i
LEMBAR PENGESAHAN
Menyetujui,
Wakil Ketua Disusun Oleh,
Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama,
Mengetahui,
Ketua,
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Masa Esa serta atas rahmat-Nya Buku
Pedoman Organisasi Kemahasiswaan Sekolah Tinggi Agama Kristen Negeri
(STAKN) Palangka Raya dapat disusun dan disajikan sebagai buku pegangan
bagi setiap civitas akademika dalam menjalankan kegiatan di Sekolah Tinggi
Agama Kristen Negeri (STAKN) Palangka Raya.
Pada kesempatan ini diucapkan terima kasih kepada Tim Penyusun dan
semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian Buku Pedoman
Organisasi Kemahasiswaan dan Pedoman Orientasi Pengenalan Akademik dan
Kemahasiswaan Sekolah Tinggi Agama Kristen Negeri (STAKN) Palangka
iii
Raya. Semoga buku ini dapat menjadi acuan dan petunjuk bagi semua pihak
yang terkait dengan penyelenggaraan kegiatan di lingkungan Sekolah Tinggi
Agama Kristen Negeri (STAKN) Palangka Raya.
Wakil Ketua
Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama,
iv
DAFTAR ISI
A. Pendahuluan ....................................................................................... 1
B. Dasar Organisasi ................................................................................ 2
C. Tujuan Organisasi ............................................................................... 3
D. Strategi Pembinaan dan Pengembangan ............................................. 3
E. Bentuk Organisasi Kemahasiswaan..................................................... 4
F. Struktur Organisasi Kemahasiswaan ................................................... 4
G. Keududukan Fungsi dan Tanggung Jawab .......................................... 6
H. Tugas dan Wewenang Organisasi Kemahasiswaan ............................. 7
I. Kepengurusan, Anggota dan Masa Bakti ............................................ 10
J. Prosedur dan Mekanisme Kegiatan . ................................................... 11
LAMPIRAN
1. Statuta Sekolah Tinggi Agama Kristen Negeri (STAKN)
Palangka Raya Nomor 52 Tahun 2015 ............................................... 37
v
2. Surat Kepetusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia Nomor 155 Tahun 1998 . .................................................... 39
3. Tata Tertib Mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Kristen Negeri
(STAKN) Palangka Raya . .................................................................. 46
vi
PEDOMAN UMUM
ORGANISASI MAHASISWA
SEKOLAH TINGGI AGAMA KRISTEN NEGERI
(STAKN) PALANGKA RAYA
A. PENDAHULUAN
Perguruan Tinggi merupakan lembaga pendidikan formal yang
mengemban amanah untuk menciptakan masyarakat akademik yang cakap ilmu
dan menjadi agen perubahan sosial (agent of social change). Perguruan Tinggi
mengembangkan budaya akademik yang berpangkal pada Tri Dharma
Perguruan Tinggi, yakni pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada
masyarakat. Nilai-nilai inilah yang akhirnya membedakan masyarakat akademik
di kampus dengan masyarakat akademik pada pendidikan menengah dan tingkat
di bawahnya. Kekhasan perguruan tinggi dibanding dengan tingkat satuan
pendidikan sebelumnya, mencakup banyak aspek di antaranya aspek sosial,
aspek pembelajaran, aspek kompetisi dan aspek kepribadian. Aspek-aspek
tersebut menjadi inspirasi terwujudnya sebuah masyarakat akademik dengan
nalar keilmuan yang lebih dewasa hadir di perguruan tinggi.
1
Mahasiswa sebagai salah satu elemen kampus baik secara individu
maupun kelompok dalam organisasi kemahasiswaan, memiliki dimensi yang
luas. Di samping sebagai sivitas akademika (dimensi keilmuan) mereka juga
sebagai bagian dari komunitas pemuda (dimensi sosial) yang memiliki tugas
dan tantangan masa depan. Dengan kesadaran akan kewajiban dan haknya maka
mahasiswa akan dapat mengembangkan potensinya dalam segala dimensi yang
melekat padanya.
B. DASAR ORGANISASI
Organisasi kemahasiswaan di suatu kampus diselenggarakan berdasarkan
prinsip sebagai wahana proses pendidikan kepada mahasiswa sesuai dengan
2
ketentuan perundang-undangan yang berlaku, terutama Keputusan Peraturan
Menteri Agama Nomor : 52 Tahun 2015 tentang Statuta STAKN Palangka
Raya dan Surat Keputusan Kemendikbud No. 155 Tahun 1998 tentang
Pedoman Umum Organisasi Kemahasiswaan di Perguruan Tinggi.
C. TUJUAN ORGANISASI
1. Mendorong mahasiswa menjadi anggota masyarakat yang memiliki
kemampuan akademik dan/atau professional yang dapat menerapkan,
mengembangkan, dan menciptakan ilmu pengetahuan, teknologi dan/atau
kesenian yang bernuansa Kristiani.
2. Mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi
dan/atau bakat dan minat dan/atau mengupayakan penggunaannya untuk
meningkatkan taraf hidup masyarakat, dan memperkaya kebudayaan
nasioanal yang bernuasna Kristiani dan berwawasan kebangsaan.
3
Kegiatan penalaran dan keilmuan yang disediakan untuk mahasiswa adalah
latihan keterampilan manajemen mahasiswa (LKMM), lokakarya, forum
komunikasi, buletin mahasiswa, kunjungan antar kampus (PT), pemilihan
mahasiswa berprestasi/teladan, lomba karya inovatif produktif (LKIP) dan
lomba karya tulis ilmiah (LKTI). Kegiatan ini dapat dilaksanakan pada tingkat
jurusan, program studi, atau merupakan kegiatan antar organisasi
kemahasiswaan.
c. Bidang Kesejahteraan
Bidang kesejahteraan mahasiswa bertujuan untuk meningkatkan
kesejahteraan fisik, mental dan kerohanian mahasiswa. Kesejahteraan
mahasiswa ini meliputi unit layanan bimbingan konseling (ULBK), Beasiswa,
Asrama Mahasiswa, Kantin Mahasiswa, Poliklinik dan kegiatan lainnya yang
sejenis.
4
E. BENTUK ORGANISASI KEMAHASISWAAN
1. Organisasi kemahasiswaan di Sekolah Tinggi Agama Kristen Negeri
(STAKN) Palangka Raya dapat dibedakan ke dalam 3 jenis, yaitu:
a. Senat Mahasiswa (SEMA),
b. Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM),
c. Himpunan Mahasiswa Jurusan/Prodi (HMJ/HM-PS).
2. Bentuk atau badan kelengkapan organisasi kemahasiswaan yang lain dapat
ditetapkan berdasarkan kesepakatan antarmahasiswa selama tidak
bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan
statuta Sekolah Tinggi Agama Kristen Negeri (STAKN) Palangka Raya
yang bersangkutan.
3. Organisasi kemahasiswaan Sekolah Tinggi Agama Kristen Negeri
(STAKN) Palangka Raya yang sejenis menyesuailan dengan bentuk
kelembagaan di bawah pembinaan dan tanggung jawab Wakil Ketua Bidang
Kemahasiswaan dan Kerjasama.
KETUA
WAKET 3 KAJUR/
Bid. Kemahasiswaan
KAPRODI
dan Kerjasama
SEMA
UKM HMJ/HM-PS
5
G. KEDUDUKAN, FUNGSI, DAN TANGGUNG JAWAB
1. Kedudukan organisasi kemahasiswaan adalah sebagai kelengkapan non-
struktural pada Sekolah Tinggi Agama Kristen Negeri (STAKN) Palangka
Raya.
2. Oraganisasi kemahasiswaan Sekolah Tinggi Agama Kristen Negeri
(STAKN) Palangka Raya mempunyai fungsi sebagai:
a. Perwakilan mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Kristen Negeri (STAKN)
Palangka Raya untuk menampung dan menyalurkan aspirasi mahasiswa,
menetapkan garis-garis besar program dan kegiatan kemahasiswaan;
b. Wahana komunikasi antarcivitas akademika;
c. Wahana pengembangan potensi mahasiswa sebagai insan akademis,
calon ilmuan dan intelektual yang berguna bagi masyarakat;
d. Wahana pengembangan intelektual, bakat dan minat, pelatihan
keterampilan, organisasi, manajemen, dan kepemimpinan mahasiswa;
e. Sarana pembinaan dan pengembangan kader-kader agama dan bangsa
yang berpotensi dalam melanjutkan kesinambungan pembangunan
nasional;
f. Sarana pemeliharaan dan pengembangan ilmu yang dilandasi oleh
norma akademis, etika, moral, dan wawasan kebangsaan.
