Anda di halaman 1dari 1

Bahaya Radikalisme dan Kurangnya Membaca

Partai Persatuan Pembangunan (PPP) menilai radikalisme agama sangat


berbahaya, karena iming-imingnya adalah masuk surga. Jadi, banyak orang yang
ingin ikut berpartisipasi dalam rangka mendapatkan surga yang di iming
imingkan itu, padahal nyatanya, mereka belum tentu akan mendapat surga itu.
Doktrin doktrin yang diberikanpun ,seolah olah benar benar melekat di kepala
mereka. Hal ini juga berkaitan dengan kebiasaan beberapa orang, yang kerap kali
susah untuk disuruh membaca dan memahami suatu masalah yang terjadi.
"Padahal, semua orang yang beragama tentu merindukan surga," kata
Ketua Umum PPP M Romahurmuziy. Sebagai akibatnya, agama sendiri dianggap
paling benar, dan hal tersebut berdampak sangat mengerikan. Karena, semua
orang bisa melakukan kekerasan dengan mengatas namakan agama. Pria yang
akrab disapa Romi ini mengatakan, radikalisme ada di semua agama. "Misal
dalam agama Hindu ada kelompok radikal Rashtriya Swayamsevak Sangh (RSS),
yang menyerang pertemuan ibadah Minggu di Karnataka, India pada 3 Maret
2012," tuturnya saat itu.
Banyak organisasi organisasi yang ditakutkan akan ikut serta dalam acara
acara radikalisme seperti ini, banyak aksi aksi yang sebenarnya bukanlah aksi
agama, tetapui malah mengatas namakan agama, agar mendapat banyak
dukungan, sebagai contohnya, kelompok Rashtriya Swayamsevak Sangh (RSS)
itu pada tahun 2014 melakukan pemaksaan kepada ratusan penganut Kristen dan
Islam di Agra untuk pindah ke agama Hindu. Kemudian, kelompok Kristen
Radikal Amerika Serikat Timothy Veigh. Mereka pernah melakukan
pengeboman Oklahoma City pada 19 April 1995. Hal hal semacam ini kerap kali
terjadi, bukan hanya di daerah eropa saja, bahkan di daerah asia pun juga ada,
oleh karenanya, kita harus benar benar jeli dalam melihat dan membaca berita
tentang suatu masalah.

Anda mungkin juga menyukai