Anda di halaman 1dari 9

Proses Desain Museum Tsunami oleh Ridwan Kamil

Program Studi Arsitektur, Fakultas Teknik


Universitas Medan Area, Indonesia

Abstrak
Museum Tsunami Aceh dibangun dalam rangka mengenang peristiwa Tsunami yang terjadi pada tahun
2004 silam.Desain Museum Tsunami Aceh mengambil ide dasar dari budaya dan unsur arsitektur
tradisional Aceh.Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk mengkaji unsur-unsur nilai budaya dan
arsitektur tradisional Aceh yang diterapkan pada bangunan Museum Tsunami Aceh,dengan
mengidentifikasi dan menganalisis aspek yang mempengaruhi perancangan Museum Tsunami Aceh
yang dilihat dari penerapan arsitektur tradisional Aceh.Teori yang digunakan adalah teori tentang
arsitektur tradisional Aceh.Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian historis-
kualitatif-deskriptif.Data yang dikumpulkan berupa data skunder yang diperoleh dari buku dan jurnal-
jurnal sebagai media informasi.Hasil dari tulisan ini adalah penerapan arsiterktur pada Museum
Tsunami Aceh memenuhi enam elemen konsep arsitektur tradisional Aceh,sedangkan aspek-aspek yang
mempengaruhi perancangan Museum Tsunami Aceh yang dilihat dari penerapan arsitektur tradisional
Aceh memenuhi tiga elemen.

Kata Kunci : Museum Tsunami Aceh,Arsitektur tradisional Aceh.

PENDAHULUAN tersebut memberikan duka yang


Pada tanggal 26 Desember mendalam bagi rakyat dan Aceh dan
2004,gempa melanda pulau Aceh menjadikan Tsunami Aceh sebagai
dengan kekuatan 9.0 skala richter dan peristiwa yang tidak dapat terlupakan
gempa tersebut mengakibatkan meskipun 9 tahun telah berlalu
Tsunami yang melanda daerah Banda semenjak kejadian tersebut.
Aceh dan sekitarnya.Merujuk kepada (Rofi,2006:341)
data BAKORNAS pada Maret
2005,jumlah korban yang meninggal Setelah peristiwa Tsunami yang
sebanyak 128.645 orang dan sebanyak memilukan tersebut berlalu,pemerintah
37.063 orang dinyatakan hilang.Selain membangun monumen-monumen
banyaknya korban,Tsunami juga untuk mengenang peristiwa tersebut,
menyebabkan banyak rumah serta mulai dari monumen ombak Tsunami
bangunan-bangunan rusak.Hal-hal yang dibangun dipemakaman korban
Tsunami di Lambaroo Aceh besar,ada pendukung yang akan
juga PLTD apung yang terbawa oleh digunakan untuk menganalisa.
ombak Tsunami yang sekarang sudah Penelitian ini menggunakan tiga teknik
dijadikan monumen di daerah Punge dalam menganalisa data yaitu
Blang Cut,serta dibangunnya Museum dengan pembuatan sketsa hasil
Tsunami di Jln.Sultan Iskandar pengidentifikasian dan
Muda,Banda Aceh.Museum Tsunami pengukuran. Meringkas data
dibangun oleh Arsitek,M.Ridwan hasil wawancara dan data
Kamil.Desain yang berjudul Rumoh literatur.
Aceh as Escape Hill ini mengambil ide Hasil pengidentifikasian dan
dasar Rumoh Aceh yaitu rumah pengukuran dianalisis untuk
tradisional masyarakat Aceh berupa mendapatkan konsep
bangunan rumah panggung.Adapun rancangan arsitektur tropis
tujuan pembangunan museum ini tidak pada rumah panggung. Adapun
hanya menjadi sebuah bangunan indikator yang digunakan
monumen,tetapi juga sebagai objek dalam menganalisa, yaitu
wisata sejarah dan edukasi,dimana orientasi, massa bangunan, pola
bangunan ini menjadi tempat pusat ruang, bukaan (jenis bukaan,
penelitian dan pembelajaran tentang posisi bukaan, luas bukaan),
becana Tsunami sebagai simbol bentuk bangunan, material
kekuatan masyarakat Aceh dalam bangunan.
menghadapi bencana Tsunami.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pemilihan objek penelitian dilihat dari
METODE PENELITIAN beberapa kriteria, berikut
Penelitian diawali dengan konteks adalah kriteria pemilihan objek
permasalahan dan penentuan penelitian Pertama, Objek
tujuan. Berdasarkan tujuan merupakan Rumah Panggung
tersebut, direncanakan metode yang berada diwilayah eks
yang digunakan yaitu dengan Kesultanan Deli (Banten, Karo,
cara penelitian, pengumpulan Mandailing, Melayu, dll) dan
dan analisa data. kedua Rumah Panggung dengan
Tahapan dari penelitian ini terdiri dari 5 kondisi terawat baik.
tahapan yaitu Tahap pendataan Berdasarkan hasil survey yang telah
awal untuk menentukan lokasi dilakukan, maka didapat tiga
dan obyek studi, serta studi lokasi yang berbeda, dengan
literatur. Tahap awal ini untuk maksud untuk mengetahui
mendapatkan lokasi penelitian adanya persamaan dan
dan menentukan obyek sebagai perbedaan konsep desain
studi kasus. Dan studi literatur disetiap rumah panggung,
untuk mendapatkan sejarah berdasarkan lokasi, iklim dan
rumah pangggung di orientasi bangunan yang
Kesultanan Deli dan teori-teori berbeda.Berikut tiga lokasi
objek Rumah Panggung yang berseberangan (cross
diteliti, yaitu : ventilation), Memanfaatkan
a) Rumah Panggung di Desa Sampali perbedaan suhu pada masing-
Deli Serdang masing ruang, karena udara
b) Rumah Panggung di Kelurahan akan mengalir dari daerah
Mabar Medan Deli dengan suhu rendah (yang
c) Rumah Panggung di jl. Perwira mempunyai tekanan tinggi)
Katamso Medan Maimun kedaerah dengan suhu tinggi
Adapun analisa Rumah Panggung (yang mempunyai tekanan
Orientasi bangunan secara rendah).
umum, ditujukan untuk Ruang-ruang dalam rumah ini memiliki
menempatkan posisi bangunan bukaan masing-masing, 3 ruang
sesuai dengan potensi-potensi tidur ditempatkan pada disisi
dan menghindari sisi negatif utara, agar tidak terpapar panas
yang ada pada kondisi iklim matahari berlebihan. Ruang
dan lingkungan tersebut, untuk tidur utama berada di sisi timur,
daerah tropis lembab orientasi ruang tamu dan ruang keluarga
bangunan diutamakan untuk berada disisi barat dengan
mengantisipasi pengaruh sinar ruang tamu lebih ke sisi selatan.
matahari yang berlebihan. Rumah ini memiliki pola ruang
Padahal dengan orientasi yang yang baik , dengan memberi
berbeda tingkat intensitas ruang yang lebar di bagian
radiasi matahari yang masuk tengah, sehingga sirkulasi udara
akan berbeda-beda, dan dapat berjalan dengan baik.
mempengaruhi kenyamanan
termal pada ruang masing-
masing unit. Selain intensitas
sinar matahari yang masuk,
akibat perbedaan orientasi juga
membedakan arah bangunan
yang ideal dan tidak ideal
terhadap arah angin.
Perancangan pola ruang yang benar Bukaan pada rumah ini lebih dominan
harus memperhatikan pada sisi depan bangunan, yaitu
kelancaran sirkulasi atau menghadap selatan. Sesuai ciri-
pengaliran udara yang dapat ciri konsep arsitekur tropis,
melalui seluruh ruang-ruang rumah ini termasuk
didalamnya. Kelancaran aliran/ didalamnya, bukaan pada
sirkulasi udara pada suatu rumah panggung ini maksimal,
susunan ruang bisa diperoleh dan terjadi sirkulasi silang
dengan membuat lubang- untuk membiarkan udara lewat
lubang ventilasi pada bidang- dan menghalau panas keluar
bidang yang saling bangunan. Penghuni merasa
nyaman didalam rumah baik memperbanyak bukaan yang
siang maupun malam, karena lebar. Bukaan pada sisi depan
semua ruangan mendapat rumah (arah selatan),
sirkulasi udara yang baik, menggunakan jendela
sehingga ruangan terasa sejuk. berukuran 50 x 120 cm per
jendela, empat lubang jendela
berukuran 240 x 170 cm
dengan jumlah 10 daun kaca
nako. Lubang angin dibuat
memanjang mengikuti ukuran
jendela sehingga sirkulasi udara
tetap lancar meskipun jendela
tertutup.
Sama seperti Rumah Panggung pada
umumnya, dimana pintu
masuk utama berada pada
bagian tengah bangunan, tetapi
menghadap pada sisi timur.
Bangunan ini mengikuti kondisi Pintu masuk Rumah Panggung
iklim panas lembab, yaitu ini dibuat dengan ukuran lebih
dengan memperbanyak bukaan lebar berbentuk persegi
yang lebar. Bukaan pada sisi panjang dengan ukuran sekitar
depan rumah (arah selatan), 2,1 m x 90 cm. Pintu pada
menggunakan jendela Rumah Panggung ini
berukuran 50 x 120 cm per menggunakan satu buah daun
jendela, jendela kaca nako pintu.
berukuran 240 x 170 cm.
Lubang angin dibuat
memanjang mengikuti ukuran
jendela sehingga sirkulasi udara
tetap lancar meskipun jendela
tertutup.