3. Mekanisme tanggungjawab organisasi kemahasiswaan ditetapkan melalui
kesepakatan antara mahasiswa dengan pemimpin Sekolah Tinggi Agama
Kristen Negeri (STAKN) Palangka Raya dengan tetap berpedoman bahwa
pemimpin Sekolah Tinggi Agama Kristen Negeri (STAKN) Palangka Raya
merupakan penanggung jawab segala kegiatan di Sekolah Tinggi Agama
Kristen Negeri (STAKN) Palangka Raya.
4. Pengurus organisasi kemahasiswaan disahkan dan dilantik oleh pimpinan
Sekolah Tinggi Agama Kristen Negeri (STAKN) Palangka Raya sesuai
dengan kedudukan/tingkat organisasi yang bersangkutan: Ketua untuk
tingkat Perguruan Tinggi.
6
5. Pengurus organisasi kemahasiswaan bertanggung jawab kepada pimpinan
Sekolah Tinggi Agama Kristen Negeri (STAKN) Palangka Raya sesuai
dengan kedudukan tingkat organisasinya.
7
d. Merumuskan norma-norma dan aturan-aturan dalam pelaksanaan kegiatan
kemahasiswaan yang tidak bertentangan dengan aturan yang lebih tinggi.
e. Merumuskan AD/ART organisasi mahasiswa Sekolah Tinggi Agama
Kristen Negeri (STAKN) Palangka Raya dengan tetap berdasarkan pada
peraturan dan perundangan yang berlaku.
f. Menetapkan garis-garis besar program kerja SEMA.
Penanggungjawaban SEMA:
8
2. Kegiatan Mahasiswa di Sekolah Tinggi Agama Kristen (STAKN)
Palangka Raya
a. Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM)
10
3. Pengurus sebagaimana disebut pada poin 1 dipilih melalui mekanisme
penilaian yang tata cara dan mekanismenya ditetapkan oleh Senat
Mahasiswa (SEMA) di Sekolah Tinggi Agama Kristen (STAKN) Palangka
Raya sesuai dengan tata tertib mahasiswa.
4. Calon ketua di masing-masing tingkatan:
a. Memiliki Indeks Prestasi Komulatif (IPK) minimal 3,25.
b. Minimal duduk di semester 3 dan maksimal duduk di semester 5.
c. Memperoleh rekomendasi dari Ketua Program Studi untuk program studi,
Ketua Jurusan untuk tingkat jurusan, Wakil Ketua Bidang
Kemahasiswaan dan Kerjasama untuk tingkat Sekolah Tinggi.
5. Anggota organisasi kemahasiswaan pada masing-masing tingkat adalah
seluruh mahasiswa yang terdaftar dan masih aktif dalam kegiatan akademik.
6. Masa bakti pengurus organisasi kemahasiswaan adalah 1 (satu) tahun dan
khusus untuk ketua dapat dipilih kembali hanya 2 (dua) periode, periode
berikutnya tidak bisa dipilih kembali.
a. Tahap Persiapan
Tahap persiapan, yaitu langkah awal dalam kegiatan kemahasiswaan
yang berfokus pada penetapan langkah-langkah yang diperlukan untuk
pelaksanaan kegiatan. Dalam tahap persiapan sebaiknya disediakan waktu yang
11
cukup, koordinasi yang baik dan matang, sehingga pelaksanaan kegiatan dapat
digelar dengan hasil yang optimal. Langkah-langkah persiapan yang perlu
dilakukan antara lainpenyusunan proposal, yaitu penyusunan rancangan yang
berisi gambaran secara menyeluruh yang akan digelar. Melalui proposal ini
diharapkan selain dapat dipahami bentuk dan cakupan kegiatan, juga dapat
dievaluasi esensi kegiatan yang diajukan untuk dilaksanakan. Di dalam proposal
tercakup diantaranya:
Latar belakang yang berisi latar belakang perlunya digelar kegiatan
kemahasiswaan yang diajukan.
Dasar pemikiran berisi dasar pemikiran yang merupakan rasionalisasi
diselenggarakannya kegiatan.
Landasan kegiatan yang berisikan tentang undang-undang, peraturan
pemerintah, keputusan, kebijakan, serta pedoman tertulis yang relevan
melandasi kegiatan yang akan diselenggarakannya.
Nama kegiatan yang menyebutkan nama atau judul kegiatan yang akan
diselenggarakan.
Tema kegiatan yang berisi rumusan dirumuskan tujuan esensial tematis
kegiatan.
Tujuan kegiatan berisi rumusan tujuan yang langsung dan konkret. Misalnya
rumusan “Mencari bibit-bibit berbakat dalam bidang olahraga;
meningkatkan kesehatan rohani dan jasmani para mahasiswa, dll. Bisa juga
dirumuskan dua jenis tujuan, yakni tujuan umum dan tujuan khusus
kegiatan.
Sasaran kegiatan berisi rumusan-rumusan seperti terselenggaranya kegiatan
keilmuan yang berorientasi terhadap wawasan keilmuan atau
terumuskannya saran-saran yang konkret serta ilmiah.
12
Peserta kegiatan yang mencantumkan siapa peserta kegiatan itu. Karena
menyangkut izin kegiatan, jika ada penceramah atau instruktur, maka
identitas komponen inipun harus dicantumkan pula.
Waktu dan tempat yang menjelaskan lamanya waktu kegiatan dan tempat
yang akan dipergunakan.
Tempat pelaksanaan kegiatan merujuk pada fasilitas ruangan, lapangan, dsb.
Yang akan dipakai. Sebaiknya diusahakan agar dalam penetapan waktu
penggunaan tempat tidak terjadi bentrokan dengan kegiatan lain. Kegiatan
kemahasiswaan yang melibatkan mahasiswa baru dimulai sekurang-
kurangnya satu bulan setelah perkuliahan berjalan. Dan waktu
pelaksanaannya tidak bersamaan dengan waktu perkuliahan.
Materi kegiatan, menjelaskan bentuk dan lingkup kegiatan yang akan
digelar. Ke dalam hal ini dicantumkan juga pengisi materi kegiatan. Bagi
pengisi materi yang menyangkut pribadi tertentu yang berada di luar lingkup
organisasi mahasiswa dan atau di luar anggota sivitas akademika Sekolah
Tinggi Agama Kristen Negeri (STAKN) Palangka Raya harus ada
pernyataan kesediaan yang bersangkutan dan surat izin (kalau dianggap
perlu) dari instansi terkait.
Jadwal acara/kegiatan yang mencakup urutan kegiatan mulai dari persiapan,
pelaksanaan, dan pelaporan. Dalam hal ini diperinci pula secara spesifik
urutan/susunan acara dan para pelaksana yang terkait dalam kegiatan
tersebut.
Pembiayaan yang menjelaskan rincian kebutuhan biaya kegiatan yang sesuai
dengan tujuan program yang akan dipakai, sehingga akan memperlihatkan
kebutuhan anggaran secara realitas.
Sumber dan besar dana harus dijelaskan secara rinci agar mudah diketahui
sumber dan besarnya pengalokasian biaya.
13
Personalia dan panitia kegiatan, mencantumkan susunan organisasi dan
personalia panitia kegiatan yang terkait dan bertanggungjawab akan
kegiatan kemahasiswaan yang akan dilaksanakan. Susunan kepanitian
mencakup pelindung, Pembina, pembimbing, penanggung jawab, pelaksana
yang terdiri atas unsur ketua, wakil ketua, sekretaris, bendahara dan seksi-
seksi sesuai kebutuhan. Penutup berisi harapan, tindak lanjut, program
berikutnya yang relevan, dan ucapan terima kasih.
14
Dalam mempersiapkan kegiatan perlu dilaksanakan rapat persiapan
(dalam tahap persiapan) diperlukan untuk memberikan informasi dan penjelasan
tentang rancangan kegiatan, untuk melakukan pembagian tugas dan tanggung
jawab kepada anggota panitia, serta untuk melakukan langkah-langkah
persiapan yang diperlukan. Rapat persiapan berupa rapat pleno dan rapat
seksi/bagian. Rapat persiapan ini diperlukan beberapa kali, sehingga dapat
diantisipasi bahwa kegiatan dapat dilakukan secara optimal. Rapat persiapan
terakhir dilaksanakan pada saat pelaksanaan kegiatan akan dilakukan. Hal ini
merupakan pemeriksaan terakhir sebelum pelaksanaan kegiatan dimulai.
Pada tahap persiapan ini harus sejak awal dibuat media informasi dan
publikasi yang disebarluaskan serta dikirimkan kepada pihak-pihak yang terkait
agar acara yang akan dilaksanakan memperoleh perhatian dan partisipasi yang
maksimal dari berbagai pihak yang diperlukan. Bentuk informasi dan publikasi
ini dapat memanfaatkan berbagai media yang tersedia sepanjang berada dalam
kapasitas jangkauan dengan melalui prosedur dan mekanisme yang berlaku.
b. Tahap Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan merupakan titik kulminasi dari serial kegiatan yang
diprogramkan. Baik buruknya pelaksanaan kegiatan akan berdampak pada
keseluruhan tahap kegiatan. Perlu diyakini bahwa pelaksanaan kegiatan akan
dapat digelar dengan baik apabila langkah-langkah persiapannya dilakukan
dengan matang. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menggelar suatu acara
adalah susunan acara, pendukung acara, dan pengendalian acara. Susunan acara
adalah urutan/langkah-langkah yang akan digelar dalam suatu kegiatan. Setiap
kegiatan diawali dengan upacara pembukaan baik yang dilaksanakan di dalam
gedung/ruangan atau di lapangan terbuka. Susunan pembukaan secara umum
adalah Pembukaan oleh pembawa acara,menyanyikan Lagu Indonesia Raya
oleh petugas pengisi acara, (disesuaikan keperluan, kontekstual), menyanyikan
Mars Sekolah Tinggi Agama Kristen Negeri (STAKN) Palangka Raya oleh
15
petugas pengisi acara, Laporan oleh ketua panitia, latar belakang dan judul
kegiatan, tujuan kegiatan, peserta dan pendukung kegiatan, waktu dan tempat,
harapan-harapan, ucapan terima kasih kepada pihak yang terkait),
Sambutan/pengarahan peresmian oleh pejabat terkait, Pembacaan doa oleh
petugas, dan Penutup oleh pembawa acara. Kelengkapan butir-butir acara di
atas disesuaikan dengan sifat acara yang diselenggarakan.
Pendukung acara adalah tempat berlangsungnya pelaksanaan acara
pembukaan dan kegiatan, perlengkapan/alat-alat yang diperlukan sesuai dengan
sifat dan tujuan kegiatan, alat-alat pengeras suara, dan alat perekam, dan
sebagainya yang diperlukan, petugas pengisi acara, panitia pelaksana, dan
bendera yang relevan dengan kegiatan. Pelengkapan tersebut harus diperiksa
kesiapan, keberadaan, dan kehadiran peserta sebelum pelaksanaan acara
dimulai. Setiap kegiatan kemahasiswaan wajib memperhatikan waktu-waktu
sholat untuk melaksanakan sholat berjamaah (bagi yang muslim). Pengendalian
acara pada penanggung jawab acara. Tugas pokoknya adalah mengendalikan
jalannya acara sehingga berlangsung dengan baik, sesuai dengan rencana dan
tujuan acara. Kegiatan ini adalah tanggung jawab setiap pelaksana kegiatan
untuk melakukan pemeriksaan dan membereskan kembali segala hal yang telah
dipergunakan. Jangan sampai ada kesan bahwa setelah selesai kegiatan, panitia
meninggalkan bekas-bekas kegiatan yang tidak dapat dipertanggungjawabkan.
Dalam hal ini termasuk membersihkan tempat kegiatan, mengembalikan
peralatan, memelihara keamanan tempat, dan sebagainya.
c. Tahap Pelaporan
Tahap akhir kegiatan pada intinya pembuatan laporan dan
pertanggungjawaban kepada lembaga yang relevan, atas kegiatan
kemahasiswaan yang telah dilaksanakan. Pembuatan laporan dan
pertanggungjawaban kegiatan dapat digunakan sebagai alat ukur untuk
mengevaluasi tingkat keberhasilan penyelesaian kegiatan. Laporan kegiatan
16
pada intinya berisi pertanggungjawaban atas keberhasilan dan atau
ketidakberhasilan pelaksanaan kegiatan yang telah digelar. Pembuatan laporan
kegiatan ini merujuk kepada proposal kegiatan, khususnya pada acara yang
dirancang. Ada empat hal yang menjadi inti laporan, yaitu hal-hal yang berhasil
termasuk faktor pendukungnya, hal-hal yang belum berhasil termasuk faktor
penghambatnya, memodifikasi dalam pelaksanaan kegiatan dibandingkan
dengan rencana termasuk sebab-sebab perubahannya, saran dan rekomendasi
bagi kegiatan sejenis selanjutnya. Laporan kegiatan ini disampaikan kepada
Wakil Ketua Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama dan Ketua Sekolah Tinggi
Agama Kristen Negeri (STAKN) Palangka Raya.
Hal yang sangat penting dan merupakan salah satu bagian dalam
penyampaian laporan kegiatan adalah pertanggungjawaban keuangan. Selain
laporan perincian penerimaan dan penggunaannya dalam menyampaikan
laporan keuangan harus dilengkapi dengan bukti-bukti penerimaan dan atau
pengeluaran yang sah berdasarkan administrasi keuangan. Untuk keperluan ini
panitia/ormawa bisa berkonsultasi dengan Wakil Ketua Bidang Kemahasiswaan
dan Kerjasama. Untuk menyatakan rasa terima kasih sebaiknya dibuat tanda
ucapan terima kasih, baik berupa surat khusus maupun piagam kepada pihak-
pihak tertentu yang telah berpartisipasi dan memberikan kontribusi dalam
kegiatan yang telah dilaksanakan. Teknis pelaksanaan penyampaian ucapan
terima kasih dalam bentuk surat khusus seyogyanya segera setelah kegiatan
berakhir. Piagam tersebut disampaikan pada saat-saat terakhir pelaksanaan
kegiatan. Hal ini sangat tepat apabila peserta kegiatan tersebut di berbagai
tempat.
d. Tahap Evaluasi
Setelah kegiatan diselenggarakan dan laporan pertanggungjawaban sudah
diselesaikan, diadakan acara evaluasi terhadap hasil kegiatan. Ada beberapa
manfaat dari kegiatan ini, yaitu evaluasi bersama terhadap kegiatan yang telah
17
dilakukan bersama bisa dijadikan masukan bagi kegiatan-kegiatan yang akan
datang. Penyampaian ucapan terima kasih dari penanggungjawab kegiatan
kepada seluruh anggota panitia/pelaksana. Menjaga keakraban dan tali
persaudaraan diantara seluruh pengurus dan anggota panitia, penanggung jawab
kegiatan, pembimbing, dan pembina serta pengurus organisasi mahasiswa yang
bersangkutan.
18
AD/ART SENAT MAHASISWA
SEKOLAH TINGGI AGAMA KRISTEN NEGERI (STAKN)
PALANGKA RAYA
19
ANGGARAN DASAR
SENAT MAHASISWA
SEKOLAH TINGGI AGAMA KRISTEN NEGERI (STAKN)
PALANGKA RAYA
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Anggaran dasar ini adalah suatu pedoman bagi Senat Mahasiswa dalam
melaksanakan dan menjalankan roda organisasi dan selanjutnya diperjelas
dengan Anggaran Rumah Tangga.
