Anda di halaman 1dari 5

BAB II

LAPORAN KASUS

A. IDENTITAS PASIEN
Nama / Inisial : Ny. S
Umur : 66 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Sisi Dominan : Kanan
Alamat : Senden RT 04/5 , Tohudan, Karanganyar

B. DIAGNOSIS PASIEN
Diagnosis Medis : Osteoarthritis knee joint dextra
Diagnosis Topis : Knee joint dextra
Diagnosis Kausatif : Ketidakseimbangan istirahat dan kerja

C. DATA SUBJEKTIF
1. Initial Assessment :
Berdasarkan interview yang dilakukan pada tanggal 17 Oktober 2019, pasien
merupakan ibu rumah tangga. Pasien bercerita bahwa 10 tahun yang lalu pernah
mengalami kecelakaan sepeda motor yang mengakibatkan benturan pada tulang
belakang sehingga pasien terkena serangan stroke, vertigo, gula darah tinggi
dengan kurun waktu yang berbeda – beda dan saat ini kondisi pasien mulai
membaik. Pasien mengeluhkan sakit pada knee joint dextra semenjak 3 tahun
terakhir. Setelah sering mengalami sakit pada knee dextra, pasien juga mengalami
sakit pada knee sinistra dikarenakan beban yang diterima saat mengkompensasi
sisi yang sakit. Pasien Pertama kali pasien menyadari sakit ketika bangun tidur,
pasien merasakan kaku, nyeri dan sulit digerakkan pada knee joint dextra selama
± 1 jam, kemudian seiring berjalannya waktu rasa sakit saat bangun tidur
bertambah lama yaitu ± 3 jam. Saat merasakan kekakuan dan nyeri pada pagi hari
pasien memilih untuk berdiam diri sampai rasa sakit yang timbul mulai berkurang,
kemudian setelah rasa sakit mulai berkurang pasien selalu melakukan exercise
ringan. Saat pasien melalukan exercise ringan pada knee joint dextra nyeri
semakin berkurang dan dapat digerakan dengan mudah. Pasien mengatakan bahwa
selama ini tidak terdapat bengkak di persendiaan , tetapi pasien sering merasakan
terdapat suara gesekan pada sendinya atau disebut crepitus.
Saat pasien merasa nyeri, maka ia ,mengkomsumsi 3 jenis obat yang berguna
untuk mengurangi rasa nyeri tersebut. Pasien juga mendatangi dokter-dokter yang
direkomendasikan oleh tetangga. Setelah mengkonsumsi obat dari dokter nyeri
pasien hilang, dan datang lagi setelah beberapa saat. Pasien mengeluhkan nyeri
saat melakukan suatu aktivitas, yang menyebabkan lingkung gerak sendinya
berkurang. Pasien tidak mampu mobilitas secara mandiri karena terdapat rasa
nyeri sehingga saat mobilitas pasien sering melakukan dengan berangkang
Harapan pasien saat ini adalah nyeri yang dirasakan berkurang saat melakukan
aktivitas maupun tidak.

2. Observasi Klinis
Hasil observasi yang dilakukan pada tanggal 17 Oktober 2019, pada saat
pertama kali mewawancarai pasien. Ia tampak kurang rapi dan kebersihannya
kurang, seperti bagian kaki maupun tangan terlihat kotor, dan rambut terlihat tidak
rapi. Pasien memiliki berat badan yang berlebihan. Pasien tidak memiliki masalah
dalah berkomunikasi, dan kooperatif saat terapi. Pasien memiliki kognitif yang
baik serta tidak ada gangguan sensoris pada pasien. Pasien memiliki sifat yang
ramah terhadap orang lain. Pasien sering melakukan tiduran di karpet ruang tamu
dengan bertujuan untuk mendapatkan udara segar.

3. Screening test (hasil sesuai blanko screening)


Pasien diinstruksikan untuk melakukan gerakan fleksi-ekstensi knee. Pasien
belum mampu menggerakan secara full ROM dan merasakan nyeri. Pasien belum
kuat saat diinstruksikan untuk melakukan gerakan fleksi-ekstensi knee. Karena
terjadi penurunan kekuatan otot dan nyeri saat melakukan gerakan tersebut Pasien
kesulitan saat mobilitas dan aktivitas kehidupan sehari-hari.

4. Model treatment yang akan digunakan (pemilihan kerangka acuan)


Model Treatment yang digunakan adalah kerangka acuan Biomekanik,
memperbaiki keterbatasan yang timbul (defisit sekunder) akibat trauma (langsung
atau kumulatif) atau penyakit pada sistem muskuloskeletal, sistem saraf tepi,
sistem integumentum, dan sistem cardiovaskuler. Dengan menggunakan gradasi
aktivitas dan penambahan durasi.
Pada pendekatan Biomechanical Frame Of Reference digunakan pada kondisi
yang mengalami gangguan pada lingkup gerak sendi (LGS), kekuaan otot (KO)
dan daya tahan yang diperlukan untuk melakukan aktivitas sehari-hari. (Trombly,
1983, hal. 125).

