberikan dampak positif baik 1. Prinsip 19 : Penggantian vegetasi alam
terhadap lingkungan, sosial dan ekonomi. dengan hutan tanaman akan mengubah
Pembangunan hutan tanaman yang didesign dan ekosistem yang ada, karena itu perlu
dikelola dengan baik juga akan memberikan dipertimbangkan aspek konservasi dan
perlindungan dan membantu stabilisasi dan restorasi sumber daya genetik serta resiko rusaknya
daerah-daerah fragil dan daerah yang terdegradasi. keragaman hayati.
Rekomendasi aksi No 14. 2. Prinsip 34 : Pemilihan jenis pohon harus
Lakukan penilaian program penanaman terhadap dilakukan secara seksama yang dapat
kondisi lingkungan seperti tersebut pada prinsip no. 18, beradaptasi dengan kondisi ekologi setempat
terutama terhadap fungsi lingkungannya, berikan 3. Prinsip 40 : Penyiapan Lapangan harus
justifikasi potensi keuntungan dari lingkungan tersebut. dilakukan secara tepat untuk memperbaiki
Penilaian juga diberikan terhadap kendala saat kondisi fisik tanah dan tidak merusak
kegiatan pemanenan yang akan datang, baik kendala lingkungan
teknis maupun alat yang akan digunakan terutama Prinsip 43 : Dalam Pemupukan harus dihindari
pada daerah-daerah yang sensitif. Penilaian terhadap penggunaan pupuk buatan/kimia untuk menghindari
biaya pemanennan dan nilai positif lingkungan juga pencemaran lingkungan
perlu dilakukan.
Kewajiban Pemegang SK HPHTI (PP No 7 1990)
Aspek Sosial Ekonomi 1. Membuat Rencana Karya Pengusahaan HTI
Prinsip No 22 selambat-lambatnya 18 bulan sejak SKHPHTI
Penanaman pohon dapat berdampak terhadap kondisi terbit
soaial dan ekonomi baik pada level nasional, regional 2. Membuat Rencana Karya Tahunan sesuai dengan
maupun lokal. Dampak ini dapat bersifat positif pedoman yang ditetapkan
maupun negatif. 3. Melaksanakan penataan batas areal kerjanya
Rekomendasi aksi No 18 4. Mengelola areal penguahaan HTI berdasar
Lakukan prosedur penilaian dampak sosial dan Rencana Karya serta mentaati segala ketentuan
ekonomi secara komprehensif dalam setiap tahap di bidang kehutanan yang berlaku
perencanaan penanaman. Tingkatkan perubahan 5. Membayar iuran HPHTI dan Iuran Hasil Hutan
dampak positive dan secara simultan minimkan atas hasil hutan yang dipungut dari areal kerjanya
dampak negatifnya, sehingga dapat meningkatkan 6. Selambat-lambatnya dalam jangka waktu lima
semua keuntungan pembangunan hutan tanaman tahun sejak terbitnya SKHPHTI, pemegang sudah
yang direncanakan untuk masyarakat. harus membuat tanaman sedikitnya
sepersepuluh dari luas areal yang diberikan.
Aspek Institusi 7. Selambat-lambatnya dalam jangka waktu 25
Prinsip No 23. tahun seluruh areal HPHTI yang dibrikan sudah
Untuk mencapai keberhasilan pada tingkat sosial, ditanamai
teknik dan ekonomi serta kelestarian lingkungan, 8. Segera menanam kembali setelah melakukan
program penanaman hutan harus didukung oleh penebangan sesuai ketentuan yang berlaku
institusi lokal dan nasional yang kuat untuk menjamin 9. Memerkerjakan secukupnya tenaga ahli
perencanaan yang terintegrasi, keterlibatan kehutanan yang memenuhi persyaratan menurut
masyarakat dan monitoring kelayakan ekonomi dan penilaian Menteri di bidang Perencanaan Hutan,
teknik dan performan semua kegiatan manajemen. Silvikultur dan Pengelolaan Hutan.
Rekomendasi aksi No 21.
Terapkan penguatan kelembagaan dan kembangkan Jenis Rencana HTI
prosedur partisipasi di semua level, terutama pada Rencana Karya Pengusahaan HTI (RKP-HTI)
level lokal untuk memperbaiki efisiensi dan kepakaran. Merupakan rencana pengelolan HTI jangka panjang
Prinsip perencanaan dalam kurun waktu tertentu, yang memuat rencana
• Pedoman bagi Pembangunan hutan tahapan pelaksanaan untuk jangka waktu lima tahun.
Tanaman Tropis Secara Lestari (ITTO, 1993) RKP-HTI harus memuat segala aspek pengusahaan
• Prinsip-Prinsip dalam Pembangunan Hutan hutan dan lingkungan dengan lingkup perencanaan
Tanaman Secara Lestari : yang komplek
11

