Fungsi Manajemen Dalam Islam
Fungsi Manajemen Dalam Islam
Wahyu Andika
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................... i
B. Rumusan Masalah........................................................................................... 2
C. Fungsi Manajemen.......................................................................................... 5
A. Kesimpulan .................................................................................................. 12
REFERENSI ..................................................................................................... 13
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Islam sebagai suatu sistem hidup yang sempurna tentu saja memiliki konsep
pemikiran tentang manajemen. Kesalahan kebanyakan dari kaum muslimin dalam
memahami konsep manajemen dari sudut pandang Islam adalah karena masih
mencampuradukan antara ilmu manajemen yang bersifat teknis (uslub) dengan
manajemen sebagai aktivitas. Kerancuan ini akan mengakibatkan kaum muslimin
susah membedakan mana yang boleh diambil dari perkembangan ilmu manajemen
saat ini dan mana yang tidak.
Menurut Didin dan Hendri (2003) dalam buku mereka Manajemen Syariah dalam
Praktik, Manajemen bisa dikatakan telah memenuhi syariah bila: pertama,
manajemen ini mementingkan perilaku yang terkait denga nilai-nilai keimanan dan
ketauhidan. Kedua, manajemen syariah pun mementingkan adanya struktur
organisasi. Ini bisa dilihat pada surat Al An'aam: 65, "Allah meninggikan seseorang di
atas orang lain beberapa derajat". Ini menjelaskan bahwa dalam mengatur dunia,
peranan manusi tidak akan sama. Ketiga, manajemen syariah membahas soal sistem.
Sistem ini disusun agar perilaku pelaku di dalamnya berjalan dengan baik. Sistem
pemerintahan Umar bin Abdul Aziz, misalnya, adalah salah satu yang terbaik. Sistem
ini berkaitan dengan perencanaan, organisasi dan kontrol, Islam pun telah
mengajarkan jauh sebelum adanya konsep itu lahir, yang dipelajari sebagai
manajemen ala Barat. Menurut Karebet dan Yusanto (2002), syari’ah memandang
manajemen dari dua sisi, yaitu manajemen sebagai ilmu dan manajemen sebagai
aktivitas. Sebagai ilmu, manajemen dipandang sebagai salah satu dari ilmu umum
yang lahir berdasarkan fakta empiris yang tidak berkaitan dengan nilai, peradaban
(hadharah) manapun. Namun sebagai aktivitas, maka manajemen dipandang sebagai
sebuah amal yang akan dimintai pertanggungjawaban di hadapan Allah SWT,
sehingga ia harus terikat pada aturan syara’, nilai dan hadharah Islam. Manajemen
Islami (syariah) berpijak pada aqidah Islam. Karena aqidah Islam merupakan dasar
Ilmu pengetahuan atau tsaqofah Islam.
1
B. Rumusan Masalah
a. Apa pengertian Manajemen?
b. Bagaimana Proses serta Fungsi Manajemen dalam Islam?
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Manajemen
Semula, manajemen yang berasal dari bahasa Inggris: management dengan kata
kerja to manage, diartikan secara umum sebagai mengurusi atau kemampuan
menjalankan, mengatur dan mengontrol suatu urusan atau “act of running and
controlling a business” (Oxford, 2005). Kata tersebut merupakan derivasi dari kata َدب َََّر
(mengatur) yang terdapat dalam al-Qur’an surat al-Sajdah ayat 5 yang artinya sebagai
berikut:
“Dia mengatur urusan dari langit ke bumi, kemudian (urusan) itu naik kepadanya
dalam satu hari yang kadarnya adalah seribu tahun menurut perhitunganmu”.
3
B. Proses Manajemen
Proses manajemen adalah daur beberapa gugusan kegiatan dasar yang
berhubungan secara integral, yang dilaksanakan di dalam manajemen secara umum,
yaitu proses perencanaan, proses pengorganisasian, proses pelaksanaan dan proses
pengendalian, dalam rangka mencapai sesuatu tujuan secara efektif dan efisien.
Sesungguhnya keempat proses itu merupakan hasil ikhtisar dari pelbagai pendapat
praktisi dan ahli mengenai manajemen.