Perletakan pintu yang demikian


bertujuan untuk menghindari
tempias saat hujan besar, juga
melindungi pintu dari paparan
panas yang dapat merusak
Bangunan ini mengikuti kondisi iklim pintu tersebut.
panas lembab, yaitu dengan
Rumah Panggung ini mempunyai bentuk mencegah terjadinya tempias
dasar persegi empat, dengan air hujan kedalam rumah saat
bentuk atap limas. Terdapat hujan.
tangga dibagian depan rumah,
menggunakan tiang-tiang untuk
mengangkat bangunan sehingga
bangunan menjadi berkolong.
Rumah ini memiliki banyak
bukaan dan lubang angin serta
tritisan yang cukup lebar.

Atap Rumah Panggung ini berbentuk


limas, dengan kimiringan atap
sekitar 35 derajat. Dengan
kemiringan tersebut, rumah ini
mampu melindungi dari
Rumah panggung ini berkolong dengan terjangan angin dan hujan serta
kolom berbentuk persegi, dapat mengatasi panas dalam
dimensi kolom 50 x 50 cm, yang ruangan.
berjumlah 31 kolom, tinggi
kolom adalah 1.2 m. Rumah
Pangung yang berkolong seperti
ini dapat memberi kenyamanan
tersendiri bagi penghuni,
lantainya yang menggunakan
papan akan memberi kesejukan
dalam ruangan, karena udara
yang masuk dari bawah kolong
rumah. Kolong yang dibuat
tinggi bertujuan untuk
menghindari terjadinya banjir
dan lembab pada tapak.

Kemiringan atap yang besar ini mampu


mendistribusikan hujan dengan
cepat, juga melindungi
bangunan dari angin kencang.
Tritisan Rumah Panggung ini cukup
Rumah Panggung ini lebih dominan
lebar lebih kurang lebarnya
menggunakan material kayu
adalah 1 meter. Dengan kondisi
(papan), karena ketahanan
tritisan yang lebar akan
kayu tinggi terhadap iklim, kayu
mampu mengisolasi panas dan menggunakan kayu tepas.
tahan terhadap angin. Dengan bahan atap yang sangat
( Nur’aini,Cut, 2014) ringan, menghindari runtuhnya
Sementara pada dinding Rumah bangunan saat terjadi gempa.
Panggung ini menggunakan Kolom Rumah Panggung ini
kayu (papan) jenis Meranti, menggunakan material cor
papan disusun rapat secara beton, diatas tiang tersebut
horizontal atau sering disebut ditambah dengan susunan batu
Susun Sirih. Papan dinding bata berbentuk persegi untuk
berukuran tebal 3 cm, lebar 20 menambah ketinggian kolom.
Cm. Dinding papan tersebut Pada pintu Rumah Panggung ini
awalnya dicat solar agar tahan menggunakan material kayu
rayap, namun sekarang mulai jenis Meranti, berbentuk
memudar. persegi panjang dengan ukuran
sekitar 210 Cm x 90 cm. Jendela
atau Tingkap atau Pelinguk
Rumah Panggung ini
menggunakan material kayu
yang telah dicat warna.
Pada tangga pada Rumah Panggung ini
terletak ditengah-tengah bagian
depan rumah dan menghadap
jalan. Tangga menggunakan
Lantai Rumah Panggung ini material cor beton dan
menggunakan papan kayu, pasangan bata trasram. Dengan
berukuran lebih tebal dari jumlah anak tangga 5 buah.
papan untuk dinding, disusun
rapat secara horizontal. Dengan
menggunakan lantai papan,
ruangan dalam rumah
panggung ini terasa sejuk,
karena udara dapat masuk
lewat celah susunan papan
tersebut. Dengan menggunakan material alami
seperti kayu, Rumah Panggung
ini menjadi lebih tahan dengan
iklim, kemampuan kayu yang
dapat mengisolasi panas
didalam rumah dengan baik,
sehingga kenyamanan didalam
Rumah Panggung lebih terjaga.
Bahan utama atap Rumah Panggung ini Untuk kolong yang dibuat
adalah seng , dengan plafond dengan material cor ini
mengantisipasi terjadinya
korosi, kerena kondisi iklim
yang panas lembab, sehingga
lebih menggunakan material
cor beton dibanding
menggunakan kayu.

Tabel 1 Analisa Rumah Panggung

ANALISA RUMAH PANGGUNG 1 RUMAH PANGGUNG 2 RUMAH PANGGUNG 3

Orientasi Selatan – utara Timur – Barat Selatan – Utara


Masa Area kamar tidur Area kamar tidur berada Area kamar tidur berada di posisi
Bangunan berada di posisi timur diposisi utara (jalur timur (mendapat sinar matahari
(matahari pagi) sirkulasi angin) pagi)
Arah angin dapat Arah angin dapat masuk Arah angin dapat masuk dari arah
masuk dari arah dari arah selatan-utara barat daya ke timur laut.
selatan- utara
Pola Ruang-ruang dominan Ruang-ruang dominan Ruang-ruang dominan seperti
Ruang seperti kamar tidur seperti kamar tidur dan kamar tidur dan dapur, berada di
berada di timur dapur berada di sisi posisi timur, sangat baik
sangat baik mendapat selatan, sirkulasi udara mendapat sinar matahari pagi.
sinar matahari pagi. dapat mencapai ruangan Ruang tamu dan ruang keluarga
Ruang tamu dan tersebut. ditepatkan disisi selatan-utara,
dapur ditempatkan Ruang tamu, ruang yang merupakan arah sirkulasi
disisi Selatan-Utara, keluarga dan ruang makan, angina di dalam ruangan.
ruangan dilalui ditempatkan disisi utara,
sirkulasi udara sirkulasi udara dapat
masuk dengan baik, sinar
matahari dapat masuk
sampai ruang tamu.
Bukaan Bukaan dominan pada Bukaan dominan pada sisi Bukaan dominan pada sisi
sisi selatan-barat, selatan-utara, terjadi selatan-utara, terjadi sirkulasi
terjadi sirkulasi silang sirkulasi silang didalam silang didalam ruangan, dengan
didalam ruangan, ruangan, dengan bukaan bukaan yang lebar.
dengan bukaan yang yang lebar.
lebar.
Bentuk Bentuk denah persegi Terbagi menjadi dua : Terbagi menjadi dua : bangunan
Bangunan Bentuk atap limas bangunan berkolong dan berkolong dan bangunan
berabung tidak berkolong dibagian berdinding batu tidak berkolong
Teritisan lebar 1 belakang Bentuk denah berbentuk L
meter Bentuk denah persegi Bentuk atap limas rabung lima
Kemiringan atap 35 panjang dengan kemiringan atap 30
derajat Bentuk atap limas dengan derajat
Memiliki dua teras kemiringan atap 25-45 Teritisan lebar 80 cm
Tinggi kolong 1,2 derajat. Tinggi kolong 50 cm
meter Teritisan lebar 80 cm
Tinggi kolong 1 meter
Material Material dominan Material dominan kayu Material rumah panggung
kayu Pintu, jendela dan dinding dominan kayu.
Pintu, jendela dan menggunakan kayu Material bangunan baru dengan
dinding menggunakan Meranti dinding batu
kayu Meranti Lantai menggunakan Pintu, jendela, dinding
Lantai menggunakan papan kayu menggunakan kayu.
papan kayu Pada bagian teras Lantai menggunakan conwood
Plafond menggunakan menggunakan lantai Bangunan baru menggunakan
jalinan kayu tepas keramik lantai keramik
Kolong dari beton Plafond menggunakan Plafond menggunakan calsiboard
bertulang menggunakan triplek Kolong dari beton bertulang.
Kolong dari beton
bertulang

