Anda di halaman 1dari 10

PEMBUATAN MEDIA BIAKAN DAN STERILISASI

Nama : Annisa Noor Afifah


NIM : B1A018051
Rombongan :1
Kelompok :2
Asisten : Feryawan

LAPORAN PRAKTIKUM MIKOLOGI

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS BIOLOGI
PURWOKERTO
2019
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Mikroorganisme dapat tumbuh dan berkembang pada suatu medium.


Aktivitas mikroba dapat diamati melalui medium. Medium yang digunakan
seperti pepton, ekstrak daging, ekstrak khamir, dan agar. Bahan paling umum
untuk pembuatan medium adalah agar (Waluyo, 2008).
Medium merupakan suatu bahan yang terdiri dari campuran nutrisi dan
digunakan sebagai tempat bertumbuhnya mikroorganisme. Medium juga
digunakan untuk isolasi, perbanyakan, pengujian sifat-sifat fisiologis, dan
perhitungan jumlah mikroorganisme.. mikroba harus didapatkan dalam keadaan
murni untuk diidentifikasi. Medium diperlukan sebagai tempat tumbuh dan
isolasi mikroorganisme (Waluyo, 2008).
Sterilisasi dan disinfekti merupakan istilah yang digunakan dalam
mematikan, menghambat pertumbuhan, dan menyingkirkan mikroorganisme.
Sterilisasi berarti membebaskan setiap benda atau substansi dari semua bentuk
kehidupan untuk mendapatkan keadaan steril. Mikroorganisme dapat dimatikan
dengan panas, larutan kimia, sinar UV atau sinar gamma, dan mekanik.
Disinfeksi berarti mematikan organisme yang dapat menyebabkan infeksi.
Disinfeksi biasanya dilakukan dengan menggunakan zat-zat kimia seperti fenol
dan formaldehyde (Irianto, 2006).
B. Tujuan

Tujuan acara praktikum pembuatan media biakan dan sterilisasi adalah :


1. Mengetahui cara pembuatan media biakan jamur.
2. Mengetahui macam-macam sterilisasi.
II. TINJAUAN PUSTAKA

Medium biakan adalah suatu bahan yang terdiri dari nutrisi dan digunakan
untuk menumbuhkan mikroba termasuk bakteri patogen. Medium dapat digunakan
untuk isolasi, memperbanyak, pengujian sifat fisiologis, dan perhitungan jumlah
mikroba (Khaeruni & Sarah, 2017). Mikroorganisme memanfaatkan nutrisi yang
berada di dalam media. Media biakan dapat berupa agar yang berfungsi sebagai
pemadat media (Suhardi et al, 2015).
Steril merupakan keadaan dimana benda sudah terbebas dari kontaminasi.
Sterilisasi adalah proses penghilangan semua organisme hidup untuk mencapai
keadaan steril (Pratiwi, 2008). Sterilisasi dapat dilakukan dengan berbagai cara.
Contohnya sterilisasi dapat dilakukan secara mekanik, fisik, dan kimiawi (Agalloco,
2008).
Isolasi adalah mengambil mikroorganisme yang terdapat di alam dan
menumbuhkannya di media biakan. Prinsip dari isolasi adalah memisahkan
mikroorganisme dari campuran mikroorganisme yang lain. Isolasi mikroba dapat
dilakukan dengan isolasi pada agar cawan. Prinsip pada metode isolasi dengan agar
cawan adalah mengencerkan mikroorganisme sehingga memperoleh individu yang
terpisah dari yang lainnya (Agalloco, 2008).
III. MATERI DAN METODE

A. Materi

Alat-alat yang digunakan pada praktikum kali ini adalah beaker glass,
hotplate, stirrer, gelas ukur, timbangan, Erlenmeyer, autoklaf, panci, dan
kompor.
Bahan-bahan yang digunakan pada praktikum kali ini adalah kentang,
dekstrosa, agar, akuades, ekstrak malt, chloramphenicol, PDA instan, ekstrak
yeast, pepton, dan glukosa.

