Anda di halaman 1dari 8

ASUHAN KEPERAWATAN

PASIEN DENGAN GASTROENTERITIS AKUT


DI RUANG PENYAKIT DALAM RSUD RATU ZALECHA MARTAPURA

Tanggal 09 – 14 September 2019

Oleh:
MUHAMMAD HAPI, S.Kep
NIM. 1930913310015

PROGRAM PROFESI NERS ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
2019
LEMBAR PENGESAHAN

NAMA : Muhammad Hapi, S.Kep

NIM : 1930913310015

JUDUL :  Laporan Pendahuluan Gastroenteritis Akut


 Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Gastroenteritis
Akut di Ruang Penyakit Dalam RSUD Ratu Zalecha
Martapura
 Resume Pasien di Ruang Penyakit Dalam RSUD Ratu
Zalecha Martapura

Banjarbaru, 8 September 2019

Mengetahui,

Pembimbing Akademik Pembimbing Lahan

Noor Diani, S.Kep., Ns., M.Kep., Sp.Kep.MB Eka Mahrita, S.Kep., Ns


NIP. 19780317 200812 2 001 NIP. 19830319 200904 2004
Pemeriksaan Penunjang
GASTROENTERITIS AKUT 1. Pemeriksaan darah tepi
lengkap
Definisi 2. Pemeriksaan ureum,
Peradangan yang terjadi pada lambung dan usus kreatinin, dan berat
yang memberikan gejala diare dengan frekuensi jenis plasma
lebih banyak (lebih dari 3x perhari) serta 3. Pemeriksaan urine
perubahan dalam isi (lebih dari 200gr/hari) dan
konsistensi feses cair dari biasanya. lengkap
4. Pemeriksaan tinja
Penyebab
1. Infeksi bakteri: Vibrio, E.Coli, Salmonella lengkap dan biakan tinja
2. Infeksi virus: Adenovirus, Rotavirus dari colok dubur
3. Infeksi parasit: cacing (Ascaris), protozoa Penatalaksanaan
(Entamoeba Hstolitica) Gambar Infeksi Gastroenteritis Akut
4. Faktor malabsorbsi: Malabsorbsi karbohidrat, 1. Cairan intravena (IV
bolus 500 ml normal
lemak, atau protein.
salin untuk dewasa, 10-
5. Faktor makanan: Makanan basi dan beracun. 20ml)
6. Imunodefisiensi, dapat mengakibatkan 2. Suplemen nutrisi segera
terjadinya pertumbuhan bakteri. pada pasien mual
muntah
Manifestasi Klinis 3. Antibiotik pada pasien
1. Diare dewasa: cifrofloksasin
2. Muntah 500mg
3. Demam 4. Pemberian obat anti
4. Nyeri abdomen diare
5. Membran mukosa mulut dan bibir kering 5. Obat antiemetik pada
6. Kehilangan berat badan pasien yang muntah
7. Tidak nafsu makan dengan dehidrasi.
8. Badan terasa lemah
Komplikasi:
Klasifikasi 1. Dehidrasi
1. Berdasarkan lama waktu: Akut (<5 hari), 2. Kejang
Persisten (15-30 hari), Kronik (>30 hari). 3. Bakterimia
2. Berdasarkan derajatnya: Diare tanpa dehidrasi, 4. Malnutrisi
diare disertai dehidrasi ringan/sedang dan diare 5. Hipoglikemia
dengan dehidrasi berat 6. Risiko melahirkan bayi
prematur dan bayi
BBLR
PATHWAY

Faktor infeksi (bakteri, Faktor malabsorpsi


Faktor makanan (makanan
virus atau parasite) (karbohidrat, protein,
basi atau beracun)
lemak

Masuk kedalam tubuh


Makanan tidak
diserap oleh vili usus
Mencapai usus halus Infeksi usus halus

Menstimulus dinding Peningkatan


usus halus tekanan osmotic
Malabsorpsi dalam lumen usus
makanan dan cairan
Peningkatan isi
(rongga) lumen usus

Hiperperistaltik

Peningkatan percepatan kontak makanan dan air dengan mukosa usus

Penyerapan makanan, air, elektrolit terganggu

GEA

Output cairan dan Muntah dan


elektrolit berlebihan sering defekasi

Dehidrasi Refleks spasme


Intake tidak otot dinding perut
adekuat

Nyeri Akut
Ketidakseimbangan
nutrisi: kurang dari
kebutuhan tubuh
Kekurangan volume
cairan
ASUHAN KEPERAWATAN
Pengkajian Identitas klien:
Nama, umur, jenis kelamin, suku bangsa, pekerjaan, pendidikan, alamat, tanggal masuk RS dan diagnosa medis.
Status kesehatan:
Keluhan utama, keluhan tambahan, riwayat kesehatan sekarang, riwayat kesehatan dahulu, riwayat kesehatan keluarga.
Pola-pola kesehatan fungsional (11 pola Gordon):
Pola penatalaksanaan kesehatan/persepsi sehat, pola nurtrisi dan metabolik, polaeliminasi, pola latihan dan aktivitas, pola istirahat dan
tidur, pola kognitif, pola persepsi konsepdiri, pola peran dan tanggung jawab, pola seksual-reproduksi, pola koping dan toleransi stres,
polakeyakinandan nilai.
Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan urin dan tinja lengkap.
Diagnosis 1. Nyeri akut b.d. agen cidera biologi (GEA)
Keperawatan 2. Kekurangan volume cairan b.d. kehilangan cairan aktif
3. Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh b.d. faktor biologis

Diagnosa Kriteria Hasil (NOC) Intervensi (NIC)