Rencana Karya Tahunan HTI (RKT-HTI) 5) 2 (dua) kali kedalaman jurang dari tepi
Disusun berdasarkan RKP-HTI yang telah disyahkan. jurang;
RKT-HTI disyahkan sebelum kegiatan fisik di lapangan 6) 130 (seratus tiga puluh) kali selisih pasang
dilaksanakan tertinggi dan pasang terendah dari tepi pantai.
Persyaratan Areal IUPHHK-HTI f. Kriteria-6, Kawasan penyangga (buffer zone) hutan
• Kawasan hutan produksi tidak dibebani izin/hak, lindung dan/atau kawasan konservasi.
• Kawasan hutan produksi yang tidak produktif g. Kriteria-7, Kawasan Pelestarian Plasma Nutfah
Tata Ruang IUPHHK-HTI (KPPN).
Untuk mengoptimalkan fungsi produksi, dengan tetap h. Kriteria-8, Kawasan Perlindungan Satwa Liar (KPSL).
mempertimbangkan keseimbangan lingkungan dan i. Kriteria-9, Kawasan cagar budaya dan/atau ilmu
social pengetahuan.
Diperlukan identifikasi calon lokasi tentang: j. Kriteria-10, Kawasan rawan terhadap bencana alam.
1. Areal bekas tebangan yang masih ada tegakan k. Kriteria-11, Berdasarkan hasil identifikasi, areal
dipertahankan untuk kawasan perlindungan hutan alam tersebut memiliki karakterisitik
setempat dan kawasan lindung lainnya; sumberdaya hutan untuk diusahakan dengan sistem
2. Areal tidak berhutan/tidak produktif yang dapat silvikultur bukan THPB.
diusahakan;
3. Areal bekas tebangan yang masih ada tegakan Alokasi Pemanfaatan Tata Ruang
dan tidak dapat dihindari untuk diusahakan; 1. Areal tanaman pokok;
4. Areal yang telah digunakan tidak sesuai dengan 2. Areal tanaman kehidupan;
peruntukannya akan dikembalikan fungsinya; dan 3. Kawasan perlindungan setempat dan kawasan
5. Informasi lainnya yang berkaitan dengan keadaan lindung lainnya; dan
areal kerja antara lain sarana dan prasarana, 4. Kawasan Fungsi Lindung Ekosistem Gambut.
pemukiman, sawah, tegalan, ladang, perkebunan Sistem Silvikultur
dan tambang. 1. Sistem silvikultur pada areal tidak berhutan/tidak
11 Kriteria untuk Identifikasi calon lokasi IUPHHK-HTI: produktif yang dapat diusahakan dalam
a. Kriteria-1, Kawasan hutan yang mempunyai pembangunan hutan tanaman industri dilakukan
kelerengan, kepekaan jenis tanah dan intensitas curah dengan sistem silvikultur THPB.
hujan dengan skoring sama dengan dan/atau lebih 2. Dalam hal pada areal bekas tebangan yang masih
besar dari 175 (seratus tujuh puluh lima). ada tegakan dan tidak dapat dihindari untuk
b. Kriteria-2, Kawasan hutan dengan kelerengan lebih diusahakan dilakukan dengan sistem silvikultur
dari 40% (empat puluh perseratus) dan/atau dengan sesuai dengan karakteristik sumber daya hutan.
kelerengan lebih dari 15% (lima belas perseratus) 3. Penerapan multi sistem silvikultur atau MSS
untuk jenis tanah yang sangat peka terhadap erosi dilakukan gabungan antara areal tidak
yaitu regosol, litosol, organosol dan renzina. berhutan/tidak produktif dengan areal bekas
c. Kriteria-3, Kawasan hutan dengan ketinggian sama tebangan yang masih ada tegakan dan tidak
dengan atau lebih besar dari 2.000 (dua ribu) meter dapat dihindari berdasarkan kesesuaian dan
dari permukaan laut. karakteristik sumberdaya hutan, dan tujuan
d. Kriteria-4, Kawasan hutan dengan fungsi Ekosistem pengelolaannya.
Gambut sesuai dengan ketentuan peraturan Jenis tanaman untuk pemenuhan bahan baku
perundang-undangan. industri
e. Kriteria-5, Kawasan hutan dengan radius atau jarak 1. Pulp dan Kertas
sampai dengan: 2. Pertukangan
1) 500 (lima ratus) meter dari tepi waduk 3. Serat
atau danau; 4. Bioenergi
2) 200 (dua ratus) meter dari tepi mata air Pola Tanam
dan kiri kanan sungai di daerah rawa; 1. Murni
3) 100 (seratus) meter dari kiri kanan tepi 2. Campuran
sungai; Jenis pohon untuk HTI
4) 50 (lima puluh) meter dari kiri kanan tepi • Kayunya sesuai dengan kebutuha industri yang
anak sungai; akan dipasok
12

• Memiliki riap tinggi dan cepat tumbuh


• Dikuasai teknologi budidayanya
• Kesesuaian dengan tempat tumbuhnya (iklim,
tipe tanah, kesuburan
Tahap kegiatan pembangunan HTI
1. Perencanaan (penetapan areal, pembagian lahan,
penilaian kesesuaian lahan, penataan areal,
pembukaan wilayah, pembentukan organisasi
dan pengadaan tenaga)
2. Persiapan (pengadaan benih dan bibit)
3. Penanaman (persiapan lahan, pengangkutan bibit,
waktu penanaman)
4. Pemeliharaan (pemupukan [dasar dan lanjutan],
penyulaman, pendangiran, penyiangan,
pemangkasan cabang, penjarangan)
5. Perlindungan hutan (pengendalian hamadan
penyakit, kebakaran, dan pengamanan hutan)
6. Pembinaan msyarakat desa
7. Penelitian dan diklat
8. Evaluasi dan monitoring
Konsep dan teknik silvikultur intensif Teknik silin
Pentingnya silin Manipulasi Tempat Tumbuh dan Lingkungan
 Pertambahan populasi penduduk Cahaya
memerlukan tambahan sandang, papan dan Tanah : Sifat Fisik , Kimia, Biologi
pangan Pengendalian Hama dan Penyakit Terpadu
 Industri berbasis kayu semakin berkembnag  Metode Fisik
 Pasokan dari hutan Alam semakin menurun,  Metode Kimia
pasokan ke industri 6.437.684,54 m3 dari  Metode Biologi
hutan rakyat 6 11.990,81 m3.  Metode Silvikultur
 Bahan baku dari HTI mencapai 20.614.208,77 penerapan silvikultur intensif
m3 Impor 104.431,31 m3 1. Tebang Pilih Permudaan Buatan
 Riap tegakan yang ada masih rendah 2. Tebang Pilih Tanam Indonesia,
Hutan tropis: kesuburan tanah yang semu 3. Tebang Pilih Tanam Jalur,
Permasalahan tapak hutan tropis 4. Tebang Tanam Jalur
5. Tebang Pilih Permudaan Buatan pada Hutan
Rakyat
6. Tebang dan Tanam Rumpang
7. Tebang Habis dengan Permudaan Buatan
8. Tebang Habis Permudaan Buatan pada Hutan
Tanaman Industri

Persemaian tanaman hutan


Persemaian
Suatu areal pemeliharaan bibit yang lokasinya tetap
Konsep silin atau sementara dan dibangun dengan penataan tang
rapi & teratur yang berkaitan dengan kegiatan
pengutanan kembali areal tanah kosong atau hutan
rusak