B. Cara Kerja

1. Pembuatan media PDA racikan 1 resep

Kentang 200 gram Kentang direbus Ekstrak diambil


dipotong dadu dengan 500ml aquades ditambahkan dekstrosa
20gr, agar 5gr,
& aquades hingga 1 L

Dimasukkan ke erlenmeyer disterilkan dengan autoklaf


2. Pembuatan media PDA instan 1 resep

aquades diberi PDA & homogenkan dimasukkan ke erlenmeyer disterilkan


3. Pembuatan media YMM 1 resep

Ditambah glukosa,
pepton, ekstrak malt
(3 gr) dan yeast 5gr

Aquades dihomogenkan dimasukkan ke Erlenmeyer dan disterilkan


IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Gambar 4.1 Aquades Gambar 4.2 Kentang

Gambar 4.3 PDA Instan Gambar 4.4 Pepton

Gambar 4.5 Ekstrak Malt Gambar 4.6 Ekstrak Yeast

Gambar 4.7 Dekstrosa Gambar 4.8 Glukosa

Gambar 4.8 Chloramphenicol Gambar 4.9 Agar


Gambar 4.10 Autoklaf Gambar 4.11 Timbangan

Gambar 4.12 Gelas Ukur Gambar 4.13 Kompor

Gambar 4.14 Stirrer


B. Pembahasan

Medium merupakan suatu bahan yang terdiri atas campuran zat makanan dan
berfungsi sebagai tempat tumbuh mikroba. Media dapat menumbuhkan
mikroorganisme.Syarat suatu media dapat menumbuhkan mikroorganisme dengan
baik yaitu media harus mempunyai pH yang sesuai, tidak mengandung zat-zat
penghambat, steril, dan harus mengandung semua nutrisi yang dibutuhkan
mikroorganisme. Nutrisi–nutrisi yang dibutuhkan mikroorganisme untuk
pertumbuhan meliputi karbon, nitrogen, sulfur, fosfor, Ca, Zn, Na, K, Cu, Mn, Mg,
Fe, vitamin, air, dan energi (Wantini & Octavia, 2018).
Medium berdasarkan susunannya dibagi menjadi medium sintetis, semi
sintetis, dan non sintetis. Medium sintetis merupakan medium yang diketahui
takarannya secara pasti, contohnya Mac Conkey Agar. Medium semi sintetis yaitu
medium yang sebagian takarannya diketahui secara pasti, contohnya PDA (Potato
Dextrose Agar). Medium non sintetis adalah medium yang takarannya tidak
diketahui, contohnya Pancreatic Extract (Pelczar, 1986).
Medium berdasarkan tujuannya dibagi menjadi media untuk isolasi misalnya
pada Blood Agar, media selektif, media untuk peremajaan kultur, dan media
diferensial. Medium berdasarkan sifat fisiknya dibagi menjadi medium padat,
medium setengah padat, dan medium cair. Medium padat mengandung agar 15%,
medium setengah padat mengandung agar 0.3-0.4%, medium cair tidak mengandung
agar. Beberapa mikroorganisme memiliki persyaratan nutrisi yang sederhana dan
beberapa memiliki persyaratan nutrisi yang rumit (Pelczar, 1986).
Praktikum pembuatan media biakan menggunakan medium PDA (Potato
Dextrose Agar). PDA (Potato Dextrose Agar) adalah media yang umum digunakan
untuk pertumbuhan jamur di laboratorium karena memiliki pH rendah sehingga
menghambar pertumbuhan bakteri yang membutuhkan lingkungan dengan pH netral.
PDA (Potato Dextrose Agar) merupakan media semi sintetik karena tersusun
atas bahan alami (kentang) dan bahan sintesis (dextrose dan agar). Kentang
merupakan sumber karbon (karbohidrat), vitamin dan energi, dextrose sebagai
sumber gula dan energi, agar berfungsi untuk memadatkan medium PDA (Potato
Dextrose Agar). Masing-masing dari ketiga komponen tersebut diperlukan bagi
pertumbuhan dan perkembangbiakkan jamur (Octavia & Wantini, 2018).
Sterilisasi adalah suatu proses untuk membunuh atau menyingkirkan
mikroorganisme (Lay & Hastowo, 1992). Tujuan dari sterilisasi yaitu untuk
menghilangkan bakteri dan kotoran dari medium (Ramalashmi et al., 2018).
Sterilisasi dibagi menjadi tiga yaitu secara mekanik, fisik, dan kimiawi. Sterilisasi
mekanik dilakukan dengan menggunakan suatu saringan berpori kecil, sterilisasi
tersebut diajukan untuk bahan yang peka panas misalnya larutan enzim. Sterilisasi
secara fisik dapat dilakukan dengan cara pemanasan kering, pemijaran dengan api,
menggunakan uaap air panas, menggunakan uap air panas bertekanan dan
penyinaran (Agalloco, 2008). Sterilisasi kimia menggunakan bahan-bahan kimia,
contohnya dengan disinfektan (Suriawiria, 1995).
Pemilihan sterilisasi bergantung pada bahan yang disterilkan, tipe wadah, dan
volume wadah (Pelczar, 1986). Sterilisasi secara fisik dapat dilakukan selama
senyawa kimia yang disterilkan tidak akan berubah atau terurai akibat temperatur
atau tekanan tinggi. Sterilisasi secara mekanik digunakan untuk beberapa bahan yang
jika dipanaskan akan mengalami perubahan. Sterilisasi kimia menggunakan
disinfektan (Agalloco, 2008).
V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Kesimpulan dari praktikum kali ini adalah :