Aniswati and Nor (2014). Metaphysical


Approach for Design Functionality in
SIMPULAN
Malay-Islamic Architecture. ASEAN-
Dari tiga objek yang diteliti, ditemukan Turkey ASLI (Annual Serial Landmark
beberapa kesamaan seperti, International). ABRA International
banyaknya bukaan yang lebar, Conference on Quality of Life, AQoL2014,
26-28 December 2014, Istanbul, Turkey
bentuk atap Rumah Panggung Abdul L.A.M., (2005). Kota Panggung. Jurnal
berbentuk limas dan berabung Keunikan Agats Sebagai “Kota
banyak, kemiringan atap besar Panggung”, 2(1): 57-68
Ching, Francis D.K. (2000), Arsitektur: Bentuk,
dan curam yang sengaja dibuat Ruang dan Tatanan, Jakarta: Erlangga 2.
untuk menghindari terjangan De Chiara, Joseph and callender, Jhon Hancock.
angin dan mendistribusikan hujan Time saver standard for Building types.
New York: McGraw Hill Company 3.
dengan cepat. Material yang
Frick, Heinz, FX and Bambang Suskivatno
digunakan pada Rumah Panggung (1998), Dasar-dasar Eko – Arsitektur,
masih mempertahankan material Konsep Arsitektur Berwawasan
asli dan ramah iklim, seperti Lingkungan Serta Kualitas Konstruksi
dan Bahan Bangunan Untuk Rumah
dinding dan lantai yang Sehat dan Dampaknya Atas Kesehatan
menggunakan material papan Manusia, Penerbit Kanisius dan
kayu jenis Mahoni, tangga terbuat Soegijapranata University Press,
Semarang.
dari kayu, dan plafond yang Karyono, T.H. (2000) Mendefinisikan kembali
menggunakan jalinan kayu Arsitektur tropis di Indonesia, Majalah
(tepas). Dapat disimpulkan bahwa Desain Arsitektur, vol 1, Apr
Karyono, T.H. (2004), bangunan hemat energi,
Rumah Panggung merupakan
Rancangan Pasif dan Aktif
bangunan yang tanggap Lippsmeier, G. Bangunan Tropis. Jakarta :
lingkungan tropis, meskipun Erlangga.
adanya perubahan beberapa Nuraini dan Cut. (2014). “Materi kuliah
Arsitektur Tropis”,.Medan (Tidak
material pada Rumah Panggung dipublikasikan).
yang berada ditengah kota, Ratih S dan Suzana. (2006). “ Arsitektur Tropis
namun hal ini tidak Bangunan Tradisional Indonesia”, Badan
Penerbit Universitas Diponegoro.
menghilangkan konsep arsitektur Semarang.
tropis pada Rumah Panggung Himaartha. 2012.
tersebut. https://himaartra.wordpress.com/2012/12
/10/751/, diakses 12 Maret 2017

DAFTAR PUSTAKA
Ahmad N, (2001). Bangunan Yang Ramah
Lingkungan Menurut Konsep Arsitektur
Tropis.

Anda mungkin juga menyukai