Empat tujuan dari kerangka acuan biomekanik (Trombly, 1983):

1. Meningkatkan lingkup gerak sendi (LGS)


2. Meningkatkan kekuatan otot
3. Menungkaatkan daya tahan (endurance)
4. Mencegah kontraktur.

D. DATA OBJEKTIF
1. Pemeriksaan FIM (Functional Independence Measurement )
Hasil dari blanko pemeriksaan Functional Independence Measurement
(FIM) pasien mendapatkan nilai 85 yang berarti pasien masuk dalam katagori
bantuan minimal dalam melakukan aktivitas.
2. Pemeriksaan blanko LGS
Berdasarkan hasil pemeriksaan menggunakan blangko LGS pada
tanggal 17 Oktober 2019, didapatkan hasil pada persendian hip, flexi hip kiri
100o, ekstensi hip kiri 20o, fleksi hip kanan 110o, ekstensi hip kanan 20o,
abduksi hip kiri 20o, adduksi hip kiri 10o, abduksi hip kanan 20o, adduksi hip
kanan 10o. Pada persendian knee, fleksi knee kiri 90o, ekstensi knee 0o, fleksi
knee kanan 85o, ekstensi knee kanan 0o.

3. Pemeriksaan kekuatan otot (KO)

Berdasarkan hasil pemeriksaan menggunakan blangko KO pada


tanggal 17 Agustus 2019, didapatkan hasil pada gerakan fleksi hip (illiopsoas)
mendapat nilai 4, pada gerakan internal rotasi hip (gluteus minimus, gluteus
medius, tensor fascia latae) mendapat nilai 4. Pada gerakan fleksi knee (bicep
femoris, semitendinosus, semimembranosus) mendapat nilai 3 untuk kaki kiri,
mendapat nilai 3 untuk kaki kanan.
4. Pemeriksaan VAS
Hasil dari instrumen VAS, pasien memilih no 9 ketika sakitnya
kambuh. Dan saat pagi pasien mengalami morning stifness dan memilih nilai
9.

E. ASSESSMENT / PENGKAJIAN DATA

Rangkuman data Subjektif dan Objektif :


Berdasarkan interview yang dilakukan pada tanggal 17 Oktober 2019, pasien
merupakan ibu rumah tangga. Pasien bercerita bahawa ia mengeluhkan sakit pada
knee joint dextra semenjak 3 tahun terakhir. Setelah sering mengalami sakit pada
knee dextra, pasien juga mengalami sakit pada knee sinistra dikarenakan beban
yang diterima saat mengkompensasi sisi yang sakit. Pertama kali pasien
menyadari sakit ketika bangun tidur, pasien merasakan kaku, nyeri dan sulit
digerakkan pada knee joint dextra selama ± 1 jam, kemudian seiring berjalannya
waktu rasa sakit saat bangun tidur bertambah lama yaitu ± 3 jam. Pasien
mengeluhkan nyeri saat melakukan suatu aktivitas, yang menyebabkan lingkung
gerak sendinya berkurang. Pasien mengatakan bahwa selama ini tidak terdapat
bengkak di persendiaan , tetapi pasien sering merasakan terdapat suara gesekan
pada sendinya atau disebut crepitus. Pasien tidak mampu mobilitas secara mandiri
karena terdapat rasa nyeri sehingga saat mobilitas pasien sering melakukan
dengan berangkang Harapan pasien saat ini adalah nyeri yang dirasakan berkurang
saat melakukan aktivitas maupun tidak.
Pasien tampak kurang rapi dan kebersihannya kurang, seperti bagian kaki
maupun tangan terlihat kotor, dan rambut terlihat tidak rapi. Pasien memiliki berat
badan yang berlebihan. Pasien tidak memiliki masalah dalah berkomunikasi, dan
kooperatif saat terapi..
Pasien diinstruksikan untuk melakukan gerakan fleksi-ekstensi knee. Pasien
belum mampu menggerakan secara full ROM dan merasakan nyeri. Pasien belum
kuat saat diinstruksikan untuk melakukan gerakan fleksi-ekstensi knee.
Hasil dari blanko pemeriksaan Functional Independence Measurement (FIM)
pasien mendapatkan nilai 85 yang berarti pasien masuk dalam katagori bantuan
minimal dalam melakukan aktivitas.
Pada pemeriksaan blanko LGS didapatkan hasil bahwa persendian knee, fleksi
knee kiri 90o, ekstensi knee 0o, fleksi knee kanan 85o, ekstensi knee kanan 0o.
Pemeriksaan kekuatan otot (KO) digunakan untuk mengetahui kekuatan otot.
Berdasarkan pemeriksaan yang dilakukan pada tanggal 17 Oktober 2019,
diketahui Ny. M pada gerakan fleksi knee (bicep femoris, semitendinosus,
semimembranosus) mendapat nilai 3 untuk kaki kiri, mendapat nilai 3 untuk kaki
kanan.

Hasil dari instrumen VAS, pasien memilih nilai 9 ketika sakitnya kambuh.
Dan saat pagi pasien mengalami morning stifness dan memilih nilai 9.

Aset
Ny M sangat kooperatif selama proses terapi. Ny. M memiliki komunikasi yang
baik, serta kognitif yang baik. Ny. M memiliki harapan dan motivasi yang tinggi untuk
sembuh. Saat melakukan proses terapi Ny. M memiliki semangat yang tinggi. Saat
melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari pasien berusaha untuk melakukannya secara
mandiri walaupun terdapat sedikit bantuan.

Anda mungkin juga menyukai