Menurut Henri Fayol : "perencanaan, pengorganisasian, pengendalian, koordinasi".
4
rencana dengan hasil yang telah dicapai. Sehingga bila hasil pekerjaan tidak sesuai
dengan rencana perlu dilakukan tindakan perbaikan.
Pekerjaan manajemen dalam kenyataannya tidak sesederhana mengucapkan daftar
kata "perencanaan", "pengorganisasian", "pelaksanaan" dan "pengendalian" seperti
mantera. Tetapi keempat kata itu mewakili rumpun kegiatan yang kompleks menurut
bidang kegiatan lembaga yang dimanajemeni sebagai kategorisasi pemikiran.
Proses manajemen itu ditanamkan karena sederhana dan gampang dipahami pada
para peserta gugus-mutu, dalam rangka memanajameni pekerjaan mereka masing-
masing.
C. Fungsi Manajemen
Fungsi manajemen adalah elemen-elemen dasar yang akan selalu ada dan melekat
di dalam proses manajemen yang akan dijadikan acuan oleh manajer dalam
melaksanakan kegiatan untuk mencapai tujuan. Fungsi manajemen pertama kali
diperkenalkan oleh seorang industrialis Perancis bernama Henry Fayol pada awal
abad ke-20. Ketika itu, ia menyebutkan lima fungsi manajemen, yaitu merancang,
mengorganisir, memerintah, mengordinasi, dan mengendalikan. Namun saat ini,
kelima fungsi tersebut telah diringkas menjadi empat, yaitu:
1. Perencanaan (planning)
Adalah memikirkan apa yang akan dikerjakan dengan sumber yang dimiliki.
Perencanaan dilakukan untuk menentukan tujuan perusahaan secara keseluruhan
dan cara terbaik untuk memenuhi tujuan itu. Manajer mengevaluasi berbagai rencana
alternatif sebelum mengambil tindakan dan kemudian melihat apakah rencana yang
dipilih cocok dan dapat digunakan untuk memenuhi tujuan perusahaan. Perencanaan
merupakan proses terpenting dari semua fungsi manajemen karena tanpa
perencanaan, fungsi-fungsi lainnya tidak dapat berjalan.
Bahkan Allah memberikan arahan kepada setiap orang yang beriman untuk
mendesain sebuah rencana apa yang akan dilakukan dikemudian hari,
sebagaimana Firman-Nya dalam Al Qur’an Surat Al Hasyr : 18 yang berbunyi :
للاَ اتَّقُوا َءا َمنُوا الَّذِينََ يَاأَيُّ َها ُ سَُُ َو ْلت َن
َ ظ َْر ُ تَ نَ ْف
ْ للاَ َواتَّقُوا ِلغَدَ َّماقَدَّ َم
َ ن ََّ ِللاَ إ ُ ت َ ْع َملُونََ ِب َما َخ ِب
َ َُُير
Artinya : Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah
Setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat);
5
dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang
kamu kerjakan.
Mahdi bin Ibrahim (l997:63) mengemukakan bahwa ada lima perkara penting
untuk diperhatikan demi keberhasilan sebuah perencanaan, yaitu :
2. Pengorganisasian (organizing)
Dilakukan dengan tujuan membagi suatu kegiatan besar menjadi kegiatan-
kegiatan yang lebih kecil. Pengorganisasian mempermudah manajer dalam melakukan
pengawasan dan menentukan orang yang dibutuhkan untuk melaksanakan tugas-
tugas yang telah dibagi-bagi tersebut. Pengorganisasian dapat dilakukan dengan cara
menentukan tugas apa yang harus dikerjakan, siapa yang harus mengerjakannya,
bagaimana tugas-tugas tersebut dikelompokkan, siapa yang bertanggung jawab atas
tugas tersebut, pada tingkatan mana keputusan harus diambil.
Ajaran Islam senantiasa mendorong para pemeluknya untuk melakukan
segala sesuatu secara terorganisir dengan rapi, sebab bisa jadi suatu kebenaran
yang tidak terorganisir dengan rapi akan dengan mudah bisa diluluhlantakan oleh
kebathilan yang tersusun rapi.
