Anda di halaman 1dari 5

JKK, Tahun 2016, Vol 5(4), halaman 74-78 ISSN 2303-1077

EKSTRAK METANOL BUAH LAKUM (Cayratia trifolia (L.) Domin)


SEBAGAI INDIKATOR ALAMI PADA TITRASI BASA KUAT ASAM KUAT

Fitri Apriani1*, Nora Idiawati1, Lia Destiarti1


1
Program Studi Kimia, Fakultas MIPA, Universitas Tanjungpura
Jl. Prof. Dr. H. Hadari Nawawi, Pontianak, 78124
*
email: fitriapriani9104@yahoo.co.id

ABSTRAK
Buah lakum mengandung pigmen antosianin yang peka terhadap derajat keasaman (pH).
Kandungan tersebut membuat buah lakum memiliki potensi besar untuk dimanfaatkan sebagai
indikator alami dalam proses titrasi basa kuat-asam kuat. Ekstraksi pigmen antosianin buah
lakum dilakukan dengan metode maserasi menggunakan pelarut metanol. Ekstrak yang
diperoleh kemudian digunakan sebagai indiaktor alami pada titrasi basa kuat-asam kuat. Data
yang diperoleh dari hasil titrasi divalidasi dengan hasil titrasi yang dilakukan menggunakan
indikator sintetis. Indikator sintetis yang digunakan sebagai pembanding dalam penelitian ini
yaitu indikator fenolftalein (pp). Hasil yang diperoleh pada titrasi basa kuat-asam kuat
menggunakan ekstrak metanol buah lakum mempunyai rentang pH sebesar 9,81-4,25
menunjukkan perubahan warna yang tajam dengan nilai standar deviasi (SD) yaitu 0,141.
Penggunaan indikator fenolftalein (pp) sebagai pembanding menunjukkan reentang pH yaitu
9,83-4,20 dengan nilai SD sebesar 0,036. Hal ini menunjukkan bahwa ekstrak metanol buah
lakum layak dijadikan sebagai alternatif pengganti indikator sintetis dalam proses titrasi basa
kuat-asam kuat.

Kata Kunci: buah lakum, ekstrak metanol buah lakum, indikator, pH, titrasi basa kuat-
asam kuat

PENDAHULUAN menghasilkan warna dapat digunakan


sebagai indikator alami karena dapat
Indikator merupakan suatu senyawa
berubah warna pada suasana asam
kompleks yang dapat bereaksi dengan
ataupun basa.
asam maupun basa dengan adanya
Salah satu tumbuhan yang berpotensi
perubahan warna sesuai dengan
sebagai penghasil zat warna adalah buah
konsentrasi ion hidrogen melalui proses
lakum (Cayratia trifolia (L.) Domin) yang
titrasi. Indikator yang digunakan pada titrasi
sudah matang dengan warna ungu
basa kuat-asam kuat biasanya berupa
kehitaman (Yeo et al., 2012., Neliyanti dan
indikator sintetis, misalnya indikator
Idiawati, 2014). Menurut Widhiana, dkk.,
fenolftalein (pp). Indikator ini merupakan
(2012), buah lakum yang telah matang
indikator sintetis yang dijual di pasaran
mengandung senyawa flavonoid dan
dengan harga yang relatif mahal, dapat
pigmen antosianin, alkaloid dan saponin.
menyebabkan polusi kimia, ketersediaan
Pigmen antosianin ini merupakan penghasil
yang terbatas dan biaya produksi yang
zat warna pada tumbuhan (Pratama, 2013)
tinggi (Nuryanti, dkk., 2010).
dan sangat peka terhadap derajat
Selain indikator sintetis, telah
keasaman (pH) serta panas (ArifKhan,
ditemukan indikator dari bahan alami
2011). Tumbuhan lakum ini mempunyai
misalnya dari bunga blood leaf atau daun
buah seperti buah anggur (Vitis venifera)
darah (Iresine herbstii), buah Opuntia ficus
dengan warna hijau dan berubah menjadi
indica (L.), tanaman bunga sepatu (Hibiscus
ungu kehitaman apabila telah matang
rosa sinensis L) dan daun perahu adam
seperti yang terlihat pada Gambar 1.
hawa (Rhoeo discolor) (Cababat, 2014.,
Suva, 2014., Nuryanti, dkk., 2010.,
Padmaningrum, 2011). Menurut Marwati
(2010), hampir semua jenis tumbuhan yang

74
JKK, Tahun 2016, Vol 5(4), halaman 74-78 ISSN 2303-1077

dan diblender, kemudian dimaserasi


menggunakan pelarut metanol pada suhu
kamar. Pelarut metanol yang digunakan
untuk maserasi sebanyak 3L. Maserasi
dilakukan selama 3 hari, setiap 24 jam
pelarut diganti dan dilakukan pengadukan
sesering mungkin. Ekstrak disaring agar
Gambar 1. Buah Lakum diperoleh filtrat yang terpisah dengan
residu, selanjutnya filtrat dipekatkan
Sejauh ini belum ditemukan aplikasi menggunakan evaporator.
penelitian mengenai buah lakum dapat
digunakan sebagai indikator alami dalam Titrasi Basa Kuat dengan Asam Kuat
proses titrasi basa kuat-asam kuat. Hal Larutan NaOH sebanyak 15 mL yang
inilah yang mendasari dilakukannya sudah distandarisasi dengan H2C2O4.2H2O
penelitian ini. Pada penelitian ini akan 0,2 M dimasukkan dalam erlenmeyer,
dilakukan uji ekstrak metanol buah lakum kemudian ditambah beberapa tetes ekstrak
(Cayratia trifolia (L.) Domin) sebagai metanol buah lakum sampai larutan
indikator alami dalam titrasi basa kuat-asam berubah warna dan diukur pH-nya.
kuat. Selanjutnya dititrasi dengan larutan HCl 0,1
Penggujian terhadap ekstrak metanol M sampai terjadi perubahan warna. Titrasi
buah lakum pada titrasi basa kuat-asam dilakukan sebanyak 3 kali dan dicatat
kuat dilakukan untuk melihat rentang pH. volume larutan HCl 0,1 M yang diperlukan
Rentang pH dapat dilihat pada saat terjadi kemudian diukur pH yang dihasilkan.
perubahan pH secara signifikan yang Pengukuran pH ini untuk melihat rentang
ditandai dengan adanya perubahan warna pH yang dihasilkan terhadap volume larutan
pada titrat. Evaluasi dilakukan dengan HCl yang diperlukan. Penelitian yang sama
menggunakan indikator pembanding yaitu dilakukan dengan menggantikan ekstrak
indikator fenolftalein (pp). metanol buah lakum dengan indikator
fenolftalein (pp) sebagai indikator
METODOLOGI PENELITIAN pembanding. Sedangkan untuk melihat
besar kecilnya penyimpangan yang terjadi
Alat dan Bahan pada penggunaan indikator dilihat dari
Alat-alat yang digunakan dalam perbandingan antara standar deviasi (SD)
penelitian ini adalah pipet volume, pipet ekstrak metanol buah lakum dengan
tetes, erlenmeyer, spatula, batang indikator fenolftalein (pp) terhadap volume
pengaduk, botol vial, beaker, kaca arloji, titran yang digunakan.
labu ukur, bulp, statif dan buret, pH meter,
kertas saring, neraca analitik, rotary Penentuan Standar Deviasi Ekstrak
evaporator, blender dan wadah kaca untuk Metanol Buah Lakum sebagai Indikator
maserasi sampel. Alami dalam Titrasi Asam Basa
Sampel yang digunakan yaitu buah Penentuan standar deviasi ekstrak
lakum yang sudah matang dari Kecamatan metanol buah lakum sebagai indikator alami
Jawai Selatan, Kalimantan Barat. Bahan- dilakukan untuk melihat ketepatan suatu
bahan yang digunakan meliputi akuades pengukuran besar kecilnya penyimpangan
(H2O), metanol (CH3OH) teknis, asam yang terjadi. Standar deviasi (SD) dilakukan
klorida (HCl) p.a merck, natrium hidroksida dari hasil pencatatan volume titran yang
(NaOH), asam oksalat dihidrat diperoleh dari proses titrasi berulang.
(H2C2O4.2H2O), dan indikator fenolftalein Standar deviasi yang dihasilkan mendekati
(pp). nol dikatakan mempunyai nilai kecermatan
yang tinggi pada proses titrasi berulang
Prosedur Penelitian (Marwati, 2010). Adapun ketetapan standar
Preparasi Ekstrak Metanol Buah Lakum deviasi yang digunakan yaitu:
(Ridho, 2013)
Sampel buah lakum segar yang sudah
matang dibersihkan dan dicuci dengan
akuades, ditimbang sebanyak 1000 gram

