A. Latar Belakang
Medium biakan adalah suatu bahan yang terdiri dari nutrisi dan digunakan
untuk menumbuhkan mikroba termasuk bakteri patogen. Medium dapat digunakan
untuk isolasi, memperbanyak, pengujian sifat fisiologis, dan perhitungan jumlah
mikroba (Khaeruni & Sarah, 2017). Mikroorganisme memanfaatkan nutrisi yang
berada di dalam media. Media biakan dapat berupa agar yang berfungsi sebagai
pemadat media (Suhardi et al, 2015).
Steril merupakan keadaan dimana benda sudah terbebas dari kontaminasi.
Sterilisasi adalah proses penghilangan semua organisme hidup untuk mencapai
keadaan steril (Pratiwi, 2008). Sterilisasi dapat dilakukan dengan berbagai cara.
Contohnya sterilisasi dapat dilakukan secara mekanik, fisik, dan kimiawi (Agalloco,
2008).
Isolasi adalah mengambil mikroorganisme yang terdapat di alam dan
menumbuhkannya di media biakan. Prinsip dari isolasi adalah memisahkan
mikroorganisme dari campuran mikroorganisme yang lain. Isolasi mikroba dapat
dilakukan dengan isolasi pada agar cawan. Prinsip pada metode isolasi dengan agar
cawan adalah mengencerkan mikroorganisme sehingga memperoleh individu yang
terpisah dari yang lainnya (Agalloco, 2008).
III. MATERI DAN METODE
A. Materi
Alat-alat yang digunakan pada praktikum kali ini adalah beaker glass,
hotplate, stirrer, gelas ukur, timbangan, Erlenmeyer, autoklaf, panci, dan
kompor.
Bahan-bahan yang digunakan pada praktikum kali ini adalah kentang,
dekstrosa, agar, akuades, ekstrak malt, chloramphenicol, PDA instan, ekstrak
yeast, pepton, dan glukosa.
B. Cara Kerja
Ditambah glukosa,
pepton, ekstrak malt
(3 gr) dan yeast 5gr
A. Hasil
Medium merupakan suatu bahan yang terdiri atas campuran zat makanan dan
berfungsi sebagai tempat tumbuh mikroba. Media dapat menumbuhkan
mikroorganisme.Syarat suatu media dapat menumbuhkan mikroorganisme dengan
baik yaitu media harus mempunyai pH yang sesuai, tidak mengandung zat-zat
penghambat, steril, dan harus mengandung semua nutrisi yang dibutuhkan
mikroorganisme. Nutrisi–nutrisi yang dibutuhkan mikroorganisme untuk
pertumbuhan meliputi karbon, nitrogen, sulfur, fosfor, Ca, Zn, Na, K, Cu, Mn, Mg,
Fe, vitamin, air, dan energi (Wantini & Octavia, 2018).
Medium berdasarkan susunannya dibagi menjadi medium sintetis, semi
sintetis, dan non sintetis. Medium sintetis merupakan medium yang diketahui
takarannya secara pasti, contohnya Mac Conkey Agar. Medium semi sintetis yaitu
medium yang sebagian takarannya diketahui secara pasti, contohnya PDA (Potato
Dextrose Agar). Medium non sintetis adalah medium yang takarannya tidak
diketahui, contohnya Pancreatic Extract (Pelczar, 1986).
Medium berdasarkan tujuannya dibagi menjadi media untuk isolasi misalnya
pada Blood Agar, media selektif, media untuk peremajaan kultur, dan media
diferensial. Medium berdasarkan sifat fisiknya dibagi menjadi medium padat,
medium setengah padat, dan medium cair. Medium padat mengandung agar 15%,
medium setengah padat mengandung agar 0.3-0.4%, medium cair tidak mengandung
agar. Beberapa mikroorganisme memiliki persyaratan nutrisi yang sederhana dan
beberapa memiliki persyaratan nutrisi yang rumit (Pelczar, 1986).
Praktikum pembuatan media biakan menggunakan medium PDA (Potato
Dextrose Agar). PDA (Potato Dextrose Agar) adalah media yang umum digunakan
untuk pertumbuhan jamur di laboratorium karena memiliki pH rendah sehingga
menghambar pertumbuhan bakteri yang membutuhkan lingkungan dengan pH netral.
PDA (Potato Dextrose Agar) merupakan media semi sintetik karena tersusun
atas bahan alami (kentang) dan bahan sintesis (dextrose dan agar). Kentang
merupakan sumber karbon (karbohidrat), vitamin dan energi, dextrose sebagai
sumber gula dan energi, agar berfungsi untuk memadatkan medium PDA (Potato
Dextrose Agar). Masing-masing dari ketiga komponen tersebut diperlukan bagi
pertumbuhan dan perkembangbiakkan jamur (Octavia & Wantini, 2018).
Sterilisasi adalah suatu proses untuk membunuh atau menyingkirkan
mikroorganisme (Lay & Hastowo, 1992). Tujuan dari sterilisasi yaitu untuk
menghilangkan bakteri dan kotoran dari medium (Ramalashmi et al., 2018).
Sterilisasi dibagi menjadi tiga yaitu secara mekanik, fisik, dan kimiawi. Sterilisasi
mekanik dilakukan dengan menggunakan suatu saringan berpori kecil, sterilisasi
tersebut diajukan untuk bahan yang peka panas misalnya larutan enzim. Sterilisasi
secara fisik dapat dilakukan dengan cara pemanasan kering, pemijaran dengan api,
menggunakan uaap air panas, menggunakan uap air panas bertekanan dan
penyinaran (Agalloco, 2008). Sterilisasi kimia menggunakan bahan-bahan kimia,
contohnya dengan disinfektan (Suriawiria, 1995).
Pemilihan sterilisasi bergantung pada bahan yang disterilkan, tipe wadah, dan
volume wadah (Pelczar, 1986). Sterilisasi secara fisik dapat dilakukan selama
senyawa kimia yang disterilkan tidak akan berubah atau terurai akibat temperatur
atau tekanan tinggi. Sterilisasi secara mekanik digunakan untuk beberapa bahan yang
jika dipanaskan akan mengalami perubahan. Sterilisasi kimia menggunakan
disinfektan (Agalloco, 2008).
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan