BAB II
KONDISI EXISTING
2.1.1. Topografi
Wilayah Kabupaten Aceh Barat secara geografis terletak pada 04o 06’ – 04o – 47’ LU
dan 95o 52’ – 96o 30’ BT. Wilayah Kabupaten Aceh Barat memiliki batas administrasi
Kabupaten Aceh Jaya dan Pidie di sebelah utara, dengan Aceh Tengah dan Nagan Raya di
sebelah timur, dengan Samudera Indonesia dan Kabupaten Nagan Raya di sebelah barat dan
selatan.
Luas wilayah daratan Kabupaten Aceh Barat mencapai 2.927,95 km 2 atau seluas
292.795 ha, sedangkan panjang garis pantai diperhitungkan 50,55 km dengan luas laut 12
mil atau 233 km2 daratan (DKP, 2007).
Kabupaten ini memiliki empat kecamatan yang berbatasan lansung dengan Samudera
Indonesia dan merupakan Kecamatan pesisir yaitu Kecamatan Johan Pahlawan, Meureubo,
Samatiga dan Kecamatan Arongan Lambalek. Serta 8 kecamatan daratan yaitu Kaway XVI,
Sungai Mas, Pantee Ceureumen, Panton Ree, Bubon, Woyla, Woyla Barat dan Woyla Timur.
PPI Meulaboh berlokasi di Desa Ujong Baroh, Kecamatan Johan Pahlawan,
Kabupaten Aceh Barat. Luas Wilayah Kecamatan Johan Pahlawan adalah 44,91 Km2 atau
1,53 % dari luas kabupaten. Gambar Peta Topografi dapat dilihat pada gambar berikut.
2.1.2. Hidrografi
a. Pasang Surut
Survey pasang surut dilakukan selama 1 (satu) bulan yang dimulai pencatatan dari
tanggal xx xxxx 2019. Pencatatan pasang surut gelombang dapat dilihat pada tabel dibawah
ini.
Adapun hasil pencatatan tersebut dapat dilihat seperti grafik berikut ini.
Dari hasil analisa data paut tersebut didapat bahwa perbedaan pasang surut pada
purnama setingggi x,x m.
b. Arus
Pengukuran arus dilakukan dalam beberapa kedalaman. Pencatatan dilakukan selama
xx jam. Secara jelas hasil pengukuran arus diperlihatkan dalam tabel berikut ini.
c. Bathimetri
Pengukuran Bathimetri dilakukan dengan alat Echosounding dan GPS Map 178C
Sounder. Pengukuran Bathimetri dilakukan daerah kolam labuh dan olah gerak kapal serta alur
navigasi kapal. Kedalaman yang di dapat adalah berkisar -8 m sehingga kedalaman laut
dianggap cukup aman bagi draf kapal.
2.1.3. Klimatologi
Iklim merupakan jumlah rata-rata dari keadaan peristiwa yang terjadi dalam atmosfir
yang terdapat dalam suatu daerah tertentu pada waktu yang lama, atau dengan kata lain
iklim adalah suatu hasil dari pengamatan cuaca yang harganya dirata-ratakan dalam jangka
waktu yang lama. Unsur-unsur iklim adalah curah hujan, hari hujan, temperature udara,
presentase penyinaran matahari, dan kecepatan angin. Suhu udara rata-rata sepanjang tahun
2018 adalah 26,3o C dengan suhu terendah 22,0o C pada bulan Oktober dan suhu tertinggi
32,0o C di bulan Juni. Kelembapan udara berkisar pada 89,5%.
Curah hujan pada tahun 2018 meningkat dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Pada tahun 2018 curah hujan Kabupaten Aceh Barat sebanyak 323,8 mm per tahun.
Sedangkan curah hujan tahun sebelumnya mencapai 311,4 mm per tahun. Curah hujan
tertinggi tahun 2018 terjadi pada bulan Oktober, yaitu 731,3 mm dan jumlah curah hujan
terendah di bulan Juni yakni 47,6 mm. Sementara pada tahun sebelumnya, curah hujan
tertinggi dan terendah terjadi pada bulan Januari (625,9 mm) dan Juni (63,1 mm).
Hujan menjadi potensi sumber air, juga dapat menjadi bencana bila kondisi DAS,
morfologi sungai dan muara tidak dapat menyerap dan mengaliran limpasan (run off) sesuai
dengan tingginya intensitas curah hujan.
