Anda di halaman 1dari 37

Maha Karya: MISDIANTO, S.

Pd
Jumat, 13 Desember 2013
KOMPILASI JENIS-JENIS PENELITIAN (Korelasional, Eksperimen, PTK,
dan Pengembangan)

Dosen Pembimbing
Prof. Dr. Atmazaki , M.Pd.

KOMPILASI JENIS-JENIS PENELITIAN


(Korelasional, Eksperimen, PTK, dan Pengembangan)

(Tugas Mata Kuliah Metode Penelitian Pembelajaran)

Disusun oleh:

MISDIANTO
NIM 1209077

Konsentrasi Pendidikan Bahasa Indonesia


Program Studi PendidikanBahasa
Program Pascasarjana
Universitas Negeri Padang
2013
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT, Sang Maha Pencipta dan Pengatur Alam Semesta, berkat
Ridho-Nya, penulis akhirnya mampu menyelesaikan penyusunan Tugas Mata Kuliah Metode
Penelitian Pembelajaran dengan judul "KOMPILASI JENIS-JENIS PENELITIAN
(Korelasional, Eksperimen, PTK, dan Pengembangan)"
Dalam menyusun tugas ini, tidak sedikit kesulitan dan hambatan yang penulis alami,
namun berkat dukungan, dorongan dan semangat dari orang terdekat, sehingga penulis mampu
menyelesaikannya. Oleh karena itu, penulis pada kesempatan ini mengucapkan terima kasih
sedalam-dalamnya kepada :

1. Prof. Dr. Atmazaki , M.Pd., sebagai dosen pembimbing Mata Kuliah Metode Penelitian
Pembelajaran yang telah memberikan pengajaran sehingga penulis memeroleh ilmu dari
Beliau yang sangat berharga.
2. Teman-teman sekelas yang telah memberikan semangat dan motivasi bagi penulis untuk
menyelesaikan penyusunan Tugas Mata Kuliah Metode Penelitian Pembelajaran ini.
3. Spesial untuk istriku dan anak-anakku, karena telah dengan setia memberikan semangat
dan cintanya yang tulus yang mendorong penulis menjadi orang yang lebih baik.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan Tugas Mata
Kuliah Metode Penelitian Pembelajaran ini. Oleh karena itu segala kritikan dan saran yang
membangun akan penulis terima dengan baik.Semoga makalah "KOMPILASI JENIS-JENIS
PENELITIAN (Korelasional, Eksperimen, PTK, dan Pengembangan)" ini bermanfaat bagi
kita semua.

Pekanbaru, 15 Desember 2013

MISDIANTO
ii

DAFTAR ISI
Hlm.
KATA PENGANTAR .................................................................................... ii
DAFTAR ISI …………………....................................................................... iii

PENELITIAN KORELASIONAL
(CORRELATIONAL RESEARCH) .............................................................. 1
A. Pengertian dan Definisi Penelitian Korelasional ..................................... 1
B. Karakteristik Penelitian Korelasional ...................................................... 1
C. Fungsi Penelitian Korelasional ................................................................ 1
D. Prinsip-Prinsip Penelitian Korelasional ................................................... 2
E. Jenis-Jenis Desain Penelitian Korelasional ............................................. 2
F. Struktur Rancangan Penelitian ................................................................. 2
G. Struktur Laporan Penelitian Korelasional ............................................... 3
H. Contoh Judul Penelitian Korelasional ....................................................... 7
I. Contoh Rumusan Penelitian orelasional .................................................... 7
J. Contoh Hipotesis Penelitian Korelasional ................................................ 8
K. Contoh Simpulan Penelitian Korelasional ................................................ 8

PENELITIAN EKSPERIMEN
(EXPERIMENTAL RESEARCH) .................................................................... 9
A. Pengertian dan Definisi Eksperimen .......................................................... 9
B. Karakteristik Penelitian Eksperimen .......................................................... 9
C. Fungsi Penelitian Eksperimen ...................................................................10
D. Prinsip-Prinsip Penelitian Eksperimen ......................................................10
E. Jenis-Jenis Desain Penelitian Eksperimen ................................................11
F. Struktur Rancangan Penelitian Eksperimen ............................................ 15
G. Struktur Laporan Penelitian Eksperimen ................................................. 17
H. Contoh Judul Penelitian Eksperimen ....................................................... 19
I. Contoh Rumusan Penelitian Eksperimen ................................................ 19
J. Contoh Hipotesis Penelitian Eksperimen ................................................. 19
K. Contoh Simpulan Penelitian Eksperimen ..................................................19

PENELITIAN TINDAKAN KELAS


(CLASS ROOM ACTION RESEARCH) ........................................ ............... 21
A. Pengertian dan Definisi PTK ....................................................................21
B. Karakteristik Penelitian PTK ...................................................................21
C. Fungsi Penelitian PTK...............................................................................22
iii
D. Prinsip-Prinsip Penelitian PTK .................................................................23
E. Struktur Rancangan Penelitian PTK .........................................................24
F. Struktur Laporan Penelitian PTK .............................................................24
G. Contoh Judul Penelitian PTK ...................................................................29
H. Contoh Rumusan Penelitian PTK ............................................................29
I. Contoh Hipotesis Penelitian PTK ............................................................29
J. Contoh Simpulan Penelitian PTK ............................................................29
PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN
(RESEARCH AND DEVELOPMENT/ R & D) ..............................................31
A. Pengertian dan Definisi R&D ...................................................................31
B. Karakteristik R&D ....................................................................................31
C. Fungsi R&D ..............................................................................................32
D. Prinsip-Prinsip R&D .................................................................................32
E. Struktur Rancangan R&D .........................................................................32
F. Struktur Laporan R&D ..............................................................................36
G. Contoh Judul R&D ....................................................................................42
H. Contoh Rumusan R&D ............................................................................42
I. Contoh Simpulan R &D ............................................................................42

iv

PENELITIAN KORELASIONAL
(CORRELATIONAL RESEARCH)

A. Pengertian dan Definisi Penelitian Korelasional


Penelitian korelasional digunakan untuk: (1) mengukur hubungan di antara berbagai
variabel, (2) meramalkan variabel tak bebas dari pengetahuan kita tentang variabel bebas, dan (3)
meratakan jalan untuk membuat rancangan penelitian eksperimental (Rakhmat, 2007: 27-31).
Menurut Creswell (2012: 338) penelitian korelasi yaitu:
“A correlation is a statistical test to determine the tendency or pattern for two (or more)
variables or two sets of data to vary consistently…”
“Suatu korelasi adalah uji statistik untuk menentukan kecenderungan atau pola untuk dua
(atau lebih) variabel atau dua set data bervariasi secara konsisten…”

B. Karakteristik Penelitian Korelasional


(1) Penelitian korelasi tepat jika variabel kompleks dan peneliti tidak mungkin melakukan manipulasi
dan mengontrol variabel seperti dalam penelitian eksperimen,
(2) Memungkinkan variabel diukur secara intensif dalam setting (lingkungan) nyata,
(3) Memungkinkan peneliti mendapatkan derajat asosiasi yang signifikan (Sukardi, 2008:166).
C. Fungsi Penelitian Korelasional
Penelitian korelasi digunakan untuk melakukan penelitian terhadap sejumlah variabel
yang diperkirakan mempunyai peranan yang signifikan dalam mencapai proses pembelajaran.
Sebagai contoh, misalnya tentang pencapaian hasil belajar dengan motivasi internal, belajar
strategi, intensitas kehadiran mengikuti kuliah, dan lain sebagainya.
Disamping itu, penelitian korelasi dilakukan untuk menjawab tiga pertanyaan
penelitian tentang dua variabel atau lebih. Pertanyaan tersebut yaitu: (1) Adakah hubungan di
antara dua variabel? (2) Bagaimanakah arah hubungan tersebut? (3) Berapa besar/ jauh
hubungan tersebut dapat diterangkan?

D. Prinsip-Prinsip Penelitian Korelasional


Dalam penelitian korelasional, para peneliti biasanya hanya mendasarkan pada
penampilan variabel sebagaimana adanya, tanpa mengatur kondisi atau memanipulasi variabel
tersebut. Oleh karena itu, peneliti hendaknya mengetahui cukup banyak alasan yang kuat guna
mempertahankan hasil hubungan yang ditemukan.

E. Jenis-Jenis Desain Penelitian Korelasional


Shaughnessy dan Zechmeiser (dalam Emzir, 2008) menyatakan ada 5 jenis desain
penelitian korelasional yaitu: (1) korelasi bivariat, (2) korelasi regresi dan prediksi, (3) regresi
jamak, (4) analisis faktor, dan (5) korelasi yang dibuat untuk membuat kesimpulan kausal.
Sementara, Creswell (2008) menyatakan hanya ada dua desain utama penelitian korelasional
yaitu eksplanatori (explanatory) dan prediksi (prediction). Meskipun para ahli mengelompokkan
rancangan penelitian korelasional agak berbeda, namun pada prinsipnya pengklasifikasian
tersebut hanya berpijak pada pandangan yang berbeda dan penamaan yang berbeda.
F. Struktur Rancangan Penelitian Korelasional
Menurut Creswell (2012: 339-342), ada dua rancangan utama dalam penelitian korelasional
yaitu explanatory research design dan prediction research design.
1. Explanatory Research Design (Rancangan Penelitian Penjelasan).
Adalah desain korelasional di mana peneliti tertarik dalam dua variabel (atau
lebih) bervariasi, yaitu di mana perubahan dalam satu variabel merefleksi perubahan variable
lain. Berikut adalah struktur rancangan penelitian penjelasan (explanatory research design):
a) Para peneliti dapat mengkorelasikan dua variabel atau lebih.
b) Para peneliti mengumpulkan data pada satu titik waktu. Bukti ditemukan dalam
administrasi instrumen.
c) Peneliti menganalisis semua variabel.
d) Peneliti memperoleh setidaknya dua skor untuk masing-masing variabel.
e) Peneliti melaporkan penggunaan statistik uji korelasi dalam analisis data.
f) Di akhir, peneliti membuat interpretasi atau menarik kesimpulan dari hitungan hasil tes.
2. The Prediction Design (Rancangan Penelitian Prediksi)
Prediktor adalah variabel yang digunakan untuk membuat prediksi tentang
hasil dalam penelitian korelasional. Hasil prediksinya itu disebut kriteria variabel. Berikut adalah
struktur rancangan dari penelitian prediksi, antara lain:
a) Para penulis biasanya memasukan kata ‘prediksi’ di dalam judul.
b) Para peneliti biasanya mengukur variabel prediktor pada satu titik waktu dan variabel kriteria
pada suatu titik waktu selanjutnya.
c) Para peneliti memperkirakan kinerja masa depan.

Sebuah penelitian prediksi akan melaporkan analisa korelasi menggunakan


uji statistik korelasi. Sebagai contoh, penulis mungkin tertarik di beberapa prediktor yang
membantu menjelaskan kriteria dari setiap variabel.
Disisi lain, menurut Fraenkel, Walen, dan Hyun (2012: 363) struktur
rancangan dalam penelitian korelasi antara lain adalah memilih masalah, memilih sampel,
memilih atau mengembangkan instrumen, penentuan prosedur, mengumpulkan dan menganalisis
data, dan menginterpretasikan hasil.
G. Struktur Laporan Penelitian Korelasional
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Berisi alasan dan penjelasan dilakukannya penelitian.
1.2 Tujuan Penelitian
Berisi tujuan dilaksanakannya penelitian.
1.3 Rumusan Masalah
Masalah yang dirumuskan dari penelitian yang dilakukan.
1.4 Batasan Masalah
Pembatasan masalah dari rumusan masalah yang dikemukakan.
1.5 Manfaat Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Landasan Teori
Berisi seluruh teori dan pendapat-pendapat para ahli yang relevan dengan variabel yang diteliti.
Kemudian dilakukan penarikan kesimpulan terhadap teori yang ditulis.
2.2 Kerangka Berpikir
Penjabaran hubungan antara masing-masing variabel yang diteliti. Minimal untuk setiap
kerangka berpikir terdiri dari 3 paragraf, di mana 1 paragraf untuk variabel pertama, 1 paragraf
untuk variabel kedua dan 1 paragraf lagi untuk pendugaan variabel 1 terhadap variabel 2.
2.2 Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah yang kita ajukan.
Banyaknya jumlah hipotesis tergantung dari banyaknya rumusan masalah dan kerangka berpikir
yang kita ajukan.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
1.1 Waktu dan Tempat Penelitian
Di bagian ini dijabarkan profil tempat penelitian serta berapa lama penelitian akan diadakan,
termasuk jadwal rinci dengan langkah-langkah penelitian yang akan dilakukan.
Jadwal diupayakan dibuat dalam bentuk tabel kerja.
1. Tempat Penelitian
2. Waktu dan Jadwal Penelitian
1.2 Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
Di sini dijabarkan jenis penelitian yang dilakukan. Dijelaskan pula definisi jenis penelitian yang
dilakukan.
2. Desain Penelitian
3. Di sini digambarkan desain penelitian yang dilakukan. Ada yang berbentuk korelasi dan regresi
sederhana, korelasi dan regresi ganda, analisis jalur, perbandingan 2 kelompok sampel,
perbandingan 3 atau lebih kelompok sampel dengan interaksi, perbandingan 3 atau lebih
kelompok sampel tanpa interaksi.

1.3 Populasi, Sampel dan Teknik Sampling


1. Populasi Target
2. Keseluruhan populasi yang ada di sebuah tempat penelitian. Misalnya SMP X, maka
populasinya adalah seluruh siswa di SMP X.
3. Populasi Terjangkau
Bagian dari populasi target, dimana sudah diarahkan di kelas mana akan diambil sampel.
Misalnya penelitian hanya untuk kelas 8, maka populasi terjangkaunya adalah seluruh siswa
kelas 8 SMP X.
4. Sampel
Bagian kecil dari populasi terjangkau yang diambil menggunakan teknik sampling tertentu.
Disampaikan pula berapa banyak sampel yang diambil serta teknik sampling yang digunakan
untuk pengambilan sampel.
1.4 Metode Pengumpulan Data
1. Variabel Penelitian
Seluruh variabel yang akan diteliti dituliskan
2. Sumber Data
Dituliskan dari siapa data diambil, untuk setiap variabel penelitian.
2. Teknik Pengumpulan Data
Penjelasan dengan media apa data dikumpulkan. Media ini bisa berupa
instrumen tes atau nontes.
3. Instrumen Penelitian
Bagian ini dibagi menjadi:
a. Definisi Konseptual
Berisi konstruk yang telah dibuat di BAB II.
b. Definisi Operasional
Berisi konstruk yang telah dibuat di BAB II ditambah dengan cara untuk
mendapatkan data. Misalnya, akan diukur dengan menggunakan angket
berskala Likert berjumlah 25 soal.
c. Kisi-kisi
Ditulis sesuai teori kisi-kisi dari setiap variabel. Di mana untuk setiap
indikator memiliki beberapa soal, sehingga hasilnya nanti dapat diverifikasi dengan baik.

d. Uji Coba Instrumen


Berisi rumusan serta hasil perhitungan dalam rangka uji validitas dan
reliabilitas instrumen penelitian. Soal yang rusak diganti.
e. Instrumen Final
Berisi instrumen yang sudah valid dan reliabel. Keseluruhan Bagian ini dilakukan untuk semua
variabel, sehingga bila ada 3 variabel, maka akan ada 3 kali penulisan definisi konseptual,
operasional, dll.
1.5 Teknik Analisis Data
1. Teknik Analisis Deskriptif
Berisi seluruh rumus yang akan kita gunakan, seperti Mean, Modus, Median, Simpangan Baku
dan Tabel Distribusi Frekuensi.
2. Uji Persyaratan Analisis Data
Berisi semua rumus yang akan digunakan untuk menguji kualitas data,
misalnya rumus Uji Normalitas, Homogenitas (untuk komparasi), Linieritas
(korelasi) dan Uji Pelanggaran Asumsi Klasik (multikolinieritas,
autokorelasi dan heterokedastisitas)
3. Uji Hipotesis
Berisi rumus yang akan digunakan untuk uji hipotesis termasuk dengan
kriteria penerimaan Ho dan H1.
1.6 Hipotesis Statistik
Hipotesis dituliskan dengan menggunakan simbol-simbol matematika, misalnya menggunakan
lambang rho, dll.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
1.1 Karakteristik Responden
Berisi penjelasan karakteristik responden, termasuk umur, tempat tinggal, jenis kelamin,
pendidikan dan lain sebagainya.
1.2 Statistik Deskriptif Variabel
Berisi hasil perhitungan statistik deskriptif tiap-tiap variabel. Dimulai dari pembuatan tabel
distribusi frekuensi, perhitungan modus, median, mean dan simpangan baku serta gambar
histogramnya.
1.3 Uji Persyaratan Analisis Data
Berisi hasil perhitungan terhadap uji persyaratan analisis data yang dilakukan. Hasil perhitungan
uji normalitas, uji homogenitas, uji linieritas dan uji pelanggaran asumsi klasik.
1.4 Uji Hipotesis
Berisi langkah-langkah pengujian hipotesis.
● Jika 2 variabel bertipe interval diuji dengan korelasi dan regresi sederhana,
● Jika 3 atau lebih variabel bertipe interval diuji dengan korelasi dan regresi
ganda,
● Jika 3 atau lebih variabel bertipe interval (pengembangan regresi) diuji dengan analisis jalur
● Jika 2 kelompok sampel atau 2 variabel dengan tipe data berbeda diuji dengan uji beda rata-
rata
● Jika 3 atau lebih kelompok sampel atau 3 variabel dengan tipe data berbeda dan antar
variabel ada interaksi diuji dengan ANOVA/ANAVA
● Jika 3 atau lebih kelompok sampel atau 3 variabel dengan tipe data berbeda dan
antarvariabel tidak ada interaksi diuji dengan ANKOVA.
1.5 Pembahasan Hasil Penelitian
Berisi interpretasi terhadap hasil perhitungan yang dilakukan. Termasuk keterbatasan-
keterbatasan dalam pelaksanaan penelitian.
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berisi kesimpulan dari seluruh penelitian yang kita lakukan.
5.2 Saran
Berisi saran-saran sehubungan dengan kesimpulan yang kita buat.

H. Contoh Judul Penelitian Korelasional


“HUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN DAN SIKAP BAHASA
DENGAN KEMAMPUAN MENGAPRESIASI CERITA PENDEK PENDEK”

I. Contoh Rumusan Masalah Penelitian Korelasional


1. Adakah hubungan antara kemampuan membaca pemahaman dan kemampuan
mengapresiasi cerita pendek?
2. Adakah hubungan antara sikap bahasa dan kemampuan mengapresiasi cerita
pendek?
3. Adakah hubungan kemampuan membaca pemahaman dan sikap bahasa secara bersama-sama
dengan kemampuan mengapresiasi cerita pendek?
J. Contoh Hipotesis Penelitian Korelasional
1. Ada hubungan positif antara kemampuan membaca pemahaman dan
kemampuan mengapresiasi cerita pendek.
2. Ada hubungan positif antara sikap bahasa dan kemampuan mengapresiasi
cerita pendek.
3. Ada hubungan positif kemampuan membaca pemahaman dan sikap bahasa
secara bersama-sama dengan kemampuan mengapresiasi cerita pendek.
K. Contoh Simpulan Penelitian Korelasional
1. Ada hubungan yang positif dan signifikan antara kemampuan membaca pemahaman dan
kemampuan mengapresiasi cerita pendek. Artinya makin baik kemampuan membaca
pemahaman siswa, makin baik pula kemampuan mengapresiasi cerita pendek mereka.
2. Ada hubungan yang positif dan signifikan antara sikap bahasa dan kemampuan mengapresiasi
cerita pendek. Artinya makin positif sikap bahasa siswa, makin baik pula kemampuan
mengapresiasi cerita pendek mereka.
3. Ada hubungan yang positif dan signifikan antara kemampuan membaca
pemahaman dan sikap bahasa secara bersama-sama dengan kemampuan
mengapresiasi cerita pendek. Artinya makin baik kemampuan membaca
pemahaman dan sikap bahasa siswa, makin baik pula kemampuan
mengapresiasi cerita pendek mereka.
Berdasarkan temuan tersebut, dapat dijelaskan bahwa kemampuan membaca pemahaman
dan sikap bahasa siswa, baik secara sendiri-sendiri maupun bersama-sama memiliki hubungan
yang positif dan signifikan dengan kemampuan mengapresiasi cerita pendek siswa kelas V
Sekolah Dasar Islam Terpadu Al Madinah Pekanbaru.

PENELITIAN EKSPERIMEN
(EXPERIMENTAL RESEARCH)

A. Pengertian dan Definisi Penelitian Eksperimen


- Jika tujuan penelitian ilmiahnya menetapkan hubungan yang ada di antara variabel-variabel maka
cara yang paling tepat untuk menetapkan hubungan itu ialah penelitian eksperimen. Penelitian
eksperimen adalah cara yang paling kuat untuk mengetahui hubungan sebab akibat di antara
variabel.
- Menurut Wasis dan Karwono (1992: 67) penelitian eksperimen adalah suatu penelitian yang
paling tepat dan sunguh-sungguh dapat mengetes hipotesis mengenai sebab akibat dan pengaruh
suatu hubungan apabila dibandingkan dengan metode penelitian yang lain.
- Menurut Kerlinger (1990) eksperimen adalah penelitian atau penyelidikan ilmiah di mana si
peneliti memanipilasikan dan mengendalikan satu variabel bebas (independent variable) atau
lebih dan melakukan observasi terhadap variabel terikat, untuk menemukan variasi yang seiring
muncul dengan manipulasi variabel bebas tersebut.
- Menurut Gay ( 1990), dalam penelitian eksperimen peneliti memanipulasi paling sedikit satu
variabel bebas, mengontrol variabel-variabel lain yang diperkirakan bersangkut paut serta
mengamati pengaruhnya terhadap satu atau lebih variabel terikat. Manipulasi variabel bebas
merupakan ciri yang membedakan antara penelitian eksperimen dengan jenis penelitian yang lain
(historis dan deskriptif).

B. Karakteristik Penelitian Eksperimen


Danim (2002) menyebutkan beberapa karakteristik penelitian eksperimental, yaitu:
1) Variabel-variabel penelitian dan kondisi eksperimental diatur secara tertib dan
ketat (rigorous management), baik dengan menetapkan kontrol, memanipulasi
langsung, maupun random.
2) Adanya kelompok kontrol sebagai data dasar (base line) untuk dibandingkan dengan kelompok
eksperimental.
3) Penelitian ini memusatkan diri pada pengontrolan variansi, untuk memaksimalkan variansi
variabel yang berkaitan dengan hipotesis penelitian, meminimalkan variansi variabel
pengganggu yang mungkin mempengaruhi hasil eksperimen, tetapi tidak menjadi tujuan
penelitian. Dengan demikian, penelitian ini meminimalkan variansi kekeliruan, termasuk
kekeliruan pengukuran. Untuk itu, sebaiknya pemilihan dan penentuan subjek, serta penempatan
subyek dalarn kelompok-kelompok dilakukan secara acak.
4) Validitas internal (internal validity) mutlak diperlukan pada rancangan penelitian eksperimental,
untuk mengetahui apakah manipulasi eksperimental yang dilakukan pada saat studi ini memang
benar-benar menimbulkan perbedaan.
5) Validitas eksternalnya (external validity) berkaitan dengan bagaimana kerepresentatifan
penemuan penelitian dan berkaitan pula dengan penggeneralisasian pada kondisi yang sama.
6) Semua variabel penting diusahakan konstan, kecuali variabel perlakuan yang secara sengaja
dimanipulasikan atau dibiarkan bervariasi.

C. Fungsi Penelitian Eksperimen


Penelitian eksperimen pada era kini, penggunaannya ditandai dengan:
 Behaviorisme, yang menekankan pada studi mengenai pengukuran tingkah laku sebagai
ekspresi mental seseorang.
 Kuantifikasi, yang menekankan penghitungan fenomena sosial dengan angka-angka. Dalam
ilmu sosial, penghitungan berbasis angka banyak diterapkan dalam statistika sosial. Perubahan
dalam subjek penelitian. Penelitian eksperimen pada awalnya menekankan peneliti professional
sebagai subyek dari penelitian tersebut. Namun dalam perkembangannya, subjek penelitian
eksperimen berupa orang-orang awam yang belum dikenalnya, sehingga obyektifitas dari hasil
penelitian tersebut lebih terjamin.
 Aplikasi praktis. Penelitian eksperimen diterapkan secara praktis dalam berbagai hal untuk
menguji hubungan sebab akibat.

D. Prinsip-Prinsip Penelitian Eksperimen


Ada tiga prinsip dasar dalam pelaksanaan rancangan penelitian eksperimen yaitu:
1. Replikasi, pengulangan dari eksperimen dasar. Hal ini berguna untuk memberikan
estimasi yang lebih tepat terhadap (kesalahan) error eksperimen dan memperoleh
estimasi yang lebih baik terhadap rata-rata pengaruh yang ditimbulkan dan perlakuan.
2. Randomisasi, bermanfaat untuk meningkatkan validitas dan mengurangi bias
utamanya dalam hal pembagian kelompok dan perlakuan.
3. Kontrol internal, melakukan penimbangan. Bloking, pengelompokan, dan
unit-unit percobaan yang digunakan.

E. Jenis-Jenis Desain (Rancangan) Penelitian Eksperimen


Pada dasarnya rancangan penelitian eksperimen dikelompokkan menjadi tiga yaitu
pra eksperimen, eksperimen, dan eksperimen kuasi.
a. Rancangan Pra Eksperimen
Ada tiga jenis rancangan pra eksperimen yaitu :
1) The One Shot Study
Perlakuan tes akhir X T-2. Rancanagan ini hanya menggunakan satu kelompok,
kelompok diberikan perlakuan (manipulasi yang dieksperimenkan) ( X ), diadakan tes akhir (T-
2). Hasil tes akhir dianggap sebagai pengaruh pemberian perlakuan. Rancangan ini tidak dapat
mengontrol semua ancaman terhadap validitas internal: sejarah, kematangan serta moralitas.
Menurut Kerlinger (1990) rancangan ini tidak bernilai ilmiah.
2) One Group Pretest – Postest Design
Tes awal perlakuan tes akhik T-1 X T-2. Rancangan ini menggunakan satu
kelompok, sebelum dan sesudah perlakuan diadakan tes. Perbedaan skor tes akhir (T-2) dengan
tes awal (T-1) dianggap sebagai pengaruh perlakuan (X). Ciri utama rancangan ini adalah bahwa
kelompok dibandingkan dengan dirinya sendiri. Jika skor perbedaan T2-T1 ada perbedaan secara
signifikan maka perbedaan ini merupakan pengaruh dari perlakuan (X). Kelemahan rancangan
ini adalah balum dapat mengontrol valliditas internal: sejarah, kematangan, pengetasan awal, alat
pengukur, dan kemunduran statistik; serta validitas eksternal.
3). The Static Group Comparison
Kelompok perlakuan tes akhir eksperimen X T-2 kontrol -T-2. Rancangan ini
menggunakan paling sedikit dua kelompok, satu kelompok menerima perlakuan yang
dieksperimenkan (kelompok eksperimen) sedangkan kelompok yang lain tidak menerima
perlakuan (kelompok kontrol) Perlakuan (X) diberikan kepada kelompok eksperimen, sedangkan
kelompok kontrol yang diasumsikan sama dengan kelompok eksperimen tidak mendapat
perlakuan. Hasil tes akhir (T-2) kelompok eksperimen, dibandingkan dengan hasil tes akhir (T-2)
kelompok kontrol, hasil perbedaan tersebut merupakan pengaruh adanya perlakuan.
Kelompok rancangan ini adalah menganggap kedua kelompok
(eksperimen dan kontrol) sama variabel bebasnya kecuali variabel perlakuan (X). Anggapan ini
keliru karena penempatan subyek ke dalam kelompok tidak melalui pengacakan. Sejumlah faktor
validitas internal yang tidak dikontrol antara lain: kematangan, seleksi, interaksi kematangan
dengan seleksi dan mortalitas.
b. Rancangan Eksperimen
Rancangan eksperimen berusaha untuk mengontrol sejauh mungkin semua sumber validitas
internal dan eksternal. Dalam semua rancangan eksperimen ada satu karakteristik yang
membedakan dengan rancangan lain, yaitu penempatan subyek kedalam kelompok melalui
pengacakan serta mempunyai dua kelompok atau lebih. Ada tiga jenis rancangan eksperimen
diuraikan sebagai berikut:
1) Pre test – Posttes Control Desi
- Kelompok tes awal perlakuan tes akhir
(R) Eksperimen T-1 X-1 T-2
(R) Kontrol T-1 X-2 T-2
R = Random ( penempatan kelompok secara acak)
- Kelompok tes awal perlakuan tes akhir
(R) Eksperimen T-1 X-1 T-2
(R) Kontrol T-1 X-2 T-2
M= matching (penempatan kelompok dengan penjodohan)
Rancangan ini menghendaki paling sedikit ada dua kelompok, penempatan
subyek ke dalam kelompok melalui pengacakan dapat pula dengan penjodohan. Kedua kelompok
menerima tes awal, pemberian perlakuan diberikan kepada kelompok eksperimen, sedangkan
kelompok kontrol tidak menerima perlakuan. Kemudian, kedua kelompok diberikan tes awal
serta adanya kelompok kontrol, akan menjalankan pengontrolan untuk semua sumber-
sumber validitas internal. Kelemahan rancangan ini hanya belum dapat mengontrol validitas
eksternal: interaksi pemberian tes awal. Dengan adanya tes awal, maka penggeneralisasiannya
hanya untuk kelompok lain yang melalui tes awal. Analisis yang digunakan untuk mengetahui
pengaruh perlakuan (X ) dengan membandingkan skor tes akhir (T-2) antara kelompok kontrol
dengan t-tes, atau jika asumsi kelompok tidak sama dapat dianalisis menggunakan teknik
kovarian.
2) Posttes – Only Control Group Design
Kelompok perlakuan tes akhir
(R) Eksperimen X T-2
(R) Kontrol - T-2
Rancanga ini sama dengan Pretest – Postest Control Group Design, kecuali tidak
diadakannya tes awal. Penempatan subyek ke dalam kelompok dengan pengacakan yang
tujuannya untuk mengendalikan semua kemungkinan variabel ekstra, sehingga perbedaan
kelompok kemungkinan kegiatan eksperimen dilakukan terjadi hanya secara kebetulan. Setelah
penempatan subyek ke dalam dua kelompok, hanya kelompok eksperimen yang mendapat
perlakuan. Di luar perlakuan kedua kelompok diperlukan sama, tes akhir dikenakan pada kedua
kelompok , kemudian skor hasil tes tersebut dibandingkan. Apabila rerata kedua kelompok
berbeda secara signifikan, maka peneliti dapat merasa yakin bahwa perbedaan tersebut karena
adanya perlakuan (X). Kelemahan rancangan ini hanya belum dapat mengontrol validitas
internal: mortalitas, sedangkan yang lainnya dapat dikendalikan.
3) Solomon Four Group Design
Kelompok Tes Awal Perlakuan tes akhir
(R) Eksperimen T-1 X T-2
(R) Kontrol T-1 - T-2
(R) Kontrol - X T-2
(R) Kontrol - - T-2
Rancangan empat kelompok solomon, penempatan subyek ke dalam kelompok secara
random. Dua kelompok melaksanakan tes awal, sedangkan dua kelompok tidak mengadakan tes
awal. Dua kelompok yang mendapatkan perlakuan (X) satu kelompok melakukan tes awal
sedangkan kelompok yang lain tidak, akan tetapi keempat kelompok tersebut mendapat tes akhir.
Rancangan ini merupakan kombinasi Pretest-postest Control Group Design
dengan Postest Only Control Group Design, tujuannya untuk menutup kelemahan dari kedua
rancangan tersebut. Kombinasi kedua rancangan ini menghasilkan rancangan yang dapat
mengontrol semua sumber ancaman validitas internal dan eksternal. Jalan terbaik untuk
menganalisis data dengan menggunakan analisis faktor 2x2. Analisis faktor akan mengurangi
interaksi validitas antara perlakuan dengan tes awal.
c. Rancangan Eksperimen Kuasi
Banyak situasi pendidikan yang tidak mungkin dapat dipecahkan dengan menggunakan
rancangan eksperimen, karena alasan berbagai hal sehingga tidak mungkin mambagi kelompok
dan penempatan subyek-subyek dalam kelompok secara acak. Rancangan eksperimen kuasi tidak
memberikan pengontrolan secara penuh, oleh sebab itu penting sekali bagi peneliti mengetahui
variabel mana yang mungkin tidak sepenuhnya dapat dikendalikan dan dikontrol.
Ada 3 jenis desain penelitian eksperimen adalah sebagai berikut:
1. The Noneequivalent Control Design
Kelompok Tes Awal Perlakuan Tes akhir
Eksperimen T-1 X T-2
Kontrol T-1 - T-2
Desain ini hampir sama dengan desain ekperimental (pretest-postest
control group design), perbedaannya terletak pada tidak adanya pengacakan dalam penempatan
subyek ke dalam kelompok-kelompok. Walaupun penempatan subyek secara acak tidak dapat
dilakukan, namun usahakan agar kedua kelompok sejauh mungkin sama. Apabila kedua
kelompok memang berbeda analisis selanjutnya dengan menggunakan analisis kovarian.
2. The Time Series Design
Tes ke- Perlakuan Tes ke-
T-1 T-2 T-3 T-4 X T-5 T-6 T-7 T-8
Rancangan rangkaian waktu seperti ini adalah lebih jelas dalam memerinci
rancangan one group pretest-postest dengan cara kelompok berulang-ulang mendapat tes (T-1
sampai T-8) di antara pemberian perlakuan (X). Pengaruh perlakuan akan ditunjukan perbedaan
antartes, yaitu dengan membandingkan skor-skor pengukuran. Analisis yang cocok untuk
dipergunakan pengolahan data jenis ini adalah analisis varian. Kelemahan desain ini tidak dapat
mengontrol validitas internal: sejarah dan penggunaan alat pengukuran; serta validitas eksternal:
interaksi tes awal.
3. Counter Balanced Design
Replikasi Perlakuan dari X-1 X-2 X-3
1 Kelompok A.T-1 B.T-2 C.T-3
2 Kelompok B. T-1 C.T-2 A.T-3
3 Kelompok C.T-1 A.T-2 B.T-
Rata Rata Rata
Dalam rancangan ini semua kelompok ( A, B dan C ) menerima semua perlakuan ( X-1, X-2
dan X-3) tetapi dengan pelaksanaan yang berbeda, seperti digambarkan dalam bagan di atas.
Desain ini melibatkan serangkaian replikasi, dalam setiap replikasi kelompok ditukar sehingga
pada akhir eksperimen setiap kelompok telah menerima samua jenis perlakuan. Kelemahan
utama rancamgan ini adalah kemungkinan terjadinya pengaruh pindahan ( carry over effect) dari
satu perlakuan ke perlakuan berikutnya, atau perlakuan tertentu memengaruhi perlakuan yang
lain. Analisis statistik dengan menggunakan analisis varian.

F. Struktur Rancangan Penelitian Eksperimen


Rancangan yang akan diterapkan dalam penelitian eksperimen meliputi: pra-
eksperimental, eksperimen murni, dan eksperimen kuasi.
(1) Rancangan Pra-Eksperimental
Rancangan pra-eksperirnental yang sederhana ini berguna untuk mendapatkan informasi awal
terhadap pertanyaan pada penelitian. Ada tiga hal yang lazim digunakan pada rancangan pra-
eksperimental, yaitu:
a) Studi kasus bentuk tunggal (one-shot case study)
b). Tes awal – tes akhir kelompok tunggal (the one group pretest posttest)
c). Perbandingan kelompok statis (the static group comparison design)
(2) Rancangan Eksperimen Murni
Rancangan eksperimen murni ini mempunyai tiga karakteristik, yaitu:
a) Adanya kelompok kontrol.
b) Siswa ditarik secara random dan ditandai untuk masing-masing kelompok.
c) Sebuah tes awal diberikan untuk mengetahui perbedaan antar kelompok.
Dua rancangan eksperimen secara garis besar dijelaskan sebagai berikut.
a) Rancangan secara acak dengan tes akhir dan kelompok kontrol (the randomized posttest only
control group design)
b) Rancangan secara acak dengan tes awal dan tes akhir dengan kelompok kontrol (the randomized
pretest-posttest control group design)
c) Empat kelompok solomon (the randomized solomon four group design)
d) Rancangan secara acak dengan pemasangan subjek melalui tes tes akhir dan kelompok kontrol
(the randomized posttest – only control group design)
e) Rancangan secara acak dengan pemasangan subjek melalui tes awal-tes akhir dan kelompok
kontrol (the randomized pretest – posttest cont rot group design, using)
(3) Rancangan Eksperimen Kuasi/ Semu (Quasi—Experimental Design)
Rancangan eksperimental kuasi ini memiliki kesepakatan praktis antara eksperimen
kebenaran dan sikap asih manusia terhadap bahasa yang ingin kita teliti. Beberapa rancangan
eksperimen kuasi (eksperimen semu), yaitu:
a) Rancangan dengan pemasangan subjek melalui tes akhir dan kelompok kontrol (the randomized
posttest – only control group design, using matched subject).
b) Rancangan dengan pemasangan subyek melalui tes awal-tes akhir dan kelompok kontrol (the
randomnized posttest – only control group design, using matched subject),
c) Rancangan tiga perlakuan dengan pengaruh imbangan (a three treatment counter balanced,
using matched subject) .
d) Rancangan rangkaian waktu (a basic time-series design)
e) Rancangan faktorial (factorial design).

G. Struktur Laporan Penelitian Eksperimen


SISTEMATIKA LAPORAN PENELITIAN EKSPERIMEN
BAGIAN AWAL
1. Halaman judul
2. Halaman Pengesahan
3. Abstrak
4. Kata Pengantar
5. Daftar Isi dan lampiran-lampiran
BAGIAN ISI:
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang; berisi uraian tentang kondisi lapangan disertai deskripsi masalahnya, dengan
dukungan data awal yang memperjelas adanya masalah. Untuk memecahkan masalah diperlukan
tindakan/ treatment dengan metode baru yang akan diujicobakan. Di samping itu, ditunjukkan
kebiasaan bahwa metode yang dilakukan dalam proses pembelajaran kurang berhasil . Diyakini
bahwa dengan metode baru itu berpengaruh positif terhadap hasil belajar siswa.
B. Rumusan Masalah (diharapkan kalimat tanya): Misalnya: (1) Adakah perbedaan kemampuan
matematika antara siswa yang diajar dengan metode pemecahan soal dibanding dengan yang
diajar dengan metode pemahaman konsep.(2) Adakah hubungan antara sikap terhadap metode
dengan kemampuan matematika?
C. Tujuan Penelitian; (sesuaikan dengan rumusan masalah)
D. Manfaat Penelitian; (sesuaikan dengan apa yang direncanakan pada proposal, namun peneliti
dapat mengembangkan)
BAB II : LANDASAN TEORI
Kemukakan teori dan pustaka yang relevan dengan variabel independent (bebas yaitu variabel
tindakan) dan variabel dependen (terikat, tergantung), dan menjelaskan kaitan antara kedua
variabel itu. Diperlukan adanya usaha membangun argumentasi teoritis yang menunjukkan
bahwa dengan tindakan yang diberikan dimungkinkan dapat berpengaruh positif terhadap hasil/
mutu proses pembelajaran pada mata ajaran tertentu. Untuk itu, perlu diuraikan secara rinci
keterkaitan antara variabel yang dijadikan sasaran penelitian secara jelas, baik variabel dependen
maupun independennya. Kemukakan kerangka berpikir/alur yang logis shingga mampu
memberikan gambaran bahwa perlakuan dengan metode/teknik/cara baru yang akan dilakukan
dapat menghasilkan dampak yang lebih baik dari pada metode/teknik/cara lain atau yang selama
ini digunakan. Pada bagian akhir perlu dikemukakan hipotesis yang akan diuji melalui penelitian
eksperimen ini.
BAB III : METODE PENELITIAN
Deskripsikan desain/pola eksperimen/ perlakuan dalam rangka penelitian yang memuat: subyek
penelitian, langkah-langkah atau prosedur penelitian dimulai dari perencanaan untuk
menentukan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, menentukan pelaksanaan tindakan/
treatment, materi dan metode yang akan dikenakan pada kedua kelompok tersebut, cara
mengatasi kesesatan, sehingga tidak akan mempengaruhi hasil, waktu pelaksanaan eksperimen.
Jenis instrumen penelitian yang akan digunakan dan syarat validitas dan reliabilitasnya, serta
teknik analisis datanya. Eksperimen yang dilakukan harus bersifat rasional dan fleksibel.
BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Berikan gambaran tentang subyek penelitian dengan disertai kondisi riil dari setiap kelompok
(eksperimen dan kontrol) selama eksprimen berlangsung. Kemukakan adanya perubahan yang
terjadi pada diri siswa, lingkungan kelas, guru sendiri, motivasi/minat belajar, dan hasil belajar
atas perlakuan yang dikenakan pada kelompok eksperimen Data dapat disajikan dalam bentuk
narasi/uraian, tabel atau bagan Sajikan data hasil penelitian untuk setiap kelompok sebagai dasar
analisis dengan beberapa keterangan yang relevan. Kemukakan hasil pengolahan atau analisis
data hasil eksperimen.. Tunjukkan adanya perbedaan antara hasil tindakan pada kelompok
eksperimen (dengan metode A) dengan kelompok kontrol (dengan metode B). Pada kesimpulan
hasil analisis bila secara statistik bila telah membuktikan adanya perbedaan hasil antara
keduanya, berarti hasil metode yang satu lebih baik daripada metode lainnya. Pada pembahasan
berikan kejelasan yang memperkuat dari hasil analisisnya, dengan memberikan berbagai
argumentasi logis yang mendukung.
BAB V : SIMPULAN DAN SARAN
Sajikan simpulan hasil penelitian sesuai dengan tujuan/masalah penelitian yang telah
disampaikan sebelumnya serta dengan mendasarkan hasil analisis yang diperoleh pada bab IV.
Berikan saran dan tindak lanjut berdasarkan simpulan yang diperoleh baik yang menyangkut segi
positif maupun negatifnya.
DAFTAR PUSTAKA
Memuat semua sumber pustaka yang digunakan dalam penelitian dengan menggunakan sistem
yang telah dibakukan secara konsisten.
Lampiran-lampiran:
Lampiran berisi semua instrumen yang digunakan (pedoman wawancara, pedoman observasi,
angket, tes hasil belajar dll.), contoh hasil kerja siswa, data hasil penelitian, print-out analisis,
daftar hadir, ijin penelitian, serta bukti lain yang dipandang perlu.

H. Contoh Judul Penelitian Penelitian Eksperimen


”UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI PADA
SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR NEGERI 025 PEKANBARU MELALUI PENGGUNAAN
MEDIA GAMBAR BERSERI”

I. Contoh Rumusan Masalah Penelitian Eksperimen


1. Apakah penggunaan media gambar berseri dapat meningkatkan motivasi untuk menulis narasi
siswa Kelas IV SD Negeri 025 Pekanbaru?
2. Apakah penggunaan media gambar berseri dapat meningkatkan keterampilan menulis narasi
siswa Kelas IV SD Negeri 025 Pekanbaru?

J. Contoh Hipotesis Penelitian Eksperimen


1. Penggunaan gambar berseri dapat meningkatkan motivasi menulis narasi siswa Kelas IV SD
Negeri 025 Pekanbaru.
2. Penggunaan gambar berseri dapat meningkatkan keterampilan menulis narasi siswa Kelas IV SD
Negeri 025 Pekanbaru.

K. Contoh Simpulan Penelitian Eksperimen


1. Penggunaan media gambar berseri dapat meningkatkan motivasi menulis narasi siswa. Hal ini
terlihat pada hasil pengamatan motivasi menulis narasi. Pada siklus I motivasi menulis narasi
siswa mencapai 70%, pada siklus II mencapai 78% dan pada siklus III mencapai 90%.
2. Penggunaan media gambar berseri dapat meningkatkan keterampilan menulis narasi siswa. Hal
ini terlihat adanya peningkatan jumlah siswa yang mengalami ketuntasan belajar dari Siklus I
hingga Siklus III. Di samping itu, juga adanya peningkatan nilai rerata keterampilan menulis
narasi dari Siklus I hingga Siklus III. Pada kegiatan pratindakan siswa yang mengalami
ketuntasan belajar sebanyak 8 siswa(27%), pada Siklus I sebanyak 19 siswa(63%), pada Siklus II
sebanyak 21 siswa(70%), dan pada Siklus III sebanyak 23 siswa(77%). Adapun nilai rerata
keterampilan menulis narasi siswa pada kegiatan pratindakan adalah 62,50, pada Siklus I 67,33,
Siklus II 71,53, dan Siklus III 74,03.

