Disusun oleh:
KRIS JULIANTO (1610631150074)
FAKULTAS TEKNIK
2018
i
LEMBAR PENGESAHAN
Tugas Elemen Mesin I dengan judul “Perhitungan Titik Berat Dan Diameter Poros Puli
Sekunder Belakang (CVT) Dengan Puli Motor Yamaha Mio Soul Tahun 2010” ini
disusun oleh:
Nama : Kris Julianto
NPM : 1610631150074
dan telah diperiksa dan disetujui pada:
Hari : ……………………..
Tanggal : ……………………..
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, yang telah
melimpahkan rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas
Elemen Mesin I dengan judul “Perhitungan Titik Berat Dan Diameter Poros
Puli Sekunder Belakang (CVT) Dengan Puli Yamaha Mio Soul Tahun 2010”.
Tugas ini disusun untuk melengkapi Tugas Elemen Mesin 1 di jurusan Teknik
Mesin SI Fakultas Teknik Universitas Singaperbangsa Karawang.
Atas bimbingan dan petunjuk yang telah diberikan kepada penulis pada
kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam menyusun tugas ini, oleh
karena itu diharapkan kritik dan saran yang membantu dari pembaca. Semoga tugas
ini ada manfaatnya untuk kita semua.
Penulis
iii
DAFTAR ISI
iv
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian........................................................................... 23
3.2 Setting Penelitian ........................................................................... 23
3.3 Unit Objek Penelitian ..................................................................... 24
3.4 Identifikasi Variabel ....................................................................... 24
3.6 Data Spesifikasi Pabrikan .............................................................. 25
3.6 Langkah Penelitian ......................................................................... 28
3.7 Diagram Alir Penelitian (FlowChart) ............................................ 29
BAB V PENUTUP
5.1 Simpulan ........................................................................................ 36
5.2 Saran ............................................................................................... 36
v
DAFTAR GAMBAR
vi
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Baja karbon untuk konstruksi mesin dan baja batang yang difinis
dingin untuk poros ............................................................................. 11
Tabel 2. Diameter puli yang diizinkan dan diajukan ....................................... 14
Tabel 3. Faktor koreksi .................................................................................... 19
Tabel 4. Panjang sabuk-V standart................................................................... 20
Tabel 5. Faktor Keamanan nS........................................................................... 22
Tabel 6 Data spesifikasi motor Yamaha Mio Soul tahun 2010. ...................... 26
vii
BAB I
PENDAHULUAN
1
sepeda motor matic mengemudikannya dengan memainkan katup gas untuk
merubah rasio percepatan saja. Mobilitas yang tinggi dan perpindahan transmisi
yang lembut serta otomatis akan memberikan kenyamanan kepada pengguna
sepeda motor matic. Hal yang membedakan sepeda motor matic dengan sepeda
motor jenis lainnya terletak dari segi transmisinya, pada sepeda motor bebek dan
sport menggunakan transmisi manual untuk mengoper “gigi” atau gear sedangkan
pada sepeda motor matic semua transmisi dayanya diproses secara otomatis dan
cukup dengan menarik tuas gas serta tuas rem yang disebut dengan CVT
(Continously Variable Transmission). Perbedaan dasar CVT dibandingkan dengan
pemindah tenaga lain adalah cara meneruskan torsi atau daya dari mesin ke roda.
Pada CVT, tidak lagi digunakan roda-roda gigi untuk menurunkan atau menaikan
putaran ke roda, sebagai penggantinya digunakan dua puli dan sabuk logam. CVT
mencoba menciptakan perbandingan putar dengan memanfaatkan sabuk (belt) dan
puli. Puli pada CVT ini sangat fleksibel dimana ia dapat mengurangi ataupun
menambah diameternya dan menghasilkan perubahan rasio yang diharapkan.
Karena tidak ada lagi roda-roda gigi yang harus digunakan secara manual.
1) Berapa maksimum beban yang diterima setiap tumpuan poros roda belakang
dan depan motor MIO SOUL tahun 2010?
2) Berapa diameter poros belakang motor MIO SOUL tahun 2010 berdasarkan
ukuran dan material yang digunakan?
2
1.4 Batasan Masalah
1) Komponen yang ditinjau atau yang dibahas hanya komponen poros, puli
dan sabuk-V.
2) Diasumsikan komponen bekerja dalam keadaan normal.
3) Perhitungan torsi dan beban 3ontro poros roda belakang
4) Material poros bersifat homogen
5) Daya dan torsi yang dihasilkan untuk puli belakang
3
BAB II
LANDASAN TEORI
4
ada di tepi puli dan lingkarannya berdiameter besar, kecepatan sedang, besarnya
lilitan depan dan belakang seimbang. Sedangkan pada kecepatan tinggi, puli depan
akan menyempit dan menjepit sabuk. Sehingga lingkar sabuknya berdiameter besar.
Sebaliknya, puli kiri kanan belakang saling menjauh, membuat lilitan sabuknya
mengecil.
5
daya tersebut akan ditransmisikan kepada elemen lain yang berhubungan
dengan poros tersebut. (Mahdiy: 2013)
Gambar 4. Poros
A. Jenis-Jenis Poros
1. Berdasarkan Pembebanannya
a. Poros transmisi (transmission shafts)
Poros transmisi lebih dikenal dengan sebutan shaft. Shaft
akan mengalami beban 6ontro berulang, beban lentur secara
bergantian ataupun kedua-duanya. Pada shaft, daya dapat
ditransmisikan melalui gear, belt pulley, sprocket rantai, dll.
6
Gambar 5. Perancangan Poros Transmisi
b. Poros Gandar
Poros gandar merupakan poros yang dipasang diantara
roda-roda kereta barang. Poros gandar tidak menerima beban
7ontro dan hanya mendapat beban lentur.
c. Poros Spindle
Poros spindle merupakan poros transmisi yang relative
pendek, misalnya pada poros utama mesin perkakas dimana
beban utamanya berupa beban puntiran. Selain beban
puntiran, poros spindle juga menerima beban lentur (axial
load). Poros spindle sdapat digunakan secara efektif apabila
deformasi yang terjadi pada poros tersebut kecil. (Mahdiy:
2013)
7
Gambar 7. Poros Spindle
2. Berdasarkan Bentuknya
Berdasarkan bentuknya poros dibagi menjadi 2 yaitu:
a. Poros Lurus
b. Poros Engkol, ada praktek dikenal 2 macam poros engkol
yaitu:
1) Poros Engkol Tunggal
Poros ini terdiri dari sebuah poros engkol dan sebuah
pen engkol. Keduanya diikat menjadi satu oleh pipi engkol
yang pemasangannya menggunakan cara pengisutan. Pipi
engkol biasanya dibuat daripada baja tuang, sedangkan pen
engkolnya dari baja St. 50 atau St.60. jarak antara sumbu
pen engkol dengan sumbu poros engkol adalah setengah
langkah torak.
2) Poros Engkol Ganda
Poros engkol ini mempunyai 2 buah pipi engkol
terdiri dari satu bahan sedang pemasangan poros engkolnya
adalah dengan sambungan ingsutan poros-poros engkol ini
bahan dibuat dari besi tuang khusus. Disamping harga
pembuatannya lebih ringan, besi tuang itu mempunyai sifat
dapat menahan getaran-getaran.
8
B. Sifat-Sifat Poros
Untuk merencanakan sebuah poros, sifat-sifat ini yang perlu
diperhatikan yaitu:
1. Kekuatan Poros
Poros transmisi akan menerima beban 9ontro (twisting moment),
beban lentur (bending moment) ataupun gabungan antara beban
9ontro dan lentur. Dalam perancangan poros perlu memperhatikan
beberapa faktor, misalnya: kelelahan, tumbukan dan pengaruh
konsentrasi tegangan bila menggunakan poros bertangga ataupun
penggunaan alur pasak pada poros tersebut. Poros yang dirancang
tersebut harus cukup aman untuk menahan beban yang diberikan.
2. Kekakuan Poros
Meskipun sebuah poros mempunyai kekuatan yang cukup aman
dalam menahan pembebanan tetapi adanya lenturan atau defleksi
yang terlalu besar akan mengakibatkan ketidaktelitian (pada mesin
perkaka), getaran mesin (vibration) dan suara (noise). Oleh karena
itu disamping memperhatikan kekuatan poros, kekakuan poro juga
harus diperhatikan dan disesuaikan dengan jenis mesin yang akan
ditransmisikan dayanya dengan poros tersebut.
3. Putaran Kritis
Bila putaran mesin dinaikan maka akan menimbulkan
getaran pada mesin tersebut. Batas antara putaran mesin yang
mempunyai jumlah putaran normal dengan putaran mesin yang
menimbulkan getaran yang tinggi disebut putaran kritis. Dengan
timbulnya getaran yang tinggi dapat mengakibatkan kerusakan pada
poros dan bagian lainnya. Jadi dalam perancangan poros perlu
mempertimbangkan putaran kerja poros tersebut agar lebih rendah
dari putaran kritisnya.
4. Faktor Korosi
Apabila terjadi kontak langsung antara poros dengan fluida
korosif maka dapat mengakibatkan korosi pada poros tersebut,
misalnya propeller shaft pada pompa air. Oleh karena itu, pemilihan
9
bahan-bahan poros (10ontrol) dari bahan yang tahan korosi perlu
mendapat prioritas utama agar menjadi pengembangan lebih baik.
5. Material poros
Material yang biasa digunakan dalam membuat poros adalah
baja karbon (carcbon steel), yaitu baja karbon 40 C 8, 45 C 8, 50 C
4, dan 50 C 12. Namun untuk poros yang biasa digunakan untuk
putaran tinggi dan beban yangbberat pada umumnya dibuat dari baja
paduan (alloy steel) dengan proses pengerasan kulit (case
hardening) sehingga tahan keausan material. Beberapa diantaranya
adalah baja khrom nikel, baja khrom nikel molebdenum, baja
khrom, baja khrom vanadium, dan sebagainya. Sekalipun demikian,
baja paduan khusus tidak selalu dianjurkan jika alasannya hanya
karena pputaran tinggi dan pembebanan yang berat saja. Dengan
demikian perlu dipertimbangkan dalam pemilihan jenis proses heat
treatment yang tepat sehingga diperoleh kekuatan yang sesuai.
6. Poros dengan beban 10ontro
Jika diketahui bahwa poros yang akan direncanakan tidak
mendapat beban lain kecuali torsi, makan diameter poros tersebut
dapat lebih kecil dari pada yang dibayangkan. Meskipun demikian,
jika diperkirakkan akan terjadi pembebanan berupa lenturan, tarikan
atau tekanan, misalnya sebuah sabuk, rantai atau roda gigi
dipasangkan pada poros motor, maka kemungkinan adanya
pembebanan tambahan tersebut perlu diperhitungkan dalam faktor
kemanan yang diambil. (Mahdiy :2013)
10
7. Poros dengan beban lentur
Gandar dari kereta tambang dan kereta rel tidak dibebani
dengan puntiran melainkan mendapat pembebanan lentur saja. Jika
beban pada satu gandar didapatkan sebagai 1/2 dari berat kendaraan
dengan muatan maksimum dikurangi berat gandar dan roda.
Tabel 1. Baja karbon untuk kontruksi mesin dan baja batang yang
difinis dingin untuk poros. (Sularso, 1997:3)
C. Rumus Poros
Rumus perhitungan poros antara lain untuk menentukan momen
11ontro, daya tencana, dan diameter poros. Rumus perhitungan itu
sebagai berikut:
11
1) Momen 12ontro rencana T1, T2 dihitung dengan rumus:
𝑃𝑑
T = 9,74 x 105 (Sularso, 1997:7)
𝑛1
Dimana :
T = Momen 12ontro rencana (Kg.mm)
Pd = Daya perencanaan
n1 = Putaran poros 1
Dimana :
P = Daya nominal motor
fc = Faktor koreksi daya
2) Diameter Poros
ds = [5,1
𝜏𝑎
.K t . Cb . Τ]1/3 (Sularso, 1997:8)
Dimana :
ds = Diameter poros
τa = tegangan geser
Kt = Faktor koreksi tumbukan
Cb = Faktor lenturan
Τ = Momen rencana
12
2.2.2 Puli (Pulley)
Merupakan salah satu elemen mesin yang berfungsi untuk
mentransmisikan daya seperti halnya 13ontrol13 rantai dan roda gigi.
Karena perbandingan kecepatan dan diameter berbanding terbalik, maka
pemilihan puli harus dilakukan dengan teliti agar mendapat perbandingan
kecepatan yang diinginkan. Diameter digunakan untuk alur sabuk dan
diameter dalam untuk penampang poros.
A. Bahan Material Puli
a. Besi tuang
b. Besi baja
c. Baja press
d. Aluminium
e. Kayu
13
B. Hubungan Puli dengan Sabuk
Puli berfungsi untuk meneruskan daya dan putaran dari poros
penggerak atau sebagai alat bantu dari sabuk dalam memutarkan poros
penggerak ke poros penggerak lain, dimana sabuk membelit pada puli,
untuk puli yang mempunyai alur V maka sabuk yang harus dipakai harus
mempunyai bentuk V, juga untuk bentuk 14ontrol1414.
2.2.3 V-Belt/Sabuk-V
A. Pengertian
Sabuk adalah bahan fleksibel yang melingkar tanpa ujung, yang
digunakan untuk menghubungkan secara mekanis dua poros yang
berputar. Sabuk digunakan sebagai sumber penggerak, penyalur daya
yang efisien atau untuk memantau pergerakan yang relative. Sebagian
besar tranmisi sabuk menggunakan sabuk-V karena mudah
penangananya dan harganya cukup murah. Kecepatan sabuk
direncanakan untuk 10-20 m/s pada umunya, dan maksimum 25 m/s.
Daya makasimum yang dapat di transmisikan kurang lebih hingga 500
kW.
14
Gambar 10. Sabuk V/ V-Belt sepeda motor
15
B. Macam-Macam V-Belt
Ada beberapa macam V-belt dalam mentransmisikan daya dari antar
kedua puli antara lain:
16
berbagai proporsi penampang sabuk-V pada umumnya dipakai. (Sularso,
1997:163).
17
Gambar 14. Perhitungan Panjang sabuk
18
Tabel 3. Faktor koreksi (Fc) (Sularso, 1997:165)
19
Tabel 4. Panjang Sabuk-V Standart
20
D. Rumus Puli dan sabuk –V
Perencanaan puli dan sabuk-V haruslah menggunakan suatu
perhitungan. Rumus perhitungan puli dan sabuk-V antara lain untuk
menentukan perbandingan transmisi, kecepatan sabuk, dan 21ontrol
sabuk. Rumus perhitungan tersebut adalah sebagai berikut:
1. Perbandingan transmisi
𝑛1 𝑑2
= (Sularso, 1997: 166)
𝑛2 𝑑1
Dimana:
n1 = Putaran poros pertama (rpm)
n2 = Putaran poros kedua (rpm)
d1 = Diameter puli penggerak (mm)
d2 = Diameter puli yang digerakan (mm)
21
keamanannya. Faktor keamanan dipakai mempertanggungkan dua efek yang
terpisah, dan biasanya tidak saling berhubungan.
𝐹𝑢 𝑆
Faktor keamanan dinyatakan dengan persamaan n = atau dimana Fu
𝐹 𝜎
S
Kalau nS dipakai untuk kekuatan, didapat: σp = n dimana 𝜎𝑝 disebut
S
(permissible load).
Jadi, faktor keamanan secara terpisah dpakai oleh para sarjana Teknik untuk
memperhitungkan ketidak-tentuan yang mugkin terjadi atas kekuatan suatu
bagian mesin terutama pada elemen mesin yang akan ditinjau ini ialah poros.
Dan ketidak-tentuan yangmungkin terjadi atas beban yang bekerja pada bagian
mesin tersebut.
22
BAB III
METODE PENELITIAN
23
2) Waktu Penelitian
Waktu penelitian yang dilakukan oleh peneliti pada tanggal 16 November
s.d. 18 November 2018.
24
3. Variabel Kontrol
Variabel 25ontrol adalah himpunan sejumlah gejala yang memiliki
berbagai aspek atau unsur di dalamnya, yang berfungsi untuk
mengendalikan agar variabel terikat yang muncul bukan karena variabel
lain, tetapi benar-benar karena variabel bebas yang tertentu. Pengendalian
variabel ini dimaksudkan agar tidak merubah atau menghilangkan variabel
bebas yang akan diungkap pengaruhnya. Demikian pula pengendalian
variabel ini dimaksudkan agar tidak menjadi variabel yang mempengaruhi
atau menentukan variabel terikat. Dengan kata lain 25ontrol yang dilakukan
terhadap variabel ini, akan menghasilkan variabel terikat yang murni.
Dalam penelitian ini variabel kontrolnya yaitu motor Yamaha Mio Soul
tahun 2010, komponen standar pabrik, alat ukur penggaris.
25
B. Spesifikasi Motor Yamaha Mio Soul tahun 2010 sebagai berikut:
Tabel 6. Data spesifikasi motor Yamaha Mio Soul
Mesin
Chasis
26
Jarak Sumbu Roda : 1,240 mm
Berat kosong : 90 kg
Suspensi/ Ban
Garansi
27
3.6 Langkah Penelitian
1. Memposisikan motor dalam keadaan standar tengah atau standar 2.
2. Menyiapkan kunci-kunci seperti: kunci T 8 mm, trecker CVT, kunci pas
12 mm, kunci L 2 mm dan 5 mm serta alat ukur (penggaris, jangka sorong,
meteran).
3. Membuka baut cover CVT dengan kunci T 8 mm.
4. Setelah itu buka cover dan ukur jarak poros transmisi dengan poros puli.
5. Gunakan trecker CVT untuk menahan rumah kopling.
6. Buka rumah kopling dan tekan puli sampai V-belt mengendor.
7. Lepas kan belt dari puli dan hitung ukuran diameter puli dengan jangka
sorong.
8. Lalu gunakan penganjal untuk mengganjal bagian dalam puli transmisi.
9. Setelah itu lakukan pengukuran dengan penggaris dan jangka sorong
ukuran diameter puli transmisi.
28
3.7 Diagram Alir Perhitungan (Flow Chart)
START
2. Gaya F (N)
𝑇𝑝𝛾
6. Tegangan normal yang di izinkan τp = 𝐽
STOP
END
29
Keterangan Diagram alir Perhitungan :
1. Mengambil data beban maksimum yang diterima pada motor MIO SOUL
tahun 2010 pada data spesifikasi pabrikan
2. Menghitung ƩFx & ƩFy pada diagram benda bebas reaksi tumpuan roda
belakang dan depan RAy & RBy (Kg)
3. Menghitung Momen gaya yang terjadi pada total maksimum beban yang
diterima pada motor setiap roda ƩM (N)
4. Mengambil data untuk material poros yang aman sesuai faktor keamanan
dengan kekuatan mengalah Sy (385 MPa) dan faktor keamanan ns untuk
poros ( karena jenis pembebanannya, yaitu statis)
5. Menghitung tegangan keamanan yang diizinkan σp (MPa) pada poros sesuai
kekuatan mengalah Sy (MPa) dan faktor keamanannya
6. Menghitung tegangan normal τp (MPa) yang diizinkan pada poros sesuai
diameter yang ditentukan d (mm)
7. Menghitung tegangan keaman dan tegangan normal tersebut menggunakan
persamaan faktor keamanan dan beban yang diterima.
8. Menghitung diameter poros d (mm) dari persamaan faktor keamanan
𝑀 32𝑀
terpisah yaitu 𝐼/𝑐 = 𝜋𝑑3
9. Hasil perhitungan diameter poros d (mm) yang aman berdasarkan dari faktor
keamanan ns sesuai beban torsi yang diberikan T (N.m).
30
BAB IV
31
4.1.2 Reaksi tumpuan beban setiap roda dalam keadaan statis
Diketahui :
F1 = 15 kg
F2 = 50 kg
F3 = 60 kg
Konversi satuan cm => mm
Ditanya : a. Beban tumpuan roda belakang?
b. Beban tumpuan roda depan?
Jawab :
ƩFx = 0 RAx = 0 , RBx = 0
ƩFy = 0 RAy + RBy – F1 – F2 – F3 = 0
RAy + RBy = F1 + F2 + F3
= 15 + 50 + 60
= 125 Kg = 1250 N
ƩMA = RBy (l) - F3(l) – F2(l) – F1(l) = 0
RBy (1,25) - F3(1,25) – F2(0,65) – F1(0,45) = 0
RBy (1,25) = F3(1,25) + F2(0,65) + F1(0,45)
= 60(1,25) + 50(0,65) + 15(0,45)
75+32,5+6,75
RBy = RAy = Fy - RBy
1,25
114,25 = 125 Kg – 91,4 Kg
= 1,25
= 33,6 Kg
= 91,4 Kg
= 336 N
= 914 N
32
Jadi, hasil yang didapat dari perhitungan adalah (a ) 336 N atau 33,6
Kg dan (b) 914 N atau 91,4 Kg
w = 0,72 kN
F = 1,25 kN
T = 7,84 N.m
Sy = 385 MPa
Faktor keamanan untuk memperhitungkan ketidakpastian pada
kekuatan nS = 1,40 dan faktor keamanan umum sebesar nL = 1,40.
Kesalahan pemakaian dapat menaikkan beban torsi sampai 43% dan
beban lentur sampai 80%.
Ditanya:
a. Tegangan keamanan?
b. Tegangan normal ?
Jawab :
Untuk beban F adalah
nF = nL = 1,40
33
Karena adanya kemungkinan berlebih maka, unutk puntiran dan lenturan di
dapat:
nT = 1,43nL = 1,43 (1,40) = 2,00
nW =1,80nL = 1,80 (1,40) = 2,52
Maka beban yang diizinkan pada titik ini (titik kritis) adalah:
wl2 2,5 (0,72)(100)2
Mp = nw = = 2,26 N.m
8 8(10)3
Fp = nF F = 1,40(1,25) = 1,75 kN
𝑆𝑦 385
σp = 𝑛 = = 275 MPa
𝑠 1,40
M𝑝 F𝑝 32M𝑝 4𝐹
σx,p = - I/c - =- - π𝑑2
A π𝑑3
Jadi,
32 (2,26) 4 (1750)
σx,p = - [𝜋 (0,017)3 + ] (10)-6
𝜋 (0,017)2
72,32 7000
= - [1,54 𝑥 10−5 + ] (10)-6
9,07 𝑥 10−5
= - 81,87 MPa
Juga,
= 16,26 MPa cw
34
4.3 Menghitung Diameter Poros dengan Menggunakan Faktor Keamanan
n = nS . n2 = 1,40 (2,40) = 3,36
𝐹1+𝐹2+𝐹3
M = 12 ( ) − 8𝐹3
2
15+50+60
M = 12 ( ) − 8(60) *nilai 60 diambil dari beban yang
2
diterima poros pully sekunder
= 750 – 480 = 270
Karena σ = M / (I/c), didapat :
S 𝑀 32𝑀
= =
n 𝐼/𝑐 𝜋𝑑3
44(10)3 32(270)
=
3,36 𝜋𝑑3
138,160
= 𝑑3
29,0304
4.759,14903 = 𝑑 3
3
√4.759,14903 = d
16,82 𝑚𝑚 = d
Maka tegangan dan torsi yang dihasilkan dari percobaan perhitungan diameter
tersebut menggunakan persamaan pembahasan tegangan dan torsi sebelumnya
didapat sebagai berikut:
M𝑝 F𝑝 32M𝑝 4𝐹
σx,p = - I/c - =- - π𝑑2
A π𝑑3
Jadi, Juga,
32 (2,26) 4 (1750)
σx,p = - [𝜋 (0,01682)3 + ] (10)-6 τxz, p =
𝑇𝑝𝛾
=
16𝑇𝑝 16 (15,68)
= [𝜋 (0,01682)3 ] (10)-6
𝜋 (0,01682)2
𝐽 𝑑3
72,32 7000
= - [1,50 𝑥 10−5 + ] (10)-6 = 16,79 MPa cw
8,148 𝑥 10−5
= - 90,73 MPa
35
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari hasil perhitungan diperoleh dengan perbandingan spesifikasi sebagai
berikut:
1. Beban yang diterima roda belakang pada pembebanan maksimum sebesar
91,4 Kg atau 914 N (karena adanya Gaya Gravitasi)
2. Beban yang terima roda depan pada pembebanan maksimum sebesar 33,6
Kg atau 336 N (karena adanya Gaya Gravitasi)
3. Diameter spesifikasi poros puli sekunder motor MIO SOUL tahun 2010
sebesar 17 mm, sedangkan diameter poros hasil perhitungan didapat 16,82
mm
4. Tegangan keamanan dan tegangan normal yang dihasilkan dari poros 17
mm didapat σ = - 81,87 MPa dan τ = 16,26 MPa cw. Sedangkan hasil
perhitungan dari diameter 16.82 didapat σ = - 90,73 MPa dan τ = 16,79 MPa
cw. (Jadi, pada suatu perbedaan sedikit pada diameter poros akan
menimbulkan selisih Tegangan yang besar dan selisih Torsi yang kecil.)
5.2 Saran
Ketika dalam melakukan perhitungan dan penyusunan laporan, ada
beberapa hal yang harus diperhatikan yakni antara lain:
1. Sebelum melakukan perhitungan dan penyusunan laporan, memahami
terlebih dahulu prinsip kerja dan fungsi dari elemen mesin tersebut.
Tujuannya agar dapat memahami persamaan apa saja yang harus dimasukan
dalam melakukan perhitungan.
2. Kesalahan pengukuran dilapangan dan kesalahan dalam perhitungan sering
terjadi dalam suatu penelitian, sebaiknya dilakukan secara teliti agar
mendapakan hasil yang optimal.
36
DAFTAR PUSTAKA
http://www.motorganteng.com/2014/02/spesifikasi-yamaha-mio-soul.html
(diakses pada tanggal 21 Desember 2018)
37
LAMPIRAN
Dokumentasi Penelitian
38
39
40
41