Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM

MIKROBIOLOGI

ACARA VIII

BAKTERI PENGIKAT NITROGEN SECARA NON SIMBIOSI

Disusun Oleh :

Nama : Priskila Nitya Paramacanti

NPM : 1810401066

Kelompok :C

Asisten :1. Marcella Peni Puspita

2. Achmad Heru Triatmoko

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS TIDAR

2019
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Bakteri merupakan unsur yang paling banyak ditemukan di udara. Melimpahnya nitrogen
di udara sangat bermanfaat bagi tumbuhan, karena sebagian unsure essensial yang di
butuhkan tanaman adalah nitrogen dalam perkembangan vegetatifnya. Akan tetapi tanaman
tidak dapat mengambil nitrogen secara langsung di udara sehingga harus ada suatu perantara
untuk mengambil nitrogen yang berada di udara bagi tanaman. Karena itu bakterilah yang
dapat memfiksasi nitrogen. Hidup bakteri sendiri dapat menfiksasi nitrogen adalah yang
hidup di bawah tanah (bakteri non simbiosis) dan bakteri yang hidup bekerja sama dengan
tanaman kacang-kacangan.

Tanah merupakan media tanam yang utama dibutuhkan oleh tanaman. Di dalam tanah
banyaksekali bakteri yang dapat menfiksasi nitrogen tanpa harus bekerjasama dengan
tanaman. Bakteri inilah yang dinamakan golongan bakteri non simbiosis.

Dalam praktikum ini, akan dilakukan percobaan dan pengamatan. Tanah yang digunakan
antara lain tanah sawah, tanah tegal dan tanah lapang. Pada praktikum ini akan dilakukan
pengamatan pada tiap media, koloni bakteri yang terbentuk, jumlahnya dan warnanya.

1.2.Tujuan
1. Mahasiswa dapat mengisolasi dan mengamati bakteri pengikat nitrogen non
simbiosis.
2. Mahasiswa dapat memahami apa itu bakteri pengikat nitrogen non simbiosis.
BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

Nitrogen (N) merupakan unsur hara makro yang dibutuhkan dalam jumlah paling banyak oleh
tanaman, yang dapat memacu pertumbuhan dan perkembangan daun, cabang, dan produksi buah.
Nitrogen merupakan komponen dasar dalam sintesis protein, enzim, asam amino, asam nukleat, dan
bagian integral dari klorofil, yang juga berperan dalam mengontrol semua reaksi metabolisme di
dalam tanaman (Stefanelli et al. 2010, Subhan et al. 2009, Mathuis 2009).
Nitrogen yang terdapat di tanah sedikit, sedangkan yang diangkut tanaman berupa
panen setiap tahun cukup besar. Disamping itu, senyawa nitrogen anorganik mudah larut dan
mudah hilang dalam air drainase/irigasi atau menguap ke atmosfer. Jika unsur N terdapat
dalam keadaan kurang, maka pertumbuhan dan produksi tanaman akan terganggu. Masalah
ini dapat diatasi antara lain dengan pemupukan (Armadi , 2009).
Bakteri Rhizoma merupakan mikroba yang mampu mengikat nitrogen bebas yang
berada di udara menjadi ammonia (NH3) yang akan diubah menjadi asam amino yang
selanjutnya menjadi senyawa nitrogen yang diperlukan tanaman untuk tumbuh dan
berkembang, sedangkan Rhizoma sendiri memperoleh karbohidrat sebagai sumber energi dari
tanaman inang (Prayitno, 2009).
Bakteri adalah kelompok organisme yang tidak memiliki membran inti sel dan berukuran
sangat kecil (mikroskopik), serta memiliki peran besar dalam kehidupan di bumi. Beberapa kelompok
bakteri dapat memberikan manfaat maupun sumber penyakit dibidang pangan. Banyak klasifikasi dari
bakteri, salah satunya adalah bakteri enterik patogen yang banyak menyebabkan penyakit saluran
cerna pada manusia Lebih dari 80% bakteri perusak pada makanan disebabkan oleh bakteri enterik
patogen (Madigan, 2009).
Karakteristik bakteri yang hidup di tanah diantaranya mampu membentuk spora, berbentuk
batang, kokus dan vibrio. Contoh bakteri tanah yaitu Azotobacter chroococum merupakan bakteri
yang mengikat nitrogen dalam keadaan aerob (Lestari dan Triasih, 2017).Bakteri Azotobacteradalah
bakteri yang mengubah nitrogen di udara bebas menjadi nitrat (fiksasi nitrogen) (Tim Guru Eduka,
2015). Bakteri ini yang bersimbiosis mutualisme dengan akar tanaman. Bakteri ini berfungsi untuk
mengikat nitrogen bebas dari udara. Bakteri azotobacter juga berjasa dalam menyediakan nitrogen
untuk kebutuhan tanaman (Pamata, 2010).
Rhizobium berasal dari dua kata yaitu Rhizo yang artinya akar dan bios yang berarti
hidup. Rhizobium adalah bakteri yang bersifat aerob, bentuk batang, koloninya berwarna
putih berbentuk sirkulasi, merupakan penghambat nitrogen yang hidup di dalam tanah dan
berasosiasi simbiotik dengan selakar legume, bersifat host spesifik satu spesies Rhizobium
cenderung membentuk nodul akar pada satu spesies tanaman legume saja. Bakteri Rhizobium
adalah organotrof, aerob, tidak berspora, pleomorf, gram negatif dan berbentuk batang.
Bakteri rhizobium mudah tumbuh dalam medium pembiakan organik khususnya yang
mengandung ragi atau kentang. Pada suhu kamar dan pH 7,0 – 7,2. (Israwan dkk, 2015)
BAB 3

METODE PRAKTIKUM

3.1. Waktu dan Tempat

Praktikum dengan judul acara bakteri pengikat nitrogen non simbiosis kali ini dilaksanakan
pada tanggal 30 Oktober 2019 pukul 18.15 WIB sampai 20.15 WIB di ruang P202 Laboraturium
Fakultas Pertanian Universitas Tidar.

3.2. Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan pada praktikum kali ini antara lain tanah pengikat N
seperti tanah sawah, tanah tegal, tanah lapangan. Kemudian alat yang digunakan antara
lain tepung kanji, aquadest steril, cawan petri steril 2 buah, mortal dengan alu steril, gelas
benda, dan jarum ose.

3.3. Langkah Kerja


3.3.1 Tanah Lapangan
Mengambil tanah lapangan kemudian menimbangnya sebanyak 100 gram. Kemudian
menghaluskannya dengan mortal dan alu. Setelah lembut, menambah aquades secukupnya. Tanah
dibuat seperti pasta, lalu masukkan kedalam cawan petri dan beri plastik warp.
Menimbang tanah sebanyak 100 gram. Menumbuknya sampai halus. Kemudian menimbang
tepung kanji sebanyak 3 gram dan memasukannya pada tanah yang telah halus. Menambah
aquades lalu mengadukan hingga menjadi pasta. Selanjutnya masukkan ke dalam cawan petri.
Menuntup cawan petri kemudian menutup dengan plastik wrap. Mengamati bakteri yang tumbuh.
3.3.2 Tanah Sawah
Mengambil tanah sawah menimbangnya sebanyak 100 gram. Kemudian menghaluskannya
dengan mortal dan alu. Setelah lembut, menambah aquades secukupnya. Tanah dibuat seperti
pasta, lalu masukkan kedalam cawan petri dan beri plastik warp.
Menimbang tanah sebanyak 100 gram lagi. Menumbuknya sampai halus. Kemudian
menimbang tepung kanji sebanyak 3 gram dan memasukannya pada tanah yang telah halus.
Menambah aquades lalu mengadukan hingga menjadi pasta. Selanjutnya masukkan ke dalam
cawan petri. Menuntup cawan petri kemudian beri plastik wrap. Mengamati bakteri yang tumbuh.
3.3.3. Tanah Tegal
Mengambil tanah tegal menimbangnya sebanyak 100 gram. Kemudian menghaluskannya
dengan mortal dan alu. Setelah lembut, menambah aquades secukupnya. Tanah dibuat seperti
pasta, lalu masukkan kedalam cawan petri dan diberi plastik warp.
Menimbang tanah sebanyak 100 gram lagi. Menumbuknya sampai halus. Kemudian
menimbang tepung kanji sebanyak 3 gram dan memasukannya pada tanah yang telah halus.
Menambah aquades lalu mengadukan hingga menjadi pasta. Selanjutnya masukkan ke dalam
cawan petri. Menuntup cawan petri kemudian mengewarp. Mengamati bakteri yang tumbuh.
BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil
JenJenis Tanah Tanah Sawah Tanah Tegal Tanah Lapangan