BAB II
NAMA, WAKTU, DAN TEMPAT
Pasal 2
Organisasi ini bernama Senat Mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Kristen Negeri
(STAKN) Palangka Raya.
Pasal 3
Senat Mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Kristen Negeri (STAKN) Palangka
Raya berdiri pada bulan Februari tahun 2006
Pasal 4
Senat Mahasiswa berkedudukan di Sekolah Tinggi Agama Kristen Negeri
(STAKN) Palangka Raya.
20
BAB III
STATUS
Pasal 5
Senat Mahasiswa merupakan organisasi yang berdiri sendiri dan berada di
bawah koordinasi Wakil Ketua Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama Sekolah
Tinggi Agama Kristen Negeri (STAKN) Palangka Raya.
BAB IV
ASAS, SIFAT DAN TUJUAN
Pasal 6
Senat Mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Kristen Negeri (STAKN) Palangka
Raya berasaskan:
1. Pancasila dan UUD 1945
2. Alkitab
3. Statuta STAKN Palangka Raya
4. Tri Dharma Perguruan Tinggi
Pasal 7
Senat Mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Kristen Negeri (STAKN) Palangka
Raya merupakan organisasi kemahasiswaan yang bersifat kekeluargaan.
Pasal 8
Senat Mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Kristen Negeri (STAKN) Palangka
Raya bertujuan untuk :
1. Meningkatkan ketakwaan kepada TUHAN yang Maha Esa
2. Mempersiapkan calon-calon pemimpin Kristen yang berkualitas.
3. Menjadikan Senat Mahasiswa sebagai wadah pengembangan diri dan sarana
aspirasi mahasiswa.
4. Menambah dan meningkatkan pengalaman berorganisasi.
5. Meningkatkan kualitas dan eksistensi sumber daya manusia di Sekolah
Tinggi Agama Kristen Negeri (STAKN) Palangka Raya
21
BAB V
KEANGGOTAAN
Pasal 9
1. Anggota Senat Mahasiswa adalah seluruh mahasiswa Sekolah Tinggi Agama
Kristen Negeri (STAKN) Palangka Raya.
2. Ketentuan mengenai keanggotaan Senat Mahasiswa diatur dalam Anggaran
Rumah Tangga.
BAB VI
KEPENGURUSAN
Pasal 10
Pengurus adalah suatu struktur yang bertanggung jawab kepada seluruh
anggota, Ketua Sekolah Tinggi Agama Kristen Negeri (STAKN) Palangka Raya
dan Wakil Ketua Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama.
Pasal 11
Struktur kepengurusan diatur dalam anggaran rumah tangga.
Pasal 12
Dalam menjalankan kegiatan, pengurus berkoordinasi dengan seluruh anggota,
Ketua Sekolah Tinggi Agama Kristen Negeri (STAKN) Palangka Raya dan
Wakil Ketua Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama.
BAB VII
PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Pasal 13
1. Pengambilan keputusan dilakukan lewat musyawarah untuk mencapai
mufakat.
2. Apabila belum mencapai mufakat, maka pengambilan keputusan sah
berdasarkan suara terbanyak.
22
3. Musyawarah, sidang atau rapat dinyatakan sah jika telah dihadiri oleh
sekurang-kurangnya 50% +1 dari keseluruhan jumlah anggota.
BAB VIII
MUSYAWARAH BESAR
Pasal 14
1. Musyawarah Besar atau MUBES adalah seluruh anggota Senat Mahasiswa
Sekolah Tinggi Agama Kristen Negeri (STAKN) Palangka Raya.
2. MUBES sebanyak-banyaknya seluruh anggota Senat Mahasiswa dan
sekurang-kurangnya 50% + 1 orang anggota Senat Mahasiswa Sekolah
Tinggi Agama Kristen Negeri (STAKN) Palangka Raya.
3. Kedaulatan tertinggi Senat Mahasiswa adalah di tangan MUBES Senat
Mahasiswa dan Kedaulatan Hukum Senat Mahasiswa adalah AD/ART Senat
Mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Kristen Negeri (STAKN) Palangka Raya.
BAB IX
LAMBANG ORGANISASI
Pasal 15
Senat Mahasiswa mempunyai lambang dengan bentuk serta makna sebagaimana
diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.
BAB X
KEUANGAN
Pasal 16 a
Keuangan Senat Mahasiswa diperoleh dari:
1. Alokasi dana dari anggaran kemahasiswaan Sekolah Tinggi Agama Kristen
Negeri (STAKN) Palangka Raya.
2. Alokasi dana dari kebaktian/ibadah senin dan Persekutuan Mahasiswa
Kristen (PMK).
23
3. Usaha-usaha yang tidak bertentangan dengan asas dan tujuan organisasi.
Pasal 16 b
Keuangan Senat Mahasiswa dikelola untuk :
1. Kegiatan mahasiswa skala lokal dan nasional.
2. Kegiatan sosial mahasiswa.
Pasal 17
Keuangan Senat Mahasiswa harus dikembangkan oleh pengurus yang sedang
menjabat.
Pasal 18
Sisa dana dari pengurus yang lama harus diberikan kepada pengurus yang baru.
BAB XI
PERUBAHAN ANGGARAN DASAR
Pasal 19
1. Perubahan anggaran dasar dan pengesahannya diusulkan dalam Musyawarah
Besar.
2. MUBES membentuk panitia khusus yang beranggotakan pengurus Senat
Mahasiswa untuk membahas perubahan anggaran dasar.
BAB XII
PEMBUBARAN ORGANISASI
Pasal 20
Organisasi Senat Mahasiswa tidak dapat dibubarkan selama Sekolah Tinggi
Agama Kristen Negeri (STAKN) Palangka Raya berdiri.
24
BAB XIII
ATURAN TAMBAHAN
Pasal 21
Struktur kepengurusan Senat Mahasiswa berkewajiban melakukan sosialisasi
Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga kepada seluruh mahasiswa Sekolah
Tinggi Agama Kristen Negeri (STAKN) Palangka Raya.
BAB XIV
PENUTUP
Pasal 22
1. Hal lain-lain yang tidak diatur dalam anggaran dasar akan diatur di dalam
anggaran rumah tangga.
2. Anggaran Rumah Tangga dan peraturan-peraturan lainnya tidak boleh
bertentangan dengan Anggaran Dasar.
3. Anggaran Dasar ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.
25
ANGGARAN RUMAH TANGGA
SENAT MAHASISWA
SEKOLAH TINGGI AGAMA KRISTEN NEGERI (STAKN)
PALANGKA RAYA
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Anggaran Rumah Tangga Senat Mahasiswa merupakan pengaturan lebih lanjut
dan terperinci dari Anggaran Dasar Senat Mahasiswa.
BAB II
KEANGGOTAAN
Pasal 2
Anggota Senat Mahasiswa terdiri dari:
1. Anggota Muda, yaitu seluruh mahasiswa baru yang masuk pada semester 1
(satu) di Sekolah Tinggi Agama Kristen Negeri Palangka Raya, dan/atau
mahasiswa pindahan dari luar Sekolah Tinggi Agama Kristen Negeri
Palangka Raya.
2. Anggota Umum, yaitu seluruh mahasiswa yang telah dilantik dalam
pembinaan Senat Mahasiswa.
