BAB 12 Aspek Keperilakuan Pada Pengambilan Keputusan Dan para Pengambil Keputusan
BAB 12 Aspek Keperilakuan Pada Pengambilan Keputusan Dan para Pengambil Keputusan
Pengambilan keputusan dapat diartikan sebagai proses memikirkan, mengelola, dan memecahkan
masalah. Dalam organisasi, pengambilan keputusan merupakan proses memilih diantara berbagai
alternative tindakan yang akan berdampak di masa depan. Berikut ini langkah-langkah dalam
pengambilan keputusan, yaitu :
Motif kesadaran sangat penting dalam proses pengambilan keputusan karena merupakan sumber
dari proses berfikir. Terdapat 2 faktor penting dari motif kesadaran, yaitu :
1. Rasional Terbatas
Pengurutan alternative sangat penting dalam menentukan alternative yang dipilih. Jika
pengambilan keputusan sedang melakukan optimasi, maka semua alternative dicantumkan
dlam hierarki utama preferensi.
2. Intuisi
Para pakar tidak mengasumsikan bahwa pengambilan keputusan intuitif merupakan
sesuatu yang tidak rasional atau tidak efektif. Pengambila ikeputusan intuitif kemungkinan
dapat diambil dalam kondisi :
a) Bila ada ketidakpastian dalam tingkat yang tinggi
b) Bila hanya sedikit preseden untuk diikuti
c) Bila variable-variabel dapat diramalkan secara ilmiah
d) Bila fakta terbatas
e) Bila fakta tidak dengan jelas menunjukkan jalan yang diikuti
f) Bila data analitis guna berguna
g) Bila terdapat beberapa penyelesaian alternative yang masuk akal untuk dipilih,
dengan argument yang baik untuk masing-masing alternative
h) Bila waktu terbatas da nada tekanan untuk segera mengambil keputusan yang tepat
3. Identifikasi Masalah
Masalah-masalah yang tampak cenderung memiliki kemungkinan terpilih yang lebih tinggi
dengan masalah-masalah yang penting. Hal ini didasarkan karenamudah untuk mengenali
maslah-masalah yang tampak(visible) dan semua orangmenaruh perhatian yang besar
terhadap pengambilan keputusan di organisasi.
4. Membuat Pilihan
Para pengambil keputusan mengandalkan heuristic atau jalan pintas penilaian dalam
pengambilan keputusan. Terdapat 2 kategori dari heuristic yaitu ketersediaan dan
keterwakilan.
5. Perbedaan Individual : Gaya Pengambilan Keputusan
Riset ini telah mengidentifikasi 4 pendekatan individual yang berbeda terhadap
pengambilan keputusan. Model ini dirancang untuk digunakan para manager dan
mengaspirasi para manager.
6. Keterbatasan Organisasi
Organisasi itu sendiri merupakan penghambat bagi para pengambil keputusan. Contohnya
para manager membentuk keputusan untuk mencerminkan system penilaian kinerja dan
pemberian imbalan.
Proses pengambilan keputusan lebih lanjut dipengaruhi oleh tingkat pengalaman sebelumnya dari
individu yang terlibat dalam pengambilan keputusan. Bouwman (1984) mengungkapkan sejumlah
perbedaan yang menarik dalam strategi dan pendekatan yang digunakan serta data spesifik yang
dipilih oleh pakar dan pendatang baru ketika mengambil keputusan yang berdasarkan informasi
akuntansi atau informasi lainnya. Pendatang baru mengumpulkan data tanpa melakukan
diskriminasi dan menunggu untuk melihat yang terjadi. Sedangkan, para pakar mengumpulkan
data secara diskriminatif untuk menindaklanjuti observasi.
Perbedaan psikologis individu dapat dibagi menjadi dua, yaitu kepribadian mengacu pada cara
atau metode seseorang dalam menerima, menyimpan, memproses, serta meneruskan informasi.
Individu-individu dengan jenis kepribadian yang sama dapat memiliki gaya kognitif yang berbeda
dan menggunakan metode yang sama sekali berbeda ketika menerima, menyimpan, dan
memproses informasi.
Pengambilan keputusan dan informasi mengenai hasil kinerja akuntansi yang berfokus pada
periode waktu yang berbeda., maka keduanya dihubungkan oleh fakta bahwa proses tersebut
menggunakan data akuntansi tertentuyang dimodifikasi selain informasi non-keuangan.