Anda di halaman 1dari 6

SASTRA LOKAL, NASIONAL,

ATAU GLOBAL?

Supriyadf

1 . Pendahuluan panjangan antara kelompok yang menerima


erkembangan teknologi yang demiki- teknologi dan kebudayaan Barat (STA) dan
an pesat menyebabkan munculnya yang menolaknya (Sanusi Pane) . Dewasa
p nilai-nilai baru pada aspek-aspek lain- ini muncul kembali usaha-usaha untuk
nya (termasuk kebudayaan yang di dalam- '. membumikan" (mengindonesiakan) kesu-
nya ada juga kesusastraan) . Adanya sara- sastraan Indonesia dan teori-teori yang di-
na informasi dan komunikasi yang canggih pakai untuk menganalisisnya, dengan cara
menyebabkan pula sulitnya perbatasan menolak pengaruh-pengaruh asing .
nilai-nilai yang sudah mapan, dan balk se-
cara langsung maupun tidak, masyarakat 2. Masalah Istilah "Sastra Lokal"
dipaksa untuk mempertimbangkan nilai-nilai Dalam Kamus Istilah Sastra disebutkan
yang sudah mapan untuk dipertemukan bahwa sastra lokal adalah sastra berba-
atau dipertentangkan dengan nilai-nilai baru hasa lokal termasuk dialek, bertema lokal,
itu . Akan tetapi . sejauh ini teknologi dan dan tidak relevan dengan dunia luar, hanya
kebudayaan Indonesia masih merupakan dapat ditangani oleh masyarakat setempat
objek dari teknologi dan kebudayaan luar. (Zaidan, 1991 : 123) . Jika mengacu pada
Mesin-mesin industri, mobil, televisi, kom- batasan ini, paling tidak ada tiga syarat
puter, bahkan sampai jarum pentul meru- untuk menentukan sastra lokal, (1) penggu-
pakan sedikit bukti ketergantungan kita di naan bahasa lokal (dialek), (2) penggunaan
bidang teknologi . Di bidang kebudayaan tema lokal, dan (3) hanya dapat dipahami
(kesenian), pengaruh itu tampak pada (diapresiasi) oleh masyarakat setempat .
membanjirnya film-film luar, berbagai jenis Batasan yang tampak sederhana dan
aliran musik, bahkan sampai pada mode mudah dimengerti ini ternyata menimbulkan
pakaian . Di bidang kesusastraan pengaruh kesulitan dalam kenyataannya, apalagi jika
dari India . Arab, Eropa (Barat), dan lain- dikaitkan dengan sastra Indonesia karena
lainnya ternyata juga sangat dominan ada kemungkinan bahwa karya sastra
Usaha untuk mengkaji secara lebih mempergunakan dialek tertentu, tetapi ber-
mendalam mengenai sastra lokal perlu di- temakan universal atau berhubungan de-
dukung untuk perkembangan kesusastraan ngan dunia luar . Selain itu, banyak pula di-
Indonesia, baik dari segi kuantitas maupun dapati karya sastra yang mempergunakan
kualitasnya, dalam rangka pengantisipasian bahasa Indonesia umum, tetapi memiliki
terhadap perkembangan kesusastraan glo- "terra" lokal yang kuat . Kemungkinan yang
bal . Usaha ini sebenarnya telah lama dila- lain ialah bahwa karya sastra itu mem-
kukan, bahkan mungkin telah menjadi kla- pergunakan bahasa tertentu, bertemakan
sik atau bahkan klise sehingga sering tera- lokal, tetapi dapat dipahami oleh masya-
sa bombastis . Pada zaman Pujangga Baru, rakat lain karena adanya persamaan struk-
misalnya, telah terjadi polemik yang berke- tur bahasa dan latar belakang . Novel

Doktorandus, Magister Humaniora . Staf pengajar Jurusan Sastra Indonesia, Fakultas Sastra
Universitas Gadjah Mada .

Humaniora Volume XII . No. 2/2000 I89


Supriyadi

Penakluk Ujung Dunia karya Bokor Huta- Sastra lokal dalam sastra Indonesia
suhut, misalnya, meskipun bertemakan sebaiknya tidak harus bersifat mutlak ber-
lokal, tetapi karena mempergunakan ba- dasarkan ketiga syarat tersebut di atas :
hasa Indonesia umum, dapat dimengerti bahasa, tema, dan apresiatornya . Dalam
oleh masyarakat Indonesia yang tidak ha- hal ini, dapat saja berunsur salah satunya .
rus berasal dari Batak . Demikian juga, pro- Di samping itu, sebaiknya perlu ditambah
sa liriknya Linus Suryadi Pengakuan Pari- unsur lain guna penentuan sastra lokal itu,
yem, meskipun menggunakan dialek Jawa yaitu pengarang dan penerbit . Dengan kata
yang kental, dapat juga dimengerti oleh lain, kelokalan itu dapat dilihat dari segi
pembaca bukan etnis Jawa . bahasa (dialek), tema, pengarang, penik-
Berhubungan dengan batasan lokal ini, mat (apresiator), latar sosial-budaya, pener-
Sapardi Djoko Damono secara tidak lang- bit, dan lain-lain .
sung menyoroti pentingnya asal pengarang, Pada umumnya, karya sastra hanya ada
bukan b ahasanya . l a memberikan contoh dua syarat kelokalan itu . Prosa lirik Peng-
perbedaan sastra Amerika dan sastra Ing- akuan Pariyem, misalnya, meskipun meng-
gris (keduanya berbahasa Inggris), sastra gunakan bahasa Indonesia dialek Jawa dan
Spanyol dengan sastra Meksiko . dan lain- berlatar masyarakat dan budaya Jawa, te-
lain . Meskipun Sutan Takdir Alisjahbana tapi ditulis oleh pengarang (penyair) yang
pernah tinggal di Malaysia dan Subagio bertaraf nasional (Linus Suryadi AG), diter-
Sastrowardojo pernah tinggal di Australia . bitkan oleh penerbit nasional (Pustaka Si-
karya-karyanya tetap termasuk dalam kesu- nar Harapan, Jakarta), dan pembacanya ti-
sastraan Indonesia karena is berwarga ne- dak terbatas pada masyarakat Jawa . Novel
gara Indonesia . la menyimpulkan bahwa Penakluk Ujung Dunia berlatarkan masya-
semua karya sastra yang ditulis oleh sastra- rakat Batak tradisional meskipun menggu-
wan Indonesia . baik yang mempergunakan nakan bahasa Indonesia . Kumpulan cerpen
bahasa Indonesia, bahasa Jawa, bahasa Maling dan Nyidam ditulis oleh cerpenis
Sunda, maupun bahasa daerah lainnya lokal Yogyakarta dan diterbitkan juga oleh
tetap dimasukkan ke dalam kesusastraan penerbit lokal (Pustaka Pelajar) . Kedua
Indonesia (1983 : 131--132) . Dengan kata kumpulan cerpen ini menggunakan bahasa
lain . Sapardi Djoko Damono menyatakan Indoneisa umum (bukan dialek) dan ber-
bahwa sastra daerah (termasuk juga sastra temakan universal . Dalam tingkat rendah
lokal) tidak ada . dapat dimasukkan warna-warna lokal yang
Batasan menurut Sapardi itu memiliki terdapat dalam karya-karya terkenal, misal-
segi positif karena mengangkat karya-karya nya dalam puisi Rendra "Balada Terbu-
sastra dari berbagai daerah menjadi karya nuhnya Atmo Karpo", novel Upacara karya
sastra nasional yang tidak lagi dibatasi oleh Korrie Layun Rampan, dan Ronggeng
bahasa . Oleh karena itu, Hikayat Hang Dukuh Paruk karya Ahmad Tohari .
Tuah, Ciung Wanara . Serat Centhini. dan Tulisan ini akan sedikit menyinggung
karya-karya lain memiliki kedudukan yang unsur-unsur kelokalan itu, terutama tentang
lebih tinggi dari sebelumnya . Akan tetapi, dialek, latar belakang sosial-budaya, dan
batasan itu lebih didasarkan kepentingan pengarang . Tema tidak dibicarakan karena
politis daripada mencoba memberi batasan merupakan abstraksi cerita yang cenderung
yang lebih mendasar . Status warga negara bersifat universal . Contoh-contoh yang di-
adalah formal, sedangkan karya sastra me- pakai kebanyakan bernuansa Jawa, penulis
nyiratkan adanya latar belakang budaya hidup dalam Iatar Jawa itu .
yang lebih kompleks . Pada kenyataannya,
masyarakat Indonesia memiliki keberagam- 2 .1 Dialek
an budaya itu . Karya sastra merupakan
salah satu wujudnya . Dengan demikian, ba- Meskipun bahasa Indonesia telah ber-
tasan sastra lokal, sastra daerah, ataupun kembang pesat, terutama setelah ditetap-
sastra nasional itu tidak diperlukan meski- kan sebagai bahasa nasional (1928) dan
pun kadang-kadang terjadi pula ketum- bahasa negara (1945), ternyata perkem-
pangtindihan . bangan dialeknya masih samar-samar . Hal
ini mungkin disebabkan penggunaan ba-

Humaniora Volume Xll . No. 2.12000


Supriyadi

hasa Indonesia sebatas pada ragam formal, karya Umar Kayam, serta Pengakuan
sedangkan untuk berkomunikasi sehari-hari Pariyem karya Linus Suryadi . Dalam Para
masih dipergunakan bahasa daerah . De- Priyayi karya Umar Kayam latar budaya
ngan penggunaan ragam formal yang ter- Jawa sangat kental, misainya adanya
batas itu, para pengarang cenderung me- konsep ngenger (menghamba) kepada para
rasa dibatasi daya ekspresinya sehingga priyayi .
memerlukan ragam yang lebih santai dan Salah satu yang menarik dalam Rong-
dinilai lebih estetis . Hal ini terwadahi dalam geng Dukuh Paruk yakni dimunculkannya
bahasa daerah . Oleh karena itu, dalam profesi ronggeng, penari daerah Banyumas
ragam sastra didapati juga usaha untuk dan sekitarnya . Kehidupan ronggeng ber-
mempergunakan dialek bahasa daerah ter- beda dengan penari pada umumnya karena
tentu . Beberapa sajak Darmanto Jatman is hidup sebagai milik masyarakat. Yang
mempergunakan bahasa Indoneisa dialek menarik ialah adanya upacara bukak ke-
Jawa, tetapi yang paling jelas didapati pada lambu yang berarti bahwa kegadisan rong-
lirik Linus Suryadi Pengakuan Pariyem . geng itu telah diserahkan kepada masya-
rakat . Latar Jawa kental yang belum dime-
"sampeyan dhewe wong Jawa ngerti oleh kemajuan peradaban dilam-
Tapi kok bertanya tentang dosa bangkan dengan desa Paruk yang terpen-
Ah, apa sampeyan sudah lupa cil, jauh dari desa-desa lain, dan dikelilingi
Wong Jawa wis ora nJawani - sawah yang luas . Animisme dan dinamisme
kata simbah - masih sangat kuat melekat pada kehidupan
kata lupa sama adat yang balk masyarakatnya . Ahmad Tohari mengung-
tapi bukan adat yang diadatkan . kapkan latar Jawa itu dengan deskripsi
Hanya satu saya minta pengertian alam desa yang menurut hemat penulis
Tak usah ditawar . tak usah dianyang cukup berhasil mampu memberikan gam-
Bila dia orang Jawa tulen baran yang hidup .
tak usah merasa perlu ditanya -
Pohon dadap memilih cara yang hampir
perkara dosa
sama bagi penyebaran jenisnya . Biji
dadap yang telah tua menggunakan kulit
(Pengakuan Pariyem, 1988 :57)
potongnya terbang sebagai baling-
baling . Bila ingin berhembus, tampak
Penggunaan kata-kata bahasa Jawa
seperti ratusan kupu terbang menuruti
yang cukup dominan dalam kutipan di atas
arah angin meninggalkan pohon dadap .
menunjukkan adanya salah satu ciri dialek,
Kalau tidak terganggu oleh anak-anak
misalnya kata sampeyan, dhewe, wong,
Dukuh Paruk, biji dadap itu akan tumbuh
wis, ora, simbah, dianyang (Anda, sendiri,
ditempat yang jauh dari induknya . Begi-
orang, sudah, tidak . kakek atau nenek,
tu perintah alam .
ditawar) . Pada tingkat yang jauh ciri dialek
terdapat penggunaan morfem pada kata Dari tempatnya yang tinggi kedua
nJawan:, yaitu morfem nasal /n/ dan akhir- burung bangau itu melihat Dukuh Paruk
nya /i/ . Dalam novel Sri Sumarah peng- sebagai sebuah gerumbul kecil di te-
gunaan dialek itu lebih kompleks karena ngah padang yang amat luas, dengan
menyangkut tataran kalimat, bahkan tataran daerah pemukiman terdekat . Dukuh Pa-
wacana . ruk hanya dihubungkan dengan jaringan
pematang sawah, hampir dua kilo meter
2 .2 Latar Jawa panjangnya . Dukuh Paruk, kecil dan me-
nyendiri . Dukuh Paruk yang mencip-
Latar sosial-budaya Jawa banyak di- takan kehidupan sendiri .
pahami dalam karya-karya sastra Indone- (1998 : 6--7)
sia . Biasanya, karya-karya itu ditulis oleh
sastrawan yang hidup dan dibesarkan
dalam budaya Jawa, misalnya Ronggeng 2 .3 Sastrawan Lokal
Dukuh Paruk karya Ahmad Tohari, Sri Istilah sastrawan lokal mungkin sedikit
Sumarah dan Bawuk, dan Para Priyayi diskriminatif karena berkonotasi kurang

Humaniora Volume Xll . No . 212000 191


Supriyadi

baik, kualitas kesastrawanan hanya dipan- beradaan kesusastraan Indonesia tidak di-
dang lebih rendah daripada sastrawan na- ragukan lagi karena bahasa Indonesia telah
sional . Dalam tulisan ini sastrawan lokal di- lama dipakai secara nasional . Dukungan
pakai untuk pengarang atau penyair yang Balai Pustaka untuk menerjemahkan karya-
aktif di daerah tertentu, dan karyanya belum karya asing dan karya-karya lokal me-
tentu kalah dengan sastrawan yang ter- nambah keberadaan bahasa itu . Demikian
kenal . juga halnya dengan kemunculan surat-surat
Di Yogyakarta dan sekitarnya, cukup ba- kabar dan berbagai majalah dalam bahasa
nyak didapati sastrawan lokal . Mereka aktif Indonesia ; banyak karya sastra yang di-
menulis di surat-surat kabar Kedaulatan hasilkan sebelum bahasa Indonesia ditetap-
Rakyat. Bernas, dan Yogya Pos, bahkan kan sebagai bahasa nasional pada 28 Ok-
ada beberapa yang telah berhasil mem- tober 1928, misalnya Azab dan Sengsara,
bukukannya, balk dalam bentuk kumpulan Siti Nurbaya, Salah Asuhan, dan lain-lain .
puisi ataupun kumpulan cerpen . Abdul Wa- Latar yang bercirikan nasional juga telah
chid B .S ., misalnya, telah berhasil mengum- didapati pada roman-roman tahun 20-an .
pulkan puisi-puisinya yang tersebar dalam Dalam Siti Nurbaya, misalnya, didapati latar
berbagai surat kabar dan majalah ke dalam tempat Padang, Teluk Bayur, dan Jakarta .
Rumah Cahaya . Kiswondo dan Ngarto Fe- Dalam Salah Asuhan, latar tempat lebih
bruana dan kawan-kawan berhasil mem- bervariasi, tidak hanya di Sumatera dan
buat kumpulan cerpen Maling, sedangkan Jawa melainkan juga di Bali . Latar lain
Angger Jati Wijaya, Agus Noor, dan kawan- adalah Sulawesi, Flores, dan pulau-pulau
kawan membuat kumpulan cerpen Nyidam . lainnya, bahkan setelah merdeka latar
Pada umumnya para sastrawan ini relatif tempat ini Iebih bervariasi, misalnya kota-
masih muda karena mereka berstatus kota di Eropa, Amerika, dan Jepang, seperti
mahasiswa . dalam beberapa karya Nh . Dini, Umar
Pada umumnya, tema dan masalah Kayam, Budi Darma, serta sajak-sajak
yang digarap dalam karya-karya mereka Rendra dan Sitor Situmorang .
bersifat universal . dan kurang bercirikan Dilihat dari asal-usul sastrawannya pun,
kehidupan masyarakat tertentu . Kumpulan tampak semakin bervariasi (semakin mena-
cerpen Nyidam, misalnya . berisi sebelas sional) . Pada tahun 20-an, hampir semua
cerpen yang ditulis oleh sebelas pengarang sastrawan berasal dari Sumatera Barat .
(cerpenis) pula : "Wignyo" oleh Angger Jati Pada tahun 30-an beberapa sastrawan dari
Wijaya, "Sukap" oleh Agus Noor . "Nyidam" etnis lain, seperti I Gusti Nyoman Panji
oleh Z . Hate, "Antara Hilir dan Hulu", oleh Tisna dan Y .E . Tatengkeng . Pada tahun 40-
Mirmo Saptono . "Topeng" oleh Aprinus an lebih bervariasi lagi, dan pada saat ini
Salam, "Ki Dalang" oleh Rakhmat Herry justru banyak sastrawan besar yang tidak
Prasetyo . dan "Penyakit Perut" oleh Krishna berasal dari Sumatera Barat . Sastrawan-
Miharja Cerpen-cerpen ini menggambar- sastrawan ini antara lain Achdiat Kartami-
kan penderitaan masyarakat bawah akibat hardja, W .S . Rendra, Sitor Situmorang, Nh .
ketertindasan . Dalam cerita "Wignyo", mi- Dini, Ahmad Tohari, Mangunwijaya, Rama-
salnya, diceritakan penderitaan Wignyo dhan K .H ., dan lain-lain .
yang sehari-hari sebagai tukang becak, dan Pada saat ini, banyak didapati sastra-
tinggalnya di pinggir kali . Ia kebingungan wan yang mempunyai pengalaman luar
karena Surti, istrinya hamil lagi : Gino, negeri, misalnya Iwan Simatupang, Budi
anaknya demam . sedangkan Siti, anaknya, Darma, W .S . Rendra, Kuntowijoyo, Ma-
minta game-watch . Akhirnya, is pergi dari ngunwijaya, dan Umar Kayam . Pengaruh-
rumah dan menjadi gila (1994 : 1 --11) . pengaruh asing, secara disadari atau tidak,
akan masuk dalam karya-karyanya, bahkan
3 . Sastra Nasional dari segi latarnya pun ada yang dominan
asing, seperti Olenka-nya Budi Darma .
Keberadaan sastra nasional juga hampir
Dengan demikian, mereka dan karya-karya-
sama dengan sastra lokal, yaitu ditandai
nya telah menjadi bagian dari sastra dunia
dengan penggunaan bahasa, latar . terra, (global), bahkan tidak dapat dipungkiri,
dan pengarangnya . Dari segi bahasa, ke-
karya-karya tahun 20-an dan 30-an pun

I92 Humaniora Volume Xll, No. 212000


Supriyadi

banyak dipengaruhi karya-karya asing . rangah akan pendapat STA pada awal 30-
Soneta, distichon, puisi bebas, bahkan an yang menyatakan sebaiknya kebu-
genre roman yang dominan pada tahun 20- dayaan Indonesia berorientasi ke Barat
an merupakan contoh konkret dominannya yang mempunyai semangat dinamis (1986 :
pengaruh Barat terhadap kesusastraan 18) . Kalau pada abad IV dan beberapa
Indonesia . abad kemudian, bangsa Indonesia dipe-
ngaruhi oleh kebudayaan Hindu, maka
4 . Mencari Identitas Sastra Nasional pada abad XX ini banyak dipengaruhi oleh
kebudayaan Barat, mulai dari teknologi,
Secara Geografis Indonesia terletak di sistem pendidikan, sampai dengan tingkah
tempat strategis, di antara tiga benua dan lakunya . Konsep pendidikan yang dicetus-
dua samudera . Akibatnya, Indonesia me- kan oleh Ki Hadjar Dewantoro dan konsep-
rupakan tempat pertemuan berbagai ke- konsep lainnya ternyata kalah dengan
pentingan, balk ekonomi, politik, maupun model Barat .
budaya . Hal ini telah berlangsung berabad- Sungguh ironis, banyak kelompok yang
abad lamanya . Selama itu, masyarakat In- menentang masuknya kebudayaan asing
donesia telah mengalami perjuangan yang (terutama Barat) dengan alasan tidak
berat agar tetap hidup (survive) dalam ber- sesuai dengan budaya Indonesia (Timur),
bagai segi . Proses pertentangan yang tetapi sekali lagi kenyataannya budaya
berakhir pada penyesuaian (adaptasi) tidak asing itu terus masuk, kadang-kadang
dapat dihindarkan . Dalam masyarakat Jawa pelan-pelan dan sering pula cepat . Mungkin
dan beberapa kelompok etnis lain, pe- ada dualisme yang tidak disadari dalam
ngaruh budaya-budaya luar itu tampak je- kehidupan masyarakat kita, generasi tua
las . mulai clan pengaruh kebudayaan cenderung menolaknya, sedangkan gene-
Hindu, Islam . sampai budaya Barat . De- rasi muda secara sembunyi-sembunyi me-
ngan nada yang agak bangga bercampur nerimanya . Mudah-mudahan pendapat ini
sinis, ada pernyataan bahwa Indonesia tidak benar.
merupakan melting pot (es campur) . Mi-
numan ini memang manis dan segar, tetapi
biasanya hanya disukai anak kecil saja . 5 . Sastra Indonesia sebagai Warga
berbeda dengan minuman teh, kopi . bir . Sastra Dunia
dan lain-lain . Konsep kosmopolitanisme ini terdengar
Kesusastraan Indonesia saat ini mung- gaungnya yang keras ketika pertama kali
kin masih dalam kondisi seperti ini . ber- dimunculkan oleh Asrul Sani dalam "Surat
orientasi ke Barat, ke Asia, atau yang Kepercayaan Gelangan" yang kemudian di-
mem"bumi" (meng-Indonesia) . Usaha mem- terbitkan oleh majalah Siasat tertanggal 22
bendung atau membuat filter terhadap Oktober 1950, sebagai berikut .
masuknya budaya asing (Amerika, Eropa .
Kami adalah ahli waris yang sah dari
Asia Timur) telah banyak dilakukan, misal-
kebudayaan dunia dan kebudayaan ini
nya dengan melalui pendidikan atau lem-
kami teruskan dengan cara kami sendiri .
baga-lembaga sensor . Akan tetapi, kenya-
Kami lahir dari kalangan orang banyak
taannya pengaruh itu masih tampak besar .
dan pengertian rakyat bagi kami adalah
Di sisi lain, budaya Indonesia yang kita
kumpulan campur baur dari mana dunia-
pertahankan itu ternyata, disadari atau
dunia baru yang sehat dapat dilahirkan
tidak, merupakan hasil akulturasi yang telah
. . . . (via Teeuw, 1978 : 175)
berlangsung berabad-abad .
Pertentangan orientasi ini memang telah
Mungkin terlalu bombastis atau tidak
berlangsung lama, paling tidak pernah men-
nasionalistis pandangan Asrul Sani itu,
jadi polemik yang berkepanjangan pada
tetapi mungkin juga merupakan solusi yang
masanya STA, Sanusi Pane, dan Ki Hadjar
bijak karena konsep Barat dan Timur, Utara
Dewantoro . Pertentangan itu masih ber-
dan Selatan, atau yang lain justru diguna-
langsung sampai saat sekarang meskipun
kan sebagai bentuk pertentangan untuk
dalam wujud yang lebih halus . Pada saat
mengunggulkan yang satu atau meng-
ini, masih banyak kalangan yang terpe-
hilangkan yang lainnya . Asrul Sani melihat

Humaniora Volume XII . No . 2/2000 191


Supriyadi

hal itu tidak perlu dipertentangkan karena


hanya merupakan wujud lahiriah dari DAFTAR PUSTAKA
ungkapan jiwani yang universal . Sifat mo-
nopoli kebudayaan (kesusastraan) cende- Damono, Sapardi Djoko, 1993 . Kesusastra-
rung tidak mendewasakan masyarakatnya . an Indonesia Modern, Beberapa
Di bidang ekonomi, kita menolak adanya Catatan . Jakarta : PT Gramedia .
monopoli, sedangkan di bidang kebudaya- Mihardja, Achdiat, K . 1986 . Polemik Ke-
an kita masih memonopolinya : sesuatu budayaan . Cet . ke-4, Jakarta : Pus-
yang kontradiktif . Akan tetapi, kita dapat taka Jaya .
juga berapologi dengan mengatakan kita Pustaka Pelajar, 1994 . Nyidam, Kumpulan
belum siap bersaing dalam kemajuan tek- Cerpen, Yogyakarta .
nologi dan kebudayaan . Suryadi AG, Linus, 1988 . Pengakuan
Pariyem, Dunia Batin Seorang
Wanita Jawa, Cet . ke-3, Jakarta :
6 . Kesimpulan Pustaka Sinar Harapan .
Dari tulisan ini dapat disimpulkan bahwa
batasan sastra lokal dan sastra nasional Teeuw, A ., 1980, Sastra Baru Indonesia I,
cenderung tidak dapat dimutlakkan . Ada ke- Edisi Indonesia, Endeh, Flores : Nusa
tumpangtindihan antara sastra lokal, sastra Indah .
nasional, dan sastra yang lebih luas lagi
(sastra global) . Oleh karena itu, tidak perlu Tohari, Ahmad, 1988 . Ronggeng Dukuh
adanya pembatasan-pembatasan yang Paruk, Catatan buat Emak, Cet . ke-
kaku . Karya sastra adalah ungkapan jiwa 3, Jakarta : PT Gramedia .
yang paling dalam bercirikan kemanusiaan .
Apresiator perlu didewasakan dalam Zaidan, Abdul Rozak, dkk ., 1991, Kamus
mengapresiasi karya sastra . Istilah Sastra, Jakarta : Pusat Pem-
binaan dan Pengembangan Bahasa .
Departemen Pendidikan dan Ke-
budayaan .

194 Humaniora Volume Xll, No . 2/2000

Anda mungkin juga menyukai