3. Anggota Khusus, yaitu seluruh pengurus organisasi.
Pasal 3
Hak Anggota
Anggota Senat Mahasiswa berhak untuk:
1. Memperoleh informasi atas seluruh aktivitas organisasi.
2. Mengikuti Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM)
3. Membela diri
4. Mendapatkan perlindungan dan pembelaan dari organisasi.
26
5. Menyatakan pendapat serta mengajukan kritik dan saran yang membangun.
6. Memilih dan dipilih.
Pasal 4
Kewajiban Anggota
Anggota Senat Mahasiswa berkewajiban untuk :
1. Menaati AD/ART dan seluruh peraturan organisasi.
2. Aktif dalam kegiatan-kegiatan organisasi.
3. Menjaga fasilitas organisasi.
4. Menjunjung tinggi kehormatan dan nama baik organisasi.
5. Menentang setiap upaya dan tindakan yang dianggap merugikan organisasi.
6. Memupuk persatuan dan solidaritas di antara sesama anggota.
Pasal 5
Berakhirnya Keanggotaan
Anggota Senat Mahasiswa berakhir keanggotaannya apabila:
1. Meninggal dunia
2. Berhenti kuliah
3. Melakukan tindakan tidak etis
4. Lulus kuliah dari Sekolah Tinggi Agama Kristen Negeri Palangka Raya
5. Pindah dari Sekolah Tinggi Agama Kristen Negeri Palangka Raya
BAB III
KEPENGURUSAN
Pasal 6
Kepengurusan Senat Mahasiswa terdiri dari:
1. Ketua dan Wakil Ketua
2. Sekretaris
3. Bendahara
4. Kordinator Seksi dan Anggota-anggotanya
27
Pasal 7
Tugas dan Kewajiban
1. Ketua Senat Mahasiswa
Tugas :
a. Ketua Senat Mahasiswa berhak mengangkat dan memberhentikan pengurus
Senat Mahasiswa secara langsung.
b. Ketua Senat Mahasiswa mempertanggung jawabkan tugasnya kepada
mahasiswa melalui MUBES.
Kewajiban :
a. Menjalankan tugasnya berlandaskan AD/ART .
b. Melaksanakan hasil ketetapan MUBES.
Tugas dan wewenang serta status ketua Senat Mahasiswa dapat hilang jika :
a. Melanggar AD/ART.
b. Apabila ketua mangkat atau diberhentikan secara tidak hormat, maka jabatan
ketua di mandatkan kepada wakil ketua.
28
3. Sekretaris Senat Mahasiswa
Kedudukan :
a. Berkedudukan sebagai pelaksana harian organisasi di bidang administrasi
dan kesekretariatan.
4. Bendahara
Kedudukan :
a. Berkedudukan sebagai pelaksana harian organisasi di bidang keuangan.
b. Setiap bulan bendahara wajib berkoordinasi dengan ketua.
29
Fungsi dan tanggung jawab :
a. Berfungsi sebagai pelaksana keuangan organisasi.
b. Bertanggung jawab atas pelaksana keuangan organisasi.
6. Koordinator Seksi :
a. Menjalankan tugas dan fungsi sebagai penanggung jawab kegiatan dalam
bidang yang bersangkutan.
b. Bertugas sebagai koordinator kerja pada bidangnya.
c. Membantu ketua dalam melaksanakan program kerja sesuai dengan bidang
yang bersangkutan.
d. Bertanggung jawab kepada ketua.
Pasal 8
Syarat Kepengurusan
1. Anggota umum yang duduk di semester 3 berhak mencalonkan diri sebagai
Ketua dan Wakil Ketua, dengan catatan tidak ada cacat akademik dan
memiliki integritas terhadap perguruan tinggi.
30
2. Pengurus lainnya dipilih oleh Ketua Senat Mahasiswa yang diangkat dari
anggota umum yang duduk di Semester 3.
Pasal 9
Sanksi Kepengurusan
1. Pengurus Senat Mahasiswa yang melalaikan tugas dan kewajibannya akan
diberi teguran dan peringatan oleh Ketua Senat Mahasiswa sampai tiga kali
baik lisan maupun tertulis, setelah teguran ketiga tidak diindahkan maka
ketua berhak memberhentikan.
2. Apabila Ketua Senat Mahasiswa tidak melaksanakan tugasnya atau
melanggar AD/ART maka MUBES dapat mengusulkan pencabutan SK dan
pemberhentian Ketua Senat Mahasiswa kepada Wakil Ketua Bidang
Kemahasiswaan dan Kerjasama.
3. Jika ayat 2 di atas tidak diindahkan, maka MUBES berhak memberhentikan
Ketua Senat Mahasiswa secara tidak hormat dan mengangkat Wakil Ketua
sebagai penggantinya.
Pasal 10
Kepanitiaan Khusus
1. Senat Mahasiswa berhak membentuk kepanitiaan khusus yang berkaitan
dengan berbagai acara atau kegiatan kemahasiswaan yang berasal dari
berbagai elemen.
2. Kepanitiaan khusus dalam setiap kegiatan wajib mempertanggungjawabkan
kegiatannya kepada Senat Mahasiswa berupa laporan tertulis paling lama
satu bulan setelah kegiatan berakhir. Laporan tersebut kemudian akan
dikoordinasikan dengan Ketua Senat Mahasiswa.
3. Jika dalam tempo yang telah ditentukan belum mengindahkan peraturan
tersebut (ayat 2) maka Senat Mahasiswa melalui Ketua berhak mengajukan
permasalahan tersebut untuk ditindaklanjuti.
31
BAB IV
PEMILIHAN UMUM SENAT MAHASISWA
Pasal 11
Ketentuan Pemilihan Umum Mahasiswa
1. Pemilihan dilaksanakan secara langsung, umum, bebas dan rahasia serta
jujur dan adil.
2. Pemilihan dilaksanakan untuk memilih Ketua dan Wakil Ketua Senat
Mahasiswa
3. Pemberian suara adalah hak setiap mahasiswa Sekolah Tinggi Agama
Kristen Negeri (STAKN) Palangka Raya untuk memilih.
4. Pemilihan umum diselenggarakan oleh Komisi Pemilihan Umum
Mahasiswa (KPUM).
5. Komisi Pemilihan Umum Mahasiswa (KPUM) adalah tim kerja yang
dibentuk oleh Senat Mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Kristen Negeri
(STAKN) Palangka Raya melalui rapat dan pembicaraan dengan Wakil
Ketua Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama.
6. Komisi Pemilihan Umum Mahasiswa harus sudah terbentuk pada bulan
februari semester genap tahun berjalan.
7. Proses Pemilihan Umum Senat Mahasiswa berlangsung 2 (dua) bulan
sampai pada masa penetapan definitif Ketua Senat yang baru.
8. Ketentuan umum dari Pemilihan Umum Senat Mahasiswa ini lebih lanjut
diatur oleh KPUM mengacu pada AD/ART Senat Mahasiswa Sekolah
Tinggi Agama Kristen Negeri (STAKN) Palangka Raya
9. Mahasiswa yang berhak memilih adalah mahasiswa yang terdaftar sebagai
anggota Senat Mahasiswa.
32
BAB V
MUSYAWARAH BESAR
Pasal 12
Tugas dan Wewenang MUBES :
1. Meminta Laporan pertanggungjawaban dari pengurus Senat Mahasiswa
yang dipertanggungjawabkan kepada Wakil Ketua Bidang Kemahasiswaan
dan Kerjasama
2. Mengusulkan perubahan AD/ART Senat Mahasiswa.
3. Menetapkan keputusan-keputusan yang dianggap perlu.
4. Mendesak pengurus lama memberi laporan pertanggungjawaban kegiatan
5. Mendemisioner pengurus lama setelah memberi laporan
pertanggungjawaban kegiatan.
Pasal 13
Pelaksanaan MUBES
1. MUBES diadakan sekali dalam 1 semester..
2. Apabila ada keadaan yang mendesak, MUBES harus segera dilaksanakan.
3. Panitia pelaksana MUBES adalah pengurus Senat Mahasiswa.
BAB VI
RAPAT-RAPAT
Pasal 14
1. Rapat Pleno, yaitu rapat yang dihadiri oleh pengurus Senat Mahasiswa.
2. Rapat koordinasi, yaitu rapat yang dihadiri oleh pengurus Senat Mahasiswa
dan panitia khusus.
3. Keputusan dalam rapat pleno dan rapat koordinasi dianggap sah apabila
disetujui oleh 50% + 1 orang pengurus Senat Mahasiswa.
4. Jika target dalam ayat 3 tidak tercapai, maka pengambilan keputusan sah
berdasarkan suara terbanyak.
33
BAB VII
LAMBANG ORGANISASI
Pasal 15
Lambang Senat Mahasiswa adalah berbentuk segi lima sama sisi berwarna
hitam, warna dasar lambang berwarna ungu, burung merpati yang sedang
menukik turun berwarna kuning, kepala burung merpati berbentuk hati
berwarna merah, sayap burung merpati terdiri dari sepuluh helai berwarna
kuning, bulu ekor terdiri dari tiga helai berwana kuning, alkitab terbuka
berwarna putih, salib terletak di tengah alkitab, dan tulisan Senat Mahasiswa
Sekolah Tinggi Agama Kristen Negeri (STAKN) Palangka Raya.