6
Menurut Terry (2003:73) pengorganisasian merupakan kegiatan dasar dari
manajemen dilaksnakan untuk mengatur seluruh sumber-sumber yang
dibutuhkan termasuk unsur manusia, sehingga pekerjaan dapat diselesaikan
dengan sukses.
Berikut adalah lima fungsi manajemen yang paling penting menurut Handoko
(2000:21) yang berasal dari klasifikasi paling awal dari fungsi-fungsi manajerial
menurut Henri Fayol yaitu:
a. Planning
b. Organizing
7
1. Penentuan sumber daya-sumber daya dan kegiatan-kegiatan yang dibutuhkan
untuk mencapai tujuan organisasi.
c. Staffing
Staffing atau penyusunan personalia adalah penarikan (recruitment) latihan dan
pengembangan serta penempatan dan pemberian orientasi pada karyawan dalam
lingkungan kerja yang menguntungkan dan produktif.
d. Leading
Leading atau fungsi pengarahan adalah bagaimana membuat atau mendapatkan
para karyawan melakukan apa yang diinginkan dan harus mereka lakukan.
e. Controlling
Controlling atau pengawasan adalah penemuan dan penerapan cara dan alat untuk
menjamin bahwa rencana telah dilaksanakan sesuai dengan yang telah ditetapkan.
Berbeda dengan Handoko, Daft yang juga seorang praktisi manajemen, membagi
manajemen menjadi empat fungsi saja, berikut penjelasannya:
8
4. Controlling fungsi manajemen yang berkenaan dengan pengawasan terhadap
aktivitas karyawan menjaga organisasi agar tetap berada pada jalur yg sesuai dengan
sasaran dan melakukan koreksi apabila diperlukan.
Ia mensyaratkan dipenuhinya dua syarat sekaligus, yaitu niat yang ikhlas dan cara
yang harus sesuai dengan syariat Islam. Bila perbuatan manusia memenuhi dua
syarat itu sekaligus, maka amal itu tergolong ahsan (ahsanul amal), yaitu amal
terbaik di sisi Allah Swt.
Dalam Islam manajemen dipandang sebagai perwujudan amal sholeh yang harus
bertitik tolak dari niat baik. Niat baik tersebut akan memunculkan motivasi aktivitas
untuk mencapai hasil yang bagus demi kesejahteraan bersama. Ada empat landasan
untuk mengembangkan manajemen menurut pandangan Islam, yaitu kebenaran,
kejujuran, keterbukaan, dan keahlian. Seorang manajer harus memiliki empat sifat
utama itu agar manajemen yang dijalankannya mendapatkan hasil yang
maksimal. Yang paling penting dalam manajemen berdasarkan pandangan Islam
adalah harus ada sifat ri'ayah atau jiwa kepemimpinan. Kepemimpinan menurut Islam
merupakan faktor utama dalam konsep manajemen. Manajemen menurut pandangan
Islam merupakan manajemen yang adil. Batasan adil adalah pimpinan
tak''menganiaya'' bawahan dan bawahan tak merugikan perusahaan. Bentuk
penganiayaan yang dimaksud adalah mengurangi atau tak memberikan hak bawahan
dan memaksa bawahan untuk bekerja melebihi ketentuan. Jika seorang manajer
9
mengharuskan bawahannya bekerja melampaui waktu kerja yang ditentukan, maka
sebenarnya manajer itu telah mendzalimi bawahannya.
Manajemen yang dicontohkan Nabi Muhammad SAW adalah menempatkan
manusia sebagai postulatnya atau sebagai fokusnya, bukan hanya sebagai faktor
produksi yang semata diperas tenaganya untuk mengejar target produksi. Nabi
Muhammad SAW mengelola (manage) dan mempertahankan (mantain) kerjasama
dengan stafnya dalam waktu yang lama dan bukan hanya hubungan sesaat.
Salahsatu kebiasaan nabi adalah memberikan reward atas kreativitas dan prestasi
yang ditunjukkan stafnya. Manajemen Islam pun tak mengenal perbedaan perlakuan
(diskriminasi) berdasarkan suku, agama, atau pun ras. Nabi Muhammad SAW bahkan
pernah bertransaksi bisnis dengan kaum Yahudi. Ini menunjukkan bahwa Islam
menganjurkan pluralitas dalam bisnis maupun manajemen.
Ada empat pilar etika manajemen bisnis menurut Islam seperti yang dicontohkan
Nabi Muhammad SAW. Yaitu;
1) Tauhid
Yang berarti memandang bahwa segala aset dari transaksi bisnis yang terjadi di
dunia adalah milik Allah, manusia hanya mendapatkan amanah untuk mengelolanya.
2) Adil
Artinya segala keputusan menyangkut transaksi dengan lawan bisnis atau
kesepakatan kerja harus dilandasi dengan ''akad saling setuju'' dengan sistem profit
and lost sharing.
3) Kehendak Bebas
Manajemen Islam mempersilakan umatnya untuk menumpahkan kreativitas
dalam melakukan transaksi bisnisnya sepanjang memenuhi asas hukum ekonomi
Islam, yaitu halal.
4) Pertanggung Jawaban
Semua keputusan seorang pimpinan harus dipertanggungjawabkan oleh yang
bersangkutan.
Keempat pilar tersebut akan membentuk konsep etika manajemen yang fair ketika
melakukan kontrak-kontrak kerja dengan perusahaan lain ataupun antara pimpinan
dengan bawahan. Seorang manajer harus memberikan hak-hak orang lain, baik mitra
bisnisnya ataupun karyawannya. Pimpinan harus memberikan hak untuk beristirahat
10
dan hak untuk berkumpul dengan keluarganya kepada bawahannya. Ini merupakan
nilai-nilai yang diajarkan manajemen Islam. Ciri lain manajemen Islami yang
membedakannya dari manajemen ala Barat adalah seorang pimpinan dalam
manajemen Islami harus bersikap lemah lembut terhadap bawahan. Contoh kecil
seorang manajer yang menerapkan kelembutan dalam hubungan kerja adalah selalu
memberikan senyum ketika berpapasan dengan karyawan dan mengucapkan terima
kasih ketika pekerjaannya sudah selesai. Bukankah memberikan senyum salah satu
bentuk ibadah dalam Islam.
11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari Penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa Fungsi manajemen adalah
elemen-elemen dasar yang akan selalu ada dan melekat di dalam proses manajemen
yang akan dijadikan acuan oleh manajer dalam melaksanakan kegiatan untuk
mencapai tujuan. Fungsi manajemen pertama kali diperkenalkan oleh seorang
industrialis Perancis bernama Henry Fayol pada awal abad ke-20. Ketika itu, ia
menyebutkan lima fungsi manajemen, yaitu merancang, mengorganisir, memerintah,
mengordinasi, dan mengendalikan.
Dalam Islam manajemen dipandang sebagai perwujudan amal sholeh yang harus
bertitik tolak dari niat baik. Niat baik tersebut akan memunculkan motivasi aktivitas
untuk mencapai hasil yang bagus demi kesejahteraan bersama. Ada empat landasan
untuk mengembangkan manajemen menurut pandangan Islam, yaitu kebenaran,
kejujuran, keterbukaan, dan keahlian. Seorang manajer harus memiliki empat sifat
utama itu agar manajemen yang dijalankannya mendapatkan hasil yang maksimal.
Yang paling penting dalam manajemen berdasarkan pandangan Islam adalah
harus ada sifat ri'ayah atau jiwa kepemimpinan. Kepemimpinan menurut Islam
merupakan faktor utama dalam konsep manajemen. Manajemen menurut pandangan
Islam merupakan manajemen yang adil. Batasan adil adalah pimpinan
tak''menganiaya'' bawahan dan bawahan tak merugikan perusahaan. Bentuk
penganiayaan yang dimaksud adalah mengurangi atau tak memberikan hak bawahan
dan memaksa bawahan untuk bekerja melebihi ketentuan. Jika seorang manajer
mengharuskan bawahannya bekerja melampaui waktu kerja yang ditentukan, maka
sebenarnya manajer itu telah mendzalimi bawahannya.
12
REFERENSI
http://julysyawaladi.blogspot.co.id/2011/09/proses-dan-fungsi-manajemen.html
http://beritaislamimasakini.com/fungsi-fungsi-manajemen.htm
http://pps.alkhoziny.ac.id/pengertian-dan-fungsi-manajemen-pendidikan-islam/
13