Pembibitan
13

Kegiatan dimana biji atau bibit yang berasal dari hutan • Berdasarkan luas areal rencana penanaman
dan atau kebun benih dikumpulkan dan dipelihara di tambah 20 % untuk sulaman
pada suatu lokasi yang tertata dengan baik • Perlu ditetapkan jarak tanam
Tipe persemaian • Luas areal/jarak tanam
A. Sementara • + 20 %
Digunakan hanya beberapa kali produksi (1 – 3 tahun)
Lokasi berpindah-pindah Kebutuhan benih
A. Tetap
Digunakan dalam jangka panjang (10 – 15 tahun)
Lokasi tetap
Tipe Keuntungan Kerugian
persemaian
Sementara -Keadaan ekologi mendekati -Biaya produksi
keadaan lapang mahal
-Biaya angkut murah -Tenaga terampil
-Pemeliharaan tanah tidak kurang
kontinyu
Tetap/perma -Pengolahan media dapat -Investasi awal Kebutuhan bedeng sapih
nen secara mekanis besar
Tergantung ukuran polybag, ukuran bedeng & jumlah
-Pemeliharaan tanah dapat -Biaya angkut
dengan rotasi tanaman bawah mahal bibit yang akan diproduksi
-Pengawasan lebih efisien • Ukuran bedeng 5m x 1m
-Pengembangan teknologi • Ukuran polybag 10cm x 15cm, diameter 
mudah
6cm
-Tertib administrasi lebih baik
• Kebutuhan bedeng 20000/1389 = 14,4 15
Mengapa Persemaian itu Penting dan Apa Perannya?
 Membangun hutan perlu Modal Besar, dan
Waktu Lama
 Banyak Benih yang ukurannya Kecil
 Daya Kecambah rendah
Peranan persemaian
 Memproduksi bibit berkualitas & tepat waktu Syarat lokasi persemaian (tanah kering)
 Memelihara bibit yang berasal dari benih kecil 1. dekat sumber tenaga kerja
 Meningkatkan kualitas hutan yang dibangun 2. topografi datar, maks 15 %
Genetik dan lingkungan menentukan bibit yang 3. aksesibilitas baik
berkualitas 4. tanah subur, drainase baik
Perbaikan genetik : pemuliaan, pohon plus 5. dekat dengan sumber air tawar yang cukup
Perbaikan lingkungan : media tumbuh, nutrisi, air, sepanjang tahun
cahaya, mikroorganisme Syarat lokasi persemaian (mangrove)
Kualitas Bibit tergantung pada: 1. dekat sumber tenaga kerja
1. Kualitas Benih 2. tidak relatif padat
2. Kemampuan memproduksi akar secara cepat 3. dekat pasang surut air laut
3. Kecepatan bibit menancap di tanah dan memulai 4. akumulasi garam tidak terlalu tinggi
tumbuh setelah di tanam di lapangan 5. bebas ombak, angin kencang & banjir
4. Akar berkembang dengan baik 6. aksesibilitas bagus
5. Diameter pangkal batang 7. dekat sumber benih & areal penanaman
6. Perbandingan Pucuk:Akar Pengukuran, pemetaan & pembuatan lay out
7. Cadangan Karbohidrat 1. pemancangan batas
8. Kandungan Nutrisi 2. pemagaran lapangan
9. Simbiosis Mikoriza dan Rhizobium 3. pembersihan lapangan
Berapa luas persemaian yang harus dibuat? 4. pengukuran lapangan
Perencanaan persemaian 5. pemetaan
• Kebutuhan bibit 6. pembuatan lay out
14

Wadah Keunggulan Kerugian


Tata waktu pembuatan bibit media
1. Jenis yang akan ditanam
Polybag Murah Mencemari lingkungan
2. Waktu penanaman Ringan Mudah Sulit terdekomposisi
3. Menyusun urutan proses kegiatan didapat Saat menanam harus
4. Membuat jadwal dibuka

Pot Praktis Jika bahan kurang tepat


organik Sekaligus sebagai ada serangan rayap
pupuk
Mudah diproduksi

Metode reproduksi
Generatif: biji
Vegetatif: stek, cangkok, grafting, kultur jaringan
metode kelebihan Kekurangan
reproduksi

generatif -Mudah -keturunan tidak sama dengan


3 hal yang harus dipersiapkan -Murah induknya
1. Bedengan -tidak semua pohon menghasilkan biji
2. Media dan wadahnya sepanjang tahun