1. Medium biakan jamur dapat digunakan dengan PDA (Potato Dextrose
Agar) yaitu medium biakan semi sintetik dengan bahan kentang sebagai
sumber karbon, vitamin, dan energi, dextrose sebagai sumber gula dan
energi, agar berfungsi untuk memadatkan medium PDA (Potato Dextrose
Agar).
2. Sterilisasi dapat dilakukan secara fisik, kimia, dan mekanik. Sterilisasi
secara fisik dapat dilakukan dengan pemanasan dan penguapan. Sterilisasi
secara kimia dilakukan dengan menggunakan bahan-bahan kimia. Sterilisasi
secara mekanik dilakukan menggunakan saringan.
B. Saran

Sebaiknya praktikan lebih teliti dalam melakukan praktikum dan


membersihkan alat praktikum setelah digunakan.
DAFTAR REFERENSI

Agalloco, J., 2008. Validation of Pharmaceutical Processes (electronic versin).


USA: Informa Healthcare Inc.
Irianto, K., 2006. Menguak Dunia Mikrobiologi. Bandung: Yrama Widya.
Khaeruni, A. & Sarah, V. N., 2017. Penuntun Praktikum Mikrobiologi Pangan.
Kendari: Universitas Halu Oleo.
Lay, B. W. & Hastowo, 1992. Mikrobiologi. Jakarta: Rajawali Press.
Pelczar, M., 1986. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta: Erlangga.
Pratiwi, S. T., 2008. Mikrobiologi Farmasi. Bandung: Erlangga.
Ramalashmi, K., Prasanna Vengatesh, K., Magesh, K., Sanjana, R., Siril Joe, S. &
Ravibalan, K., 2018. A Potential Surface Sterilization Technique and Culture
Media for The Isolation of Endophytic Bacteria from Acalypha indica and its
Antibacterial Activity. Journal of Medicinal Plants Studies, 6(1), pp. 181-184.
Suhardi, S. H., Koesnandar, D. K., Indriani, H. & Arnaldo, 2015. Biosafety. Jakarta:
Multazam Mitra Prima.
Suriawiria, U., 1995. Pengantar Mikrobiologi Umum. Bandung: Angkasa
Waluyo, L., 2008. Mikrobiologi Umum. Malang: UMM Press.
Wantini, S. & Octavia, A., 2018. Perbandingan Pertumbuhan Jamur Aspergillus
flavus Pada Media PDA (Potato Dextrose Agar) dan Media Alternatif dari
Singkong (Manihot esculenta Crantz). Jurnal Analis Kesehatan, 6(2), pp. 625-
631.

Anda mungkin juga menyukai