Anda di halaman 1dari 1

Mekanisme Kerja Agen Fibrinolitik

Agen antifibrinolitik merupakan suatu obat prohemostatik yang dapat bekerja dalam 2 situasi.
Pertama, untuk mencegah pendarahan akibat aktifitas fibrinolitik lokal maupun sistemik yang
berlebihan. Kedua, menurunkan laju fibrinolisis fisiologis yang disebabkan oleh hemostatis abnormal
akibat disfungsi trombosit maupun defek faktor koagulasi. Agen antifibrinolitik secara umum dibagi
menjadi tiga golongan yaitu, penghambat plasmin alami (natural plasmin inhibitor), aprotinin
(nonspecific serine protease inhibitor) dan penghambat lisin analog (epsilon amino caproic acid dan
asam traneksamat). Asam traneksamat kini semakin banyak digunakan sebagai antifibrinoltitik
setelah dihentikannya produksi dan penggunaan aprotinin.

Asam Trenaxamat merupakan salah satu agen anti-fibrinolisis derivat sintetis dari asam amino lisin,
atau lebih dikenal dengan lisin analog. Asam traneksamat secara struktur mirip dengan lisin sehingga
mampu menghambat tempat ikatan lisin-plasminogen pada fibrin. Asam traneksamat mempercepat
aktivasi plasminogen menjadi plasmin dengan menginduksi perubahan struktur molekulnya, namun
menghambat fibrinolisis dengan menghalau tempat ikatan lisin pada plasminogen. Oleh karena itu,
meskipun banyak plasmin yang terbentuk dengan cepat, dia tidak bisa mencapai serat fibrin karena
adanya ikatan dengan inhibitor sintetik.

Secara farmakologi, asam traneksamat cepat diserap melalui saluran gastrointestinal, sehingga dapat
diberikan secara oral maupun intravena. Puncak level plasma didapatkan dalam 1-2 jam setelah
pemberian peroral. Eliminasi terutama melalui ekskresi dan metabolism di ginjal. Lebih 90% dari obat
yang masuk diekskresikan melalui urin tanpa diubah dalam 24 jam. Dosis dan cara pemberian asam
traneksamat sangat bervariasi Cara pemberian asam traneksamat intravena dengan tiga cara, bolus,
drip, dan kombinasi keduanya. Dosis asam traneksamat bervariasi mulai dari 1-2 mg/kg sampai dosis
besar 100-150mg/kg. Pemberiannya dapat dilanjutkan dengan infus kontinyu 1-25mg/kg/jam. Pada
penelitian invitro, konsentrasi plasma yang diperlukan untuk menghambat fibrinolisis adalah 10µg/ml,
dan untuk menghambat plasmin-induced platelet activation adalah 16µg/ml. Lambert et al dalam
penelitiannya dengan menjadi tiga dosis (20mg/kg, 50mg/kg dan 100mg/kg), dikatakan bahwa dosis
bolus lebih dari 20mg/kg tidak memberikan efek yang lebih baik.

Sumber :

Colman, Robert W.; Clowes, Alexander W.; Goldhaber, Samuel Z.; Marder, Victor J.; George, James
N.Hemostasis and Thrombosis: Basic Principles and Clinical Practice, 5th Edition, Lippincott Williams
& Wilkins, 2006.

Anda mungkin juga menyukai