BAB VIII
PENUTUP
Pasal 16
1. Hal lain-lain yang tidak diatur dalam Anggaran Rumah Tangga akan diatur
dan ditentukan lebih lanjut oleh pengurus Senat Mahasiswa dalam
peraturan-peraturan lainnya.
2. Peraturan-peraturan lainnya tidak boleh bertentangan dengan Anggaran
Dasar dan Anggaran Rumah Tangga.
3. Anggaran Rumah Tangga ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.
34
LAMPIRAN
35
LAMPIRAN 1
Kutipan Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 52 Tahun
2015 tentang Statuta Sekolah Tinggi Agama Kristen Negeri (STAKN)
Palangka Raya
Bagian Delapan
Mahasiswa
Pasal 55
(1) Mahasiswa Sekolah Tinggi memiliki hak:
a. memperoleh pendidikan yang berkualitas;
b. memanfaatkan sarana dan prasarana pendidikan untuk kegiatan kurikuler,
kokurikuler, dan ekstrakurikuler;
c. membentuk organisasi kemahasiswaan dan mendapatkan dukungan
sarana dan prasarana serta dana untuk mendukung kegiatan organisasi
kemahasiswaan tersebut; dan
d. mendapatkan beasiswa dan bantuan biaya pendidikan sesuai dengan
persyaratan yang ditentukan Sekolah Tinggi.
36
Pasal 56
(2) Kegiatan kokurikuler sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan secara
terprogram untuk memperkaya kompetensi lulusan Sekolah Tinggi.
(3) Kegiatan ekstrakurikuler sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat diikuti
oleh Mahasiswa sebagai penunjang kompetensi lulusan Sekolah Tinggi.
(6) Sekolah Tinggi menyediakan sarana dan prasarana serta dana untuk
mendukung kegiatan organisasi kemahasiswaan.
Bagian Kesembilan
Alumni
Pasal 57
(1) Alumni merupakan lulusan program akademik dan profesi.
(2) Alumni sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat membentuk organisasi
alumni dalam upaya menunjang tercapainya tujuan Sekolah Tinggi.
(3) Organisasi alumni sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat dibentuk pada
tingkat Sekolah Tinggi, Jurusan, dan Pascasarjana.
(4) Hubungan kerja organisasi alumni sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan
37
ketentuan lain yang menyangkut organisasi alumni disusun sendiri oleh
alumni dalam suatu musyawarah alumni.
(5) Kepengurusan alumni tingkat Sekolah Tinggi disahkan oleh Ketua, tingkat
Jurusan oleh Ketua Jurusan dan Pascasarjana oleh Direktur, atau semua
tingkat dapat disahkan oleh Ketua sesuai ketetapan yang dihasilkan oleh
musyawarah alumni.
(8) Organisasi alumni sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tunduk pada
ketentuan Sekolah Tinggi.
38
LAMPIRAN 2
Salinan tentang
39
Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 2 Tahun 1989 tentang Sistem
Pendidikan Nasional;
2. Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 1990 tentang
Pendidikan Tinggi beserta perubahannya;
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
TENTANG PEDOMAN UMUM ORGANISASI
KEMAHASISWAAN DI PERGURUAN TINGGI.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Keputusan ini yang dimaksud dengan
1. Organisasi kemahasiswaan intra. perguruan tinggi adalah wahana dan sarana
pengembangan diri mahasiswa ke arah perluasan wawasan dan peningkatan
kecendekiawanan serta integritas kepribadian untuk mencapai tujuan
pendidikan tinggi.
2. Tujuan pendidikan tinggi adalah :
a. Menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memiliki
kemampuan akademik dan/atau profesional yang dapat menerapkan,
mengembangkan dan/atau menciptakan ilmu pengetahuan, teknologi
dan/atau kesenian.
b. Mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu pengetatman, teknologi
dan/atau kesenian serta mengupayakan penggunaannya untuk
meningkatkan tarap kehidupan masyarakat dan memperkaya kebudayaan
nasional.
3. Organisasi kemahasiswaan antar perguruan tinggi adalah wahana dan sarana
pengembangan diri mahasiswa untuk menanamkan sikap ilmiah,
40
pemahaman tentang arah profesi dan sekaligus meningkatkan kerjasama,
serta menumbuhkan rasa persatuan dan kesatuan.
4. Kegiatan kurikuler adalah kegiatan akademik yang meliputi : kuliah,
pertemuan kelompok kecil (seminar, diskusi, responsi), bimbingan
penelitian, praktikum, tugas mandiri, belajar mandiri, penelitian dan
pengabdian kepada masyarakat (kuliah kerja nyata, kuliah kerja lapangan
dan sebagainya).
5. Kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan kemahasiswaan yang meliputi:
penalaran dan keilmuan, minat dan kegemaran, upaya perbaikan
kesejahteraan mahasiswa dan bakti sosial bagi masyarakat.
Pasal 2
Organisasi kemahasiswaan di perguruan tinggi diselenggarakan berdasarkan
prinsip dari, oleh dan untuk mahasiswa dengan memberikan peranan dan
keleluasaan lebih besar kepada mahasiswa.
BAB II
BENTUK ORGANISASI KEMAHASISWAAN
Pasal 3
1. Di setiap perguruan tinggi terdapat satu organisasi kemahasiswaan intra
perguruan tinggi yang menaungi semua aktivitas kemahasiswaan.
2. Organisasi kemahasiswaan intra perguruan tinggi dibentuk pada tingkat
perguruan tinggi, fakultas dan jurusan.
3. Bentuk dan badan kelengkapan organisasi kemahasiswaan intra perguruan
tinggi ditetapkan berdasarkan kesepakatan antar mahasiswa, tidak
bertentangan dengan peraturan perundangundangan yang berlaku, dan
statuta perguruan tinggi yang bersangkutan.
4. Organisasi kemahasiswaan pada sekolah tinggi, politeknik, dan akademi
menyesuaikan dengan bentuk kelembagaannya.
41
5. Organisasi kemahasiswaan antar perguruan tinggi yang sejenis
menyesuaikan dengan bentuk kelembagaannya.
BAB III
KEDUDUKAN, FUNGSI DAN TANGGUNGJAWAB
Pasal 4
Kedudukan organisasi kemahasiswaan intra perguruan tinggi merupakan
kelengkapan non struktural pada organisasi perguruan tinggi yang
bersangkutan.
Pasal 5
Organisasi kemahasiswaan intra perguruan tinggi mempunyai fungsi sebagai
sarana dan wadah:
1. Perwakilan mahasiswa tingkat perguruan tinggi untuk menampung dan
menyalurkan aspirasi mahasiswa, menetapkan garis-garis besar program dan
kegiatan kemahasiswaan;
2. Pelaksanaan kegiatan kemahasiswaan;
3. Komunikasi antar mahasiswa;
4. Pengembangan potensi jatidiri mahasiswa sebagai insan akademis, calon
ilmuwan dan intelektual yang berguna di masa depan;
5. Pengembangan pelatihan keterampilan organisasi, manajemen dan
kepemimpinan mahasiswa;
6. Pembinaan dan pengembangan kader-kader bangsa yang berpotensi dalam
melanjutkan kesinambungan pembangunan nasional;
7. Untuk memelihara dan mengembangkan ilmu dan teknologi yang dilandasi
oleh norma-norma agama, akademis, etika, moral, dan wawasan
kebangsaan.
Pasal 6
Derajat kebebasan dan mekanisme tanggungjawab organisasi kemahasiswaan
intra perguruan tinggi terhadap perguruan tinggi ditetapkan melalui kesepakatan
42
antara mahasiswa dengan pimpinan perguruan tinggi dengan tetap berpedoman
bahwa pimpinan perguruan tinggi merupakan penanggungjawab segala kegiatan
di perguruan tinggi dan/atau yang mengatasnamakan perguruan tinggi.
