“Rasanya seolah-olah pisau menembus saya!” kata Mary Campbell, 53 tahun, setelah ia dipecat
dari pekerjaannya sebagai pelayan disebuah restoran dalam jaringan Red Lobster. Tetapi alih-
alih mengadukan sesuatu yang ia anggap pemecatan yang tidak adil setelah bekerja selama 19
tahun, Campbell meminta dilakukan penilaian kerja (peer review), untuk berupaya memulihkan
pekerjaannya dan tiga minggu upah yang hilang.
Tiga minggu setelah pemecatan itu, sebuah panel karyawan dari restoran Red Lobster
yang berbeda mempelajari bukti tersebut dan mencoba menentukan apakah pelayan itu dalam
kenyataannya telah dipecat dengan tidak adilatas tuduhan mencuri kartu komentar tamu yang
diisi oleh sepasang pelanggan yang ia layani.
Red Lobster dimiliki oleh Darden Industries, yang juga memiliki jaringan restoran besar lainnya
yang dikenal sebagai Olive Garden dan mempunyai sejumlah 110.000 karyawan. Perusahaan itu
telah menganut penilaian rekan kerja terhadap pemecatan dan tindakan disipliner karyawan yang
masih dipersoalkan pada tahun 1994. Tujuan utamanya ialah untuk membatasi gugatan karyawan
dan mengurangi ketegangan ditempat kerja. Para pendukung pendekatan ini, yang juga telah
dianut dibeberapa perusahan lainnya, percaya bahwa langkah itu sangat efektif untuk
menyalurkan dengan cara cara yang konstruk sakit hati dan kemarahan yang dirasakan
karyawan setelah dipecat atau diberi tindakan disipliner oleh manajernya. Dengan mengurangi
timbulnya gugatan ke pengadilan, sebuah perusahaan juga dapat menghambat dari biaya-biaya
hukum.
Seorang juru bicara Darden mengatakan bahwa program penilaian rekan kerja telah
dirasakan “sangat berhasil” untuk mempertahankan karyawan yang berharga dari pemecatan
yang tidak adil. Setiap tahun sekitar 100 perselisihan berakhir dalam penilaian rekan kerja,
dengan hanya 10 mengakibatkan gugatan di pengadilan. Para manajer Red Lobster dan banyak
karyawan juga memuji penilaian rekan kerja dalam dalam mengurangi ketegangan rasial.
Campbell, yang mengatakan ia telah menerima puluhan telepon dukungan, memilih penilaian
rekan kerja ketimbang pengaduan bukan hanya biayanya jauh lebih murah tetapi juga karena
”saya menyukai gagasan tentang dinilai oleh orang orang yang tahu bagaimana segala sesuatu
berlangsung dalam sebuah restoran kecil”.
Bukti
Penel penilaian tersebut menyertakan seorang manajer umum, seorang asisten manajer, seorang
pelayan, seorang kepala pelayan dan seorang pelayan bar yang semuanya bersedia dengan
sukarela menilai situasi pemecatan Campbell. Masing-masing panelis telah menerima pelatihan
penilaian kerja dan menerima upah teratur ditambah biaya perjalanan. Petunjuk bagi para panelis
ialah hanya melakukan apa yang mereka rasakan adil.
Mary Campbell telah dipecat oleh Jean Larimer, manajer umum Red Lobster di Marston,
tempatnya bekerja sebagai pelayan restoran. Alasan yang diberikan untuk pemecatan tersebut
ialah bahwa Campbell telah meminta kepala pelayan restoran tersebut, Eve Taunton,
memberikan kunci kotak komentar tamudan mencuri kartu dari dalamnya. Kartu tersebut telah
diisi oleh sepasang tamu yang dilayani Campbell dan tampaknya merasa tidsk puas dengan
pengalaman mereka di restoran tersebut. Kemudian kedua tamu tersebut mengetahui bahwa kartu
komentar mereka yang mengadukan bahwa iga sapi mereka terlalu mentah dan pelayan mereka
“tidak koperatif”, telah diambil dari kotak tersebut.
Larimer, yang membawahi 100 karyawan tetap dan paruh waktu, memberi kesaksian bahwa ia
telah memecat Campbell setelah salah seorang dari kedua pelanggan tersebut mengadu dengan
marah kepadanya dan penyedianya. “Ia (tamunya) merasa dihina karena kartunya diambil dari
kotak tersebut dan pengaduannya tentang makanan tersebut diabaikan .” Larimer meminta
perhatian panel tersebut tentang buku aturan perusahaan tersebut, dengan mengatakan bahwa
Campbell telah melanggar kebijakan yang melarang penghilangan milik perusahaan.
Campbell memberikan kesaksian bahwa pelanggan wanita itu telah meminta iga sapinya
dimasak dengan “matang” dan kemudian mengeluh bahwa daging tersebut berlemak dan kurang
matang. Pelayan tersebut dengan sopan mengatakan bahwa “iga sapi selalu mengandung lemak”
tetapi telah mengusulkan agarf daging tersebut dimasak sedikit lebih lama lagi. Namun wanita
itu masih tidak senang dengan makanan tersebut. Setelah menuangkan saus stik ke daging
tersebut, ia klemudian mendorong piringnya tanpa memakannya sama sekali. Ketika pelanggan
tersebut tetap merasa tidak senang. Campbell menawarkan makanan cuci mulut gratis. Tapi
kedua tamu tersebut pergi setelah membayar tagihannya, mengisis kartu komentar tamu dan
menjatuhkannya kedalam kotak. Dengan mengaku bahwa ia sangat ingin mengetahuinya,
Campbell meminta dari Eve Taunton, kepala pelayan restoran tersebut, kunci kotak tadi. Setelah
mengambil dan membaca kartu tersebut, ia mengantunginya. Maksudnya, katanya, ialah
memperluhatkan kartu tersebut kepada Larimer, yang telah mengingatkan sebelumnya bahwa iga
sapi yang dihidangkan direstoran tersebut terlalu matang, bukan kurang matang. Namun ia lupa
dengan kartu tersebut dan kemudian secara tidak sengaja membuangnya.
Pada saat pemecatan tersebut, Taunton adalah seorang mahasiswa berusia 17 tahunyang bekerja
di Red Lobster selama musim panas. “Saya tidak mengira akan menjadi masalah besar dengan
memberinya (Campbell) kunci tersebut.” Katanya “banyak orang dating kepada saya untuk
mengambilnya.”
Pertimbangan Panel
Setelah mendengar kesaksian tersebut, anggota-anggota panel penilaian itu harus memutuskan
apakah Larimer dibenarkan memecat Campbell. Reaksi awal panelis tersebut terbagi berdasarkan
golongan dimana karyawan-karyawan yang dibayar berdasarkan jam kerja mendukung Campbell
dan para manajer mendukung Larimer. Tetapi kemudian perdebatan mulai dilakukan dengan
sungguh-sungguh dalam upaya mencari mufakat.
PEMASARAN GLOBAL
CONTOH KASUS
“RED LOBSTER”
KELOMPOK 6
FATMAWATI C20117599
1. Evaluasi hasil dari peninjauan mutu. Apa kelemahan dan kekuatannya? Lingkungan
Saya setuju dimana ada evaluasi kinerja kerja. Bukan Hanya dari manager ke karyawan melainkan
ada evaluasi kembali dari bawahan ke atasan sehingga tercipta suasana yang mampu
meningkatkan produktifitas semua orang. Seorang manajer haruslah memberi penilaian kinerja
karyawannya secara adil dan tidak objektif. Kemudian seorang manajer juga dapat menilai kinerja
seorang karyawan dengan cara job evaluation yang diadakan setiap bulan atau tahun tertentu , hal
ini dilakukan agar manajer dapat mengetahui sejauh mana karyawan tersebut bekerja dalam
perusahaan. Kemudian manajer juga dapat memberikan reward apabila karyawan tetsebut
mempunyai kinerja yang baik dan melampaui target yang diinginkan, hal ini akan mendorong para
Kekuatan :
Keputusan menjadi jelas, semua orang dapat ikut andil dalam mengambil keputusan
Melindungi pekereja
Kelemahan :
Adanya orang-orang yang memihak, dikarenakan mereka berada didalam posisi yang
sama
2. Alasan dari Jean Larimer memecat Mary Campbell adalah ketika Mary meminta
kunci untuk membuka kotak saran tamu dari seorang Hostess di restoran tersebut yang
bernama Eve Taunton. Setelah membukanya, Mary mengambil beberapa kartu
* Ada tamu yang komplain bahwa steak yang ia makan masih mentah dan pelayan
* Mary meminta kepada hostess (Eve) kunci kotak saran tamu dan mencuri kartunya
* Mengaku bahwa ia memang meminta kunci kotak saran tamu kepada hostess.
* Keputusan panel
Setelah melakukan review, pihak panel memutuskan bahwa para pekerja membela
* Apakah saya percaya? Tidak terlalu. Sebab Mary sudah bekerja di Red Lobster
selama 19 tahun, tidak mungkin dia tidak tahu tentang peraturang apa yang boleh/ tidak
boleh dia lakukan di restoran itu. Mary telah melakukan tindakan yang tidak jujur dan
bisa dibilang mencuri. Sehingga menurut saya dia tetap bersalah. Masih banyak orang
* Keputusan tang akan saya ambil jika saya menjadi manager di Red Lobster adalah
pertama-pertama, tidak memecat Mary Campbell, sebab alasan utamanya adalah dia
tersebut dia sudah tau banyak, yang harus dilakukan terhadap Mary Campbell adalah
peraturan kerja. Selain itu mungkin bukan cuma Mary saja yang melakukan/ mencoba
hal serupa. Maka dari itu, kita tidak bisa memecat Mary begitu saja. Serta melakukan
training ulang kepada semua staff, membuat mereka menjadi disiplin dan memberitahu
mereka bahwa kejadian ini harus mereka jadikan contoh dan tidak boleh diulangi lagi