LP Prenatal
LP Prenatal
Disusun oleh:
HANIF PRASETYANINGTYAS
1910206027
Disusun oleh:
HANIF PRASETYANINGTYAS
1910206027
Disusun oleh:
HANIF PRASETYANINGTYAS
1910206027
Pada tanggal:
19 Oktober 2019
ii
KATA PENGANTAR
Penulis
iii
DAFTAR ISI
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Emesis gravidarum adalah gejala yang wajar atau sering terdapat pada
kehamilan trimester pertama. Mual biasanya terjadi pada pagi hari, tetapi ada yang
timbul setiap saat dan malam hari. Gejala-gajala ini biasanya terjadi enam minggu
setelah hari pertama haid terakhir dan berlangsung kurang lebih 10 minggu
(Winkjosastro, 2007).
Mual dan muntah terjadi pada 60-80% primigravida dan 40-60%
multigravida. Satu diantara seribu kehamilan, gejala-gejala ini menjadi lebih berat.
Perasaan mual ini disebabkan oleh meningkatnya kadar hormon estrogen dan
HCG dalam serum meningkat, pengaruh fisiologis ini belum jelas, mungkin
karena sistem syaraf pusat dan pengosongan lambung yang berkurang
(Wiknjosastro,2007).
Status gizi ibu hamil juga merupakan hal yang sangat berpengaruh selama
masa kehamilan. Kekurangan gizi tentu saja akan mengakibatkan keadaan yang
buruk bagi ibu dan janin. Ibu dapat menderita anemia, sehingga suplai darah yang
mengantarkan oksigen dan makanan pada janinnya akan terhambat. (Maulana,
2008).
Namun bila terus merasa sakit sepanjang hari dan selalu muntah tiap kali
makan, lambat laun akan mengalami dehidrasi, dan ini akan mempengaruhi
kesehatan ibu dan bayi. Jika muntah lebih dari empat kali sehari atau mual terus
menerus terjadi selama 20 minggu terakhir kehamilan ini akan berlanjut menjadi
hyperemesis gravidarum. Untuk mengurangi gejala mual dan muntah, seorang
wanita penderita emesis gravidarum disarankan untuk makan dalam porsi kecil
saja tetapi sering, serta berhenti makan sebelum merasa kenyang. Kadang–kadang
ibu dianjurkan untuk memilih makanannya sendiri agar lebih berselera. (Smith,
2007).
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
Emesis gravidarum adalah gejala yang sering terjadi pada kehamilan trimester
I. Mual biasanya terjadi pada pagi hari, tetapi dapat juga terjadi setiap saat dan malam
hari (Wiknjosastro, 2007).
Emesis gravidarum adalah gejala yang wajar dan sering didapatkan pada ibu
hamil trimester I. Mual dan muntah biasanya terjadi pada pagi hari tetapi dapat pula
timbul setiap saat pada malam hari (Prawiharjo, 2010).
Emesis gravidarum merupakan keluhan umum yang disampaikan pada
kehamilan muda. Terjadinya kehamilan menimbulkan perubahan hormonal pada
wanita karena terdapat peningkatan hormon esterogen, progesteron, dan
dikeluarkanya human chorionic gonadothropine hormone. Hormon-hormon inilah
yang diduga menyebabkan terjadinya emesis gravidarum (Manuaba,2010).
Jadi, emesis gravidarum adalah keluhan umum yang dirasakan pada
kehamilan muda berupa mual-mual dan muntah sampai usia kehamilan 4 bulan.
B. Etiologi
1. Penyebab tidak diketahui, tetapi diduga disebabkan oleh peningkatan hormon
kelamin yang diproduksi selama hamil.
2. Penyebab hampir dapat dipastikan karena kepekaan terhadap hormon kehamilan.
Tetapi, akan berlebihan jika calon ibu terlalu cemas atau mengalami tekanan
emosional. Mual di pagi hari lebih umum daripada di saat yang lain, karena perut
mengandung kumpulan asam gastrik yang diendapkan semalaman.
3. Penyebabnya adalah perubahan hormon yang akan mengakibatkan pengeluaran
asam lambung yang berlebihan, terutama di pagi hari.
4. Perasaan mual dan muntah pada ibu hamil disebabkan karena selama hamil muda
pergerakan usus menjadi lambat, karena pengaruh hormon hipofise.
5. Penyebab yang pasti masih belum diketahui diduga karena pengaruh perubahan
psikologis dan adanya pengaruh perubahan hormonal selama kehamilan
(Suririnah, 2009).
C. Patofisiologi
Perasaan mual adalah akibat dari meningkatnya kadar estrogen yang biasa
terjadi pada trimester I. Bila terjadi terus-menerus dapat mengakibatkan dehidrasi dan
2
tidak imbangnya elektrolit dengan alkalosis hipokloremik.Emesis gravidarum ini
dapat mengakibatkan cadangan karbohidrat dan lemak habis terpakai untuk keperluan
energi. Karena okisidasi lemak yang tak sempurna, terjadilah ketosis dengan
tertimbunnya asam aseto-asetik, asam hidroksida butirik, dan aseton dalam darah.
Muntah menyebabkan dehidrasi, sehingga cairan ekstraseluler dan plasma berkurang.
Natrium dan klorida darah turun. Selain itu, dehidrasi menyebabkan
hemokonsentrasi, sehingga aliran darah ke jaringan berkurang. Sehingga hal ini
menyebabkan jumlah zat makanan dan oksigen ke jaringan berkurang pula
tertimbunnya zat metabolik yang toksik. Disamping dehidrasi dan gangguan
keseimbangan elektrolit, dapat terjadi robekan pada selaput lendir esofagus dan
lambung (sindroma mollary-weis ), dengan akibat perdarahan gastrointestinal.
D. Pathway
Proses kehamilan
Kebutuhan nutrisi
meningkat
Kurang informasi
Defisit Pengetahuan
3
E. Manifestasi Klinis
Gejala klinik emesis gravidarum adalah kepala pusing, terutama pagi hari,
disertai mual muntah sampai kehamilan 4 bulan (Manuaba,2010). Akibat mual dan
muntah nafsu makan berkurang (Ai yeyeh, 2010). Tanda-tanda emesis gravidarum
berupa:
1. Rasa mual, bahkan dapat sampai munta Mual dan muntah ini terjadi 1-2 kali
sehari, biasanya terjadi di pagi hari tetapi dapat pula terjadi setiap saat.
2. Nafsu makan berkurang
3. Mudah lelah
4. Emosi yang cenderung tidak stabil
F. Komplikasi
Sekitar 2-5% keadaan muntah dan mual semakin menghebat, dan begitu
menghebatnya sehingga memerlukan rawat inap di rumah sakit. Salah satu
komplikasi yang paling sering dialami adalah dehidrasi atau disebut juga
kekurangan cairan. Andai kata dehidrasi tersebut tidak segera diganti dengan cairan
yang cukup dan benar maka sudah dipastikan akan mempengaruhi janin yang ada
dalam kandungan (Admin, 2005).
G. Pemeriksaan Penunjang
1. USG (dengan menggunakan waktu yang tepat) : mengkaji usia gestasi janin dan
adanya gestasi multipel, mendeteksi abnormalitas janin, melokalisasi plasenta.
2. Urinalisis: kultur, mendeteksi bakteri, BUN.
3. Pemeriksaan fungsi hepar: AST, ALT dan kadar LDH.
H. Penatalaksanaan
1. Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) tentang ibu hamil muda yang selalu
dapat disertai emesis gravidarum akan berangsur-angsur berkurang sampai
umur kehamilan 4 bulan.
2. Dinasehatkan agar tidak terlalu cepat bangun dari tempat tidur, sehingga
tercapai adaptasi aliran darah menuju susunan saraf pusat.
3. Nasehat diet, dianjurkan makan dengan porsi kecil, tetapi lebih sering.
Makanan yang merangsang timbulnya mual dan muntah dihindari.
4. Obat-obatan, pengobatan ringan tanpa masuk rumah sakit pada emesis
gravidarum:
a. Vitamin yang diperlukan: (vitamin B kompleks, mediamer B6 sebagai
vitamin dan antimuntah)
4
b. Pengobatan:
(1) Sedativa ringan: Luminal 3 x 30 mg (Barbitural), Valium
(2) Antri mual muntah: Stimetil, Primperan, Emetrol dan lainnya.
c. Nasehat Pengobatan
(1) Banyak minum air atau minuman lain
(2) Hindari minuman atau makanan yang asam untuk mengurangi iritasi
lambung
d. Nasehat Kontrol Antenatal:
(1) Pemeriksaan hamil lebih sering
(2) Segera datang bila terjadi keadaan abnormal (Manuaba, 2010)
5
BAB III
LAPORAN PENDAHULUAN
A. Mind Map
6
DAFTAR PUSTAKA
Bulechek, Gloria M. dkk. (2013). Nursing Interventions Classification (NIC) Edisi Bahasa
Indonesia. Jakarta: EGC.
Moorhead, Sue. dkk. (2013). Nursing Outcomes Classification (NOC) Edisi Bahasa
Indonesia. Jakarta: EGC.