2.1.4. Angin
Dalam teori gelombang, angin merupakan salah satu penyebab terjadinya gelombang
maupun arus permukaan, sementara sisi laut di pelabuhan perikanan Ujong Baroh tidak
terlindung, maka pengaruh gelombang akibat angin relatif lebih besar. Data kecepatan angin
yang bersumber dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Cut
Nyak Dhien Nagan Raya Tahun 1988 - 1999 menujukkan angin dalam kategori sebagai
berikut.
Tabel 2.1 Tabel Arah dan Kejadian Angin Tahun 1988 - 1999
Kecepatan (knot) U TL T TG S BD B BL
< 10 141 106 104 91 588 880 950 162
11-13 12 7 4 9 61 34 53 12
14-16 3 1 1 2 12 13 25 8
17-21 7 2 1 0 5 13 20 4
>22 4 1 0 1 4 9 18 5
Total 3373
Presentase angin dominan terjadi pada arah Selatan sebesar 2,43% diikuti arah Barat
Daya sebesar 2,05% dan arah Tenggara sebesar 0,36%, hal ini dapat ditampilkan dengan
A. Fetch
Ketinggian dan periode gelombang tergantung kepada panjang fetch
pembangkitannya. Fetch adalah jarak perjalanan tempuh gelombang dari awal
pembangkitannya. Fetch ini dibatasi oleh bentuk daratan yang mengelilingi laut. Semakin
panjang jarak fetchnya, ketinggian gelombangnya akan semakin besar.
Penentuan Fetch dalam perencanaan ini adalah dengan membagi setiap garis panjang
daerah pembangkitan gelombang pada arah datangnya angin yang masing-masing
membentuk sudut 5 derajat sampai mencapai batas pengaruh angin terhadap titik tinjauan
gelombang.
Berdasarkan arah pembangkitan gelombang didapat fetch dari arah Selatan, Barat
Daya dan Tenggara. Panjang Fetch dari arah selatan ditampilkan pada tabel diatas, berikut
merupakan gambar fetch dari arah Tenggara dan Timur.
Sedangkan untuk perhitungan panjang Fetch Efektif diperlihatkan pada tabel berikut ini.
Tenggara
Sudut cos a x (km) x cos a (km)
42 0.743 1.94 1.442
36 0.809 2.4 1.942
30 0.866 2.82 2.442
24 0.914 3.79 3.462
18 0.951 5.3 5.041
12 0.978 7.6 7.434
6 0.995 14 13.923
0 1.000 26.6 26.600
6 0.995 200 198.904
12 0.978 200 195.630
18 0.951 200 190.211
24 0.914 200 182.709
30 0.866 200 173.205
36 0.809 166 134.297
42 0.743 164 121.876
Total 13.51 1259.118
Panjang Effektif 93.193
Timur
Sudut cos a x (km) x cos a (km)
42 0.743 0.19 0.141
36 0.809 0.43 0.348
30 0.866 0.58 0.502
24 0.914 0.74 0.676
18 0.951 1 0.951
12 0.978 1.29 1.262
6 0.995 1.51 1.502
0 1.000 1.77 1.770
6 0.995 2.27 2.258
12 0.978 2.5 2.445
18 0.951 3.2 3.043
24 0.914 4.4 4.020
30 0.866 6.67 5.776
36 0.809 6.87 5.558
42 0.743 19.2 14.268
Total 13.51 44.521
Panjang Effektif 3.295
B. Gelombang
Deretan gelombang yang bergerak menuju pantai (laut dangkal) akan mengalami
perubahan bentuk yang disebabkan oleh shoaling, refraksi dan gelombang pecah. Shoaling
adalah peristiwa perubahan bentuk gelombang karena pendangkalan topografi dasar
laut.Refraksi adalah proses perubahan bentuk gelombang karena adanya pengaruh
perubahan kedalaman laut di mana garis puncak gelombang akan membelok dan berusaha
untuk sejajar dengan garis pantai.
Analisis gelombang berdasarkan data angin dilakukan untuk periode rencana 25
tahun yang gunanya untuk mengetahui tinggi gelombang (Hs), periode gelombang (Ts) dan
panjang gelombang pecah (L).
Fasilitas pokok adalah fasilitas dasar yang diperlukan dalam kegiatan di suatu
pelabuhan yang berfungsi untuk menjamin keamanan dan kelancaran kapal baik sewaktu
berlayar keluar masuk pelabuhan maupun sewaktu berlabuh di pelabuhan. Fasilitas pokok
yang dimiliki Pelabuhan Perikanan PPI Ujong Baroh antara lain dermaga, breakwater dan
kolam pelabuhan. Adapun fasilitas pokok yang terdapat di PPI Ujong Baroh adalah:
Penahan Gelombang (Breakwater), Turap (Revetment), dan Groin
Breakwater dari tumpukan batu gajah yang disusun untuk meredam ombak laut.
Panjang breakwater ini 450 m dengan kondisi cukup Baik (Breakwater ini tepatnya
terdapat di Padang Seurahet, Desa Setelah Ujung Baroh).
Turap (Revetment), Panjang ± 140 m sepanjang bantaran kiri kanan Krueng Cangkoy
dengan kondisi Baik.
Dermaga
Dermaga sepanjang bantaran sungai krueng cangkoy di PPI Ujung Baroh rata-rata
dibuat oleh para nelayan yang terbuat dari kayu. Ada beberapa titik dermaga didekat
PPI Ujung Baroh.
Jetty
Belum terdapat fasilitas ini di PPI Ujung Baroh. Fasilitas Jetty terdekat terdapat di
Ujung Karang. Berdasarkan info yang didapat, untuk PPI ujung baroh masih alam
tahap perencanaan.
Kolam Pelabuhan
Kolam Labuh berada tepat dibelakang PPI Ujung Baroh yang memiliki panjang 100
m serta lebar sekitar 9 m dan berada di sepanjang bantaran PPI di krueng cangkoy.
Kondisi saat ini kolam labuh terjadi pendangkalan karena sedimen. Dimana
kedalaman sekarang sekitr 1,5 m s/d 2 m.
Alur Pelayaran
Alur pelayaran rata-rata nelayan meliputi Simeulue, Meulaboh, B.Aceh, dan Sabang.
Lahan
Gambar 2.8 Lahan
Luas lahan komplek PPI Ujong Baroh yang ada sekarang ±1 Ha. Luas lahan Ujong
Baroh ini sudah sesuai dengan Permen No.08 Tahun 2012 menyatakan bahwa PPI
harus mampu memanfaatkan atau mengelola lahan sekurang-kurangnya 1 Ha.
Fasilitas fungsional adalah fasilitas yang berfungsi meninggikan nilai guna dari
fasilitas pokok sehingga dapat menunjang aktivitas di pelabuhan. Fasilitas fungsional yang
ada di Pelabuhan Perikanan PPI Ujong Baroh antara lain pemasaran hasil perikanan,
navigasi pelayaran dan komunikasi, PDAM, pabrik/gudang es, instalasi listrik, layanan
bahan bakar, dan dock pemeliharaan kapal dan alat penangkapan ikan. Adapun fasilitas
fungsional yang terdapat di PPI Ujong Baroh adalah:
Tempat Pemasaran Ikan (TPI)
Terdapat 2 (dua) unit Tempat Pemasaran Ikan yang terletak didekat kolam labuh dan
satu lagi terletak 50 m dari PPI pertama dan PPI pertama termanfaatkan dengan baik
beda halnya dengan PPI kedua belum bisa dimanfatkan yang masih baru selesai
dibangun. Sehingga membuat pedagang menjual dagangannya dipinggir jalan akses
masuk PPI Ujung Baroh. Kondisi tempat pemasaran ikan keduanya dengan keadaan
cukup baik.
Gambar 2.9 Tempat Pemasaran Ikan (TPI)
Air Bersih, Instalasi Bahan Bakar Minyak (BBM), Es, dan Instalasi Listrik
Jaringan air berasal dari sumur bor dengan kondisi cukup baik dan dipergunakan
oleh pedagang PPI.
Gambar 2.10 Air Bersih
Gudang Es terletak didekat TPI. Para pedagang mendapatkan Es dari gudang tersebut
untuk penyimpanan Ikan.
Instalasi Bahan Bakar Minyak (BBM) para Nelayan di pangkalan Pertamina yang
berada tidak jauh dari PPI Ujung Baroh.
Instalasi Listrik telah tersambung pada setiap bangunan dalam kawasan PPI.
Pertokoan
Kedai/kios pesisir permanen terletak didalam komplek PPI dan didepan komplek PPI
Gambar 2.17 Pertokoan
Pos Jaga
Pos jaga ini terletak didepan gerbang. Dan digunakan untuk penjualan Ikan.
Gambar 2.18 Pos Jaga
Tabel 2.5 Ketersediaan Fasilitas Pelabuhan Perikanan Menurut Permen 8 Tahun 2012