Nyeri Akut Setelah dilakukan tindakan Manajemen Nyeri (1400)
keperwatan selama 1 x 30 1. Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif yang meliputi lokasi, karakteristik, durasi, kualitas,
menit diharapkan masalah intensitas atau kuatnya nyeri dan faktor pencetus.
dapat teratasi dengan: 2. Observasi reaksi nonverbal dan ketidaknyamanan terhadap nyeri terutama pada mereka yang tidak dapat
NOC: berkomunikasi secara efektif.
Tingkat Nyeri (2102) 3. Gunakan strategi komunikasi terapeutik untuk mengetahui pengalaman nyeri dan sampaikan penerimaan
Kriteria Hasil: pasien terhadap nyeri.
1. Nyeri yang 4. Pertimbangkan pengaruh budaya terhadap rasa nyeri.
dilaporkan dari 3 ke 5 5. Tentukan akibat dari pengalaman nyeri terhadap kualitas hidup pasien (tidur, nafsu makan, perasaan,
2. Ekspresi nyeri wajah hubungan, peforma kerja dan tanggung jawab pasien).
dari 3 ke 5. 6. Berikan informasi mengenai nyeri , seperti penyebab nyeri, berapa lama nyeri akan dirasakan dan
3. Panjang episode nyeri antisipasi dari ketidaknyamanan akibat prosedur.
dari 3 ke 5. 7. Dukung istirahat/tidur yang adekuat
4. Mengerang dan 8. Berikan implementasi berupa terapi farmakologi atau non farmakologi (relaksasi dan distraksi).
menangis dari 3 ke 9. Kolaborasi pemberian analgesik untuk mengurangi nyeri.
lima. 10. Monitor tanda-tanda vital sebelum dan setelah pemberian analgesik.
Keterangan: 11. Evaluasi keefektifan dari tindakan pengontrolan nyeri berdasarkan respon pasien
1: berat Pemberian Analgesik (2210)
2: cukup berat 1. Tentukan lokasi, karakteristik, kualitas dan keperahan nyeri sebelum mengobati pasien.
3: sedang 2. Cek perintah pengobatan meliputi obat, dosis, dan frekuensi obat analgesik yang diresepkan.
4: ringan 3. Cek adanya riwayat alergi obat
5: tidak ada 4. Monitor tanda-tanda vital sebelum dan setelah memberikan analgesik narkotika pada pemeberian dosis
pertama kali atau jika ditemukan tanda-tanda yang tidak biasanya.
5. Berikan analgesik sesuai waktu paruhnya, terutama pada nyeri yang berat.
6. Jalankan tindakan keselamatan pada pasien yang menerima analgesik narkotika, sesuai kebutuhan.
Kekuranga Setelah dilakukan Manajemen Cairan (4120)
n volume tindakan keperwatan 1. Jaga intake/asupan yang akurat dan catat output (pasien)
cairan selama 3 x 24 jam masalah 2. Monitor status hidrasi (misalnya, membran mukosa lembab, denyut nadi adekuat)
pasien dapat teratasi 3. Monitor tanda vital pasien
dengan: 4. Dukung pasien dan keluarga untuk membantu dalam pemberian makan dengan baik
NOC: 5. Kolaborasi pemberian cairan IV jika diindikasikan
Keseimbangan Cairan 6. Persiapan untuk transfusi
(0601)
Kriteria Hasil: Manajemen Diare (0460)
1. Keseimbangan intake 1. Tentukan riwayat diare
dan output dalam 24 2. Ambil tinja untuk pemeriksaan kultur dan sensitifitas bila diare berlanjut
jam dari 3 ke 5. 3. Ajari pasien cara penggunaan obat antidiare secara tepat
2. Turgor kulit dari 2 ke 4. Berikan makanan dalam porsi kecil dan lebih sering serta tingkatkan porsi secara bertahap
5. 5. Amati turgor kulit secara berkala
3. Kehausan dari 3 ke
5.
Keterangan:
1: sangat terganggu
2: banyak terganggu
3: cukup terganggu
4: sedikit terganggu
5: tidak terganggu
Ketidaksei Setelah dilakukan Manajemen Nutrisi (1100)
mbangan tindakan keperwatan 1. Tentukan status gizi pasien dan kemampuan pasien untuk memenuhi kebutuhan gizi.
nutrisi: selama 3 x 24 jam masalah 2. Tentukan jumlah kalori dan jenis nutrisi yang dibutuhkan untuk memenuhi persyaratan gizi
kurang pasien dapat teratasi 3. Anjurkan keluarga untuk membawa makanan favorit pasien sementara (pasien) berada di rumah sakit atau
dari dengan: fasilitas perawatan, yang sesuai
kebutuhan NOC: 4. Tawarkan makanan ringan yang padat gizi
tubuh Status Nutrisi (1004) 5. Monitor kalori dan asupan makanan
Kriteria Hasil: Terapi Intravena (IV) (4200)
1. Asupan gizi dari 2 ke 1. Verifikasi perintah untuk terapi IV
4. 2. Intruksikan pasien tentang prosedur
2. Asupan makanan 3. Jaga teknik aseptik dengan ketat
dari 1 ke 5. 4. Lakukan prinsip lima benar sebelum memulai infus atau pemberian pengobatan (misalnya., benar obat,
3. Rasio berat dosis, pasien, cara pemberian, dan frekuensi)
badan/tinggi badan 5. Monitor kecepatan aliran intravena dan area intravena selama pemberian infus
dari 2 ke 4. 6. Monitor tanda vital
4. Hidrasi dari 2 ke 4
Keterangan:
1: sangat menyimpang dari
rentang normal
2: banyak menyimpang
dari rentang normal
3: cukup menyimpang dari
rentang normal
4: sedikit menyimpang
dari rentang normal
5: tidak menyimpang dari
rentang normal.
DAFTAR PUSTAKA

Bulechek G M, Howard K B, Joanne M D, dan Cheryl M W. 2013.


Nursing intervention classification (NIC). Edisi 6. USA: Elsevier.

Herdman, T H. 2015. Nanda Internasional Inc. Diagnosa keperawatan:


Definisi & Klasifikasi 2015-2017. Jakarta: EGC.

Meri Nasrul. 2017. Asuhan Keperawatan pada Tn. M dengan


GASTROENTERITIS AKUT (GEA) diruang Bougenville RSUD Ungaran. Stikes
Kusuma Husada: Surakarta.

Moorhead S, Marion J, Meridean L M, dan Elizabeth S. 2013. Nursing


outcomes clasification (NOC): measurerement of heath outcomes. Edisi 5. USA:
Elsevier.

Price, S. A & Wilson, L. M. 2005. Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-


Proses Penyakit Edisi 6 Volume 2. Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai