Anda di halaman 1dari 24

Metodologi Penelitian

(2 SKS)

Pertemuan 3: Hipotesis
Definisi hipotesis; Bagan berpikir ilmiah: berpikir induktif dan
deduktif; Kriteria hipotesis yang baik; Jenis-jenis rumusan
hipotesis; Uji hipotesis; Tipe kesalahan hipotesis
Tahapan
penelitian: 1. 8.
Memilih topik Membuat
penelitian kesimpulan

2. 7.
Merumuskan Menganalisis
masalah data

3. 6.
Merumuskan Merencanakan
dan
hipotesis melaksanakan
penelitian

5.
4.
Menentukan Menentukan
variabel tipe dan
desain
Hipotesis
1.
Memilih topik
penelitian
 Perkiraan secara teoritik
terhadap terhadap penyelesaian
masalah penelitian
2.  Deskripsi teoritik terkait dengan
Merumuskan
masalah masalah lain yang akan diteliti
 Kemungkinan implikasi-nya pada
masalah yang akan diteliti
3.
Merumuskan
hipotesis
Bagan berpikir ilmiah

Hadi | Metodologi Penelitian 4


Perumusan hipotesis

 Informasi diperlukan dalam setiap analisis, termasuk


analisis teoritik dalam rangka perumusan/formulasi
hipotesis.
 ‰
Informasi yang diperlukan terutama pengalaman dan
pemikiran peneliti terdahulu, yang dapat
dipertanggung jawabkan (misalnya telah
dipublikasikan)
 ‰
Dalam ketiadaan informasi, tidak mungkin dapat
diformulasikan hipotesis.
 ‰
Hipotesis hanya dapat terformulasi berdasarkan pada
berbagai informasi.
5
Hadi | Metodologi Penelitian 6
Mengapa hipotesis itu penting?

Hadi | Metodologi Penelitian 7


Sarana:
Roadmap:
Kaliurang-Malioboro

Rute:

Kemacetan:
Pentingnya hipotesis

 membantu peneliti merancang penelitian: metode


apa, instrumen, penarikan sampel, pengolahan
statistik, data yang harus dicari, dll.
 sebagai dasar untuk menentukan asumsi
 sebagai dasar untuk menentukan relevansi data
 sebagai dasar untuk menjelaskan atau membahas
data yang dikumpulkan
 membantu mengkonsolidasikan temuan dan
merumuskan simpulan
Experimental vs Non-experimental

Experimental Non-experimental

 Variabel: independen dan Descriptive


dependent Correlational
 Pengamatan: response DV Causal-comparative
terhadap IV
 Hubungan sebab-akibat
 Variabel kontrol

Hadi | Metodologi Penelitian 10


Panduan dalam merumuskan hipotesis
eksplisit:

 dalam penelitian eksperimental, hipotesis harus


dinyatakan

 Kajian hubungan (uji korelasi):


Hubungan tingkat pendidikan orangtua, kepemilikan fasilitas
belajar dengan prestasi belajar anak

 Kajian pengaruh (uji regresi):


Pengaruh tingkat pendidikan orangtua, kepemilikan fasilitas
belajar terhadap prestasi belajar
Panduan dalam merumuskan hipotesis
eksplisit:

 Dalam penelitian deskriptif, hipotesis jarang atau tak


pernah dinyatakan
Panduan dalam merumuskan hipotesis
eksplisit:

 hipotesis harus diuji lewat pengumpulan data


 hipotesis dirumuskan dari pertanyaan spesifik yang
mendasarinya

 Hipotesis = simpulan tentatif atas pertanyaan spesifik


Rumusan hipotesis

1. Hipotesis hendaknya dikemukakan dalam kalimat


pernyataan, bukan kalimat tanya.
2. Hipotesis harus sesuai dengan fakta dan dapat
menerangkan fakta
3. Hipotesis hendaknya menyatakan hubungan antara dua
atau lebih variabel.
4. Hipotesis dapat diuji (testable), maksudnya tersedia data
yang akan dikumpulkan untuk mengujinya.
5. Hipotesis harus sederhana (spesifik) dan terbatas, agar
tidak terjadi kesalahpahaman pengertian

Jika hipotesis tersebut terbukti kebenarannya, maka berarti


hipotesis telah berubah menjadi kesimpulan atau teori baru
yang teruji.
Rumusan hipotesis:

 Hipotesis selalu disusun dengan asumsi bahwa


pengalaman dan pemikiran peneliti terdahulu, yang
digunakan sebagai landasan analisis, berlaku dalam
permasalahan yang akan diteliti.
 Hipotesis biasanya diformulasikan dalam bentuk kalimat
kondisional.

 Pernyataan “Jika-Maka”

Jika pekerja mengalami tekanan dalam bekerja yang lebih


rendah, maka mereka akan memperoleh kepuasan kerja
yang lebih tinggi.
Rumusan hipotesis

antecendent consequent

Jika A maka B

‰
Hubungan causal
 Hubungan definitional ‰
 Hubungan decisional ‰
 Hubungan logical
Rumusan hipotesis: hubungan causal

SEBAB AKIBAT

Jika A maka B

‰
Contoh:
Jika lakmus merah dimasukkan ke dalam larutan alkali, maka
warna kertas lakmus akan berubah dari merah menjadi biru.
Rumusan hipotesis: hubungan definisional

ANTECEDENT PENJELASAN

Jika A maka B

‰
Contoh:
Jika asam klorida merupakan standar primer, maka asam
klorida memiliki stabilitas tinggi dan terdapat dalam keadaan
murni.
Rumusan hipotesis: hubungan decisional

ANTECEDENT CONSEQUENT

Jika A maka B

‰
Contoh:
Jika Budi lulus ujian, maka Budi dan Ani akan menikah.
Rumusan hipotesis: hubungan logical

PREMIS KESIMPULAN

Jika A maka B

‰
Contoh:
Jika Budi cerdas maka Budi akan lulus ujian
Kriteria Hipotesis yang Baik:

 mengikuti penemuan penelitian terdahulu, sehingga


merupakan ujung mata rantai penelitian terdahulu.
 mengemukakan penjelasan yang masuk akal atas
gejala atau fenomena tertentu yang telah dan akan
terjadi.
Kriteria Hipotesis yang Baik:

 Hipotesis harus sederhana, spesifik, dan jelas secara


konsep:
Contoh:
Usia rata-rata mahasiswa laki-laki di kelas ini lebih
tinggi daripada siswa perempuan
 mengungkapkan secara jelas apa yang akan diukur dan
dibandingkan dan apa yang akan ditetapkan
Tingkat bunuh diri berbanding terbalik dengan kohesi
sosial masyarakat
 jelas dan spesifik tetapi tidak jelas apa atau bagaimana
itu akan diuji bagaimana "kohesi sosial" akan diukur??

Kumar, R. Chapter 6: Constructing Hypotheses. In: Research Methodology, 2nd Edition.


1Black JA, Champion DJ. Methods and issues in social research; 1976, John Wiley & Sons, NY.
Kriteria Hipotesis yang Baik:

 Capable of verification
 metode harus tersedia
 terkait dengan dan/atau didukung oleh pengetahuan
yang ada
 tidak boleh fiktif atau hipotetis!
 Measurable
 hipotesis harus dinyatakan dalam istilah yang dapat
diukur jika tidak bisa diukur maka itu tidak bisa diuji!
 dinyatakan dalam hubungan operasional antara variabel
bebas dan variabel tak bebas.

Hadi | Metodologi Penelitian 23


Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai