Anda di halaman 1dari 31

LAPORAN ORIENTASI LAPANGAN

DIKLAT PENINGKATAN KOMPETENSI PENYULUH PERTANIAN


PROVINSI DAN KABUPATEN/KOTA
SE PROVINSI JAMBI

LOKUS
BALAI BESAR PELATIHAN PERTANIAN LEMBANG
Disusun Oleh : KELOMPOK 2
KETUA : Atmahendra, SP
SEKRETARI : Dicky Pratama, S.TP
MODERATOR : Sunarsih, A.md
ANGGOTA :
1. Muftahrudin
2. Jamil, S.PKP
3. Sahmalyadi
4. Andy Santoso
5. Muhammad Irvani
6. Ashari, Amd
7. Halasson Sri Mai Nababan, SP
8. Dame Gelismey Sianipar
9. Mitaria, Sp
10. Rosdiana, SP
11. Yusniamar, S.PKP
12. Liza Damayanti, S.TP

Pembimbing
ISMAIL BUHARI, SE, ME

BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA


PROVINSI JAMBI
TAHUN 2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkat rahmat dan
ridho-Nya Kelompok 2 selaku peserta Pelatihan Peningkatan Kompetensi
Penyuluh Pertanian Provinsi dan Kabupaten/Kota se Provinsi Jambi Tahun 2019
dapat menyelesaikan Laporan Observasi Lapangan (OL).

Ucapan terima kasih yang sebesar–besarnya kepada pihak-pihak yang


telah mendukung dan membantu dalam menyelesaikan Laporan Orientasi
Lapangan

Penulis menyadari bahwa Laporan Orientasi Lapangan ini masih memiliki


kekurangan baik dari segi teknik penulisan maupun substansinya. Untuk itu,
penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya membangun dalam
rangka penyempurnaan laporan ini. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kita
semua.

Lembang, 17 September 2019


Penulis

KELOMPOK I
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Berdasarkan amanah Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang
Aparatur Sipil Negara, bahwa Aparatur Sipil Negara (ASN) harus
meningkatkan kompetensi, kinerja atau produktifitas kerja dan integritas.
Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Provinsi Jambi sebagai
penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan peningkatan kompetensi ASN,
untuk mengembangkan kompetensi Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL)
Provinsi dan Kabupaten/Kota se Provinsi Jambi melalui Pelatihan
Peningkatan Kompetensi Penyuluh Pertanian dan salah satu mata diklat dari
melakukan Observasi lapangan (OL) ke Best Practice.
Kegiatan Observasi Lapangan merupakan bagian integral dari
program kurikuler Diklat ini. Kegiatan ini merupakan penerapan dari materi
pembelajaran melalui upaya identifikasi, adopsi dan adaptasi untuk
mengimplementasikan hasil pengamatan dari lokasi Observasi Lapangan di
Instansi tempat bekerja masing-masing. Observasi Lapangan merupakan
upaya yang dilakukan untuk melihat posisi suatu kegiatan di tempat lain
dengan mencoba mengukur dan membandingkan kegiatan di organisasinya
sendiri dengan organisasi yang lainnya, sehingga dapat diperoleh kualitas
kinerja yang lebih unggul dan kompetitif.
Melalui kegiatan Observasi Lapangan, peserta diklat akan dapat
melihat sejauh mana teori ilmu pengetahuan yang diperoleh di kelas dapat
diterapkan dan diimplementasikan dalam melaksanakan tugas-tugas
pemerintahan dan pembangunan serta pelayanan publik.
Berpedoman pada ketentuan maka Badan Pengembangan Sumber
Daya Manusia (BPSDM) Provinsi Jambi pada pelaksanaan Pelatihan
Peningkatan Kompetensi Penyuluh Pertanian Tahun 2019, melaksanakan
agenda diklat yaitu Observasi Lapangan ke best practice dengan lokus di
Balai Besar Pelatihan Pertanian Lembang Kab. Bandung Barat Provinsi
Jawa Barat yang dilaksanakan selama 4 (empat) hari kerja dari tanggal 16
September sampai dengan 19 September 2019.
Pelaksanaan Observasi ke Best Practice diharapkan selain mampu
mengidentifikasi Inovasi pada masing-masing lokus juga diharapkan dapat
memahami Konsep teori dalam pengidentifikasian Inovasi yang telah
dilaksanakan pada masing-masing Lokus.

1.2. Tujuan

Tujuan Observasi Lapangan (OL) secara umum adalah agar peserta


mampu mengadopsi dan mengadaptasi best practice dengan
mengidentifikasi best practice pengelolaan kegiatan, mengadopsi dan
mengadaptasi best practice dari Sistem Pertanian Hidroponik di BBPP
Lembang.
Secara khusus tujuan Observasi Lapangan (OL) di BBPP Lembang
adalah:
1. Mengenal lebih dekat pelaksanaan system pertanian hidroponik BBPP
Lembang
2. Mengindentifikasi best practice di tempat yang dikunjungi sebagai
sumber inspirasi,
3. Melihat keberhasilan penerapan inovasi yang dicapai,
4. Menganalisa best practise untuk diadopsi dan dimodifikasi pada instansi
asal setelah pelaksanaan pelatihan

1.3. Manfaat

Manfaat Observasi ke best practice adalah untuk meningkatkan


kemampuan peserta Diklat Penyuluh Pertanian mengadopsi dan
mengadaptasi keunggulan yang memiliki best practice dalam pengelolaan
kegiatan.
Manfaat Observasi Lapangan ke best practice secara khusus adalah:
1. Dapat mengadopsi/adaptasi aspek pelaksanaan kegiatan, inovasi, dan
hambatan pada instansi yang dikunjungi,
2. Teridentifikasinya best practice di tempat yang dikunjungi sebagi
sumber inspirasi,
3. Mendiskipsikan keberhasilan yang dicapai best practise yang
dikunjungi, dan
4. Mendiskripsikan best practise untuk diadopsi/diadaptasi.
BAB II
DESKRIPSI LOKUS

2.1 Gambaran Umum BBPP Lembang


Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang berdiri sejak tahun 1962, yang
pada awalnya bernama Pusat Latihan Pertanian (PLP) milik Pemda
Provinsi Jawa Barat. Kemudian pada tanggal 28 Januari 1978 berdasarkan
SK Menteri Pertanian No. 52/Kpts/Org/1/1978 pengelolaannya diambil
alih oleh Badan Pendidikan dan Latihan Penyuluhan Pertanian dan
berubah menjadi Balai Latihan Pegawai Pertanian (BLPP) Kayuambon
dengan tingkatan Eselonering IIIB meliputi wilayah kerja Jawa Barat
Bagian Timur dan DKI Jakarta.

Pada tahun 2000, dengan keluarnya SK Menteri Pertanian nomor


84/Kpts/OT.210/2/2000, tanggal 29 Januari 2000 berubah menjadi Balai
Diklat Pertanian (BDP) Lembang. Dengan keluarnya SK Mentan Nomor:
355/Kpts/OT.210/5/2002, tanggal 8 Mei 2002 BDP mendapatkan kenaikan
Eselon menjadi IIIA dan berganti nama menjadi Balai Diklat Agribisnis
Hortikultura (BDAH). Dengan adanya perkembangan IPTEK dan era
globalisasi serta kebutuhan dari wilayah binaan yang semakin kompleks
secara nasional, berdasarkan SK Mentan No. 487/Kpts/OT.160/10/2003
tanggal 14 Oktober 2003 BDAH Lembang berkembang menjadi tingkatan
Eselon II dengan nama Balai Besar Diklat Agribisnis Hortikultura
(BBDAH) yang mempunyai tugas melaksanakan diklat keahlian dan
pengembangan teknik diklat dibidang Agribisnis hortikultura dalam
rangka peningkatan kualitas sumberdaya manusia pertanian.

Dalam rangka meningkatkan daya guna dan hasil guna pelaksanaan


pelatihan di bidang pertanian, dilakukan penataan kembali Organisasi dan
Tata Kerja dengan perubahan nama lembaga menjadi Balai Besar
Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang berdasarkan Peraturan Mentan No.
15/Permentan/OT.140/2/2007 dengan tugas melaksanakan dan
mengembangkan teknik pelatihan teknis, fungsional dan kewirausahaan di
bidang pertanian bagi aparatur dan non aparatur pertanian. Kini, dengan
adanya Peraturan baru Menteri Pertanian tentang Susunan Organisasi dan
Tata Kerja BBPP Lembang, melalui Peraturan Menteri Pertanian No.
101/Permentan/OT.140/10/2013 tanggal 9 Oktober 2013, bahwa tugas
BBPP Lembang yaitu melaksanakan pelatihan fungsional bagi aparatur,
pelatihan teknis dan profesi, mengembangkan model dan teknik pelatihan
fungsional dan teknis di bidang pertanian bagi aparatur dan non aparatur
pertanian.

2.1.1 TUGAS POKOK BBPP LEMBANG

Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor:


101/Permentan/OT.140/10/2013 tanggal 9 Oktober 2013 tentang Organisasi
dan Tata Kerja Balai Besar Pelatihan Pertanian Lembang, mempunyai tugas
melaksanakan pelatihan fungsional bagi aparatur, pelatihan teknis dan
profesi, mengembangkan model dan teknik pelatihan fungsional dan teknis
di bidang pertanian bagi aparatur dan non aparatur pertanian

2.1.2 FUNGSI BBPP LEMBANG


 Penyusunan program, rencana kerja, anggaran, dan pelaksanaan
kerjasama;
 Pelaksanaan identifikasi kebutuhan pelatihan;

 Pelaksanaan penyusunan bahan Standar Kompetensi Kerja (SKK) di


bidang pertanian;

 Pelaksanaan pelatihan fungsional di bidang pertanian bagi aparatur;

 Pelaksanaan pelatihan teknis di bidang hortikultura;

 Pelaksanaan pelatihan profesi di bidang hortikultura bagi aparatur dan non


aparatur;

 Pelaksanaan uji kompetensi di bidang pertanian;

 Pelaksanaan penyusunan paket pembelajaran dan media pelatihan


fungsional dan teknis di bidang pertanian;
 Pelaksanaan pengembangan model dan teknik pelatihan fungsional dan
teknis di bidang hortikultura;

 Pelaksanaan pengembangan kelembagaan pelatihan pertanian swadaya;

 Pelaksanaan pemberian konsultasi di bidang pertanian;

 Pelaksanaan bimbingan lanjutan pelatihan di bidang pertanian bagi


aparatur dan non aparatur;

 Pelaksanaan pemberian pelayanan penyelenggaraan pelatihan fungsional


bagi aparatur, pelatihan teknis dan profesi, pengembangan model dan
teknik pelatihan fungsional dan teknis di bidang pertanian bagi aparatur
dan non aparatur pertanian;

 Pengelolaan unit inkubator usaha tani;

 Pelaksanaan pemantauan dan evaluasi pelatihan di bidang pertanian;

 Pelaksanaan pengelolaan data dan informasi pelatihan serta pelaporan;

 Pelaksanaan pengelolaan sarana teknis;

 Pengelolaan urusan kepegawaian, keuangan, rumah tangga, perlengkapan,


dan instalasi BBPP Lembang.
STRUKTUR ORGANISASI
Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang
Berdasarkan Keputusan Menteri Pertanian Nomor:
101/Permentan/OT.140/10/2013
VISI DAN MISI BBPP LEMBANG

VISI
“Menjadi pusat keunggulan dalam menghasilkan SDM pertanian yang
profesional, mandiri dan berdaya saing tahun 2019”.

MISI

Untuk mewujudkan visi, Balai Besar Pelatihan Pertanian Lembang menetapkan


misi sebagai berikut:
1. Meningkatkan mutu program, kerjasama, evaluasi dan pelaporan pelatihan
pertanian.
2. Meningkatkan mutu penyelenggaraan pelatihan pertanian.
3. Meningkatkan mutu pelayanan kepegawaian dan rumahtangga, keuangan,
perlengkapan dan instalasi BBPP Lembang.
JENIS KEGIATAN YANG DILAKSANAKAN DI BBPP LEMBANG,
ANTARA LAIN:

 Pelatihan teknis dan fungsional di bidang pertanian. Sebelas pelatihan diantaranya


telah terakreditasi Lembaga Administrasi Negara (LAN), yaitu: Agribisnis
Hortikultura, Pasca Panen dan Pengolahan Hasil (Hortikultura), Kultur Jaringan
(Hortikultura), Sistem Jaminan Mutu (HACCP) (Hortikultura), Metodologi
Penyuluhan Pertanian Partisipatif (MP3), Budidaya Krisan, Budidaya Cabai
Merah, Pengolahan Hasil, Diklat Alih Kelompok Penyuluh Pertanian, Diklat
Dasar Penyuluh Pertanian Ahli, dan Diklat Dasar Penyuluh Pertanian Terampil.

 Pelatihan teknis dan kewirausahaan di bidang pertanian bagi non aparatur


pertanian.

 Pelatihan jejaring petani hortikultura tingkat ASEAN.

 Pengembangan kelembagaan usaha tani (PIA, P4S, LM3, PUAP).

 Kerjasama/kemitraan dengan dalam dan luar negeri seperti : Ditjen Horti, Sekjen
Kementan, PEMDA Provinsi/Kabuapaten, JICA Jepang, Afghanistan, dll.

 Peningkatan peran dan produktivitas instalasi agribisnis.


BAB III
HASIL OBSERVASI LAPANGAN

Hidroponik adalah budidaya menanam dengan memanfaatkan air tanpa


menggunakan tanah dengan menekankan pada pemenuhan kebutuhan nutrisi bagi
tanaman. Kebutuhan air pada hidroponik lebih sedikit daripada kebutuhan air pada
budidaya dengan tanah. Hidroponik menggunakan air yang lebih efisien, jadi cocok
diterapkan pada daerah yang memiliki pasokan air yang terbatas.

Keunggulan

 Tanaman mudah diperbaharui tanpa tergantung kondisi lahan dan musim


 Pertumbuhan dan kualitas panen dapat diatur
 Hemat tenaga kerja - Produk bersih dan lebih higienis
 Hemat air dan pupuk (aman untuk kelestarian lingkungan)
 Masa tanam lebih singkat
 Biaya operasional murah

Kelemahan

 Biaya investasi awal lebih mahal


 Sangat dipengaruhi oleh konsentrasi dan komposisi pupuk, pH, dan suhu
Macam-macam

a. Sistem Aeroponik

Aeroponik adalah memberdayakan udara atau bercocok tanam di udara.


Sebenarnya aeroponik merupakan suatu tipe hidroponik (memberdayakan
air) karena air yang berisi larutan hara disemburkan dalam bentuk kabut
hingga mengenai akar tanaman.

b. Sistem NFT (Nutrien Film Tecnique)

yaitu Tanaman di budidayakan di atas saluran yang di aliri larutan +/- 2


mm dimana akar tanaman selalu terendam dalam larutan nutrisi dan nutrisi
ini di kumpulkan kembali ke bak penampung
c. Sistem Irigasi Tetes

yaitu tanaman yang diberi nutrisi dan disesuaikan dengan keperluan


tanaman.Untuk skala hoby, kita hanya cukup menyiram saja sehari 5x.

d. Sistem DFT

adalah salah satu metode pengairan yang dipakai untuk tanaman


hidroponik, caranya adalah dengan meletakkan akar tanaman di lapisan air
dengan kedalaman 4 sampai dengan 6 cm.
e. Sistem Wick

Wick System adalah sistem hidroponik yang hanya membutuhkan sumbu


yang dapat menghubungkan antara larutan nutrisi pada bak penampung
dengan media tanam
BAB IV
ADOPSI DAN PENERAPAN INOVASI

4.1. Adopsi Inovasi

Berdasarkan hasil pengamatan dan kajian yang ada di Balai Besar


Pelatihan Pertanian Lembang, dapat kami simpulkan rencana peningkatan
Adopsi Inovasi tenaga Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) sebagai
berikut :
1. Penyuluh dapat mengaplikasikan Teknologi Budidaya secara
Hidroponik.
2. Penyuluh dapat melakukan transfer informasi hasil dari Observasi
Lapangan Teknologi Budidaya secara Hidroponik.
3. Penyuluh dapat meningkatkan pengetahuan petani Teknologi Budidaya
secara Hidroponik.

4.2. Penerapan Inovasi.

Berdasarkan hasil pengamatan dan kajian yang ada di Balai Besar


Pelatihan Pertanian Lembang, dapat kami simpulkan rencana penerapan
Inovasi tenaga Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) sebagai berikut :
1. Penyuluh dapat menerapkan Teknologi Budidaya secara Hidroponik
di Balai Penyuluhan Pertanian
2. Penyuluh dapat menerapkan Teknologi Budidaya secara Hidroponik
di wilayah binaan.
3. Penyuluh dapat menerapkan Teknologi Budidaya secara Hidroponik
di masyarakat.
BAB V
PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Penyuluh Pertanian Lapangan dalam melaksanakan tugas pokoknya,


membuat beberapa inovasi yang dapat mengelola berbagai sumberdaya
secara efektif dan efisien untuk menyelesaikan berbagai tantangan
menggunakan solusi inovatif, terintegrasi, dan berkelanjutan untuk
menjadikan Penyuluh Pertanian yang dapat meningkatkan kualitas hidup
Petani.