PENELITIAN TINDAKAN KELAS


(CLASS ROOM ACTION RESEARCH)

A. Pengertian dan Definisi Penelitian Tindakan Kelas (PTK)


Kunandar (2008: 45) menyebutkan ada tiga konsep atau unsur dalam penelitian
tindakan kelas, yakni bahwa:
1. Penelitian adalah aktivitas mencermati suatu objek tertentu melalui metodologi ilmiah dengan
mengumpulkan data-data dan dianalisis untuk menyelesaikan suatu masalah.
2. Tindakan adalah suatu aktivitas yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu yang berbentuk
siklus kegiatan dengan tujuan untuk memperbaiki atau meningkatkan mutu atau kualitas proses
belajar mengajar.
3. Kelas adalah sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama menerima pelajaran yang sama
dari seorang guru.
Dari konsep ini dapat disimpulkan bahwa Penelitian tindakan kelas merupakan
sebuah proses refleksi diri yang dilakukan oleh guru dan perangkat pendidikan lainnya dalam
situasi kependidikan yang bertujuan untuk memperbaiki: praktik-praktik kependidikan,
pemahaman tentang praktik pendidikan itu sendiri dan dalam situasi bagaimana praktik tersebut
dilaksanakan.
Penelitian Tindakan Kelas oleh Kunandar (2011:45) adalah penelitian tindakan yang
dilakukan dengan tujuan memperbaiki mutu praktik pembelajaran di kelas. Selanjutya, Iskandar
(2009:21) mendefinisikan PTK adalah suatu kegiatan penelitian ilmiah yang dilakukan secara
rasional, sistematis dan empiris reflektif terhadap berbagai tindakan yang dilakukan oleh guru,
kolaborasi sekaligus sebagai peneliti, sejak disusunnya suatu perencanaan sampai penilaian
terhadap tindakan nyata di kelas berupa kegiatan belajar mengajar untuk memperbaiki dan
meningkatkan kondisi pembelajaran yang dilakukan.

B. Karakteristik Penelitian Tindakan Kelas (PTK)


Karakteristik yang terdapat dalam PTK antara lain:
1) Didasarkan atas masalah yang dihadapi guru dlam instruksional
2) Adanya kolaborasi dalam pelaksanaannya
3) Penelitian sekaligus sebagai praktisi yang melakukan refleksi
4) Bertujuan memperbaiki atau meningkatkan kualitas praktek instruksional
5) Dilaksanakan dalam rangkaian langkah dengan beberapa siklus
Ada juga pendapat dari Kunandar (2008: 59- 64) menjelaskan beberapa
karakteristik yang terdapat pada PTK sebagai berikut:
1) Masalah yang diteliti adalah nyata yang muncul dari dunia kerja peneliti
2) Berorientasi pada pemecahan masakah. Guru melakukan PTK sebagai upaya untuk
memecahkan masalah yang dihadapi dalam proses belajat mengajar di kelasnya melalui suatu
tindakan tertentu untuk menyempurnakan proses pembelajaran di kelasnya.
3) Berorientasi pada peningkatan mutu. PTK dilakukan dalam kerangka untuk memperbaiki mutu
PBM yang dilakukan oleh guru di kelasnya.
4) Siklus yaitu konsep tindakan diterapkan melalui urutan yang terdiri dari beberapa tahap berdaur
ulang.
5) Di dasarkan pada adanya tindakan tertentu untuk memperbaiki PBM di kelas.
6) Adanya pengkajian terhadap dampak tindakan yang dikaji sesuai tujuan.
7) Aktivitas PTK dipicu oleh permasalah praktis yang dihadapi oleh guru dalam PBM di kelas.
8) Dilaksanakan secara kolaboratif dan bermitra dengan pihak lain, seperti teman sejawat. Ada
partisipasi dari pihak lain berperan sebagai pengamat.
9) Peneliti sebagi praktisi yang melakukan refleksi.
10) Dilaksanakan dalam rangkaian langkah dengan beberapa siklus, di mana dalam satu siklus terdiri
dari tahapan perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi selanjutnya diulang kembali dalam
beberapa siklus.

C. Fungsi Penelitian Tindakan Kelas (PTK)


Penelitian tindakan kelas memiliki manfaat atau fungsi yang dapat diraih atau
dirasakan sebagai berikut:
(1) Inovasi Pembelajaran.
Guru harus selalu terbuka dan bersikap inovatif untuk mencoba, mengubah, mengembangkan,
dan meningkatkan kemampuan mengajarkan agar mampu melahirkan model-model
pembelajaran yang sesuai dengan tuntutan kelasnya. Inovasi yang tumbuh dari bawah ini dengan
sendirinya akan lebih efektif dibandingkan dengan penataran atau pelatihan, karena berangkat
dari realitas permasalahan yang dihayati guru baik di kelas atau sekolah.
(2) Perbaikan praktis yang meliputi penanggulangan berbagai masalah belajar yang dialami siswa
secara sistematis.
Setiap kelas, setiap siswa, dan setiap massa, tentu memiliki karakteristik yang berbeda dan khas.
Sudah tentu persoalan yang dihadapinya juga berbeda dan sangat kompleks. Persoalan yang
kompleks dan senantiasa berubah setiap waktu tidak mungkin dapat dihadapi jika guru yang
bersangkutan tidak mampu bertindak sebagai manajer dan aktor yang mampu mengubah kualitas
pembelajarannya.
(3) Membentuk profesionalitas guru.
Guru yang profesional adalah guru yang memiliki keterbukaan untuk melihat dan menilai
kemampuannya secara kritis kemudian melalui proses refleksi mau dengan segera melakukan
perubahan, perbaikan, dan pengembangan. Keterlibatan guru dalam PTK dengan demikian dapat
meningkatkan profesionalisme guru dalam proses pembelajaran.

D. Prinsip-Prinsip Penelitian Tindakan Kelas (PTK)


Menurut Kunandar ( 2011: 67-68) ada sepuluh prinsip dalam pelaksanaan PTK,
yaitu:
1) Tidak boleh mengganggu PBM dan tugas mengajar
2) Tidak boleh terlalu menyita waktu
3) Metodologi yang dipakai harus tepat dan terpercaya
4) Masalah yang dikaji benar-benar ada dan dihadapi guru
5) Memegang etika kerja (minta izin, membuat laporan, dan lain-lain)
6) PTK bertujuan untuk memperbaiki atau meningkatkan mutu proses belajatr mengajar
7) PTK menjadi media guru untuk berfikir kritis dan sistematis
8) PTK menjadikan guru terbiasa melakukan aktivitas yang bernilai akademik dan ilmiah
9) PTK dimulai dari permasalahan pembelajran yang sederhana, konkret, dan jelas.
10) Pengumpulan data atau informasi dalam PTK tidak boleh terlalu banyak menyita waktu dan
terlalu rumit karena dikhawatirkan akan mengganggu tugas utama sebagai guru dan tenaga
pendidik.

E. Struktur Rancangan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)


Pada umumnya, penelitian tindakan dilakukan berdasarkan tema-tema dan
menyarankan sebuah metode untuk meninjau situasi pembelajaran. Ada empat tema dasar dalam
penelitian tindakan yang dilakukan oleh anggota penelitian yang saling melengkapi dalam siklus,
yakni:
- Mengembangkan rencana (a plan) tindakan kritis untuk meningkatkan apa yang sedang terjadi.
- Bertindak (to act) untuk melaksanakan rencana.
- Mengamati (to reflect) akibat-akibat tersebut sebagai dasar untuk merencanakan lebihlanjut,
tindakan cerdas secara kritis berikutnya, dan sebagainya melalui siklus berikutnya.
F. Struktur Laporan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
Pada dasarnya tidak ada aturan baku tentang outline isi laporan PTK, akan tetapi masing-
masing lembaga memiliki aturan sendiri-sendiri. Namun demikian, isi dari masing-masing
elemennya (misal: latar belakang, tujuan, dan lainnya) relatif sama. Bagaimanapun bentuk
outline yang ditetapkan oleh masing-masing lembaga tersebut, isi pada masing-masing bagian
tersebut relatif sama seperti dijelaskan berikut.
a) Lembar Judul PTK
Dalam PTK, judul hendaknya disusun secara singkat dan spesifik tetapi cukup jelas,
menggambarkan masalah yang akan diteliti, tindakan untuk mengatasi masalah tersebut, serta
tempat/ lokasi penelitian.
Judul tersebut harus dituliskan pada kulit laporan (cover). Dalam lembar cover
laporan PTK, minimal harus memuat: logo lembaga (termasuk anggota), kota, dan tahun terbit.
Nama ketua peneliti diletakan yang paling atas.
b) Lembar Identitas dan Pengesahan
Lembar identitas dimaksudkan untuk menetapkan keabsahan dari laporan penelitian
yang telah dilakukan guru. Pengesahan penelitian dilakukan oleh peneliti dan lembaga terkait.
c) Abstrak
Abstrak pada dasarnya merupakan uraian ringkas dari laporan PTK, yang
berisi: permasalahan dan cara pemecahannya, tujuan, prosedur, dan hasil penelitian. Abstrak
diketik dengan jarak baris satu, yang pada umumnya tidak lebih dari 1 halaman, dan dilengkapi
dengan kata-kata kunci sebanyak 3-5 kata.
d) Daftar Isi, Daftar Tabel, Daftar Gambar, Daftar Lampiran
Pada bagian ini berisikan daftar nomor dan judul semua (isi laporan, tabel, gambar,
lampiran) yang ada dalam laporan disertai pencantuman nomor halamannya.
e) Bagian Pendahuluan
Pada bagian ini paling tidak berisi bahasan tentang: latar belakang masalah, rumusan
masalah, cara pemecahan masalah, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian, masing-masing
dengan isi seperti berikut.
 Latar Belakang
Penelitian dilakukan untuk memecahkan permasalahan pendidikan dan pembelajaran yang
dihadapi. Oleh sebab itu, kemukakan secara jelas bahwa masalah yang diteliti merupakan sebuah
masalah yang nyata terjadi di kelas/ sekolah yang menjadi tanggung jawabnya atas hasil
diagnosis yang dilakukan oleh guru dan/ atau tenaga kependidikan tersebut. Masalah yang akan
diteliti merupakan sebuah masalah penting dan mendesak untuk dipecahkan, serta dapat
dilaksanakan oleh peneliti.
Pada bagian ini harus memuat fakta-fata yang menunjukkan adanya permasalahan, dan teori/
rasionalitas bahwa tindakan yang diteliti dapat mengatasi masalah tersebut. Berikut contoh
singkat isi latar belakang masalah.
 Rumusan Masalah
Rumusan masalah penelitian menggunakan kalimat tanya, dalam bentuk deskriptif tindakan
sebagai alternatif pemecahan masalah yang dihadapi guru.
 Cara Pemecahan Masalah
Urutan alternatif tindakan yang akan dilakukan untuk memecahkan masalah seperti dibahas
pada latar belakang. Pendekatan dan konsep yang digunakan untuk menjawab masalah yang
diteliti hendaknya sesuai dengan kaidah-kaidah dalam PTK. Cara pemecahan masalah harus
ditetapkan berdasarkan pada akar penyebab permasalahan dalam bentuk tindakan secara jelas
dan terukur.

 Tujuan dan Manfaat Penelitian


Berkaitan dengan tujuan penelitian, kemukakan secara singkat tentang tujuan penelitian
yang ingin peneliti senada dengan rumsan masalah penelitian. Tujuan harus diuraikan secara
jelas sehingga dapat diukur tingkat pencapaian keberhasilannya. Sedangkan, terkait dengan
manfaat penelitian, uraikan kontribusi hasil penelitian terhadap kualitas pendidikan dan/ atau
pembelajaran sehingga tampak manfaatnya bagi siswa, guru, maupun komponen-komponen
pendidikan yang terkait lainnya.
f) Kajian Pustaka
Kajian pustaka seringkali juga digunakan istilah kajian teori. Pada kajian pustaka membahas
3 sub bahasan, yaitu: kajian teori, hasil penelitian yang relevan, dan kerangka pikir, dan hipotesis
tindakan (kalau ada). Pada sub bahasan kajian teori perlu diuraikan dengan jelas konsep-konsep
dan teori-teori yang menumbuhkan gagasan operasional variabel dan keterkaitan antarvariabel
yang diteliti. Uraian ini digunakan sebagai dasar penyusunan kerangka berpikir dan usaha
peneliti membangun argumen teoritik bahwa dengan tindakan tertentu dimungkinkan dapat
mengatasi masalah yang dihadapi.
Dalam sub bahasan hasil penelitian yang relevan, menguraikan hasil-hasil penelitian
sebelumnya dengan variabel dan/ atau masalah yang relatif sama dengan masalah penelitian
sehingga bisa digunakan sebagai pendukung kajian teoritis dalam melahirkan kerangka pikir.
Sedangkan, dalam sub bahasan kerangka pikir, akan menguraikan bagaimana keterkaitan
antarvariabel dengan mendasarkan kajian teori dan hasil penelitian yang relevan seperti
dijelaskan di atas. Pada bagian akhir dapat dikemukakan hipotesis tindakan yang
menggambarkan alur keterkaitan antara variabel tindakan dengan variabel masalah.
g) Pelaksanaan Penelitian
Isi bagian ini paling tidak mencakup: lokasi, waktu, dan subyek penelitian, prosedur
penelitian, seperti berikut.
 Lokasi, Waktu, dan Subyek Penelitian
Kemukakan secara jelas prosedur penelitian yang akan dilakukan objek, waktu, dan lamanya
tindakan, serta lokasi penelitian. Pada sub bagian subyek penelitian, diuraikan siapa yang
menjadi subyek PTK itu (misal: siswa kelas XI SMAN Plus Riau) beserta karakteristiknya.
Apabila ada karakteristik khusus dari subyek penelitian perlu dijelaskan dibagian ini (misal: pada
umumnya siswa kelas ini terdiri dari: anak pengusaha pada umumnya perhatian terhadap anak
kurang, anak pemulung yang harus sekolah sambil membantu pekerjaan orangtuanya setelah
pulang sekolah.dan lain-lainnya).
 Prosedur Penelitian
Pada bagian ini diuraikan rencana proses pelaksanaan PTK tiap siklus, yang meliputi
rencana kegiatan pada: (a) tahap persiapan/ perencanaan, (b) tahap pelaksanaan, (c) observasi,
serta (d) tahap evaluasi dan refleksi. Ini dilakukan dengan cara mendeskripsikan rencana tersebut
secara rinci, urut, dan jelas. Di sisi lain juga harus diuraikan data dan cara pengumpulannya,
serta indikator kinerja.
Pertama, terkait dengan rencana kegiatan pada tahap persiapan/ perencanaan, diuraikan
berbagai aspek yang harus dilakukan guru selaku peneliti untuk mempersiapkan hal-hal yang
diperlukan, seperti: menyusun program semester, silabus, RPP, lembar observasi, dan lain-
lainnya. Kedua, terkait dengan rencana kegiatan pada tahap pelaksanaan, diuraikan rencana
aktivitas guru selama mengajar sesuai dengan tindakan yang diteliti, yang meliputi: kegiatan
pendahuluan, kegiatann inti dan kegiatan penutup. Ketiga, terkait dengan rencana kegiatan
observasi, diuraikan siapa yang melakukan observasi, variabel yang akan diobservasi, dan
lainnya yang dianggap penting dalm pelaksanaan tindakan beserta hasilnya antara peneli
bersama observer sebagai refleksi yang selanjutnya digunakan untuk menyusun rencana tindakan
perbaikan pada siklus berikutnya.
Pada bagian ini, peneliti harus menetapkan instrumen (lembar observasi, angket, dokumen,
atau lainnya) beserta cara pengukurannya atas masing-masing variabel yang diteliti (variabel
tindakan dan variabel masalah), serta cara pengumpulan datanya.
Selain itu, juga harus ditetapkan standar tingkat keberhasilan yang diharapkan sebagai
indikator tingkat ketercapaian penelitian. Kedua aspek tersebut (pengukuran instrumen dan
standar keberhasilan) akan digunakan sebagai dasar dalam melakukan kegiatan evaluasi dan
refleksi.
Instrumen penelitian merupakan alatuntuk mengumpulkan data yang diperlukan dalam
penelitian. Instrumen dalam PTK meliputi alat pengumpul data untuk mengukur: (a) tindakan
guru, (b) aktivitas siswa selama proses tindakan berlangsung, dan (c) hasil pemecahan masalah.
Instrumen PTK dapat digunakan berbagai jenis alat, seperti: lembarobservasi, kuesioner/ angket,
pedoman wawancara, dokumentasi, dan/atau tes (Paul, 2008), namun perlu diperhatikan
indikator dari masing-masing variabel tersebut sehingga content validity instrumen tinggi.
Terkait dengan indikator kinerja pada umumnya meliputi tiga bagian, yaitu: (1) indikator
input (seperti:aktivitas siswa di kelas), (2) indikator proses (seperti: aktivitas guru dalam
melakukan tindakan), dan (3) indikator output atau hasil (misal: minat belajar). Pada dasarnya,
pengukuran tingkat keberhasilan pelaksanaan PTK baru bisa diukur apabila pelaksanaan proses
tindakan telah berjalan dengan benar dan minimal 2 siklus. Sedangkan, terhadap indikator output
(keberhasilan), hasilnya tidak harus sesuai dengan yang diharapkan (boleh berhasil/ tidak
berhasil).
h) Hasil Penelitian dan Pembahasan
Bab ini membahas dua pokok bahasan, yaitu: hasil penelitian, dan pembahasan hasil
penelitian seperti berikut.
 Hasil Penelitian
Pada bagian ini harus disajikan proses tindakan dan hasil tiap-tiap siklus dengan data
lengkap yang berisi penjelasan tentang aspek proses pelaksanaan, keberhasilan dan kelemahan
yang terjadi.
Di sisi lain, pada siklus berikutnya perlu ditambahkan hal yang mendasar yaitu perubahan
pada diri siswa, lingkungan belajar, aktivitas guru yang berupa perubahan proses serta hasil
belajarnya.
Pada bagian hasil ini, grafik dan/atau tabel, foto dapat digunakan secara optimal untuk
menjelaskan hasil analisis data yang menunjukkan perubahan-perubahan yang terjadi dari setiap
siklus. Di samping contoh grafik, perkembangan pelaksanaan tindakan (model pembelajaran
kepala bernomor), dan keberhasilan pemecahan masalah (motivasi belajar).
 Pembahasan Hasil Penelitian
Bagian ini berusaha melakukan pembahasan hasil penelitian dikaitkan dengan teori-teori
yang telah dipaparkan di bab II kajian pustaka (kajian teori dan hasil penelitian yang relevan).
Pembahasan dilakukan dengan cara mengaitkan temuan/ hasil dengan tindakan, indikator
keberhasilan, serta kajian teoretik dan empirik. Pada bagian ini dalam keadaan hasil PTK tidak
selaras dengan teori, dan hasil pendalaman dan diskusi menunjukkan adanya penyebab
kelemahan dalam implementasi, maka peneliti harus memberikan bahasan hasil diskusi tersebut
tentang beberapa kemungkinan penyebab ketidakselarasan itu.

G. Contoh Judul Penelitian Tindakan Kelas (PTK)


Contoh PTK yakni:
“PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK
PETA KONSEP PADA SISWA KELAS X 6 SMA NEGERI 1 PEKANBARU”

H. Contoh Rumusan Masalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK)


1. Bagaimanakah peningkatan proses pembelajaran keterampilan bercerita dengan menggunakan
teknik peta konsep pada siswa kelas X 6 SMA Negeri 1 Pekanbaru?
2. Bagaimanakah peningkatan hasil pembelajaran keterampilan bercerita yang dicapai siswa kelas X
6 SMA Negeri 1 Pekanbaru setelah diterapkan dengan teknik peta konsep?
I. Contoh Hipotesis Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
Hipotesis dalam penelitian tindakan kelas ini adalah apabila pembelajaran keterampilan bercerita
disampaikan dengan menggunakan teknik peta konsep maka dapat meningkatkan keterampilan
bercerita siswa kelas X 6 SMA Negeri 1 Pekanbaru.

J. Contoh Simpulan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)


1. Siswa kelas X 6 SMA Negeri 1 Pekanbaru mengalami perubahan perilaku (peningkatan) dalam
proses pembelajaran bercerita setelah menggunakan teknik peta konsep. Perubahan perilaku
siswa yaitu, siswa lebih aktif bertanya, menjawab pertanyaann guru dan memberikan penilaian
terhadap teman. Siswa lebih konsentrasi terhadap pembelajaran, siswa lebih antusias dan
berminat selama mengikuti pelajaran bercerita. Keberanian siswa lebih meningkat saat bercerita.
2. Keterampilan bercerita siswa kelas X 6 SMA Negeri 1 Pekanbaru tahun pelajaran 2011/ 2012
meningkat menggunakan teknik peta konsep dalam pembelajaran bercerita. Peningkatan hsil
pembelajaran terlihat dari perubahan skor rata-rata dari tahap pratindakan sampai siklus II
sebesar 5,69. Pada tahap pratindakan, skor rata-rata yang diperoleh siswa sebesar 20,33,
sedangkan pada siklus I, hasil yang dicapai sebesar 23,24, dan pada siklus II diperoleh 25,06.
Peningkatan rata-rata skor tes keterampilan bercerita ini meliputi seluruh aspek keterampilan
bercerita yang dijadikan kriteria penilaian. Aspek-aspek tersebut yaitu pelafalan, penempatan
tekanan dan nada, diksi, ekspresi atau tingkah laku, volume suara, kelancaran, penguasaan cerita.
Dengan demikian, penggunaan teknik peta konsep dapat meningkatkan keterampilan bercerita.
Melalui teknik peta konsep, siswa dapat terbantu dalam menggali ide dan gagasan yang
tersimpan oleh otak untuk dikeluarkan kembali dengan lebih mudah. Teknik peta konsep dapat
menarik minat siswa, siswa lebih aktif ketika mengikuti pelajaran sehingga suasana kelas
kondusif dan menyenangkan. Siswa berminat ketika belajar dengan bantuan gambar-gambar
yang berwarna sehingga siswa dapat mengeksplorasi gagasan dan ide. Siswa lebih mudah dalam
mengungkapkan gagasan dan ide secara lisan dengan menggunakan peta pikiran.
PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN
(RESEARCH AND DEVELOPMENT)

A. Pengertian dan Definisi Penelitian dan Pengembangan


Sugiyono (2013:297) menjelaskan bahwa penelitian dan pengembangan (Research
and Development) adalah sebuah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk
tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut. Hal ini menggambarkan bahwa R/D bertujuan
untuk menghasilkan atau mengembangkan suatu produk yang bisa berupa model, desain,
prototipe, bahan, media, alat, atau strategi pembelajaran yang berguna sebagai peningkatan
dalam kualitas pembelajaran.
B. Karakteristik Penelitian dan Pengembangan
Sumardi (2003:14) menjelaskan bahwa dan 4 ciri dari penelitian dan pengembangan,
yaitu:
1. Penelitian pengembangan memusatkan perhatian pada studi mengenai variabel-variabel dan
perkembanganya selama beberapa bulan atau beberapa
tahun.
2. Masalah sampling dalam studi longitudinal adalah kompleks karena terbatasnya subyek yang
dapat diikuti dalam waktu yang lama: berbagai faktor mempengaruhi atrisi dalam studi
longitudinal. Metode ini juga menuntut kontiniutas staf dan bantuan biaya untuk jangka waktu
yang lama.
3. Studi-studi cross-setional biasanya meliputi subyek lebih banyak, tetapi mencandra faktor-faktor
pertumbuhan yang lebih sedikit dari pada studi-studi longitudinal.
4. Studi-studi kencendrungan mengandung kelemahan bahwa faktor-faktor yang tak dapat
diramalkan mungkin membuat kecendrungan yang didasarkan masa lampau menjadi tidak sah.
Berdasarkan pendapat di atas, jelaslah bahwa penelitian R/D ini bertujuan untuk
memperbaiki pembelajaran, yang disesuaikan dengan kurikulum, sehingga apabila berganti
kurikulum, maka penelitian itu bisa saja tidak sah lagi atau tidak cocok digunakan lagi, serta
penelitian R/D ini memerlukan lebih banyak waktu dan biaya apabila dibandingkan dengan
penelitian lainnya.
Selanjutnya, Sandjaya (2006:105) menjelaskan bahwa secara umum ada empat
karakteristik dari penelitian dan pengembangan, yaitu:
1. Spesifik dan kontekstual: masalah yang akan dipecahkan melalui penelitian pengembangan
merupakan masalah yang spesifik dan nyata.
2. Problem solving: pengembangan model dan perangkat pembelajaran berorientasi pada pemecahan
masalah.
3. Kolaboratif: kerjasama antara peneliti/ pengembang (Litbang) dan guru/ sekolah.
4. Menghasilkan produk: ada produk yang dihasilkan untuk dicoba keefektifannya.

C. Fungsi Penelitian dan Pengembangan


Dalam bidang pendidikan, produk-produk yang dihasilkan melalui penelitian R & D
diharapkan dapat meningkatkan produktivitas pendidikan, yaitu lulusan yang jumlahnya banyak,
berkualitas, dan relevan dengan kebutuhan.

D. Prinsip-Prinsip Penelitian dan Pengembangan


Chaeruman (http://www.slideshare.net/uweschaeruman, diakses 19 Nopember 2013)
menjelaskan prinsip dasar penelitian pengembangan berdasarkan pendapat ahli yaitu:
1. Borg and Gall, 1983: penelitian yang digunakan untuk mengembangkan dan memvalidasi
produk-produk pendidikan.
2. Richey and Klien, 2007: Penelitian yang pada dasarnya berfungsi untuk menciptakan suatu
produk pembelajaran, tool-tool pembelajaran dan membuat model baru atau
meningkatkan/memperbaiki yang ada.
3. Gay, Mills & Airasian, 2009: Penelitan yang dilakukan untuk melihat kebutuhan pelanggan
(komponen yang ada di sekolah) dan kemudian mengembangkan produk untuk memenuhi
kebutuhan tersebut yang lebih efektif untuk digunakan.

E. Struktur Rancangan Penelitian dan Pengembangan


Sumardi (2003: 77) menjelaskan struktur pengembangan yang dilakukan dalam
rancangan penelitian pengembangan, yakni.
1. Perencanaan
Pada bagian perencanaan ini ada beberapa langkah yang harus dilkaukan peneliti, yaitu:
(a) melakukan identifikasi, definisi, kompetensi, perumusan tujuan, urutan pembelajaran, dsb.,
(b) menetapkan kriteria keberhasilan dan jenis-jenis instrumen untuk menilai ketercapaian
tujuan, (3) merancang kegiatan pengembangan produk dan uji coba yang meliputi bebeapa aspek
lamanya waktu pelaksanaan, fasilitas yang diperlukan, estimasi biaya, dan penentuan subyek.
2. Eksplorasi
Pada bagian ini ada dua aspek yang harus dijelaskan, yaitu (a) kajian literatur tentang
produk yang akan dikembangkan dan kajian terhadap penelitian-penelitian yang telah dilakukan
terkait dengan produk, dan (b) kajian tentang situasi lapangan: kondisi kelas, lembaga, jumlah
dan keadaan mahasiswa, sarana, serta praktek pembelajaran yang berlaku.
3. Pengembangan awal produk
Pada bagian ini ada dua tahap yang akan dilakukan oleh seorang peneliti, yaitu: (a)
perencanaan dalam membuat produk awal, sampai dihasilkan produk awal yg diinginkan, (b)
mereview dan masukan dari pemakai produk perlu dilakukan oleh tim pengembang.
4. Validasi
Dalam memvalidasi produk ada tiga aspek yang perlu diperhatikan, yaitu: (a) aspek
penampilan produk: keterbacaan teks, sistematika materi, kemenarikan (tampilan gambar dan
animasi), komposisi warna, kualitas narasi, (b) aspek implementabilitas: standar kompetensi,
kejelasan petunjuk penggunaan, kemudahan memahami materi, keluasan, dan kedalaman materi,
ketepatan urutan penyajian, interaktif, ketepatan evaluasi, (c) keberterimaan pemakai: Pemakai
merasa ’nyaman’ dalam menggunakan.
5. Tahap Validasi & Revisi
Ada dua tahapvalidasi yang harus dilakukan seorang peneliti yaitu:
a. Validasi Ahli (Expert Judgement) dan revisi
Pada bagian ini, untuk memvalidasi hasil produk yang dihasilkan bisa
dilakukan dengan cara mendapatkan persetujuan (konsensus) ahli atau pun melibatkan langsung
para pakar dalam bidang terkait dengan produk yang dikembangkan, dalam pelaksanaan harus
diperoleh konsensus: cakupan materi, tingkatan dan kedalaman, kesesuaian media, jenis dan
sistem evaluasi. Selanjutnya, barulah peneliti melakukan revisi berdasarkan masukan dari
konsensus para ahli.
b. Uji Lapangan (Field Testing)
Pada tahap uji lapangan ini, ada jenis uji yang akan dilakukan peneliti yaitu:
1) Uji Lapangan Awal (Preliminary Field Testing) dan Revisi.
2) Uji Lapangan Utama (Main Field Testing) dan Revisi.
3) Uji Lapangan Operasional (Operasional Field Testing) dan Perbaikan Akhir.
Selanjutnya, Sugiyono (2003:298) juga menjelaskan bahwa ada 10 langkah-
langkah dalam penelitian dan pengembangan, yakni:
1. Potensi dan Masalah
Masalah yang akan dipecahkan dalam penelitian R/D ini adalah masalah yang ditimbulkan akibat
penyimpangan antara yang diharapkan dengan yang terjadi, sehingga dikemukakanlah satu
model, pola, atau system penangganan terpadu yang efektif untuk mengatasi masalah tersebut.
Potensi dan masalah yang dikemukakan harus ditunjukkan dengan data empirik.
2. Mengumpulkan Informasi
Setelah potensi dan masalah dapat ditunjukkan secara faktual dan uptode, maka selanjutnya perlu
dikumpulkan informasi yang digunakan sebagai bahan untuk perencanaan produk yang
diharapkan dapat mengatasi masalah tersebut dan menentukan metode penelitian yang akan
digunakan untuk penelitian sesuai masalah dan tujuan yang ingin dicapai.
3. Desain produk
Pada tahap ini peneliti harus membuat rancangan kerja baru berdasarkan peniliaian terhadap
sistem kerja lama, sehingga dapat ditemukan kelemahan-kelemahan terhadap sistem tersebut.
Hasil akhir dari kegiatan ini adalah berupa desain produk baru, yang lengkap dengan
spesifikasinya. Desain produk harus diwujudkan dalam gambar dan bagan, sehingga dapat
digunakan sebagai pengangan untuk menilai dan membuatnya. Desain produk juga harus
disertai mekanisme penggunaan dan cara kerja.
4. Validasi desain
Pada tahap validasi kegiatan yang dilakukan menilai apakah rancangan produk, dilihat dari
system kerjanyanya lebih efektif dari yang lama atau tidak. Validasi produk dapat dilakukan oleh
beberap pakar atau tenaga ahli yang sudah berpengalaman untuk menilai produk baru yang
dirancang tersebut. Validasi juga dapat dilakukan dalam forum diskusi.
5. Perbaikan desain
Perbaikan desain dilakukan setelah setelah diketahui kelemahannya, dan diperbaiki langsung
oleh peneliti.
6. Uji coba produk
Ujicoba produk dilakukan setelah produk dibuat, kemudian dilakukan eksprimen, yaitu
membandingkan efektifitas dan efesiensi sistem kerja lama disebut kelompok (kontrol) dengan
yang baru yang disebut kelompok (eksperiment). Eksprimen dapat dilkukan dengan cara
membandingkan keadaan sebelum dan sesudah memakai system baru (before-after). Kelompok
eksperiment diberi perlakuan untuk sistem kerja baru, sedangkan kelompok kontrol
menggunakan sistem kerja lama. Untuk membuktikan signifikan perbedaan sistem kerja lama
dan baru , perlu diuji secara statistik dengan t-test berkorelasi (related).
7. Revisi produk
Apabila system baru yang dilakukan belum mencapai apa yang diharapkan dalam penelitian,
maka desain produk perlu direvisi. Setelah direvisi perlu diujicobakan kembali pada kerja
sesungguhnya. Selanjutnya dapat diproduksi.
8. Ujicoba pemakaian
Menurut Sugiyono (2003:310) pada tahap ini kegiatan yang dilakukan menerapkan system kerja
baru dalam kondisi nyata.

9. Revisi produk
Revisi produk dilakukan, apabila dalam pemakaian kondisi nyata terdapat kekurangan dan
kelemahan.
10. Pembuatan produk massal
Pembuatan produk massal dilakukan apabila produk yang telah diujicobakan dinyatakan efektif
dan layak untuk diproduksi massal.

F. Struktur Laporan Penelitian dan Pengembangan


Sugiyono (2003:311) menjelaskan bahwa sistematika laporan Metode Penelitian dan
Pengembangan adalah sebagai berikut.
HALAMAN JUDUL
ABSTRAK
PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan masalah
C. Tujuan
D. Manfaat
BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR, DAN PENGAJUAN
HIPOTESIS
A. Deskripsi teori
B. Kerangka berpikir
C. Hipotesis (produk yang akan dihasilkan)
BAB III PROSEDUR PENELITIAN
A. Langkah-Langkah Penelitian
B. Metode penelitian tahap I
1. Populasi sample sumber data
2. Teknik pengumpulan data
3. Instrument penelitian
4. Analisis data
5. Perencanaan desain produk
6. Validasi desain
C. Metode Penelitian Tahap II
1. Metode Rancangan Eksprement Untuk Menguji
2. Populasi dan sampel
3. Teknik Pengumpulan Data
4. Instrumenpenelitian
5. Teknik Analisa Data
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Desain Awal Produk
B. Hasil pengujian pertama
C. Revisi Produk (gambarsetelah direvisi dan
D. Hasil pengunjian tahap II
E. Revisi produk (gambar setelah direvisi dan
F. Penggujian tahap ke-III (bila perlu)
G. Penyempurnaan produk (gambar terakhir dan
H. Pembahasan produk
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN INSTRUMEN
LAMPIRAN DATA
LAMPIRAN PRODUK YANG DIHASILKAN BERIKUT BUKU
PENJELASANNYA
Adapun dalam buku panduan penulisan tesis dan disertasi UNP 2011 sistematika
laporan metode penelitian dan pengembangan adalah sebagai berikut:
HALAMAN JUDUL
ABSTRAK
PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
BAB I PENDAHULUAN
1) Latar Belakang Masalah
2) Rumusan Masalah
3) Tujuan Pengembangan
4) Spikasi Produk yang Diharapkan
5) Pentingnya Pengembangan
6) Asumsi dan Keterbatasan Pengembangan
7) Definisi Istilah
8) Sistematika Penulisan
BAB II Kajian Pustaka
BAB III Metode Pengembangan
1) Model Pengembangan
2) Prosedur Pengembangan
3) Ujicoba Produk
4) Subjek Ujicoba
5) Jenis Data
6) Instrument Pengumpul Data
7) Teknik analisa data
BAB IV HASIL PENGEMBANGAN
1) Penyajian Data Uji Coba
2) Analisa Data
3) Revisi Produk
BAB V PENUTUP
1) Kajian Produk yang telah Direvisi
2) Saran Pemanfaatan, Diseminasi, dan Pengembangn lebih Lanjut.
Keseluruhan bab tersebut berturut-turut akan diuraikan secara ringkas dengan
menjelaskan hal-hal pokok dan praktis.
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Latar belakang berisi penjelasan mengenai alasan mengapa masalah yang dikemukakan di dalam
judul dipandang menarik, penting, dan perlu diteliti. Selain itu diuraikan juga kedudukan
masalah penelitian dalam lingkup permasalahn yang lebih luas.
B. Rumusan Masalah
Masalah atau permasalahan ada kalau ada kesenjangan (gap) antara das solen dan das sein: ada
perbedaan antara apa yang seharusnya dan apa yang ada dalam kenyataan, antara apa yang
diperlukan dan apa yang tersedia, antara harapan dan kenyataan, dan yang sejenis dengan itu.
Penelitian diharapkan dapat memecahkan masalah itu, atau dengan kata lain dapat menutup atau
setidak-tidaknya memperkecil kesenjangan itu. Di dalam perumusan masalah yang harus
diperhatikan adalah rumusan masalah dalam kalimat tanya ata pernyataan, padat dan jelas, dan
member petunjuk tentang mungkinnya menjawab masalah itu secara impiris.
C. Tujuan
Dalam hal ini hendaknya disebutkan secara spesifik tujuan yang hendak dicapai.
D. Manfaat
Dalam hal ini perlu dikemukakan secara singkat dan jelas manfaat apa yang dipetik dari temuan
penelitian ini,dapat berupa sumbangan terhadap pengembangan iptek dan institusi terkait.
BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Deskripsi Teori
Penelaah kepustakaan perlu dilakukan guna menegakkan landasan teoritis penelitian yang akan
dilakukan. Secara garis besar, sumber bacaan dapat dibedakan menjadi dua macam (a) acuan
umum yang terdapat di buku teks, dan (b) acuan khusus, yang berupa laporan hasil penelitian
terutama yang terdapat dalam jurnal profesional.
B. Kerangka Berpikir
Pada bagian ini, peneliti mengemukakan premis-premis tentang masalah penelitian, baik bersifat
komparatif maupun asosiatif, sehubungan dengan variabel-variabel yang diteliti. Untuk itu,
peneliti mengembangkan argumentasi ilmiah yang mengarah ada jawaban terhadap pertanyaan
penelitian , sehingga diperoleh kerangka berpikir yang lebih komprehensi dan terarah dalam
menemukan suatu konklusi hipotetik.
C. Hipotesis (produk yang akan dihasilkan)
Hipotesis penelitian adalah merupakan jawaban sementara terhadap permasalahan penelitian
yang secara teoritis, yang kebenaranya harus diuji secara empiris. Hipotesisi hendaklah
menyatakan pertautan dua variabel atau lebih, dinyatakan dalam kalimat deklaratif, dirumuskan
secara singkat dan padat, dan dapat diuji.
BAB III PROSEDUR PENELITIAN
A. Langkah-Langkah Penelitian
B. Metode Penelitian Tahap I
1. Populasi Sampel Sumber Data
Berisi uraian secara rinci mengenai populasi yang paling sedikit mencakup drah dan ruang
lingkup penelitian, serta cirri-ciri penting yang terdapat dalam populasi itu. Uraian mengenai
sampel mencakup, antara lain cara pengambilan sampel serta alasannya, banyaknya sampel,
macam dan lokasi sampel disesuaikan dengan program studi masing-masing.
2. Teknik Pengumpulan Data
Berisi uraian tentang cara dan proses pengambilan dan pengumpulan data secara rinci dengan
menunjukan urutan langkah-langkah yang akan ditempuh.
3. Instrument Penelitian
Bagian ini mengemukakan instrument yang digunakan untuk mengumpulkan data seperti yang
sudah dikemukan dalam butir sebelumnya.
4. Analisis data
Teknik dan prosedur analisi yang digunakan untuk menganalis data ujicoba dikemukan dalam
bagian ini dan disertai alasanya.
5. Perencanaan desain produkuk Validasi desain
C. Metode Penelitian Tahap II
1. Metode Rancangan Eksprement untuk Menguji
2. Populasi dan Sampel
Tujuan berbagai pertimbangan dalam menentukan sampel agar diperoleh sampel representative
bagi populasinya. Dalam hal ini ada empat parameter yang berpengaruh, yakni variabilitas
populasi, besar sampel, penentuan sampel, dan kecermatan memlih sampel
3. Teknik Pengumpulan Data
Berisi uraian tentang cara dan proses pengambilan dan pengumpulan data secara rinci dengan
menunjukan urutan langkah-langkah yang akan ditempuh.
4. Instrumen penelitian
Bagian ini mengemukakan instrument yang digunakan untuk mengumpulkan data seperti yang
sudah dikemukan dalam butir sebelumnya.
5. Teknik Analisa Data
Bagian ini mengungkapkan seara rinci teknik analisa data uji coba. Penyajian hasil analisis data
perlu dibatasi pada hal-hal yang bersifat faktual.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab ini memuat tiga butir penting , yaitu penyajian data ujicoba, analisa data, dan
revisi produk berdasarkan analisa data.
1. Penyajian Data Uji Coba
Semua data yang dikumpulkan dari kegiatan uji coba produk disajikan dalam bagian ini.
Penyajian dituangkan dalam bentuk tabel, bagan,dan gambar yang dapat dikomunikasikan
dengan jelas.
2. Analisa Data
Bagian ini mengungkapkan secara rinci hasil analisis data uji coba. Hasil kesimpulan analisis
data ini digunakan sebagai dasar dalam melakukan revisi produk.
3. Revisi Produk
Bab ini berisi keputusan merevisi produk disertai dengan pembenaran bahwa setelah direvisi
produk itu akan menjadi lebih efektif, efesien, atau menarik.
BAB V PENUTUP
1. Kajian Produk yang telah Direvisi
Bagian ini memuat simpulan berisi pernyataan ujud akhir produk yang dikembangkan setelah
direvisi perproduk yang telah direvisi. Juga memuat produk yang telah dikaji secara obyektif dan
tuntas berdasarkan landasan teoritik yang telah dibahas dalam Bab II.
2. Saran Pemanfaatan, Diseminasi, dan Pengembangn lebih Lanjut.
Pengajuan pada bab ini diarahkan ke tiga sisi, yaitu saran untuk keperluan pemamfaatan produk,
saran untuk desiminasi produk ke sasaran yang lebih luas, dan saran untuk pengembangan lebih
lanjut. Setiap saran yang dikemukakan berdasarkan pada hasil kajian terhadap produk seperti
yang telah dibahas dalam butir sebelumnya.
3. Isi Bagian Akhir
Hal-hal yang perlu dimasukkan dalam bagian ini adalah yang mendukung atau terkait erat
dengan uraian yang terdapat pada bagian inti. Isi yang perlu ada pada bagian akhir adalah (a)
daftar rujukan, (b) pernyataan keaslian tulisan, (c) lampiran-lampiran, dan (d) riwayat hidup.

G. Contoh Judul Penelitian dan Pengembangan


“PENGEMBANGAN MODEL BAHAN AJAR MEMBACA TEKS CERITA DI KELAS IV
SEKOLAH DASAR NEGERI O52 PEKANBARU”

H. Contoh Rumusan Masalah Penelitian dan Pengembangan


1. Bagaimana persepsi siswa terhadap pengembangan (kajian teoritik, identifikasi kebutuhan, dan
analisiss bahan ajar) sebagai berikut: model bahan ajar membaca teks cerita yang akan dijadikan
bahan pengembangan pembelajaran.
2. Bagaimna rancanga model bahan ajar membaca teks cerita, serta hasil uji coba pengembangan
bahan ajar?

I. Contoh Simpulan Penelitian dan Pengembangan


Penelitian ini telah menghasilkan suatu produk model bahan ajar membaca teks
cerita dengan pokok bahasan menemukan pikiran pokok teks agar panjang dengan dengan cara
membaca sekilas berupa buku siswa lengkap dengan tes hasil belajar. Berdasarkan hasil
penelitian terhadap model bahan ajar, maka diperoleh berupa hal yang dapat disimpulkan sebagai
hasil penelitian ini. Pertana, model bahan ajar membaca teks cerita ini telah dikembangkan
dalam penelitian yang sudah diuji validasi oleh dua orang validator yang menyatakan bahwa
model bahan ajar ini layak untuk dipakai. Kedua, model bahan ajar disusun dengan prinsip
pengembangan model bahan ajar yang memperkuat pemahaman, umpan balik yang positif,
motivasi
belajar yang tinggi, serta mendorong peserta didik untuk mencapai tujuan. Selain
itu, model bahan ajar ini juga bermanfaat bagi guru berupa penyediaan bahan ajar
yang sesuai kurikulum, tidak selalu tergabtung pada buku teks, memperkaya referensi dan
membangun komunikasi pembelajaran yang efektif. Model bahan ajar ini juga bermanfaat bagi
siswa karena kegiatan pembelajaran menjadi lebih menarik dengan menggunakan berbgai teknik
pembelajaran, kesempatan untuk belajar mandiri, mendapat kemudahan dalm mempelajari setiap
kompetensi yang harus dikuasai. Model bahan ajar berisi cerita yang kontekstual.
Ketiga, model bahan ajar membaca teks cerita yang telah dikembangkan dalam
penelitin ini telah diuji kebenaran atau kepalsuan hipotesisi nihil yang menyatakan bahwa antara
niali pretes dan nilai postes terdapat perbedaan yang signifikan melalui tes 1. Tes ini
diberlakukan pada uji coba terbatas, uji coba lebih luas dan uji keterterapan. Masing-masing uji
coba dilakukan dengan tiga cerita yang sama. Nilai yang diambil dari masing-masing uji tersebut
yaitu nilai pretes dan niai postes. Setiap melakukan uji coba peneliti melakukan revisi-revisi
untuk menghasilkan prototype selanjutnya. Revisi dilakukan berdasarkan hasil proses
pembelajaran dan saran-saran dari observer. Keempat, soal tes hasil belajar juga telah diuji
validasi dan realiilitasnya berdasarkan hasil uji coba validasi dan reliabilitas diketahui bahwa
kalimat soal yang digunakan sudah valid dan reliabel. Berdasarkan penelitian dan pengembangan
produk model bahan ajar maka dapat disimpulkan bahwa model bahan ajar membaca teks cerita
ini secara signifikan dapat dipakai di sekolah sebagai pengembangan model bahan ajar.

DAFTAR PUSTAKA

Creswell, John W. 2012. Educational research : planning, conducting, and evaluating quantitative and
qualitative research 4th Ed. Boston: Pearson.
Dwiyogo, D, Wasis dan Karwono.1992. Metode Eksperimen dalam Penelitian Pendidikan. Malang:
IPTPI Cabang Malang Program Pasca Sarjana Malang.
Iskandar. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: gaung Persada.
Kunandar. 2011 Langkah mudah Penelitian Tindakan Kelas sebagai pengembangan Profesi
Guru. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Rakhmat, Jalaluddin. 2007. Metode Penelitian Komunikasi: Dilengkapi Dengan Contoh Analistik
Statistik. Bandung: Rosdakarya.
Sugiyono. 2013. Metodelogi Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Suharsimi Arikunto; Suhardjono, dan Supardi. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta:
PT Bumi Aksara.
Suryabrata Sumardi. 2003. Metodelogi Penelitian. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
http://metopen.wordpress.com
http://azhariah-rachman.blogspot.com/2011/03/pendekatan-korelasional.html
http://ilmumetodepenelitian.blogspot.com/2009/03/metode-penelitian-komunikasi-bag-2.html
Pakguruonline. 2007. Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research).
www:\geoccities.com

Anda mungkin juga menyukai