DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR GRAFIK
BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………………………………… 1
1.1. Latar Belakang …………………………………………………………………….. 1
1.2. Dasar Hukum Penyusunan ………………………………………………………. 3
1.3. Hubungan Antar Dokumen RPJPD Kabupaten Sanggau Dengan 5
Dokumen Rencana Pembangunan Daerah Lainnya ………………...
1.4. Sistimatika Penulisan …………………………………………………………….. 6
1.5. Maksud dan Tujuan ……………………………………………………………… 7
2009 …………………………………………………………………….. 31
DAFTAR GAMBAR
BAB I
PENDAHULUAN
unsur penyelenggara negara dan masyarakat di tingkat Pusat dan Daerah. Perencanaan
pembangunan yang disusun harus dapat mengakomodir kepentingan semua elemen
masyarakat sehingga akan tercapai tujuan yang diinginkan, yaitu pertumbuhan (growth),
pemerataan (equity), dan keberlanjutan pembangunan (sustainable development). Pasal 150
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah menyatakan bahwa
pemerintah daerah wajib menyusun Rencana Jangka Panjang Daerah (RPJPD) sebagai acuan
kebijakan pembangunan daerah dalam kurun waktu 20 (dua puluh) tahun. RPJPD merupakan
suatu dokumenperencanaan pembangunan jangka panjang daerah yang bersifat makro serta
memuat visi, misi dan arah pembangunan jangka panjang daerah, dimana proses
penyusunannya dilakukan secara partisipatif dengan melibatkan seluruh unsur pelaku
pembangunan.
Penyusunan RPJPD mengacu pada RPJP Nasional, RPJPD Provinsi dan
memperhatikan seluruh aspirasi pemangku kepentingan pembangunan melalui
penyelenggaraan Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang). Selanjutnya
berkenaan dengan tujuan yang ingin dicapai dengan pembangunan, kesejahteraan yang
semakin tinggi dan semakin adil senantiasa dicita-citakan oleh semua pihak. Tidak berlebihan
bila dikatakan bahwa setiap pengelola pemerintahan, baik pemerintah pusat maupun
pemerintah daerah pada dasarnya selalu menetapkan hal tersebut sebagai tujuan akhir yang
ingin diwujudkan. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) sebagaimana
disebutkan dalam Undang-Undang Nomor 25 tahun 2004 serta Permendagri Nomor 54
Tahun 2010 bahwa RPJPD merupakan dokumen perencanaan pembangunan daerah untuk
periode 20 (dua puluh) tahun mendatang, yang selanjutnya akan digunakan sebagai acuan
dalam penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) untuk setiap
jangka waktu 5 (lima) tahunan. Dalam rangka memenuhi amanat peraturan
perundangundangan tersebut serta sebagai upaya pengintegrasian perencanaan pembangunan
daerah dengan perencanaan pembangunan nasional maupun daerah lainnya, maka disusun
RPJPD Kabupaten Sanggau untuk periode tahun 2005-2025.
Proses penyusunan RPJPD terdiri dari 5 (lima) tahap utama yaitu : tahap pertama :
persiapan penyusunan RPJPD yang meliputi pembentukan tim penyusun, orientasi mengenai
RPJPD, penyusunan agenda kerja tim RPJPD serta pengumpulan data dan informasi. Tahap
kedua : penyusunan rancangan awal RPJPD yang dilakukan melalui dua tahapan yaitu
perumusan rancangan awal dan penyajian rancangan awal RPJPD yang didalamnya
BAB I Pendahuluan | 2
RPJPD Kabupaten Sanggau TA.2005 – 2025
dilakukan analisis terhadap RTRW, penelaahan terhadap RPJPN, analisis gambaran kondisi
daerah, isu strategis daerah, perumusan visi dan misi serta perumusan arah kebijakan. Selain
itu juga dilakukan forum konsultasi publik yang melibatkan tokoh atau wakil berbagai
elemen masyarakat, pakar, akademisi, dan para pemangku kepentingan terhadap draft
rancangan awal RPJPD. Tahap ketiga : Pelaksanaan Musrenbang RPJPD. Tahap keempat :
Penyusunan rancangan akhir RPJPD meliputi : konsultasi rancangan akhir ke Gubernur
Kalimantan Barat, penyempurnaan rancangan akhir RPJPD dan melengkapi sistematika
rancangan awal RPJPD menjadi rancangan akhir. Tahap kelima: penetapan Perda RPJPD.
Kabupaten Sanggau memiliki berbagai potensi yang harus dikelola dan dimanfaatkan
sebesar-besarnya untuk kemakmuran masyarakat. Disisi lain, Kabupaten Sangau juga sebagai
kabupaten yang memiliki wilayah strategis berbatasan langsung dengan Sarawak negara
bagian Malaysia timur. Kabupaten Sanggau memiliki keragaman budaya, keragaman suku
serta keragaman agama yang menjadi ciri kekayaan tersendiri yang sangat potensial untuk
dikembangkan sehingga dapat memberikan nilai tambah bagi daerah. Keragaman, walaupun
merupakan tantangan, namun menjadi bagian dari modal dalam mendorong proses dan
membangun pilar-pilar kemajuan yang semakin saling mengisi (komplementatif) dan saling
memperkuat yang memberikan sinergi. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah
Kabupaten Sanggau Tahun 2005-2025 yang pada gilirannya menambah kemampuan bersaing
dan kemampuan berkolaborasi sesuai dengan potensi terbaik daerah. Dengan demikian,
dalam jangka panjang diharapkan visi, misi, tujuan dan sasaran pembangunan daerah dapat
tercapai dan dapat menjamin berjalannya pembangunan berkelanjutan.
BAB I Pendahuluan | 3
RPJPD Kabupaten Sanggau TA.2005 – 2025
BAB I Pendahuluan | 4
RPJPD Kabupaten Sanggau TA.2005 – 2025
BAB I Pendahuluan | 5
RPJPD Kabupaten Sanggau TA.2005 – 2025
Untuk memberikan gambaran secara lebih spesifik, dapat dijabarkan dalam bentuk
bagan sebagai berikut :
BAB.I Pendahuluan
Bagian ini menjelaskan mengenai latar belakang penyusunan RPJPD, dasar hukum
penyusunan, hubungan antara dokumen RPJPD dengan dokumen perencanaan lainnya,
sistematika penulisan RPJPD serta maksud dan tujuan penyusunan RPJPD.
2. Menjamin terciptanya integrasi, sinkronisasi, dan sinergi baik antar daerah antar
waktu, antar fungsi pemerintah dan daerah;
3. Mengoptimalkan partisipasi masyarakat;
4. Menjamin tercapainya penggunaan sumberdaya Kabupaten Sanggau yang efisien,
efektif, berkeadilan, dan berkelanjutan (sustainable);
5. Tercapainya pembangunan jangka panjang berdasarkan kesinambungan pelaksanaan
RPJPD Kabupaten Sanggau.
6. Tercapainya pemerataan pembangunan di Kabupaten Sanggau.
BAB I Pendahuluan | 8
RPJPD Kabupaten Sanggau TA.2005 - 2025
BAB II
GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
Pada umumnya Kabupaten Sanggau merupakan daerah dataran tinggi yang berbukit
dan berawa-rawa yang dialiri oleh beberapa sungai, di antaranya: Sungai, Kapuas, Sungai
Sekayam, Sungai Mengkiang, Sungai Kambing, dan Sungai Tayan. Sungai Kapuas
merupakan sungai terpanjang di Kal-Bar yang mengalir dari Kabupaten Kapuas Hulu melalui
Kabupaten Sintang, Kab. Sanggau, dan bermuara di Kabupaten Pontianak. Sedangkan
sungai-sungai kecil lainnya merupakan cabang dari Sungai Kapuas yang berhubungan satu
dengan yang lainnya.
Menurut jenis tanah yang terdapat di Kabupaten Sanggau, sebagian besar adalah jenis
tanah padsolik merah kuning batuan dan padat yang hampir merata di seluruh kecamatan,
dengan luas mencapai sekitar 576.910 hektar (44,80%). Sedangkan latosol merupakan jenis
tanah dengan luas terkecil yang terdapat di Kabupaten Sanggau, yaitu 19.375 Hektar (1,06%)
yang hanya terdapat di Kec. Toba dan Meliau. Formasi Geologi yang terdapat di daerah
Kabupaten Sanggau, antara lain Formasi Kwartir, Kapur, Trias, Plistosen, Intruksif dan
BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah | 11
RPJPD Kabupaten Sanggau TA.2005 - 2025
Plutonik Basa Menengah, Intruksif Plutonik Asam, Sekis Hablur, Intruksif dan Plutonik
Basa, Lapisan Batu, dan Permo Karbon. Pada umumnya lapisan Plistosen hampir terdapat di
seluruh kecamatan, kecuali di Kec. Toba dan Beduwai. Lapisan tanah Efusif Basa hanya
terdapat pada Kec.Tayan Hulu.
Dalam Rencana Tata Ruang dilakukan upaya pemanfaatan ruang Kabupaten Sanggau
yang aman, nyaman dan produktif dengan memperhatikan keterpaduan pemanfaatan Sumber
Daya Alam dan Sumber Daya Buatan melalui pengembangan industri, perdagangan dan jasa
berskala regional, sektor pariwisata serta pengembangan kawasan perbatasan yang
berkelanjutan dan berwawasan lingkungan untuk kesejahteraan masyarakat. Dalam rencana
pengembangan struktur ruang di Kabupaten Sanggau dilakukan penataan dan pengembangan
jaringan transportasi dan infrastruktur sebagai pendukung pengembangan sektor unggulan
utama kabupaten, yaitu sektor perkebunan, sektor pertambangan, sektor industri, serta sektor
perdagangan dan jasa skala regional.
Pengembangan ini sekaligus berfungsi sebagai pendukung fungsional kegiatan sosial
ekonomi masyarakat yang memiliki hubungan fungsional dan mendukung kawasan
perbatasan negara sebagai beranda depan yang dapat mendorong pertumbuhan ekonomi bagi
peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Berkenaan dengan rencana pola ruang, perlu dilakukan evaluasi terhadap peruntukan
ruang dalam wilayah Kabupaten Sanggau yang meliputi peruntukan ruang untuk fungsi
lindung dan fungsi budidaya. Hal ini penting mengingat di Kabupaten Sanggau masih
terdapat kawasan yang harus ditata kembali, terutama keberadaan hutan.
Pengembangan kawasan budidaya sebagaimana yang dimaksud terdiri atas Kawasan
peruntukan hutan produksi; Kawasan peruntukan hutan rakyat; Kawasan peruntukan
pertanian; Kawasan peruntukan perikanan; Kawasan peruntukan pertambangan; Kawasan
peruntukan industri; Kawasan peruntukan permukiman; Kawasan peruntukan pariwisata; dan
Kawasan peruntukan pertahanan keamanan.
Berikut penjelasan lokasi dan luas Kawasan Peruntukan Hutan Produksi di Kabupaten
Sanggau pada tahun 2009, berdasar pada Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Sanggau.
Tabel.2.3. Lokasi dan Luas Kawasan Peruntukan Hutan Produksi Kabupaten SanggauTahun 2009..
Tabel.2.3.
Lokasi dan Luas Kawasan Peruntukan Hutan Produksi
Kabupaten SanggauTahun 2009
Tabel.2.4.
Luas Lahan Kritis di Kabupaten Sanggau (Ha)
Selama tahun 2008, Kabupaten Sanggau umumnya memiliki curah hujan dengan rata-
rata hari hujan tertinggi terjadi selama 122 hari yaitu pada bulan November dengan rata-rata
tinggi curah hujan terbesar 1.864,5 mm. Sedangkan hari hujan terendah selama 39 hari
dengan curah hujan rata-rata sebesar 717,9 mm yang terjadi pada bulan Juli.
Jumlah Penduduk Kabupaten Sanggau pada Tahun 1985 sebanyak 389.944 jiwa,
Tahun 1988 sebanyak 415.514 jiwa, tahun 1993 sebanyak 458,438 jiwa, tahun 1999 sebanyak
506.876 jiwa, tahun 2003 sebanyak 529.473, Tahun 2004 sebanyak 368.538 jiwa sedangkan
Tahun 2005 sebanyak 374.022 jiwa. Untuk tahun 2004 terjadi penurunan yang cukup tajam
dikarenakan adanya pemekaran Kabupaten Sanggau menjadi 2 (dua) Kabupaten yaitu
Kabupaten Sanggau dan Kabupaten Sekadau.
penduduk laki-laki 200.895 jiwa dan penduduk perempuan sebanyak 194.277 jiwa yang
menyebar di 15 Kecamatan dengan kepadatan penduduk 31 jiwa/Km2. Penyebaran ini tidak
merata antara kecamatan satu dengan lainnya.
Tabel 2.6.
Penduduk Kabupaten Sanggau
Menurut Golongan Umur dan Jenis Kelamin Tahun 2009
Kabupaten Sanggau kaya akan bermacam potensi yang dapat dikembangkan untuk
memberikan nilai tambah bagi daerah, diantaranya keberagaman budaya dan agama.
Keberagaman yang ada tersebut tidak kemudian memunculkan permasalahan, justru
fenomena unik yang terjadi di kalangan masyarakat terjalin hubungan sosial yang baik dan
harmonis. Namun dengan perbedaan agama tersebut, justru memberikan energy positif bagi
BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah | 15
RPJPD Kabupaten Sanggau TA.2005 - 2025
terciptanya kehidupan di masyarakat yang saling asah, asih dan asuh. Secara nyata dapat
dikatakan bahwa kerukunan hidup beragama baik kerukunan intern umat beragama maupun
kerukunan antar umat beragama terjaga dan terpelihara dengan baik, sehingga kondisi
kehidupan sosial, budaya dan agama di Kabupaten Sanggau kondusif. Hal ini tercermin
dalam perilaku masyarakat saling membantu, bekerja sama dan bahumembahu. Sebagai
sarana dan prasarana untuk menunjang peribadatan dalam beragama sesuai dengan
kepercayaan dan agamanya di Kabupaten Sanggau terdapat rumah ibadah, dengan rincian
sebagai berikut: Masjid 239 buah, Surau/mushola 155 buah, Gereja katolik 127 buah, dan
Gereja protestan 246 buah, Vihara 2 buah dan Pura 1 buah.
Sebagaimana diketahui bahwa di Kabupaten Sanggau memiliki berbagai macam suku,
keberagaman suku ini menjadi embrio munculnya beraneka macam kekayaan budaya dalam
bentuk seni tradisi maupun adat istiadat yang apabila dikemas dan dikembangkan dengan
baik akan dapat menjadi daya tarik tersendiri bagi pariwisata daerah Kabupaten Sanggau.
memperlihatkan besaran dari nilai tambah bruto masingmasing sektor sesuai dengan
keadaan pada tahun tertentu.
Pertumbuhan ekonomi tergantung pada pertumbuhan sektoral. Pertumbuhan
sektoral menunjukkan perubahan dan perkembangan ekonomi, untuk kemudian dapat
digunakan sebagai alat analisis lebih lanjut. Semakin membaiknya perekonomian
Kabupaten Sanggau juga dapat dilihat dari perbandingan tingkat pertumbuhan
ekonomi dengan tingkat pertumbuhan penduduk.
2. Laju Inflasi
Perekonomian suatu daerah yang baik ditunjukkan dengan nilai inflasi yang
rendah dan apabila dikaitkan dengan perkembangan PDRB maka daerah yang baik
adalah daerah yang mempunyai nilai inflasi yang rendah akan tetapi pertumbuhan
PDRB-nya yang tinggi. Gambaran fluktuasi dari Pendapatan Domestik Regional
Bruto (PDRB) adalah salah satu indikator untuk mengetahui perkembangan
perekonomian suatu. Selain itu, nilai PDRB juga dapat dipakai untuk mengetahui
tingkat daya beli masyarakat. Dengan angka inflasi maka akan dapat diketahui nilai
uang secara riil.
Tabel 2.7.
Laju Inflasi Kabupaten Sanggau Tahun 2003-2007
beli masyarakat karena kenaikan tersebut masih terpengaruh oleh adanya kenaikan
harga.
Perkembangan PDRB per Kapita Atas Dasar Harga Berlaku Kabupaten
Sanggau selama lima tahun terakhir ini (2003-2008) menunjukkan peningkatan setiap
tahun. PDRB per Kapita Atas Dasar Harga Berlaku misalnya terjadi peningkatan
sekitar 62,32 persen selama kurun waktu lima tahun terakhir, dan juga PDRB Per
Kapita Atas dasar Harga Konstan meningkat sekitar 20,77 persen. Dari perkembangan
PDRB Per Kapita tersebut diatas dapat diproyeksi PDRB per kapita untuk lima tahun
kedepan, PDRB per kapita tahun 2009 Rp.12.190,13 juta atau mengalami
pertumbuahan (10,39) persen, tahun 2010, Rp.13.456,24 juta, tahun 2012,
Rp.14.853,85, juta tahun 2013, Rp.18.099,63 juta dan tahun 2014, Rp.19.979,52, juta
rata-rata mengalami pertumbuhan perkapita lima tahun kedepan sebesar 10, 39 persen.
Perkembangan PDRB Per Kapita Atas Dasar Harga Konstan (2000) selama
lima tahun kedepan dapat diproyeksikan sebagai berikut : Tahun 2009 Rp.6.488,55,
juta, tahun 2010 Rp.6.713,66 juta, tahun 2011 Rp.6.946,59 juta, tahun 2012
Rp.7.187,60 juta, tahun 2013, Rp.7.436,97 juta dan tahun 2014 Rp.7.694,99 juta dan
mengalami pertumbuahan rata-rata setiap tahunnya adalah 3,47 persen.
Tabel 2.8.
PDRB Per Kapita Kabupaten Sanggau Tahun 2003 - 2008 (Juta Rp)
Atas Dasar Harga Berlaku
Tahun
Uraian
2003 2004 2005 2006 2007 2008
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Grafik 2.1.
PDRB Perkapita Kabupaten Sanggau Tahun 2003-2008
12000
10000
PDRB Perkapita (Ribu Rp)
8000
6000
4000
2000
0
2003 2004 2005 2006 2007 2008
Tahun
Tabel 2.9.
Gambaran Ekonomi makro
4. Angka Kriminalitas
Data kriminalitas bersumber dari Pengadilan Negeri, Kejaksaan, dan Rumah
Tahanan Kabupaten Sanggau. Tahun 2009, jumlah perkara yang masuk dan
diselesaikan sebanyak 4.308 perkara. Berdasarkan hasil keputusan pengadilan pada
tahun 2009, diketahui jumlah narapidana sebanyak 150 orang (142 orang laki-laki dan
8 orang perempuan).
Tabel 2.10
Komposisi Sarana Pendidikan di Kabupaten Sanggau Tahun 2007/2008
SLB 2 0 9 0 0 0 54 0 1:2
Pada tahun 2009 jumlah Sekolah Taman Kanak-kanak (TK) 42 buah, SMP
110 buah, SLTA 29 buah, dan SMK 14 buah. Jumlah murid sekolah pada tahun 2009
mengalami peningkatan. Untuk jumlah murid SMU mengalami peningkatan sebesar
3,89 persen. Jumlah murid SMP mengalami peningkatan sebanyak 3,89 persen.
jumlah murid SD yang melanjutkan ke SLTP mengalami peningkatan dibanding
tahun sebelumnya, yakni dari 6.572 siswa menjadi 6.622 siswa. Jumlah guru TK baik
negeri maupun swasta sebanyak 169 orang. Jumlah tenaga pengajar di tingkat SD
sebanyak 3.353. Guru SMP meningkat menjadi 1.145 dan guru di tingkat SMU ada
419 orang.
Tabel. 2.11. Banyaknya Bayi Yang Dilahirkan Pada Kamar Bersalin di RSU
Kabupaten Sanggau Tahun 2009
Januari 20 15 35 1 1 2
Februari 14 17 31 2 2 4
Maret 17 18 35 1 4 5
April 28 17 45 - - -
Mei 27 22 49 2 1 3
Juni 21 19 40 3 2 5
Juli 28 20 48 1 2 3
Agustus 18 13 31 1 - 1
September 20 10 30 2 1 3
Oktober 31 31 68 2 1 3
November 34 29 63 1 1 2
Desember 32 24 56 - 2 2
Tahun 296 235 531 16 17 33
2009
Tabel 2.12.
Beberapa Indikator Kesehatan Kabupaten Sanggau Tahun 2006 – 2007
2006 2007
No. Beberapa Indikator Kesehatan Keterangan
Angka Target Angka Target
1. Angka Kematian Bayi per 1.000 Kelahiran 6,86 < 40 6,80 < 40 Menurun
Hidup (KH)
2. Angka Kematian Balita per 1.000 Anak 2,12 < 58 0,33 < 58 Menurun
Balita
3. Angka Kematian Ibu melahirkan per - < 150 24/7447 < 150
100.000 ibu melahirkan
4. Angka Kesakitan malaria per 1.000 21,26 17 20,65 5 Menurun
penduduk
5. Angka Kesembuhan Penderita TB Paru 86,98 > 85 88,8 > 85 Meningkat
BTA +
6. Angka Kesakitan Demam Berdarah Dengue 13,92 1,42 8,89 2 Menurun
(DBD) per 100.000 penduduk
7. Persentase Balita Gizi Buruk 0,07 <15 0,15 <15 Meningkat
10. Persentase Keluarga Miskin yang mendapat 60,00 100 31,71 100 Menurun
yankes
11. Rasio Dokter Umum per 100.000 penduduk 9,72 12 11,77 40 Meningkat
13. Rasio Bidan per 100.000 penduduk 32,57 45 36,9 100 Meningkat
14. Rasio Perawat per 100.000 penduduk 54,10 80 65,13 117,5 Meningkat
Tabel 2.13.
Tabel.2.14
Tabel 2.15
Panjang Jalan Di Kabupaten Sanggau Dirinci Menurut
Keadaan Jalan Tahun 2006-2007
Tabel 2.15 Luas Panen dan Produksi Tanaman Padi Kabupaten Sanggau Tahun 2009....
Tabel 2.16
Luas Panen dan Produksi Tanaman Padi
Kabupaten Sanggau Tahun 2009
Tabel 2.17
Luas Panen dan Produksi Sayur-sayuran
Kabupaten Sanggau Tahun 2009
merupakan daerah yang potensial bahan galian yang memungkinkan untuk untuk dikelolah
lebih lanjut sehingga mempunyai nilai ekonomis. Bahan galian tersebut terdiri dari bagan
galian (emas, Bauksit,Zirkon dan Biji besi).
Kedepan diharapkan potensi-potensi yang masih terkandung di dalam perut bumi
Kabupaten Sanggau dapat dieksploitasi dengan baik untuk sebesar-besarnya kemakmuran
rakyat, sehingga Kabupaten Sanggau menjadi Kabupaten yang maju, mandiri dan memiliki
pertumbuhan ekonomi yang bagus.
Eksploitasi dan pemanfaatan bahan galian pertambangan harus mendapat perhatian
yang lebih dari para pemangku kepentingan dalam hal ini pemerintah daerah dan investor
dengan tetap mengedepankan prinsip sustainable development serta kepentingan masyarakat,
sehingga nantinya tidak akan memunculkan permasalahan dan ketidaksesuaian dengan
kehendak masyarakat.
2.1.2.9. Perkebunan
Pengembangan sub sektor perkebunan mendapat perhatian yang lebih serius untuk
menunjang program pembangunan perekonomian regional sebagai konsekuensi adanya
peningkatan pendapatan dan pertambahan penduduk, serta meningkatnya kesadaran akan gizi
masyarakat yang cukup pesat. Khususnya untuk daerah Kabupaten Sanggau yang sampai saat
BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah | 29
RPJPD Kabupaten Sanggau TA.2005 - 2025
ini masih merupakan tulang punggung perekonomian daerah, baik sebagai penghasil nilai
tambah dan devisa, maupun sumber penghasilan atau penyedia lapangan kerja sebagian besar
penduduknya. Untuk menunjang peningkatan tersebut perlu adanya usaha-usaha peningkatan
produksi yang lebih intensif, baik melalui usaha pemanfaatan sentra-sentra produksi yang
telah ada maupun dengan pengembangan sentrasentra produksi di daerah-daerah baru.
Perkebunan di Kabupaten Sanggau relatif merata dan menyebar di seluruh wilayah
kabupaten, dengan jenis tanaman yang bervariasi. Tanaman perkebunan yang menjadi
komoditi unggulan adalah kelapa sawit kemudian diikuti dengan komoditi lain seperti karet,
kopi, kakao, lada, kelapa sawit dan kelapa hibrida. Selain itu terdapat juga komoditas lain
yang juga diusahakan oleh rakyat namun jumlahnya relatif kecil. Usaha perkebunan di
Kabupaten Sanggau diusahakan sendiri oleh perkebunan rakyat dan beberapa perusahaan
swasta yang mengolah hasil perkebunan tersebut, sehingga hasil perkebunan selalu dibawa
atau diolah di luar kabupaten. Namun, dengan perkembangan kegiatan perkebunan terutama
untuk komoditi kelapa sawit, telah mampu menarik investor untuk menanamkan modalnya di
Kabupaten Sanggau. Untuk tanaman perkebunan lainnya, seperti komoditi kelapa dalam,
kakao, lada, dan kelapa sawit mengalami penurunan produksi bila dibandingkan dengan
tahun sebelumnya. Sedangkan tanaman perkebunan komoditi kelapa hibrida dan kopi
mengalami peningkatan setiap tahunnya.
Kedepan diharapkan hasil panen kebun kelapa sawit dapat ditampung dan diolah di
Kabupaten Sanggau, sehingga secara langsung akan mempengaruhi peningkatan daya beli
masyarakat yang berdampak positif terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat. Lokasi
perkebunan di Kabupaten Sanggau tersebar di masing-masing kecamatan, dimana pada
masing-masing kecamatan memiliki perkebunan yang luasnya bervariasi antara satu
kecamatan dengan kecamatan yang lain. Untuk menunjang peningkatan tersebut perlu adanya
usaha-usaha peningkatan produksi yang lebih intensif, baik melalui usaha pemanfaatan
sentra-sentra produksi yang telah ada maupun dengan pengembangan sentra-sentra produksi
di daerah-daerah baru.
Tabel 2.17 Luas Areal Produksi Tanamn Kakao Kabupaten Sanggau Tahun 2009...
Tabel 2.18
Luas Areal Produksi Tanaman Kakao
Kabupaten Sanggau Tahun 2009
Tabel 2.18 Luas Areal Produksi Tanaman Kakao Kabupaten Sanggau Tahun 2009...
Tabel 2.18
Luas Areal dan Produksi Tanamn Lada
Kabupaten Sanggau Tahun 2009
Tabel 2.19 Luas Areal dan Produksi Tanaman Kopi Kabupaten Sanggau Tahun 2009...
Tabel 2.19
Luas Areal dan Produksi Tanaman Kopi
Kabupaten Sanggau Tahun 2009
Tabel 2.20 Luas Areal dan Produksi Tanaman Karet Kabupaten Sanggau Tahun 2009...
Tabel 2.20
Luas Areal dan Produksi Tanaman Karet
Kabupaten Sanggau Tahun 2009
Tabel 2.20 Luas Areal dan Produksi Kelapa Hibrida Kabupaten Sanggau Tahun 2009...
Tabel 2.20
Luas Areal dan Produksi Kelapa Hibrida
Kabupaten Sanggau Tahun 2009
Pada tahun 2009 populasi ternak unggas mengalami peningkatan, yaitu ayam buras
tercatat mencapai 369.653 ekor, ayam rassebanyak 102.500 ekor, dan populasi itik sebanyak
12.565 ekor, Dengan demikian, jika dilihat secara keseluruhan ternak unggas untuk tahun
2009 tercatat sebanyak 484.718 ekor. Peternakan Kabupaten Sanggau bahwa pada tahun
2009 untuk golongan ternak besar, sapi tercatat sebanyak 11.572 ekor. Untuk golongan
ternak kecil, ternak yang terbanyak adalah babi, yaitu mencapai 24.772 ekor. Sedangkan
untuk populasi kambing tahun 2009 tercatat 5.978 ekor.
2.1.2.11. Perikanan
2.1.2.12. Pariwisata
Di bidang kepariwisataan, Kabupaten Sanggau memiliki potensi dan daya tarik wisata
yang dapat dikelola dan dikembangkan sebagai salah satu potensi yang mampu memberikan
value added bagi daerah sehingga akan dapat menjadi media promosi bagi daerah agar
dikenal baik dalam lingkup lokal, nasional bahkan internasional. Tentunya apabila potensi
wisata ini dikembangkan secara maksimal akan mampu menarik wisatawan datang dan
menikmati kekayaan alam, yang akan memberikan kontribusi bagi peningkatan pendapatan
daerah yang secara langsung maupun tidak langsung sektor perekonomian juga akan
menggeliat dan berdampak positif bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Strategi pengembangan kawasan pariwisata berbasis lingkungan dan budaya yang
berdaya saing, antaranya dengan cara :
a. Mengembangkan kawasan pariwisata alam yang terdapat di wilayah Kabupaten
Sanggau umumnya;
b. Mengembangkan kawasan pariwisata budaya yang terintegrasi dengan destinasi
wisata budaya lainnya di Provinsi Kalimantan Barat;
c. Mengembangkan prasarana dan sarana pendukung kegiatan wisata terutama di kota
Sanggau dan Entikong; dan
Pariwisata yang berada di kabupaten Sanggau meliputi Air Terjun Pancur Aji,Batu
Posok, Sanggau Permai, Danau Belimbing, Air Terjun tekosing & Embaloh, Sumber Air
Panas Sipant Lotup, Air Terjum/Riam Domun, Danau Padong Pangeran Mas, Air Terjun
Paonti Tapau, Air Terjun, Goa Batu Tang, Air Terjun, Goa Batu, Air Terjun Sungai Embas,
Air Terjun Sungai Teragah, Danau Lait / Terentang dan Gunung Tiong Kandang.
Dari 17 obyek wisata alam tersebut, baru obyek wisata Pancur Aji yang mulai
dikembangkan. Obyek ini merupakan kawasan hutan alami dengan luas ± 1.154 Ha, terdapat
22 air terjun dengan ketinggian dan lebar beragam, hutan tengkawang dan berbagai macam
flora unik dan beberapa sungai yang mempunyai arus deras dan riam – riam yang dapat
dimanfaatkan untuk kegiatan arung jeram. Dilokasi ini dilakukan pembenahan sarana dan
prasarana pendukung seperti fasilitas jalan menuju lokasi sepanjang 6 Km dengan kondisi
aspal. Disamping itu kandang-kandang untuk satwa sudah diisi dengan binatang-binatang
seperti orang utan, pelanduk/kancil, buaya dan lain- lain.
I. Jenis Permukaan
a. Diaspal 262 140 344 850 76 112 61 190 314 978 319 779 16 860 16 860
b. Kerikil 37 010 8 100 18 178 33 100 287 792 295 145 113 047 116 422
c. Tanah 53 800 - - - 261 870 247 065 716 639 717 636
d. Lainnya (rigid) - - - - 2 700 5 352 7 937 8 565
Jumlah / Total 352 950 352 950 94 290 94 290 867 340 867 340 854 483 859 483
Jumlah / Total 352 950 352 950 94 290 94 290 867 340 867 340 854 483 859 484
Jumlah / Total 352 950 353 950 94 290 95 290 867 340 867 340 854 483 859 484
Kabupaten Sanggau relatif belum dimanfaatkan secara optimal, baik untuk kebutuhan air
maupun sebagai prasarana transportasi.
BAB III
ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS DAERAH
Analisis isu-isu strategis merupakan bagian penting dan sangat menentukan dalam proses
penyusunan rencana pembangunan daerah baik itu dalam jangka panjang maupun jangka pendek.
Hal ini dikarenakan identifikasi isu yang tepat dan bersifat strategis mampu meningkatkan
akseptabilitas prioritas pembangunan, dapat dioperasionalkan dan secara moral maupun etika
birokrasi dapat dipertanggungjawabkan. Analisis terhadap isu strategis sebagai bagian dari
perencanaan pembangunan daerah dimaksudkan agar organisasi dalam pelaksanaan rencana
pembangunan senantiasa mampu menyelaraskan diri dengan lingkungan. Mengingat pentingnya
analisis tersebut, maka perhatian kepada mandat dari masyarakat dan lingkungan eksternalnya
merupakan perencanaan dari luar ke dalam yang tidak boleh diabaikan.
Isu strategis merupakan kondisi atau hal yang harus diperhatikan atau dikedepankan
dalam perencanaan pembangunan karena dampaknya yang signifikan bagi pemerintahan daerah
dan masyarakat di masa datang. Karena isu strategis adalah kondisi atau hal yang bersifat
penting, mendasar, berjangka panjang, mendesak, bersifat kelembagaan/keorganisasian dan
menentukan tujuan organisasi/institusi di masa yang akan datang. Dengan demikian, kondisi
penting tersebut apabila tidak diantisipasi maka akan menimbulkan kerugian yang lebih besar
atau sebaliknya, apabila tidak dimanfaatkan maka menghilangkan peluang untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat dalam jangka panjang.
Isu strategis dalam jangka panjang sekurang-kurangnya memenuhi kriteria sebagai
berikut :
1. Memiliki pengaruh yang besar/signifikan terhadap pencapaian sasaran pembangunan
nasional maupun daerah;
2. Merupakan tugas dan tanggung jawab pemerintah daerah;
3. Memiliki dampak yang ditimbulkan terhadap daerah dan masyarakat;
4. Memiliki daya ungkit yang signifikan pembangunan daerah; dan
5. Kemungkinan atau kemudahannya untuk ditangani.
Penyajian analisis terhadap isu strategis daerah dapat dijelaskan meliputi permasalahan
pembangunan daerah dan isu strategis.
BAB III Analisis Is- isu Strategi Daerah | 40
RPJPD Kabupaten Sanggau TA.2005 - 2025
A. Bidang Pemerintahan
Seiring bergulirnya otonomi daerah yang memberikan kewenangan lebih besar kepada
daerah untuk mengelola sendiri pemerintahannya, maka upaya peningkatan kualitas pelayanan
kepada masyarakat dalam bidang pemerintahan harus diutamakan oleh pemerintah daerah.
Meskipun usia peraturan perundangan yang mengawali diterapkannya otonomi daerah sudah
tidak muda lagi, namun masih banyak ditemui permasalahan berkaitan dengan pelayanan yang
diberikan dalam pemerintahan, mulai dari pembangunan yang kurang maksimal, pelayanan
publik yang masih menuai keluhan dari masyarakat, dan permasalahan lainnya.
Kondisi ini dipengaruhi oleh masih rendahnya kualitas sumber daya manusia di bidang
perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan dalam menjalankan mekanisme pembangunan daerah
serta belum optimalnya perbaikan dan peningkatan kualitas pelayanan publik. Disamping itu
belum optimalnya pembangunan “capacity building” institusi-institusi pemerintahan sehingga
kurang berperan dalam alokasi sumber daya secara efektif dan efisien.
Tantangan dalam bidang pemerintahan dihadapkan Pemerintah Kabupaten Sanggau untuk
terus melakukan reformasi birokrasi untuk memenuhi perkembangan kebutuhan dalam
memberikan pelayanan kepada masyarakat, dan untuk mempermudah aparat pemerintah daerah
dalam melaksanakan tugas dan fungsinya. Reformasi birokrasi juga bertujuan untuk menciptakan
tata pemerintahan yang baik (good governance) dengan memperhatikan kebutuhan kecamatan
(desa), sehingga kecamatan (desa) yang terdapat di Kabupaten Sanggau masih merasa
memperoleh manfaat berada dalam (orbit) Kabupaten Sanggau. Tantangan ke depan yang
dihadapi adalah penciptaan tata kelola pemerintahan yang baik mengingat isu ini sudah menjadi
isu yang hangat dan prioritas termasuk dalam skala nasional.
B. Bidang Perekonomian
Pembangunan berbasis kewilayahan yang telah dilaksanakan selama ini telah dapat
mendorong kerja sama pembangunan antardaerah secara sinergis, sehingga dapat mendorong
daya saing wilayah. Tantangan pembangunan kewilayahan ke depan adalah meningkatnya
kesenjangan pembangunan antardaerah akibat bervariasinya dan terbatasnya potensi sumber
daya alam daerah, sehingga perlu diupayakan pengembangan berbagai potensi daerah termasuk
pengembangan sumber energi alternatif. Selain itu, tantangan dalam bidang ekonomi adalah
mengantisipasi terjadinya transformasi ekonomi dari sektor primer ke sektor sekunder (sektor
industri/pengolahan), atau bahkan ke sektor tersier (sektor jasa).
Pembangunan ekonomi Kabupaten Sanggau sampai saat ini telah menunjukkan adanya
peningkatan yang cukup signifikan, namun masih belum dapat meningkatkan kesejahteraan
masyarakat dan menciptakan lapangan pekerjaan secara memadai. Oleh karena itu, tantangan
pembangunan ekonomi pada dua puluh tahun ke depan adalah meningkatkan pertumbuhan
ekonomi yang tinggi dan berkualitas yang mampu meningkatkan pendapatan perkapita serta
pemerataan sehingga secara bertahap kesejahteraan masyarakat pada akhir periode pembangunan
dapat mencapai tingkat kesejahteraan minimal setara dengan Kabupaten/kota maju di Indonesia.
Pembangunan ekonomi di Kabupaten Sanggau apabila dilihat secara makro dengan
memperhatikan berbagai aspek diantaranya tingkat daya beli masyarakat, dapat dikatakan sudah
ada kemajuan meskipun masih jauh dari cita-cita yang diharapkan yaitu mewujudkan
perekonomian yang tangguh dan mensejahterakan seluruh lapisan masyarakat. Tantangan besar
untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang lebih maju dan berkualitas secara berkelanjutan
untuk mewujudkan secara nyata peningkatan kesejahteraan sekaligus mengurangi ketertinggalan
dari kabupaten lain yang lebih maju. Untuk itu upaya peningkatan dan penguatan pondasi
perekonomian daerah harus terus diupayakan sehingga nantinya daerah dapat keluar dari
keterpurukan dan bahkan memenangi persaingan.
Perekonomian Kabupaten Sanggau di dominasi oleh sektor pertanian dengan kontribusi
PDRB yang berkisar pada 36.23% (tahun 2009), dominasi sektor pertanian tersebut ternyata
tidak di ikuti dengan tingginya produktivitas pertanian di Kabupaten Sanggau dikarenakan
rendahnya kualitas SDM dan kurangnya infrastruktur baik secara fisik (sarana dan prasarana
produksi, transportasi dan komunikasi) maupun non fisik (kelembagaan pemasaran).
Meningkatnya jumlah penduduk, alih fungsi lahan, ekplorasi lahan secara berlebihan, dan
terjadinya berbagai bencana alam dapat menganggu ketahanan pangan wilayah dan masyarakat.
Tantangan ke depan adalah mengantisipasi, mengendalikan, dan mengurangi secara bertahap
permasalahan-permasalahan di atas, serta terus berupaya meningkatkan produktivitas hasil-hasil
pertanian secara berkelanjutan.
Eksplorasi terhadap kehidupan ekonomi domestik perlu diperhatikan lebih jauh, seperti
rencana eksplorasi pertambangan dan industri lainnya di daerah Tayan Hilir Kabupaten Sanggau.
Di satu sisi kemampuan SDM, finansial dan peralatan lokal belum mampu untuk melakukan
eksplorasi secara besar-besaran, maka peluang tersebut dimanfaatkan oleh pihak luar daerah
untuk melakukan eksplorasi tersebut. Kabupaten Sanggau mempunyai wilayah yang berbatasan
langsung dengan negara Malaysia, dan mempunyai pintu gerbang PPLB Entikong yang juga
sebagai gerbang aktivitas ekonomi dan perdagangan dengan negara tetangga dan era globalisasi
hingga membanjirnya produk Malaysia dan China yang murah a memberikan pukulan terhadap
pengusaha kecil/ menengah domestik karena kalah bersaing terhadap murahnya harga produk
barang/jasa yang dihasilkan.
Sumber daya manusia sebagai faktor utama penentu berjalan atau tidaknya pembangunan
di Kabupaten Sanggau masih relatif rendah sehingga berpengaruh pada kreativitas dan
produktivitas yang juga rendah. Hal ini sudah seharusnya mendapatkan porsi perhatian yang
lebih dari Pemerintah Daerah. Upaya peningkatan kualitas SDM khususnya pada instansi
pemerintah maupun masyarakat secara umum harus terus dilakukan, mengingat sebaik apapun
program yang direncanakan dan secanggih apapun teknologi yang diterapkan tidak akan dapat
berdaya guna dan berhasil guna secara maksimal apabila tidak didukung oleh sumber daya
manusia yang berkualitas.
Secara makro beberapa indikator peningkatan kualitas sumber daya manusia diantaranya
kependudukan, pendidikan dan kesehatan telah menunjukkan kemajuan meskipun masih jauh
dari yang diharapkan. Pada tahun 2005 jumlah penduduk Kabupaten Sanggau sebesar 374.022
jiwa dengan laju pertumbuhan (Growth Rate) penduduk dari tahun 2005- 2009 adalah sebesar
1,06 %. Dengan demikian, 20 (dua puluh) tahun ke depan diperkirakan jumlah penduduk akan
mengalami pertambahan yang cukup signifikan. Untuk itu pengendalian terhadap kuantitas dan
laju pertumbuhan penduduk tetap perlu diperhatikan guna menciptakan komposisi pertumbuhan
penduduk yang seimbang dan merata dalam rangka mendukung terjadinya nilai tambah
demografis yang ditandai dengan jumlah penduduk usia produktif lebih besar dari pada jumlah
penduduk usia non produktif. Kondisi tersebut perlu ditargetkan secara optimal untuk
meningkatkan kualitas sumber daya manusia, daya saing dan kesejahteraan rakyat.
Pada bidang pendidikan masih banyak ditemui permasalahan diantaranya sarana dan
prasarana serta kebijakan terkait peningkatan kualitas pendidikan yang masih belum optimal.
Tantangan ke depan yang dihadapi antara lain adalah penyediaan layanan pendidikan yang
berkualitas untuk meningkatkan proporsi jumlah penduduk yang menyelesaikan pendidikan
dasar sampai ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi; penurunan penduduk yang buta aksara;
menurunnya kesenjangan pendidikan antara yang kaya dan miskin, di desa maupun di perkotaan
serta antar jenis kelamin. Tantangan lain adalah meningkatkan kualitas dan relevansi pendidikan
sesuai dengan kebutuhan pasar sehingga pendidikan yang dijalankan dapat mendorong dan
berperan dalam pembangunan daerah termasuk dalam mengembangkan nilai-nilai budaya dan
moral.
Dalam bidang kesehatan masih ditemui kurangnya sarana dan akses pelayanan serta tenaga
kesehatan baik itu tenaga medis, dokter maupun dokter spesialis. Tantangan ke depan yang
dihadapi dalam rangka mendukung pencapaian tujuan pembangunan adalah mengurangi
kesenjangan status kesehatan masyarakat dan akses terhadap pelayanan kesehatan antarwilayah,
tingkat sosial ekonomi, gender; meningkatkan jumlah dan penyebaran tenaga kesehatan; dan
meningkatkan akses terhadap fasilitas kesehatan.
Sektor pertanian mampu memberikan kontribusi PDRB setiap tahunnya, namun kondisi
tersebut masih belum mampu mendongkrak peningkatan produktivitas sektor pertanian secara
keseluruhan serta belum mampu memberikan nilai tambah produk pertanian, sehingga pada saat
yang sama juga masih menjadi penyumbang tingginya angka kemiskinan di Kabupaten Sanggau.
Selain itu masih belum optimalnya penggunaan teknologi serta masih rendahnya sarana dan
prasarana juga terbatasnya modal kerja dan manajemen pengelolaan menjadi permasalahan yang
harus terus diupayakan penyelesaiannya.
Dilihat dari aspek geografis dan demografi, wilayah Kabupaten Sanggau sangat strategis,
terletak pada jalur lalu lintas yang menghubungkan Provinsi Kalimantan Barat dengan Sarawak
Malaysia bagian timur. Namun potensi tersebut belum bisa dimanfaatkan secara maksimal
dikarenakan masih minimnya kemampuan masyarakat di Kabupaten Sanggau untuk bergerak
dalam bidang jasa dan perdagangan, yang dipengaruhi oleh rendahnya tingkat produksi baik jasa
maupun barang terutama dari segi kualitas. Selain itu akses terhadap permodalan juga menjadi
pemicu rendahnya produktivitas masyarakat di Kabupaten Sanggau. Kedepan diharapkan dengan
potensi yang baik tersebut, pembangunan di bidang jasa dan perdagangan dapat menjadi salah
satu solusi yang tepat untuk meningkatkan pendapatan asli daerah sehingga berdampak positif
pada peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Kabupaten Sanggau memiliki potensi yang relatif besar di sektor sumber daya alam.
Namun demikian, tantangan 20 tahun ke depan adalah bagaimana mengelola sumber daya
tersebut secara berkelanjutan dengan tiga pilar, yaitu secara ekonomi feasible, secara sosial
acceptable dan ramah lingkungan. Hal ini dikarenakan kesadaran masyarakat masih rendah
dalam pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup, sehingga menyebabkan belum
optimalnya kapasitas pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup serta pengendalian
pencemaran dan perusakan lingkungan hidup masih belum berjalan secara maksimal.
Kedepannya diperlukan langkah riil dan strategis dalam pengelolaan sumber daya alam yang
selalu memelihara dan menjaga keserasian dan kelestariannya dengan melakukan reformasi
kebijakan dalam penanganannya, peningkatan kesadaran masyarakat secara menyeluruh dan
kontinyu. Dilakukannya pemantapan kawasan lindung mengacu kepada kawasan lindung yang
ditetapkan oleh Nasional dan Provinsi serta ditetapkan oleh Kabupaten dengan muatan kearifan
lokal.
Kabupaten Sanggau mempunyai wilayah yang termasuk kedalam daerah rawan bencana
(ring of fire) tentunya harus mengupayakan secara optimal mitigasi bencana dengan peningkatan
kualitas informasi bencana alam serta kapasitas adaptasi dan mitigasi bencana alam. Hal ini
penting sebagai upaya mempersiapkan secara dini terhadap kemungkinan terjadinya bencana
alam agar dapat mengurangi resiko yang ditimbulkan.
Dalam upaya menjaga konsistensi ketataruangan di masa yang akan datang diperlukan
berbagai langkah sebagai berikut:
1. Penegakan disiplin dan aturan hukum yang mengikat kepada seluruh pihak baik
pemerintah, masyarakat maupun dunia usaha;
2. Meningkatkan sinkronisasi perencanaan tata ruang antar level pemerintah; dan
3. Meningkatkan kompetensi kinerja aparat pengendali tata ruang dan pertanahan dengan
melibatkan komponen masyarakat; serta
4. Meningkatkan pengawasan yang efektif melalui sistem dan prosedur monitoring dan
evaluasi yang jelas.
Kabupaten Sanggau memiliki potensi pariwisata yang cukup banyak untuk dikembangkan
sebagai salah satu upaya percepatan pembangunan daerah, baik pariwisata pegunungan, wisata
danau maupun wisata sungai. Namun sampai saat ini perencanaan dan pengembangan potensi
wisata masih belum optimal, belum terpadu dan belum terintegrasi serta belum didukung sarana
dan prasarana yang memadai serta kegiatan promosi wisata belum optimal. Tantangan ke depan
adalah mengembangkan pengelolaan potensi wisata yang ada sehingga mampu menjadi salah
satu sumber pendapatan asli daerah yang dapat dipergunakan untuk sebesar-besarnya
meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Dalam bidang kebudayaan, Kabupaten Sanggau memiliki beraneka ragam budaya yang
tentunya memerlukan perhatian dan pembinaan sehingga dapat dikembangkan sebagai upaya
pengembangan kreativitas masyarakat.
Di bidang teknologi, peningkatan kemampuan dalam penguasaan dan penerapan teknologi
dan informasi menjadi hal yang sangat penting. Hal ini dikarenakan derasnya arus globalisasi
telah membuka peluang meningkatnya persaingan. Dengan penguasaan teknologi informasi
diharapkan mampu memainkan peranan penting dalam memenuhi kebutuhan masyarakat dalam
berbagai hal. Tantangan ke depan diantaranya adalah meningkatkan ketersediaan kuantitas dan
kualitas sumber daya ilmu pengetahuan, teknologi informasi baik SDM, sarana prasarana
maupun pembiayaan, serta pengembangan budaya iptek di tengah masyarakat.
Isu strategis merupakan salah satu pengayaan analisis dinamika lingkungan eksternal
terhadap proses perencanaan yang memiliki karakteristik bersifat penting, mendasar, berjangka
panjang, mendesak, bersifat kelembangaan/ keorganisasian untuk menentukan tujuan di masa
yang akan datang. Beberapa isu strategis daerah sebagai modal dasar pencapaian tujuan
pembangunan Kabupaten Sanggau sebagai berikut:
Tata kepemerintahan yang baik (good governance) merupakan suatu konsepsi tentang
penyelenggaraan pemerintahan yang bersih, demokratis dan efektif, serta didalamnya mengatur
pola hubungan yang sinergis dan kostruktif antara pemerintah, dunia usaha swasta dan
masyarakat. Tata kepemerintahan yang baik meliputi tata kepemerintahan untuk sektor publik
(good public governance) yang merujuk pada lembaga penyelenggara negara (eksekutif,
legislatif dan yudikatif) dan adanya partisipasi aktif dari masyarakat (civil society). Para pihak
inilah yang sering disebut sebagai 3 (tiga) pilar penyangga penyelenggaraan pemerintahan yang
baik. Secara umum terdapat 4 (empat) prinsip utama dalam tata kepemerintahan yang baik, yakni
transparansi, partisipasi, penegakan hukum dan akuntabilitas.
Secara geografis, Kabupaten Sanggau termasuk dalam daerah yang rawan terhadap
bencana. Ke depan perlu dilakukan langkah-langkah riil sebagai antisipasi terhadap terjadinya
bencana banjir dan longsor sehingga dapat meminimalisir resiko yang ditimbulkannya.
Peningkatan kualitas informasi bencana alam serta kapasitas adaptasi dan mitigasi bencana alam
adalah hal yang mutlak dilakukan oleh pemerintah daerah.
sehat dan berkualitas. Untuk itu penyediaan dan peningkatan serta pemeliharaan sarana dan
prasarana pelayanan pendidikan dan kesehatan menjadi kebutuhan yang harus dipenuhi.
Pengaturan tata ruang kewilayahan perlu dilakukan agar pembangunan berkelanjutan yang
proporsional dengan memegang teguh prinsip keserasian dan keselarasan dengan
alam/lingkungan dapat terus dilakukan. Pengembangan wilayah dan penataan ruang
dimaksudkan untuk menjaga konsistensi antara perencanaan, pemanfaatan dan pengendalian
ruang, pengembangan pusat-pusat pertumbuhan yang meliputi wilayah berpotensi dapat
dilakukan pemekaran kecamatan maupun kabupaten, mengurangi kesenjangan pembangunan,
penetapan kawasan-kawasan strategis, serta perencanaan alih fungsi lahan.
Masih rendahnya dan masih belum stabilnya serta belum meratanya pertumbuhan ekonomi
di Kabupaten Sanggau, perlu menjadi perhatian yang serius bagi pemerintah daerah sehingga
pertumbuhan ekoonomi dapat mengarah pada peningkatan. Pertumbuhan ekonomi di Kabupaten
Sanggau pada 20 (dua puluh) tahun ke depan diharapkan dapat menunjukkan geliat pertumbuhan
yang signifikan, karena semakin tinggi pertumbuhan ekonomi suatu daerah, mengindikasikan
semakin tingginya tingkat kesejahteraan daerah tersebut.
Isu pembangunan ke depan terutama dalam bidang ekonomi, tidak hanya diarahkan pada
pertumbuhan ekonominya saja tetapi juga dari sisi pemerataannya (equity), sehingga
kesejahteraan masyarakat secara luas tidak hanya akan terwujud dengan pertumbuhan ekonomi
saja tetapi distribusi pendapatan akan merata ke setiap masyarakat.
Pelaksanaan pembangunan sangat dipengaruhi oleh kualitas sumber daya manusia (SDM),
karena SDM yang berkualitas akan mampu menyumbangkan produktivitas dan kreativitas yang
baik. Untuk itu peningkatan kualitas SDM harus dilakukan secara terus menerus sebagai modal
dasar keberhasilan pelaksanaan pembangunan. Selain itu, kualitas SDM juga memberikan efek
yang positif bagi peningkatan kinerja dan etika sehingga secara otomatis akan mampu menekan
praktik-praktik korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN).
BAB IV
VISI DAN MISI DAERAH
Perumusan visi dan misi dalam dokumen Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah
(RPJPD) sangat penting karena mencerminkan keadaan yang diinginkan dan diharapkan dari
hasil pembangunan daerah Kabupaten Sanggau dalam 20 (dua puluh) tahun mendatang.
Visi merupakan rumusan mengenai keadaan yang diinginkan pada akhir periode
perencanaan. Sejalan dengan tujuan pembangunan pada umumnya yaitu mensejahterakan
masyarakat lahir dan bathin, strategi pembangunan yang dilakukan di Kabupaten Sanggau
menempatkan pembangunan daerah yang bertumpu pada agroindustri serta pengembangan
kualitas sumber daya manusia menjadi landasan dan modal dasar serta titik awal guna menuju
kemajuan dan kesejahteraan yang dicita-citakan pada 20 (dua puluh) tahun ke depan. Atas dasar
kondisi Kabupaten Sanggau saat ini, tantangan yang dihadapi dalam 20 (dua puluh) tahun
mendatang dengan memperhitungkan modal dasar yang dimiliki dan amanat pembangunan yang
tercantum dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945,
maka visi pembangunan Kabupaten Sanggau tahun 2005-2025 adalah:
Sanggau,
Kabupaten Sanggau dapat diartikan sebagai suatu daerah otonom. Daerah otonom adalah
kesatuan masyarakat hukum beserta semua potensi yang dimiliki dan yang mempunyai batas-
batas wilayah yang berwenang mengatur dan mengurus urusan pemerintahan dan kepentingan
masyarakat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat dalam sistem Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
Mandiri,
Kemandirian merupakan konsep yang dinamis karena mengenali bahwa kehidupan dan kondisi
saling ketergantungan senantiasa berubah, baik konstelasinya, perimbangannya, maupun nilai-
nilai yang mendasari dan memengaruhinya. Sikap kemandirian harus dicerminkan dalam setiap
aspek kehidupan, baik ekonomi, hukum, politik, maupun sosial budaya. Kemandirian yang
demikian adalah paham yang proaktif dan bukan reaktif atau defensif yang tercermin antara lain
pada ketersediaan sumber daya manusia yang berkualitas dan mampu memenuhi tuntutan
kebutuhan pembangunan daerahnya; untuk membangun pemerintah daerah yang mandiri mutlak
harus dibangun kemajuan ekonomi melalui peningkatan daya saing; kemandirian aparatur
pemerintah dan aparatur penegak hukum dalam menjalankan tugasnya; kemampuan pembiayaan
pembangunan daerah yang makin kokoh; serta kemampuan memenuhi sendiri kebutuhan
pokoknya.
Maju,
Artinya bahwa pelaksanaan pembangunan daerah senantiasa dilandasi dengan keinginan bersama
untuk mewujudkan masa depan yang lebih baik pada bidang ekonomi, infrastruktur, sosial dan
budaya, politik, pertahanan dan keamanan dengan didukung oleh sumber daya manusia yang
unggul dan berdaya saing tinggi, berperadaban tinggi, profesional serta berwawasan ke depan
yang luas. Maju juga diarahkan pada terbentuknya daerah yang mampu mengelola segenap
potensi sumber dayanya namun tetap mengedepankan pentingnya kerja sama dan sinergitas
dengan kabupaten lain. Beberapa indikasi keberhasilan kemajuan pemerintah daerah dalam
segala bidang.
Demokratis,
Demokratis dalam arti bahwa masyarakat mempunyai hak yang sama baik dalam melaksanakan
maupun menikmati hasil pembangunan. Pembangunan haruslah dilaksanakan dari masyarakat,
oleh masyarakat dan untuk masyarakat. Keadilan ini harus tercermin pada semua aspek
kehidupan. Semua masyarakat mempunyai kesempatan yang sama dalam meningkatkan
taraf hidupnya dan memperoleh lapangan pekerjaan, mendapatkan pelayanan sosial, pendidikan
dan kesehatan, mengemukakan pendapat dan melaksanakan hak politiknya, mengamankan dan
mempertahankan negara, perlindungan dan kesamaan di depan hukum, transparansi,
akuntabilitas dan pelayanan publik yang efektif dan efisien serta tidak ada diskriminasi dalam
bentuk apapun, baik antar individu, gender dan daerah.
Sejahtera,
Sejahtera dapat ditunjukan dengan kondisi kemakmuran suatu masyarakat, yakni masyarakat
yang terpenuhi kebutuhan ekonomi (materiil) maupun sosial (spiritual). Dengan kata lain
kebutuhan dasar masyarakat Kabupaten Sanggau telah dapat terpenuhi secara lahir dan batin
dengan prinsip adil dan merata. Beberapa indikasi kondisi kesejahteraan masyarakat Kabupaten
Sanggau adalah dengan tercapainya pertumbuhan ekonomi yang berkualitas dan
berkesinambungan; menurunnya tingkat kemiskinan; menurunnya tingkat pengangguran;
meningkatnya perlindungan dan kesejahteraan sosial masyarakat; meningkatnya kualitas hidup
sumber daya manusia yang ditandai dengan terpenihinya hak social masyarakat yang mencakup
pelayanan dasar; sehingga secara keseluruhan mampu meningkatkan Indeks Pembangunan
Manusia (IPM).
pokok yang didukung dengan swasembada pangan dan yang disertai dengan tersedianya
instrumen jaminan pangan pada tingkat masyarakat; dan semakin optimalnya
pemanfaatan aset dan produk daerah yang berdaya saing tinggi sebagai sumber-sumber
kekayaan daerah.
3. Mewujudkan Kehidupan Politik dan Tata Pemerintahan yang Baik dengan
didukung oleh Kompetensi dan Profesionalitas serta bebas dari Praktek Korupsi,
Kolusi dan Nepotisme (KKN) yang ditandai dengan semakin meningkatnya kinerja
penyelenggaraan tata pemerintahan yang baik didukung dengan peningkatan
profesionalisme aparatur daerah, peningkatan kualitas pelayanan publik sesuai dengan
standar mutu pelayanan yang berorientasi pada terciptanya kepuasan masyarakat,
pengembangan sistem dan iklim demokrasi pada berbagai aspek kehidupan politik,
peningkatan kemampuan dan kemandirian daerah dalam mendukung pembangunan
daerah, penguatan kelembagaan lokal yang mampu mengakomodasi tuntutan perubahan
dan berperan aktif dalam pembangunan daerah, dan peningkatan hubungan kerja sama
yang saling menguntungkan dengan berbagai pihak pada tingkat lokal, nasional, dan
internasional. Selain itu dapat mewujudkan keberhasilan otonomi daerah yang seimbang
yang didukung oleh stakeholders dalam mempercepat kesejahteraan rakyat dan pelayanan
umum.
4. Mewujudkan Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup dengan
Tetap Menjaga Kelestarian Fungsinya dalam Menopang Kehidupan yang ditandai
dengan meningkatnya pengelolaansumber daya alam yang berorientasi pada pelestarian
lingkungan hidup dan mengurangi laju pemanasan global; meningkatnya kualitas dan
pengelolaan kekayaan keragaman jenis dan kekhasan sumber daya alam untuk
mewujudkan nilai tambah, daya saing, dan modal pembangunan daerah; meningkatnya
kesadaran, sikap mental, dan perilaku masyarakat dalam pengelolaan sumber daya alam
dan lingkungan, serta mengurangi risiko bencana alam.
5. Mewujudkan kehidupan masyarakat yang sejahtera, aman, damai, dan bersatu
dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) didukung dengan
kepastian hukum dan penegakan HAM serta kesetaraan dan keadilan gender, yang
ditandai dengan semakin berkurangnya kuantitas dan kualitas penyandang masalah
BAB V
ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN
JANGKA PANJANG DAERAH
Sebagai upaya mencapai visi yang telah ditetapkan tersebut, perlu disusu arah kebijakan
pembangunan jangka panjang daerah sehingga apa yang akan dicapai dalam pembangunan
daerah selaras dengan pencapaian tujuan pembangunan nasional. Arah kebijakan pembangunan
jangka panjang daerah merupakan pedoman untuk menentukan tahapan dan prioritas
pembangunan lima tahunan selama 20 (dua puluh) tahun guna mencapai sasaran pokok RPJPD
secara bertahap. Arah kebijakan tersebut merupakan instrumen perencanaan yang memberikan
panduan kepada pemerintah daerah agar lebih terarah dalam menentukan tahapan dan prioritas
pembangunan lima tahunan selama 20 (dua puluh) tahun guna mencapai sasaran pokok RPJPD.
5.1. Sasaran Pokok dan Arah Kebijakan Pembangunan Jangka Panjang Daerah untuk
Masing-Masing Misi
Tujuan pembangunan jangka panjang daerah Kabupaten Sanggau tahun 2005-2025 adalah
mewujudkan Kabupaten Sanggau yang mandiri, maju, adil dan sejahtera sebagai landasan bagi
tahap pembangunan berikutnya menuju masyarakat adil dan makmur dalam Negara Kesatuan
Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945. Sebagai ukuran tercapainya Kabupaten Sanggau yang mandiri, maju, adil
dan sejahtera pembangunan daerah dalam dua puluh tahun mendatang diarahkan pada
pencapaian sasaran-sasaran pokok sebagai berikut.
1. Meningkatkan kuantitas dan kualitas sarana dan prasaran kegiatan perekonomian lokal,
regional dan nasional dan percepatan di wilayah perdesaan dan perbatasan negara.
2. Meningkatnya pertumbuhan ekonomi yang berkualitas dan berkesinambungan sehingga
pendapatan perkapita pada akhir periode pembangunan jangka panjang mencapai tingkat
kesejahteraan setara dengan kabupaten/kota yang maju di Indonesia.
3. Meningkatnya struktur perekonomian yang kokoh berlandaskan keunggulan kompetitif.
BAB IV Visi dan Misi Daerah | 60
RPJPD Kabupaten Sanggau TA.2005 - 2025
5.1.3. Mewujudkan Kehidupan Politik dan Tata Pemerintahan Yang Baik Dengan
Didukung Oleh Kompetensi dan Profesionalitas Serta Bebas Dari Praktek Korupsi,
Kolusi dan Nepotisme (KKN)
5.1.4. Mewujudkan Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup Dengan
Tetap Menjaga Kelestarian Fungsinya Dalam Menopang Kehidupan
5.1.5. Mewujudkan Kehidupan Masyarakat Yang Sejahtera, Aman, Damai, dan Bersatu
Dalam Wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) Didukung Dengan
Kepastian Hukum dan Penegakan HAM Serta Kesetaraan dan Keadilan Gender
5.1.6. Mewujudkan Kawasan Perbatasan Sebagai Beranda Depan Negara Yang Saling
Menguntungkan Antara Kedua Belah Pihak
5.2.1. RPJMD I
A. Tema
Tahun 2005-2009: “Menuju terwujudnya masyarakat Kabupaten Sanggau yang
maju, mandiri, sejahtera dan demokratis sebagai beranda depan Negara dengan
terselenggaranya pemerintahan kabupaten yang baik dan bersih berlandaskan asas
penyelenggaraan pemerintahan yang baik”.
5.2.2. RPJMD II
A. Tema
Tahun 2009-2014: “Menuju terwujudnya masyarakat Kabupaten Sanggau yang
maju, mandiri, sejahtera dan demokarsi sebagai beranda depan Negara dengan
tersedianya sumber daya manusia yang menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi
(IPTEK), beriman, bertaqwa, berakhlak mulia, beradab, demokratis, dan
berbudaya”
A. Tema
Tahun 2014-2019: “Menuju terwujudnya masyarakat Kabupaten Sanggau yang
maju, mandiri, sejahtera dan demokratis sebagai beranda depan Negara dengan
meningkatnya peranan sektor pertanian, perkebunan, pertambangan dan pariwisata
sebagai sektor unggulan dalam pemantapan perekonomian daerah yang berbasis
kerakyatan dan berkesinambungan”..
B. Skala Prioritas Pembangunan
Berlandaskan pelaksanaan, pencapaian, dan sebagai keberlanjutan RPJMD ke-2,
maka RPJMD ke-3 diarahkan untuk lebih memantapkan pembangunan secara
menyeluruh di berbagai bidang dengan meningkatnya peranan sektor pertanian,
pertambangan dan pariwisata sebagai leading sector dalam menggerakan
pembangunan di daerah yang berbasis kerakyatan dan berkesinambungan. Di
samping itu pembangunan diarahkan pula untuk mempertahanankan 3 (tiga) sektor
kebutuhan dasar masyarakat (pendidikan, pelayanan publik dan daya beli
masyarakat.
5.3.4 RPJMD IV
A. Tema
Tahun 2024-2029: “Menuju terwujudnya masyarakat Kabupaten Sanggau yang
maju, mandiri, sejahtera dan demokratis sebagai beranda depan Negara dengan
terciptanya tata pemerintahan yang baik, berkurangnya kemiskinan, tercukupinya
kebutuhan dasar masyarakat, peningkatan perekonomian daerah dengan
memperhatikan kelestarian lingkungan hidup sebagai cermin dari Negara Kesatuan
KeRepublik Indonesia”.
Bahwa pada setiap periode pelaksanaan RPJPD diatas, telah jelas mengenai
perioritas dan tema pembangunan yang akan dilaksanakan, hanya saja perlu tetap
meperhatikan dan secara konsisten menjadikan misi ke 5 dan 6 dari RPJPD ini menjadi
pengarusutamaan pada setiap periode dengan tetap mempertikan perioritas dari masing-
masing periode 5 tahunan tersebut diatas.
Analisis Kebijakan
RPJMD I
Masa berlaku dokumen RPJPD ditetapkan selama 20 (dua puluh) tahun dari tahun 2005-
2025. Oleh karena itu, periode pertama RPJPD di Kabupaten Sanggau merupakan RPJMD I.
Dalam periode RPJMD I tahun 2005-2010, RPJMD Kabupaten Sanggau hanya dapat dilakukan
terhitung sejak 2007-2009 yang ditetapkan dengan Peraturan Kepala Daerah. Sedangkan kurun
waktu tahun 2005-2007 arah pembangunan di Kabupaten Sanggau berpedoman pada Rencana
Strategis Daerah (Renstrada) periode yang sudah ditetapkan.
Berlandaskan pelaksanaan dan pencapaian pembangunan tahap sebelumnya, RPJMD I
diarahkan untuk mewujudkan masyarakat Kabupaten Sanggau yang sejahtera melalui
pembangunan pertanian yang berbasis agribisnis dan agroindustri serta kehidupan yang maju,
mandiri, aman, demokratis dan bermartabat.
Agenda pembangunan yang dilakukan diantaranya adalah menciptakan Kabupaten
Sanggau yang aman dan damai, adil dan demokratis serta meningkatkan kesejahteraan rakyat
yang lebih baik. Dalam rangka melaksanakan agenda tersebut, ditetapkan beberapa prioritas
pembangunan Kabupaten Sanggau yaitu: 1) Peningkatan pengamalan nilai-nilai agama,
peningkatan aksesibilitas dan kualitas pendidikan dan kesehatan; 2) Tingkat efisiensi dana
pembangunan (barang dan jasa) yang memberikan peningkatan produktivitas; 3) Perbaikan
kebijaksanaan ekonomi pembangunan; 4) Optimalisasi tingkat eksploitasi sumber daya alam; 5)
Perbaikan kondisi infrastruktur ekonomi percepatan diwilayah perdesaan dan kawasan
perbatasan negara; dan 6) Revitalisasi proses desentralisasi, otonomi daerah, supremasi hukum
dan HAM, dan peningkatan ketentraman dan ketertiban. Kabupaten Bengkulu Selatan yang
sejahtera ditandai dengan meningkatnya daya beli masyarakat sehingga berdampak positif pada
peningkatan kesejahteraan yang secara otomatis meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Pada
RPJMD I ini diharapkan dapat dicapai keunggulan dalam bidang pertanian sebagai titik awal
pengembangan agribisnis dan agroindustri.
dengan menekankan upaya penciptaan tata kelola pemerintahan yang baik, peningkatan kualitas
sumber daya manusia yang tangguh termasuk pengembangan kemampuan ilmu pengetahuan dan
teknologi serta penguatan daya saing perekonomian berbasis agroindustri.
Pada RPJMD II ini diharapkan kesejahteraan rakyat terus meningkat yang ditunjukkan
dengan membaiknya berbagai indikator pembangunan sumber daya manusia, antara lain
meningkatnya pendapatan per kapita; menurunnya angka kemiskinan dan tingkat pengangguran
sejalan dengan pertumbuhan ekonomi yang berkualitas disertai dengan meningkatnya pendidikan
masyarakat; meningkatnya derajat kesehatan masyarakat; meningkatnya kesetaraan gender;
meningkatnya kesejahteraan, perlindungan dan tumbuh kembang anak.
Daya saing perekonomian meningkat melalui penguatan sektor pertanian berbasis
agroindustri, peningkatan pembangunan sektor perikanan dan sumber daya alam lainnya sesuai
dengan potensi daerah secara terpadu serta meningkatnya pengembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi; penyediaan infrastruktur dasar yang lebih memadai; penataan kelembagaan ekonomi
yang baik. Selain itu penguatan daya saing perekonomian juga didorong oleh berkembangnya
sektor jasa dan perdagangan, serta pariwisata. Pembukaan dan penguatan peluang investasi di
daerah semakin diperluas sebagai faktor pendorong bergerak majunya perekonomian menuju
perekonomian yang stabil dan maju, keterpihakan pembangunan perdesaan dan kawasan
perbatasan.
Pembangunan bidang pemerintahan difokuskan pada peningkatan sistem birokrasi
menuju tata kelola pemerintahan yang baik dan bersih dengan menekankan kepada peningkatan
profesionalisme, produktivitas dan akuntabilitas pemerintah daerah. Indikasi pembangunan ke
arah tata kelola pemerintahan yang baik ditandai dengan meningkatnya kompetensi aparatur,
meningkatnya layanan informasi publik, tertatanya kelembagaan sesuai dengan kebutuhan
pelayanan kepada masyarakat, terselenggaranya pemerintahan yang bebas KKN, meningkatnya
partisipasi masyarakat dalam proses pembangunan serta meningkatnya ketentraman dan
ketertiban. Pembangunan bidang tata ruang difokuskan pada sinkronisasi rencana tata ruang
melalui penyusunan dokumen rencana tata ruang wilayah (RTRW) pengembangan wilayah yang
berpotensi dilakukan pemekaran wilayah dan sosialisasi rencana tata ruang sehingga ke
depannya pembangunan yang dilakukan tetap mengedepankan dan menjamin keserasian serta
keselarasan dengan lingkungan.
Sesuai dengan hasil implementasi, pencapaian dan sebagai keberlanjutan RPJMD ke-3,
RPJMD ke-4 ditujukan untuk lebih memantapkan pembangunan secara menyeluruh,
mewujudkan masyarakat yang maju, mandiri, adil dan makmur melalui percepatan pembangunan
di berbagai bidang dengan menekankan terbangunnya struktur perekonomian yang kokoh
berlandaskan keunggulan kompetitif di berbagai daerah kecamatan dalam wilayah Kabupaten
Sanggau yang didukung oleh SDM berkualitas dan berdaya saing. Kelembagaan politik dan
hukum telah tercipta ditandai dengan terwujudnya konsolidasi demokrasi yang kokoh dalam
berbagai aspek kehidupan politik serta supremasi hukum; terciptanya rasa aman dan adil bagi
masyarakat. Pembangunan pendidikan dilakukan sebagai kelanjutan program pembangunan
pada tahap sebelumnya dengan terus meningkatkan pembangunan pendidikan anak usia dini
untuk mendukung keberlanjutan program pendidikan dasar 9 tahun; peningkatan sarana dan
meningkatkan peran media komunikasi dan informasi untuk mempermudah akses masyarakat
dalam memperoleh informasi baik untuk kegiatan pertanian, perdagangan, pendidikan, kesehatan
dan informasi lainnya. Pembangunan bidang penataan ruang diarahkan dalam rangka
terwujudnya konsistensi antara perencanaann, pemanfaatan dan pengendalian ruang. Pengelolaan
lingkungan hidup merupakan capaian perwujudan kelestarian lingkungan hidup dan terciptanya
keseimbangan antara daya dukung dan daya tampung lingkungan melalui partisipasi stakeholders
dan penegakan aturan. Pada tahap ini, diharapkan Kabupaten Sanggau sudah berkembang
menjadi daerah yang maju dengan tingkat kesejahteraan yang cukup tinggi, dan pada tahun 2025
yang merupakan tahun terakhir RPJPD dan RPJMD ke-4 Kabupaten Sanggau, sebagai masa
penyelesaian atas perencanaan pembangunan sebelumnya, evaluasi berdasarkan pelaksanaan
pencapaian perencanaan tahun sebelumnya sebagai masa persiapan keberlanjutan RPJMD dan
RPJPD tahap berikutnya.
BAB VI
KAIDAH PELAKSANAAN
dan kegiatannya serta mengawasi pelaksanaannya sampai dengan tahun 2025 yang akan
datang.
5. Pemerintah Kabupaten Sanggau melakukan pengendalian dan evaluasi pelaksanaan dokumen
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Sanggau Tahun 2005 – 2025.