75
JKK, Tahun 2016, Vol 5(4), halaman 74-78 ISSN 2303-1077

kuat dan ion OH- telah dinetralkan oleh ion


S=√ H+ dari HCl. Nilai standar deviasi (SD) yang
diperoleh dengan menggunakan ekstrak
Keterangan: metanol buah lakum yaitu 0,141. Penentuan
ӯ: = rata-rata volume titran yang nilai standar deviasi ini dilakukan untuk
diperoleh melihat ketepatan dan keakuratan hasil
yi = jumlah data ke-i yang diperoleh pada setiap penambahan
n = jumlah data volume titran. Kurva yang terbentuk dapat
diamati pada Gambar 2.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Preparasi Ekstrak Metanol Buah Lakum 15 Rentang pH
Proses ekstraksi dilakukan selama 72 9,81-4,25
jam dengan cara maserasi, setiap 24 jam 10
dilakukan pergantian pelarut dan dilakukan
pengadukan sesering mungkin untuk 5
mengeluarkan zat aktif yang terdapat pada
0
sampel buah lakum sehingga ekstraksi lebih
0 10 20
maksimal. Proses pengadukan juga akan Volume
mempercepat proses ekstraksi dan
memperbanyak hasil ekstraksi yang Gambar 2. Kurva Titrasi NaOH Terhadap
disebabkan oleh adanya kontak antara Volume HCl dengan
pelarut dan sampel (Adryani, 2015). Ekstrak Menggunakan Ekstrak Metanol
kasar yang diperoleh disaring hingga Buah Lakum
diperoleh filtrat berwarna merah lembayung,
kemudian dievaporasi untuk memisahkan Indikator fenolftalein (pp) digunakan
pelarut dan pigmen antosianin. Proses sebagai indikator pembanding dalam proses
evaporasi ini menggunakan suhu 40 0C agar titrasi basa kuat-asam kuat, hasil yang
pigmen antosianin tidak mengalami diperoleh menunjukkan rentang pH yaitu
kerusakan yang diakibatkan oleh proses 9,83-4,20 dengan warna merah muda
pemanasan pada saat evaporasi. Ekstrak menjadi tidak berwarna. Nilai standar
kental hasil evaporasi yang diperoleh yaitu deviasi (SD) yang diperoleh sebesar 0,036.
sebanyak 4,3 %b/b. Hasil evaporasi Tidak ada perbedaan yang signifikan antara
tersebut akan digunakan sebagai indikator rentang pH pada penggunaan ekstrak
alami dalam titrasi asam-basa. metanol buah lakum dan indikator
fenolftalein (pp) sebagai indikator
Titrasi Basa Kuat dengan Asam Kuat pembanding, tetapi nilai standar deviasi
Ekstrak buah lakum yang telah kental (SD) yang diperoleh mempunyai perbedaan
dijadikan sebagai indikator alami dalam yang cukup jauh. Meskipun demikian,
proses titrasi basa kuat-asam kuat. Hal ini penggunaan ekstrak metanol buah lakum
dikarenakan ekstrak buah lakum masih dikatakan layak digunakan karena
mengandung pigmen antosianin yang nilai standar deviasi (SD) masih bisa
sangat peka terhadap kondisi lingkungan diterima apabila nilai tersebut kurang dari 5
dan juga derajat keasaman (pH) yang dapat (< 5) (Kusnandar, 2004). Berdasarkan hasil
mengalami kesetimbangan dengan yang diperoleh ekstrak metanol buah lakum
membentuk senyawa anhidrobase dapat dijadikan indikator alami dalam
(Nuryanti, dkk., 2010). Hasil yang diperoleh proses titrasi basa kuat-asam kuat sebagai
pada titrasi basa kuat-asam kuat dengan alternatif pengganti indikator sintetis. Kurva
menggunakan ekstrak metanol buah lakum yang terbentuk pada penggunaan indikator
menunjukkan rentang pH yaitu 9,81-4,25 fenolftalein (pp) dapat dilihat pada Gambar
dengan warna hijau kekuningan menjadi 3 dan hasil yang diperoleh pada titrasi basa
merah muda. Terbentuknya warna hijau kuat-asam kuat dapat diamati pada Tabel 1.
menunjukkan larutan berada pada kondisi
basa. Warna berubah menjadi merah muda
seiring terjadinya penurunan pH dengan
kata lain bertambahnya ion H+ dari asam

76
JKK, Tahun 2016, Vol 5(4), halaman 74-78 ISSN 2303-1077

15 Cordilleras, Baguio City Philippines,


Rentang pH J. of Scientific and Research
10 9,83-4,20 Publications, 4(10): 2250-3153.
Kusnandar, D., 2004, Metode Statistik dan
5 Aplikasinya dengan Minitab dan
Excel, Medyan Press, Yogyakarta.
0 Marwati, S., 2010, Aplikasi Beberapa
0 10 20 Ekstrak Bunga Berwarna sebagai
Indikator Alami pada Titrasi Asam
Volume Basa, Fakultas MIPA, Universitas
Negeri Yogyakarta (Makalah
Gambar 3. Kurva Titrasi NaOH Terhadap Seminar Nasional).
Volume HCl dengan Neliyanti dan Idiawati, N., 2014,Ekstraksi
Menggunakan Indikator dan Uji Stabilitas Zat Warna Alami
Fenolftalein (pp) dari Buah Lakum (Cayratia trifolia
(L.) Domin), J. Kimia Khatulistiwa, 3
Tabel 1. Kondisi Titrasi Basa Kuat-Asam (2): 30-37.
Kuat Nuryanti, S., Matsjeh, S., Anwar, C. dan
Titrasi Basa Kuat-Asam Kuat Raharjo, T.J., 2010, Indikator Titrasi
Ekstrak Metanol Indikator Asam-Basa dari Ekstrak Bunga
Buah Lakum Fenolftalein (pp)
Sepatu (Hibiscus rosa sinensis L),
Warna dan Warna dan
SD
pH
SD
pH
Agritech, 30 (3): 178-183.
Hijau- Merah Padmaningrum, R.T., 2011, Karakter
Merah Muda- Ekstrak Zat Warna Daun Rhoeo
0,141 0,036 Discolor sebagai Indikator Titrasi
Muda pH Bening pH
9,81-4,25 9,83-4,20 Asam Basa, Jurusan Pendidikan
*SD: Standar Deviasi Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam, Universitas
SIMPULAN Negeri Yogyakarta (Prosiding
Seminar Nasional Penelitian).
Berdasarkan hasil penelitian yang Pratama, Y., 2013, Pemanfaatan Ekstrak
telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa Daun Jati (Tectona grandis linn. F.
ekstrak metanol buah lakum dapat sebagai Indikator Titrasi Asam Basa,
digunakan sebagai alternatif pengganti Program Studi Kimia, Universitas
indikator sintetis khususnya indikator Negeri Semarang (Skripsi).
fenolftalein (pp) dalam proses titrasi basa Ridho, E.A., 2013, Uji Aktivitas Antioksidan
kuat-asam kuat. Ekstrak Metanol Buah Lakum
(Cayratia trifolia) dengan Metode
DAFTAR PUSTAKA DPPH (2,2-Difenil-1-Pikrilhidrazil),
Andryani, V., 2015, Pemanfaatan Program Studi Farmasi, Fakultas
Antosianin pada Ubi Jalar Ungu Kedokteran, Universitas
(Ipomoea batatas L.) sebagai Tanjungpura, Pontianak (Skripsi).
Indikator Asam Basa, Jurusan Kimia, Suva, M.A., 2014, Opuntia ficus indica (L.)
Fakultas Matematika dan Ilmu Fruit Extract as Natural Indicator in
Pengetahuan Alam, Universitas Acid-Base Titration, J.
Negeri Semarang (Skripsi). Pharmascitech, 3(2): 85-87.
ArifKhan, P.M. dan Farooqui, M., 2011, Widhiana, E.T., Fitriana, N., Neliyanti dan
Analytical Applications of Plant Anugrah, E.T, 2012, Skrining
Extract as Natural pH Indicator, J. Fitokimia dan Aktivitas Antioksidan
Advanced Scientific Research, 2(4): Buah Lakum (Vitis diffusa) dalam
20-27. Berbagai Fraksi Khas Kalimantan
Cababat. RA.P., 2014, Blood Leaf (Iresine Barat, Fakultas Matematika dan Ilmu
herbstii) Extract Used as an Indicator Pengetahuan Alam, Universitas
of Soil pH, Department of Natural Tanjungpura (Laporan Penelitian).
Sciences, Collage of Arts and
Sciences, University of the

77
JKK, Tahun 2016, Vol 5(4), halaman 74-78 ISSN 2303-1077

Yeo, C.K., Ang, W.F., Lok, A.F.S.L. and


Ong, K.H., 2012, Cayratia Juss,
(Vitaceae) of Singapore: With A
Special Note on Cayratia japonica
(Thunb), Gagnep, J. Nature In
Singapore, 5: 331-338.

78

Anda mungkin juga menyukai