BAB IV
KEPENGURUSAN, KEANGGOTAAN DAN MASA BAKTI
Pasal 7
1. Pengurus organisasi kemahasiswaan intra perguruan tinggi pada masing-
masing tingkat sekurang-kurangnya terdiri atas ketua umum, sekretaris dan
anggota pengurus.
2. Pengurus ditetapkan melalui pemilihan yang tatacara dan mekanismenya
ditetapkan oleh mahasiswa perguruan tinggi yang bersangkutan.
Pasal 8
Keanggotaan organisasi kemahasiswaan pada masing-masing tingkat adalah
seluruh mahasiswa yang terdaftar dan masih aktif dalam kegiatan akademik.
BAB V
PEMBIAYAAN
Pasal 10
1. Pembiayaan untuk kegiatan organisasi kemahasiswaan di perguruan tinggi
dibebankan pada anggaran perguruan tinggi yang bersangkutan dan/atau
usaha lain seijin pimpinan perguruan tinggi dan dipertanggungiawabkan
sesuai dengan peraturan perundangundangan yang berlaku.
2. Penggunaan dana dalam kegiatan kemahasiswaan harus dapat
dipertanggungjawabkan akuntabilitasnya.
43
BAB VI
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 11
Semua organisasi kemahasiswaan di perguruan tinggi yang telah ada pada saat
ditetapkannya Keputusan ini agar menyesuaikan dengan keputusan ini.
BAB VII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 12
Dengan berlakunya Keputusan ini, Keputusan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Nomor 0457/0/1990 tentang Pedoman Umum Organisasi
Kemahasiswaan di Perguruan Tinggi dinyatakan tidak berlaku.
Pasal 13
Petunjuk teknis pelaksanaan Keputusan ini ditetapkan oleh pimpinan perguruan
tinggi yang bersangkutan.
Pasal 14
Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
Ditetapkan : di Jakarta
Pada tanggal : 30 Juni 1998
MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN,
ttd.
Prof. Dr. Juwono Sudarsono, M.A.
44
4. Kepala Badan Penelitian dan. Pengembangan Pendidikan. dan Kebudayaan
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan,
5. Sekretaris Inspektorat Jenderal, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, dan
Badan Penelitian dan Pengembangan Pendidikan dan Kebudayaan di
lingkungan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan,
6. Semua Rektor universitas/institut, Ketua sekolah tinggi, Direktur
politeknik/akademi di lingkungan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan,
7. Semua Koordinator Koordinasi Perguruan Tinggi Swasta,
8. Kantor Perbendaharaan dan Kas Negara,
9. Badan Pemeriksa Keuangan,
10. Direktorat Jenderal Anggaran Departemen Keuangan,
11. Komisi VII DPR-RI.
45
LAMPIRAN 3
Salinan tentang
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam kode etik mahasiswa STAKN Palangka Raya ini yang dimaksud
dengan:
1. Asas STAKN adalah nilai-nilai yang mendasari penyelenggaraaan STAKN
yang terdiri dari asas keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha
Esa, moralitas yang tinggi, kebebasan akademik, kebebasan ilmiah,
kemandirian, akuntabilitas dan kualitas.
2. STAKN Sekolah Tinggi adalah sekolah Tinggi Agama Kristen Negeri
(STAKN) Palangka Raya.
3. Ketua adalah Ketua STAKN Palangka Raya.
4. Ketua jurusan adalah pimpinan jurusan yang memimpin penyelenggaraan
pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat, membina tenaga
pendidik, dan mahasiswa.
5. Mahasiswa adalah setiap mahasiswa STAKN Palangka Raya, yang sesuai
dengan ketentuan STATUTA STAKN Palangka Raya.
6. Kode Etik kemahasiswaan adalah pedoman tertulis yang berisi standar
perilaku etis dan disiplin bagi mahasiswa STAKN Palangka Raya, dalam
kehidupan bernegara, bermasyarakat, berorganisasi dan dalam berinteraksi
di lingkungan kampus STAKN Palangka Raya.
7. Mahasiswa adalah peserta didik yang terdaftar secara sah pada salah satu
jurusan dan program profesi STAKN Palangka Raya.
46
8. Pimpinan adalah pimpinan STAKN Palangka Raya, yang terdiri atas Ketua
dan Wakil Ketua I, II, III.
9. Tujuan STAKN adalah menyiapkan peserta didik menjadi anggota
masyarakat yang bermoral, yang memiliki kemampuan akademik, dan
profesi yang dapat menerapkan, mengembangkan dan/atau memperkaya
khazanah ilmu pengetahuan dan teknologi dan/atau seni; mengembangkan
dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi dan/atau seni khususnya
yang berbasis kerjasama dalam arti luas, serta mengupayakan
penggunaannya untuk mendukung pembangunan masyarakat yang
demokratis dengan berperan sebagai kekuatan moral yang mandiri;
mencapai keunggulan kompetitif melalui prinsip pengelolaan sumberdaya
sesuai dengan asas pengelolaan yang profesional, dan meningkatkan
kualitas secara berkelanjutan untuk menempati posisi unggul dalam
persaingan dan kerjasama global.
47
1. Menjunjung tinggi dan menghayati nilai-nilai Kristen dan memiliki akhlak
mulia.
2. Memelihara sarana dan prasarana serta menjaga kebersihan, ketertiban dan
keamanan kampus.
3. Menjaga kewibawaan dan nama baik almamater.
4. Menghormati sesama mahasiswa dan bersikap sopan terhadap pimpinan,
dosen dan staf kependidikan.
5. Memelihara hubungan sosial yang baik dalam kehidupan bermasyarakat di
dalam dan di luar kampus.
6. Berpakaian sopan, rapi, dan bersih pada saat kuliah, ujian, dan ketika
berurusan dengan pimpinan, dosen, dan staf kependidikan dengan jenis
pakaian sebagai berikut:
Hari Jenis Pakaian
Senin Kemeja putih, bawahan (Celana Panjang/rok/tidak
diperbolehkan mengenakan jeans) warna hitam atau
warna gelap, dan almamater
Selasa Kemeja putih, bawahan (Celana Panjang/rok/ tidak
diperbolehkan mengenakan jeans) warna hitam atau
warna gelap
Rabu Batik, bawahan (Celana Panjang/rok/ tidak
diperbolehkan mengenakan jeans) warna hitam atau
warna gelap
Kamis Batik STAKN, bawahan (Celana Panjang/rok/ tidak
diperbolehkan mengenakan jeans) warna hitam atau
warna gelap
Jumat Bebas rapi, sopan, dan bersih. (Celana Panjang/rok/
tidak diperbolehkan mengenakan jeans dan sandal)
48
7. Bagi mahasiswa yang sudah menikah wajib melampirkan surat nikah dan
membuat surat pemberitahuan kepada Ketua Sekolah Tinggi Agama Kristen
Negeri Palangka Raya Up. Wakil Ketua III dan Tembusan kepada Ketua
Jurusan dan Dosen PA. Dan bagi mahasiswa yang akan menikah saat
menempuh studi di Sekolah Tinggi Agama Kristen Negeri (STAKN)
Palangka Raya wajib membuat surat pemberitahuan dan surat persetujuan
orang tua kepada Ketua Sekolah Tinggi Agama Kristen Negeri Palangka
Raya Up. Wakil Ketua III dan Tembusan kepada Ketua Jurusan dan Dosen
PA.
8. Mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Kristen Negeri (STAKN) Palangka Raya
wajib mengikuti seluruh kegiatan Orientasi Pengenalan Kampus (OPAK),
Ibadah Kampus pada setiap hari Senin, Persekutuan Mahasiswa Kristen
(PMK) STAKN P.Raya, Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) dan kegiatan
eksrtakurikuler lainnya yang dilaksanakan oleh Bidang Kemahasiswaan dan
Senat Mahasiswa STAKN P.Raya. Adapun jadwal kegiatan Bidang
Kemahasiswaan terdapat pada halaman terakhir Tata Tertib Mahasiswa
STAKN P.Raya
9. Mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Kristen Negeri (STAKN) Palangka Raya
wajib terlibat dalam pelayanan gereja dan berpartisipasi dalam kegiatan
sosial kemasyarakatan sebagai wujudnyata Tri Dharma Perguruan Tinggi.
Pasal 4
Setiap mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Kristen Negeri Palangka Raya
berhak:
1. Memperoleh pendidikan, pengajaran, bimbingan dan pengarahan serta
pelayanan yang baik dan berkualitas dari Sekolah Tinggi dan dalam kajian
dan pengembangan ilmu pengetahuan sesuai kaidah keilmuan, etika, tata
tertib dan ketentuan lain yang berlaku.
49
2. Menggunakan dan mengembangkan kebebasan akademik secara
bertanggung jawab guna mempelajari ilmu kependidikan dan teologi
Kristen serta pengetahuan umum sesuai dengan peraturan yang berlaku pada
Sekolah Tinggi Agama Kristen Negeri Palangka Raya.
3. Memperoleh pelayanan di bidang akademik, adminitrasi, kemahasiswaan
dan keuangan.
4. Memperoleh penghargaan atas prestasi yang dicapai sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
5. Menyampaikan aspirasi dan pendapat, baik secara lisan/tertulis secara etis
dan bertanggungjawab.
6. Memperoleh pelayanan yang layak dalam pengembangan penalaran, minat,
bakat, pelayanan kerohanian dan pelayanan kesehatan.
7. Menggunakan barang inventaris milik negara sesuai dengan peraturan yang
berlaku.
8. Memanfaatkan sarana dan prasarana Sekolah Tinggi Agama Kristen Negeri
Palangka Raya dalam rangka penyelenggaraan kegiatan akademik sesuai
dengan ketentuan yang berlaku.
LARANGAN
Pasal 5
Setiap mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Kristen Negeri (STAKN) Palangka
Raya dilarang:
1. Memakai kaos oblong/tidak berkerah, celana atau baju yang sobek,
memakai baju dan/atau celana ketat, memakai baju dan/atau celana tembus
pandang, sarung dan sandal, topi, rambut panjang dan atau bercat, anting-
anting, kalung, gelang dan tato khusus bagi mahasiswa (laki-laki) mengikuti
kegiatan akademik, layanan adminitrasi dan kegiatan di kampus. Khusus
bagi mahasiswi (perempun) dilarang memakai baju dan/atau celana ketat,
memakai baju dan/atau celana tembus pandang, tato, sepatu berhak tinggi
50
tidak boleh lebih dari 5 cm, cat rambut, mengenakan perhiasan yang
berlebihan dan berdandan yang mencolok dalam mengikuti kegiatan
akademik, layanan adminitrasi dan kegiatan di kampus.
2. Berbuat sesuatu yang dapat mengganggu proses pendidikan, keamanan,
kenyamanan dan ketertiban kampus.
3. Melakukan kecurangan akademik dalam bentuk menyontek, plagiat dan
praktik perjokian.
4. Memalsukan nilai, tanda tangan, dan surat keterangan yang berkaitan
dengan kegiatan akademik, administrasi maupun kemahasiswaan.
5. Melakukan tindakan campur tangan kepentingan organisasi ekstra kampus
dalam pengambilan kebijakan organisasi intra kampus.
6. Menggunakan kantor sekretariat organisasi kemahasiswaan di luar batas jam
yang telah ditetapkan.
7. Menggunakan kantor sekretariat organisasi kemahasiswaan sebagai tempat
menginap, memasak, mencuci, menjemur pakaian dan aktivitas rumah
tangga lainnya.
8. Melakukan tindakan yang bertentangan dengan nilai-nilai moral, susila dan
ajaran agama Kristen yakni membunuh, merampok, mencuri, meminum
minuman keras, menyimpan, menggunakan dan/atau melakukan transaksi
jual-beli narkoba, berbuat zinah, seks bebas, tindakan kriminal dan tindakan
tercela lainnya.
9. Merusak sarana dan prasarana kampus Sekolah Tinggi.
PELANGGARAN
Pasal 6
1. Pelanggaran ringan adalah pelanggaran tata tertib yang tidak menimbulkan
kerugian moral dan material bagi STAKN Palangka Raya serta masih dapat
dibina oleh pimpinan Sekolah Tinggi yang bersangkutan yaitu pasal 5 ayat
(1) dan (2)
51
2. Pelanggaran sedang adalah pelanggaran terhadap tata tertib yang dapat
menimbulkan kerugian moral dan material bagi STAKN Palangka Raya dan
masih dapat ditolerir oleh Sekolah Tinggi (dosen PA dan Jurusan) yaitu
pasal 5 ayat (3), (4), (5), (6), dan (7).
3. Pelanggaran berat adalah pelanggaran terhadap tata tertib, peraturan dan
perundang-undangan yang berlaku serta tidak dapat ditolerir lagi oleh
Sekolah Tinggi (unsur pimpinan) yaitu pasal 5 ayat (8) dan (9).
SANKSI
Pasal 7
Sanksi yang dikenakan kepada mahasiswa yang melanggar tata tertib
mahasiswa terdiri:
1. Teguran lisan atau tertulis.
2. Pembayaran ganti rugi atas barang yang rusak atau hilang.
3. Tidak mendapatkan pelayanan administrasi dan/atau akademik
kemahasiswaan.
4. Pencabutan hak mengikuti kegiatan akademik tertentu.
5. Pencabutan hak mengikuti semua kegiatan akademik dalam jangka waktu
tertentu.
6. Penangguhan dan/atau pembatalan hasil ujian untuk mata kuliah tertentu
dalam satu semester.
7. Skorsing selama satu semester atau lebih dari kegiatan akademik dan/atau
kemahasiswaan.
8. Pemberhentian dengan tidak hormat sebagai mahasiswa.
9. Dilaporkan kepada pihak yang berwajib apabila melanggar undang-undang
jika dipandang perlu.
52
BENTUK SANKSI
Pasal 8
Sanksi pelanggaran tata tertib ditetapkan sebagai berikut:
1. Sanksi ringan berupa teguran lisan atau tertulis, ganti rugi atas barang yang
rusak atau hilang, dikeluarkan dari kegiatan kuliah atau ujian serta tidak
diberikan pelayanan administrasi dan akademik.
2. Sanksi sedang berupa pencabutan hak mengikuti semua kegiatan akademik
selama satu semester atau lebih, pembatalan ujian, penangguhan penyerahan
ijazah/transkrip atau skorsing selama satu semester atau lebih dan membuat
surat pernyataan secara tertulis tidak akan mengulangi pelanggaran serupa.
3. Sanksi berat berupa pemberhentian atau pemecatan dengan tidak hormat
atau pencabutan gelar akademik secara tidak hormat.
53
2. Penjatuhan sanksi sedang oleh Ketua Jurusan dilakukan setelah
mendengarkan keterangan pihak yang terkait dan ditetapkan dengan surat
keputusan.
3. Penjatuhan sanksi tingkat berat dilakukan di atas:
a. Usul Wakil Ketua III bagian Kemahasiswaan tata tertib yang tembusannya
disampaikan kepada orangtua atau wali mahasiswa.
b. Mahasiswa yang dikenakan sanksi dapat mengajukan keberatan secara
tertulis kepada Wakil Ketua III bagian kemahasiswaan Tata Tertib atas usul
penjatuhan sanksi berat dalam tenggang waktu 7 x 24 jam sejak surat usulan
pemberian sanksi diterbitkan.
c. Penjatuhan sanksi berat ditetapkan dengan Surat Keputusan (SK).
Pasal 12
Mahasiswa yang dinyatakan melanggar tata tertib dapat mengajukan pembelaan
diri jika sanksi yang dijatuhkan dipandang tidak sesuai dengan azas keadilan.
Pasal 13
Rehabilitasi diberikan kepada mahasiswa yang terbukti melakukan pelanggaran.
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 14
1. Dengan diberlakukannya tata tertib mahasiswa Sekolah Tinggi Agama
Kristen Negeri (STAKN) Palangka Raya ini maka peraturan dan ketentuan
54
yang bertentangan dengan tata tertib mahasiswa dinyatakan tidak berlaku
lagi.
2. Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.
55