Berdasarkan hasil Observasi Lapangan (OL) di Balai Besar Pelatihan


Pertanian Lembang Kabupaten Bandung Barat, dapat disimpulkan
beberapa hal sebagai berikut:
a. Penerapan inovasi Teknologi Budidaya secara Hidroponik telah
memberikan hasil dan manfaat yang sangat besar bagi Penyululuh
Pertanian Lapangan.
b. Penerapan inovasi Teknologi Budidaya secara Hidroponik sebagai
tindak lanjut atas visi misi untuk meningkatkan pengetahuan Penyuluh
Pertanian Lapangan, yang penerapannya ke seluruh unsur di Wilayah
Binaan.
c. Nilai yang ditawarkan dalam Inovasi, yaitu :
1) Meningkatkan ekonomi
2) Meningkatkan Estetika
3) Meningkatkan Pengetahuan
4) Meningkatkan Sosial
d. Bentuk-bentuk produk inovasi Teknologi Budidaya secara Hidroponik
yang telah diterapkan dengan baik :
1) System Aeroponik
2) System NFT
3) System DFT
4) System wick
e. Keberhasilan inovasi Teknologi Budidaya secara Hidroponik di dukung
oleh :
1) Pelaku Usaha dan pelaku Utama
2) Penyuluh Pertanian
3) Pemerintah
4) Swasta sebagai mitra kerja

3.2. Saran
Inovasi yang kita lihat dan peroleh adalah tentang sebuah inovasi
Teknologi Budidaya secara Hidroponik dengan manfaat potensi sumber
daya alam yang ada disekitar kita dan memperhatikan orientasi usaha yang
mengarah kearah komersil atau pribadi dimana orientasi komersil harus
memperhatikan peluang pasar.
LEMBAR PENGESAHAN
PAPARAN SEMINAR BENCHMARKING
DIKLAT PIM IV ANGKATAN XIII KELOMPOK I TAHUN 2019
KABUPATEN SAROLANGUN

LOCUS

BADAN KEPEGAWAIAN, PENDIDIKAN DAN PELATIHAN DAERAH


KABUPATEN CIANJUR

Telah diseminarkan pada Tanggal 28 maret 2019


Bertempat di Aula Hotel Alam Asri Cipanas Kabupaten Cianjur
Nama – nama Kelompok I :

1. Azra’i, S.Ag 1_________________


1. Azhari, ST 2._________________
2. Harnoko, SH 3_________________
3. Antoni Subagio, S.Pd.I 4__________________
4. Aryadi. T, S.KM 5_________________
5. Nursidik, SE 6__________________ o

6. Imelda Fitri, SE 7_________________


7. Murniati, SE.I 8__________________
8. Rulriyadi, SE 9_________________
9. Rahmayati, SH 10_________________

Mengetahui, Disetujui,
Kepala BKPSDM Kab. Sarolangun Pembimbing

H. A. Waldi Bakri, S.IP, S.Sos, M.M Ir. Asnofidal, M.M


NIP.19681123 199002 1 001 NIP.19631106 198993 1 003
FOTO DOKUMENTASI KEGIATAN DI LOKUS :
Aplikasi Secoki
Perbup Penegakan Disiplin PNS
Perbup Tunjangan Kinerja Daerah
Perbup Kode Etik PNS
LAPORAN BENCHMARKING

DIKLAT KEPEMIMPINAN TK IV ANGKATAN XIII


KABUPATEN SAROLANGUN
PROVINSI JAMBI TAHUN 2019

LOCUS
BADAN KEPEGAWAIAN, PENDIDIKAN DAN PELATIHAN DAERAH
PEMERINTAH KABUPATEN CIANJUR

Disusun Oleh : KELOMPOK I

KETUA : AZRA’I, S.Ag


SEKRETARIS : MURNIATI, SE.I
OPERATOR : NURSIDIK, SE
PENYAJI : AZHARI, ST
MODERATOR : ANTONI SUBAGIO, S.Pd.I
ANGGOTA :
13. HARMOKO, SH
14. IMELDA FITRI, SE
15. RAHMAYATI, SH
16. RULRIYADI, SE
17. ARIYADI. T, S.KM

Pembimbing
Ir. ASNOFIDAL, MM

TAHUN 2019
ANGUNAN DAERAH
KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR
DISUSUN OLEH :

NAMA : M. FURKAN, SE
NDH : 27
INSTANSI : BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR

DIKLAT KEPEMIMPINAN TINGKAT IV ANGKATAN IX


BADAN KEPEGAWAIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA
MANUSIA KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR
2018
EK PERUBAHAN
PENINGKATAN PERUMUSAN KEBIJAKAN PERENCANAAN
PEMBANGUNAN DAERAH MELALUI PENGOLAHAN DATA PADA
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR

DISUSUN OLEH :

NAMA : M. FURKAN, SE
NDH : 27
INSTANSI : BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR

DIKLAT KEPEMIMPINAN TINGKAT IV ANGKATAN IX


BADAN KEPEGAWAIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA
MANUSIA KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR
2018
Laporan BenchMarking To Best Practice 2

Anda mungkin juga menyukai