Tanah
Kontrol

Tanah +
Kanji

4.2. Pembahasan

4.2.1. Bakteri non simbiosis

Bakteri non simbiosis bisasanya ditemukan dalam bakteri Azotobacter. Azotobacter adalah
bakteri yang mengubah nitrogen di udara bebas menjadi nitrat (fiksasi nitrogen) (Tim Guru Eduka,
2015). Bakteri ini yang bersimbiosis mutualisme dengan akar tanaman. Bakteri ini berfungsi untuk
mengikat nitrogen bebas dari udara. Bakteri azotobacter juga berjasa dalam menyediakan nitrogen
untuk kebutuhan tanaman (Pamata, 2010).
4.2.2. Bakteri yang muncul pada tiap tanah (koloni dan warna)

Pada praktikum ini, dilakukan percobaan dengan menggunakan sampel tanah dari beberapa
tempat. Tanah tegal, tanah sawah dan tanah lapangan akan diubah kedalam bentuk pasta kemudian
ditambahkan tepung kanji. Sedangkan tanah berbenyuk pasta tanpa tambahan kanji akan menjadi
kontrol. Dalam percobaan tersebut akan diamati jumlah, warna dan bakteri yang muncul.
Tanah Sawah Tanah Tegal Tanah Lapang
Kontrol Kanji Kontrol Kanji Kontrol Kanji
Jumlah - 2 - 6 1 22
Koloni
Hitam
Warna - Putih - Putih Putih kecoklata
n
Tak Dominan
Bentuk - Bulat - Elips
beraturan bulat
Dari hasil pengamatan yang dilakukan dapat dilihat bahwa, pada tanah sawah terdapat 2
koloni bakteri berwarna putih dan berbentuk bulat pada tanah yang ditambahkan kanji. Sedangkan
pada tanah kontrol tidak terdapat koloni jamur. Pada tanah tegal terdapat 6 koloni jamur berwarna
putih dan bentuknya tidak beraturan, sedangkan tidak terdapat koloni jamur pada tanah kontrol. Pada
tanah lapang, terdapat 1 koloni jamur berwarna putih dan berbentuk elips pada tanah kontrol.
Sedangkan pada tanah yang ditambahkan kanji terdapat 22 koloni bakteri dengan warna hitam
kecoklatan dan bentuknya dominan bulat.

4.2.3. Perbedaan bakteri yang muncul pada tiap tanah.

Pembeda Tanah Sawah Tanah Tegal Tanah Lapangan


Warna Putih Putih Hitam Kecoklatan
Bentuk Bulat Tidak Beraturan Elips dan bulat
BAB 5

KESIMPULAN

Setelah melakukan percobaan dapat diambil kesimpulan bahwa koloni bakteri lebih banyak
terbentuk pada tanah yang ditambahkan kanji. Khusus untuk kontrol pada tanah sawah koloni bakteri
dapat terbentuk. Bakteri yang terdapat pada tiap tanah juga memiliki jumlah, bentuk dan warna yang
berbeda. Pada percobaan dari sampel tanah tegal, sawah, dan lapangan bakteri dapat hidup
dan membentuk koloni bakteri yang dapat menambat nitrogen di udara sehingga dapat
memenuhi kebutuhan nitrogen bagi tanaman.
DAFTAR PUSTAKA

Israwan, Ratna Fadhilah, dkk. 2015.Eksplorasi Bakteri Pemfiksasi Nitrogen Non Simbiotik
Penghasil II A dan Pelarut Fosfat Asal Rhizosfer Tanaman Apel Kota Batu, Jawa
Timur. Malang :JurnalBiotropika Vol. 3 No. 2.
Lestari, Purwaning Budi dan Triasih Wahyu Hartati. 2017. Mikrobiologi Berbasis Inkuiry. Malang:
Gunung Samudera.

Maathuis, FJM 2009.“Physiological functions of mineral macronutrients”. Jounal Plant Biol. no. 12,
pp. 250-58.
Madigan, M.T., J.M. Martinko, and J. Parker. 2009. Biology of Microorganisms. (edisi kedua belas).
New York: Prentice Hall International.
Pamata, Ayub S. 2010. Meningkatkan Hasil Panen dengan Pupuk Organik. Jakarta: Agromedia
Pustaka.
Stefanelli, D, Goodwin, I, & Jones, R. 2010.“Minimal nitrogen and water use in horticulture: Effects
on quality and content of selected nutrients”. Food Research International. no. 43, pp. 1833-
43.
Tim Guru Eduka. 2015. Mega Book Pelajaran SMA/MA IPA Kelas X, XI, & XII. Jakarta Selatan :
Cmedia.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai