MAKALAH
Makalah Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Sosiologi
Agama Pada Program Studi Aqidah dan Filsafat Islam Institut Agama Islam (IAI)
As’adiyah Sengkang
Oleh :
Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT. karena masih
makalah ini. Shalawat dan taslim semoga tercurahkan kepada Nabi Muhammad
besarnya kepada berbagai pihak yang telah banyak membantu penulisan makalah
ini. Makalah ini sangatlah sederhana, tapi semoga pembaca berkenan meluangkan
waktunya untuk menelaah isinya agar memberikan kritik dan saran kepada
penulis.
Makalah ini tentunya masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu
penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca agar pembuatan makalah
berikutnya lebih baik dari sebelumnya. Semoga makalah ini bermanfaat bagi para
pembaca.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................i
DAFTAR ISI.................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................1
A. Latar Belakang....................................................................................1
B. Rumusan Masalah..............................................................................2
C. Tujuan Penulisan................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN..............................................................................3
A. Kesimpulan.........................................................................................9
B. Saran...................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................10
ii
BAB I
PENDAHULUAN
yang telah mengisi peradaban manusia. Sesuatu yang paradoks, karena agama
terjadi atas nama agama sangat kita rasakan. Wahid Institue melaporkan adanya
dengan kekerasan agama di 2009, sedangkan di 2008 dilaporkan ada 197 kasus.
Bertitik tolak dari argumen dan asumsi bahwa terorisme dapat dilakukan
oleh negara atau sekelompok masyarakat, maka kini kita akan mencoba
mendiskusikan lebih jauh faktor agama dalam hal ini Islam khususnya karena
mayoritas penduduk Indonesia menganut agama Islam dan Islam sendiri sering
terorisme yang terjadi di Indonesia sering dilakukan dengan dan atas nama agama
Islam dan juga karena kekerasan atas nama agama menimbulkan pandangan
sempit bagi orang-orang terhadap agama yang dijadikan tameng dalam aksi
agama, yang perlu kita telaah di sini ialah apakah aksi terorisme diterima sebagai
doktrin agama atau merupakan alat dari orang yang beragama. Faktor agama
tersebut akan didskusikan di dalam makalah ini yaitu apakah benar bahwa aksi
terorisme itu harus selalu dikaitkan atas nama agama? Mengapa banyak orang
yang selalu melakukan aksi kekerasan atau terorisme atas nama agama? Padahal
jika dilihat dari sudut pandang logika terutama fenomenologi agama, semua
1
2
agama tentu tidak ada yang pernah untuk mengajarkan aksi kekerasan demikian
atau dengan kata lain terorisme dan setiap agama pasti mengajarkan cinta dan
Untuk itu dalam pembahasan di dalam makalah ini, kita akan coba melihat
seluk-beluk serta menganalisis terorisme atas nama agama serta keterkaitan antara
aksi terorisme tersebut di Indonesia dengan faktor agama yang selalu dijadikan
tameng oleh para pelaku teror dalam menjalankan aksinya serta kita juga akan
mencoba untuk mencari penyelesaian yang terbaik untuk mengubah pola pikir
orang agar tidak lagi melakukan aksi teror hanya karena atas nama agama
tahun ke depannya.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
agama.
PEMBAHASAN
oleh gereja karena kesalahan dalam melakukan penafsiran terhadap Kitab Suci.
Orang-orang yang tekstualis memahami apa yang tertulis di dalam Alkitab secara
literal dan menerapkannya di dalam konteks yang berbeda. Proses eksegese yang
sebenarnya diabaikan sehingga mereka gagal untuk mendapatkan makna dari apa
yang tertulis dan memusatkan perhatian terhadap teks secara mentah tanpa
Hal itu pun sama terjadi terhadap agama Islam, khususnya di Indonesia.
tentang kekerasan baik itu berasal dari Al qur’an, seperti kebolehan suami
memukul istri bila ia mangkir dari kewajibannya (Q.S. 4: 34-35), maupun Sunnah
seperti hadis yang menyatakan anak perlu diperintahkan salat ketika berumur
tujuh tahun, dan boleh dipukul (bila tidak salat) ketika berumur sepuluh, adalah
dan Irak 23,1%, dan jihad di Ambon dan Poso 25,2%. Sementara untuk bentuk
mencubit anak agar patuh pada orangtua 22%, memukul anak di atas sepuluh
3
4
tahun agar salat 40,7%, suami memukul istri jika tidak melakukan kewajibannya
16,3%.
akan tetapi pemahaman yang tekstualis terhadap Kitab Suci agama lah yang bisa
dan Islamisme juga berkorelasi positif dengan perilaku kekerasan umum dan
identitas yang sangat kuat dalam diri seseorang. Agama profetik seperti Islam dan
terancam. Persaingan antar agama yang memicu konflik sangat mudah terjadi
apabila salah satu kelompok merasa identitasnya terancam. Misalkan bisa kita
lihat pada konflik Ambon dan Poso jika dalam konteks dalam negeri. Potensi ini
identitas negara berdasarkan agama tertentu yang mayoritas. Di satu sisi itu bisa
terbukti gagal. Calvin mencoba menciptakan sebuah kota yang ilahi di Geneva
dan tidak berhasil. Demikian juga pada abad ke-4 ketika Konstantinus bertobat
dan menyatukan gereja dengan negara, pada akhirnya itu pun mengalami
kegagalan baik di dalam sisi pemerintah maupun gereja itu sendiri. Gereja pada
akhirnya terlibat secara aktif dalam tindak kekerasan yang imoral dan melawan
Di Indonesia pada saat ini kita sedang berhadapan dengan gerakan Islam
bahwa itu merupakan salah satu sumber terbesar kekerasan agama yang terjadi di
negara kita. Bukan hanya gereja atau kelompok agama lain yang dianggap sebagai
musuh melainkan juga kelompok Islam lainnya yang tidak setuju dengan ide
negara Islam tersebut. Akibatnya negara kita mengalami penderitaan yang sangat
semangat separatis.
Dalam realitas negara kita sekarang ini, terorisme adalah bentuk paling
terorisme bisa mengambil bentuknya dari agama sebagai landasan dan alat untuk
Secara singkat dan khusus, ada beberapa faktor yang menyebabkan para
Kurangnya pendidikan agama yang dia peroleh atau dengan kata lain dia tidak
menghayati atau memahami keseluruhan esensi dari agama yang dia anut.
Kurangnya pengawasan serta perhatian dari orang tua atau keluarganya serta
terhadap agama yang ia anut. Sebagai contoh akhir-akhir ini banyak orang-
tujuan mereka pergi ke sana ialah untuk studi namun kemudian setelah
6
oleh pengaruh lingkungan serta ajaran selama mereka berada di sana dari
mana tersangka teroris seperti Imam Samudera dan Amrozi yang memang
jadi teroris.
ketidakpuasannya dia melakukan aksi teror dengan dalih atas nama agama
melakukan kekerasan.
4. Agama merupakan sumber identitas yang sangat kuat; oleh sebab itu
5. Agama bisa digunakan secara politis untuk mencapai tujuan pribadi atau
material lainnya.
tindakan aksi kekerasan atas nama agama di Indonesia ini. Sebagai manusia yang
beragama dan beriman, tentu saja kita tidak menginginkan ketujuh hal tersebut
terjadi pada kita maupun pada anak, keluarga, dan kerabat baik kita semua.
7
ragam sesuai dengan kondisi dan keadaan yang diharapkan oleh para pelakunya
guna meraih sasaran dan target mereka. Secara singkat, bentuk-bentuk aksi
terorisme fisik ini telah telah tercatat dalam sejarah. Seperti di Indonesia
seperti Bom Bali 1, Bom Bali 2, Bom Kedutaan Australia di Jakarta, Bom
tertentu seperti telepon, pesan singkat, surat, email, artikel blog, website
terjadi pada teror gereja pada malam natal, teror gedung kedutaan AS dan
lain-lain.
mereka, khususnya dalam hal ini kaum muslimin yang telah menyimpang
PENUTUP
A. Kesimpulan
Segala bentuk kekerasan atas nama agama merupakan suatu hal yang tidak
bisa diterima oleh pihak manapun. Karena jika kita melihat pada bentuk dan
substansi agama, maka tidak ada satupun agama di dunia ini yang mengajarkan
manusia untuk berbuat anarki dan kekerasan terhadap manusia lainnya. Terlebih-
lebih jika perbuatan kekerasan tersebut dilakukan atas nama suatu agama tertentu.
Justru sebaliknya, semua agama di dunia ini mengajarkan kasih sayang, toleransi,
cinta damai, saling mengasihi antar sesama manusia lainnya. Sehingga secara
melakukan tindakan kekerasan atas nama agama ialah karena orang tersebut
memiliki pandangan yang sangat sempit mengenai agama tersebut atau dengan
kata lain dia hanya melihat agama itu sebatas bentuknya saja tanpa memahami
B. Saran
agama dan pemerintah Indonesia perlu saling bekerja sama dan berkoordinasi
secara baik, teratur, dan sistematis dalam pemberantasan segala bentuk kekerasan
yang terjadi yang dalam hal ini dilakukan atas nama agama pada khususnya.
terlaksana dengan baik dan benar jika pemerintah dan seluruh komponen
masyarakat mau bekerja sama dan saling menaruh kepercayaan yang baik dan
tinggi.
9
DAFTAR PUSTAKA
Adji, Indriyanto Seno. Terorisme. Perpu No.1 tahun 2002 dalam Perspektif
Hukum Pidana dalam Terorisme: Tragedi Umat Manusia. Jakarta: O.C.
Kaligis & Associates. 2001.
Hali, Damianus J. Bahan Kuliah Fenomenologi Agama. Unpar. 2007.
Handayani, Dwi Maria. Kekristenan dan Kekerasan Agama,
www.leimena.org/0101_artikel2. html
http://www.terrorism.com/modules.php.
Jahroni, Jajang. Tekstualisme, Islamisme dan Kekerasan Agama. Dalam:
Islamlib.com. 07 Agustus 2008.
Manullang, A.C. Menguak Tabu Intelijen Teror, Motif dan Rezim. Jakarta: Panta
Rhei. Januari 2001
Mustofa, Muhammad. Memahami Terorisme: Suatu Perspektif Kriminologi,
Jurnal Kriminologi Indonesia FISIP UI. Vol. 2 No. III. Desember 2002.
10