3. Metode reproduksi benih (generatif dan vegetatif keturunan -tidak semua jenis pohon dapat
vegetatif) sama dilakukan pembiakan vegetatif
Bendengan dengan -perlu ketrampilan tinggi
induknya -lebih mahal
• Bedeng tabur
• Bedeng sapih Reproduksi bibit secara generatif
1. Shading area Sifat benih kehutanan: ortodok (butuh dormansi) dan
2. Open area rekalsitran yang mempengaruhi proses
Media dan wadahnya perkecambahan benih
1. Media Tabur Faktor yg memperngaruhi perkecambahan
Syarat : Bebas penyakit, Porous Faktor dalam
2. Media Sapih Dormansi :
Syarat : Subur, Porous, Kompak, Ringan, Bebas a) Fisiologis
penyakit, Tidak Beracun b) Kulit biji
Pengayaan nutrisi pada media Faktor luar
Pupuk c) Kelembaban
• P (TSP) d) Suhu
• N (NPK, UREA) e) Oksigen
• K (KCl) f) Cahaya
• Cl (KCl) g) Faktor lain
Kompos Proses perkecambahan
Pupuk biologi : mikoriza 1. Imbibisi (masuknya air ke jaringan benih)
Peranan Mikoriza untuk Pertumbuhan Tanaman 2. Pembelahan & pembesaran sel
1. Meningkatkan Penyerapan Hara 3. Aktivasi enzim
2. Meningkatkan Penyerapan Air di daerah 4. Hidrolisa karbohidrat, lemak & pati (di
kering endosprema)
3. Meningkatkan ketahanan terhadap Penyakit 5. Peningkatan respirasi
4. Meningkatkan Pertumbuhan dan kesehatan 6. Peningkatan pembelahan & pembesaran sel
tanaman 7. Diferensiasi jaringan & organ
8. Perkecambahan sempurna
15

Metode pematahan dormansi benih


Tipe dormansi Metode pematahan Seleksi dan pengepakan bibit
Kriteria umum
Fisiologis -Rendam dalam hormon tertentu
1. Bibit sehat
-Simpan dalam suhu dingin
2. Batang lurus
Kulit biji -Rendam dalam air panas 80 derajat c 3. Tinggi minimal 30 cm
dilanjutkan dalam air dingin 24 jam
4. Media kompak
-Rendam dalam asam sulfat 10 menit
-Disanggari 5. Batang sudah berkayu
-Dibakar

Pengecambahan benih Transportasi bibit


• Di kecambahkan pada bedeng tabur atau bak Pengiriman bibit siap tanam dari persemaian ke lokasi
tabur penanaman
• Kedalaman pengecambahan tergantung 1. Dari persemaian ke lokasi penanaman
jenisnya 2. Distribusi bibit ke petak tanam

Rh. mucronata Kedalaman kurang lebih 7 cm


Metode transportasi ditentukan berdasarkan :
Rh. apiculata Kedalaman kurang lebih 5 cm 1. Metode produksi bibit (polybag, akar
telanjang)
B. gymnorrhiza Kedalaman kurang lebih 5 cm 2. Prasarana & kondisi jalan (darat, air,
udara)
C. tagal Kedalaman kurang lebih 5 cm 3. Jarak angkut
4. Kendaraan pengangkut
S. alba Kedalaman kurang lebih setengah dari
panjang benih (0.5 cm) Metode transportasi yg baik
1. Kerusakan & kematian bibit rendah
A. marina Kedalaman kurang lebih 1/3 dari 2. Praktis & mudah
panjang benih
3. Biaya murah
X. granatum Kedalaman sampai radikel terbenam
Untuk menghindari pengaruh negatif proses
transportasi bibit, perlu diketahui
Penyapihan benih 1. Kerusakan media yang dipengaruhi oleh :
Waktu  Jenis & komposisi media
Pagi : 06.00 – 08.00  Tingkat kebasahan media
Sore : 16.00 – 18.00  Teknik seleksi & pengepakan
Teknik  Teknik bongkar muat
Dengan bantuan alat pencukil dari kayu atau bambu  Tingkat goncangan
2. Batang bibit patah
Penataan di shading area dan open area 3. Tingkat kelayuan, yang dipengaruhi oleh :
pembiakan vegetatif: cangkok  Jenis tanaman
1. Menyiapkan tanaman yang akan dicangkok.  Tingkat kebasahan media atau bibit
2. Memilih batang tanaman yang kuat,  Sengatan panas matahari
berkualitas unggul dan tidak terlalu muda  Tiupan angin kencang
atau terlalu tua  Tingkat kerusakan media
3. Membuat dua buah keratin melingkar pada Administrasi persemaian
daerah tunas dengan pisau Tertib adm. -> kelancaran pekerjaan
4. Mengupas/menyayat kulit batang 4-5 cm • Daftar sarana & prasarana
hingga bagian cambium hilang • Daftar persediaan bahan
Pemeliharaan persemaian • Daftar kemajuan kegiatan pekerjaan
1. Penyiraman • Laporan mutasi bibit
2. Pemupukan • Laporan gabungan mutasi bibit
3. Penyiangan • Laporan persediaan bibit
4. Pemberantasan hama & penyakit • Laporan gabungan persediaan bibit
5. Penjarangan

Anda mungkin juga menyukai